Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Mendung Menggantung di Ambang Cinta

Terimakasih atas update ceritanya suhu @Elkintong ..
Wkwkwk Abi ini kebangetan polosnya,
Tapi justru itulah yg buat Joanes suka,
Ga aneh2, tulus dan baik,
Pinter dan punya keahlian baik nyanyi maupun masak,
Dan tentunya ga matre dan menerima apa adanya Joanes..

Nunggu Savage Joanes kpd orang2 yg meremehkannya nih ..

Ditunggu update cerita berikutnya suhu..
 
PART XXVIII



Apakah itu dirimu, Sayangku??



Pagi-pagi Lily sudah mulai merepek ke Aby

“kamu bilang katanya rumah tinggal tunggu approval bank....”

“iya....”

“udah diDP belum?”

“ yah kalo sudah diapprove kita DP in, booking feenya audah dibayar kalau ngga salah...”

Manyun wajahnya Lily

“trus kita ngga boleh lihat tuh rumah?”

“ya boleh lah Ma....”

“tapi sampai sekarang kamu belum ajak kesana lihat...”

“ya nanti aja Ma... kalo sudah disetujui baru kita lihat....”

“kamu aneh deh.... memang kalo mama pergi lihat ngga boleh??”

“ ya boleh lah, Ma......”

“trus kenapa kamu banyak alasan?”

Abigael geleng-geleng kepala lihat mamanya

“ya sudah.... aku tanya Abang dulu....”

“kok tanya si Joanes sih? Rumah nama kamu ini....”

“tapi kan dia yang bayar....”

“halah... kamu itu selalu tertutup ke mama.....”

Abigael memilih mendiamkan mamanya, dia lalu mengirim wa meminta ijin untuk lihat rumah hari ini dengan mama, papa dan juga Mima. Joanes mempersilahkan, dia lalu menyuruh salah satu pekerjanya di griya untuk segera mengatur agar Abi bisa kesana, karena rumah tersebut menggunakan smart key, maka kartunya diserahkan ke marketing disana untuk diserahkan ke Aby jika datang.

Siangnya Samuel bersama Lily dengan mobil mereka datang ke toko Aby. Mima yang tidak kuliah hari itu juga ada di toko. Dia lebih suka di toko kakaknya dibanding di rumah. Selain dia bisa bantuin kakaknya, dia juga malas pulang, lebih memeilih pulang dengan kakaknya malam sekalian. Toh internet di toko juga lancar, kilah dia.

Flory hanya tersenyum melihat kakak sepupunya datang dengan iparnya. Dia sudah tahu maksud mereka, karena Aby sudah bilang tadi masalahnya apa.

“ayo ikut Tan....”

“ boleh.... tapi naik mobil kamu dong...’

“mobil aku??”

“iya....tuh....’

“ih... mobil kantornya abang itu....”

“tapi kan enakan itu.... soalnya baru mobilnya....” ledek Flory lagi.

Mobil xpander milik Joanes memang tertinggal kemarin saat dia datang terakhir. Karena dipinjam Tante Flory, dan dia saat pulang Tante masih belum balik, jadi dia naik grab dan mobil ditinggal di tokonya Aby, dan sudah mau seminggu lebih hampir dua minggu mobilnya ada di toko.

Aby memilih meninggalkan mobil itu di parkiran tokonya, karena parkiran dirumah tidak muat dan jalan depan rumah juga kecil. Dia juga tidak enak jika harus pakai mobil kantornya Joanes itu. Karena didesak oleh Flory, dia lalu kirim pesan ke Joanes untuk pinjam mobilnya.

Pakai saja sayang, mau dibawa pulang juga boleh

Demikian balasan dari Joanes

“tuh kan?” senyum Tante Flory lebar

Dan senyum Flory makin lebar saat dengan tanpa rasa berdosanya Lily main naik saja di mobil xpander, dia duduk di depan disamping suaminya. Flory suka geli sendiri melihatnya. Kakaknya ini memang antik dan super ngeselinnya.

“By, nanti jalan lupa transfer yah ke Mama... “

“transfer apa Ma...”

“yang kemarin kamu janji?”

“aku bilang nanti dilihat Ma...”

“ih kamu yah.... uang kamu kasih awal bulan sudah mama bayarin tas kemarin.....’

“ma... kan bulan lalu juga mama beli tas...”

“yah masa tas itu-itu lagi mama pakai, kan kemarin semua pada ngumpul di gereja masa mama pake tas yang minggu lalu dipakai...”

Aby dan Mima rasanya mau mabok lihat kelakuan mamanya

“ya sudah....”

Flroy dengan cueknya lalu menyela..

“sabar nanti juga menantunya kaya raya.... minta apa aja dibeliin....”

Mima tertawa

“apaan sih... “ manyun muka Lily

“enak ngga Bang Sam, mobilnya?” tanya Flory lagi saat mereka sudah dijalan.

“enaklah, mobil baru.....” jawab Samuel

“wah...fix By... bisa nih diserahterimakan ke bokap.....”

Semua tertawa kecuali Lily yang masih manyun

Mereka lalu tiba di Spica Residence, staff marketing langsung memberi kunci rumahnya ke Aby.

“benar kan tebakan Tante....” bisik Tante ke Mima yang turun terakhir bareng dia

“kenapa Tan?” bisik Mima balik

“rumahnya tipe yang paling gede disini.....”

Mima menganggukan kepalanya

“ini sih bakal jadi rumah kamu Mim.... Cuma atas nama Aby...” bisik Flory

“ih, enak dong si Nyak?”

“banget...”

Tawa mereka berdua terdengar

Kekaguman dan keheranan Flory atas rumah nya Aby ini memang beralasan.

“ini sih udah laku....” bisiknya ke Mima lagi, saat mereka sedang melihat kamar belakang

“kok Tante tau....”

“katanya Jo ini rumah contoh, dan itu perabotan kayaknya baru dimasukan dan ngga kelihatan kalau buat rumah contoh....”

Mima membenarkan apa yang dilihat Tantenya.

Lily terlihat memotret dan foto-foto semua isi rumah. Dia juga sibuk selfie dan sempat menarik suaminya untuk selfie berdua.

“by, ini mah tinggal masuk.... “ komentar Lily

Dia lau melirik ke suaminya

“bagus ya Pah.....’

“iya.... bagus sekali....” binar mata Samuel

Di hati kecil Aby sebenarnya dia ada rasa kasihan dan juga rasa haru saat melihat orangtuanya begitu bangga dengan rumah ini. Makanya dia ingin agar segera Joanes menikahinya, agar kemudian dia bisa tinggal bersama dia, dan dia yakin Joanes ngga akan keberatan kalau keluarganya ikut mereka. Toh kamar ada banyak hingga 5 kamar.

Meski dia sedikit ragu apa akan cocok nantinya mama dengan Joanes. Joanes mungkin akan bisa terima mama, tapi jika tiap hari dihadapkan dengan model mama seperti ini, apa bisa tahan dia? Anak-anaknya sih sudah hapal kelakuan Mama, calon menantunya?

Namun Aby tidak ingin merusak kebahagiaan mama dan papanya. Mereka terlihat senang melihat rumah ini, seperti sudah menjadi milik mereka malahan, sampai ngatur-ngatur kamar mereka nanti dimana, ruang tamu yang sudah bagus itu saja masih mau diatur lagi dengan pasang partisi kayu.

Dan tidak lama status whatsapp Lily sudah muncul foto-foto rumah mereka, dengan caption yang manis...

Semoga tersegerakan yah, Kaka Aby



*******************



Kepada Pak Gembala, Diaken & pekerja, Bukit Karmel, kita semua diundang untuk menghadiri ibadah ucapan syukur atas selesainya pembangunan rumah salah satu jemaat pada hari sabtu ini, pukul 10.00 WIB.

Lokasinya di Komplek Altair Residence jl. Boulevard Utara no 1.

Untuk anak-anak akan disediakan ruang bermain, kolam renang dan perpustakaan.

Kehadiran bapak ibu dan saudara-saudara sekalian adalah sukacita besar bagi kami.




Broadcast whatsapp itu masuk ke semua grup pekerja di gereja Bukit Karmel. Yemima dan Flory tentu kaget membacanya. Flory masih masuk dalam pekerja jemaat, Yemima juga merupakan pekerja divisi Dewasa Muda, jadi mereka menerima broadcast juga.

“by.... jangan-jangan rumah kamu....” ledek Flory

Aby tersenyum

“bagaimana ceritanya? Yang ini saja masih belum diapprove ama bank”

“hahahah... itu sudah kebeli juga kali....” dia melirik ke Mima yang disampingnya

“mima, lu suka ngga rumah yang tadi?”

“suka dong.... keren banget rumahnya....”

Lily menyahut dari depan

“kamu harus mikirin juga buat adik-adik kamu Aby.... masa kamu beli rumah kita ngontrak...”

Aby hanya diam sembari memberi kode ke adiknya untuk jangan nyahut lagi.

Mereka lalu memutuskan untuk melihat rumah yang di Altair, yang akan diadakan ibadah besok hari Sabtu.

“lihat-lihat aja kita...” kata Flory

Jalan Boulevard Utara yang lebarnya 18 meter itu memang sangat kontras dengan rumah yang disebelh kanan yang ukurannya besar.

“gila By.... ini mah gede banget....” bisik Flory lagi

Flory dan Mima lalu turun sambil bertanya ke security

“pak... ini siapa yang punya yah...”

“Boss Bu...”

“iya namanya siapa...”

“kita taunya Boss aja....”

“masih muda yah....”

Securitynya hanya tersenyum

“soalnya kami dapat undangan untuk ibadah hari sabtu nanti....”

“oh iya.... mungkin Bu....”

Karena mereka menutup diri dan melarang tamu untuk masuk melihat lihat, mereka akhirnya balik melanjutkan ke toko.

“gila, itu mah istana yah.....” kata Mima

“istananya Aby....”

Aby tertawa

“tante kenapa sih... kok selalu curiga gitu...”

“ngga curiga... tanda-tanda kesana itu ada kok....”

“amin dong Ka...” jawab Mima

“iya... amin kek....”

Abigael tersenyum mendengar itu.

“huh... beli rumah yang disana aja kredit, gimana mau beli rumah disini......” sungut Lily dari kursi depan

Aby hanya tersenyum mendengarnya.dia mengisyaratkan agar Mima jangan menjawab omongan Mama lagi.

“datang nanti By?”

“ngga lah Ka... aku khan bukan pengerja lagi....”

Flory tersenyum

“lagipula sabtu khan orangtuanya Bang Jo mau datang....”

“oh iya yah.....”

Lalu

“Mbak, mau ketemu calon besan ngga....” tanya Flory ke Lily

“ngga ah.... mau besanan gimana kalo kita belum sreg....”

Aby tersenyum lagi

“iya Ma... biar aby aja dulu yang kenalan....”

Lily masih manyun

“kalo dilarang kan kamu pasti nekat....”

“bukan nekat Ma... bang Jo memang yang Aby suka.... bukan yang lain...” Aby menjawab tegas.

Lily manyun, sementara Flory mengacungkan jempol ke Aby. Keren

“kamu jangan diam aja dong Pah....”

“lah... aku harus bilang apa?”

Manyun Lily

“iya Bang... santai aja... siapa tahu mobil ini jadi hak milik....” ceplos Flory

Semua tertawa, kecuali Lily. Dia entah kenapa masih belum rela dengan kehadiran Joanes dalam hidup anaknya. Baginya Joanes masih belum cukup layak jadi menantunya. Uang boss nya, bukan uang dia. Selalu begitu kilah Lily.



*****************

Sore hari Abigael kedatangan tamu di tokonya. Ada Jenny dan Ully temannya ketika masih pelayanan sesama imam musik dulu, yang datang mengunjunginya kali ini. Karena tidak begitu sibuk, mereka lalu berbincang di ruangannya Aby di lantai 2.

Ada Tante Flory juga ikut bergabung, dia naik sebentar menyapa mereka, lalu turun lagi ke lantai bawah. Sedangkan Mima pergi karena ada acara dengan temannya dia.

“makin keren nih Aby sekarang....” puji Ully

Abigael hanya tersenyum dipuji oleh kawannya.

“Puji Tuhan, Ully....”

Lly teman yang dekat dengan Aby saat sama-sama jadi imam musik, hanya saja Jenny mulai jarang tampil karena kesibukannya di duni pekerjaanya sebagai jurnalis sehingga jarang di tempat.

“lumayan laku keras yah.... lihat tadi banyak juga pengunjungnya”

“amin... puji Tuhan...”

“ baru kali ini lho gue kesini...” Ujar Ully

“sama.... strategis tempatnya, depan rumah sakit juga...”

Sambil menikmati roti buatan Aby

“jadi ini lu bikin sendiri adonannya, mereka tinggal panggang?”

“iya.... sekarang juga udah pada tau adonannya kok....”

“ngga takut ide lu dicuri ama pekerja lu?”

Aby tersenyum

“ngga lah... orang beli bukan cuma karena masalah adonan dan rasa kok.... banyak hal lain yang mereka pertimbangkan....”

“hebat Aby....”

“jadi lu langsung resign dari kantor, langsung buka ini?” tanya Ully lagi

“iya.... 5 hari lah..... trus ini disiapin kurang lebih 2 mingguan...”

“keren....”

Sambil menikmati kue dan minumnan, mereka memuji buatan Aby ini.

“lu sabar-sabar aja yah..... ngga usah didengerin lah omongan orang....” tutur Ully

Aby hanya tersenyum simpul

“ngga sih.... kita cukup dengar aja, tapi ngga keganggu lah....”

Tidak lama kemudian Tante Flory naik

“udah konfirm yah.... mereka pesan di kita... 500 pax yang harga 35 ribu....”

“oh...puji Tuhan....”

“pesanan dari mana Tante?” tanya Jenny

“tuh.... bakal rumahnya Aby....”

Mereka saling berhadapan dan tertawa

“si Tante ini ngaco memang.... ngeledekin gue melulu...” timpal Aby

“tapi emang By... yang gue dengar-dengar juga ada kecurigaan kesana lho....” kata Jenny lagi

“kecurigaan apa....??”

“ Ya itu..... yayang lu itu bukan orang sembarangan.....” sambungnya lagi

“ah.... mau pengangguran atau orang kaya... asal dia sayang ama gue cukup lah...” seloroh Aby

“nah... tuh khan... apa kata Tante juga....” timpal Flory

Jenny lalu tersenyum

“ bisa jadi sih Tante.....”

“tante juga udah lama curiga....”

“apalagi kalo liat yang dibadan Aby.....” canda Jenny

Aby jadi malu.....

“apa sih... wong barang KW... lungsuran dari boss nya dia.... dikasih ke aku karena istri boss nya ngga mau....”

Jenny tertawa. Bapaknya yang memiliki showroom mobil dan ibunya salah satu eksecutive di bank swasta sudah terbiasa melihat mana barang ori mana yang bukan.

“jam tangannya aja MK... sepatunya Nike Terascape.... gue lihat dua-duanya sih Ori....” jelasnya sambil tersenyum.

Abigael hanya tersenyum saja.

“Nggalah.... apappun yang dikasih gue syukuri pokoknya.....”

“bener banget By.... gue tahu banget lah perjuangan lu....” sahut Ully

Aby tersenyum, dia ingat dia dengan Ully sampai sempat dorong motor karena kehabisan bensin waktu pelayanan.

“eh..... ada salah satu satpam khan dulunya kerja di kompleks Tirtasari Tower. Dulu kita suka meeting disana karena ada PH yang sewa disana... kemarin gue kaget lihat dia ada di gereja....”

Mereka serius mendengarnya

“ satpam disana mereka inhouse company juga.... anak perusahaan dari Tirta Group.... makanya gue ngenalin... trus gue tanya dia masih di perusahaan yang sama... Cuma lagi ditugasin jagain proyek mereka di gereja itu.....”

“hubungannya sama yayangnya Aby?” tanya Uly

“yang aneh, menurut cerita orang dalam, mereka itu ngga pernah lihat mukanya boss besar mereka... cuma sebagian kecil orang aja di level top yang bisa ketemu.....” sambung Jenny lagi

“Apalagi gue dong.....” ujar Aby memotong sambil tersenyum

“nah.... Tirta ini juga punya proyek di dekat-dekat kita.... namanya Altair sama Spica....”

Flory melongo, dia nengok ke Aby yang terdiam

“Spica rumah kamu dong By....” tanya Tante

“calon rumah, Tante.... belum juga selesai prosesnya KPR di bank belum disetujui...” jawab Aby

Jenny tersenyum sambil menenggak es jeruknya.

“hubungannya ialah.... gereja kita ini tiba-tiba datang orang kasih tanah dan langsung bangun dan diserahin ke gereja.... trus kata Pak Gunawan kemarin dia ketemu boss nya kan, masih muda dan jemaat disini..... dahsyat banget kan??”

Agak masuk akal penjelasannya dia

“dan bukannya Joanes memang misterius sekali?” tanya Ully

“yah gitu sih.....”

“kalo Tante bilang sih dia terlalu keren untuk jadi assisten.....” timpal Flory

”nah...itu Tante bisa mikir....” senyum Jenny.

Aby kembali memotong

“udah ah... gue ngga mau mikir... yang penting rumah nanti diapprove sama bank... yang lain nanti gue pikirin....”

Mereka tertawa ngakak bersama

“eh...ceritain dong gimana awalnya bisa jadian lu....” tanya Ully penuh kekepoan.

Aby malu-malu ditanya demikian

“iya..... lu ngga pernah cerita....” desak Jenny

“yah gimana yah..... dekatnya sih pas awal-awal dia masuk aja... karena Bang Felix ama beberapa petinggi khan agak kurang suka ama dia... karena masuk ngga pake audisi....”

“Nah itu tuh.... Pak Richard nanya ke Pak William, gembala di Pluit yang rekomendasi Joanes masuk.... siapa Joanes, tapi dengar-dengar Pak William ngga mau bilang....”

Mereka terdiam sesaat

“trus, By...”

“ yah ngga gimana-gimana.... tau-tau dekat aja.... trus dia kan mulai kerja tuh, makin sibuk.... diomelin sama Bang Felix katanya ngga komitment sama pelayanan... makanya dia mundur....”

“eh iya lho... uang PK nya sama seklai ngga diambil sama dia sampe sekarang....” ujar Jenny

“yah... dia bukan itu yang dia cari mungkin....” kata Ully

Aby terdiam seketika

“yah... duitnya aja bisa beli gdeung ngapain juga kali uang itu dia ambil....” timpal Flory

Mereka tertawa kembali

“Trus-trus By...? pancing mereka lagi

Lalu

“ya dari situ kita dekatnya sih.....” ujar Aby pelan

“tadinya ngga akan nyangka dia akan suka ama gue....”

Aby sedikit menunduk malu yang disambut tawa berderai

“aku udah item, gendut lagi waktu itu..... dianya keren begitu.... putih, ganteng....”

“tapi kan dia pilih lu....” canda Ully...

Aby tertawa kecil, bangga

“jadi pas lu resign itu.....”

“ya Bang Jo yang suruh.....”

Tante Flory menimpali

“disuruh keluar langsung ditransfer jigo.... wkwkwkwk.... dikasih ruko....”

“yah khan ini kerjasama, Tan.....” agak malu Aby

“kerjasama bagaimana? Sampai sekarang nyak kamu marah-marah karena ngga ada surat tanda tangan kontrak kerjasama.....”

Jenny dan Ully kaget

“jadi?”

“yah jalan aja..... cuma kata Joanes nanti baginya setengah setengah jadi Aby simpan dulu punya mereka”

“trus mereka belum ambil atau lu belum nyicil ke mereka??”

Aby menggeleng

“kok bisa...?”

“ yah karena setiap ditanya kata Joanes nanti aja....”

Jenny tertawa mendengarnya

“kalo ini sih bikin tambah gue yakin.....”

“udah ah.... ayo habisin kuenya.... mau tambah minum lagi ngga?” Aby mengalihkan pembicaraan mereka.

Sambil menikmati kue dan minuman kembali mereka ngobrol dan bicara ngalor ngidul. Ruangan kerja diatas memang nyaman untuk jadi tempat nongkrong, apalagi buat yang suka ngobrol, ruangannya bagus dan nyaman.

Tiba-tiba telpon Abigael berbunyi, karena lagi dicharge dan dekat ke posisi duduk tantenya

“siapa Tan...?”

“ngga ada namanya...”

“oh....”

“mo diangkat?”

“angkat aja Tan... kali aja mau pesan kue....” sambil tersenyum dikulum

Flory memencet tombol accept

“Halo....”

“halo,... siang Bu Aby...”

“iya siang... ini dari mana?”

“oh... saya mau antar perlengkapan Bu Aby untuk besok....”

“perlengkapan?”

Dia melirik ke Aby, Aby juga bingung

“perlengkapan apa yah?”

“ini sepatu sih sama tas, sama ini juga bareng saya dari Ari Sulamita designer...”

Flory tambah bingung

“mo antar sepatu ama dress dari designer katanya.....” dengan pandangan bingung

Aby juga bingung

“oh gitu... Mbaknya dimana sekarang? “ tanya Flory lagi

“saya sudah di depan toko....”

“udah didepan tuh By....”

“oh...naik aja ke lantai 2 kalo gitu.....”

Tidak lama mereka kemudian muncul, ada 3 orang yang datang.

“kita keluar dulu kali....” ucap Ully

“ngga apa-apa Bu.... kita cuma mau antar ini kok....” kata salah satu dari mereka

“ini dari mana?”

“saya dari Naira Shoes Bu.... kebetulan dipesan sama Bu Ari Sulamita 2 pasang sepatu di kami untuk diantar ke ibu Aby..... kalo mereka berdua ini dari Bu Ari sendiri....”

“Ari Sulamita desaigner?” tanya Jenyy

“iya benar Bu.....”

Jenny dan dan Ully hanya saling berpandnagan

“ini mah kelas atas punya designer....” tanpa sadar bibir Jenny

“Ngga kok Bu.....” jawab mereka sambil tersenyum merendah

Lalu

“bu Aby test dulu yah.... takutnya besok dipake malah ada yang kurang pas....”

Aby yang masih bingung-bingung lalu mengiyakan

“disini aja?”

“iya disini ngga apa-apa... asal Bu Aby ngga keberatan.... cewe-cewe ini semua”

Dibantu oleh staff mereka, Aby lalu mencoba sepasang dress yang dan juga dibantu dengan sepatunya. Dari yang sneaker sampai yang high heels. Setelah dicoba, mereka lalu memfoto Aby sebagai bukti sudah dicoba dan pas.

Aby lalu mencopotnya dan mereka kembali memasang di hanger khusus dan memasukan ke tas khusus untuk dress itu.

Sementara tante Flory, Jenny dan Ully hanya bengong melihatnya.....

“berapa Mbak yah rancangan Sulamnita untuk dress itu....” tanya Jenny

“terjangkau kok Mbak...”

“iya berapa terjangkaunya.....”

“kalo ini kami kurang tahu....”

“hmmm.... kira-kira?”

“Wah.....berapa yah..... boss yang tahu sih...”

“30an ada?”

Mereka tersenyum

“ya segitu kali mungkin.......”

“ satu dress? “

Mereka mengangguk.

Tante Flory dan Ully serta Jenny shock mendengar itu, kalkulator mereka jalan seketika. Artinya yang diantar ke Aby siang ini semua jika ditotal dengan tas dan sepatu bisa berapa jumlahnya?

“cantik Bu....” puji mereka saat Aby sudah dengan balutan dress rancangan terbaru itu.

Flory terlihat speechless melihat Aby

“ Cuma Joanes yang bisa melihat kecantikanmu, sayang.....” bisiknya lirih penuh haru.

Setelah mereka pulang dan pamitan, Flory lalu bertanya sambil bergurau ke Jenny dan Ully yang masih agak bengong

“ Tante yakin.... besok akan banyak yang shock......”

“iya... gue ajua kaget lihatnya.... Ari Sulamita ini langganannya artis dan pejabat lho.....” kata Jenny

Aby hanya tersenyum lembut

“ngga lah Tante..... aku selalu percaya sama Jo... dikasih rejeki katanya sama boss nya, karena besok mau diajak kenalan sama orangtuanya.....”

Damn Aby, you are to naive or to smart actually..... pikir Jenny

“orang kaya mah bebas mau ngomong dan mau bikin skenario apa, Tan...” ledek Jenny

Semua mereka tertawa

“By, kalo benar apa yang dibilang Jenny ama Tante tadi gimana....”

“apanya, Ly....?” tanya Aby dengan tatapan polosnya setelah memakai kembali kaosnya

“iya... kalo abang lu ternyata boss gede....”

Aby terdiam sesaat, lalu dia menjawab pelan

“ dulu, gue cuma jadi bahan bulian.....”

Aby tertunduk sejenak, ada rasa haru di telaga matanya

“ setiap diomelin baik di pelayanan atau di kerja.... gue cuma bisa telan sendiri.... mungkin lu Ully banyak tahu lah....”

Ully mengangguk membenarkan

“dirumah nyokap juga gitu.... Tante juga taulah... kadang kalo kurang-kurang ongkos aku larinya ke Tante Flory....” dia melirik ke Tante Flory

Flory tersenyum haru, menganggukan kepalanya

“lalu abang datang... tadinya gue pikir kita cuma mau berteman, karena senasib suka diomelin sama Bang Felix....”

“ dia banyak dengerin gue... gue juga demikian suka dengar cerita dia, meski hampir seringnya gue yang banyak ngomongnya..... “

Dia mengusap airmatanya

“sampe kita kemudian dekat....”

“waktu dia dapat kerja di priok dia wa aku.... kita makan bareng saat pulang pelayanan, karena katanya itu syukuran dia baru kerja....”

Semua diam mendengar cerita Aby...

“lalu pas gue diomelin oleh Bu Tuti.... dia marah banget ketika itu... disitu gue merasa kok baru kali ini merasa ada yang bela gue seperti ini....”

Airmata Aby turun kembali, sambil tersenyum

“dia suruh gue keluar, gue yakinin itu....”

“ dan benar... dia urus semua..... ngga ditinggalin gue sedikitpun”

Semua terdiam dan merasakan betapa rasa haru Aby menular ke mereka

“ semua hal dikasih... gue ngga bisa minta yang lebih lagi... cuma mau bilang makasih sama Tuhan atas semua ini..... ini terlalu bagus buat gue....”

Lalu

“ Joanes jika mencari wanita lain, dengan sekejap dia bisa dapat yang jauh lebih cantik....”

Senyum Aby sambil memainkan bibirnya

“ tapi gue percaya dia lihat hati gue......”

Senyuman Aby mucul ditengah tangis harunya

“satu hal yang gue yakini... apa yang Tuhan rencanakan pasti ngga akan pernah gagal....”

Mereka lalu merangkul Aby dari kiri dan kanan

“ouh,,,, cup cup cup... sayang.... so sweet yah....” ujar Ully

“dia masih jalan kaki saja gue udah sangat bangga punya dia..... apalagi dengan apa yang dia punya sekarang ini... “

“ gue lihat Joanes sebagai pribadi yang sayang ama gue apa adanya.... dari jaman gue kriting dan cemong, dia dengan berani berdiri belain gue... “

“dia juga yang buat gue sampe bisa berdiri dengan penuh percaya diri seperti ini.....”

Ully terharu mendengar pengakuan Aby. Dia tahu bagimana Aby yang dulu suka pakai baju yang tidak matching, blazernya suka yang agak longgar kebesaran, celana kainnya kadang tidak cocok dengan atasannya, agak cubby, rambutnya keriting dan kulitnya agak kering.

Namun sekarang Aby bak bidadari yang cantik mempesona. Langsing, kulitnya kini cerah, rambut keritingnya membuatnya semakin menarik, membuat wajah yang tidak pernah berhenti senyum itu semakin cantik.

Saat mengantar mereka pulang ke bawah, Aby seperti tertegun kemudian, dia melihat status whatsapp Bastian salah satu pianis Shabach Ministry,

Persiapan ibadah syukuran rumah baru AJ houses, Altair Residence Boulevard. Praise the Lord.

Caption itu berisi vidio mereka sedang menyiapkan alat musik di sebuah ruangan besar.

“tan.... “ bisiknya ke Tante Flory

“ya....”

Aby lalu menunjukan status Bastian tersebut.

“by.....” Tante terkejut tapi tersenyum lebar

“AJ.... mungkin Aby dan Joanes houses.....”

Tante Flory memeluk Abigael.....

“kita tunggu besok..... khan dia janji mau kenalin ama orangtuanya.... “

Aby mengangguk, dia menghapus airmata harunya yang mengalir di pipinya.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd