Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Mendung Menggantung di Ambang Cinta

Triple update ini.. Akhirnya Tirtasari kembali hadir dan rindunya Joanes pun berujung.. Sirna sudah mendung yang menggantung di ambang cinta.. Terpancarlah pelangi di bola mata Tirtasari.. wahh jadinya malah The End.
 
Terakhir diubah:
PART XXIII



Tanda tanya sebuah sosok



Minggu yang sibuk bagi management Tirtasari Holding beberapa hari ini. Titah tertinggi dari Griya Tirtasari bagi mereka utnuk segera menuntaskan beberapa deal dan urusan penting bagi kemajuan perusahaan dengan beberapa ekpansi dan inovasi

Tirtasari Innovation Centre ialah kumpulan dimana berkumpul beberapa tenaga ahli dan staff nya yang bekerja secara senyap, menghitung semua hal semacam risk management system, potensi keuntungan dan juga masukan penting bagi group untuk mengambil langkah-langkah selanjutnya. Langkah maju dalam berinovasi ini sesuai dengan tuntutan zaman yang kian kompetitif dan harus punya daya saing.

Secara diam-diam ternyata dalam 2 tahun ini Jeff rajin membeli lahan-lahan tidur yang punya akses ke jalan besar dan dekat dengan akses jalan arteri atau pusak logistic. Selain aktif di sesi lelang yang memudahkan dirinya membeli dan mengetahui lahan yang dijual, dia juga baru saja melakukan kerjasama untuk penyewaan lahan dalam jangka waktu panjang dengan opsi pembelian jika pemilik lahan menjualnya kelak.

Minggu ini Jeff memerintahkan agar proses pengambilalihan perusahaan logistic bisa segera selesai. Itu lalu direlaunching dengan menggunakan tag line dan nama baru yaitu TLC yang kepanjangan dari Tirtasari Logistic Corporation. Bisnisnya selain trucking, dia juga memiliki depot container di bebrapa wilayah. Lahan yang dia beli kini dia fungsikan dan sewakan ke perusahaannya sendiri untuk jadi depot container.

Jeff tidak sembarang bergerak, selain dari hasil analisa di innovation centre, dia menggandeng partnernya dari luar negeri sebagai investor. Kita punya lahan, dan punya hukum, mereka punya uang dan strategi, dan kita semua punya namanya pasar, demikian selalu kata-kata Jeff. Dan memang dengan investasi yang tidak begitu besar untuk ukuran perusahaan, namun hasilnya sudah dihitung oleh mereka.

Sama halnya ketika mereka terjun bersama di bisnis pengolahan ikan dan hasil laut. Awalnya sempat dapat tentangan dari internal, namun Jeff tetap melanjutkannya. Prinsipnya sama seperti diawal, dan kini meski tidak sederas keuntungan unit usaha lain di property dan konstruksi, tapi aliran deviden dari perusahaan dengan hanya modal share dan proteksi yang ada, rasanya sulit dinafikan insting bisnis Jeff memang bertuah.

Tirtasari Sport Management yang didirikan seiring berdirinya Sport Centre, minggu ini menanda tangani kerja sama dengan sesama perusahaan internal mereka yaitu Garasi yang bergerak di bidang penjualan mobil second dan bengkel. Kolaborasi mereka membawa mereka untuk tanda tangan dengan klub basket yang akan memakai hall basket di Sport Centre, dan juga proyeksi dengan klub sepakbola yang feasible.

“enak lu Bro....bisa setiap hari ada disamping boss...” sapa Laras ke Hadi disela rapat mereka

Hadi tersenyum

“biasa aja Non...”

Laras merupakan salah satu supervisor di Innovation Centre

“ agak risky sebenarnya, tapi Leader sepertinya punya pertimbangan sendiri...” sambung Laras lagi

“TLC? Atau Garasi?”

“dua-duanya....”

“alasannya?”

“ TLC bisnis baru, oke secara makro tapi mikronya banyak tantangan......”

“such as?”

“ pungli di jalanan, aturan main di pelabuhan yang beda-beda, belum lagi kelakuan sopir dan mentalitas mereka.....”

Hadi sedikit membenarkan

“masalah mentalitas sih bisa diatasi dengan pemberian kesejahteraan yang bagus, which is kita sudah melakukan itu, dan Leader ngga pelit untuk itu.... tapi dua yang diawal itu kalau kita total secara grand, dalam sebulan lumayan lho....”

“sepertinya Pak Michael yang akan urus untuk masalah pertama..... kita akan kerja sama dengan rekrut tenaga lokal... sumbangan secara berkala... yang dihitung jauh lebih murah dari hitungan kalian, dan manfaatnya dapat.... “

Laras tersenyum

“sogok secara resmi...”

“sepertinya.... Boss dan Pak Michael ahli dalam hal tersebut”

Lalu

“seperti apa sih tampang boss kita...’

Hadi tersenyum, Laras bukan orang yang pertama bertanya

“ada fotonya ngga?”

“ngga ada non, bisa dipecat gue kalau motoin dia diam-diam....”

Laras terdiam

“yang pasti, dia keren dan tampan.....”

Kata-kata Hadi selalu membuat orang-orang penasaran, dengan siapa sebenarnya sosok pemipin tertinggi yang suaranya dan tulisnnya mereka sering dengar selama ini. Di level mereka yang sering bertanya, kalau di level staff mereka tahunya Edward dan Johan adalah boss besar mereka.



********************

Aby pagi ini diminta datang untuk bertemu Felix dan Adrian. Felix adalah koordinator imam musik, sedangkan Adrian ialah koordinator atau ketua Dewasa Muda Community di gereja mereka. Meski agak heran, namun Aby menyanggupinya untuk bertemu mereka siang ini. Tadinya Aby menawarkan di tempatnya, tapi Felix meminta agar di studio saja mereka bertemu.

Dia sengaja tidak memberitahu Joanes, karena menurutnya biar dia bertemu mereka dulu barulah dia memberitahu Joanes

Setelah bertemu dan berbasa basi, lalu Adrian membuka percakapan

“gini By... pasti lu kan bertanya tanya kenapa kita panggil yah....”

Aby menganggukan kepalanya

“iya, kita sih sangat bersyukur yah.... lihat lo udah maju sekarang, punya usaha sendiri dan gue dengar sudah banyak pelanggannya lah.....”

Aby masih diam

“masalahnya ini jadi muncul pembicaraan dan omongan di kalangan jemaat.....”

Aby meski sudah menduga, namun dia juga bertanya tanya

“kenapa yah? Ngga ada masalah yang aku langgar kok..... apa memang ada aturan gereja yang aku langgar?”

“ngga By.... secara hukum sih ngga... secara aturan juga ngga... tapi kan omongan orang ini harus kita perhatikan juga....”

Aby hanya tersenyum pahit

“orang-orang jadi bertanya.... kenapa kok Aby bisa punya ini dan itu... mungkin ada investor... kita ngga tahu... tapi kan ini jadi omongan dibelakang yang sampai di kita kan jadi ngga enak juga kita dengarnya...”

Diam sejenak

“kami senang lihat Aby sekarang sudah maju.... diberkati... “

Tapi??

“Cuma jika Aby hanya jemaat biasa yang tidak jadi sorotan kan mungkin efeknya tidak seheboh ini mungkin.....”

Masih terdiam Aby

“sebagai pekerja, imam musik, tentu jadi sorotan..... bahkan di kalangan para pekerja juga mempertanyakan....”

Felix kini yang bicara

“ kayak kemarin By... memang sih ngga ada larangan untuk pelayanan di luar... kita pun senang lihat Aby muncul di IG atau youtube dan nyanyi di depan Pak Guanwan, Gembala Pembina kita... tapi apa salahnya sih bilang ke kita....”

Aby masih terdiam, dia ingin membantah tapi memilih diam

“ bukannya kita ngiri, tapi apa salahnya lho bilang ke kita.... khan gini-gini aku kordinatornya Aby di departement musik....”

Aby lalu buka suara

“yah...saya minta maaf yah ke Bang Adrian... juga ke Bang Felix... bukannya ngga mau bilang, karena ini kan saya juga kaget diundang... datang langsung latihan, sabtunya pelayanan....”

“iya ngga apa-apa, tapi apa berat mau wa ke kita....”

Aby diam, memang clipnya dia pelayanan di youtube sempat dishare Yohana di grup imam musik, dan tanggapannya pun beragam meski Aby merasa seperti disentil disitu

“by, jujur saja... banyak yang nanya masalah usaha kamu.... “

Aby terdiam, dia merasakan kali ini apa yang sering disebut politik dalam pelayanan

“dari siapa?? “

“apa harus aku buka.....??” tanya Aby lirih

“ngga harus memang secara hukum... tapi etikanya khan bagusnya demikian... apalagi kita di bidang pelayanan seperti ini khan harus jadi contoh buat jemaat....”

Aby diam kembali

“lo pikir baik-baik lah.... jika lo sudah siap, kasih tahu kita biar kita bisa bantu jawab jika ada pertanyaan dari jemaat.... karena ini bahkan kita sesama pekerja pun ikut bertanya tanya....” beber Adrian lagi

“secara hukum memang kita ngga punya hak nanya.... tapi secara etika berjemaat, ini jadi contoh yang kurang bagus.....”

Hati Aby yang sedang berbunga bunga, bagaikan diporak pondakan oleh mereka dengan pandangan seperti itu

“ By, Joanes kan sudah mundur dari pelayanan... dia kemarin masuk itu tanpa proper test, kita juga bahkan tidak tahu siapa dia dan nama dia siapa... kerja dimana, orangtuanya siapa.... serba gelap...”

“ yang kita dengar kan pas masuk kesini 6 bulan lalu belum kerja.....”

Aby diam dan membenarkan

“trus ngga lama mundur.... ini saja sudah tidak ada komitment dalam pelayanan.....”

Aby diam lagi

“lalu tiba-tiba bisa kasih bantuan yang tidak kecil lho.....”

“itu dari boss nya bantu dia....” potongnya lagi

“by, jangan terlalu naif jadi anak Tuhan.... baru kerja sebentar trus dia percaya untuk bantu bawahannya dengan dana yang tidak sedikit??”

Aby tersudut

“ lu harusnya bertanya tanya dong... jangan dibuat buta dengan pesona sesaat... ini gunanya kita gunakan kedekatan kita dengan Tuhan... biar hal-hal seperti ini tidak terjadi....”

Ruangnya terasa makin menyempit

“ apa bisnisnya dia? Apa kerjaannya dia?”

Airmata Aby mulai memenuhi rongga matanya kini

“masalahnya Tante Lily juga bilang demikian... dia kuatir dengan tidak jelasnya asal usul Joanes....” tutur Felix “ mungkin nyokap ngga enak bilang ama Aby... katanya Aby seperti dibutakan matanya....”

Astaga Mama yah, jelek-jelekin Joanes didepan orang, tapi fasilitas dan uangnya malah dia kejar dan hitung terus. Ampun ampun deh

“By...belakangan ini banyak uang hitam beredar.... money laudering lah... investasi bodonglah... gue ngga pengen lu jadi korban... lu anak baik yang gue tahu.... trus tau-tau yah... kena tipu seperti ini...”

Diam mulai melap airmatanya

“bukannya kita mau curiga.... tapi ini to good to be true... “

“semua hal di jaman digital begini bisa dilacak dengan mudah... “

Lalu dia menandaskan lagi

“kecuali Joanes dan Aby bisa membuktikan, bahwa itu memang legal dan jelas... gue rasa barulah hal ini akan mereda....”

Abu hanya bisa terisak. Dia merasa disaat sepeeti ini dia dihakimi, dia tidak didukung oleh siapa-siapa, di grup imam musik dia seperti ditekan, dan saat ini dia seperti dicurigai, bahkan oleh orang-orang yang harusnya mendoakan dia

“kita di imam musik pun jadi sorotan By... jadi mohon maaf sekali... bukannya mau turut campur... tapi sebagai koordinator harus bicara sama Aby....”

Dia tidak perduli dengan ucapan Felix, karena dia tahu memang dari awal Felix kurang menyukai Joanes, bahkan dirinya pun sebelum Joanes datang suka dianaktirikan. Dan walau sering jadi bahan omongan, Joanes selalu tidak mempedulikan itu sama sekali.

Aby lalu pamit, sambil menahan cucuran airmatanya

“saya pamit dulu....”

“makasih sudah datang By.... jangan segan-segan kontak kami... kami topang dalam doa selalu...’

Kata-kata penghiburan yang rasanya tidak diperlukan oleh Abigael. Dia segera turun dari lantai 2 ruko yang jadi studio itu, sambil memesan grab, dia berjalan ke arah depan, dia ingin rasanya segera ke ruangnya, mengunci pintu dan menangis sendiri, dadanya sesak sekali mendengar apa yang disampaikan oleh Adrian dan Felix tadi.



*****************

Joanes agak heran karena setelah tadi Aby wa pagi-pagi, kini dia seperti tidak mengecek lagi whatsapp nya dia. Bahkan saat ditelepon oleh Joanes barusan juga tidak diangkat sama sekali. Tidak biasa-biasanya gadisnya seperti ini. Tidak mendengar suaranya hari ini Joanes merasa rindu saja.

Pria ini merasa sangat beruntung bisa memiliki Aby, yang mencintainya tanpa syarat. Aby yang manis dan memiliki suara indah dan senyuman yang sangat tulus, serta matanya yang berbinar jika memandang Joanes, membuatnya jatuh hati. Mendapatkan wanita yang berkelas atau jauh lebih cantik bisa saja dia dapatkan, tapi memiliki hati dan cinta seperti yang Aby miliki itu yang sulit.

Karena ditelp tidak diangkat, Joanes kembali melanjutkan dengan kerjaan hariannya, mengecek dan memastikan semua on the track.

Keuntungannya dari hasil penjualan rumah hasil renovasi dalam 6 bulan ini mencapai lebih dari 40 unit. Dan keuntungan bersih yang dia rekap mencapai 35 milyar. Ada yang yang untung hanya 150 juta, tapi ada juga gain hingga 5,5 milyar, termasuk 1 unit yang setahun tidak laku-laku, setelah mereka merenovasi besar-besaran, ditambah dengan memperbaiki lingkungan sekitar termasuk membangun breakwater karena memang rumahnya di tepi pantai, harga jualnya melonjak hampir dua kali lipat dari harga belinya.

Joanes sangat bersyukur, karena saat dia memberi dengan penuh ketulusan bagi banyak orang, maka berkat pun dikembalikan ke dirinya berlipat kali ganda.

Kembali dia sempat melihat ponselnya, dan masih belum ada lagi telpon balik atau whatsapp dari Abigael untuk dirinya.



*******************

Abigael memutuskan untuk pulang lebih awal dari tokonya. Dia meneitipkan ke karyawannya, dia merasa agak kurang enak badannya, dan ingin pulang ke rumahnya. Dia juga tidak membuka ponsel dan mengecek laporan hari ini, kepalanya kali ini pusing dengan semua yang terjadi hari ini.

Setibanya dirumah, dia melihat sebuah mobil parkir di depan rumahnya. Mobil Terios dengan plat nomor dan stiker yang familiar baginya, milik Ibu Felly, salah satu wakil gembala di gerejanya. Dia seketika merasa pasti ada sesuatu sampai Ibu Felly datang ke rumah

“shallom...”

“shallom Aby....”

Ibu Felly lalu memeluk dan mencium pipi kiri dan kanan Aby

“ dari toko?”

“iya Bu....”

Dia tersenyum manis, sedangkan ibunya Lily tersenyum pahit. Aby menduga pasti ada pembicaraan penting diantara mereka.

Sebenarnya Aby ingin segera masuk ke kamar, namun dia menghargai akan hadirnya Ibu Felly di rumahnya. Dia duduk bersama bertiga di ruang tamunya, dan setelah berbicara basa basi tentang pelayanan, mulailah Bu Felly masuk ke inti pembicaraan dan kenapa dia datang

“.... memang jadi perhatian sih yah By....” dengan gaya lembut khas ibu-ibu yang tipikal bijak dan hidup dalam pelayanan

“ sebenarnya kami memang tidak ingin masuk ke ranah privasinya Aby... Cuma kan membiarkan isu dan gosip seperti ini bergulir tanpa kita klarifikasi rasanya memang jadi tidak bijak juga.... apalagi dengan banyaknya kasus-kasus yang marak di media, jemaat banyak yang jadi parno.....”

“kami pun sebagai pelayan Tuhan rasanya agak kuatir.....” dia sambil membelai pundak Abigael

“karena kami jujur belum cukup mengenal siapa Joanes.... apalagi Aby juga belum bisa mengklarifikasi khan.....” dia tidak meneruskan kata-katanya

“pilihan semua ditangan Aby... karena ini muncul jadi pembicaraan belakangan ini, rasanya perlu saya sampaikan ke Aby....”

Aby rasanya ingin berteriak, tadi pagi di studio musik, dan kini di rumahnya dia mendapati hal yang serupa

“ apalagi Mama kamu juga punya kekutairan yang sama....”

Aby rasanya ingin sekali menjawab omongan dari Ibu Felly. Kekuatiran apa? Dia mikirnya hanya bagaimana dia bisa tahu perputaran uang yang masuk dan keluar kok, dan ingin anaknya dapat calon suami yang sesuai dengan keinginan dia. Marah ke Joanes tapi kan fasilitas dan pemberiannya dinikmati juga.

Tidak lama papanya, Samuel datang juga, dan ikut duduk bersama karena ada Ibu Felly yang berkunjung

“ jujur Aby... kami sudah tanya ke Pak Richard, dan Pak Richard sudah tanya ke Pak William yang pertama merekomendasikan Joanes untuk pelayanan disini... dan jawaban Pak William sangat menggantung sekali.... ini yang buat kami makin curiga... meski kita sebagai hamba Tuhan tidak boleh menaruh syak sangka, namun tetap saja kami perlu waspada.... karena banyak yang menggunakan instrumen gereja untuk mengelebui banyak hal.....”

Abigael memang sulit menjelaskan siapa Joanes, karena memang dia pun hanya tahu Joanes yah Joanes, kantornya dimana, rumahnya dimana, papa dan mamanya siapa, dia buta sama sekali. Hanya memang semua bantuan dan apa yang keluar darinya seperti air mengalir, lancar dan tidak ada hitung-hitungan.

Dia mencoba mengecek dan bertanya dengan orang-orang yang sempat berhubungan dengan Joanes dan dirinya, namun semua mengatakan bahwa mereka hanya mendapat order, dan diminta untuk mengerjakan atau mengantar saja. Siapa Joanes dan hal-hal lain mereka buta sama sekali.

Hingga Ibu felly akhirnya berdoa dan pamit pulang, Aby hanya bisa diam lalu menangis. Dia segera masuk ke kamarnya dan menenggelamkan dirinya dalam tangisan di bantalnya. Hatinya benar-benar sakit dan perih. Dia bingung dengan tekanan yang ditujukan ke dirinya, hanya karena dia pelayan Tuhan dan imam musik.

Samar-samar dia mendengar mama dan papanya sedang berdebat

“mama ini mempermalukan Aby.....” ujar Samuel

“mempermalukan?? Aku cuma ingin ada keterbukaan...”

“keterbukaan apa?? Itu usahanya dia kok....”

“iya, tapi kalo jadi apa-apa nanti... siapa yang tanggung jawab....”

“ya dialah.....”

“ngga bisa....”

“mama ini keterlaluan yah.... bukannya bersyukur anak ada yang bantu, malah ikut bawa masalah ini sampai ke orang luar...”

“Mereka yang tanya.....”

“yah...mereka yang tanya... tapi kamu yang ikut jawab....” geram suara Samuel.

Tidak lama terdengar suara pintu kamar dibanting dengan keras, entah papa atau mama yang banting, yang jelas Aby merasa kepalanya tiba-tiba pusing, nafasnya jadi berat karena tersumbat dengan emosinya yang meningkat.

Bantalnya basah dengan airmatanya, dia merasa seperti diperlakukan dengan tidak fair dan tidak adil dalam situasinya saat ini. Dan tidak ada tempat bagi dia untuk mengadu selain menangis dan membuang airmata di bantalnya saat ini.



*****************

Udah pulang dari tadi jam 2an Pak, demikian jawaban karyawan Aby saat Joanes mendatangi tokonya Aby. Hanya ada karyawannya semua disitu, Tante Flory juga tidak ada, Mima juga tidak datang ke toko hari ini.

Joanes memutuskan untuk kembali ke Griya. Percuma dia datang ke rumah Aby, pasti nanti jika ada orangtuanya Aby, terutama mamanya malah nanti tidak enak situasi dengan hadirnya dirinya disana, sehingga dia berpikir mending dia kembali ke Griya saja.

Whatsappnya belum juga dibaca oleh Abigael, telponnya juga tidak diangkat. Meski dia mencoba memaklumi, namun pasti ada sesuatu yang terjadi, sampai Aby yang hampir setiap pegang ponsel selalu whatsapp dia yang pertama.

Dia mencoba menelaah lebih jernih, dan kemudian memutuskan untuk memberi waktu bagi Aby. Mungkin dia lagi ada sesuatu masalah dan perlu waktu sendiri. Joanes meski kuatir, namun dia enggan memikirkannya lebih lanjut lagi, dia segera membuka tabsnya saat dalam mobil, mengerjakan kembali tugas-tugasnya.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd