Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Mendung Menggantung di Ambang Cinta

Bimabet
marathon dari chapter 1
cerita yang luar biasa sangat keren
terima kasih banyak ceritanya enak mengalir, sex scene nya sampe gak keliatan,
 
BAB XLIII



WAKTU YANG TIDAK AKAN KEMBALI



Pagi hari setelah menyelesaikan saat teduhnya, Aby mempersiapkan pakaian untuk Joanes berangkat kerja, dan juga semua kebutuhan dia dan juga dirinya pribadi sebelum mereka berangkat ke kantor, atau ke kegiatan lain. Termasuk juga pagi ini.

Dan setelah menyelesaikan itu semua, dia lalu bersiap turun ke dapur memastikan semua termasuk sarapan atau apa yang dia instruksikan ke ART di rumah sebelum dia berangkat hari ini tersampaikan, dan juga sarapan untuk Joanes dan juga seisi rumah siap.

Mungkin sebenarnya semua sudah tersedia tanpa dia komando pun, tapi sudah jadi kebiasaan bagi Aby untuk mengecek kembali satu persatu, kebiasaan yang dia lakukan semenjak dia tinggal Bersama dengan kekasihnya.

Setelah mencium kepala Joanes yang sedang di depan laptopnya, dia lalu turun sebentar kebawah, lewat tangga.

Terdengar suara Tirta…..

Agak tinggi sepertinya suaranya pagi ini

Aby dengan cepat turun kebawah

Melihat Aby datang, seketika Tirta langsung diam. Santi yang di depannya juga hanya menunduk terdiam, demikian juga ART lain yang ada di dekat kompor hanya diam. Melihat gelagat yang agak berbeda kali ini, Aby lalu menyapa

“pagi Ka…. “ sapanya ramah

Tirta hanya diam. Mukenanya nampak masih melekat di badannya, sepertinya selesai sholat subuh dia langsung turun kebawah.

Tanpa menjawab pertanyaan dan sapaan Aby, Tirta langsung melengos dan naik ke tangga menuju ke kamarnya. Meninggalkan Aby yang kaget melihat tingkahnya pagi ini. Dan melihat tingkah dan raut wajah yang terlihat marah, sepertinya Tirta baru selesai mengomeli atau ada yang tidak pas di hatinya.

“kenapa Mbak?” Tanya Aby

“ngga apa-apa Bu….” Jawab Santi, coordinator ART di rumah menjawab pelan

“ngga apa-apa gimana sampai Ka Tirta kelihatannya marah?”

Diam sejenak

“kenapa?” desak Aby

“itu Bu…. Bu Tirta ingin masak buat Pak Jef, tapi kan kita sudah siapkan sarapan buat semua termasuk Pak Jef…. Bu Tirta marah……”

Aby terdiam sesaat

“kita kan kalau tidak ada perintah dari Bu Aby dan Pak Jef, kita kerjakan seperti biasa….”

Aby menghela nafasnya

“memang apa tadi Ka Tirta bilang?”

“dia marah karena katanya kita ngga kasih dia kesempatan masak buat Pak Jef….”

Aby terdiam. Meski ini hanya sepele sifatnya, namun dia tahu belakangan ini Tirta suka marah dan agak kecewa jika hal-hal kecil seperti ini tidak diijinkan dia melakukannya.

“trus?”

“marah tadi…. “

Semua terdiam sesaat

“yah sudah…. Nanti biar aku bicara ama Ka Tirta….” Ujar Aby menenangkan mereka

“baik Bu…..”

“siapain aja sarapan seperti biasa……”

“iya Bu….”

Aby lalu bergerak ke lantai 2 lagi.

Dia lalu mendekati kamarnya Tirta, mencoba mengetuk dan memanggil Tirta

“ka Tirta….”

Karena dipanggil berkali kali tidak ada jawaban, Aby mencoba membuka pintunya, namun hasilnya sia-sia, pintu dikunci dari dalam. Meski suaranya terdengar hingga kedalam, tapi pintu kamar Tirta tetap terkunci seolah tidak mendengar suara Aby.

Dia lalu memutuskan untuk kembali ke kamarnya

“ Bang…..”

“kenapa?” tanya Joanes yang sudah dengan kemeja kerjanya

“Ka Tirta..”

“kenapa Ka Tirta…”

Aby menghela nafasnya

“tadi kayaknya ngambek sama anak-anak dibawah…..”

Joanes terkejut

“ngambek kenapa?”

Aby mengambil handuk basah yang masih di kursi untuk dimasukan ke keranjang pakaian kotor.

“ kayaknya mau masak buat Abang…. Tapi sama anak2 kan sudah disiapin sarapan buat kita….”

Joanes terdiam sesaat

“dimana sekarang?”

“lagi dikamar……”

“ayang udah temui dia?”

“ngga dibuka pintunya…..”

Joanes menghela nafasnya sambil mengambil dompet sama ponselnya

“ aku ke kamarnya…..”

Aby menahannya sebentar

“bang…..”

Joanes menahan langkahnya

“biar aja dulu…… pasti ngga dibukain pintunya….”

Diam sesaat

“bang…..”

“ya sayang….”

Aby merapatkan badannya ke arah Joanes, dia merapihkan kerah kemeja Joanes

“ nanti aja biar dia agak tenang dulu……”

Joanes jadi bingung

“ kita harus bicara dengan Ka Tirta nanti…….”

Aby melanjutkan

“ kayaknya Ka Tirta mungkin rindu dengan Abang….. dia mungkin pengen sekali masak buat Abang… berdua dengan abang…..”

Joanes agak tidak mengerti dengan maksud Aby

“lho…. Selama ini aku selalu luangkan waktu dengan Kaka…. “

Aby tersenyum manis

“iya…. tapi sepertinya bukan itu saja……”

“aku ngga ngerti Ayang…..” Joanes bingung

“bang…. Ka Tirta itu pisah dengan Abang saat Abang masih kecil…. Makanya yang ada dikepalanya dia itu abang masih adiknya dia yang kecil itu…..”

Joanes terdiam

“dia mungkin rindu dengan masa-masa waktu dia sama abang dulu……”

Lalu

“coba abang lihat…. Dia mau masak buat abang…. Maksa dia buat minum buat abang…. Hal-hal kecil… tapi mungkin dia rindu saat-saat itu… karena cuma itu kenangan yang dia punya yang paling berharga sam abang…..” bisik Aby lirih ke telingan Joanes

Joanes terdiam sesaat. Matanya berkaca kaca mengingat kenangan itu. Kenangan yang sulit dia lupakan, karena dia dan Ka Tirta hanya hidup berdua dalam kondisi yang sangat memprihatinkan dan di usia yang mereka yang masih anak-anak, dimana tidak seharusnya mereka alami.

“bang…..”

Joanes menganggukan kepala

“jangan sedih dong…..”

Dia tersenyum sambil menyembunyikan rasa harunya

“abang dan mungkin kita berdua perlu bicara dari hati ke hati dengan Ka Tirta…. Bahwa tidak ada yang berubah dengan Abang dan Ka Tirta…. Kalau dia mau buat minum dan masak buat Abang silahkan saja…. Karena anak-anak kan tahunya kerja…. Mereka ngga ngerti dengan keinginan Ka Tirta….”

Joanes seketika tersadar akan kondisi ini.

Dia lalu segera teringat bagaimana Tirta selalu bahas tentang masa mereka berdua. Selalu bicara bagaimana dia rindu menyuapi adiknya, seketika dia disadarkan bahwa Tirta psikisnya masih seperti melihat Joanes adalah adiknya yang dulu, dan pertemuan sekarang dengan kondisi yang berbeda, masih berat baginya untuk kemudian menerima bahwa saat ini bukan dia satu-satunya yang memiliki Joanes, dan situasi Joanes yang saat ini dikelilingi banyak orang yang kerja dan melayaninya, tanpa disadari membuat itu jadi barrier bagi Tirta untuk bernostalgia dengan adiknya sendiri, dimana itulah kenangan terindah bagi dirinya selama ini, sebelum bertemu kembali dengan Joanes.

“tidak ada yang bisa menghapus kenangan itu…..” lirih suara Joanes

Aby memeluk kekasihnya erat

“ngga ada yang akan ambil sayang……”

Jones menganggukan kepalanya

“itu yang perlu kita sampaikan ke Ka Tirta…..”

Lalu

“jangan sampai Ka Tirta merasa justru ada disini dia malah tidak bahagia karena hal-hal seperti ini……”

Joanes membenarkan semua apa yang dikatakan Abigael

“ Ka Tirta lama terkungkung dalam penderitaan….. sama kayak Abang juga…. Tapi cara memulihkan trauma itu tidak sama Bang…. Semua orang beda proses dan fasenya…. Makanya ini perlu kita komunikasikan dengan Ka Tirta….”

Tangan Aby menepuk mesra pipi Joanes

“ nanti malam abang pulang kita bicara dengan Ka Tirta….”

“oke sayang…..”

Joanes memeluk Aby dengan mesranya. Leher Aby menjadi sasaran ciumannya

“abang… belum mandi…..” Aby mengeliat kegelian

“masih wangi kok……”

Aby memeluk erat kekasihnya

“cincin sudah jadi……”

“oh yah?”

Aby menganggukan kepalanya

“ sabtu kita cek baju…..”

“ siap…..”

“ sekalian EO mau presentasi line up acaranya…..”

“oke sayang….”

Aby tersenyum

“KB nya kapan dicopot?”

Aby mencubit perut Joanes

“ ih, nakal…. Nanyanya yang itu…..”

Joanes tertawa kencang

“ abis haid aku ngga KB lagi…..” bisiknya lagi

Jones mengangkat tubuh Aby dalam pelukannya

“ ngga sabar segera menikah dengan Ayang….”

Aby tersenyum sambil mencium pipi Joanes. Bukan cuma abang yang ngga sabar, aku pun demikian sayang, bisik hati Aby

“pamit yah……”

“oke sayang…..”

Ciuman di bibir Aby mendarat

“Tuhan memberkati Abang hari ini…..”

“amin sayang…. Memberkati ayang juga….”

Setelah melepas pelukannya, mereka keluar dari kamar, dan sebelum turun lewat lift, Joanes mencoba mengetuk pintu kamar Tirta, namun sampai beberapa kali dia memanggil nama kakaknya, pintu tetap tertutup.

“nanti aja Bang…..” bujuk Abigael

Joanes menganggukan kepalanya

Abigael ikut turun lewat lift, mengantar Joanes hingga naik ke Lexus nya, dan begitu mobil bergerak keluar garasi, lalu dia kembali ke kamarnya lewat tangga. Dia lalu memberi sedikit arahan ke Santi dan anak buahnya, agar kesalahpahaman ini tidak terjadi lagi.

Bagi Aby, dia ingin semua berjalan lancar menjelang acara pernikahannya dengan Joanes. Dia pun tidak ingin ada masalah dengan Tirtasari, karena dia sangat menyadari betapa penting arti wanita itu di hati Joanes. Satu-satunya keluarga miliknya yang ada, selain Amar ponakannya. Dan kenangan dan masa lalu mereka berdua disaat susah dulu, adalah hal terindah bagi mereka yang tidak bisa tergantikan oleh apapun.



***********************



Jam sudah menunjukan jan 10.30 WIB. Setelah mengantar Joanes dan juga melepas Amar ke sekolahnya, Aby segera masuk ke kamarnya, mandi dan kemudian bersiap untuk meeting online lewat zoom di ruangan kerjanya.

Dan jam 11.15 setelah selesai meeting, dia kemudian turun ruang bawah, dan dia kaget melihat mamanya Lily ada di ruang makan dan berbicara dengan Santi

“ Ma…. Kapan datang?”

Dia menyalami tangan mamanya

“baru 15 menit lalu….”

“oh…. Papa?”

“ ngantorlah…..”

Aby mencomot pisang di meja, mengupas kulitnya dan mengunyahnya

“tadi Mama cek ke PA kamu…. Katanya kamu masih dirumah… makanya mama kesini….”

Aby terdiam sesaat

“gimana persiapannya?”

“lancar Ma….”

Lily menatap anaknya dengan tatapan ingin tahu

“ Papa, Mama dan keluarga pengen tahu sampai dimana…. Tapi kamu ngga pernah update ke kita….”

Aby tersenyum

“mau update apa sih Ma?”

“yah persiapan kamu lah…..”

Melihat percakapan yang semakin serius, Santi dan beberapa ART memilih menyingkir dari area meja makan

“perlu apa Bu? Biar kami siapkan?”

“ngga usah Mbak…..” tolak Aby halus

Lily kembali bertanya saat hanya mereka berdua tersisa

“ nanti siapa yang dampingi si Abang?”

“belum diputuskan Ma…. Nantilah biar Abang yang putuskan…..”

Bukan tanpa alasan Lily bertanya demikian, karena semenjak hadirnya Tirta maka konstelasi dan semua perencanaan awal jadi berubah. Dimulai dari acara pemberkatan yang tertunda sehingga disatukan dengan resepsi pernikahan. Lalu tentang siapa yang mendampingi Joanes saat pemberkatan nantinya.

Obrolan mereka tiba-tiba sedikit terputus mendengar pintu yang terdengar dibuka lalu ditutup di lantai 2. Lily dengan cepat keluar wajah gusarnya mendengar itu.

“ sudah ma……” aby berusaha tenangkan mamanya dengan suara lembut

“ kamu dan abang harus tegas sama dia….”

Aby tersenyum

“dia satu-satunya kakak dan orangtua bagi abang……” Aby mengingatkan

“tapi kamu calon istrinya…. Bakal istrinya yang nanti kalian bakal punya anak dan keluarga sendiri….” Masih sengit suara Lily

“please mama…. Sudahlah…..”

“kamu itu terlalu sabar selama ini…..”

Aby kembali tersenyum

“sangat Mama….”

“itulah kelemahan kamu…..”

Aby agak geli mendengarnya

“termasuk lemah menghadapi Mama selama ini…..” bisiknya sambil tersenyum

Lily gusar mendengarnya, merasa seperti Aby sedang menyindirnya.

“kok kamu malah balik-balikin begitu?”

Aby hanya tersenyum

“Mama ini mama kamu…. Orang tua kamu….”

“trus apa bedanya Ka Tirta bagi si abang?”

Lily gemes dibuatnya

“mama ini ingatkan kamu agar jangan sampai rencana kamu berantakan atau terganggu gara-gara hal seperti ini……”

Aby tertawa dalam hatinya melihat wajah mamanya.

“sudahah Ma… serahkan semua ke Aby dan Abang…. Kita bisa atasi semuanya… dan rencana kami berjalan lancar…..”

“masalahnya semua tanya.. keluarga… pekerja di gereja… teman-teman….”

Aby tertawa kecil

“tumben mereka perduli……”

“kamu yah….”

Aby hanya menghela nafasnya.

“mama mau jus wortel?”

Aby tahu kesukaan mamanya, makanya dia menawarkan untuk sedikit menurunkan tensinya dengan menawarkan minuman kesukaannya

Lily hanya diam

“mau?”

Melihat mamanya diam dia tetap berinisiatif membuatkan minuman jus untuk mamanya

“ma….” Dia meletakan gelas berisi jus wortel

“acara ini semua EO yang atur…. Bukan EO kacangan…. Ini EO kelas international…. Jadi mama dan keluarga percaya saja sama kita… “

Masih diam sambil menekuk wajahnya

“ma…..”

Aby kali ini agak serius nadanya

“ingat… kita bukan siapa-siapa beberapa bulan yang lalu……” suaranya agak ditekankan ke mamanya

“tapi berkat Tuhan, abang hadir dalam hidup kita….. dan semua berubah…..”

Masih diam Lily

“ Tuhan rubah nasib kita dengan ajaibnya….. dan kalau kita ngga bisa bersyukur… hal yang sebaliknya bisa juga terjadi……”

Aby menepuk tangan mamanya

“ biarlah ini saya dan abang akan selesaikan….. mama mereka tunggu saja berita dari kita……” tandasnya lagi

“aku mau hidup bahagia dengan abang…. Mama dan papa pasti punya impian yang sama…. Jadi mari kita serahkan semua tangan Tuhan….. okey Ma?”

Masih manyun Lily

“tapi mama ngga tega kalo dia ngediamin atau sinis ke kamu…..”

Aby tersenyum

“ didikan Mama dan pengalaman aku sudah sangat cukup dan kuat Mama…. “ ujar Aby sambil senyum ” lagipula Ka Tirta kakaknya Abang…. Ngga ada yang perlu dikuatirkan…..”

Melihat mamanya yang masih manyun, dia lalu pamit untuk siap-siap jalan

“aku mau ganti baju dulu… ada acara Foundation sore ini di Alam Sutra…..”

Lily masih diam

“kamu pakai Alphard?”

Aby tersenyum

“mama mau pake mobil?”

Masih ditekuk wajahnya

“iya… mau arisan jam 3 sore…..”

“pake fortuner aja….”

Lily diam

“diantar Alfred kan?”

“iya….. “

“ya sudah…..”

“lagian Xpander kan dipake papa…..”

Aby tersenyum melihat mamanya

“ kalau perlu mobil kan mama bisa pinjam mobil disini…..”

“masa setiap mau jalan harus kesini minjam?”

Aby hanya menggelengkan kepalanya

“aku naik dulu yah…….”

“aby…..”

Aby menengok sebentar

“nanti kita bicara lagi yah Ma…..”

Dia lalu jalan meninggalkan mamanya yang masih kesal dan sebel di meja makan.

Tidak lama kemudian Santi menghampiri dirinya

“bu, ini kunci mobilnya” dia menyerahkan kunci mobil Fortuner ke arah Lily

Lily hanya bisa menahan kekesalan hatinya.

Masalah kesalnya dia dengan kakaknya Joanes, lalu juga dengan Aby yang tidak mau berterus terang dan menceritakan sampai dimana proses persiapan pernikahannya, padahal dia sudah ditanya tanya oleh banyak orang tentang persiapan pernikahan Aby, dan kini juga niatan dia untuk meminta kendaraan tambahan ke Aby malah dicuekin oleh anaknya.

Padahal dia tahu membeli atau juga memberi satu kendaraan buat diirnya juga bukanlah hal yang sulit, bahkan kecil saja buat calon menantunya. Dia suka kesal kalau arisan, dia yang notabene semua teman arisannya tahu jika dia mertua seorang milyarder, tapi malah datang dengan mobil low MPV sekelas Xpander.

Hati Lily masih saja menggerutu dengan ketidak kepuasannya saat ini……
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd