Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Mendung Menggantung di Ambang Cinta

Wah lagi2 cerita menarik mirip novel dari suhu @Elkintong ..
Ijin bangun tenda di mari suhu..
Apakah bakalan ada POV dari Tirta suhu?
Ditunggu update cerita berikutnya suhu..
 
PART XII

JALAN YANG MULAI BERGELOMBANG


Dengan mulainya pelayanan di gereja yang baru ini membuat Joanes harus bisa mengatur waktunya, meski banyaknya waktu dia untuk pelayanan di hari sabtu dan minggu. Hari sabtu biasanya untuk latihan, dan hari minggu baru dia pelayanan.

Sayangnya dia semakin tenggelam dengan situasi yang dia buat sendiri. Dari awal dia mengaku bahwa dia pengangguran, dan tidak ada keluarga di Jakarta, serta kost di daerah Jatisari, mau tidak mau dia pun harus hafal dan tahu bahwa dia kost atau tinggal disana.

Selain memang sosoknya yang suka menyendiri dan ingin jauh dari spotlight dan sorotan, Joanes juga menikmati kondisinya saat ini. Dengan demikian dia bisa bebas kemana, tidak disoroti atau dikenali orang, dia merasa nyaman dengan kondisinya seperti ini.

Di perusahaannya orang-orang tahunya nama dia adalah Leader atau JEF yang kependekan dari nama aslinya Joanes Emmanuel Frederik. Nama panjangnya hanya sedikit orang yang tahu, bahkan level manager dan GM di grup usahanya dia pun nyaris tidak tahu nama aslinya, bahkan tidak pernah bertemu secara langsung dengannya.

Setiap meeting online, hanya suaranya yang terdengar itupun jika dia harus bicara, wajahnya selalu blank alias tidak diaktifkan kameranya. Kecuali investor lama atau rekanan lama, rekanan baru atau relasi yang baru hampir tidak pernah mengenal dirinya. Semua entitas usaha baru bukan atas nama dia secara legal di pendaftaran perusahaan, meskipun dia adalah pemiliknya, namun set up company yang disusun membuat namanya tidak pernah muncul.

Atas saran Hadi, dia lalu menggunakan satu unit rumah type 120 di Spica Resident. Ada 6 unit rumah type yang sama, dua unit diminta untuk tidak dijual atau dibeli oleh Joanes sendiri. Satu unit kemudian ditempati olehnya jika dia ke pelayanan atau ada latihan.

Dia juga memilih satu unit motor Yamaha Aerox untuk kegaiatannya mondar mandir. Tidak lucu jika dia bawa mobil sedangkan dia baru juga mengaku mulai kerja sebulan lalu. Jadi dia diantar hingga depan perumahaan oleh sopirnya, lalu dia masuk dan mengganti dengan motornya untuk jalan ke gereja.

Hari sabtu kali ini mereka akan ibadah komsel di rumahnya Aby. Dan kebetulan karena Joanes bisa hadir, maka dia pun datang. Seperti yang diduga sambutan basa basi dari Lily terlihat sekali. Hal tersebut pun yang membuat dia agak merasa tidak nyaman saat diminta memberi kesaksian, dia memilih diam dan hanya tersenyum meski didesak desak untuk bersaksi.

Dan seperti biasa, ada aja celetukan dari teman-temannya meledek dia. Mereka sepertinya tahu bahwa Lily memang kurang suka Aby dengan Joanes, maka keusilan mereka ditanggapi serius oleh ibunya Aby yang kebetulan ikut mendampingi ibadah komsel mereka.

Aby benar-benar tidak enak hati mendengarnya. Apalagi saat mamanya mengatakan bahwa standarnya tinggi untuk calon mantu. Astaga Mama suka ngga tahu diri terkadang kalau bicara, demikian hati Abigael membathin. Dia juga merasa tidak enak hati melihat Joanes yang diam dan tidak banyak bicara sepanjang ibadah, mungkin dia merasa tertekan. Ingin rasanya Aby bilang bahwa Joanes sekarang sudah kerja, bukan pengangguran lagi. Namun dia melihat sorot mata Joanes seperti memintanya untuk mendiamkan saja.

Sementara itu, sebuah pesan masuk ke whatsappnya. Dia pura-pura keluar sebentar dan menegcek pesan yang masuk di iphonenya. Ternyata pihak Lloyd Warwick, perusahaan Loss dan Adjuster di Inggris yang ingin bekerja sama membuka cabang di Indonesia meminta agar Senin diadakan pertemuan dengan direksinya. Artinya penerbangan yang tepat baginya ialah malam ini atau subuh pukul 00.40 dengan Emirates.

Joanes mengkonfirmasi ke Ayu untuk OK dengan penerbangan tersebut. Untung pakaiannya sudah dia siapkan dari beberapa hari yang lalu. Dia lalu meminta Pak Darwin untuk menjemputnya pukul 21.00 di dekat perumahannya Aby.

Aby lalu menghampirinya, menawarkan roti buatannya.

“abang ngga makan?” tanya Aby

“ngga…. tadi sebelum kesini sudah makan…” tolaknya halus

Aby terdiam, dia tahu Joanes agak tersinggung karena tadi sempat diledekin teman-temannya. Dia juga tahu Joanes agak menjaga jarak dengan teman-teman sesama imam musik.

“enak khan?”

“enak….lembut rotinya….”

“beneran?”

“iya…”

“aku buat sendiri Bang….”

Joanes kaget, ternyata selain nyanyi Aby punya bakat buat kue yang enak

“jujur….enak banget…..”

“makasih Bang…..”

Percakapan mereka tidak lepas dari ekor mata Lily. Dia terlihat kurang senang dengan Joanes. Sebenarnya teman-teman di Imana musik tidak semua sinis terhadap Joanes, apalagi yang cewek-cewek atau ibu-ibu, dan beberapa pria. Namun karena Felix selaku koordinator terlihat tidak nyaman dengan Joanes, mereka jadi ikut-ikutan, karena mereka tahu jika kurang sreg dengan Felix, bisa-bisa lokasi pelayanan akan dilempar ke gereja ranting.

Whatsapp dari Pak Darwin menyampaikan bahwa dia sudah di depan ruko-ruko perumahan Aby tinggal.

Tidak lama kemudian pada pamitan untuk pulang karena ibadah sudah selesai.

“Joanes ngga mau pulang?” ledek Bagus yang sering banget memang usil

“iya nih….” ledek yang lain juga

Joanes hanya tersenyum

Setelah hampir semua pulang, Aby lalu membungkus roti buat Joanes

“buat di kost an…” ujar Aby sambil senyum

Joanes menganggukan kepalanya

“ehhh….By…..”

“ya Bang….”

Joanes agak bingung

“aku minta tolong boleh?”

“bolehah….abang mo minta tolong apa?”

“hmmmmm…. malam ini aku disuruh Boss terbang… jadi nanti dari sini aku langsung ke workshop, ambil koper trus ke bandara…..”

Aby bingung

“trus…apa yang bisa Aby tolong??”

“hmmmm…. aku titip motor boleh ngga?”

Aby tertawa, kirain dia Joanes mau minta tolong apa

“boleh Bang….”

“iya….aku pesan grab dari sini aja….”

“boleh Bang….”

Joanes lalu menyerahkan kunci motor dan STNKnya ke Aby

“nanti Aby pakai aja ngga apa-apa….”

“aby yang pakai?”

“iya…”

“takut…nanti rusak ah…”

“ngga apa-apa…pakai aja…” kata Joanes

“ya sudah kalo boleh…..” senyum Aby ke Joanes terlihat manis sekali

Tidak lama grab bikenya Joanes datang. Dia lalu pamitan dengan keluarga Abigael, dan hanya Samuel dan Yemima yang keluar, Lily sudah dikamar. Joanes langsung naik motornya dan berlalu, meninggalkan Aby yang agak kurang enak hatinya melihat perlakuan Mamanya ke Joanes.

“udah balik?”

Abigael diam saja

“mama ngga mau yah….kamu jalan sama laki-laki yang ngga jelas…..” tegas Lily

“jalan dimana sih Ma?”

“eh mama itu bisa lihat gelagat kamu….”

Abigael hanya terdiam dan malas meladeni Lily

“ih Mama apaan sih…. masa berteman ngga boleh….satu pelayanan juga…” timpal Yemima.

“eh, kamu pikir mama ngga bisa lihat…..”

“udah ah….lagian malu Ma… ngga ada apa-apa tapi mama nuduhnya yang ngga - ngga…”

“mama wanti-wanti….karena gelagatnya berbeda….”

“Lagian mama… belum tentu juga kali dia mau ama kaka…. mama udah nuduh gitu…” ujar Yemima lagi

“kamu ngga tau apa-apa, mamamu ini pernah muda…..”

Abigael segera ke dapur dan mencuci semua piring dan gelas bekas tamu-tamu tadi. Dia diam aja melihat mamanya yang agak nyinyir ke Joanes. Dia suka malu dengan gaya dan kata-kata Mama. Iya kalau benar, kalau tidak kan malu hati dirinya.

“itu motor siapa?” tanya Mama lagi

“motornya Joanes….”

“kok ditinggal?”

“dia mau ke bandara, makanya langsung ke workshop ngga pulang lagi….”

“beneran motornya dia itu?” selidik Lily

Aduh, mama kok segini banget yah, bathin Abigael

“iya Ma….”

“awas aja nanti debt collector datang kesini….” ujarnya sinis sambil masuk kamar.

Abigael hanya mendesah dengan nafas berat. Samuel yang melihat anaknya jadi jatuh kasihan. Tidak seharusnya Aby mendapat perlakuan seperti ini, memang anak pertamanya ini seperti suka dibedakan dibanding Yemima yang agak berani atau Alfred si bontot kesayangannya Lily. Padahal Abigail lah bisa dibilang tulang punggung mereka dirumah ini, tapi dia seperti diperas tenaganya dan terkadang Lily tidak mau tahu anaknya harus ada uang jika mereka perlu. Dia sebagai kepala keluarga jadi suka malu, tapi tidak mampu berkata apa-apa, karena memang kondisinya juga seperti ini keadaannya.



*******************

Komunikasi antara Joanes dan Abigael kini banyak lewat whatsapp. Aby tahunya Joanes ada di Batam. Untung dia tidak tahu kalau pesawat ke Batam itu tidak ada yang subuh. Yang dia tahu bahwa Joanes sekarang sangat sibuk, karena dia sangat dipercaya oleh bossnya.

Rotinya enak kemarin, aku abisin di pesawat

Masa sih? Abang suka? Kalau abang suka nanti aku bikinin buat Abang lagi

Boleh

Nanti abang pulang kasih tau yah, bahannya masih ada nanti aku tinggal panggang.

Oke By….

Abang kapan balik jakarta?

Minggu depan mungkin

Libur lagi pelayanan dong?

Iya kayaknya. Nanti aku minta ijin ke Felix


Beberapa bulan saling mengenal memang membuat mereka berdua semakin dekat. Aby senang punya teman baru seperti Joanes yang tidak pernah rewel dan kepo dengan hal-hal lain. Meski dia juga tahu diri, dia takut Joanes sudah punya pasangan. Sosok nya yang misterius membuat Aby sungkan mengorek hal-hal yang sifatnya pribadi.

Abigael juga sedikit geer sebenarnya karena memang wajah ganteng Joanes sering membius banyak wanita. Dia tahu banyak juga anak-anak gadis di gereja yang ngefans dengan dia. Sosoknya yang menjulang tinggi, kulitnya putih dan wajah gantengnya yang memiliki tatapan mata yang tajam, wajar saja menyimpan banyak pesona. Dia takut jika hanya dia saja yang suka dengan Joanes, tapi pria itu malah hanya menganggapnya sahabat, dan tidak lebih dari itu.

Joanes sendiri, entah kenapa dia pun merasa senang jika sudah bertemu Abigael. Wanita ini menurutnya berbeda dengan sosok-sosok wanita lain yang pernah dengan dirinya. Cara Aby melihatnya, memperlakukannya yang tanpa syarat, senyumannya yang tidak pernah lepas dari wajahnya, membuat wanita ini terasa spesial. Dia senang sekali melihat senyumannya, dan rambut keritingnya menjadikan dia memiliki pesona berbeda.

Dia terpikir ingin menolong kondisi Aby saat ini, karena sedikit banyak dia mengerti bagaimana kesulitan gadis itu. Namun dia masih belum menemukan celah untuk membantunya tanpa harus tahu bahwa itu dari dirinya. Dia masih nyaman dengan kondisinya seperti ini, karena jika dia sudah membuka diri ke Aby, dia takut Aby mungkin akan seperti wanita lain yang tahu masa lalunya, statsunya yang tanpa orangtua, lalu meninggalkannya, atau jika orangtuanya tahu lalu memintanya pergi meninggalkan anaknya. Kejadian dengan Catherine sangat membekas dengannya, sehingga dia sangat berhati hati dengan Abigael, meski dia bisa melihat bahwa Aby pasti berbeda dengan wanita lain.



*******************


Sore ini selepas meninjau salah satu proyek pembangunan apartemen yang dikerjakan oleh Tirtasari Construction, Joanes meminta sopirnya untuk ke kawasan barat Jakarta. Dia hari ini rindu dengan kakaknya. Dan satu tempat yang selalu dia datangi jika rindu dengan Tirta ialah tempat dimana mereka makan malam terakhir kalinya.

Mobilnya lalu berjalan pelan dipinggir trotoar, waktu sudah menunjukan maghrib. Warung makan Mang Dudung hari ini seperti biasa ramai dikunjungi oleh pelangannya. Warung makan yang dulu hanya gerobak, kini sudah pindah menjadi warung makan permanen, setelah semua warung kecil yang menyempil bekas bengkel motor dibeli Joanes, dan diserahkan ke Mang Dudung untuk berjualan nasi gorengnya.

Dengan perlahan dia beranjak menuju ke trotoar, berdiri sejenak. Dia lalu berdoa sebentar mengahdap ke tembok yang dari dulu tidak pernah berubah. Dulunya gedung ini adalah gedung bekas bank yang kemudian masuk ke pelelangan, dibeli oleh salah satu pengusaha, namun belum juga dibangun.

Kebiasaan Joanes datang dan duduk berlama lama disitu, sempat membuat dia diusir oleh penjaga gedung itu. Joanes lalu takut, jika gedung ini dirombak, maka kenangannya bersama kakaknya akan hilang. Dia lalu memutuskan membeli gedung tersebut, dan petugas keamanannya diganti dengan petugas dari perusahaannya sendiri.

Dia bertekad, sebelum dia bertemu dengan kakaknya, pagar yang menjadi saksi bisu berpisahnya mereka 19 tahun yang lalu itu, tidak akan dirubah olehnya. Hanya ini yang tersisa dari kenangannya bersama Tirtasari.

Abang masih di kantor?

Sebuah whatsapp dari Aby

Joanes membaca sejenak lalu membalas

Sudah. Aby udah pulang?

Belum Bang. Ini mau siap2 sih

Kalau sudah di lobby wa yah

Lokasi kantor Abigael dengan lokasi memang tidaklah jauh

Dia lalu menelpon supirnya

“pak Darwin, ambil nasi goreng di Mang Dudung, nanti susul saya, saya share loc tempatnya”

“siap Boss...”

Dia lalu memesan gojek untuk menuju ke tempatnya Abigael.

Aby yang mengirim whatsapp ke Joanes, hanya bisa menunggu karena whatsappnya belum dibaca. Dia masih berdiri menunggu Joanes membaca barulah dia kaan beranjak pergi. Karena pesan terakhirnya kirim pesan jika sudah di lobby.

Sebuah pesan masuk dari Joanes, berisi sebuah foto coffeshop di depan kantornya. Abigael terkejut namun senang sekali. Segera dia berjalan ke coffeshop tersebut, dia tidak menyangka Joanes akan datang menjemputnya.

“aby....” namanya dipanggil

Dia menengok, ada Wulan dan Dwi teman kantornya yang juga sedang membeli kopi disitu.

“hi...”

“beli kopi? Bukannya ngga suka ngopi....”

Mereka tahu Abigael jarang beli kopi atau ngopi, meski alasannya bukan karena tidak mau, tapi dia suka merasa sayang jika membeli segelas kopi yang harganya lumayan bagi dirinya.

“eh......” dia gelagapan

Nampak Joanes melambaikan tangannya

“teman lu, By?”

Aby hanya tersenyum

“bentar yah....” pamitnya ke temannya

Aby menghampiri Joanes, mencium tangannya. Dan dibalas dengan rangkulan dan ciuman di pipi Aby. Gadis ini kaget dan shock dicium pipinya oleh Joanes. Dia memerah wajahnya dan malu dibuatnya, namun dia seketika bahagia meliputi dirinya.

“dari tadi?”

“baru juga nyampe langsung wa...”

“oh....”

“pesan apa?”

Aby melihat lihat

“kopi atau non kopi?”

“terserah abang aja...”

“kok terserah aku....”

Tiba-=tiba

“halo Aby.....” dua gadis tadi menghampirinya

“Hi...” sapa Joanes

“ hai....”

“cie cie...Aby...kenalin dong...” goda mereka

Aby malu jadinya

“hi juga saya Wulan....”

“saya Dwi....”

“temannya Aby sekantor?”

“iya....”

“saya Joanes....” senyumnya membuat yang menatapnya jadi terpukau

Joanes tersenyum melihat Abigael yang terlihat kikuk

“”ayo pesan minum....”

“ditraktir....?”

“iya boleh....” jawab Joanes yang membuat Aby agak kaget

“asyik......”

Wulan berbisik ke Aby

“By..***nteng banget laki lu....”

Aby kembali tersenyum malu.

Mereka lalu memilih minuman pilihannya untuk ditake away. Sedangkan Joanes memilih minum ditempat dengan Aby.

“bang makasih yah....”

“oke....sama-sama....”

Segera mereka berlalu, sedangkan Aby duduk di meja pojok dengan Joanes

“abang bisa kesini?”

“iya...kebetulan tadi abis antar barang dekat-dekat sini...”

Aby tersenyum melihat Joanes

“ngga boleh aku kesini....”

“boleh dong.....” sambil mengulum senyumnya. Hatinya berbunga bunga aslinya.

“tadi makan siang ama apa?”

“aku makan roti...”

“roti?”

“iya....”

“yang suka Aby bikin...”

“iya....”

“oke....enak sih....”

“iya, kata teman-teman juga gitu....” ujar Aby dengan setengah malu

Memang Aby suka membuatkan kue jika pas natalan atau Lebaran. Lumayan banyak yang suka pesan kepadanya. Talentanya membuat kue dan memasak memang ada, dan banyak yang memuji kemampuannya itu.

“abang naik apa?”

“gojek...”

“nanti pulang?”

“aby?”

“naik kereta...”

Joanes berpikir sejenak

“mau bareng naik kereta?”

“ayo.....”

Mereka lalu berjalan menyusuri trotoar yang nyaman untuk dibuat jalan kaki. Joanes sengaja menggandeng tangan Abigael. Wanita itu merasakan debaran yang berbeda saat tanganya digandeng oleh Joanes. Wajah-wajah agak heran melihat Joanes yang terlihat tidak peduli dengan tatapan orang-orang.

Aby meski sedikit rendah diri, namun dia berbahagia sekali. Apalagi dia melihat Joanes seperti cuek dengan tatapan orang. Dia pun menikmati saat-saat yang hampir belum pernah dia rasakan dalam hidupnya. Setelah cinta monyetnya di jama SMA, bisa dibilang Aby tidak pernah merasakan bahagianya diapelin cowok yang dia sukai.

Saat masuk ke dalam kereta, suasana ramai di dalam kereta membuat mereka berdua harus berdiri. Joanes tersenyum melihat Aby yang kikur berdiri. Dia lalu merangkul Aby, agar mendekat ke arahnya. Tak ayal situasi berdirinya membuat mereka jadi sering bersentuhan, dan Aby dibuat panas dingan jadinya, apalagi saat lengan Joanes sesekali menyenggol tonjolan buah dadanya yang berukuran 34 B itu jadi agak mengeras.

Aby berusaha keras agar tidak tersenggol, namun padatnya penumpang dan goyangan kereta membuat gesekan itu jadi sering dan tidak dapat dihindari

“maaf Bang”

“ngga apa-apa...” ujar Joanes

“ ngga apa-apa khan aku jemput Aby?”

My god, gue bahagia banget kali dijemput sama dirimu, Bang.... bathin Abigael

“ngga Bang.... senang kok...” tuturnya menunduk malu

Tidak terasa kereta sudah tiba di stasiun tujuan mereka

“abang, motornya aku bawa tuh.... nanti mau abang bawa?”

“Ngga usah...Aby pakai aja...”

“lho? Nanti abang gimana?”

“aku besok nanti naik grab.... karena ada barang yang harus aku ambil.... jadi motor Aby pakai aja...”

“trus? Abang pulang ke kostan?”

“iya...nanti naik gojek aja...”

“aku anterin?”

“ngga usah.....” tolak Joanes halus.

Pak Darwin baru saja whatssapp dia sudah di tempat yang diminta menunggu, tidak jauh dari stasiun kereta.

“ya sudah....abang hati-hati yah....”

“aby juga....”

Sebelum berpisah, Joanes memeluknya sejenak dan mencium rambutnya.

“bau rambut aku Bang....” dia menunduk malu

“Ngga kok....” senyuman Joanes terlihat menghibur Abigael

Sambil jalan di motornya arah pulang, Abigale benar-benar merasakan betapa sumringah dan bahagianya hatinya. Dia tidak menyangka hari ini akan dijemput, dipeluk dan dicium oleh Joanes. Baru dicium dahi, rambut dan pipinya saja dia sudah sangat bahagia, bagaimana kalau dicium bagian lain?

Ternyata ini yang namanya cinta?

Tapi kan dia belum nyatakan kalau suka?

Pentingkah itu diiucapkan??

Ah, bodoh amat lah

By, gila lu diam-diam laku ganteng banget yah....dipelet pake apa?

Whatsapp dari Wulan meledek dirinya. Dia tahu besok pasti dia jadi bulan-bulanan ledekan, namun dia sangat bahagia karena baru kali ini dia merasakan yang namanya digandeng pria. Prianya ganteng dan putih pula, siapa wanita yang tidak bangga jika digandeng pria seganteng Joanes?
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd