Rico Logan
Semprot Holic
- Daftar
- 10 Feb 2016
- Post
- 317
- Like diterima
- 123
Udah lama gak nulis cerpan. Ini bisa masuk genre daun muda atau pemerkosaan. Warning agak boring dan lebih coba ke konflik batin tokoh utama. Kemungkinan besar kentang
Anyway here's the story
*************************
"Pa, bisa gak jemput kita?"
"Hei, Sayang," aku berbicara di telepon genggamku. Mitha, anak gadisku yang berumur delapan belas tahun, terdengar khawatir.
"Siapa 'kita' "?
"Sherly dan aku. Papa ingat kan sama teman aku, Sherly?"
"Oh iya, tentu. Kamu masih di rumah Melinda? "
"Iya Pa. Bisa kan Papa datang sekarang?"
Hari Jumat malam di akhir bulan dan apekerjaan kantorku menumpuk dikejar deadline, tapi gadis kecilku membutuhkan aku.
"Tentu saja, Sayang. Papa akan sampai di sana sekitar sepuluh menit lagi. "
"Terima kasih, Pa."
Aku menyimpan pekerjaanku di laptop dan meraih jaket dan kunci mobil Porsche 911 Carrera ku. Aku melirik jam di dasbor. Baru pukul 08.15 malam.
Sebelumnya aku telah mengantarkann Mitha di sebuah pesta di rumah temannya Melinda sekitar satu setengah jam sebelumnya. Aku seharusnya akan menjemputnya jam 11:00 malam. Aku bertanya-tanya apa yang telah terjadi. Pesta itu pasti sangat mengecewakan.
Saat aku melaju ke arah rumah Melinda, aku memikirkan betapa pentingnya Mitha bagiku, terutama setelah aku dan Mama nya bercerai 5 tahun yang yang lalu. Mitha putriku ikut Mamanya. Mantan istriku sudah menikah lagi hanya beberapa bulan setelah kami bercerai. Namun aku selalu sebisa mungkin tetap berusaha menjadi ayah yang baik untuk putriku.
Mitha sangat mirip seperti Mama nya. aku melihat mantan istri ku dalam setiap gerakan yang dilakukan putriku.
Ketika saya sampai di rumah Melinda, aku bisa melihat putriku Mitha di antara sekelompok remaja lainnya di bawah cahaya terang di teras depan. Dia melambai saat melihat Porsche ku, dan kemudian aku melihatnya berbalik dan membantu seseorang dari salah satu kursi teras. Aku melihat saat putriku Mitha membantu seorang gadis menuruni tangga teras, dan kemudian mulai menuntunnya menyeberangi rerumputan ke mobilku. Aku membungkuk dan menurunkan kaca saat mereka mendekati mobil.
"Apa yang terjadi, sayang?" Tanyaku.
"Papa, seharusnya bawa BMW. Kan Sudah aku bilang aku sama Sherly "
"BMW papa tadi lagi ngadat, Sayang.. "
Aku kemudian memperhatikan bahwa temannya, Sherly, sedang terhuyung-huyung. Saat Mitha membuka pintu penumpang, Sherly tiba-tiba membungkuk dan muntah. Sial, jangan di mobil sport aku, pikirku!
Aku melihat Mitha menepuk-nepuk leher Sherly saat teman gadis nya itu selesai mengeluarkan muntahannya.
Aku keluar dari mobil, aku hendak membantu memegangi Sherly teman nya. Saat itulah aku perhatikan bahwa dia tidak banyak memakai pakaian: bagian atas tube raspberry yang mirip kemben, dan rok mini putih yang sangat pendek.
"Apa dia tidak punya jaket," tanyaku kepada Mitha.
"Aku gak tau, Pa. Aku udah nanya tapi, tapi ... dapet jawaban, dan gak ada yang tahu apakah dia bawa atau nggak.
Dengan lembut, aku mendorong gadis remaja itu ke kursi penumpang di 911. pantatnya jatuh ke kursi, sementara kakinya yang telanjang, dengan canggung di luar pintu mobil, roknya tersingkap naik dengan sangat baik. Memperlihatkan ujung celana dalamnya yang berwarna hitam, aku membungkuk dan mengangkat kaki gadis itu-dia mengenakan sepasang sepatu bertumit tinggi - dan mengarahkannya ke mobil, menekuk kakinya yang panjang. Aku kemudian menutup pintu 911 dan berjalan ke sisi pengemudi.
Saat aku mengemudikan mobil itu ke jalan dan pergi, Mitha, mencondongkan tubuh ke depan dari jok belakang, mulai menceritakan apa yang terjadi saat temannya merosot di kursi penumpang depan. Pesta di rumah Melinda jadi liar karena orang tua si gadis tidak di rumah. Banyak pemuda yang dtang membawa banyak minuman keras. "Jujur, Pa, aku gak thu orang tua Melinda gak ada dirumah saat pesta ultahnya itu."
Aku menatap putriku di kaca spion. "Apakah kamu juga minum minuman keras?" Tanyaku.
"Duh! Aku gak bodoh, Pa. Aku cuma minum gin tonik. Hanya satu gelas kecil. Tapi Sherly, aku gak tahu berapa banyak yang dia minumi. Dan aku takut banyak pemuda yang sudah mengincar untuk memanfatkan Sherly yang mabuk. Karena itu aku harus segera menyingkirkan dia dari sana"
Aku kemudian membuat beberapa komentar tentang betapa tidak pantasnya pakaian Sherly bagi seorang gadis seusianya. Mitha putri ku membalas dengan mengatakan bahwa aku kuno dan kolot.
Mobilku akhirnya sampai di depan rumah mantan istriku.
"Pa, bisa gak Papa anterin Sherly pulang? Dia harus pulang malam ini sebelum jam dua belas atau orang tuanya akan menghukumnya " kata Sherly
"Kenapa kamu gak bilang dari tadi sih? Ya udah dimana alamatnya ayo kita anterin temenmu ini pulang" kataku agak kesal
"Sebenarnya, Pa ... Billy mau datang dan menjemputku. Kita akan pergi ke bioskop. Oke, Pa? Bisakah Papa anterin Sherly pulang? "Dari kursi belakang, putriku meletakkan tangannya di pundakku dan memijatnya saat aku menyetir.
Iblis kecil itu tahu bahwa Papa nya ini tidak dapat menahan apapun yang dia minta saat dia mengusap bahuku.
"Aku akan kirimin GPS alamat rumahnya pake WA " kata Mitha putriku
Aku belum mengatakan ya dan aku tidak perlu melakukannya. Itu adalah kesepakatan yang sudah selesai.
Mitha putriku keluar dari mobilku, meninggalkan temannya Sherly tanpa terganggu di kursi penumpang sampingku.
"Dengar," kataku pada Mitha sambil memegang lengannya. "Si Billy ini, dia ... anak baik-baik, bukan?"
Putriku tertawa. "Tenag Pa, Billy cowok baik-baik dan aku bisa jaga diri kok….Percaya deh "
"Aku sudah kirim WA ke tante Maya ibunya Mitha. Aku bilang Sherly agak masuk angin dan Papaku yang baik akan antarerin Sherly pulang. Tante Maya udah bales dan akan nungguin Sherly dianter Papa. Makasih ya …Papa is the best” lanjut putriku lalu mengecup pipiku.
Saat Mitha berjalan menuju rumah, aku memeriksa GPS dan melihat rumah Sherly dipinggiran kota 65 km jauhnya dari posisi ku sekarang. Aku mendesah, berpikir bahwa perjalanan pulang pergi akan memakan waktu lebih dari 2 jam. Hal-hal yang saya lakukan untuk anak perempuan saya! Saya tidak akan menukarkannya untuk apapun di dunia ini.
****
Saat berhenti di lampu merah pertama, aku melirik ke gadis remaja cantik yang tidak sadar duduk di sampingku. Sebenarnya, dia lebih berselonjor daripada duduk karena sandaran kursinya di posisi sekitar 45 derajat.
Sementara, mataku tidak tahan melihat hamparan paha putih mulus di bawah pinggiran rok mini gadis itu. Bagaimana mungkin ada orang tua myng embiarkan anak perempuan mereka keluar di depan umum seperti ini?
Aku mendongak melirik sesaat, masih lampu merah. Lalu, mataku kembali ke penumpangku. Dia diterangi dengan lembut oleh cahaya lampu jalan yang menembus atap sunroof Porche 911 ku. Mataku melesat ke paha indahnya lagi. Gadis muda ini memiliki kaki yang sangat indah, pikirku. Dan kemudian aku merasa malu karena memikirkan itu. Dia hanya seorang anak-anak, kataku pada diri sendiri. Oke, umurnya delapan belas tahun, tapi…. Agh…buang pikiran kotor mu itu bung!
Namun tatapan saya kembali terpaku pada paha mulus gadis itu, terpesona oleh cara kakinya sedikit terbelah mengangkang saat berbaring berbaring di kursi penumpang. Pada saat itu mobil di belakangku membunyikan klakson. Berapa lama sudah lampu hijau?!
Aku melepaskan kopling dan lepas landas, tapi segera sampai pada lampu merah kedua. Menghentikan lagi, aku tidak bisa menahan godaan untuk melihat lagi ke gadis muda cantik tergolek tak sadarkan diri disampingku. Sebuah suara hati kecil mengatakan bahwa aku seharusnya tidak melihat teman putri ku sendiri dengan cara ini. Tapi ... yah ... cara gadis cantik ini berpakaian membuatnya sangat tidak mungkin bagi pria normal manapun untuk mengabaikannya. Toh tidak ada salahnya sekedar melihat mengagumi keindahan. Mataku kini menatap arah payudara gadis itu yang sepenuhnya berkembang padat memenuhi topping raspberry ketatnya. Di bawah, kulit telanjang perutnya yang rata dimandikan dengan lampu lampu jalan. Tatapanku kemudian berjalan kembali ke gundukan kembar yang begitu menarik terbungkus bahan yang melar dan ketat. Tatapanku lalu berlanjut di atas bahunya yang telanjang yang ditutupi gerai rambut coklat gelap yang panjangnya.
Aku tidak tahu berapa lama aku terus terpesona menatapnya sebelum sekali lagi sebuah mobil di belakangku membunyikan klakson dengan tidak sabar. Saat aku kembali melesatkan mobil sportku aku merasakan sesuatu desakan. Itu adalah tonjolan sesak yang tumbuh di celana saya, seakan meronta berusaha berontak dari kurungan celana pendek dan celana jinsku.
Saat hendak masuk Tol dalam kota aku baru teringat bahwa Sherly belum memakai seat belt .. Aku mencoba beberapa saat untuk mengulurkan tangan dan menarik seat-belt di sekelilingnya, tapi kemudian berpikir lebih baik dan memutuskan berhenti di bahu jalan untuk melakukannya. Dengan mobil di stop dan set hand break, aku mengulurkan tangan dan menarik sabuk pengamannya di atas dan di belakang pintu penumpang. Aku menarik ikat pinggang ke tubuh gadis itu dan mengikat gespernya di tempatnya. Bagian dalam mobil gelap, karena tidak ada lampu jalan tempat saya berhenti. Hanya lampu dasbor mobil yang memberi sedikit penerangan di sana, dan cukup bagiku untuk memperhatikan pengikat sabuk pengaman terjatuh di antara payudara kembar gadis itu. Oh, betapa indahnya dia! Betapa cantiknya dia tidur!
Sambil mendesah, aku duduk kembali di kursiku sendiri, meraih kemudi dan menatap lurus ke depan melalui kaca depan mobil dan memasuki kegelapan. Aku memejamkan mata, menarik napas panjang dan mendengarkan deru mesin Porsche 911 yang mantap. Tonjolan di celana ku terasa makin sesak dan sakit. Aku meraih celana saya dan menarik penisku ke posisi lurus di dalam boxer untuk memberinya ruang tumbuh jika memang ingin melakukannya.
Ric, kataku pada diri sendiri, ayo pergi. Lepas hand break masukkan gigi, injak pedal gas dan ayo pergi.Cepat. Sebagai gantinya, saya menoleh dan melihat ke arah penumpang ku lagi. Tidak hanya itu, saya menyalakan lampu kubah sehingga saya bisa melihatnya lebih baik. Apakah dia nyata atau hanya khayalan?! Dia begitu dekat denganku, namun terasa sangat jauh untuk kugapai!
"Sherly?" Aku memanggil namanya dengan lembut. Saat dia tidak menanggapi, saya mengulangi namanya dengan suara lebih keras. Tidak ada. Secara tentatif, aku menyentuh bahunya yang telanjang. Aku membiarkan tanganku berlama-lama di sana, lalu mengguncangnya dengan lembut. Tidak ada keraguan bahwa dia benar-benar pingsan. Tanganku di bahunya mulai bergetar. Tidak ada yang akan tahu apakah aku hanya ... tangan saya di pundaknya ... melayang ... ke bawah. Untuk mengetahui apakah itu nyata atau tidak. Tidak ada yang tahu. Gadis itu tidak akan pernah tahu. Tidak ada yang tahu. Itu hanya akan menjadi rahasia kecilku. Rahasia kecilku yang kotor. Dan itu akan terasa sangat BAIK!
Bawa dia pulang! Suara hati kecil itu menuntut.
Jari kelingkingku adalah bagian pertama dari tanganku untuk mencapai puncak tabung saat tangan itu berkeliaran ke bawah dari bahu gadis itu. Ketika keempat jari saya yang lain tiba, mereka menangkupkan payudara kencang gadis itu - yang paling dekat dengan saya - melalui bahan lembut dan melar dari bagian atas tabung. Itu adalah salah satu pengalaman paling mengasyikkan yang pernah saya alami. Buah dadanya terasa telah berkembang dengan kencang namun lembut, pas, dan padat
Sambil merasakan payudaranya, aku melihat untuk pertama kalinya sebuah kalung emas halus yang menghiasi lehernya yang indah dan ramping. Mataku lalu pergi ke cincin telunjuknya yang tampak mahal dengan berlian rubi merah kecil. Sungguh wanita muda yang berkelas, pikirku.
Merasa yakin bahwa gadis ini benar-benar pingsan, aku menjadi lebih berani, dan mengirim tangan saya ke bawah bagian atas tabung, di mana kulit jari-jari saya menyentuh kulit dadanya yang halus. Ini membuatku tersengat.. Bra itu nyaris tidak menutupi puting si gadis, dan itu adalah masalah yang mudah bagiku untuk mendorong pakaian dalam yang halus ke bawah hanya dengan rambut dan membiarkan putingnya keluar tanpa beban, di mana ia terjepit tak berdaya di antara jemariku.
Pada saat itu sebuah truk melaju melewati mobil kami, mengguncangnya. Aku memutuskan bahwa aku perlu tempat parkir di tempat yang lebih baik.
Sambil terengah-engah, aku menarik tanganku dari dada gadis remaja itu, Mobilkun melaju ke depan, dan tidak berjalan terlalu jauh sampai aku menemukan lokasi konstruksi di samping jalan di mana beberapa traktor diparkir malam ini. Kawasan itu menawarkan hamparan kerikil luas tempat aku bisa memarkirk mobilku sejauh beberapa meter dari jalan raya.
Aku mematikan mesin saat ini dan berbalik dengan tidak sabar ke arah penumpang remaja saya yang tertidur. Dengan lampu kubah menyala lagi, aku memperhatikan dengan pasti bagaimana sebagian besar payudara kirinya tetap terpapar, karena aku sudah mendorong bagian atas tabung beberapa inci. Putingnya yang lembut mengintip di atas bra renda yang tersingkap ke bawah.
Aku memutar tubuhku di kursi pengemudi untuk lebih baik menghadapi gadis remaja cantik yang sedang tidur itu. Hal pertama yang aku lakukan adalah melepaskan lagi sabuk pengaman yang belum lama aku letakkan di sekelilingnya. Aku ingin akseslebih banyak ke sepasang payudara indah itu, dan sabuk pengamannya pasti menghalangi jalanku.
Dengan kedua tangan saya mendorong bagian atas tabung kemben gadis itu ke bawah, benar-benar memperlihatkan kedua payudara itu, dengan bra hanya menggantung tersingkap sebelah. Kalung emas yang menghiasi lehernya berkilau lembut. Jantungku berdebar kencang di dadaku. Aku terdiam beberapa saat dan kemudian, dengan tangan gemetar, meraih bagian bra minim yang masih menutupi payudara kanannya dan juga menyingkapnya ke bawah,. Payudara penuh gadis remaja ku yang matang sekarang terbuka dalam segala kemuliaan mereka saat dia berbaring di sana, bersandar pada sudut empat puluh derajat di kursi penumpang, tak sadarkan diri, tidak sadar bahwa tubuhnya yang muda dan kencang memberikan sensasi birahi dasyat ke seorah pria paruh baya yang seharusnya membawanya pulang.
Tangan kiriku yang sekarang bersentuhan dengan gundukan daging lembut dan hangat dari payudara muda berusia delapan belas tahun yang indah ini. Aku memijati mereka secara menyeluruh, bergantian antara lembut dan agresif, dan bisa merasakan puting payudara mungilmya mengeras makin tegak mengacung.
Sementara itu, tangan kananku telah meraihl dagu gadis itu dan mengangkat wajahnya ke atas sehingga saya bisa memandangi kecantikannya di bawah cahaya lampu kubah saat saya membelai payudaranya yang telanjang kencang dengan tangan kiriku. Dia jelas gadis yang sangat cantik .
Aku membungkuk untuk mencium bibir itu, tapi dengan konsol di antara kursi, batas-batas interior 911 sangat membatasi gerakanku dan buatkuku bibirku hanya nyaris menyentuh bibirnya. Tapi aku bisa merasakan napas hangatnya di wajahku, dan saat aku membelai payudaranya, kupikir penisku akan meledak.
Sialan tapi interior Porsche 911 yang ketat begitu membatasi! Kuharap aku membawa BMW M5 ku.
Aku membelai rambut panjang kecoklatannya , merasakan kelembutannya saat helai-helai itu mengalir menembus jariku. Jarik tangan kananku lalu mulai menelusuri wajah cantik gadis muda itu: pipinya, hidungnya, bibirnya yang penuh dan lezat. Jariku membuka bibirnya dan masuk ke dalam mulutnya, merasakan kelembutan lidahnya yang hangat sementara tanganku yang lain meremasi dan membelai-belai payudaranya. Penisku sudah sangat keras dan mulai berdenyut.
kesadaranku sekarang benar-benar dibuang jauh, dan tangan kiriku sekarang meninggalkan payudara fantastis gadis muda itu dan menelusuri ke bawah. mencapai lengan, kulit perutnya yang rata. Di sana, ujung jari telunjukku mengukir pusarnya. Saat melakukan ini, dengan hati-hati aku melihat wajah cantik gadis itu, diterangi cahaya kubah Porsche, mencari tanda-tanda kedatangannya. Apa yang akan saya lakukan jika teman putri saya terbangun pada saat ini dan mendapati dirinya setengah telanjang di mobil ini dengan tangan lelaki dewasa di sekujur tubuhnya ?!
Aku bergidik memikirkan konsekuensi yang mungkin terjadi. Akutahu bahwa apa yang saya lakukan itu salah, salah, salah, tapi rasanya sangat nikmat dan benar!
Aku tidak berdaya menghadapi pesona gadis remaja cantik dan seksi ini, dan karenanya aku tidak memiliki kendali atas tangan ku karena sekarang mereka terus berkeliaran menjamahi tubuh kencang mulusnya, bergerak ke bawah. Sekali lagi aku katakan pada diri sendiri bahwa ini baik-baik saja karena tidak ada yang tahu. Tidak ada… Jadi tanganku terus bergerak, dan segera terasa bagian atas rok mininya yang ketat. Menekankan pada tubuh gadis itu, tanganku bergerak ke samping, merasakan lekukan pinggul gadis ini.
Dengan penuh semangat , dan dengan tidak sabar, tanganku menuju paha telanjang gadis itu, paha kirinya, yang paling dekat denganku. Aku memijat daging yang hangat dan halus ini, lembut dan mulus namun kencang, saat diremas, kenyal dan elastis. Lalu tanganku menyusuri paha, melewati pinggiran rok mini yang ketat dan beberapa inci yang menggiurkan hanya sampai ke tempat yang hangat dan lembab diantara dua kaki indah gadis muda itu. Aku mengusap-usap dengan kuat diatas gundukan mungil itu saat mataku bergerak maju mundur antara payudaranya yang telanjang dan ekspresi damai di wajahnya yang cantik seperti diterangi oleh sinar lembut dari cahaya kubah.
Dengan penuh semangat jari-jari ku mencari akses ke salah satu celah sisi celana dalamnya. Tindakan lengan dan tanganku di bawah rok mini telah menyingkpakan rok mungil itu sampai ke titik di mana aku bisa melihat tanganku saat jari-jariku hilang menyusup di dalam celana dalam gadis itu. Jari tengahku cepat-cepat menemukan belahan bibir gadis itu dan, tanpa ragu, menenggelamkan sampai ke buku jari yang pertama.
Di sana aku berhenti untuk mempelajari wajah gadis itu, mencari tanda-tanda kesadaran. Tidak ada Dia tidur nyenyak, matanya terpejam, mulutnya sedikit terbuka, dan jari saya ada di dalam liang vaginanya yang manis dan muda!
Kemudian aku memperkenalkan jari kedua ke interiornya yang hangat dan lembap, juga sampai ke buku jari pertama. Lalu, dengan tangan satunya - tangan kanan - perlahan saya memasukkan dua jari ke mulutnya yang sedikit terbelah dimana saya merasakan kehangatan dan kelembaban yang sama yang jari-jari tangan kiri saya alami. Dengan gusar, aku menusukkan kedua jari tangan kiriku ke dalam liang vagina hangat remaja itu. Saya sekarang berada di dalam dirinya sampai ke buku-buku jari kedua, dan tidak merasakan adanya perlawanan untuk menunjukkan bahwa dia masih perawan. Mendorong ke dalam lebih jauh lagi, saya meyakinkan diri saya bahwa tidak ada selaput dara.
Nafasku kian sesak memburu dan jantungku berdegup makin kencang, aku mulai dengan penuh semangat menusuki kecantikan remaja. Saat tangan kiriku menuju liang vagina kecilnya, jari tangan kananku menusuk mulutnya, ujung jariku merasakan kelembutan lidahnya yang hangat dan basah dan permukaan langit mulutnya yang tebal dan lembab. . Aku menjadi gila dengan nafsu, dan dengan cepat muncul keinginan liar untuk segera menikmati bercinta dengan gadis remaja cantik berusia 18 tahun ini dengan sesuatu yang lebih selain hanya jari-jariku saja.
Ya ampun Aku sedang merenungkan untuk MEMPERKOSA!
Tidak pernah sebelumnya dalam hidup aku bahkan berpikir untuk memperkosa seorang wanita. Apa yang terjadi padaku?
Ayolah, Ric, cukup kegilaan ini, aku memarahiku sendiri. Kamu sudah cukup Kamu sudah basah kuyup. Bawa gadis ini ke rumah dan kemudian pulang ke rumah dan masturbasi. Dan semuanya akan berakhir. Atau segera cari dan bayar pelacur untuk menuntaskan hasrat birahimu. Tapi lepaskan gadis remaja teman anakmu ini!
Tapi aku tak berdaya di bawah pengaruh mengerikan amarah batang bengkak ku, yang sangat dibatasi oleh celana ku, dia sangat menginginkan gadis ini dengan pasti. Iya nih! Perkosaan dia! Disini! Tapi bagaimana caranya!? Tidak ada ruang untuk bermanuver di dalam interior sempit Porsche 911. Aku bisa berbaring lagi di kursi dan mencoba memanjat di atasnya, tapi kurasa aku tidak bisa melepaskan kakinya cukup jauh sehingga menyetubuhinya
Pikiranku melesat putus asa saat tangankua terus melanggar di vagina dan mulutnya masing-masing. Sial! Di luar terlalu dingin untuk meletakkan gadis ini di tanah di samping mobil, ditambah lagi sepertinya tetesan air hujan mulai turun dan, bagaimanapun, aku tidak memiliki selimut atau apapun.Sial, kenapa BMW M5 harus ngadat malam ini !? Akan ada banyak ruang untuk menikmati meniduri gadis cantik lezat ini di jok belakang sedan sial itu!
****
Bersambung dulu dikit masih dalam proses editing
Anyway here's the story
*************************
"Pa, bisa gak jemput kita?"
"Hei, Sayang," aku berbicara di telepon genggamku. Mitha, anak gadisku yang berumur delapan belas tahun, terdengar khawatir.
"Siapa 'kita' "?
"Sherly dan aku. Papa ingat kan sama teman aku, Sherly?"
"Oh iya, tentu. Kamu masih di rumah Melinda? "
"Iya Pa. Bisa kan Papa datang sekarang?"
Hari Jumat malam di akhir bulan dan apekerjaan kantorku menumpuk dikejar deadline, tapi gadis kecilku membutuhkan aku.
"Tentu saja, Sayang. Papa akan sampai di sana sekitar sepuluh menit lagi. "
"Terima kasih, Pa."
Aku menyimpan pekerjaanku di laptop dan meraih jaket dan kunci mobil Porsche 911 Carrera ku. Aku melirik jam di dasbor. Baru pukul 08.15 malam.
Sebelumnya aku telah mengantarkann Mitha di sebuah pesta di rumah temannya Melinda sekitar satu setengah jam sebelumnya. Aku seharusnya akan menjemputnya jam 11:00 malam. Aku bertanya-tanya apa yang telah terjadi. Pesta itu pasti sangat mengecewakan.
Saat aku melaju ke arah rumah Melinda, aku memikirkan betapa pentingnya Mitha bagiku, terutama setelah aku dan Mama nya bercerai 5 tahun yang yang lalu. Mitha putriku ikut Mamanya. Mantan istriku sudah menikah lagi hanya beberapa bulan setelah kami bercerai. Namun aku selalu sebisa mungkin tetap berusaha menjadi ayah yang baik untuk putriku.
Mitha sangat mirip seperti Mama nya. aku melihat mantan istri ku dalam setiap gerakan yang dilakukan putriku.
Ketika saya sampai di rumah Melinda, aku bisa melihat putriku Mitha di antara sekelompok remaja lainnya di bawah cahaya terang di teras depan. Dia melambai saat melihat Porsche ku, dan kemudian aku melihatnya berbalik dan membantu seseorang dari salah satu kursi teras. Aku melihat saat putriku Mitha membantu seorang gadis menuruni tangga teras, dan kemudian mulai menuntunnya menyeberangi rerumputan ke mobilku. Aku membungkuk dan menurunkan kaca saat mereka mendekati mobil.
"Apa yang terjadi, sayang?" Tanyaku.
"Papa, seharusnya bawa BMW. Kan Sudah aku bilang aku sama Sherly "
"BMW papa tadi lagi ngadat, Sayang.. "
Aku kemudian memperhatikan bahwa temannya, Sherly, sedang terhuyung-huyung. Saat Mitha membuka pintu penumpang, Sherly tiba-tiba membungkuk dan muntah. Sial, jangan di mobil sport aku, pikirku!
Aku melihat Mitha menepuk-nepuk leher Sherly saat teman gadis nya itu selesai mengeluarkan muntahannya.
Aku keluar dari mobil, aku hendak membantu memegangi Sherly teman nya. Saat itulah aku perhatikan bahwa dia tidak banyak memakai pakaian: bagian atas tube raspberry yang mirip kemben, dan rok mini putih yang sangat pendek.
"Apa dia tidak punya jaket," tanyaku kepada Mitha.
"Aku gak tau, Pa. Aku udah nanya tapi, tapi ... dapet jawaban, dan gak ada yang tahu apakah dia bawa atau nggak.
Dengan lembut, aku mendorong gadis remaja itu ke kursi penumpang di 911. pantatnya jatuh ke kursi, sementara kakinya yang telanjang, dengan canggung di luar pintu mobil, roknya tersingkap naik dengan sangat baik. Memperlihatkan ujung celana dalamnya yang berwarna hitam, aku membungkuk dan mengangkat kaki gadis itu-dia mengenakan sepasang sepatu bertumit tinggi - dan mengarahkannya ke mobil, menekuk kakinya yang panjang. Aku kemudian menutup pintu 911 dan berjalan ke sisi pengemudi.
Saat aku mengemudikan mobil itu ke jalan dan pergi, Mitha, mencondongkan tubuh ke depan dari jok belakang, mulai menceritakan apa yang terjadi saat temannya merosot di kursi penumpang depan. Pesta di rumah Melinda jadi liar karena orang tua si gadis tidak di rumah. Banyak pemuda yang dtang membawa banyak minuman keras. "Jujur, Pa, aku gak thu orang tua Melinda gak ada dirumah saat pesta ultahnya itu."
Aku menatap putriku di kaca spion. "Apakah kamu juga minum minuman keras?" Tanyaku.
"Duh! Aku gak bodoh, Pa. Aku cuma minum gin tonik. Hanya satu gelas kecil. Tapi Sherly, aku gak tahu berapa banyak yang dia minumi. Dan aku takut banyak pemuda yang sudah mengincar untuk memanfatkan Sherly yang mabuk. Karena itu aku harus segera menyingkirkan dia dari sana"
Aku kemudian membuat beberapa komentar tentang betapa tidak pantasnya pakaian Sherly bagi seorang gadis seusianya. Mitha putri ku membalas dengan mengatakan bahwa aku kuno dan kolot.
Mobilku akhirnya sampai di depan rumah mantan istriku.
"Pa, bisa gak Papa anterin Sherly pulang? Dia harus pulang malam ini sebelum jam dua belas atau orang tuanya akan menghukumnya " kata Sherly
"Kenapa kamu gak bilang dari tadi sih? Ya udah dimana alamatnya ayo kita anterin temenmu ini pulang" kataku agak kesal
"Sebenarnya, Pa ... Billy mau datang dan menjemputku. Kita akan pergi ke bioskop. Oke, Pa? Bisakah Papa anterin Sherly pulang? "Dari kursi belakang, putriku meletakkan tangannya di pundakku dan memijatnya saat aku menyetir.
Iblis kecil itu tahu bahwa Papa nya ini tidak dapat menahan apapun yang dia minta saat dia mengusap bahuku.
"Aku akan kirimin GPS alamat rumahnya pake WA " kata Mitha putriku
Aku belum mengatakan ya dan aku tidak perlu melakukannya. Itu adalah kesepakatan yang sudah selesai.
Mitha putriku keluar dari mobilku, meninggalkan temannya Sherly tanpa terganggu di kursi penumpang sampingku.
"Dengar," kataku pada Mitha sambil memegang lengannya. "Si Billy ini, dia ... anak baik-baik, bukan?"
Putriku tertawa. "Tenag Pa, Billy cowok baik-baik dan aku bisa jaga diri kok….Percaya deh "
"Aku sudah kirim WA ke tante Maya ibunya Mitha. Aku bilang Sherly agak masuk angin dan Papaku yang baik akan antarerin Sherly pulang. Tante Maya udah bales dan akan nungguin Sherly dianter Papa. Makasih ya …Papa is the best” lanjut putriku lalu mengecup pipiku.
Saat Mitha berjalan menuju rumah, aku memeriksa GPS dan melihat rumah Sherly dipinggiran kota 65 km jauhnya dari posisi ku sekarang. Aku mendesah, berpikir bahwa perjalanan pulang pergi akan memakan waktu lebih dari 2 jam. Hal-hal yang saya lakukan untuk anak perempuan saya! Saya tidak akan menukarkannya untuk apapun di dunia ini.
****
Saat berhenti di lampu merah pertama, aku melirik ke gadis remaja cantik yang tidak sadar duduk di sampingku. Sebenarnya, dia lebih berselonjor daripada duduk karena sandaran kursinya di posisi sekitar 45 derajat.
Sementara, mataku tidak tahan melihat hamparan paha putih mulus di bawah pinggiran rok mini gadis itu. Bagaimana mungkin ada orang tua myng embiarkan anak perempuan mereka keluar di depan umum seperti ini?
Aku mendongak melirik sesaat, masih lampu merah. Lalu, mataku kembali ke penumpangku. Dia diterangi dengan lembut oleh cahaya lampu jalan yang menembus atap sunroof Porche 911 ku. Mataku melesat ke paha indahnya lagi. Gadis muda ini memiliki kaki yang sangat indah, pikirku. Dan kemudian aku merasa malu karena memikirkan itu. Dia hanya seorang anak-anak, kataku pada diri sendiri. Oke, umurnya delapan belas tahun, tapi…. Agh…buang pikiran kotor mu itu bung!
Namun tatapan saya kembali terpaku pada paha mulus gadis itu, terpesona oleh cara kakinya sedikit terbelah mengangkang saat berbaring berbaring di kursi penumpang. Pada saat itu mobil di belakangku membunyikan klakson. Berapa lama sudah lampu hijau?!
Aku melepaskan kopling dan lepas landas, tapi segera sampai pada lampu merah kedua. Menghentikan lagi, aku tidak bisa menahan godaan untuk melihat lagi ke gadis muda cantik tergolek tak sadarkan diri disampingku. Sebuah suara hati kecil mengatakan bahwa aku seharusnya tidak melihat teman putri ku sendiri dengan cara ini. Tapi ... yah ... cara gadis cantik ini berpakaian membuatnya sangat tidak mungkin bagi pria normal manapun untuk mengabaikannya. Toh tidak ada salahnya sekedar melihat mengagumi keindahan. Mataku kini menatap arah payudara gadis itu yang sepenuhnya berkembang padat memenuhi topping raspberry ketatnya. Di bawah, kulit telanjang perutnya yang rata dimandikan dengan lampu lampu jalan. Tatapanku kemudian berjalan kembali ke gundukan kembar yang begitu menarik terbungkus bahan yang melar dan ketat. Tatapanku lalu berlanjut di atas bahunya yang telanjang yang ditutupi gerai rambut coklat gelap yang panjangnya.
Aku tidak tahu berapa lama aku terus terpesona menatapnya sebelum sekali lagi sebuah mobil di belakangku membunyikan klakson dengan tidak sabar. Saat aku kembali melesatkan mobil sportku aku merasakan sesuatu desakan. Itu adalah tonjolan sesak yang tumbuh di celana saya, seakan meronta berusaha berontak dari kurungan celana pendek dan celana jinsku.
Saat hendak masuk Tol dalam kota aku baru teringat bahwa Sherly belum memakai seat belt .. Aku mencoba beberapa saat untuk mengulurkan tangan dan menarik seat-belt di sekelilingnya, tapi kemudian berpikir lebih baik dan memutuskan berhenti di bahu jalan untuk melakukannya. Dengan mobil di stop dan set hand break, aku mengulurkan tangan dan menarik sabuk pengamannya di atas dan di belakang pintu penumpang. Aku menarik ikat pinggang ke tubuh gadis itu dan mengikat gespernya di tempatnya. Bagian dalam mobil gelap, karena tidak ada lampu jalan tempat saya berhenti. Hanya lampu dasbor mobil yang memberi sedikit penerangan di sana, dan cukup bagiku untuk memperhatikan pengikat sabuk pengaman terjatuh di antara payudara kembar gadis itu. Oh, betapa indahnya dia! Betapa cantiknya dia tidur!
Sambil mendesah, aku duduk kembali di kursiku sendiri, meraih kemudi dan menatap lurus ke depan melalui kaca depan mobil dan memasuki kegelapan. Aku memejamkan mata, menarik napas panjang dan mendengarkan deru mesin Porsche 911 yang mantap. Tonjolan di celana ku terasa makin sesak dan sakit. Aku meraih celana saya dan menarik penisku ke posisi lurus di dalam boxer untuk memberinya ruang tumbuh jika memang ingin melakukannya.
Ric, kataku pada diri sendiri, ayo pergi. Lepas hand break masukkan gigi, injak pedal gas dan ayo pergi.Cepat. Sebagai gantinya, saya menoleh dan melihat ke arah penumpang ku lagi. Tidak hanya itu, saya menyalakan lampu kubah sehingga saya bisa melihatnya lebih baik. Apakah dia nyata atau hanya khayalan?! Dia begitu dekat denganku, namun terasa sangat jauh untuk kugapai!
"Sherly?" Aku memanggil namanya dengan lembut. Saat dia tidak menanggapi, saya mengulangi namanya dengan suara lebih keras. Tidak ada. Secara tentatif, aku menyentuh bahunya yang telanjang. Aku membiarkan tanganku berlama-lama di sana, lalu mengguncangnya dengan lembut. Tidak ada keraguan bahwa dia benar-benar pingsan. Tanganku di bahunya mulai bergetar. Tidak ada yang akan tahu apakah aku hanya ... tangan saya di pundaknya ... melayang ... ke bawah. Untuk mengetahui apakah itu nyata atau tidak. Tidak ada yang tahu. Gadis itu tidak akan pernah tahu. Tidak ada yang tahu. Itu hanya akan menjadi rahasia kecilku. Rahasia kecilku yang kotor. Dan itu akan terasa sangat BAIK!
Bawa dia pulang! Suara hati kecil itu menuntut.
Jari kelingkingku adalah bagian pertama dari tanganku untuk mencapai puncak tabung saat tangan itu berkeliaran ke bawah dari bahu gadis itu. Ketika keempat jari saya yang lain tiba, mereka menangkupkan payudara kencang gadis itu - yang paling dekat dengan saya - melalui bahan lembut dan melar dari bagian atas tabung. Itu adalah salah satu pengalaman paling mengasyikkan yang pernah saya alami. Buah dadanya terasa telah berkembang dengan kencang namun lembut, pas, dan padat
Sambil merasakan payudaranya, aku melihat untuk pertama kalinya sebuah kalung emas halus yang menghiasi lehernya yang indah dan ramping. Mataku lalu pergi ke cincin telunjuknya yang tampak mahal dengan berlian rubi merah kecil. Sungguh wanita muda yang berkelas, pikirku.
Merasa yakin bahwa gadis ini benar-benar pingsan, aku menjadi lebih berani, dan mengirim tangan saya ke bawah bagian atas tabung, di mana kulit jari-jari saya menyentuh kulit dadanya yang halus. Ini membuatku tersengat.. Bra itu nyaris tidak menutupi puting si gadis, dan itu adalah masalah yang mudah bagiku untuk mendorong pakaian dalam yang halus ke bawah hanya dengan rambut dan membiarkan putingnya keluar tanpa beban, di mana ia terjepit tak berdaya di antara jemariku.
Pada saat itu sebuah truk melaju melewati mobil kami, mengguncangnya. Aku memutuskan bahwa aku perlu tempat parkir di tempat yang lebih baik.
Sambil terengah-engah, aku menarik tanganku dari dada gadis remaja itu, Mobilkun melaju ke depan, dan tidak berjalan terlalu jauh sampai aku menemukan lokasi konstruksi di samping jalan di mana beberapa traktor diparkir malam ini. Kawasan itu menawarkan hamparan kerikil luas tempat aku bisa memarkirk mobilku sejauh beberapa meter dari jalan raya.
Aku mematikan mesin saat ini dan berbalik dengan tidak sabar ke arah penumpang remaja saya yang tertidur. Dengan lampu kubah menyala lagi, aku memperhatikan dengan pasti bagaimana sebagian besar payudara kirinya tetap terpapar, karena aku sudah mendorong bagian atas tabung beberapa inci. Putingnya yang lembut mengintip di atas bra renda yang tersingkap ke bawah.
Aku memutar tubuhku di kursi pengemudi untuk lebih baik menghadapi gadis remaja cantik yang sedang tidur itu. Hal pertama yang aku lakukan adalah melepaskan lagi sabuk pengaman yang belum lama aku letakkan di sekelilingnya. Aku ingin akseslebih banyak ke sepasang payudara indah itu, dan sabuk pengamannya pasti menghalangi jalanku.
Dengan kedua tangan saya mendorong bagian atas tabung kemben gadis itu ke bawah, benar-benar memperlihatkan kedua payudara itu, dengan bra hanya menggantung tersingkap sebelah. Kalung emas yang menghiasi lehernya berkilau lembut. Jantungku berdebar kencang di dadaku. Aku terdiam beberapa saat dan kemudian, dengan tangan gemetar, meraih bagian bra minim yang masih menutupi payudara kanannya dan juga menyingkapnya ke bawah,. Payudara penuh gadis remaja ku yang matang sekarang terbuka dalam segala kemuliaan mereka saat dia berbaring di sana, bersandar pada sudut empat puluh derajat di kursi penumpang, tak sadarkan diri, tidak sadar bahwa tubuhnya yang muda dan kencang memberikan sensasi birahi dasyat ke seorah pria paruh baya yang seharusnya membawanya pulang.
Tangan kiriku yang sekarang bersentuhan dengan gundukan daging lembut dan hangat dari payudara muda berusia delapan belas tahun yang indah ini. Aku memijati mereka secara menyeluruh, bergantian antara lembut dan agresif, dan bisa merasakan puting payudara mungilmya mengeras makin tegak mengacung.
Sementara itu, tangan kananku telah meraihl dagu gadis itu dan mengangkat wajahnya ke atas sehingga saya bisa memandangi kecantikannya di bawah cahaya lampu kubah saat saya membelai payudaranya yang telanjang kencang dengan tangan kiriku. Dia jelas gadis yang sangat cantik .
Aku membungkuk untuk mencium bibir itu, tapi dengan konsol di antara kursi, batas-batas interior 911 sangat membatasi gerakanku dan buatkuku bibirku hanya nyaris menyentuh bibirnya. Tapi aku bisa merasakan napas hangatnya di wajahku, dan saat aku membelai payudaranya, kupikir penisku akan meledak.
Sialan tapi interior Porsche 911 yang ketat begitu membatasi! Kuharap aku membawa BMW M5 ku.
Aku membelai rambut panjang kecoklatannya , merasakan kelembutannya saat helai-helai itu mengalir menembus jariku. Jarik tangan kananku lalu mulai menelusuri wajah cantik gadis muda itu: pipinya, hidungnya, bibirnya yang penuh dan lezat. Jariku membuka bibirnya dan masuk ke dalam mulutnya, merasakan kelembutan lidahnya yang hangat sementara tanganku yang lain meremasi dan membelai-belai payudaranya. Penisku sudah sangat keras dan mulai berdenyut.
kesadaranku sekarang benar-benar dibuang jauh, dan tangan kiriku sekarang meninggalkan payudara fantastis gadis muda itu dan menelusuri ke bawah. mencapai lengan, kulit perutnya yang rata. Di sana, ujung jari telunjukku mengukir pusarnya. Saat melakukan ini, dengan hati-hati aku melihat wajah cantik gadis itu, diterangi cahaya kubah Porsche, mencari tanda-tanda kedatangannya. Apa yang akan saya lakukan jika teman putri saya terbangun pada saat ini dan mendapati dirinya setengah telanjang di mobil ini dengan tangan lelaki dewasa di sekujur tubuhnya ?!
Aku bergidik memikirkan konsekuensi yang mungkin terjadi. Akutahu bahwa apa yang saya lakukan itu salah, salah, salah, tapi rasanya sangat nikmat dan benar!
Aku tidak berdaya menghadapi pesona gadis remaja cantik dan seksi ini, dan karenanya aku tidak memiliki kendali atas tangan ku karena sekarang mereka terus berkeliaran menjamahi tubuh kencang mulusnya, bergerak ke bawah. Sekali lagi aku katakan pada diri sendiri bahwa ini baik-baik saja karena tidak ada yang tahu. Tidak ada… Jadi tanganku terus bergerak, dan segera terasa bagian atas rok mininya yang ketat. Menekankan pada tubuh gadis itu, tanganku bergerak ke samping, merasakan lekukan pinggul gadis ini.
Dengan penuh semangat , dan dengan tidak sabar, tanganku menuju paha telanjang gadis itu, paha kirinya, yang paling dekat denganku. Aku memijat daging yang hangat dan halus ini, lembut dan mulus namun kencang, saat diremas, kenyal dan elastis. Lalu tanganku menyusuri paha, melewati pinggiran rok mini yang ketat dan beberapa inci yang menggiurkan hanya sampai ke tempat yang hangat dan lembab diantara dua kaki indah gadis muda itu. Aku mengusap-usap dengan kuat diatas gundukan mungil itu saat mataku bergerak maju mundur antara payudaranya yang telanjang dan ekspresi damai di wajahnya yang cantik seperti diterangi oleh sinar lembut dari cahaya kubah.
Dengan penuh semangat jari-jari ku mencari akses ke salah satu celah sisi celana dalamnya. Tindakan lengan dan tanganku di bawah rok mini telah menyingkpakan rok mungil itu sampai ke titik di mana aku bisa melihat tanganku saat jari-jariku hilang menyusup di dalam celana dalam gadis itu. Jari tengahku cepat-cepat menemukan belahan bibir gadis itu dan, tanpa ragu, menenggelamkan sampai ke buku jari yang pertama.
Di sana aku berhenti untuk mempelajari wajah gadis itu, mencari tanda-tanda kesadaran. Tidak ada Dia tidur nyenyak, matanya terpejam, mulutnya sedikit terbuka, dan jari saya ada di dalam liang vaginanya yang manis dan muda!
Kemudian aku memperkenalkan jari kedua ke interiornya yang hangat dan lembap, juga sampai ke buku jari pertama. Lalu, dengan tangan satunya - tangan kanan - perlahan saya memasukkan dua jari ke mulutnya yang sedikit terbelah dimana saya merasakan kehangatan dan kelembaban yang sama yang jari-jari tangan kiri saya alami. Dengan gusar, aku menusukkan kedua jari tangan kiriku ke dalam liang vagina hangat remaja itu. Saya sekarang berada di dalam dirinya sampai ke buku-buku jari kedua, dan tidak merasakan adanya perlawanan untuk menunjukkan bahwa dia masih perawan. Mendorong ke dalam lebih jauh lagi, saya meyakinkan diri saya bahwa tidak ada selaput dara.
Nafasku kian sesak memburu dan jantungku berdegup makin kencang, aku mulai dengan penuh semangat menusuki kecantikan remaja. Saat tangan kiriku menuju liang vagina kecilnya, jari tangan kananku menusuk mulutnya, ujung jariku merasakan kelembutan lidahnya yang hangat dan basah dan permukaan langit mulutnya yang tebal dan lembab. . Aku menjadi gila dengan nafsu, dan dengan cepat muncul keinginan liar untuk segera menikmati bercinta dengan gadis remaja cantik berusia 18 tahun ini dengan sesuatu yang lebih selain hanya jari-jariku saja.
Ya ampun Aku sedang merenungkan untuk MEMPERKOSA!
Tidak pernah sebelumnya dalam hidup aku bahkan berpikir untuk memperkosa seorang wanita. Apa yang terjadi padaku?
Ayolah, Ric, cukup kegilaan ini, aku memarahiku sendiri. Kamu sudah cukup Kamu sudah basah kuyup. Bawa gadis ini ke rumah dan kemudian pulang ke rumah dan masturbasi. Dan semuanya akan berakhir. Atau segera cari dan bayar pelacur untuk menuntaskan hasrat birahimu. Tapi lepaskan gadis remaja teman anakmu ini!
Tapi aku tak berdaya di bawah pengaruh mengerikan amarah batang bengkak ku, yang sangat dibatasi oleh celana ku, dia sangat menginginkan gadis ini dengan pasti. Iya nih! Perkosaan dia! Disini! Tapi bagaimana caranya!? Tidak ada ruang untuk bermanuver di dalam interior sempit Porsche 911. Aku bisa berbaring lagi di kursi dan mencoba memanjat di atasnya, tapi kurasa aku tidak bisa melepaskan kakinya cukup jauh sehingga menyetubuhinya
Pikiranku melesat putus asa saat tangankua terus melanggar di vagina dan mulutnya masing-masing. Sial! Di luar terlalu dingin untuk meletakkan gadis ini di tanah di samping mobil, ditambah lagi sepertinya tetesan air hujan mulai turun dan, bagaimanapun, aku tidak memiliki selimut atau apapun.Sial, kenapa BMW M5 harus ngadat malam ini !? Akan ada banyak ruang untuk menikmati meniduri gadis cantik lezat ini di jok belakang sedan sial itu!
****
Bersambung dulu dikit masih dalam proses editing
Terakhir diubah: