Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Mendung Menggantung di Ambang Cinta

PART XXXIV



Bahagiamu disana, deritaku disini



Selesai sholat subuh, dia sudah bangun dan mulai berbenah. Mencuci pakaian mereka, beres-beres, memasak nasi dan lauk buat suami dan anaknya, lalu memeras pakaian yang direndam di pewangi pakaian.

Kemudian dia keluar ke halaman untuk menjemurnya, karena nanti dia segera membuka warungnya, anaknya pergi kesekolah, dan nanti sepulang dari anaknya dari sekolah dia akan mulai mengerjakan pekerjaan yang lain termasuk pekerjaan di rumah juragan Neneng, sedangkan anaknya yang akan gantian menjaga warungnya.

Hutangnya di juragan Neneng bagaikan sedang menggali pasir di pantai. Bulan ini dipotong, bulan depan bunganya ada lagi, ditambah dengan jika dia sedang kosong suka meminjam lagi ke Bu Neneng, makanya hutangnya semakin bertumpuk jadinya.

Dengan pelan-pelan dia masuk ke kamarnya mengembalikan sajadahnya, Ganda yang sedang terlelap setelah pulang jam 3 subuh, masih terkapar di kasur, biasanya dia akan bangun jam 10 atau jam 11 minta makan. Apalagi jika tidur dalam keadaan selesai mabuk, makin lama dia bangun dari tidurnya.

Saat dia sedang menjemur pakaian tiba-tiba disapa

“teh......”

“eh Ceu....”

Tetangganya Euis menyapanya

“ribut lagi yah semalam?”

Lilis hanya tersenyum pahit

“iya... Cuma ngga main tangan....”

“waduh.... sabar yah....”

“iya Ceu....”

Euis benar- benar prihatin dengan kondisi Lilis. Semalam dia mendengar Ganda kembali marah- marah ke Lilis

“ laki memang gitu yah... kalo kita takut dia malah semakin jadi....”

Lilis hanya tersenyum tipis

“ ngga semua mungkin, itu Kang Asep baik- baik aja ama Ceu Euis.....”

Euis menepuk pundak Lilis menguatkannya

“sabar aja, kemarin mereka sudah kasih ke salah satu Yayasan yang juga peduli dengan masalah-masalah seperti ini... nanti mereka datang bantuin....”

“iya Ceu... makasih yah...”

“Cuma itu yang bisa saya bantu... semoga Teteh cepat keluar dari masalah ini....”

Lilis mengangguk.

“karena lapor polisi pun susah, pasti ibunya datang minta tolong supaya Teteh cabut laporan....”

Dia hanya mengangguk dan merasa serba salah dengan posisinya.

“teh, saya baru tahu atuh kalo Teteh punya adik laki-laki....”

Lilis hanya tersenyum dan mengangguk

“pasti ganteng... soalnya Teteh aja geulis pisan kayak gini....”

Lilis menunduk sambi, tersenyum pahit

“yah.... mirip Amar wajahnya.....”

“iya yah... Amar mah ngga ada bapaknya pisan.... semua diborong teteh....”

Lili kembali hanya bisa terdiam. Dia teringat ketika mata polos itu berteriak memanggil namanya, dia tahu anak itu ingin menggapai tangannya yang sudah ditangkap oleh petugas, namun karena teriakannya untuk lari dan tarikan tangan teman-temannya, maka dia pun beranjak pergi.

De.... dimana kamu sayang? Masih kangen ama suapan kaka? Bisa kamu makan tanpa kaka?? Ngga rindu kamu sama Kakakmu ini?? Kamu masih rajin berdoa?? Apa kamu marah ngga nanti lihat Kaka yang sudah berubah seperti ini??

“teh....”

Lilis buru-buru menghapus airmatanya, dia mengangguk ke arah Euis

“iya Ceu....”

Euis langsung memeluk dia

“sabar atuh....”

Lilis mengangguk sambil menyeka airmatanya

“teteh pasti rindu yah......”

Airmatanya kembali menetes

“iya... selalu teringat sama dia....”

Euis menepuk punggung tetangganya ini. Tetangga yang sangat baik hatinya, namun sayang nasibnya benat-benar sial dipertemukan dengan bajingan kampung seperti Ganda, yang tidak bersyukur punya istri sebaik Lilis

Sementara Lilis kembali tenggelam dalam kesehariannya. Setiap dia mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan dari suaminya, dia hanya bisa meneteskan airmata di sajadahnya. Tempat yang paling dia bisa berkeluh kesah ialah lewat doanya kepada Allah, termasuk kerinduannya ke adiknya, sosok yang sulit dia enyahkan dari kepalanya, apalagi jika sudah melihat anaknya Amar yang tidur, dia seperti melihat Joanes yang sedang terlelap saat mereka masih tinggal bersama di gubug mereka di pinggir rel kereta dulu.

Ya Allah.... dimana dia sekarang? Dimana Joanes berada sekarang?



*******************

Ruang makan di kediaman Joanes ramai sekali hari ini. Lily, Samuel dan dua anaknya, serta Flory dan suaminya juga, sedangkan anaknya 2 orang malah pagi-pagi sudah nyebur ke kolam renang. Tidak lama kemudian Aby muncul dari lift, dan langsung bergabung untuk mempersiapkan sarapan buat Joanes

“makan apa si abang?” tanya Lily

“ roti palingan..... “

“mau disiapin....”

“ngga usah Ma.... biar aku yang siapin...”

Flory dan Mima kembali tertawa melihat Lily yang jadi sangat peduli dengan calon menantunya.

Aby lalu dengan dibantu oleh asisten rumah tangganya, mempersiapkan sarapan buat Joanes. Sesuai petunjuk dari Ellen, yang juga jadi kepala dari semua asisten rumah tangga dari Joanes, Aby lalu mempersiapkan yoghurt, telur dan oatmeal untuk Joanes.

Tidak lama kemudian Joanes turun dari atas, dan menyapa mereka semua

“pagi semua...”

“pagi Bang....”

“sarapan....” sapa Lily dengan ramah

“iya Ma....”

Dia ikut bangun dan sibuk membantu untuk sarapan menantunya ini

“enak tidurnya?” tanya Aby sambil senyum, yang dibalas dengan senyuman oleh Joanes

Flory rasanya mau tertawa mendengar pertanyaan Aby. Aduh, By By.... celana tua gaya lu sayang. Emangnya Tante ngga tau kamu tidur dimana tadi malam? Kata Flory dalam hatinya melihat mereka berdua yang penuh senyuman pagi ini

“anak-anak kemana Tan?” Joanes bertanya ke Flory

“tuh pagi-pagi udah nyebur... mentang- mentang renang gratis...”

Aby tersenyum

“ngga mau pulang katanya....”

Mereka semua tertawa mendengarnya

“makan semuanya...” Joanes menawarkan

“selamat makan Bang....”

Lalu

“mau ke gereja jam berapa?”

“jam 10 aja yah Bang?” tanya Aby ke Joanes

“boleh....”

“abang hari ini kemana?”

“hmmm.... paling nanti ke Karawang, ada pertandingan eksebisi kita diundang, sekalian penandatanganan kerjasama dengan pihak bank untuk kerjasama.... ada Pak Johan, Edo dan Bu Jingga juga....” jawab Joanes

“ sendiri atau sama Aby?” tanya Lily

“sama Aby nanti....”

Aby tersenyum

“wah... mulai tugas nih ibu negara...” celetuk Flory

“apaan sih Tan....” malu Aby menjawabnya, dan disambut oleh tertawa semua disitu

“senin kita ngobrol yah.....” ujar Aby ke tantenya. Dia memang berniat mneyerahkan pengelolaan toko bakerynya ke Tante dan Mima nanti.

“lho? Senin bukannya katanya kaka harus ke Shabach?” tanya Mima

“iya yah..... nanti malam aja deh....”

“ya sudah...”

Lalu dia bertanya ke Joanes

“abang jadi ke Hongkong?”

“jadi selasa.....”

Ini orang mau ke luar negeri seperti mau main ke plaza senayan aja yah, pikir Mima

“nanti aku siapin....”

“ada si Santi yang bisa siapin...” kata Joanes menunjuk salah satu asisten rumah tangganya

“Ka Aby juga ikut?” tanya Mima

“ikut.... si Hadi dan si Olivia juga ikut.....” kata Joanes menyebut dua orang PA mereka

“aku ikut juga?” tanya Aby sambil senyum

“mau ditinggal?”

“ngga dong.....” dia lalu memeluk kekasihnya dari belakang “harus dikawal si abang mulai sekarang...”

Mima langsung mendehem melihat kemesraan mereka

Aby tersenyum. Dan yang lebih hebat lagi Lily tidak protes sedikitpun. Dia sedang sibuk lihat-lihat para assisten rumah tangga yang sedang bekerja.

“bang, ini mereka sistim kerjanya bagaimana?” tanya Lily ke Joanes

“”ada Ellen yang atur Ma...”

“oh gitu.... trus Ellen nanti siapa yang kasih tahu?”

“hmmmm... dia sudah tahu sih Ma..... sekarang ada Aby yah Aby nanti yang akan kasih tahu... tapi dia sangat mengerti kok.... makanya dia jadi supervisor mereka....” jelas Joanes

“mulai dari menu makanan, sisitim kerja dan apa-apa tugas mereka, sampai belanja bulanan dan bahkan insentif anak-anak, dia semua yang atur.... dia juga ex cheff di Horizon...” pamer Joanes lagi.

Flory sudah tahu arah pertanyaan Lily. Ini kakaknya memang senang mengatur ngatur orang. Apalagi sekarang sudah merasa seperti mertua beneran, dia pasti ingin ikut mengatur kondisi disini.

Mereka lalu bersiap akan berangkat ke gereja.

Ini kali pertama Joanes datang ke tempat publik dengan identitas aslinya. Aby sempat bertanya, dia kuatir jika kekasihnya belum siap untuk itu, dan Joanes hanya tersenyum menjawab bahwa dia tidak masalah dengan itu. Baginya sudah saatnya mereka memang tampil di depan umum.

“Pak Darwin, istirahat aja.... saya mau nyetir sendiri hari ini....”

“baik Pak...”

“saya mau naik Camaro aja....”

“baik Pak.....”

Dia lalu bertanya ke Aby

“mama mereka mau pake mobil yang mana?”

“yah abang yang kasih tau lah.....”

“kok aku, ayang lah yang kasih tahu....”

“biar naik xpander aja.....” usul Aby

Lily begitu mendengar ucapan Aby langsung protes

“kamu gimana sih? Kalian berdua naik mobil mewah, masa mama ama papa naik xpander?”

“ih, xpander juga bagus....”

Joanes melihat mertuanya manyun langsung menengahi

“naik mobil Landcruiser aja....”

“abang....” Aby agak protes

“ngga apa-apa. Biar Pak Darwin yang nyetir....”

Lily langsung senyum

“nah gitu.....”

Mima yang sudah standby juga geleng kepala lihat keanehan mamanya

“ gue bilang juga apa Ka...”bisiknya ke Aby sambil senyum

Flory yang tahu diri langsung bilang

“kami naik mobil kami aja Bang...”

Joanes tersenyum

“ngga apa-apa Tan... Om Peter nyetir aja... pake Pajero aja tuh.....” ujarnya dia.

“ngga muat khan satu mobil?”

Peter langsung tersenyum

“sekali sekali rasain mobil mewah....” bisiknya ke istrinya. Yang disambut senyum malu-malu dari Flory.

Lalu Joanes bilang ke Mima

“Mima mau ama kita atau ama nyokap?”

“emang muat?”

“muat... Camaro khan ada kursi belakang....”

“aku ngga ganggu kan?”

“apaan sih kamu....” ujar Aby

Rombongan Abigael yang datang dan masuk ke parkiran gereja secara bersamaan secara tidak langsung membuat mereka jadi pusat perhatian. Karena baru kali ini jemaat secara luas bisa melihat Joanes dan Aby secara bersamaan datang, dan dengan kondisi yang berbeda dengan biasanya. Berita tentang ibadah kemarin di rumah Joanes langsung tersebar dengan cepat. Megahnya acara dan mewahnya rumahnya pun demikian.

Sedangkan Lily seperti biasa, dengan bangganya dia turun dari Landcruiser yang suka dipakai Joanes. Gaya Lily ini memang jadi gosip dan pembicaraan orang juga, apalagi mereka banyak yang tahu bagaimana dia selama ini yang gencar bilang kurang suka dengan pacarnya Aby.

“fokus sama Tuhan.... yuk...” ujar Joanes ke Aby.

Beda dengan calon mertua yang sibuk salaman dengan para pekerja dan pejabat gereja, Joanes segera minta Aby untuk segera naik ke balkon, dia lebih menikmati ibadah dari balkon. Meski juga diatas banyak yang mengajak mereka berdua bersalaman.

“Pengharapan adalah salah satu anugerah Allah. Dalam pergumulan hidup umat percaya ada anugerah pengharapan. Jangan mengeluh, bersungut-sungut ataupun mulai tidak percaya kepada Allah, disaat Allah belum lagi menjawab Doa kita, melainkan tetap berharap, bahwa Allah punya rencana yang terbaik dalam hidup umat percaya di tengah-tengah pergumulan hidup. Rencana Allah tidak dapat terselami, maka itu sebagai umat percaya, tetap berharap dan percaya kepada Allah, bahwa setiap orang yang berharap kepada Allah tidak akan dikecewakan-Nya......”

Potongan khotbah dari Ps Richard dari atas mimbar, sedikit menyenggol hati Joanes.

Bahagianya dia bertemu dengan Aby, sekaligus mengusik kembali luka lama yang dia simpan selama ini. Dia bahkan sudah berjanji tidak akan menikah sebelum bertemu kakaknya, Tirtasari.

Kerinduannya kepada kakaknya belakangan ini memang semakin menumpuk. Meski ada Aby disampingnya, namun itu malah membuat kerinduannya juga semakin menggila. Dia bahagia dan menikmati berkat yang berlimpah dari Tuhan, namun nasib kakaknya dia tidak tahu. Apa bahagia atau susah saat ini.

Lulusan SD jika pria mungkin bisa berbuat banyak. Kalau wanita? Apa bisa dia keluar dari tekanan yang demikian berat? Dia saja mengalami liku-liku perjuangan yang sangat luar biasa berat sebelum sukses, bagaimana dengan kakaknya?

Airmata Joanes turun di pipinya. Aby yang disampingnya hanya terdiam, dia seperti bisa memahami apa yang dirasakan oleh Joanes.

Aby hanya bisa berguman dalam hatinya

Tetap berharap sayang.... tetap berusaha.... tetap berpengharapan....

Kita akan temukan jalan menuju Tirtasari.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd