Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Mendung Menggantung di Ambang Cinta

BAB XXXIV


Taman air yang indah bernama Tirtasari



Setelah melanglang buana hampir 2 minggu ke Hongkong, Korea, dan Filipina, akhirnya Aby dan Joanes kembali ke Jakarta. Meski lelah namun Aby sangat bahagia, bisa mendampingi Joanes selama diluar negeri, dia belajar banyak hal bersama Joanes, dia juga sangat bahagia, seperti sedang berbulan madu bersama Joanes.

Mengunjungi tempat-tempat yang dulu baginya hanyalah mimpi belaka, kini semua foto-foto di IG nya dia penuh dengan tour dan liburannya bersama Joanes. Tentu saja komentar dan doa banyak beredar mendoakan agar dua sosok ini segera meresmikan hubungan mereka dalam ikatan pernikahan yang kudus.

Dan hari minggu di gereja, Joanes yang kali ini bertugas ke Balikpapan, memang sengaja tidak mengajak Aby kali ini, agar Aby juga istirahat dan membereskan semua kerjaannya dia yang belum sempat dia selesaikan, termasuk urusan toko bakkerynya yang harus dia handover pengelolaanya ke Rantenya.

Hal yang membahagiakan bagi Aby ialah dia diminta untuk mendaftarkan berkas pernikahannya ke gereja. Termasuk bersiap untuk ikut konseling Bimbingan Pra Nikah, dan juga memasukan dan mengurus berkas dan dokumen untuk persiapan pemberkatan pernikahan mereka.

Keluarganya sudah pindah akhirnya ke rumah di Spica Residence. Xpander yang selama ini dipakai oleh ayahnya, juga diserahkan ke keluarga Aby. Meski demikian hampir setiap hari bahkan selama Aby diluar negeri Lily dan Samuel selalu menginap di rumahnya Joanes. Bahkan setiap ada acara, salah satu mobil mewah Joanes pasti dipinjam oleh mertuanya. Dia tidak ingin kalah gengsi, minimal naik Pajero atau Fortuner.

Hari minggu ini Aby yang hadir siang itu di gereja bersama keluarganya tersenyum saat melihat fotonya bersama Joanes terpampang di layar raksasa di gereja dalam berita jemaat, selazimnya setiap ada pengumuman.

Akan menikah pasangan Joanes Emmanuel Frederik dengan Abigael Gayatri Mandalangi.

Dia sempat menitikan airmata harunya, karena akhirnya dia bisa tiba juga di titik yang sangat penting dalam hidupnya. Di usianya yang masih terbilang muda, 24 jalan ke 25, akhirnya dia dipinang juga oleh pujaan hatinya.

“congratulation Aby.....” semua teman-teman menyalaminya, bahkan whatsappanya berdentang terus karena banyaknya ucapan selamat baginya. Maklum, dia dan Joanes memang jadi sorotan dan pasangan yang dianggap selebritis saat ini.

Mima lalu berbisik ke bapaknya

“Pah... gimana?”

“papa senang sekali.... kaka dapat jodoh yang Tuhan kasih lebih dari yang kita minta....” ada rasa haru di mata pria tua itu.

Mima memeluk bahu papanya. Pria sabar yang begitu luar biasa. Dia juag bersyukur, kakaknya membantu menyuntikan dana ke perusahaan Papa untuk bisa eksis lagi. Melihat ada gengsi dan semangat dari papa, membuat Mima selalu bersyukur. Baginya apa yang Tuhan buat dalam hidup keluarganya, sungguh ajaib dan hebat.

Senyum dan kebaikan hati Abigael selama ini, ternyata itu yang membawa mereka bisa tiba di fase penuh berkat selama ini.

Dan benar saja, begitu selsai ibdaha Aby langsung diserbu banyak orang yang memberi ucapan selamat.

“kapan By?”

“ 2 minggu lagi....”

“ resepsinya?”

“belum.... pemberkatan dulu....”

“selamat yah By.....”

Lalu Mima tanya ke Aby

“Ka, nanti siapa yang walinya Abang?”

“papi William dan mami inggrid mungkin.....”

“oke....”

Mereka memang berdua sepakat pernikahan ini hanya untuk pemberkatan dan catatan sipil saja di gereja, untuk resepsinya mereka akan laksanakan sesuai rencana semula, menunggu nasib kakaknya Tirtasari.

Dan seperti biasa, Lily mulai heboh dengan pakaian dan atributnya nanti untuk acara pernikahan anaknya. Pernikahan pertama dan spesial, maka dia pun ingin semua serba spesial. Mima hanya geleng kepala, dia merasa kadang memang orang baik suka kalah dengan orang yang beruntung. Dan mamanya di mata dia adalah sosok beruntung, mendapat menantu sebaik Joanes.

************************



Lagu segala perkara dapat kutanggung dari Shabach Ministry nampak bergema di ruangan kerja sala satu direktur Tirtasari.

Aby, sang pemilik ruangan nampak sedang duduk dan memeriksa file-file didepannya. Dia yang sedang menanda tangani beberapa dokument di ruangannya di Tirtasari Tower, nampak sibuk mencocokan semua dokumen dengan data yang ada, dia tidak ingin yang namanya blind sign, makanya dia benar-benar periksa semuanya.

Ruangannya hampir seluas setengah ukuran rumah kontrakan mereka dulu, sangat nyaman dan prestisius sebagai calon istri founder Tirtasari, memang rasanya layak dia mendapat fasilitas semewah ini.

Aby mengecek ponselnya, whatsapp dia dari 30 menit yang lalu belum dibalas oleh Joanes. Dia ingin pulang segera dan mandi berdua. Kangen karena tadi balik dari perjalanan ke Balipapan, Tanjung Selor, lalu ke Kupang, Joanes langsung ke kantor, bertemu sejenak, Joanes lalu ke kementrian BKPM, sehingga belum bertemu lama. Untung kue dan makan siangnya sudah dibawa olehnya.

“Mbak Olivia....” panggilnya ke PA nya.

Meski sudah jadi pimpinan, namun Aby tetap menjaga sopan santun dan tidak pernah memanggil nama terhadap staff-staff nya. Dia tahu dan pernah jadi staff, makanya dia belajar untuk tidak seenaknya ke staff dia.

“ya Bu...”

“coba tanya Mas Hadi... bapak dimana?”

“tadi sudah wa sih Bu... katanya ke gedung tua....”

Gedung tua adalah istilah mereka untuk gedung tua yang diakusisi oleh Joanes yang dia selalu kesana setiap dia rindu dengan Tirta. Pagar dan trotoar yang selalu menjadi kenangan dia untuk mengenang kakaknya.

Aby lalu menyelesaikan semua tanda tangannya, dia melihat waktu sudah pukul 17.35.

“ Mbak, jauh lokasinya?”

“dekat sih Bu, cuma sore begini kan tau sendiri macetnya...”

“ pesanin gojek kalau begitu....”

“ibu sendiri kesana?”

“iya ngga apa.....”

“saya suruh paspam saja yang antar Bu....”

“ngga apa-apa, saya ini gojeker kok....”

“baik Bu....”

Meski memesan gojek, namun Olivia tetap meminta paspam mengawal dari belakang. Dia ingin menemani namun dilarang oleh Aby.

“pulang sana... pacaran... aku juga mau pacaran juga sama Abang....” ujar Aby

Benar saja, setiba disana, Joanes sedang duduk di kursi portable yang dia bawa. Ada warung nasi goreng yang suka diceritakan disampingnya juga. Melihat kedatangan Aby, Hadi langsung meminta kursi satu ke Mang Dudung

“calon istrinya Boss....”

Mang Dudung menundukan wajahnya memberi hormat.

Melihat Joanes yang duduk sendiri, rasa haru Aby seketika mengusik hatinya. Dia tidak bisa membayangkan trauma hebat yang dialami kekasihnya itu. Bagaimana dia dengan status sebagai anak yatim piatu, disiksa dengan kasarnya, dan didepan mata dan kepalanya sendiri melihat kakaknya direnggut dari dirinya dengan alasan kenyamanan kota.

“sayang....” sapa Aby

Joanes kaget.

“lho... kok ada disini?”

Aby tersenyum melihat ada kilatan telaga di mata Joanes

“habis wa abang ngga dibalas....”

Joanes menghapus airmatanya, Aby lalu duduk di sampingnya

“pinjam di Mang Dudung?”

Aby menganggukan kepalanya

“sini duduk....”

Dia menyerahkan kursinya ke Aby, dia lalu duduk di kursi baso milik Mang Dudung

“ kita pasti akan temuin dia, Bang....”

Joanes menganggukan kepalanya, telaga itu kembali muncul

“ aku selalu berusaha untuk tidak emosional setiap kesini.... tapi selalu aku ngga mampu....” airmatanya kini turun, Aby menyodorkan tisunya ke Joanes

“selalu sulit buat aku untuk lupain.....”

Usapan di lengannya untuk menguatkan kekasihnya

“ apakah dia baik-baik saja sekarang?? “

Bulirnya turun lagi menetes

“ bahagiakah dia sekarang?”

Helaan nafas panjang

“ aku takut aku ngga adil aja.... dia sedang menderita sedangkan aku senang disini...”

Aby membelai punggungnya

“sayang... ngga demikian... ini hanya waktu Tuhan saja yang belum ijinkan.... jangan suka menghakimi diri sendiri....”

Dia menepuk lengan Joanes.... dibalas oleh anggukan lemah...

Anak-anak jalanan nampak pada ngumpul disitu, mereka memandang ke arah mereka berdua.

“sering seperti ini?”

Joanes mengangguk

“abang suka kasih apa?”

“makanan palingan, kadang buat jajan mereka..... Hadi yang suka urus....”

Aby lalu berdiri

“abang sudah minum?”

Dia menggeleng

“aku ambil minuman di mobil yah?”

Dia mengangguk

Saat dia berjalan ke mobil anak-anak pada mengikutinya dari belakang

“tunggu yah...” ujar Aby dengan ramah

Mereka lalu tertawa dan kembali berbaris duduk sambil tertawa dan bercanda dengan teman-temannya.

Sebotol minuman diserahkan oleh Aby ke Joanes, dia juga membuka botol minuman untuknya.

Duduk bersama di pinggir jalan seperti ini terasa berbeda bagi mereka berdua. Aby sangat menikmati waktu bersama dengan Joanes seperti ini, berdua bersama, termasuk tekadnya untuk mencari Tirtasari bersama

“aku nga tahu... belakangan ini rasanya semakin rindu sama Kaka... mungkin karena menjelang berganti status, rasanya rindu aja dia harus ada disamping aku.....”

Aby bisa memakluminya. Itu sebabnya dia setuju mereka menunda resepsinya. Bagi dia yang penting secara hukum dan agama sudah sah, sudah sangat cukup bagi dirinya. Dia hanya ingin bersama Joanes selalu, dalam keadaan apapun itu.

“ kita selalu doakan yah Bang.....” bisik Aby lembut

“aku percaya, semakin kita dekat waktunya untuk bertemu Ka Tirta....”

Senyum mengembang disudut bibir Joanes

“amin sayang...”

Tidak lama kemudian

“pulang yuk sayang...”

“sudah?”

Joanes menganggukan kepalanya.

Abigael lalu membuka dompetnya, ada sekitar 20 anak yang duduk menunggu semua kebagian masing-masing 50 ribu dari Aby. Dia lalu mampir ke Mang Dudung, mengembalikan kursinya, dan Pak Darwin menghampiri Mang Dudung, memberinya amplop.

“boss... makasih banyak yah....”

Joanes mengacungkan jempolnya

“ lancar selalu....”

Sambil memberi hormat kepada Aby.

Mereka masuk ke BMW seri 7 Oppulance nya, dan segera mobil itu bertolak kembali pulang ke Altair. Meninggalkan senyuman dan tawa bagi anak-anak kecil yang disitu, termasuk Mang Dudung yang sering mendapat berkah jika Joanes datang berkunjung kesitu.

***********************


Hari Kamis merupakan hari koordinasi bagi anak-anak perusahaan dibawah naungan Tirtasari, termasuk bagi Michael yang dibawahnya dia juga masuk divisi Hukum. Secara managerial Michael amburadul, makanya disampingnya dia Joanes mengirim banyak sosok yang hebat secara managerial untuk membantu Michael.

Namun Michael juga berupaya keras menyelesaikan semua tugas dari Joanes, dan ikut mengupgrade dirinya agak bisa layak diposisi itu. Anak buahnya banyak yang diam-diam suka lucu dengan gaya Michael dalam memimpin mereka, namun mereka tahu, omongan Michael sangat didengar oleh Boss besar. Dan mereka enggan mencari gara-gara dengan Michael.

“pak Michael, legalitas semua anak perusahaan hampir tidak ada masalah yang berarti, semua valid dan on schedule..” lapor Zubair Hasan SH, direktur legal Tirtasari Group.

“Oke...”

“untuk sengketa tanah di Bogor, sudah masuk ke pengadilan perdata, namun ini casenya sangat simple dan kami yakin kami menang, begitu putusannya keluar kita serahkan ke divisi property untuk segera dimulai pembangunannya...”

“oke....”

“yang di Palembang juga sudah beres legalitas, kita sudah re-submit ke pihak Hongkong, setelah Boss balik kemarin sudah kita bereskan....”

“Mantap.....”

Zubair lalu membuka powerpoint di proyektor membuka data untuk sebaran bantuan mereka lewat Tirtasari Foundation

“untuk anak-anak yang kasus KDRT dari orangtua, sudah kita bantu beberapa dengan konseling, dan yang orangtuanya bermasalah, kita sudah kirim anak-anak mereka ke Kasih Abadi, sama Jala Kasih yang di Bogor....”

Ada beberapa panti asuhan yang berafiliasi dengan Tirtasari Foundation, mereka suka dipakai jika ada anak terlantar yang mendapat bantuan dari Foundation. Saat orangtua mereka menelantarkan, anak-anak itu dikirim disana agar mendapat pendidikan dan perlakuan yang layak.

“oke...”

Zubair sudah mengerti jika jawaban pendek Michael seperti ini artinya dia sedang malas dan tidak fokus. Dia memang jika bicara prosedural seperti ini agak malas, tapi jika sudah bahas masalah lapangan, dia ahlinya dalam hal eksekusi.

“satu lagi Pak.....”

“apa tuh?”

“kami sudah mengajukan dana tambahan untuk membantu korban KDRT, baik bantuan pendampingan hukum, dan juga biaya untuk membantu mereka memberi ketrampilan dan beberapa untuk modal usaha....”

“berapa kasus yang akan kita bantu....”

“hmmmm kita seleksi sih Pak... triwulan ini mungkin 15-20 kasus....”

“wuih banyak juga yah....”

“banyak Pak... terutama Jawa Barat peningkatannya tajam...”

“iya, meski dari Foundation siapain dana besar tapi kita juga jangan sembarang pakainya...”

“siap Pak...”

Michael sesekali melihat file-file nya

“pastikan juga tindak lanjutnya ada... jangan kita sudah bantu, dia kawin lagi dan cerai datang lagi minta bantuan ke kita..... kita bantu yang benar-benar memerlukan bantuan kita...” ujar Michael lagi.

“semua sih kita pastikan Pak....” sambung Irawan, staff nya Zubair

Michael mengiyakan, dia ingin segera menyudahi rapat ini dan segera pulang

“ini juga dari 30an kasus masuk, kita peras jadi 18 case, 2 case masih kita pending...”

“oke....”

“kita follow up nanti..”

“baik... kalo sudah ngga ada... kita tutup rapat kita... nanti datanya diemail ke secretaris saya, saya sign... untuk approval dari Holding....”

“siap Pak...”

Michael lalu membereskan notesnya

“itu yang dua kenapa dicancel....?” tanya Zubair ke

“dari Pak Yudo satunya... satunya lagi LSM yang di Bandung...”

“Yudo kan kasus yang dia pegang artinya memang layak dibantu...”

“iya Pak... cuma ini korbanya takut lapor, karena mertuanya disitu, suaminya KDRT, sudah dilaporin tetap saja dilepas karena dia ditekan oleh mertuanya....”

Zubair mengangkat bahunya

“Kita bantu tapi korbannya nanti balik kesitu kan susah juga, malah tambah susah nanti dia.....”

“suruh pindah aja....” teriak Michael sekenanya sambil berjalan mau keluar dari ruangan

“susah Pak.... rumah atas nama dia soalnya....”

Micahael mengernyitkan keningnya

“yah... begitulah.... kita bantu kan percuma....”

‘iya Pak....”

Lalu.... Zubair membaca filenya....

“Lilis Sukmawati.....”

“ iya Pak....”

“alias Tirtasari....??”

Suara Zubair seketika menghentikan langkah Michael yang sudah di pintu ruangan.

“siapa namanya?” tanya Michael tiba-tiba

“Eh.... yang mana Pak? LSM nya atau korbannya..” tanya Irawan balik

“korbannya....”

“Lilis Sukmawati, Pak....”

“ada aliasnya tadi gue dengar...”

“ada pak .... alias Tirtasari....”

Michael terkejut

Dia tidak jadi pulang, dan langung menghampiri mereka

“buka file nya......” perintahnya cepat

Michael lalu membaca file nya

Lilis Sukmawati

Lahir Jakarta, 28 Maret 1987

“mana fotonya.....”

Irawan lalu membuka file JPEG, dan muncul wajah tirus yang terlihat kuyu dan penuh kesedihan

Michael bagaikan tersetrum melihat foto itu....... dia ternganga

Gezzz, itu Tirtasari.... wajahnya mirip sekali dengan Joanes..... instingnya segera berbicara.

“kirim file ini ke gue......”

Mereka terkaget mendengar perintah itu

“sekarang.....” agak setengah membentak suara Michael.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd