Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Mendung Menggantung di Ambang Cinta

BAB XLII



DATING



Setibanya dirumah, Joanes dengan sedikit tergesa gesa naik lewat lift Bersama Tirta. Mereka berpisah di ruang keluarga di lantai 2, Tirta segera menuju ke kamar Amar anaknya, sedangkan Joanes beranjak ke kamarnya sendiri. Dia memang bergegas mencari Aby, karena tadi tidak pamit ke Aby.

“hi sayang…..”

“hi Bang…..”

“maaf tadi ngga bawa hape pas jalan…..”

Senyuman Joanes menyapa Aby yang sedang didepan macbook nya di ruangan kerja atas.

Dia lalu menghampiri dan mencium kepala kekasihnya

“ngga apa-apa Bang…..”

Pelukan Joanes mencoba menentramkan hati Aby

“dari mana?”

“dari panti asuhan……”

Aby tersenyum memaklumi

“Ka Tirta nangis terus lihat tempat itu……”

Aby terdiam mendengarnya

“ tempat yang indah sebenarnya….. sebelum kami pindah ke rumah Pak Rudy……..”

Sebuah rasa sedih dan bayang-bayang masa lalu kelam selalu muncul dikepala Joanes jika mengingat penyiksaan dan kekerasan di rumah itu dimasa lalu mereka berdua.

“udah Bang…. Sekarang kita bersyukur aja…. Abang sudah diberkati jauh lebih berlimpah saat ini…..” senyuman Aby yang manis selalu jadi penetralisir semua hambatan dan galau hati Joanes. Pria tampan itu lalu tersenyum kecil sambil menganggukan kepalanya pelan.

“kadang kita tidak mengerti apa yang Tuhan rencanakan dalam hidup kita……” sentuhan Aby di lengan Joanes membuat dia agak sedikit tenang

“maaf yah sayang…..” tutur lembut Joanes

“iya bang……”

Aby lalu bangun dari duduknya, kini dia merangkul Joanes sambil berdiri didepannya, dan bersandar di pinggir meja kerja

“I love you, Bang……” pelukan eratnya kini merangkul kekasihnya

Joanes membalas pelukan kekasihnya dengan erat. Dia merasa sangat bersalah sudah pergi tanpa memberitahu Aby. Padahal selama ini Aby tidak pernah sedikitpun melarang atau mempermasalahkannya.

“I love you too, sayang…..”

Tatapan matanya dengan lembut sambil membuka lebar senyumannya seperti selalu menghipnotis sang pangeran ganteng ini. Mata indah yang tidak pernah lelah mendampinginya, membawanya ke dunia baru dimana dia akhirnya merasakan bagaimana dia dicintai tanpa syarat, dicintai dengan begitu indah dan apa adanya dirinya.

“ini baju yang dulu kita beli di Kelapa Gading?” tanya Joanes

Aby menganggukan kepalanya

“kenapa?”

“ngga…. Kok sering dipake sih?”

Aby tersenyum

“ya namanya masih enak dan masih bagus…. Aku pake lah…..” ujarnya sambil tersenyum

“sayang….. kayak ngga ada baju lain…”

“abang, ngga lah…. Jika masih bagus aku tetap akan pakai…..”

Dalam beberapa hal memang Joanes terlalu memanjakan diirnya. Dan bagi Aby dimanjakan oleh Joanes bukan kemudian dia harus foya-foya beli apa yang dia mau. Dia jadi lebih bertanggungjawab ke Joanes dalam segala hal. Catatan dan semua pengeluaran pribadinya dia selalu catat secara terperinci. Bahkan meski dia sudah mendapat pemghasilan besar dari salah satu unit usaha mereka, ditambah dengan pemberian dari Joanes, namun dia tetap menjaga apa yang jadi kepercayaan bagi dirinya.

Joanes merasa bersalah dengan Aby. Wanita tangguh yang selama ini selalu disampingnya, yang dia rasa dia pun sedikit tidak adil dengan Aby. Mereka harusnya sudah menikah, namun tertunda dengan hadirnya Tirtasari.

Saat Joanes menyampaikan untuk membiarkan Tirta cooling down dulu dengan mereka, jadi meminta Aby agar menerima penundaan pernikahan mereka, dan Aby tidak mempermasalahkan itu. Baginya apa yang jadi kepentingan Joanes adalah yang hal yang terpenting.

Ciuman lembut Joanes dikepala Aby. Rambut keritingnya yang dia suka gerai jika dirumah menjadi mainan tersendiri bagi Joanes. Dikecupnya lembut dan dibelai rambut wanita yang selalu setia mendampinginya selama ini.

Ada rasa syukur yang selalu dia ucapkan dalam helaan nafaasnya, yaitu hadirnya wanita sehebat Aby dalam hidupnya. Hidup memang selalu seimbang, masa kecilnya yang harus dia jalani dengan pahit, kini dia dieprkenankan Tuhan untuk menjalani nasib yang hanya segelintir orang yang bisa rasakan. Dan itu semakin dia syukuri dengan hadirnya Abigael dalam hidupnya.

“bang……”

“ya sayang…..”

“diam aja…..”

Joanes tersenyum dan memeluk Aby. Rasanya damai bisa memeluk wanita hebat ini.

“mau jadi jalan kita?”

Joanes teringat dia janji mau jalan sama Aby

“jadi…..”

“jam berapa?”

“sekarang yuk…..”

Aby tersenyum

“biar nanti malam sudah dirumah…..”

Senyuman setengah cengengesan dari Joanes dengan cepat diartikan oleh Aby. Dengan manja dia mencubit lembut perut Joanes

“emang malam kita sudah dirumah….. ??”

“iya…..”

“ya trus??”

“ngga terus-terus…”

Aby tersenyum dan mencium bibir Joanes dengan lembut

“beneran yah…..”

“iya…..”

Aby tertawa kecil

“awas kalo nakal nyengggol-nyenggol yah…..”

Joanes tertawa kencang sambil mencium leher Aby dengan gemasnya.

Dia mengakui memang Aby selalu membuat dia sangat puas dalam bercinta. Wanita idaman yang sangat dia cintai dan sayangi. Selalu tampil prima dan selalu memuaskannya dalam bercinta. Dia dengan cepat belajar dan selalu bertanya apa yang diinginkan oleh Joanes dalam bercinta.



**********************

Suatu kesempatan yang langka rasanya bisa jalan berdua dengan kekasihnya di akhir pekan. Biasanya hanya sepulang gereja mereka suka makan bersama, selebihnya waktu mereka seakan sudah terprogram dengan seabrek kegiatan dan pekerjaan yang harus mereka selesaikan.

Kali ini dengan blus lengan 3/4 warna biru muda dan celana panjang Coksu pinggang karet keliling santai dengan kets putihnya, dengan santai dia menggenggam tangan Joanes yang dengan celana bermuda pendek dan kaos senada berwarna abu-abu diselingin kemeja tangan panjang dengan warna senada.

Mereka berdua memang sedikit banyak menarik perhatian banyak orang. Sosok putih ganteng menggandeng Aby yang terlihat eksotis dengan kulit coklatnya dan rambut keriting yang diikat keatas membuat temgkuk lehernya terlihat memepesona.

Sesekali mereka masuk melihat lihat counter -counter di mall, sebelum kemudian mengakhirinya dengan makan bersama di restoran di dalam mall. Makan malam bersama berdua rasanya sangat menyenangkan disela sela kesibukan mereka yang sulit diprediksi. Our time…. Istilah bagi mereka berdua jika sedang menghabiskan waktu Bersama.

“memang kalo sama Abang jalan aku harus sabar…..” gurau Aby

“kenapa?” tanya Joanes sambil mengaduk orange squashnya

“iya…. Dari tadi dilihatin cewek terus…..”

Joanes tertawa ngakak

“ngga lah sayang…. Mereka mengagumi kecantikan calon istriku…. Eksotis…..” senyumannya terpajang di bibirnya

“boong abang….”

Jemari Joanes menggenggam tangan Aby lembut

“I’m taken already…..”

“yes you are…..”

Tatapan mata dan senyum bertebaran diantara mereka

“makan yuk…..”

“yuk….. ayang doa…”

Aby lalu memimpin doa makan mereka bersama sebelum makan.

Sesekali Aby menyuapi Joanes untuk mencicipi makanan yang dia pesan

“pedes Yang….”

Aby tersenyum, Joanes memang kurang suka dengan makanan pedes

Tingkah mereka menjadi perhatian beberapa pengunjung restoran itu. Tampang ganteng dan kulit putih bak model memang tak pelak membetot banyak mata wanita. Sayangnya yang pejantan ini malah dengan bangga selalu menggandeng pujaan hatinya yang berkulit lebih gelap, berambut kering dan bermata indah.

“Ka Tirta tahu kita jalan?”

Joanes menggeleng

“kayaknya dia tidur… kecapean….”

Aby tersenyum

“Amar kemarin nilainya bagus lho…..”

“oh yah?”

“yup…. Suka lihat dia cepat beradaptasi dengan lingkungan baru….”

Joanes tersenyum tipis.

“aku bisa meraskaan trauma besar hidupnya…. Dibesarkan dalam tekanan…..”

Aby mengelus lengan Joanes

“sayang…. Yang penting sekarang dia sudah sangat bahagia bersama kita….”

“iya…. “

Lalu

“aku berharap Ka Tirta juga merasakan kebahagiaan bersama kita, Bang…..”

Joanes tersenyum

“iya…pastilah….”

Joanes kembali teringat bagaimana Turta menangis tadi di Panti Asuhan

“dia satu-satunya keluargaku saat ini….. sosok yg aku cari sekian tahun…..”

Aby segera menyadari bahwa romansa sentimental masa lalu suka membawa Joanes sedih dan terbawa perasaan, sehingga dia kemudian dengan luwes segera mengajak Joanes agar balik ke mood awalnya lagi

“sayang….. nanti kita foto bersama… panggil fotografer yah…..”

Joanes tersenyum menganggukan kepalanya

“ aku ingin Ka Tirta juga bisa sebahagia aku saat ini……”

Tatapan Joanes dengan teduh menatap mata Aby

“karena aku sangat bahagia…. Punya abang yang sangat hebat dalam hidup aku….. you are the most magical thing that I ever had…..”

Senyuman kembali tertebar diwajah Joanes

“I love you sayang…..”

“love you back, Abang…..”

Mereka lalu melanjutkan untuk makan kembali

Nuansa santai namun mewah di restoran ini emmang sangat tepat untuk keluarga makan disini. Makanan yang disediakan juga termasuk tepat di lidah mereka. Meski termasuk lumayan mahal, namun restoran ini banyak pengunjungnya.

“ada yang lihat ayang tuh……”

Joanes memberi kode ke arah keluarga yang makan tidak jauh dari meja mereka, yang terlihat sudah selesai menikmati makanan mereka dan akan beranjak. Sepasang suami istri dengan anak perempuan mereka yang berusia remaja, nampak menatap ke arah mereka dan saling berbincang diantara mereka sambil sesekali menunjuk ke arah mereka berdua.

“mereka kesini…..” ujar Joanes

Aby bingung tapi tersenyum kecil

“kenal mereka?”

Aby menggeleng

Lalu, anak mereka menghampiri meja mereka berdua diikuti oleh orangtua mereka

“malam Kaka……. Maaf mengganggu…” sapa anak itu sopan

“malam juga…. Iya apa yang bisa dibantu?” tanya Aby ramah

“ka Abigael Gayatri kan?”

Aby dan Joanes terkejut

“iya…..”

“puji Tuhan……”

“mom, Dad… it’s her….. it’s really her…..” ujarnya ke arah orangtuanya, yang membuat kedua orangtuanya menghampiri meja mereka. Aby yang terkejut hanya tersenyum kecil dan menatap ke arah Joanes yang juga tersenyum kecil

“Ka Aby…. Kami sekeluarga fans nya Kaka lho…..”

Aby terkejut

“Hi there….. what a pleasure to meet you, guys…. saya Henry…. “ sang ayah yang kemudian menyodorkan tangannya ke arah Joanes dan Aby

“halo…. Saya Dania…. Ini anak kami Julliete….” Ujar sang ibu, membuat Aby dan Joanes berdiri menyambut jabat tangan mereka

“kami sangat terberkati dengan pujian dari Ka Aby….. waktu dia pelayanan di gereja kami….”

“oh…… Puji Tuhan….”

Henry tersenyum sambil membelai pundak istrinya

“papa lagi terpuruk waktu itu Ka…. Pas dengar Kaka nyanyi bawa pujian…. Dia merasa sangat diberkati waktu itu….. dan kebetulan kami semua suka dengan suara Kaka…… “

Aby tersenyum mendengarnya

“aduh… Puji Tuhan yah… semua kuat dan gagah Tuhan….” Aby merendah

“iya bener….. tapi kami yakin lewat Ka Aby, Tuhan beri kami semangat ketika itu….”

Joanes hanya bisa tercenung dan menganggukan kepalanya

“ kami semangat lagi…. Dan sekarang Tuhan bawa kami lebih tangguh lagi……” ujar Henry lagi

“makanya tadi lihat Kaka disana…. Saya langsung kesini mau nyapa Kaka…..” ujar Juliette lagi

“oh…makasih yah…..”

Juliette kemudian menyambung

“Ka boleh minta foto ngga?”

Abu tersenyum….

”boleh dong….” Dia membetulkan bajunya agar terlihat rapih

“ama Kaka juga….” Juliette meminta Joanes juga

“oh boleh….”

“semuanya aja……” tawar Aby

“iya ayo Pak Henry….” Ajak Joanes

Mereka lalu berfoto bersama semua dengan meminta bantuan pelayan restoran dan kemudian Juliette juga meminta foto hanya berdua Aby.

“Kakak berdua… ijinkan saya yang traktir kali ini yah…..” ujar Henry lagi

“ngga usah Pak……” Joanes kaget

“no problem Ka….. please, I insist…..” tatapan matanya memohon

“saya tahu Kaka jauh lebih kaya dan sukses…. Tapi ijinkan saya dan keluarga berbagi sedikit berkat kali ini…. Really… saya dan keluarga sungguh sangat terberkati waktu itu….”

Joanes dan Abigael tersentuh mendengarnya

“sukses untuk kaka berdua yah….. ditunggu undangannya….” Ujar Juliette lagi

Aby terkaget mendengarnya

“aku kan follower Kaka di IG…….” Ujarnya lagi sambil tersenyum

“oh.. oke De… maksih doanya yah…..”

Mereka lalu berpamitan untuk pulang duluan. Meninggalkan Aby dan Joanes yang tersenyum senyum sendiri dan tidak lama kemudian mereka berkemas untuk balik.

“ Kadang hal kecil…. Tanpa kita sadari itu membuat banyak orang ternyata terberkati…..” ujar Joanes saat mereka sudah didalam mobil berdua

“iya Bang……”

Aby menyentuh tangan Joanes dan kepalanya bersandar dilengan Joanes.

“ itulah hebatnya Tuhan kita… Dia memberi berkat lewat apapun jalanNYa…..”

Joanes tersenyum

“betul banget……”

Jalanan Jakarta yang indah dimalam hari membuat perasaan yang mereka rasakan malam ini rasanya semakin terasa menyenangkan

“ senang banget malam ini……”

Joanes melirik dan tersenyum

“udah lama kita ngga jalan berdua…. Makan malam bersama… tanpa bahas kerjaan….”

“iya sayang…..”

Joanes terdiam. Memang kesibukan pekerjaan, pengembangan usaha yang sangat masif dan ditambah dengan hadirnya Ka Tirta kembali dalam hidupnya, sedikit banyak membuat waktu dia dengan Aby jadi banyak tersita dengan hal-hal seperti ini. Waktu bersama dengan Aby jadi ikut larut dengan kerjaan dan hal lain.

“makasih yah sayang……”

“makasih untuk apa?”

Ciuman lembut Aby ke lengan Joanes manja

“udah dampingin aku…. Udah cinta aku apa adanya……dan udah sabar nunggu…..”

“abang……” potong Aby

“ngga boleh ngomong begitu……..”

“iya tapi…..”

“abang… itu kewajiban aku sayang…..” elusan lembut di pundak tangan Joanes

“mendampingin Abang…. Kapanpun dan dimanapun abang butuh… berdoa buat abang…. Kewajiban aku….”

Menatap wajah dan mata indah itu itu seketika mebuat Joanes luruh. Dia bagaikan disadarkan bagaimana hebatnya wanita ini mencintai dia. Tanpa syarat, bahkan saat dia dianggap sebelah mata oleh banyak orang, Aby yang berdiri tegak ‘menantang’ pandangan miring orang-orang

“makasih sayang….”

Aby tersneyum kembali dan memeluk lengan Joanes

“ aku yang makasih buat Abang…..”

“untuk?” tanya Joanes heran

“untuk cinta abang yang luarbiasa buat aku……”

Joanes terdiam dan sesekali menatap ke sampingnya

“kalau dipikir, abang dengan mudahnya dapat wanita lain yang lebih cantik… lebih pintar dan lebih kaya…. “

Helaan nafas terdengar

“tapi abang pilih aku……”

Lampu merah membuat mereka berhenti. Tatapan mata Joanes kini menatap mata indah yang kini ada sedikit telaga disana

“siapa aku ini, Bang….. ?” agak menunduk wajah Aby

“tapi abang bawa aku selalu disamping abang… angkat percaya diri aku… abang poles aku sedemikian rupa hingga boleh jadi seperti ini…….”

Mata haru itu kini menatap ke arah Joanes dengan penuh ketulusan

“ what an amazing love I have, Bang…..” senyumannya mengembang

“semua karena Tuhan kasih Abang untuk hidup aku…..”

Joanes lalu mencium kepala Aby dengan lembut

“I love you, sayangku……”

“I love you too, Bang……. Much and much…..”

Mobil kini masuk ke jalan tol. DB11 Aston Marthin dengan kencang dan gesit melejit dijalan bebas hambatan ini.

“pelan-pelan saja sayang…..” Aby mengingatkan Joanes untuk tidak menggeber tunggangannya ini

“pengen cepat nyampe rumah…..”

“abang yah……” cubitan lembut Aby ke lengan Joanes. Dia tahu apa yang diinginkan oleh Joanes saat ini, makanya hanya senyuman kecil saja diwajahnya.

*****************

Pintu kamar segerea berdebam saat mereka amsuk. Masih dengan pakaian lengkap, dan Joanes kemudian menyentuh pipi Aby dengan lembut, lalu bibirnya turun dan menjemput bibir Aby yang sedikit terbuka menyambut bibirnya Joanes, lembut dan penuh perasaan kecupan mereka bertautan, dan perlahan dari lembut, kini semakin panas ciuman itu.

Suasana sepi dan berada di dalam kamar, ditambah dengan kerinduan yang dalam karena beberapa hari mereka sibuk dengan kesibukan masing-masing, membuat ciuman yang tadinya hanya kecupan ringan kini semakin larut, dan lidah saling bertautan, penuh kenikmatan.

Aby jadi lupa diri, dia sangat merindukan kekasihnya, dan pesona tampan dan pelukan lengan kekar seakan melindunginya dan membuatnya terlena, apalagi saat tubuhnya bersandar di balik pintu kamar, dan ciuman Joanes kini mulai turun ke bibirnya.

Sepatu yang dia pakai kemudian dicopotnya dengan menggunakan kedua tumitnya dan diletakan tergeletak begitu saja sambil bibir mereka tetap bertautan dengan liarnya. Baju atasan biru Aby kini mulai diangkat keatas, dan beha hitam Aby kini terlihat menutupi dadanya.

Ciuman Joanes kini menyusuri kulit dada Aby yang masih terbungkus beha dan dengan cepat, dia lalu membuka atasan Aby dan membuangnya ke lantai kamar. Sambil tetap melekat bibirnya dengan panasnya, Joanes melangkah ke arah kamar ruangan tidur, sementara kaki Aby terangkat dan melingkar di pinggang Joanes.

Kini Aby sudah terbuka atasnya, mereka seperti lupa tempat, dan ciuman Joanes kini menyusuri pundak telanjang Aby, lalu naik ke leher, dagu dan kembali melumat bibir yang basah dan pasrah dan semakin bergairah, seriring dengan rebahnya dia diranjang cinta mereka.

Tangan Joanes kini, membuka kaitan beha di belakang punggung Aby, dan buah dada gempal dan indah keluar, mulut Joanes menyambutnya dengan juluran lidahnya, dan digigit serta dijepit dengan bibirnya, yang membuat Aby menjerit lirih penuh rasa nikmat.

Kini Aby menelentang pasrah, kini dia telanjang dada, buah dadanya terbuka dan kembali Joanes menyusuri bukit indah dan keras dengan lidahnya, juluran lidahnya kini menyentuh pucuk pentil yang kecil dan tegang, tangan Aby meremas rambut Joanes, dia tidak mampu menahan rangsangan dan ciuman panas dari Joanes ke dirinya, dan dia bisa merasakan kalau birahinya juga mulai mendera dirinya, ada rasa hangat dan basah di sela pahanya di rasakan seiring dengan hisapan dan lumatan bibir di pucuk payudaranya.

Joanes lalu menarik celana dan sekalian celana dalam Aby hingga wanita itu tanpa sehelai benang pun terbujur diatas tempat tidur. Lalu dengan cepat Joanes juga membuka semua pakaiannya hingga tidak ada yang tersisa melekat dibadannya.

Kini posisi Joanes naik ketas Kasur dan mulai menimpa Aby. Ciuman mereka kembali bertautan, dan Aby bisa merasakan bagaimana batang keras itu menggesek lebatnya bulu vaginanya, dan juga ikut tergesek bagian bibirnya, dan buah dadanya kini ditangkap oleh mulut Joanes, membuat Aby merintih sambil meremas rambut Joanes.

Dengan penuh nafsu dia lalu dengan ganasnya mencumbu bibir Joanes, dia melihat betapa jantannya lelakinya ini, badannya yang berotot karena rutin berolahraga itu memang terawat dengan baik, saat bergesekan dengan buah dadanya, membuatnya semakin liar dan tidak terkendali, apalagi panasnya ciuman dan liarnya sedotan bibir Joanes saat melumat bibirnya.

Kali ini birahinya semakin sulit dia kendalikan, saat gesekan batang berurat itu menggesek bibir vaginanya, ditambah lumatan di buah dadanya, membuat Aby kini sudah sangat siap untuk bercinta dengan Joanes. Dia semakin tenggelam dan basah di selangkangannya, menandakan nafsunya juga sudah mulai memuncak.

Joanes tersenyum melihat kekasihnya yang terbaring pasarah. Kulit coklatnya yang mulus dan bening itu membuatnya terlihat semakin cantik dan menantangnya, dan buah dada indahnya dengan puting yang kecil, kini membuat batang kemaluannya mengangguk angguk.

Aby tersenyum gemes melihat keindahan batang penis itu, tangannya dengan lembut meremas batang jumbo berurat itu.

Bibir Joanes kini bertautan dengan bibir Aby. Lumatannya dengan lembut menyusuri bibir seksi kekasihnya itu, tangannya meremas buah dada dan tangan Aby membelai punggungnya, aliran arus birahi kini semakin intens mendera mereka berdua

Ciuman dan juluran lidah yang saling bertautan, menimbulkan bunyi yang ditimbulkan oleh berpadunya bibir dan saling berpilinnya lidah mereka. Aby kini sudah lupa diri, dia merasakan jika nafsunya kini sudah menguasainya, dia semakin pasrah dalam kenikmatan yang kini menuntunnya.

Gigitan lembut dan nakal di sepertiga payudara dengan giatnya dimainkan oleh mulut Joanes kiri dan kanan, membuat Aby semakin tenggelam dalam nafsunya, dinding vaginanya kini mulai basah, dan pantatnya mendesak desak ke depan menggesekan bukit selangkangannya ke batang kemaluan Joanes.

Buah dadanya kini kembali dilumat oleh Joanes, sementara bibirnya bermain disitu, jemarinya turun dan mengusap lebatnya rambut di selangkangan Aby, jarinya juga bergerak mengelus kembali bibir vagina yang masih basah dan kembali basah karena mendapat serangan ganas di dadanya.

Serangan bibir dan tangan Joanes secara intens kembali membuat birahi Aby berkobar. Pantatnya kini bergerak liar, saat jemari Joanes itu mengusap dan bergoyang di bagian intimnya yang disebut kelentit, rintihannya membuat Joanes tahu bahwa Aby kini siap untuk bertempur.

Joanes kini bangun, dia memposisikan dirinya diatas tubuh Aby lalu membuka pahanya Aby lebar-lebar.

Aby pasrah dan sambil membuka pahanya lebar-lebar, dia menatap sayu ke arah kekasihnya

Gesekan dan tekanan batang berurat di bibir vaginanya membuat dia menggigiti bibirnya, ada rasa yang berbeda yang dia rasakan, rasa yangsedari tadi gatal dan ingin mencoba rasa dari tegangnya batang berurat itu. Dan dia pun pasrah menunggu

Tatapan Joanes sambil diiringi ciuman lembut di bibirnya

Lalu perlahan batang kemaluan itu mulai masuk dengan lembut ke dalam belahan yang rasanya masih tetap sempit itu. Joanes menggesekan dengan pelan agar otot dan bibir vaginanya bisa beradapatasi, dan mendapat gesekan dari kepala rudal itu, Aby dibuatnya merintih penuh kenikmatan, dia seperti mendapat aliran listrik di sekujur tubuhnya.

Lalu kepala topi bajanya yang besar itu masuk sebagian, dan kemudian dengan sedikit dorongan akhirnya semua batang kemaluannya masuk penuh kedalam vagina indah milik Aby.

Aby merintih... Joanes menahan sejenak, sambil berciuman kembali bibir mereka, dia membiarkan otot vaginanya agar bisa lemas dan menjepit dengan baik

Lalu kembali Joanes mulai mendorong perlahan….

“dorong lagi Bang....sodok sayang” bisik Aby, sudah sangat bergairah

Dengan pelan Joanes mendorong batangnya hingga masuk semuanya dan mulai menggoyangnay secara teratur.

Sambil memeluk erat badannya Joanes dengan pelukannya, wajahnya menempel di leher Joanes, dan pria tampan itu lalu dengan pelan tapi dengan irama yang konstan tetap mendorong masuk dan keluar batangnya didalam vagina Aby.

Pelukan erat dan slaing berciuman penuh nafsu, diselingin rintihan dan erangan yang mewarnai percintaan di malam hari ini, menambah intimnya sebuah simponi diselingi dengan geraklan pantat yang secara otomatis digerakan saat goyangan Joanes menusukan batangnya yang kini sudah mulai lancar.

Nafas Aby terengah engah, ciuman dan pagutan bibir Joanes bergantian menjemput bibirnya dan kadang ke payudaranya. Sodokan pantat Joanes kini secara liar menggoyang lubang kenikmatan Aby yang sudah basah dan licin itu dengan indahnya.

Aby merasa pertahannya yang agak sedikit menjepit namun nikmatnya terasa sangat dalam baginya. Dan dia tidak mampu menahan gelombang orgasme yang kini semakin mendekatinya untuk dituntaskan segera. Dia mempercepat putaran pantatnya secara otomatis, lalu dia merasakan betapa tubuhnya menegang

“Bang.... enak sekali sayang..... oh......”

Beberapa saat kemudian Aby mencengkeram rambutnya Joanes dan berteriak lirih, tangan satunya lagi meremas punggungnya Joanes. Orgasmenya dengan tidak mampu ditahan kini hadir akhirnya lewat kerasnya urat kejantanannya Joanes yang akhirnya menghantarnya untuk mencapai puncak kenikmatannya.

Nafasnya yang tersengah engah, dan batang kemaluan Joanes sedikit berhenti, untuk memberi kesempatan baginya menikmati orgasmenya, dan mata mereka saling bertatatpan, aby tersenyum malu-malu memandang Joanes

“enak bang......”

Joanes memeluknya erat dan mencium lehernya

“banget sayang….”

“goyang lagi Bang.....”

Ciuman dan pelukan Joanes menjawab semua bahagianya Aby

Kini goyangan Joanes kembali bergerak, dan sambil memompakan pantatnya dia memeluk dan melumat bibir Aby. Ciuman dan lumatan bibir bertemu sementara pantatnya menggoyang dengan sedikit cepat, erangan dan rintihan Aby menambah semangatnya

Dia ingin segera menuntaskan oragasmenya yang dari tadi siang terus menuntut untuk dituntaskan/

Dan akhirnya sambil berteriak, Joanes memeluk Aby, peluhnya menetes ke wajah Aby. Dan mendekati orgasme tiba, dia lalu mencabut batang kemaluannya dan membuang semua cairan kenikmatannya di perut Aby.

Cairan kenikmatan yang kental dan putih itu berceceran di perut rata Aby.

Nafas mereka masih tersengal sengal, dan Joanes masih menindih tubuh mulus Aby dibawahnya. Ciuman mereka kembali bersatu lewat bibirnya. Lalu dia menggulingkan badannya untuk rebah disampingnya, dan kini mereka saling berhadapan dengan posisi tubuh miring.

“nikamat sayang...?” tanya Joanes

“banget bang....”

Joanes memeluknya

“makasih yah sayang....”

Aby membalas dengan mengagguk

Mereka meredakan sedikit gelombang birahi yang sudah turun akibat goyangan kencang barusan. Nafas mereka secara perlahan mulai teratur.

Aby lalu bangun dari tempat tidur, mencium lembut Joanes yang masih terlentang. Dia segera masuk menuju kamar mandi, untuk membilas semua badannya. Yang tidak lama kemudian diikuti oleh Joanes yang masuk, menciumnya dari belakang, lalu ikut larut dalam derasnya shower di kamar mandi.
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd