Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Apakah cerita ini terlalu kejam dan sadis? Perlu di softin lagi?

  • Dikurangi kejamnya

    Votes: 96 39,0%
  • Sudah pas

    Votes: 50 20,3%
  • lebih kejam lagi

    Votes: 100 40,7%

  • Total voters
    246
  • Poll closed .
Status
Please reply by conversation.
Fantasinya udh paling top nih, pas banget kayak yang sering saya bayangin hu. Semoga bisa sampai tamat.
 
Scene 5 : Mulai Dikerjai

"Dik, Mbak hari ini ada acara sama temen2 mbak. Kamu dirumah sendirian yaa", kata Mbak Dewi membuka pembicaraan pagi ini

Sepiring nasi goreng lengkap dengan mie instan sudah tersaji diatas meja. Tak sabar langsung kulahap saja sepiring nasi goreng dengan mie instan itu tanpa ragu

"Yee.. laper banget ya kamu? Sampek ga jawab Mbak.. Hufff", kata Mbak Dewi

"Iyaa aku denger mbak... Mbak pulang jam berapa?" tanyaku sambil terus mengunyah

"Paling bada isya dik. Padat sekali jadwal mbak hari ini. Kamu gapapa kan sendirian?"

"Mas Eko pulang jam berapa? Sekarang dia dimana?", tanyaku kepada Mbak Dewi

"Tuh lagi ngorok dikamar. Habis gini mbak bangunin. Biasanya dia pulang sampai rumah kan jam 5 sore. Kamu jaga jarak lho sama mas mu itu. Gitu2 dia bukan mahrom kamu"

"Iyaaaa", jawabku sambil kembali menyantap terus sajian lezat di piring itu hingga habis

"Yasudah kamu mandi dulu gih. Biar Mbak bangunin Mas Eko", katanya sambil bergegas menuju kamar tidurnya

Setelah Mbak Dewi masuk ke kamar. Akupun segera mencuci dan memereskan piringku, lalu aku langsung meraih handuk dan bergegas mandi. Karena tau Mas Eko pagi ini juga harus segera mandi karena harus bekerja jadi aku tidak perlu mengantri menunggu mandinya yang lama

Kutanggalkan seluruh pakaian yang kukenakan, baik daster gamis dan juga kerudungku, langsung kumasukkan pakaianku ke dalam ember berisi sabun deterjen. Kubalur kulit lembut akhwat ini dengan sabun cair dan kuratakan busanya kuseluruh tubuhku. Kugosok merata ke seluruh bagian tubuhku ini mulai dari leher, punggung, perut, dada, selangkangan, dan vaginaku. Pada bagian dada, kunikmati sejenak bagian kenyal ini dengan meremas-remas kecil ke payudara bulat yang menggantung indah ini sambil kupilin putingnya hingga penuh dengan busa sabun yang menggumpal

"Ssshhhh.... Uuuhh", lenguhku

Semakin kurangsang, aku semakin menikmati kegiatan mandiku. Pikiran2 nakal kembali menguasaiku sambil membayangkan bagaimana jika tubuh indah ini dinikmati banyak pria. Pasti mereka tidak akan menolak sama sekali. Perlahan tanganku mulai bergerak menuju lubang kelamin punya akhwat bernama Rista ini. Kubasuh dan kubasahi jembutnya dengan busa sabun dan sedikit kutarik2 keatas seolah ingin membentuk bentuk mohawk. Lalu kududukkan bersandar di kamar mandi sempit ini mengangkang, vaginanya begitu terbuka. Kuraih benda apapun yang panjang dibkamar mandi, kudapatkan sikat WC yang ada gaganganya. Lalu kucoba menggosok tempik ini dengan sikat WC ini, rasanya tidak enak.. Malah sakit dan perih yang kurasa saat benda kaku itu kumainkan perlahan dilubang akhwat ini

Karena kesal karena birahiku belum tersalurkan dengan sempurna, aku putuskan untuk menyudahi kegiatan mandi ini. Segera kukeringkan tubuh basahku dengan handuk dan aku langsung menyadari, aku tidak membawa baju ganti ketika masuk ke kamar mandi tadi.

*Duh bodohnya aku*

"Mbak Dewiiiii....", aku mencoba memanggil kakakku agar ia mengambilkanku baju ganti

Namun sayang tidak ada suara yang menjawab panggilanku. Sekali lagi kucoba memanggil nama kakakku namun tidak dijawabnya

"Ya dek...?", tiba2 kudengar suara Mas Eko

"Mbak Dewi mana mas?", tanyaku

"Sudah berangkat 5 menit yang lalu. Ada apa?" tanya Mas Eko

"Ehhh.. Anu mas... Aku lupa bawa baju ganti. Boleh minta tolong mas masuk kamar dulu. Biar aku bisa keluar dari kamar mandi", pintaku mencoba tidak menggoda kakak iparku

"Masuk kamar ya... Oke dik", jawab Mas Eko

Kulilitkan handuk untuk menutup tubuhku sementara. Setelah menunggu beberapa detik, kubuka pintu kamar mandi. Tak kulihat keberadaan Mas Eko di dalam rumah baik di ruang tamu ataupun meja makan, akupun berjalan mengendap menuju ke kamarku. Kubuka pintu kamarku dan betapa terkejutnya aku, ternyata kakak ipar Rista ini sudah berada di dalam kamarku

"Lho Mas Eko ngapain disini?", aku terkejut sambil berusaha menutupi bagian2 tubuh ini

"Lho tadi katanya Mas disuruh masuk kamar, ya ini mas masuk. Hehehe", goda Mas Eko

"Maksudku ke kamar mas Eko sendiri, bukan ke kamarku.....", protesku

"Yasudah toh hari ini mbakmu ga ada dirumah. Heheheh"

"Emang kenapa kalau Mbak Dewi ngga ada dirumah?", aku semakin berpikir ngga2 apakah Mas Eko yang katanya alim ini akan memperkosaku

"Lebih bebas aja kalau ngga ada Dewi... Heheheh"

"Mas tolong keluar dari kamarku, aku mau pakai baju...", pintaku

"Yaudah pakai baju aja sambil mas liatin disini.. Atau kamu mau pakai handuk terus selama dirumah? hehehe...", goda Mas Eko

"Mas...... Mas kan harus berangkat kerjaa...", kataku mencoba membujuknya

"Mas sudah ijin sakit tadi, jadi mas ngga masuk kerja hari ini. Heheheh... Kesempatan bisa berduaan sama adik iparku yang cantik mana bisa kusia2kan"

"Tapi mas...."

"Ayo ke ruang tamu...", ajaknya sambil menarik tubuhku yang hanya berbalut handuk

"Mas... Rista belum pakai baju ....", kataku namun tetap saja tubuhku yang hanya dibalut handuk ditariknya keluar kamar

Lalu tubuhku didudukkan di sofa ruang tamu. Mas Eko memandangiku dengan tatapan tajam penuh nafsu. Sepertinya dia sudah lupa tubuh ini adalah tubuh adik iparnya sendiri.

"Mas mau kasih liat penis mas ke kamu. Siapa tau kamu suka", katanya sambil mulai melepas celananya

"Eeehhh.. Mau ngapain mas?", tanyaku kebingungan

"Katanya aurat pasangan itu penting. ini mas mau kasih liat ke kamu dik. Anggap saja Kamu taaruf sama mas", jelasnya

"Gak mungkin mas... Mas kan kakak iparku.. Tidak bisa kita taaruf mas..", jawabku mencoba mengeles

"Anggap aja ini latihan buat kamu dik. Sebelum berproses taaruf dengan ikhwan lain. Kamu bisa latihan sama penis mas", bujuknya

Batang kontol suami Mbak Dewi inibsudah tersaji jelas dihadapanku. Berdiri tegak dengan ukuran sedikit dibawah standard nasional negara ini. Aku jijik memandang kearah penis berjembut lebat berwarna cokelat itu, kupejamkan mataku dan kupalingkan muka tanda aku tak berselera melihat organ kelamin pria

"Ini Dik. Penis kakak iparmu. Ayo pegang.. Jangan malu2. Heheheh", katanya sambil menarik tangan kananku untuk menyentuh kelaminnya

"Gak mau mas.. Itu kan.. punya Mbak Dewi.", aku mencoba mencari alasan dan mencoba menghindari kontak mata dengan kelaminnya sambil tanganku menolak untuk disentuhkan kelamin Mas Eko

"Ngga papa, salah sendiri mbakmu itu kurang pintar memuaskan nafsu Mas. Ini itu gak boleh. Saran Mas, kamu jangan gitu dik. Apapun yang diminta suamimu kelak, lakuin aja biar dia benar2 puas", kata Mas Eko

"Mas, udah mas, Rista ga mau pegang punya mas.. Punya mas itu haknya Mbak Dewi.. Mas Eko jangan paksa Rista nyentuh itu mas.."

"Hmmmm Mas ijinin kok dek, ayolah pegang dikit..", katanya sambil menjulur2kan batang penisnya ke tubuh adik iparnya.

"Jangaann mass.. Gini aja.. Rista punya usul..", kataku kemudian mencoba menghentikkan kelakuannya yang memaksaku memegang penisnya

"Usul apa?", tanya Mas Eko sambil berhenti menggodaku

"Punya mas tolong tutup dulu... Rista ngga nyaman..", bujukku

Lalu Mas Eko menutup kembali penisnya dan dimasukkan kembali ke dalam celananya

"Gimana? Kamu punya usul apa?"

"Mas boleh menyentuh seluruh tubuh Rista. Tapi sebaliknya, Rista tidak mau sentuh punya mas. Rista betul2 menjaga perasaan Mbak Dewi mas.. Tolong mas mengerti..", bujukku lagi

Terlihat Mas Eko berpikir sejenak. Dipandanginya seluruh tubuhku, aku tidak membalas kontak matanya yang jelalatan menatap tubuh adik iparnya yang hanya berbalut handuk dengan rambut yang sudah dibiarkan tergerai basah.

"Hmm Ok dik, tetapi seharian ini kamu harus telanjang dirumah. Dan Mas boleh motret tubuhmu ya dik buat bacolan koleksi mas. Heheheh.."

"Hmmm yasudah boleh mas.. Ingat Rista ga mau sentuh punya mas sama sekali! oiya dan No kiss juga, Rista mau nyerahin ciuman pertama buat suami Rista kelak", kataku beralasan dan mengingatkannya

"Iye iyee.. Yasudah sekarang lepas handukmu dik. Heheheh"

*Aku semakin tidak sabar untuk memamerkan tubuh telanjang Rista ke kakak iparnya ini. Hahaha.. Hancur harga dirimu Ris*, kataku dalam hati sambil menyeringai dari dalam tubuh akhwat ini

Kemudian aku berdiri sambil kulepaskan ikatan handuk yang menutup tubuhku sehingga aku langsung telanjang bulat di hadapan suami Mbak Dewi itu

"Sempurna.. Tubuhmu bagus banget Ristaa", kata Mas Eko yang matanya jelalatan memandangi seluruh auratku sambil menggaruk penisnya

"Sudah ya mas..", godaku

"Enak aja sudah, hari masih panjang ini. Sekarang coba letakkan tangan diatas kepalamu, perlihatkan ketiakmu, duh mulus bener..", Kata Mas Eko

"Iya mas", jawabku dan kuangkatlah kedua lengan Rista keatas, menampakkan ketiaknya putih bersih mulus tanpa bulu

"Sexy.. Sexy sekali tubuhmu dik..", kata Mas Eko sambil mendekatiku

Aku kebingungan apa yang akan dilakukannya selanjutnya. Tetap dalam posisi membuka ketiak, Mas Eko semakin mendekati tubuh Rista. Tiba2 bibirnya menciumi ketiak akhwat ini

"Aduh mas..", aku terkejut dan berusaha melawan mencoba mendorong tubuh Mas Eko dengan sekuat tenaga agar menjauh dari tubuh yang kukuasai

"Kenapa kamu melawan? Tadi katanya aku boleh menyentuhmu sesukaku?", protes Mas Eko

"Sentuh pakai tangan mas bukan diciumin.. Aku.. Risih..", jawabku

"Oh gitu.. baiklaahh.. Sekarang angkat tanganmu lagi posisi pasrah", kata Mas Eko sambil dia berjalan ke arah tubuh bagian belakangku

Langsung dipeluknya erat tubuh Rista. Pinggangnya ramping dengan perut rata tanpa timbunan lemak memang terlihat begitu Sexy. Mas Eko terus memeluk tubuh adik iparnya itu, sesekali tangannya bermain diketiak Rista yang putih halus tanpa bulu

Nafas Mes Eko begitu berat sambil tangannya mulai bergerak perlahan2 turun kepinggang dan bergerak maju kedepan untuk mulai meremas payudara Rista yang dudah membusuh terbuka bebas. Kucoba bertahan dan membiarkan suami Mbak Dewi ini mulai menjamah tubuh yang kukuasai. Tangannya meremas2 payudara Rista yang kencang dan bulat walau tidak begitu besar. Semua tubuh akhwat ini menurutku sudah sangat proporsional. Tidak kurang dan tidak dilebihkan.

"Aku pilin puting susumu ya Ris.. Kecil menantang, menggairahkan", ijin Mas Eko dan aku terus membiarkannya menyentuh bagian2 tubuh Rista yang dia inginkan

Tangannya mulai mencubit dan menekan pelan kedua putingku bersamaan. Tubuh Rista seperti tersengat listrik untuk beberapa saat. Desiran birahi sepertinya mulai menjalar di syaraf-syaraf sensitif tubuhnya. Mas Eko mulai memuntir kedua puting Rista, memainkan birahi adik iparnya dan mencoba terus merangsang adik iparnya yang tak kalah alim dari istrinya itu

"Ssshhh.. Tak kusangka kamu begitu nakal Riss.. Nih pentilmu semakin keras mas pilin-pilin"

"Adduuuuhh mas.... ", aku masih bertahan mencoba tidak me desah walau rasanya begitu nikmat. Bahkan tubuh akhwat ini pun menikmatinya, terbukti dari vaginanya mulai terasa lembab dan gatal

Aku pejamkan mataku pasrah tanpa suara. Hanya suara lenguhan2 kecil yang keluar sepertinya berasal dari tubuh Rista sendiri, bukan kemauanku. Setelah puas membuat puting susu Rista menegang dan keras, tangan Mas Eko menjalar melewati perut datar putih mulus akhwat adik iparnya itu, meraba dan meremas bongkahan pantat Rista yang mulus bersih menggoda.

"Gedean Mbakmu sih, tapi punyamu lebih sekal dan kenceng", kata Mas Eko sambil terus meraba-raba bongkahan pantat Rista sambil sesekali dielus2nya pantat telanjang inj

*plak plak plak* Mas Eko mulai menepuk2 pelan pantat Rista saking gemasnya melihat lekuk tubuhnya. Sebuah tepukan nakal, tidak bermaksud menyakiti

"Adik ipar nakal.. adik ipar nakal ya kamuu.. plak plak plak", terus dipukul2nya pelan2 menggoda

"Aku berusaha bertahan dan membiarkan perlakuan suami Mbak Dewi itu, namun tubuh Rista berkata lain, vaginanya malah membanjir

*Masak tubuhmu menikmatinya Ristaaa.. Dicabuli seperti ini*, kataku dalam hati

"Aaaahh..", tak sadar keluarlah desahn nakal dari mulut gadis ini

Lalu Tubuhku diminta menungging berpegangan pada sofa ruang tamu. Tanganku menahan pada sandaran sofa Sedangkan pantatku kutunggingkan dengan kakiku tetap berpijak pada lantai. Setelah itu Mas Eko mengambil posisi dibelakang, tepatnya pada belahan pantat Rista yang menungging sexy menggoda syahwatnya. Pria yang sepertinya terlihat kalem dan alim ini begitu semangat mencabuli tubuh adik iparnya.

Dibukanya belahan pantat akhwat ini, Mas Eko terlihat tidak melakukan apa2 beberapa saat. Kutoleh untuk melihat apa yang dilakukannya dibelakang. Rupanya dia sedang memandangi kedua lubang yang tersaji didepan matanya, lubang vagina dan juga lubang anus adik iparnya, yang berlubang sempit, siapapun pasti ingin mencoba membobolnya

Kurasakan jari telunjuk Mas Eko mulai ditancapkan ke lubang anus Rista. Tubuh ini sampai terdongak dan menegang hebat. Tangan Mas Eko mulai menowel-nowel lubang anus adik iparnya ini, membiarkan tubuh Rista menggelinjang kegelian sambil beradaptasi dengan kehadiran telunjuknya yang bergerak-gerak merangsang lubang anusnya. Jantung Rista kudengarkan sampai terasa berdebar kencang. Nafas yang dikeluarkan pun sampai terpatah2. Tubuh Rista merespon dengan gejolak birahi yang mulai menyerang nafsu syahwatnya

Telunjuk Mas Eko terus nakal bergerak pelan memutari lubang anus Rista, tanpa sadar tubuh Rista merespon, dengan semakin menunggingkan kedua pantatnya yang mulus telanjang. sebelum akhirnya telunjuk itu ditancapkan perlahan menembus peemukaan tipis kulit anusnya. Mas Eko mulai mencabuli anus adik iparnya. Tubuh Rista semakin merespon dengan mendesah keenakan. Sedikit kubuka kedua kakinya membiarkan lubang pantatnya diobok-obok suami kakak kandungnya.

"Aaahhh..", tak terasa tubuh ini mendesah kecang kesakitan. Saat telunjuk Mas Eko semakin masuk kedalam lubang pembuangan Rista

Padahal aku terus berusaha tetap datar dan staycool tidak konsentrasi pada rangsangan Mas Eko. Namun sayang, tubuh Rista mengiyakan, tubuhnya menikmati dan mendesah menikmati permainan cabul suami kakaknya.

Telunjuk Mas Eko mulai keluar masuk, menggesek lubang akhwat yang kukendalikan ini. Kurasakan lubang anus gadis ini mulai berkeringat dan mulai berlendir, memberikan pelumasan lebih pada telunjuk Mas Eko untuk mengorek lubang pantat Rista lebih cepat. Panas sekali rasanya kulit lubang anus Rista, dan juga sedikit perih.

"Uuhh.. Aahh.. ouhh.. Ssshhh..", aku mencoba menahan desahan dari akhwat ini. dengan menggigit bibir bawahnya.

"Anget Ris lubang pantatmu.. Mbakmu ga pernah mau pantatnya kumainin gini. Dia terlalu kaku dan membosankan..", rancau Mas Eko sambil terus mencabuli lubang pembuangan Rista

*Ya Tuhaannn.. Ini sangat menjijikkan, aku tidak sanggup membayangkan jika Mas Eko tau siapa yang sedang berada didalam tubuh adik iparnya. Seorang pembegal yang hampir membuat adik iparnya tewas

Dan gawatnya lagi tiba2, tubuh ini terasa ingin kencing. Aku mencoba mengempet perasaan yang tertahankan ini. Rasa menyiksa yang harus segera dikeluarkan pada vaginanya.

"Mas Eko, aku mau kencinggg..", kataku

"Keluarkan aja dik.. Jangan ditahan.. Keluarkan kencingmu disini...", ujar Mas Eko sambil terus menusuk2kan jemarinya ke lubang pantatku

"Malu Mas, bakalan kotor rumah ini..."

"Ngga papa dik, nanti mas bersihin. Ayo jangan ditahan", katanya sambil kali ini mendaratkan tangannya pada vagina adik iparnya

Terasa sekali tubuh Rista menegang, kakinya bergetar hebat. Perlahan kukendorkan otot2 vagina Rista yang dari menahan rasa ingin kencing. Benar saja, cairan bening sedikit kuning keluar dari lubang kecil pada vaginanya. Mas Eko langsung menarik tangannya, memberikan waktu kepadaku untuk menuntaskan pipis yang keluar dari vagina akhwat ini

*cuuuurrrrrrrrrrrr*

Semakin lama cairan urine itu mengucur semakin deras. Membasahi keramik lantai rumah kontrakan kami. Harga diri serta martabat Rista Amelia Jihan saat ini mulai kuhancurkan semakin parah. Membuat gadis ini kencing dalam posisi menungging setelah vagina dan anusnya yang diobok kakak iparnya

"Hahaha.. Nakal sekali kamu Ris kencing sembarangan"

*plak plak plak* sebuah tamparan gemas mendarat pada kedua pantatnya yang putih bersih

Lalu tangan Mas Eko mulai kembali mengucek vagina Rista Berganti jarinya dengan oenuh nafsu mulsi mengocok vagina adik iparnya

"Aaaahhhhh.. Mas...", kembali tubuh ini mendesah keenak, padahal bukan aku yang melakukan.Sepertinya tubuhnya benar-benar merespon dengan baik rangsangan-rangsangan cabul Mas Eko.

Terus dikuceknya bibir vaginaku dengan tempo sedang. Padahal vaginaku masih kotor terkena najis pipis. Namun Mas Eko tak Peduli, ia terus mengucek vaginaku dengan cepat. Tubuhku bergetar hebat, lendir pelumas Rista pun banjir membanjiri alat kelaminnya. Tubuh Rista kembali terangkat, kali ini sebuah semburan mirip air mancur

*sret sret sret*

Tubuhnya orgasme. Memuncratkan squirtnya cukup banyak, menyisakan tubuh yang lemas dan kelelahan

Kuyakin jika Mas Eko sudah benar2 tidak tahan lagi ingin menancapkan alat kelaminnya ke lubang adik iparnya yang sudah super licin. Tubuh Rista ambruk, kedua kakinya menutup sebentar lubang vaginanya. Namun Mas Eko kembali membuka pangkal paha adik iparnya, dan mulai mengocok kembali alat kelamin adiknya yang cantik itu. Membuat tubuh ini kembali mengejang2 menahan syahwat yang meledak-ledak. Sesekali jari telunjuk Mas Eko menyeruak masuk, tetapi segera kutahan khawatir keperawanan akhwat ini jebol oleh tangannya. Sengaja keperawan gadis ini kusimpan dan kujaga dulu, entah kapan aku putuskan untuk melepas keperawanannya.

Untung Mas Eko mengerti, ia tidak menusukkan jarinya lebih dalam. Tetapi kali ini tangannya meneyerang biji clitoris vagina Rista Terasa sekali tubuh yang kukuasai ini mendadak alat kelaminnya sangat terangsang gatal, hingga lendir cintanya erus keluar. Tangan Mas Eko semakin cepat menggosok itil Rista yang sebesar biji kacang

"Aaahhhh... Adduuuuhhh.. aahhh..", tubuhnya kembali mendesah mengaduh

"memekmu bocor sayang.. lendirnya tumpah terusss.... Ssssshhh...", kata Mas Eko semakin cepat menowel-nowel clitoris Rista

"Massss.. Aku mau keluar lagii ..", kataku sampai tubuhku tersedak saat mengeluarkan cairan squirt yang mengucur deras

*sret sret sret sret sret* Tubuh akhwat ini akhirnya mengalami orgasme

Tubuh yang kukendaliikan ini kembali ambruk tak bertenaga. Nafasnya tersengal2 dengan puting susunya yang masih tegak menggemaskan. Mas Eko beristirahat sejenak. Tangannya masih cukup letih, setelah mengocok dan mengobok kedua lubang adik iparnya

"Capek ya Ris? Sebentar Mas cuci tangan dulu.. Hehehe", kata Mas Eko sambil membiarkanku tetap terbaring dilantai yang masih kotor terkena kencing Rista tadi. tanpa pakaian sehelai benangpun

Selang beberapa saat, Mas Eko sudah kembali ke ruang tamu. Kali ini ia membawa tongsis dengan handphonenya yang sudah terpasang. Ditaruhnya tongsis itu menyorot ke arahku. Menyuting keadaan tubuh adik iparnya yang sudah berantakan. Rambutnya basah terkena keringat dan acak2an. Sedangkan tubuhnya terbaring basah2an bersama kencingnya sendiri.

"Dik, sekarang Mas minta kamu masturbasi menghadap kamera. Mas tau pasti kamu pernah melakukannya. Gadis nakal sepertimu tidak mungkin tidak pernah masturbasi. Sekalian nanti mas tunjukkan ke para ikhwan yang yang kapan hari pada ngajakin kamu taaruf. Biar mereka tau, seberapa nakalnya akhwat yang mereka aja taaruf. Heheheh", kata Mas Eko sambil tersenyum mesum

Tubuhku lalu didudukkan pada lantai dan bersandar pada sofa. Kubuat kubuka lebar mengangkang kedua kaki Rista yang mulus tanpa cacat, menampakkan vagina gadis ini yang masih terlihat sempit dan masih perawan. Lalu, tanganku mulai menjelajah ke kelamin Rista, kukendalikan tangannya untuk mulai masturbasi menghadap kamera dihadapan kakak iparnya

Mas Eko sudah tidak tahan, sambil memandangiku yang mulai masturbasi. dia pun kembali mengeluarkan penisnya yang sudah tegang, menikmati pemandangan tubuh telanjang adik kandung istrinya yang sedang mencabuli kelaminnya sendiri dengan jemari tangannya yang lentik

Aku mulai mendesah terangsang. Akhirnya satu persatu fantasy ku menjadi kenyataan. Membuat akhwat cantik alim bermasturbasi dihadapan ikhwan bukan mahromnya. Membuatnya terlihat nakal dan murahan dengan bermasturbasi penuh kenikmmatan

"Aaaahhhh.. sssshhhhh..", Aku semakin terangsang

Begitu pun Mas Eko, ia sudah berdiri didekatku sambil terus mengurut penisnya, yang ukurannya tidak seberapa itu. Kocokannya semakin cepat

"Ssshhh.. Ayo dik... Kobel terus memekmu .. Buat dia muncrat lagi kayak tadi.. Shhhh.." Mas Eko terus mengocok sambil berdiri dihadapanku

Aku percepat kocokan agar vagina gadis ini semakin basah dan semakin banjir. Tanganku bergerak begitu cepat, sesekali kurangsang pula biji itil kecil akhwat cantik ini. Tubuhku mulai mengejang, nafasku mulai tersengal, vaginaku semakin gatal

"Aahh.. Aku keluaarrrr.."

*sret sret sret sret sret* cairan vaginaku menembak2 kuat seperti air mancur

Saking besar tekanannya hingga membuat pantatku ikut terangkat. Aku selesaikan masturbasiku, karena rasanya lubang pantat dan vaginaku nyut2an dan perih karena terus terkena gesekan dan juga lendir yang memerihkan. Keringat deras membasahi seluruh tubuh akhwat ini membuat tubuhku mengkilap eksotis

"Aarrrrgghhh Mas keluarrr...", tiba2 Mas Eko pun klimaks saat aku sedang tak siap.

*crot crot crot crot*

Semburan lahar hangat Mas Eko tumpah, jatuh mengenai wajah Rista yang sudah kelelahan. Aku tak sempat menghindar, dan kubiarkan saja dia menumpahkan sperma ke muka adik iparnya hingga tetes terakhir. Memang kuakui wajah Rista sangatlah cantik, dan juga lugu. Rasanya memang sangat nikmat menyemburkan peju ke wajahnya.. Aahh..

***

8 jam sudah tubuh Rista telanjang hari ini, selama itu pula Mas Eko terus mencabuliku. Dengan tak henti2nya menyiksa puting susu, vagina, dan juga lubang pantat adik iparnya dengan jari2nya. Sampai akhirnya pada pukul 16.00 ia sudahi menyiksa aurat Rista. Untungnya Mas Eko tetap komitmen tidak mau mengambil keperawanan Adik iparnya ini karena masih sayang sama Dewi

Setelah selesai dan Mbak Dewi sudah mau pulang, Mas Eko mempersilakan aku membersihkan diri, kembali menjadi akhwat yang terlihat menjaga diri dan menyambut kedatangan Mbak Dewi. Kami bertigapun makan malam bersama seperti biasa seolah-olah tidak ada yang terjadi.

**bersambung**
mksh suhu updatenya
 
Mencoba kembali menulis cerita
Dengan gaya cerita yang sama
Namun dengan tema yang berbeda
Sama sekali tak ada maksud sara

Maaf ini hanya cerita
Bukan sebuah realita
Semoga suhu suka

IMG-20220118-201523.jpg

Rista

IMG-20220119-052832.jpg

Dewi

Daftar isi:
Scene 1 : Sebuah Takdir
Scene 2 : Kegilaan di Taman
Scene 3 : Kegilaan di Kontrakan
Scene 4 : Kajian
Scene 5 : Mulai Dikerjai
Btw hu, buat scene 2 hyperlinknya perlu dikoreksi
 
Scene 5 : Mulai Dikerjai

"Dik, Mbak hari ini ada acara sama temen2 mbak. Kamu dirumah sendirian yaa", kata Mbak Dewi membuka pembicaraan pagi ini

Sepiring nasi goreng lengkap dengan mie instan sudah tersaji diatas meja. Tak sabar langsung kulahap saja sepiring nasi goreng dengan mie instan itu tanpa ragu

"Yee.. laper banget ya kamu? Sampek ga jawab Mbak.. Hufff", kata Mbak Dewi

"Iyaa aku denger mbak... Mbak pulang jam berapa?" tanyaku sambil terus mengunyah

"Paling bada isya dik. Padat sekali jadwal mbak hari ini. Kamu gapapa kan sendirian?"

"Mas Eko pulang jam berapa? Sekarang dia dimana?", tanyaku kepada Mbak Dewi

"Tuh lagi ngorok dikamar. Habis gini mbak bangunin. Biasanya dia pulang sampai rumah kan jam 5 sore. Kamu jaga jarak lho sama mas mu itu. Gitu2 dia bukan mahrom kamu"

"Iyaaaa", jawabku sambil kembali menyantap terus sajian lezat di piring itu hingga habis

"Yasudah kamu mandi dulu gih. Biar Mbak bangunin Mas Eko", katanya sambil bergegas menuju kamar tidurnya

Setelah Mbak Dewi masuk ke kamar. Akupun segera mencuci dan memereskan piringku, lalu aku langsung meraih handuk dan bergegas mandi. Karena tau Mas Eko pagi ini juga harus segera mandi karena harus bekerja jadi aku tidak perlu mengantri menunggu mandinya yang lama

Kutanggalkan seluruh pakaian yang kukenakan, baik daster gamis dan juga kerudungku, langsung kumasukkan pakaianku ke dalam ember berisi sabun deterjen. Kubalur kulit lembut akhwat ini dengan sabun cair dan kuratakan busanya kuseluruh tubuhku. Kugosok merata ke seluruh bagian tubuhku ini mulai dari leher, punggung, perut, dada, selangkangan, dan vaginaku. Pada bagian dada, kunikmati sejenak bagian kenyal ini dengan meremas-remas kecil ke payudara bulat yang menggantung indah ini sambil kupilin putingnya hingga penuh dengan busa sabun yang menggumpal

"Ssshhhh.... Uuuhh", lenguhku

Semakin kurangsang, aku semakin menikmati kegiatan mandiku. Pikiran2 nakal kembali menguasaiku sambil membayangkan bagaimana jika tubuh indah ini dinikmati banyak pria. Pasti mereka tidak akan menolak sama sekali. Perlahan tanganku mulai bergerak menuju lubang kelamin punya akhwat bernama Rista ini. Kubasuh dan kubasahi jembutnya dengan busa sabun dan sedikit kutarik2 keatas seolah ingin membentuk bentuk mohawk. Lalu kududukkan bersandar di kamar mandi sempit ini mengangkang, vaginanya begitu terbuka. Kuraih benda apapun yang panjang dibkamar mandi, kudapatkan sikat WC yang ada gaganganya. Lalu kucoba menggosok tempik ini dengan sikat WC ini, rasanya tidak enak.. Malah sakit dan perih yang kurasa saat benda kaku itu kumainkan perlahan dilubang akhwat ini

Karena kesal karena birahiku belum tersalurkan dengan sempurna, aku putuskan untuk menyudahi kegiatan mandi ini. Segera kukeringkan tubuh basahku dengan handuk dan aku langsung menyadari, aku tidak membawa baju ganti ketika masuk ke kamar mandi tadi.

*Duh bodohnya aku*

"Mbak Dewiiiii....", aku mencoba memanggil kakakku agar ia mengambilkanku baju ganti

Namun sayang tidak ada suara yang menjawab panggilanku. Sekali lagi kucoba memanggil nama kakakku namun tidak dijawabnya

"Ya dek...?", tiba2 kudengar suara Mas Eko

"Mbak Dewi mana mas?", tanyaku

"Sudah berangkat 5 menit yang lalu. Ada apa?" tanya Mas Eko

"Ehhh.. Anu mas... Aku lupa bawa baju ganti. Boleh minta tolong mas masuk kamar dulu. Biar aku bisa keluar dari kamar mandi", pintaku mencoba tidak menggoda kakak iparku

"Masuk kamar ya... Oke dik", jawab Mas Eko

Kulilitkan handuk untuk menutup tubuhku sementara. Setelah menunggu beberapa detik, kubuka pintu kamar mandi. Tak kulihat keberadaan Mas Eko di dalam rumah baik di ruang tamu ataupun meja makan, akupun berjalan mengendap menuju ke kamarku. Kubuka pintu kamarku dan betapa terkejutnya aku, ternyata kakak ipar Rista ini sudah berada di dalam kamarku

"Lho Mas Eko ngapain disini?", aku terkejut sambil berusaha menutupi bagian2 tubuh ini

"Lho tadi katanya Mas disuruh masuk kamar, ya ini mas masuk. Hehehe", goda Mas Eko

"Maksudku ke kamar mas Eko sendiri, bukan ke kamarku.....", protesku

"Yasudah toh hari ini mbakmu ga ada dirumah. Heheheh"

"Emang kenapa kalau Mbak Dewi ngga ada dirumah?", aku semakin berpikir ngga2 apakah Mas Eko yang katanya alim ini akan memperkosaku

"Lebih bebas aja kalau ngga ada Dewi... Heheheh"

"Mas tolong keluar dari kamarku, aku mau pakai baju...", pintaku

"Yaudah pakai baju aja sambil mas liatin disini.. Atau kamu mau pakai handuk terus selama dirumah? hehehe...", goda Mas Eko

"Mas...... Mas kan harus berangkat kerjaa...", kataku mencoba membujuknya

"Mas sudah ijin sakit tadi, jadi mas ngga masuk kerja hari ini. Heheheh... Kesempatan bisa berduaan sama adik iparku yang cantik mana bisa kusia2kan"

"Tapi mas...."

"Ayo ke ruang tamu...", ajaknya sambil menarik tubuhku yang hanya berbalut handuk

"Mas... Rista belum pakai baju ....", kataku namun tetap saja tubuhku yang hanya dibalut handuk ditariknya keluar kamar

Lalu tubuhku didudukkan di sofa ruang tamu. Mas Eko memandangiku dengan tatapan tajam penuh nafsu. Sepertinya dia sudah lupa tubuh ini adalah tubuh adik iparnya sendiri.

"Mas mau kasih liat penis mas ke kamu. Siapa tau kamu suka", katanya sambil mulai melepas celananya

"Eeehhh.. Mau ngapain mas?", tanyaku kebingungan

"Katanya aurat pasangan itu penting. ini mas mau kasih liat ke kamu dik. Anggap saja Kamu taaruf sama mas", jelasnya

"Gak mungkin mas... Mas kan kakak iparku.. Tidak bisa kita taaruf mas..", jawabku mencoba mengeles

"Anggap aja ini latihan buat kamu dik. Sebelum berproses taaruf dengan ikhwan lain. Kamu bisa latihan sama penis mas", bujuknya

Batang kontol suami Mbak Dewi inibsudah tersaji jelas dihadapanku. Berdiri tegak dengan ukuran sedikit dibawah standard nasional negara ini. Aku jijik memandang kearah penis berjembut lebat berwarna cokelat itu, kupejamkan mataku dan kupalingkan muka tanda aku tak berselera melihat organ kelamin pria

"Ini Dik. Penis kakak iparmu. Ayo pegang.. Jangan malu2. Heheheh", katanya sambil menarik tangan kananku untuk menyentuh kelaminnya

"Gak mau mas.. Itu kan.. punya Mbak Dewi.", aku mencoba mencari alasan dan mencoba menghindari kontak mata dengan kelaminnya sambil tanganku menolak untuk disentuhkan kelamin Mas Eko

"Ngga papa, salah sendiri mbakmu itu kurang pintar memuaskan nafsu Mas. Ini itu gak boleh. Saran Mas, kamu jangan gitu dik. Apapun yang diminta suamimu kelak, lakuin aja biar dia benar2 puas", kata Mas Eko

"Mas, udah mas, Rista ga mau pegang punya mas.. Punya mas itu haknya Mbak Dewi.. Mas Eko jangan paksa Rista nyentuh itu mas.."

"Hmmmm Mas ijinin kok dek, ayolah pegang dikit..", katanya sambil menjulur2kan batang penisnya ke tubuh adik iparnya.

"Jangaann mass.. Gini aja.. Rista punya usul..", kataku kemudian mencoba menghentikkan kelakuannya yang memaksaku memegang penisnya

"Usul apa?", tanya Mas Eko sambil berhenti menggodaku

"Punya mas tolong tutup dulu... Rista ngga nyaman..", bujukku

Lalu Mas Eko menutup kembali penisnya dan dimasukkan kembali ke dalam celananya

"Gimana? Kamu punya usul apa?"

"Mas boleh menyentuh seluruh tubuh Rista. Tapi sebaliknya, Rista tidak mau sentuh punya mas. Rista betul2 menjaga perasaan Mbak Dewi mas.. Tolong mas mengerti..", bujukku lagi

Terlihat Mas Eko berpikir sejenak. Dipandanginya seluruh tubuhku, aku tidak membalas kontak matanya yang jelalatan menatap tubuh adik iparnya yang hanya berbalut handuk dengan rambut yang sudah dibiarkan tergerai basah.

"Hmm Ok dik, tetapi seharian ini kamu harus telanjang dirumah. Dan Mas boleh motret tubuhmu ya dik buat bacolan koleksi mas. Heheheh.."

"Hmmm yasudah boleh mas.. Ingat Rista ga mau sentuh punya mas sama sekali! oiya dan No kiss juga, Rista mau nyerahin ciuman pertama buat suami Rista kelak", kataku beralasan dan mengingatkannya

"Iye iyee.. Yasudah sekarang lepas handukmu dik. Heheheh"

*Aku semakin tidak sabar untuk memamerkan tubuh telanjang Rista ke kakak iparnya ini. Hahaha.. Hancur harga dirimu Ris*, kataku dalam hati sambil menyeringai dari dalam tubuh akhwat ini

Kemudian aku berdiri sambil kulepaskan ikatan handuk yang menutup tubuhku sehingga aku langsung telanjang bulat di hadapan suami Mbak Dewi itu

"Sempurna.. Tubuhmu bagus banget Ristaa", kata Mas Eko yang matanya jelalatan memandangi seluruh auratku sambil menggaruk penisnya

"Sudah ya mas..", godaku

"Enak aja sudah, hari masih panjang ini. Sekarang coba letakkan tangan diatas kepalamu, perlihatkan ketiakmu, duh mulus bener..", Kata Mas Eko

"Iya mas", jawabku dan kuangkatlah kedua lengan Rista keatas, menampakkan ketiaknya putih bersih mulus tanpa bulu

"Sexy.. Sexy sekali tubuhmu dik..", kata Mas Eko sambil mendekatiku

Aku kebingungan apa yang akan dilakukannya selanjutnya. Tetap dalam posisi membuka ketiak, Mas Eko semakin mendekati tubuh Rista. Tiba2 bibirnya menciumi ketiak akhwat ini

"Aduh mas..", aku terkejut dan berusaha melawan mencoba mendorong tubuh Mas Eko dengan sekuat tenaga agar menjauh dari tubuh yang kukuasai

"Kenapa kamu melawan? Tadi katanya aku boleh menyentuhmu sesukaku?", protes Mas Eko

"Sentuh pakai tangan mas bukan diciumin.. Aku.. Risih..", jawabku

"Oh gitu.. baiklaahh.. Sekarang angkat tanganmu lagi posisi pasrah", kata Mas Eko sambil dia berjalan ke arah tubuh bagian belakangku

Langsung dipeluknya erat tubuh Rista. Pinggangnya ramping dengan perut rata tanpa timbunan lemak memang terlihat begitu Sexy. Mas Eko terus memeluk tubuh adik iparnya itu, sesekali tangannya bermain diketiak Rista yang putih halus tanpa bulu

Nafas Mes Eko begitu berat sambil tangannya mulai bergerak perlahan2 turun kepinggang dan bergerak maju kedepan untuk mulai meremas payudara Rista yang dudah membusuh terbuka bebas. Kucoba bertahan dan membiarkan suami Mbak Dewi ini mulai menjamah tubuh yang kukuasai. Tangannya meremas2 payudara Rista yang kencang dan bulat walau tidak begitu besar. Semua tubuh akhwat ini menurutku sudah sangat proporsional. Tidak kurang dan tidak dilebihkan.

"Aku pilin puting susumu ya Ris.. Kecil menantang, menggairahkan", ijin Mas Eko dan aku terus membiarkannya menyentuh bagian2 tubuh Rista yang dia inginkan

Tangannya mulai mencubit dan menekan pelan kedua putingku bersamaan. Tubuh Rista seperti tersengat listrik untuk beberapa saat. Desiran birahi sepertinya mulai menjalar di syaraf-syaraf sensitif tubuhnya. Mas Eko mulai memuntir kedua puting Rista, memainkan birahi adik iparnya dan mencoba terus merangsang adik iparnya yang tak kalah alim dari istrinya itu

"Ssshhh.. Tak kusangka kamu begitu nakal Riss.. Nih pentilmu semakin keras mas pilin-pilin"

"Adduuuuhh mas.... ", aku masih bertahan mencoba tidak me desah walau rasanya begitu nikmat. Bahkan tubuh akhwat ini pun menikmatinya, terbukti dari vaginanya mulai terasa lembab dan gatal

Aku pejamkan mataku pasrah tanpa suara. Hanya suara lenguhan2 kecil yang keluar sepertinya berasal dari tubuh Rista sendiri, bukan kemauanku. Setelah puas membuat puting susu Rista menegang dan keras, tangan Mas Eko menjalar melewati perut datar putih mulus akhwat adik iparnya itu, meraba dan meremas bongkahan pantat Rista yang mulus bersih menggoda.

"Gedean Mbakmu sih, tapi punyamu lebih sekal dan kenceng", kata Mas Eko sambil terus meraba-raba bongkahan pantat Rista sambil sesekali dielus2nya pantat telanjang inj

*plak plak plak* Mas Eko mulai menepuk2 pelan pantat Rista saking gemasnya melihat lekuk tubuhnya. Sebuah tepukan nakal, tidak bermaksud menyakiti

"Adik ipar nakal.. adik ipar nakal ya kamuu.. plak plak plak", terus dipukul2nya pelan2 menggoda

"Aku berusaha bertahan dan membiarkan perlakuan suami Mbak Dewi itu, namun tubuh Rista berkata lain, vaginanya malah membanjir

*Masak tubuhmu menikmatinya Ristaaa.. Dicabuli seperti ini*, kataku dalam hati

"Aaaahh..", tak sadar keluarlah desahn nakal dari mulut gadis ini

Lalu Tubuhku diminta menungging berpegangan pada sofa ruang tamu. Tanganku menahan pada sandaran sofa Sedangkan pantatku kutunggingkan dengan kakiku tetap berpijak pada lantai. Setelah itu Mas Eko mengambil posisi dibelakang, tepatnya pada belahan pantat Rista yang menungging sexy menggoda syahwatnya. Pria yang sepertinya terlihat kalem dan alim ini begitu semangat mencabuli tubuh adik iparnya.

Dibukanya belahan pantat akhwat ini, Mas Eko terlihat tidak melakukan apa2 beberapa saat. Kutoleh untuk melihat apa yang dilakukannya dibelakang. Rupanya dia sedang memandangi kedua lubang yang tersaji didepan matanya, lubang vagina dan juga lubang anus adik iparnya, yang berlubang sempit, siapapun pasti ingin mencoba membobolnya

Kurasakan jari telunjuk Mas Eko mulai ditancapkan ke lubang anus Rista. Tubuh ini sampai terdongak dan menegang hebat. Tangan Mas Eko mulai menowel-nowel lubang anus adik iparnya ini, membiarkan tubuh Rista menggelinjang kegelian sambil beradaptasi dengan kehadiran telunjuknya yang bergerak-gerak merangsang lubang anusnya. Jantung Rista kudengarkan sampai terasa berdebar kencang. Nafas yang dikeluarkan pun sampai terpatah2. Tubuh Rista merespon dengan gejolak birahi yang mulai menyerang nafsu syahwatnya

Telunjuk Mas Eko terus nakal bergerak pelan memutari lubang anus Rista, tanpa sadar tubuh Rista merespon, dengan semakin menunggingkan kedua pantatnya yang mulus telanjang. sebelum akhirnya telunjuk itu ditancapkan perlahan menembus peemukaan tipis kulit anusnya. Mas Eko mulai mencabuli anus adik iparnya. Tubuh Rista semakin merespon dengan mendesah keenakan. Sedikit kubuka kedua kakinya membiarkan lubang pantatnya diobok-obok suami kakak kandungnya.

"Aaahhh..", tak terasa tubuh ini mendesah kecang kesakitan. Saat telunjuk Mas Eko semakin masuk kedalam lubang pembuangan Rista

Padahal aku terus berusaha tetap datar dan staycool tidak konsentrasi pada rangsangan Mas Eko. Namun sayang, tubuh Rista mengiyakan, tubuhnya menikmati dan mendesah menikmati permainan cabul suami kakaknya.

Telunjuk Mas Eko mulai keluar masuk, menggesek lubang akhwat yang kukendalikan ini. Kurasakan lubang anus gadis ini mulai berkeringat dan mulai berlendir, memberikan pelumasan lebih pada telunjuk Mas Eko untuk mengorek lubang pantat Rista lebih cepat. Panas sekali rasanya kulit lubang anus Rista, dan juga sedikit perih.

"Uuhh.. Aahh.. ouhh.. Ssshhh..", aku mencoba menahan desahan dari akhwat ini. dengan menggigit bibir bawahnya.

"Anget Ris lubang pantatmu.. Mbakmu ga pernah mau pantatnya kumainin gini. Dia terlalu kaku dan membosankan..", rancau Mas Eko sambil terus mencabuli lubang pembuangan Rista

*Ya Tuhaannn.. Ini sangat menjijikkan, aku tidak sanggup membayangkan jika Mas Eko tau siapa yang sedang berada didalam tubuh adik iparnya. Seorang pembegal yang hampir membuat adik iparnya tewas

Dan gawatnya lagi tiba2, tubuh ini terasa ingin kencing. Aku mencoba mengempet perasaan yang tertahankan ini. Rasa menyiksa yang harus segera dikeluarkan pada vaginanya.

"Mas Eko, aku mau kencinggg..", kataku

"Keluarkan aja dik.. Jangan ditahan.. Keluarkan kencingmu disini...", ujar Mas Eko sambil terus menusuk2kan jemarinya ke lubang pantatku

"Malu Mas, bakalan kotor rumah ini..."

"Ngga papa dik, nanti mas bersihin. Ayo jangan ditahan", katanya sambil kali ini mendaratkan tangannya pada vagina adik iparnya

Terasa sekali tubuh Rista menegang, kakinya bergetar hebat. Perlahan kukendorkan otot2 vagina Rista yang dari menahan rasa ingin kencing. Benar saja, cairan bening sedikit kuning keluar dari lubang kecil pada vaginanya. Mas Eko langsung menarik tangannya, memberikan waktu kepadaku untuk menuntaskan pipis yang keluar dari vagina akhwat ini

*cuuuurrrrrrrrrrrr*

Semakin lama cairan urine itu mengucur semakin deras. Membasahi keramik lantai rumah kontrakan kami. Harga diri serta martabat Rista Amelia Jihan saat ini mulai kuhancurkan semakin parah. Membuat gadis ini kencing dalam posisi menungging setelah vagina dan anusnya yang diobok kakak iparnya

"Hahaha.. Nakal sekali kamu Ris kencing sembarangan"

*plak plak plak* sebuah tamparan gemas mendarat pada kedua pantatnya yang putih bersih

Lalu tangan Mas Eko mulai kembali mengucek vagina Rista Berganti jarinya dengan oenuh nafsu mulsi mengocok vagina adik iparnya

"Aaaahhhhh.. Mas...", kembali tubuh ini mendesah keenak, padahal bukan aku yang melakukan.Sepertinya tubuhnya benar-benar merespon dengan baik rangsangan-rangsangan cabul Mas Eko.

Terus dikuceknya bibir vaginaku dengan tempo sedang. Padahal vaginaku masih kotor terkena najis pipis. Namun Mas Eko tak Peduli, ia terus mengucek vaginaku dengan cepat. Tubuhku bergetar hebat, lendir pelumas Rista pun banjir membanjiri alat kelaminnya. Tubuh Rista kembali terangkat, kali ini sebuah semburan mirip air mancur

*sret sret sret*

Tubuhnya orgasme. Memuncratkan squirtnya cukup banyak, menyisakan tubuh yang lemas dan kelelahan

Kuyakin jika Mas Eko sudah benar2 tidak tahan lagi ingin menancapkan alat kelaminnya ke lubang adik iparnya yang sudah super licin. Tubuh Rista ambruk, kedua kakinya menutup sebentar lubang vaginanya. Namun Mas Eko kembali membuka pangkal paha adik iparnya, dan mulai mengocok kembali alat kelamin adiknya yang cantik itu. Membuat tubuh ini kembali mengejang2 menahan syahwat yang meledak-ledak. Sesekali jari telunjuk Mas Eko menyeruak masuk, tetapi segera kutahan khawatir keperawanan akhwat ini jebol oleh tangannya. Sengaja keperawan gadis ini kusimpan dan kujaga dulu, entah kapan aku putuskan untuk melepas keperawanannya.

Untung Mas Eko mengerti, ia tidak menusukkan jarinya lebih dalam. Tetapi kali ini tangannya meneyerang biji clitoris vagina Rista Terasa sekali tubuh yang kukuasai ini mendadak alat kelaminnya sangat terangsang gatal, hingga lendir cintanya erus keluar. Tangan Mas Eko semakin cepat menggosok itil Rista yang sebesar biji kacang

"Aaahhhh... Adduuuuhhh.. aahhh..", tubuhnya kembali mendesah mengaduh

"memekmu bocor sayang.. lendirnya tumpah terusss.... Ssssshhh...", kata Mas Eko semakin cepat menowel-nowel clitoris Rista

"Massss.. Aku mau keluar lagii ..", kataku sampai tubuhku tersedak saat mengeluarkan cairan squirt yang mengucur deras

*sret sret sret sret sret* Tubuh akhwat ini akhirnya mengalami orgasme

Tubuh yang kukendaliikan ini kembali ambruk tak bertenaga. Nafasnya tersengal2 dengan puting susunya yang masih tegak menggemaskan. Mas Eko beristirahat sejenak. Tangannya masih cukup letih, setelah mengocok dan mengobok kedua lubang adik iparnya

"Capek ya Ris? Sebentar Mas cuci tangan dulu.. Hehehe", kata Mas Eko sambil membiarkanku tetap terbaring dilantai yang masih kotor terkena kencing Rista tadi. tanpa pakaian sehelai benangpun

Selang beberapa saat, Mas Eko sudah kembali ke ruang tamu. Kali ini ia membawa tongsis dengan handphonenya yang sudah terpasang. Ditaruhnya tongsis itu menyorot ke arahku. Menyuting keadaan tubuh adik iparnya yang sudah berantakan. Rambutnya basah terkena keringat dan acak2an. Sedangkan tubuhnya terbaring basah2an bersama kencingnya sendiri.

"Dik, sekarang Mas minta kamu masturbasi menghadap kamera. Mas tau pasti kamu pernah melakukannya. Gadis nakal sepertimu tidak mungkin tidak pernah masturbasi. Sekalian nanti mas tunjukkan ke para ikhwan yang yang kapan hari pada ngajakin kamu taaruf. Biar mereka tau, seberapa nakalnya akhwat yang mereka aja taaruf. Heheheh", kata Mas Eko sambil tersenyum mesum

Tubuhku lalu didudukkan pada lantai dan bersandar pada sofa. Kubuat kubuka lebar mengangkang kedua kaki Rista yang mulus tanpa cacat, menampakkan vagina gadis ini yang masih terlihat sempit dan masih perawan. Lalu, tanganku mulai menjelajah ke kelamin Rista, kukendalikan tangannya untuk mulai masturbasi menghadap kamera dihadapan kakak iparnya

Mas Eko sudah tidak tahan, sambil memandangiku yang mulai masturbasi. dia pun kembali mengeluarkan penisnya yang sudah tegang, menikmati pemandangan tubuh telanjang adik kandung istrinya yang sedang mencabuli kelaminnya sendiri dengan jemari tangannya yang lentik

Aku mulai mendesah terangsang. Akhirnya satu persatu fantasy ku menjadi kenyataan. Membuat akhwat cantik alim bermasturbasi dihadapan ikhwan bukan mahromnya. Membuatnya terlihat nakal dan murahan dengan bermasturbasi penuh kenikmmatan

"Aaaahhhh.. sssshhhhh..", Aku semakin terangsang

Begitu pun Mas Eko, ia sudah berdiri didekatku sambil terus mengurut penisnya, yang ukurannya tidak seberapa itu. Kocokannya semakin cepat

"Ssshhh.. Ayo dik... Kobel terus memekmu .. Buat dia muncrat lagi kayak tadi.. Shhhh.." Mas Eko terus mengocok sambil berdiri dihadapanku

Aku percepat kocokan agar vagina gadis ini semakin basah dan semakin banjir. Tanganku bergerak begitu cepat, sesekali kurangsang pula biji itil kecil akhwat cantik ini. Tubuhku mulai mengejang, nafasku mulai tersengal, vaginaku semakin gatal

"Aahh.. Aku keluaarrrr.."

*sret sret sret sret sret* cairan vaginaku menembak2 kuat seperti air mancur

Saking besar tekanannya hingga membuat pantatku ikut terangkat. Aku selesaikan masturbasiku, karena rasanya lubang pantat dan vaginaku nyut2an dan perih karena terus terkena gesekan dan juga lendir yang memerihkan. Keringat deras membasahi seluruh tubuh akhwat ini membuat tubuhku mengkilap eksotis

"Aarrrrgghhh Mas keluarrr...", tiba2 Mas Eko pun klimaks saat aku sedang tak siap.

*crot crot crot crot*

Semburan lahar hangat Mas Eko tumpah, jatuh mengenai wajah Rista yang sudah kelelahan. Aku tak sempat menghindar, dan kubiarkan saja dia menumpahkan sperma ke muka adik iparnya hingga tetes terakhir. Memang kuakui wajah Rista sangatlah cantik, dan juga lugu. Rasanya memang sangat nikmat menyemburkan peju ke wajahnya.. Aahh..

***

8 jam sudah tubuh Rista telanjang hari ini, selama itu pula Mas Eko terus mencabuliku. Dengan tak henti2nya menyiksa puting susu, vagina, dan juga lubang pantat adik iparnya dengan jari2nya. Sampai akhirnya pada pukul 16.00 ia sudahi menyiksa aurat Rista. Untungnya Mas Eko tetap komitmen tidak mau mengambil keperawanan Adik iparnya ini karena masih sayang sama Dewi

Setelah selesai dan Mbak Dewi sudah mau pulang, Mas Eko mempersilakan aku membersihkan diri, kembali menjadi akhwat yang terlihat menjaga diri dan menyambut kedatangan Mbak Dewi. Kami bertigapun makan malam bersama seperti biasa seolah-olah tidak ada yang terjadi.

**bersambung**
liar bgt fantasinya suhu
 
liarkan fantasimu huuu

Ninggalin jejak dulu

Lanjutkan suhu

Duhh pas bngrt updatenya bisa baca pas insom gini makasih updatenya suhu

Wooo..mantap hu...makasih ya
Terima kasih suhu sudah baca
Patok
Mantap
Thx suhuu
Semakin menantang
:D
Iya dong, masak datar terus hehe
Seru nih keknya
Pastinyaa..
 
Mantap hu ijin gelar tenda lanjutkan:tegang:
Silakan hu
Nggeh suhuuu sami2
Wah kayak Polem pilem jepang
Bokep jepang memang kiblat ane suhuu
waahhh mantap hu
Makasih suhuu
makasih apdet nya hu
Siapp
Fantasinya udh paling top nih, pas banget kayak yang sering saya bayangin hu. Semoga bisa sampai tamat.
Wah fantasynya sama dong hu . Semoga ya suhu bisa ditamatin segera
Dinantikan lepas perawannya
Hmm dalam waktu dekat
terimakasih suhu update nya. dinanti lelanjutanya
Siappp
mksh suhu updatenya
Sama2 suhu
Btw hu, buat scene 2 hyperlinknya perlu dikoreksi
Makasih sudah dibantu koreksi huu
liar bgt fantasinya suhu
Pasti huu haha
 
Duh hancur hancur dah nich onderdil si riska wkwkwkwk tp ane suka wkwkwk semakin semakin hancur onderdil mlh smakin tinggi nafsu ane buat coli bayangin lobang pd lebar2 dan melar wkwkwkw
Tp klo bs jgn ada perkosaan hu mending priwi kasih ke bokap, sisa'y suruh bayar wkwkwkw
Kasian Rista akhwat alim tapi lubangnya pada ndower. 😭
Bapaknya alim suhu agak susah ditaklukin apa lg ini anaknya sendiri
 
Mantap update nya.. next ditunggu yang di grup WA buat nakalin ukhti Rista
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd