Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Apakah cerita ini terlalu kejam dan sadis? Perlu di softin lagi?

  • Dikurangi kejamnya

    Votes: 96 39,0%
  • Sudah pas

    Votes: 50 20,3%
  • lebih kejam lagi

    Votes: 100 40,7%

  • Total voters
    246
  • Poll closed .
Status
Please reply by conversation.
Bimabet
Semenjak pindah ke tubuh endrix, jiwa rony kok jarang muncul ya Hu?
 
Ayo hu semoga kedepannya lebih greget lagi!!

Karya terkeren ini, suka bgt bacanya
 
Mangstab hu
Dower dower dah tu meki akhwat
Gak di fisting sekalian biar makin ndower wekekekk
 
Scene 11 : Afwan Akhi (Part 2) (POV Rista)

Lendir mani Endrix telah disemprotkan seluruhnya ke dalam rahimku. Rasanya bagian dalam vaginaku terisi penuh oleh spermanya. Vaginaku tak sanggup menampung lahar hangat itu hingga tumpah keluar. Nafasku ngos-ngosan, bagaimana tidak, batang penis besarnya telah mengoyak vaginaku tanpa ampun. Dia terus menyetubuhiku penuh nafsu dihadapan teman-temannya. Kuraba vaginaku yang dengan tangan. Rasanya masih terasa kedutan dan perih. Kakikupun rasanya mau copot, karena permainan kasar berandalan itu

Puas dia menyetubuhiku, Bobby dan Itonk langsung mendekatiku. Tubuhku yang masih lelah langsung ditariknya, dan dia meminta jatah kuluman bibirku. Dengan sedikit malas2an, aku coba kulum batang penis Bobby yang sudah menegang. Sedangkan dari belakang, Itonk menggerayangiku dan memainkan payudaraku dengan leluasa. Kedua tangannya yang gemuk mulai meremas, dan memilin kedua putingku untuk membangkitkan hasrat seksualku kembali. Bra taliku rupanya sudah dilucutinya dan dilempar entah kemana, sehingga kali ini aku sudah telanjang bulat menyisakan kerudung panjang syariku yang sudah disingkap ke belakang

Benar saja dirangsang seperti itu oleh mereka, membuat nafsuku kembali meningkat lagi. aku tidak tahu mengapa tubuhku selalu bereaksi dengan rangsangan2 nakal mereka. Kulumanku semakin kuat ke penis Bobby. Kuhisap penis itu dan kujilati dengan liar. Lidahku memutari tepat pada garis lubang pipisnya. Lalu lanjut kulahap penis tegak itu sampai mentok seluruh batangnya masuk kedalam mulutku

"Oohhh... Yeahh.. Bitch.. Smart girl...", pujinya sambil menikmati permainan mulutku

"Kamu suka kontol hah? Jawabbb...", ceracaunya sambil tangannya mendorong kepalaku agar terus melumat batang kelaminnya

"I.. Iya.. Sukaaaaa... Tuan.. Ssshhhh..", jawabku lalu kembali meneruskan kulumanku

"Bagusss.. Lonte memang harus seperti itu. Tiada hari tanpa memikirkan kontol. Hehehe", cerocos Bobbya sambil menikmati kulumanku

Tangan Itonk semakin kuat memilin putingku. Dipelintirnya kuat kedua puting susuku hingga menyembul keluar dan semakin mengeras. Diangkatnya kerudungku dan tengkuk leherku dijilatinnya dengan panas. Perlakuan mereka benar2 membuatku merasakan kenikmatan yang tak pernah kurasakan. Mereka benar2 pandai memainkan birahiku. Tanganku perlahan mendekati penis Ithonk dan mulai mengocoknya batang kelaminnya.

"Nah gitu.. Ada kontol nganggur harus lu sikat. Hahahah", kata Bobby memandangiku begitu rendah

Lalu setelah puas aku oral, tubuhku diminta menungging. Bobby memegangi penisnya dan ditampar2nya batang kelaminnya itu kepantatku dalam keadaan menungging sexy ini

"Lu bersedia gw setubuhin?", tanya Bobby

Aku tak punya pilihan jawaban lain selain mengangguk. Toh aku tahu jika aku menolak dia tetap akan melakukannya

"Iya Tuan..", jawabku pasrah

Bobby mulai mendorong masuk alat kelaminnya ke lubang vaginaku. Sisa sperma Endrix yang masih lengket pada vaginaku menjadi pelumas tambahan bagi penisnya untuk menyetubuhiku

"Aaahhhh.. Sssshh..", desahku saat penis Bobby masuk semakin dalam menuju rahimku

Setelah kurasakan seluruh batang kelamin Bobby masuk ke dalam vaginaku. Lalu tangan pemuda itu mulai memegangi pinggangku dan menyodok-nyodok organ kelaminku dari belakang. Kedua alat kelamin kami bertemu dan saling menumbuk satu sama lain

*jleb jleb jleb jleb jleb* berkali2 batang keras itu mengobok2 vaginaku dalam posisi menungging.

Lalu Kedua Tanganku dipegangi oleh Bobby sehingga tubuhku tersentak-sentak tanpa berpegangan, payudaraku sampai menggelantung bebas dan terguncang-guncang

"Anjingg... Tempik lu nikmat bener Rista... Sedep lah ini", pujinya sambil semakin cepat menggenjot vaginaku

"Ooohhh... aaahhh.. aaahhhh..", Desahku semakin kencang saat penis Bobby sudah menguasai lubang vaginaku seutuhnya

*plak plak plak* suara tamparan pada pantatku

"Berisik, sini mulut lu gw sumpal pake kontol", kata Itonk sambil membenamkan batang penisnya yang pendek ke mulutku

"Hmppphhh...", suara desahku terhenti karena tiba2 mulutku sudah diisi penis Itonk

Posisiku saat ini diapit menungging oleh mereka berdua. Bobby dari belakang menyetubuhuku sambil menampar-nampar kedua bongkahan pantatku, sedangkan Itonk dari depan membenamkan alat kelaminnya ke mulutku

Kujilati penis mungil itu dari buah zakarnya yang hitam, dan terus naik hingga membasahi seluruh batangnya, lalu kujilati sebentar garis lubang kencingnya, sebeluk kulahap kembali ke dalam mulutku. Semua kulakukan atas instingku sendiri. Aku sudah lupa dan tidak bisa berpikir jernih. Tugasku sekarang hanyalah melayani mereka

"Holyyysitt.. Tambah pinter Lu Ris baru juga diajarin udah lihai. Bakat lonte lu.. Hahahah", katanya sambil merem melek karena penisnya kujilati dengan liar ditambah rasa nikmat pada vaginaku yang digesek2 oleh texture kasar dari penis Bobby yang berurat sehingga rasanya semakin gatal dan nikmat saja

"Aaarrrggghhh.. Gw keluar....!!!", erang Bobby

Aku juga merasakan hal yang sama. Isi cairan dari vaginaku juga terasa mau keluar deras

"Aaaaaahhhh. Aku juga keluarrr ttuann....", pekikkku...

*CROT CROT CROT SRETT SEETTTT SRETTT* peju dan cairan squirt kami keluar bersamaan. Tembakan spermanya terasa sampai ujung rahimku yang terasa hangat dan lengket. Bobby langsung mencabut batang penisnya dan membiarkan tubuhku ambruk kehabisan tenaga setelah tangannya melepaskan kedua tanganku

"Giliran gw lagi yang Ris yang belum nyumbang peju ke tempik lu..", Kata Itonk yang tiba2 membalikkan tubuhku terlentang, tidak memberikan kesempatan untukku beristirahat sejenak saja

Diangkatnya kedua kakiku lebar2 dan disandarkan pada kedua bahunya. Lalu batang penisnya kurasakan sudah kembali menyentuh bibir vaginaku. Aku hanya memandangi wajahnya yang dekil berlemak itu dengan pasrah. Menantikan sebuah batang lagi tertancap ke lubang kewanitaanku hari ini

*Bleessss*

"Ouhh..", desahku pelan

Sekali lagi sebuah batang penis menancap ke dalam vaginaku. Tanpa berlama lama, langsung dipompanya penis itu maju mundur di dalam lubang intimku

"Ssshhh... Aahh..", desahku sedikit berkurang mengingat penis Itonk yang kecil rasanya berbeda dengan kedua lelaki sebelumnya

"Gilaaa... anget bener tempik lu Risss...", katanya sambil menciumi bibirku dengan penuh nafsu. Tahi lalat didekat hidung dan mataku pun dijilatinnya dengan nakal. Membuatku sedikit tak nyaman dengan aroma mulutnya yang bau miras bercampur rokok.

Walau penis Ithonk kecil, aDia pandai mengatur tempo tetap stabil sehingga penisnya tetap tegang dan tidak loyo sehingga vaginaku tetap memproduksi lendir pelumas. Terus dipompanya penis mungil itu menggesek kulit vaginaku bagian dalam dengan cepat dan konstan. Lama2 vaginaku pun menikmati tiap tusukannya yang tidak menyakitkan.

"Sshh.. Aah. aah. aah", desahku seirama dengan tiap sodokannya hingga kurasakan tubuh gemuk itu bergetar kuat dan penisnya kurasakan mulai berkedut kedut di dalam vaginaku

"Aaarrrgggghh.. Keluar"

*CROT CROT CROT* didorongnya dalam2 penisnya ke dalam vaginaku

sekali lagi vaginaku menjadi tempat menampung air mani para berandal yang sebelumnya tidak kukenal itu. Cairan putih kental hangat berbau amis dan anyir itu kembali meluber keluar dari lubang vaginaku. Tubuhku terasa sesak karena harus ditindih oleh tubuh Itonk yang gemuk. Nampak dia sangat kelelahan sehingga tubuhnya terjatuh menimpa tubuhku yang mungil

"Woi bangun lu Tonk. Malah tidur lu", kata Endrix yang terlihat sudah kembali fit

Dengan sisa tenaga Itonk menyingkir dari atas tubuh telanjangku. Lalu tanganku ditarik oleh Endrix dan dilucutinya kerudungku, satu2nya kain yang masih menempel di tubuhku. Rambutku langsung tergerai bebas saat jepit rambutku pun terlepas saat ditarik

Setelah itu tubuh telanjangku ditarik ke kamar mandi oleh Endrix. Lelaki berandal itu membiarkan pintu kamar mandi terbuka agar aktivitas kami didalam bisa tetap terlihat dari luar. Endrix lalu menyalakan shower dan air langsung mengguyur tubuhku yang mandi keringat dan mani itu.

Seluruh tubuhku basah, rambutku juga demikian. Endrix lalu ikut bergabung dan membiarkan tubuh atletisnya ikut terguyur air shower. Dibawah guyuran air shower, tubuhku disandarkan pada dinding. Dilumatnya bibirku dengan penuh nafsu. Kubalas lumatannya. Bahkan kali ini aku berani memegang rahangnya terlihat kokoh itu

"sluruppp slurupp.. ssshhhhh.... aahhh..", aku terus membalas jilatan dan lumatan lidahnya pada lidahku

Lalu ciumannya bergerak turun ke arah leherku. Endrix mulai menciumi leher bagian kananku. Sesekali digigitnya leherku hingga meninggalkan bekas memerah

"Sshhhhhh.. sakit tuannn..", desahku namun tidak ada reaksi penolakan dari tubuhku

Kubiarkan lelaki itu menggigit-gigit hampir seluruh permukaan leherku sehingga meninggalkan bekas memerah yang cukup banyak. Setelah itu gigitannya terus turun ke arah buah dadaku. Digigitnya daging kenyal dadaku itu dengan lahap. Kiri dan kanan bergantian dan gerakannya acak.

Aku hanya bisa mendongakkan kepalaku membiarkan lelaki yang menjadi tuanku ini seperti ini memakanku. Seluruh payudaraku akhirnya membekas berwarna merah cukup banyak setalah ia gigitin sedikit demi sedikit. Dibawah guyuran air yang begitu deras ini rasanya tubuhku semakin terasa perih terutama pada bagian-bagian yang memerah karena gigitan nakal Endrix.

"Aaaahhhhhhh.. aduuuuuhhh.. sakit tuaaann", aku terkejut saat lelaki itu juga menggigiti puting susuku

"Tubuhku Indah bener Ris.. Senang gw lu jadi budak sex gw. Hahahah.. Gw udah gak perlu pakai jasa pelacur2 murahan kalau gw udah dapetin mutiara yang tersembunyi, akhwat suci macam lu ini", kata Endrix

Wajahku memerah, saat ia menyebutku dengan sebutan mutiara tersembunyi. Walau dia menganggapku sebagai pelacurnya, rupanya dia masih memandangku sebagai perhiasan yang begitu indah. Aku jadi ingat pada sebuah kalimat "Dunia ini adalah perhiasan dan Seindah2nya perhiasan adalah istri yang shalihah", namun sayang perhiasan yang ia maksud bukanlah istri shalihah, namun seorang akhwat lonte seperti ia selama ini menganggapku begitu.

Buaian pujian itu tak berlangsung lama, karena aku sudah kembali diminta berlutut dihadapannya

"cium kontol gw, lonte!", perintah Endrix sambil menyeringai menyebalkan

Aku langsung patuh pada perintahnya, karena sudah menjadi kewajibanku untuk menjalankan semua perintahnya. Kubuang seluruh martabatku sebagai muslimah yang terjaga dengan mulai menjilati penis pria yang saat ini menjadi tuanku. Kukulum dalam-dalam penis besar itu tanpa rasa bersalah, karena mulai saat ini mengulum penis bagiku adalah kewajiban, bukan sesuatu yang diharamkan seperti yang selama ini aku pahami. Dibawah guyuran shower, kulum dan kujilati batang penis tuanku dengan semangat dan kupastikan semua bagian sudah kujilat dengan lidahku tanpa ada yang terlewat. Kujilati buah zakarnya yang hitam itu sampai bersih dengan air liurku sampai dia puas.

Selang beberapa saat, Endrix lalu menarik tubuhku berdiri. Tubuh kami berdua sudah basah sempurna terguyur air dari shower. Tubuhku disandarkan ke dinding kamar mandi. Lalu dijambaknya rambutku dengan kasar hingga kepalaku mendongak keatas dan langsung dilumatnya bibirku dengan penuh nafsu. Lidahnya melumat habis lidahku tanpa ampun hingga aku kesulitan bernafas dibawah guyuran air ini. Ditambah lagi bibir atas dan bawahku pun tak luput dari kecupan2nya yang erotis

"Sssshhh...", desahku menerima serangan kasar ini

Ciuman Endrix semakin turun kebawah mulai menggigiti telingaku dan terus turun ke leherku. Dicupangnya kembali leherku beberapa kali hingga terasa semakin pedih ditambah posisi kami yang masih diguyur air. Diremasnya kuat payudaraku dan puting susuku. Mulutnya langsung melumat habis puting susuku dengan lahap. dikulum dan digigitnya tanpa ampun putingku itu sampai aku hanya bisa menahan sakit dengan bersandar pada dinding kamar mandi. Lalu dalam posisi berdiri ini, tangannya mulai mengocok vaginaku dan sebentar saja tubuhku kembali kelojotan hebat, vagina kedutan sebelum akhirnya kembali muncrat muncrat akibat perlakuannya yang kasar itu

*Sretttt Srettt Sreettttt... Srettttt* vaginaku muncrat berkali kali akibat ulah nakal Endrix

"Tempik lonte doyan muncrat!", katanya sambil terus mengocok dengan cepat vaginaku

"Aaaaaaaaaahhhhhhhhhhhh.. sudah tuaaannnn.... ana keluarr lagiii"

*Sreett seettt sretttt sretttt* kembali vaginaku menyemburkan cairan squirt dengan deras

Endrix terus mengocok vaginaku tanpa ampun. Tanganku mulai menahan tangannya yang semakin menggila mencabuli vaginaku berharap dia hentikan aksinya itu. karena saat ini vaginaku terasa begitu perih menyiksa dan nyut-nyutan

"Sudah tuannn.. vagina ana sakit sekali... Aaahhh...", pintaku

"Lubang tai lu ngga sakit kan?", tanyanya tiba-tiba

"Hah?" aku terkejut

Dibaliknya tubuhku langsung menghadap kedinding kamar mandi. Diambilnya beberapa tetes sabun cair yang ada didekatnya dan dioleskan ke batang penisnya yang mengacung hinhha penisnya terlapisi oleh busa sabun

"Gw sabuni lubang pantat lu biar bersih pakai kontol gw. Heheheh"

"Eehhhh jangan tuannnn.. Sakittt..", pintaku sambil membayangkan akan seperti apa rasa panas dari busa sabun yang menggesek2 bagian dalam lubang pembuanganku

Endrix tak peduli dengan permintaanku. Lalu diludahinya lubang anusku dan diratakan dengan jarinya. Lalu langsung kontol panjangnya itu meringsek masuk membelah lubang pantatku.

"Ooooooohhh... Sakittt masss.. Ampuuuunnn..", pintaku memelas karena rasanya sangat perih ketika penis besar itu melubangi anusku kembali

"Lonte jalang... Tempik lu gampang becek, lubang tai lu tu bisa gw pake sesuka gw. Ga usah protes lu. tugas lu cuma jalankan apa yg gw suruh. Paham??", kata Endrix sambil terus membobol lubang pantatku yang terasa semakin melebar itu. Kurasakan busa sabun mulai turut melapisi kulit anusku

"I.. Iyaaahhh. Aaahhh Ooouuuuhhhh.. sakit tuann.. Ampuuuunnn.. panasss...", akupun sampai menangis karena kali ini dia menganalku dengan kasar dan brutal

"Enak ya Ris?", goda Endrix sambil terus menyodok lubang pembuanganku

"Iyaaaaahhhh... Enak tuan... Tapi perihhh... Ouuuhhhh...", jawabku mulai menikmati ini semua

Lalu Endrix menggendong tubuhku untuk duduk diatas closet kamar mandi. penisnya masih bersarang didalam lubang pantatku. Lalu tubuh ini dipangkunya dalam posisi mengangkang lebar, vaginaku nampak terbuka menganga menghadap Bobby dan Jthonk yang berada di luar kamar mandi. Sementara batang penis Endrix kembali menyodok2 lubang pantatku secara brutal dalam posisi dipangku olehnya

Bobby dan Itonk pun tidak tahan setelah hanya bisa mengocok penis mereka menyaksikanku dianal oleh Endrix. Kembali kedua teman Endrix itu mendatangiku dan Endrix dan turut serta meramaikan perzinahan ini. Batang penis Bobby langsung diarahkan ke dalam lubang vaginaku. Pelan tapi pasti, batang tegangnya itu menembus kembali vaginaku.

"Ooooooohhhhh... Gak muaat tuaannn.. Gilaaaa... kalian mau apakan tubuhku Aaaahhhhhh...", pekikku saat kedua lubang bawahku dijebol oleh mereka berdua bersamaan. Endrix menyodok lubang anusku dari bawah sambil memangkuku sedangkan Bobby mencoblos vaginaku yang terbuka bebas dari arah depan

*jleb jleb jleb jleb jleb jleb*

Kedua penis itu bergantian memompa kedua lubang bawahku bergantian. Rasanya tubuhku begitu penuh oleh kehadiran dua buah penis dalam waktu bersamaan ke dalam tubuhku. Tak terasa aku menitikkan air mata, karena logikaku sesekali masih berusaha melawan, menyadari betapa rendahnya dan murahannya tubuhku hingga disetubuhi 2 orang pria dalam satu waktu memakai dua buah lubang pada tubuhku

Lalu, Itonk pun tak mau kalah melihat kedua temannya sedang asyik menikmati lubangku bersamaaan. Penis kecilnya diselip2kan diantara penis Bobby yang membombardir vaginaku

"Kasih ruang dikit Bob. Penis Gw juga mau masuk ke tempiknya", kata Itonk sambil terus berusaha mendorong penisnya agar masuk ke dalam vaginaku

"Apaaa? Gak muatt Aaaaaahhhh aaaahhhh", desahku menerima kenikmatan luar biasa ini. Aku benar2 diperlakukan lebih rendah dari pelacur, karena pelacur aja banyak yang tidak mau diperlakukan seperti ini

Bobby terlihat sedikit mengalah. Membiarkan penis Itonk meringsek masuk ke sela vaginaku. Setelah cukup masuk baru penis Bobby didorong masuk kembali ke dalam vaginaku

"Oooohhhh.. Tuann.. Gilaaa kaliaaann", tubuhku kalian apaaakkaaann Aaaahhhh", desahanku semakin menggila

"Triple Penetration Rista... Tempik lu bakalan ndower karena harus menampung dua kontol sekaligus, semua lubang lu itu diciptakan tugasnya ya buat ini, selain buat kencing sama buang tai. Hahahah", kata Bobby sambil menggenjot alat kelaminku bersamaan dengan penis Itonk

"Kalian Jahattt.... Aaahhhh.. Aaahhhh..", desahku semakin nakal membiarkan ketiga penis itu menyodok lubang vagina serta pantatku bersamaan

"Tenang saja Rista, calon suamimu nanti juga ikhlas semua lubang istrinya sudah dower. Hahahah", ejek Ithonk

10 menit sudah aku digenjot bertiga oleh mereka. Kurasakan lubang vaginaku sudah melar dan hancur setelah dipaksa menampung 2 batang penis. ditambah lagi lubang pembuanganku yang juga menganga karena semakin terbiasa dimasuki batang penis seorang pria

"Anjing gw kepingin keluar nih..", Kata Ithonk

"Awas lu kalau peju lu kena kontol gw", kata Bobby

"Ya resiko itu mah. Lubang sempit gini dipaksa masuk 2 kontol... Aaarggghhh", kata Ithonk sambil mulai mengerang

"Semprot bareng2 aja", kata Endrix dan kedua temannya setuju

Sodokan mereka semakin mantap dan kuat. Dua buah lubangku yang berdekatan ini terasa sudah beradaptasi, membuka semakin menganha. Tubuhku bergoyang goyang erotis menikmati tiap tusukan 3 batang sekaligus pada lubang vagina dan anusku

"Arrrggg Argggghhhhh Aggggghhhh" merek bertiga mulai mengerang hawa panas mulai terasa menjalar pada bagian bawahku

*CROO CROT CROT CROT CROT CROT CROT CROT CROT* semburan demi semburan bersahutan menembak pada lubang pantat dan vaginaku. Rasanya terasa sangat panas karena ketiga jenis sperma yang berlainan gen itu sudah mengguyur rahim beserta duburku. Kubayangkan persaingan milyaran sel sperma akan semakin sengit pada rahimku. Siapa yang jadi pemenangnya

*Tapi sperma punya Endrix kasian salah lubang.. Astghfrlh.. apa yang kupikirkan* kataku dalam hati menyadari air mani mereka menyemprot ke lubang2 pada tubuhku

Kuangkat tubuhku dari pangkuan Endrix. Sperma mereka langsung tumpah sangat banyak jatuh menetes netes meluncur dari vagina melewati pahaku dan tertarik terseret ke dalam lubang pembuangan kamar mandi

***

Jam sudah menunjukkan pukul 5 sore. Langit sudah mulai berkurang sinarnya. Didalam rumah ini, ketiga lelaki itu sudah kembali berpakaian lengkap, hanya aku yang dibiarkan tetap telanjang dan mereka hanya mengijinkanku mengenakan kerudung panjangku. Aku diminta menuangkan minuman keras dan menyulutkan rokok untuk ketiga pemuda berandal ini sambil menunggu kedatangan Mas Adi. Sesekali mereka mencumbuku sambil tertawa2 dan aku meladeni mereka cumbuan mereka bergantian. Mereka menawariku untuk minum minuman mereka juga namun aku menolak halus. Aku masih menganggap minuman itu haram. Padahal aku sudah melakukan sesuatu keharaman yang lain. Menunjukkan aurat, campur baur dengan lelaki, bersentuhan dengan lelaki, oral sex, zina bahkan oleh ketiga orang lelaki sekaligus, dan anal sex adalah keharaman yang sudah kulakukan hari ini.

"Ris, lu joget2 dulu deh. sambil nunggu calon suami lu datang, oiya jangan lupa lu joget kondisi dildo ini nancep ke tempik lu", perintah Endrix sambil melemparkan mainan penis panjang 27 cm itu ke arahku

"Ba.. Baik Tuann..", kataku mencoba taat tanpa tapi, taat tanpa nanti

Perlahan kutusukkan sendiri mainan itu ke kelaminku. Kupastikan benda itu tidak jatuh saat aku berdiri. Kakiku rasanya gemetaran saat ada benda asing tertancap disela-sela alat kelaminku. Rasanya begitu nikmat menggaruk vaginaku yang senantiasa gatal. Dengan hati-hati Aku mulai berjoget erotis dihadapan mereka. Sambil sesekali kulihat ke bawah memastikan dildo itu tidak jatuh terlepas dari lubang kelaminku. Aku mulai bergoyang sebisaku sambil mengingat-ingat beberapa goyangan nakal dari cewe2 yang pernah tak sengaja kulihat pada aplikasi tiktod. Kugoyangkan pantatku kekiri dan kekanan, kumainkan payudaraku sesekali sambil memasang wajahku yang mupeng

"Heheh kaku bener lu jogetnya.. Kapan gitu lu gw jadikan penari di club malam gw, biar lu bisa dan terbiasa show dihadapan pria", kata endrix sambil menghisap rokok memandangi tubuh telanjangku yang terus bergoyang

"I.. Iya.. Tuan.. Saya bersedia...", jawabku sambil terus bergoyang nakal dalam kondisi dildo tertancap pada vaginaku

"Ris, minuman gw habis nih, tolong tuangin lg ke gelas gw", kata Bobby sambil memandangi tubuhku yang terus begoyang telanjang

"I..Iya Tuan.. ana tuangkan..", jawabku sambil mendekati meja menuangkan minuman haram itu

*tulilut tulilut tulilut* suara handphone samar terdengar karena dentuman bass dari home theater rumah Endrix sangat memekakkan telinga memainkan house music

"Telpon tuh Ris.. Mungkin dari calon suami lu", kata Endrix sambil mengecilkan volume musik

Aku raih handphoneku dan menyudahi jogetan erotisku, kulihat nama Mas Adi pada layar handphoneku

"Aslmkm.. iya akhi?", kataku

"Wlkmslm.. Afwan ana sudah didepan ukh.. Rumahnya besar banget", kata Mas Adi

"Sebentar tunggu dulu akhi. Ana keluar setelah ini", jawabku sambil menutup telepon

"Afwan tuan.. Teman ana sudah sampai didepan rumah.. Saya ijin menemui beliau dulu..", ijinku kepada mereka

"Gw temenin lu keluar, ntar lu malah kabur", kata Ithonk

"Eehh.. Iya Tuan.. Afwan.. ana boleh berpakaian?"

"Ya boleh silakan.. Tanpa daleman sama sekali dan dildo itu masih tertancap di tempik lu kondisi menyala. Heheheh", kata Endrix..

"I.. Iya tuan.. syukronn..", jawabku lalu aku langsung mengenakan gamisku tanpa memakai kain apapun dibaliknya

Lalu aku dan Ithonk berjalan ke luar rumah. Mas Adi sumringah melihatku berjalan ke arahnya. Aku berjalan tertatih-tatih dan begitu pelan, agar benda berbentuk penis itu tidak jatuh dari vaginaku. Mas Adi terlihat memandang heran kearahku, tidak beberapa lama wajahnya semakin terkejut melihatku menemuinya bersama pria lain.

"Af.. Afwan akhi su.. sudah.. me.. menunggu lama..", kataku berusaha bersikap normal menahan tidak mendesah sambil menggigit bibir karena getaran mainan penis pada kelaminku begitu menyiksa

"Na'am gapapa ukhti Rista.. Ini bukunya Ukh", Kata Mas Adi sambil mengembalikan buku berjudul "Mewujudkan Keluarga Sakinah" kepadaku

"Iya Akhi.. Ahh.. syukron. Akhi..bi.. bisa.. pulang dulu.. Sudah mendekati waktu maghrib nih..", bujukku agar lelaki itu segera pulang

Namun sayang, lelaki yang akan menjadi suamiku itu menatapku dengan tatapan penuh kecurigaan. Terlebih saat ini Ithonk memasang wajah senyum-senyum menyebalkan

"Afwan Ukhti Rista, ana boleh bertanya?", kata Mas Adi

"Taf.. Tafadhol (silakan) Akhi.."

"Ini rumah siapa ya Ukh? kok besar sekali?", tanya Mas Adi

*Ya Tuhan akhiii.. Jangan nanya macam2, semakin lama antum bertanya, semakin tersiksa alat kelamin anaa...* gusarku dalam hati

Aku bingung menjawabnya pertanyaan basa basinya yang tidak penting itu. Tubuhku sudah gemetaran berkeringat deras. Kakiku sudah tak sanggup menahan beban tubuhku sendiri, belum lagi vaginaku yang sudah becek begitu deras dan terasa gatal. Parahnya lagi suasana sekitar rumah begitu sepi karena kendaraan yang lewat di depan sudah jarang mendekati waktu maghrib seperti ini

"Err.... Inii.. Ru.. rumahh.. Ana kerja disini akhi.. ", jawabku terbata

*Wuuuuunngggg wunnnngggg..* tiba2 suara dildo yang menancap pada kelaminku terdengar jelas dan keras di suasana sunyi ini

Aku sampai kelabakan dan ingin kumatikan benda itu namun tidak mungkin. Aku berusaha bersikap tenang seolah tidak menyadari suasana itu. Mas Adi jelas sekali terlihat menyadari suara itu

"Afwan handphone anti getar ya ukh? Kayak suara getar-getar"

*Ya Tuhan Mas Adiiii.. Sudah jangan nanya2 lagiii.. Ana udah gak tahannn..", teriakku dalam hati

"Bu.. bukan Akhi... Bukan handphone ana..", jawabku sambil keringat dingin karena kurasa benda itu mulai mengendor di dalam vaginaku yang licin

"Itu hp gw mas... Heheheh", kats Ithonk tiba2 sambil terkekeh menyebalkan

"Afwan Ukhti siapa lelaki itu?" Tanya Mas Adi penuh kecurigaan

"Eehhhh.. Eeerrr... Anaa... ngasi.. bimbingan belajar ke dia Akhi...", jawabku mulai berbohong

"Anti ngelesin disini? Berduaan?", Jelas sekali Mas Adi tidak suka melihatku berduaan dengan lelaki lain

"Engg.. Enggak kok Akhii... Ada lagi 2 orang temannya di dalam.. Me.. mereka lagi.. belajar.. kelompok.. Ana.. yang ngajar.. agar nilai.. mereka.. bagus karena.. sudah mau ujian..", kembali aku membohongi calon suamiku.

"Ohhh.. begitu.. Yasudah anti sampai jam berapa ngajarnya? Ana tungguin disini boleh? Sudah mau malam, ana kepikiran kalau anti pulang sendiri", kata Mas Adi

"Enggak usaahhhh... Akhi pulang aja . Ana gapapa.. Shh..", aku mulai mendesis kecil karena rasanya vaginaku sudah ingin keluar

"Ok ok mas.. Gapapa.. Tunggu sebentar ya. Habis ini kita selesai belajarnya. Ayo Mbak Rista lanjut lagi. Biar Mbak Rista bisa segera pulang. Heheheh..", kata Ithonk memotong pembicaraan kami sambil terkekeh

"Ya udah.. Sebentar ya Akhi..", kataku sambil kembali berjalan cepat kembali ke dalam rumah

"Iya ana tungguin Ukh...", jawab Mas Adi begitu sabar

Setiba di dalam Ithonk langsung tertawa terbahak-bahak. Bobby dan Endrix sampai heran dan bingung apa yang sudah terjadi.

"Napa lu ketawa2 sendiri? Gila lu ya?", kata Bobby

"Hahaha... Calon suaminya lagi nungguin Ukhtinya di luar sekarang.. Nih lonte ngaku lagi ngasih bimbingan ke kita. Hahahaha.."

"bimbingan? Hahahaha.. Yang ada Lu yang kita bimbing jadi lonte!", kata Endrix sambil mengangkat keatas gamisku tanpa permisi dan langung diambilnya dildo yang sudah tertancap dari tadi

"Aaahhh..", desahku saat mainan itu dicabut dengan cepat

"Anjirr becek bener nih dildo.. Sange lu ngobrol ama laki lu sambil nikmati getaran dildo? Hah?", ejek Bobby

"Enggak.. Tuann.."

"Ya udah, tuh lakinya lagi nunggu didepan. Nunggu ukhtinya kita entot. Hahaha", kata Ithonk sambil menarik tubuhku ke sofa dan menyandarkanku disana.

"Ayo sekarang lu kerja yang bener biar lu bisa segera pulang. Kasian laki lu nunggu diluar nungguin calon istrinya didalam lagi ngentot. Hahaha", kata Bobby

Mereka bertiga lalu kembali melucuti celana mereka dan kembali menampakkan alat kelamin mereka yang sudah kembali berdiri mengancung ke arahku. Endrix langsung menarik tubuhku dan memangkuku. Dia naikkan rok gamisku tanpa membuka pakaianku itu. Batang penisnya langsung ditancapkan menuju alat kelaminku

"Aaahhhhhhhh...", desahku sedikit kencang karena sedari tadi desir birahiku aku tahan

Endrix mulai menyetubuhiku dengan posisi aku dipangku olehnya menghadap ke depan. Lalu Bobby dan Ithonk berdiri di kiri dan kananku. Tanpa menunggu perintah, tanganku langsung mengocok alat kelamin mereka dan secara bergantian penis2 mereka aku masukkan dan aku kulum dengan mulutku. Yang kupikirkan saat ini adalah segera pulang dan menemui calon suamiku yangvsedang menungguku didepan rumah itu

*jleb jleb jleb jleb*

" ah ah ah ah ah ah..", desahku bersamaan dengan tiap sodokan cepet penis Endrix ke vaginaku. Terdengar begitu nakal dan menggoda

"Jilati terus kontolku Rista.. Rista Lonteee... Aaahhh..", desah Ithonk saat penisnya yang gemuk itu kujilati lubang pipisnya

"Tempik lu makin banjir aja Ris.. Sssshhhh..", kata Endrix terus memompa vaginaku

Kulihat jam dinding, waktu sudah menunjukkan pukul 17.20. Hari semakin gelap saja, sedangkan di dalam rumah aku masih harus "bekerja sebagai budak sex" oleh ketiga berandalan ini. Tidak ada suara lain selain suara gesekan kelamin, ciuman, pertukaran liur, sepongan pada penis yang terdengar di ruangan ini

Endrix sudah melepaskan batang penisnya daei vaginaku dan kali ini Bobby yang akan menyetubuhiku. Dia tiduran terlentang di lantai, sedangkan aku dimintanya untuk memompa tubuhku sendiri diatasnya. Aku arahkan sendiri batang penismya yang berotot itu ke lubang kelaminku. Karena begitu kokoh dan keras. Mudah saja penis itu membelah organ intimku yang sudah becek dan gatal. Dengan tidak sabar aku masukkan alat kelaminnya ke vaginaku agar vaginaku bisa digaruk2 oleh batang penisnya yang bertexture kasar

"Oooohhhh.. Aaahhhhh.. tuannnnnn....", aku semakin mendesah menjadi

"Enak Rista.... Terus goyangkan tubuh lu diatas kontol gw. Aaaahhh..", kata Bobby sambil turut menyodok vaginaku dari bawah.

Lalu Endrix ikut turut serta di persetubuhanku dengan Ithonk. Kulihat dia mulai mengoleskan minyak pada alat kelaminnya yang panjang. Setelah itu, pantatku sedikit ditunggingkan dan kali ini dia arahkan batang penisnya ke lubang pantatku kembali

"Aaahhh... Tuannn.. Jangan disituuuu.. Aaahhhh...", kepalaku sampai mendongak karena sekali lagi tubuhku dimasuki 2 penis oleh Endrix dan Bobby

Bobby terus menyodokkan alat kelamiinya ke vaginaku dari bawah, sedangkan Endrix dari belakang menghajar lubang anusku

*plok plok plok plok* suara persetubuhan kami terdengat jelas

Tubuhku dihimpit oleh mereka berdua. Tidak cukup sampai disitu Ithonk pun mendekatiku dan memintaku mengulum batang penisnya. Jadilah seluruh lubang pada tubuhku harus melayani tiga penis. Bobby pada vaginaku, ithonk pada mulutku, dan Endrix pada lubang pantatku. Desahan demi desahan kami terdengar bersahut-sahutan. Aku hanya berharap Mas Adi tidak mendengar kegaduhan yang terjadi di dalam rumah ini

***

Jam sudah menunjukkan pukul 17.45, kurang lebih sudah 25 menit aku sudah melayani mereka bertiga. Aku begitu lemas dan lelah. Aroma tubuhku sudah tidak sewangi seperti biasanya
Kuraba vaginaku dan lubang pantatku yang terasa begitu perih. Tersisa ceceran air mani Endrix dan Bobby. Meluber cukup banyak hingga sedikit meninggalkan noda oada gamisku. Bibirku juga mengalami nasib yang sama. Sperma Ithonk dimuncratkan saat aku mengulum batang penisnya dan aku harus menelan cairan mani pria gemuk itu sampai tal tersisa

Aku kembali merapikan pakaianku sebelum meninggalkan rumah ini. Terlihat beberapa noda sperma pada gamisku, khusunya pada bagian rok gamisku bagian belakang. Aku lalu keluar hingga ke pagar depan. Kudapati disana Mas Adi masih setia menungguku, wajahnya tersenyum saat melihat aku sudah selesai bekerja

"Sudah selesai Ukhti Rista ngajarnya? Ayo iring2an ke rumah anti.. Ana pastikan anti sampai dirumah dengan selamat. Ana akan jagain Ukhti Rista", kata Mas Adi penuh semangat

Mataku berkaca-kaca mendengar dan melihat keluguan pemuda yang tulus mencintaiku ini. Air mataku tak kuasa kubendung hingga sedikit menetes jatuh ke pipiku, buru2 aku usap air mata yang jatuh itu dan memastikan Mas Adi tidak melihatku sedang menangis

*Afwan Akhi....*, kataku dalam hati dan kami pun beriringan pulang mengendarai motor masing2 menuju ke rumah kontrakanku..

***bersambung***
Mantappp, makasih suhu 🙏💦💦💦
Fix hamil sih Rista. Kasian bgt kalo si Adi jadi suaminya. Wkwkw
 
Mantap tu suhu klo di bawa ke klub malam buat joget² bugil disana hehe
 
Kebayang Rista disuruh ngentot Ama kk iparnya scara dah sange juga ma Rista panan tuh ksian klo g dikasih jatah juga xixixixixi
 
Kebayang Rista disuruh ngentot Ama kk iparnya scara dah sange juga ma Rista panan tuh ksian klo g dikasih jatah juga xixixixixi
hu boleh la bikinin mulustrasinya pengen tau rista versi asli gimana wkwk
 
Scene 11 : Afwan Akhi (Part 2) (POV Rista)

Lendir mani Endrix telah disemprotkan seluruhnya ke dalam rahimku. Rasanya bagian dalam vaginaku terisi penuh oleh spermanya. Vaginaku tak sanggup menampung lahar hangat itu hingga tumpah keluar. Nafasku ngos-ngosan, bagaimana tidak, batang penis besarnya telah mengoyak vaginaku tanpa ampun. Dia terus menyetubuhiku penuh nafsu dihadapan teman-temannya. Kuraba vaginaku yang dengan tangan. Rasanya masih terasa kedutan dan perih. Kakikupun rasanya mau copot, karena permainan kasar berandalan itu

Puas dia menyetubuhiku, Bobby dan Itonk langsung mendekatiku. Tubuhku yang masih lelah langsung ditariknya, dan dia meminta jatah kuluman bibirku. Dengan sedikit malas2an, aku coba kulum batang penis Bobby yang sudah menegang. Sedangkan dari belakang, Itonk menggerayangiku dan memainkan payudaraku dengan leluasa. Kedua tangannya yang gemuk mulai meremas, dan memilin kedua putingku untuk membangkitkan hasrat seksualku kembali. Bra taliku rupanya sudah dilucutinya dan dilempar entah kemana, sehingga kali ini aku sudah telanjang bulat menyisakan kerudung panjang syariku yang sudah disingkap ke belakang

Benar saja dirangsang seperti itu oleh mereka, membuat nafsuku kembali meningkat lagi. aku tidak tahu mengapa tubuhku selalu bereaksi dengan rangsangan2 nakal mereka. Kulumanku semakin kuat ke penis Bobby. Kuhisap penis itu dan kujilati dengan liar. Lidahku memutari tepat pada garis lubang pipisnya. Lalu lanjut kulahap penis tegak itu sampai mentok seluruh batangnya masuk kedalam mulutku

"Oohhh... Yeahh.. Bitch.. Smart girl...", pujinya sambil menikmati permainan mulutku

"Kamu suka kontol hah? Jawabbb...", ceracaunya sambil tangannya mendorong kepalaku agar terus melumat batang kelaminnya

"I.. Iya.. Sukaaaaa... Tuan.. Ssshhhh..", jawabku lalu kembali meneruskan kulumanku

"Bagusss.. Lonte memang harus seperti itu. Tiada hari tanpa memikirkan kontol. Hehehe", cerocos Bobbya sambil menikmati kulumanku

Tangan Itonk semakin kuat memilin putingku. Dipelintirnya kuat kedua puting susuku hingga menyembul keluar dan semakin mengeras. Diangkatnya kerudungku dan tengkuk leherku dijilatinnya dengan panas. Perlakuan mereka benar2 membuatku merasakan kenikmatan yang tak pernah kurasakan. Mereka benar2 pandai memainkan birahiku. Tanganku perlahan mendekati penis Ithonk dan mulai mengocoknya batang kelaminnya.

"Nah gitu.. Ada kontol nganggur harus lu sikat. Hahahah", kata Bobby memandangiku begitu rendah

Lalu setelah puas aku oral, tubuhku diminta menungging. Bobby memegangi penisnya dan ditampar2nya batang kelaminnya itu kepantatku dalam keadaan menungging sexy ini

"Lu bersedia gw setubuhin?", tanya Bobby

Aku tak punya pilihan jawaban lain selain mengangguk. Toh aku tahu jika aku menolak dia tetap akan melakukannya

"Iya Tuan..", jawabku pasrah

Bobby mulai mendorong masuk alat kelaminnya ke lubang vaginaku. Sisa sperma Endrix yang masih lengket pada vaginaku menjadi pelumas tambahan bagi penisnya untuk menyetubuhiku

"Aaahhhh.. Sssshh..", desahku saat penis Bobby masuk semakin dalam menuju rahimku

Setelah kurasakan seluruh batang kelamin Bobby masuk ke dalam vaginaku. Lalu tangan pemuda itu mulai memegangi pinggangku dan menyodok-nyodok organ kelaminku dari belakang. Kedua alat kelamin kami bertemu dan saling menumbuk satu sama lain

*jleb jleb jleb jleb jleb* berkali2 batang keras itu mengobok2 vaginaku dalam posisi menungging.

Lalu Kedua Tanganku dipegangi oleh Bobby sehingga tubuhku tersentak-sentak tanpa berpegangan, payudaraku sampai menggelantung bebas dan terguncang-guncang

"Anjingg... Tempik lu nikmat bener Rista... Sedep lah ini", pujinya sambil semakin cepat menggenjot vaginaku

"Ooohhh... aaahhh.. aaahhhh..", Desahku semakin kencang saat penis Bobby sudah menguasai lubang vaginaku seutuhnya

*plak plak plak* suara tamparan pada pantatku

"Berisik, sini mulut lu gw sumpal pake kontol", kata Itonk sambil membenamkan batang penisnya yang pendek ke mulutku

"Hmppphhh...", suara desahku terhenti karena tiba2 mulutku sudah diisi penis Itonk

Posisiku saat ini diapit menungging oleh mereka berdua. Bobby dari belakang menyetubuhuku sambil menampar-nampar kedua bongkahan pantatku, sedangkan Itonk dari depan membenamkan alat kelaminnya ke mulutku

Kujilati penis mungil itu dari buah zakarnya yang hitam, dan terus naik hingga membasahi seluruh batangnya, lalu kujilati sebentar garis lubang kencingnya, sebeluk kulahap kembali ke dalam mulutku. Semua kulakukan atas instingku sendiri. Aku sudah lupa dan tidak bisa berpikir jernih. Tugasku sekarang hanyalah melayani mereka

"Holyyysitt.. Tambah pinter Lu Ris baru juga diajarin udah lihai. Bakat lonte lu.. Hahahah", katanya sambil merem melek karena penisnya kujilati dengan liar ditambah rasa nikmat pada vaginaku yang digesek2 oleh texture kasar dari penis Bobby yang berurat sehingga rasanya semakin gatal dan nikmat saja

"Aaarrrggghhh.. Gw keluar....!!!", erang Bobby

Aku juga merasakan hal yang sama. Isi cairan dari vaginaku juga terasa mau keluar deras

"Aaaaaahhhh. Aku juga keluarrr ttuann....", pekikkku...

*CROT CROT CROT SRETT SEETTTT SRETTT* peju dan cairan squirt kami keluar bersamaan. Tembakan spermanya terasa sampai ujung rahimku yang terasa hangat dan lengket. Bobby langsung mencabut batang penisnya dan membiarkan tubuhku ambruk kehabisan tenaga setelah tangannya melepaskan kedua tanganku

"Giliran gw lagi yang Ris yang belum nyumbang peju ke tempik lu..", Kata Itonk yang tiba2 membalikkan tubuhku terlentang, tidak memberikan kesempatan untukku beristirahat sejenak saja

Diangkatnya kedua kakiku lebar2 dan disandarkan pada kedua bahunya. Lalu batang penisnya kurasakan sudah kembali menyentuh bibir vaginaku. Aku hanya memandangi wajahnya yang dekil berlemak itu dengan pasrah. Menantikan sebuah batang lagi tertancap ke lubang kewanitaanku hari ini

*Bleessss*

"Ouhh..", desahku pelan

Sekali lagi sebuah batang penis menancap ke dalam vaginaku. Tanpa berlama lama, langsung dipompanya penis itu maju mundur di dalam lubang intimku

"Ssshhh... Aahh..", desahku sedikit berkurang mengingat penis Itonk yang kecil rasanya berbeda dengan kedua lelaki sebelumnya

"Gilaaa... anget bener tempik lu Risss...", katanya sambil menciumi bibirku dengan penuh nafsu. Tahi lalat didekat hidung dan mataku pun dijilatinnya dengan nakal. Membuatku sedikit tak nyaman dengan aroma mulutnya yang bau miras bercampur rokok.

Walau penis Ithonk kecil, aDia pandai mengatur tempo tetap stabil sehingga penisnya tetap tegang dan tidak loyo sehingga vaginaku tetap memproduksi lendir pelumas. Terus dipompanya penis mungil itu menggesek kulit vaginaku bagian dalam dengan cepat dan konstan. Lama2 vaginaku pun menikmati tiap tusukannya yang tidak menyakitkan.

"Sshh.. Aah. aah. aah", desahku seirama dengan tiap sodokannya hingga kurasakan tubuh gemuk itu bergetar kuat dan penisnya kurasakan mulai berkedut kedut di dalam vaginaku

"Aaarrrgggghh.. Keluar"

*CROT CROT CROT* didorongnya dalam2 penisnya ke dalam vaginaku

sekali lagi vaginaku menjadi tempat menampung air mani para berandal yang sebelumnya tidak kukenal itu. Cairan putih kental hangat berbau amis dan anyir itu kembali meluber keluar dari lubang vaginaku. Tubuhku terasa sesak karena harus ditindih oleh tubuh Itonk yang gemuk. Nampak dia sangat kelelahan sehingga tubuhnya terjatuh menimpa tubuhku yang mungil

"Woi bangun lu Tonk. Malah tidur lu", kata Endrix yang terlihat sudah kembali fit

Dengan sisa tenaga Itonk menyingkir dari atas tubuh telanjangku. Lalu tanganku ditarik oleh Endrix dan dilucutinya kerudungku, satu2nya kain yang masih menempel di tubuhku. Rambutku langsung tergerai bebas saat jepit rambutku pun terlepas saat ditarik

Setelah itu tubuh telanjangku ditarik ke kamar mandi oleh Endrix. Lelaki berandal itu membiarkan pintu kamar mandi terbuka agar aktivitas kami didalam bisa tetap terlihat dari luar. Endrix lalu menyalakan shower dan air langsung mengguyur tubuhku yang mandi keringat dan mani itu.

Seluruh tubuhku basah, rambutku juga demikian. Endrix lalu ikut bergabung dan membiarkan tubuh atletisnya ikut terguyur air shower. Dibawah guyuran air shower, tubuhku disandarkan pada dinding. Dilumatnya bibirku dengan penuh nafsu. Kubalas lumatannya. Bahkan kali ini aku berani memegang rahangnya terlihat kokoh itu

"sluruppp slurupp.. ssshhhhh.... aahhh..", aku terus membalas jilatan dan lumatan lidahnya pada lidahku

Lalu ciumannya bergerak turun ke arah leherku. Endrix mulai menciumi leher bagian kananku. Sesekali digigitnya leherku hingga meninggalkan bekas memerah

"Sshhhhhh.. sakit tuannn..", desahku namun tidak ada reaksi penolakan dari tubuhku

Kubiarkan lelaki itu menggigit-gigit hampir seluruh permukaan leherku sehingga meninggalkan bekas memerah yang cukup banyak. Setelah itu gigitannya terus turun ke arah buah dadaku. Digigitnya daging kenyal dadaku itu dengan lahap. Kiri dan kanan bergantian dan gerakannya acak.

Aku hanya bisa mendongakkan kepalaku membiarkan lelaki yang menjadi tuanku ini seperti ini memakanku. Seluruh payudaraku akhirnya membekas berwarna merah cukup banyak setalah ia gigitin sedikit demi sedikit. Dibawah guyuran air yang begitu deras ini rasanya tubuhku semakin terasa perih terutama pada bagian-bagian yang memerah karena gigitan nakal Endrix.

"Aaaahhhhhhh.. aduuuuuhhh.. sakit tuaaann", aku terkejut saat lelaki itu juga menggigiti puting susuku

"Tubuhku Indah bener Ris.. Senang gw lu jadi budak sex gw. Hahahah.. Gw udah gak perlu pakai jasa pelacur2 murahan kalau gw udah dapetin mutiara yang tersembunyi, akhwat suci macam lu ini", kata Endrix

Wajahku memerah, saat ia menyebutku dengan sebutan mutiara tersembunyi. Walau dia menganggapku sebagai pelacurnya, rupanya dia masih memandangku sebagai perhiasan yang begitu indah. Aku jadi ingat pada sebuah kalimat "Dunia ini adalah perhiasan dan Seindah2nya perhiasan adalah istri yang shalihah", namun sayang perhiasan yang ia maksud bukanlah istri shalihah, namun seorang akhwat lonte seperti ia selama ini menganggapku begitu.

Buaian pujian itu tak berlangsung lama, karena aku sudah kembali diminta berlutut dihadapannya

"cium kontol gw, lonte!", perintah Endrix sambil menyeringai menyebalkan

Aku langsung patuh pada perintahnya, karena sudah menjadi kewajibanku untuk menjalankan semua perintahnya. Kubuang seluruh martabatku sebagai muslimah yang terjaga dengan mulai menjilati penis pria yang saat ini menjadi tuanku. Kukulum dalam-dalam penis besar itu tanpa rasa bersalah, karena mulai saat ini mengulum penis bagiku adalah kewajiban, bukan sesuatu yang diharamkan seperti yang selama ini aku pahami. Dibawah guyuran shower, kulum dan kujilati batang penis tuanku dengan semangat dan kupastikan semua bagian sudah kujilat dengan lidahku tanpa ada yang terlewat. Kujilati buah zakarnya yang hitam itu sampai bersih dengan air liurku sampai dia puas.

Selang beberapa saat, Endrix lalu menarik tubuhku berdiri. Tubuh kami berdua sudah basah sempurna terguyur air dari shower. Tubuhku disandarkan ke dinding kamar mandi. Lalu dijambaknya rambutku dengan kasar hingga kepalaku mendongak keatas dan langsung dilumatnya bibirku dengan penuh nafsu. Lidahnya melumat habis lidahku tanpa ampun hingga aku kesulitan bernafas dibawah guyuran air ini. Ditambah lagi bibir atas dan bawahku pun tak luput dari kecupan2nya yang erotis

"Sssshhh...", desahku menerima serangan kasar ini

Ciuman Endrix semakin turun kebawah mulai menggigiti telingaku dan terus turun ke leherku. Dicupangnya kembali leherku beberapa kali hingga terasa semakin pedih ditambah posisi kami yang masih diguyur air. Diremasnya kuat payudaraku dan puting susuku. Mulutnya langsung melumat habis puting susuku dengan lahap. dikulum dan digigitnya tanpa ampun putingku itu sampai aku hanya bisa menahan sakit dengan bersandar pada dinding kamar mandi. Lalu dalam posisi berdiri ini, tangannya mulai mengocok vaginaku dan sebentar saja tubuhku kembali kelojotan hebat, vagina kedutan sebelum akhirnya kembali muncrat muncrat akibat perlakuannya yang kasar itu

*Sretttt Srettt Sreettttt... Srettttt* vaginaku muncrat berkali kali akibat ulah nakal Endrix

"Tempik lonte doyan muncrat!", katanya sambil terus mengocok dengan cepat vaginaku

"Aaaaaaaaaahhhhhhhhhhhh.. sudah tuaaannnn.... ana keluarr lagiii"

*Sreett seettt sretttt sretttt* kembali vaginaku menyemburkan cairan squirt dengan deras

Endrix terus mengocok vaginaku tanpa ampun. Tanganku mulai menahan tangannya yang semakin menggila mencabuli vaginaku berharap dia hentikan aksinya itu. karena saat ini vaginaku terasa begitu perih menyiksa dan nyut-nyutan

"Sudah tuannn.. vagina ana sakit sekali... Aaahhh...", pintaku

"Lubang tai lu ngga sakit kan?", tanyanya tiba-tiba

"Hah?" aku terkejut

Dibaliknya tubuhku langsung menghadap kedinding kamar mandi. Diambilnya beberapa tetes sabun cair yang ada didekatnya dan dioleskan ke batang penisnya yang mengacung hinhha penisnya terlapisi oleh busa sabun

"Gw sabuni lubang pantat lu biar bersih pakai kontol gw. Heheheh"

"Eehhhh jangan tuannnn.. Sakittt..", pintaku sambil membayangkan akan seperti apa rasa panas dari busa sabun yang menggesek2 bagian dalam lubang pembuanganku

Endrix tak peduli dengan permintaanku. Lalu diludahinya lubang anusku dan diratakan dengan jarinya. Lalu langsung kontol panjangnya itu meringsek masuk membelah lubang pantatku.

"Ooooooohhh... Sakittt masss.. Ampuuuunnn..", pintaku memelas karena rasanya sangat perih ketika penis besar itu melubangi anusku kembali

"Lonte jalang... Tempik lu gampang becek, lubang tai lu tu bisa gw pake sesuka gw. Ga usah protes lu. tugas lu cuma jalankan apa yg gw suruh. Paham??", kata Endrix sambil terus membobol lubang pantatku yang terasa semakin melebar itu. Kurasakan busa sabun mulai turut melapisi kulit anusku

"I.. Iyaaahhh. Aaahhh Ooouuuuhhhh.. sakit tuann.. Ampuuuunnn.. panasss...", akupun sampai menangis karena kali ini dia menganalku dengan kasar dan brutal

"Enak ya Ris?", goda Endrix sambil terus menyodok lubang pembuanganku

"Iyaaaaahhhh... Enak tuan... Tapi perihhh... Ouuuhhhh...", jawabku mulai menikmati ini semua

Lalu Endrix menggendong tubuhku untuk duduk diatas closet kamar mandi. penisnya masih bersarang didalam lubang pantatku. Lalu tubuh ini dipangkunya dalam posisi mengangkang lebar, vaginaku nampak terbuka menganga menghadap Bobby dan Jthonk yang berada di luar kamar mandi. Sementara batang penis Endrix kembali menyodok2 lubang pantatku secara brutal dalam posisi dipangku olehnya

Bobby dan Itonk pun tidak tahan setelah hanya bisa mengocok penis mereka menyaksikanku dianal oleh Endrix. Kembali kedua teman Endrix itu mendatangiku dan Endrix dan turut serta meramaikan perzinahan ini. Batang penis Bobby langsung diarahkan ke dalam lubang vaginaku. Pelan tapi pasti, batang tegangnya itu menembus kembali vaginaku.

"Ooooooohhhhh... Gak muaat tuaannn.. Gilaaaa... kalian mau apakan tubuhku Aaaahhhhhh...", pekikku saat kedua lubang bawahku dijebol oleh mereka berdua bersamaan. Endrix menyodok lubang anusku dari bawah sambil memangkuku sedangkan Bobby mencoblos vaginaku yang terbuka bebas dari arah depan

*jleb jleb jleb jleb jleb jleb*

Kedua penis itu bergantian memompa kedua lubang bawahku bergantian. Rasanya tubuhku begitu penuh oleh kehadiran dua buah penis dalam waktu bersamaan ke dalam tubuhku. Tak terasa aku menitikkan air mata, karena logikaku sesekali masih berusaha melawan, menyadari betapa rendahnya dan murahannya tubuhku hingga disetubuhi 2 orang pria dalam satu waktu memakai dua buah lubang pada tubuhku

Lalu, Itonk pun tak mau kalah melihat kedua temannya sedang asyik menikmati lubangku bersamaaan. Penis kecilnya diselip2kan diantara penis Bobby yang membombardir vaginaku

"Kasih ruang dikit Bob. Penis Gw juga mau masuk ke tempiknya", kata Itonk sambil terus berusaha mendorong penisnya agar masuk ke dalam vaginaku

"Apaaa? Gak muatt Aaaaaahhhh aaaahhhh", desahku menerima kenikmatan luar biasa ini. Aku benar2 diperlakukan lebih rendah dari pelacur, karena pelacur aja banyak yang tidak mau diperlakukan seperti ini

Bobby terlihat sedikit mengalah. Membiarkan penis Itonk meringsek masuk ke sela vaginaku. Setelah cukup masuk baru penis Bobby didorong masuk kembali ke dalam vaginaku

"Oooohhhh.. Tuann.. Gilaaa kaliaaann", tubuhku kalian apaaakkaaann Aaaahhhh", desahanku semakin menggila

"Triple Penetration Rista... Tempik lu bakalan ndower karena harus menampung dua kontol sekaligus, semua lubang lu itu diciptakan tugasnya ya buat ini, selain buat kencing sama buang tai. Hahahah", kata Bobby sambil menggenjot alat kelaminku bersamaan dengan penis Itonk

"Kalian Jahattt.... Aaahhhh.. Aaahhhh..", desahku semakin nakal membiarkan ketiga penis itu menyodok lubang vagina serta pantatku bersamaan

"Tenang saja Rista, calon suamimu nanti juga ikhlas semua lubang istrinya sudah dower. Hahahah", ejek Ithonk

10 menit sudah aku digenjot bertiga oleh mereka. Kurasakan lubang vaginaku sudah melar dan hancur setelah dipaksa menampung 2 batang penis. ditambah lagi lubang pembuanganku yang juga menganga karena semakin terbiasa dimasuki batang penis seorang pria

"Anjing gw kepingin keluar nih..", Kata Ithonk

"Awas lu kalau peju lu kena kontol gw", kata Bobby

"Ya resiko itu mah. Lubang sempit gini dipaksa masuk 2 kontol... Aaarggghhh", kata Ithonk sambil mulai mengerang

"Semprot bareng2 aja", kata Endrix dan kedua temannya setuju

Sodokan mereka semakin mantap dan kuat. Dua buah lubangku yang berdekatan ini terasa sudah beradaptasi, membuka semakin menganha. Tubuhku bergoyang goyang erotis menikmati tiap tusukan 3 batang sekaligus pada lubang vagina dan anusku

"Arrrggg Argggghhhhh Aggggghhhh" merek bertiga mulai mengerang hawa panas mulai terasa menjalar pada bagian bawahku

*CROO CROT CROT CROT CROT CROT CROT CROT CROT* semburan demi semburan bersahutan menembak pada lubang pantat dan vaginaku. Rasanya terasa sangat panas karena ketiga jenis sperma yang berlainan gen itu sudah mengguyur rahim beserta duburku. Kubayangkan persaingan milyaran sel sperma akan semakin sengit pada rahimku. Siapa yang jadi pemenangnya

*Tapi sperma punya Endrix kasian salah lubang.. Astghfrlh.. apa yang kupikirkan* kataku dalam hati menyadari air mani mereka menyemprot ke lubang2 pada tubuhku

Kuangkat tubuhku dari pangkuan Endrix. Sperma mereka langsung tumpah sangat banyak jatuh menetes netes meluncur dari vagina melewati pahaku dan tertarik terseret ke dalam lubang pembuangan kamar mandi

***

Jam sudah menunjukkan pukul 5 sore. Langit sudah mulai berkurang sinarnya. Didalam rumah ini, ketiga lelaki itu sudah kembali berpakaian lengkap, hanya aku yang dibiarkan tetap telanjang dan mereka hanya mengijinkanku mengenakan kerudung panjangku. Aku diminta menuangkan minuman keras dan menyulutkan rokok untuk ketiga pemuda berandal ini sambil menunggu kedatangan Mas Adi. Sesekali mereka mencumbuku sambil tertawa2 dan aku meladeni mereka cumbuan mereka bergantian. Mereka menawariku untuk minum minuman mereka juga namun aku menolak halus. Aku masih menganggap minuman itu haram. Padahal aku sudah melakukan sesuatu keharaman yang lain. Menunjukkan aurat, campur baur dengan lelaki, bersentuhan dengan lelaki, oral sex, zina bahkan oleh ketiga orang lelaki sekaligus, dan anal sex adalah keharaman yang sudah kulakukan hari ini.

"Ris, lu joget2 dulu deh. sambil nunggu calon suami lu datang, oiya jangan lupa lu joget kondisi dildo ini nancep ke tempik lu", perintah Endrix sambil melemparkan mainan penis panjang 27 cm itu ke arahku

"Ba.. Baik Tuann..", kataku mencoba taat tanpa tapi, taat tanpa nanti

Perlahan kutusukkan sendiri mainan itu ke kelaminku. Kupastikan benda itu tidak jatuh saat aku berdiri. Kakiku rasanya gemetaran saat ada benda asing tertancap disela-sela alat kelaminku. Rasanya begitu nikmat menggaruk vaginaku yang senantiasa gatal. Dengan hati-hati Aku mulai berjoget erotis dihadapan mereka. Sambil sesekali kulihat ke bawah memastikan dildo itu tidak jatuh terlepas dari lubang kelaminku. Aku mulai bergoyang sebisaku sambil mengingat-ingat beberapa goyangan nakal dari cewe2 yang pernah tak sengaja kulihat pada aplikasi tiktod. Kugoyangkan pantatku kekiri dan kekanan, kumainkan payudaraku sesekali sambil memasang wajahku yang mupeng

"Heheh kaku bener lu jogetnya.. Kapan gitu lu gw jadikan penari di club malam gw, biar lu bisa dan terbiasa show dihadapan pria", kata endrix sambil menghisap rokok memandangi tubuh telanjangku yang terus bergoyang

"I.. Iya.. Tuan.. Saya bersedia...", jawabku sambil terus bergoyang nakal dalam kondisi dildo tertancap pada vaginaku

"Ris, minuman gw habis nih, tolong tuangin lg ke gelas gw", kata Bobby sambil memandangi tubuhku yang terus begoyang telanjang

"I..Iya Tuan.. ana tuangkan..", jawabku sambil mendekati meja menuangkan minuman haram itu

*tulilut tulilut tulilut* suara handphone samar terdengar karena dentuman bass dari home theater rumah Endrix sangat memekakkan telinga memainkan house music

"Telpon tuh Ris.. Mungkin dari calon suami lu", kata Endrix sambil mengecilkan volume musik

Aku raih handphoneku dan menyudahi jogetan erotisku, kulihat nama Mas Adi pada layar handphoneku

"Aslmkm.. iya akhi?", kataku

"Wlkmslm.. Afwan ana sudah didepan ukh.. Rumahnya besar banget", kata Mas Adi

"Sebentar tunggu dulu akhi. Ana keluar setelah ini", jawabku sambil menutup telepon

"Afwan tuan.. Teman ana sudah sampai didepan rumah.. Saya ijin menemui beliau dulu..", ijinku kepada mereka

"Gw temenin lu keluar, ntar lu malah kabur", kata Ithonk

"Eehh.. Iya Tuan.. Afwan.. ana boleh berpakaian?"

"Ya boleh silakan.. Tanpa daleman sama sekali dan dildo itu masih tertancap di tempik lu kondisi menyala. Heheheh", kata Endrix..

"I.. Iya tuan.. syukronn..", jawabku lalu aku langsung mengenakan gamisku tanpa memakai kain apapun dibaliknya

Lalu aku dan Ithonk berjalan ke luar rumah. Mas Adi sumringah melihatku berjalan ke arahnya. Aku berjalan tertatih-tatih dan begitu pelan, agar benda berbentuk penis itu tidak jatuh dari vaginaku. Mas Adi terlihat memandang heran kearahku, tidak beberapa lama wajahnya semakin terkejut melihatku menemuinya bersama pria lain.

"Af.. Afwan akhi su.. sudah.. me.. menunggu lama..", kataku berusaha bersikap normal menahan tidak mendesah sambil menggigit bibir karena getaran mainan penis pada kelaminku begitu menyiksa

"Na'am gapapa ukhti Rista.. Ini bukunya Ukh", Kata Mas Adi sambil mengembalikan buku berjudul "Mewujudkan Keluarga Sakinah" kepadaku

"Iya Akhi.. Ahh.. syukron. Akhi..bi.. bisa.. pulang dulu.. Sudah mendekati waktu maghrib nih..", bujukku agar lelaki itu segera pulang

Namun sayang, lelaki yang akan menjadi suamiku itu menatapku dengan tatapan penuh kecurigaan. Terlebih saat ini Ithonk memasang wajah senyum-senyum menyebalkan

"Afwan Ukhti Rista, ana boleh bertanya?", kata Mas Adi

"Taf.. Tafadhol (silakan) Akhi.."

"Ini rumah siapa ya Ukh? kok besar sekali?", tanya Mas Adi

*Ya Tuhan akhiii.. Jangan nanya macam2, semakin lama antum bertanya, semakin tersiksa alat kelamin anaa...* gusarku dalam hati

Aku bingung menjawabnya pertanyaan basa basinya yang tidak penting itu. Tubuhku sudah gemetaran berkeringat deras. Kakiku sudah tak sanggup menahan beban tubuhku sendiri, belum lagi vaginaku yang sudah becek begitu deras dan terasa gatal. Parahnya lagi suasana sekitar rumah begitu sepi karena kendaraan yang lewat di depan sudah jarang mendekati waktu maghrib seperti ini

"Err.... Inii.. Ru.. rumahh.. Ana kerja disini akhi.. ", jawabku terbata

*Wuuuuunngggg wunnnngggg..* tiba2 suara dildo yang menancap pada kelaminku terdengar jelas dan keras di suasana sunyi ini

Aku sampai kelabakan dan ingin kumatikan benda itu namun tidak mungkin. Aku berusaha bersikap tenang seolah tidak menyadari suasana itu. Mas Adi jelas sekali terlihat menyadari suara itu

"Afwan handphone anti getar ya ukh? Kayak suara getar-getar"

*Ya Tuhan Mas Adiiii.. Sudah jangan nanya2 lagiii.. Ana udah gak tahannn..", teriakku dalam hati

"Bu.. bukan Akhi... Bukan handphone ana..", jawabku sambil keringat dingin karena kurasa benda itu mulai mengendor di dalam vaginaku yang licin

"Itu hp gw mas... Heheheh", kats Ithonk tiba2 sambil terkekeh menyebalkan

"Afwan Ukhti siapa lelaki itu?" Tanya Mas Adi penuh kecurigaan

"Eehhhh.. Eeerrr... Anaa... ngasi.. bimbingan belajar ke dia Akhi...", jawabku mulai berbohong

"Anti ngelesin disini? Berduaan?", Jelas sekali Mas Adi tidak suka melihatku berduaan dengan lelaki lain

"Engg.. Enggak kok Akhii... Ada lagi 2 orang temannya di dalam.. Me.. mereka lagi.. belajar.. kelompok.. Ana.. yang ngajar.. agar nilai.. mereka.. bagus karena.. sudah mau ujian..", kembali aku membohongi calon suamiku.

"Ohhh.. begitu.. Yasudah anti sampai jam berapa ngajarnya? Ana tungguin disini boleh? Sudah mau malam, ana kepikiran kalau anti pulang sendiri", kata Mas Adi

"Enggak usaahhhh... Akhi pulang aja . Ana gapapa.. Shh..", aku mulai mendesis kecil karena rasanya vaginaku sudah ingin keluar

"Ok ok mas.. Gapapa.. Tunggu sebentar ya. Habis ini kita selesai belajarnya. Ayo Mbak Rista lanjut lagi. Biar Mbak Rista bisa segera pulang. Heheheh..", kata Ithonk memotong pembicaraan kami sambil terkekeh

"Ya udah.. Sebentar ya Akhi..", kataku sambil kembali berjalan cepat kembali ke dalam rumah

"Iya ana tungguin Ukh...", jawab Mas Adi begitu sabar

Setiba di dalam Ithonk langsung tertawa terbahak-bahak. Bobby dan Endrix sampai heran dan bingung apa yang sudah terjadi.

"Napa lu ketawa2 sendiri? Gila lu ya?", kata Bobby

"Hahaha... Calon suaminya lagi nungguin Ukhtinya di luar sekarang.. Nih lonte ngaku lagi ngasih bimbingan ke kita. Hahahaha.."

"bimbingan? Hahahaha.. Yang ada Lu yang kita bimbing jadi lonte!", kata Endrix sambil mengangkat keatas gamisku tanpa permisi dan langung diambilnya dildo yang sudah tertancap dari tadi

"Aaahhh..", desahku saat mainan itu dicabut dengan cepat

"Anjirr becek bener nih dildo.. Sange lu ngobrol ama laki lu sambil nikmati getaran dildo? Hah?", ejek Bobby

"Enggak.. Tuann.."

"Ya udah, tuh lakinya lagi nunggu didepan. Nunggu ukhtinya kita entot. Hahaha", kata Ithonk sambil menarik tubuhku ke sofa dan menyandarkanku disana.

"Ayo sekarang lu kerja yang bener biar lu bisa segera pulang. Kasian laki lu nunggu diluar nungguin calon istrinya didalam lagi ngentot. Hahaha", kata Bobby

Mereka bertiga lalu kembali melucuti celana mereka dan kembali menampakkan alat kelamin mereka yang sudah kembali berdiri mengancung ke arahku. Endrix langsung menarik tubuhku dan memangkuku. Dia naikkan rok gamisku tanpa membuka pakaianku itu. Batang penisnya langsung ditancapkan menuju alat kelaminku

"Aaahhhhhhhh...", desahku sedikit kencang karena sedari tadi desir birahiku aku tahan

Endrix mulai menyetubuhiku dengan posisi aku dipangku olehnya menghadap ke depan. Lalu Bobby dan Ithonk berdiri di kiri dan kananku. Tanpa menunggu perintah, tanganku langsung mengocok alat kelamin mereka dan secara bergantian penis2 mereka aku masukkan dan aku kulum dengan mulutku. Yang kupikirkan saat ini adalah segera pulang dan menemui calon suamiku yangvsedang menungguku didepan rumah itu

*jleb jleb jleb jleb*

" ah ah ah ah ah ah..", desahku bersamaan dengan tiap sodokan cepet penis Endrix ke vaginaku. Terdengar begitu nakal dan menggoda

"Jilati terus kontolku Rista.. Rista Lonteee... Aaahhh..", desah Ithonk saat penisnya yang gemuk itu kujilati lubang pipisnya

"Tempik lu makin banjir aja Ris.. Sssshhhh..", kata Endrix terus memompa vaginaku

Kulihat jam dinding, waktu sudah menunjukkan pukul 17.20. Hari semakin gelap saja, sedangkan di dalam rumah aku masih harus "bekerja sebagai budak sex" oleh ketiga berandalan ini. Tidak ada suara lain selain suara gesekan kelamin, ciuman, pertukaran liur, sepongan pada penis yang terdengar di ruangan ini

Endrix sudah melepaskan batang penisnya daei vaginaku dan kali ini Bobby yang akan menyetubuhiku. Dia tiduran terlentang di lantai, sedangkan aku dimintanya untuk memompa tubuhku sendiri diatasnya. Aku arahkan sendiri batang penismya yang berotot itu ke lubang kelaminku. Karena begitu kokoh dan keras. Mudah saja penis itu membelah organ intimku yang sudah becek dan gatal. Dengan tidak sabar aku masukkan alat kelaminnya ke vaginaku agar vaginaku bisa digaruk2 oleh batang penisnya yang bertexture kasar

"Oooohhhh.. Aaahhhhh.. tuannnnnn....", aku semakin mendesah menjadi

"Enak Rista.... Terus goyangkan tubuh lu diatas kontol gw. Aaaahhh..", kata Bobby sambil turut menyodok vaginaku dari bawah.

Lalu Endrix ikut turut serta di persetubuhanku dengan Ithonk. Kulihat dia mulai mengoleskan minyak pada alat kelaminnya yang panjang. Setelah itu, pantatku sedikit ditunggingkan dan kali ini dia arahkan batang penisnya ke lubang pantatku kembali

"Aaahhh... Tuannn.. Jangan disituuuu.. Aaahhhh...", kepalaku sampai mendongak karena sekali lagi tubuhku dimasuki 2 penis oleh Endrix dan Bobby

Bobby terus menyodokkan alat kelamiinya ke vaginaku dari bawah, sedangkan Endrix dari belakang menghajar lubang anusku

*plok plok plok plok* suara persetubuhan kami terdengat jelas

Tubuhku dihimpit oleh mereka berdua. Tidak cukup sampai disitu Ithonk pun mendekatiku dan memintaku mengulum batang penisnya. Jadilah seluruh lubang pada tubuhku harus melayani tiga penis. Bobby pada vaginaku, ithonk pada mulutku, dan Endrix pada lubang pantatku. Desahan demi desahan kami terdengar bersahut-sahutan. Aku hanya berharap Mas Adi tidak mendengar kegaduhan yang terjadi di dalam rumah ini

***

Jam sudah menunjukkan pukul 17.45, kurang lebih sudah 25 menit aku sudah melayani mereka bertiga. Aku begitu lemas dan lelah. Aroma tubuhku sudah tidak sewangi seperti biasanya
Kuraba vaginaku dan lubang pantatku yang terasa begitu perih. Tersisa ceceran air mani Endrix dan Bobby. Meluber cukup banyak hingga sedikit meninggalkan noda oada gamisku. Bibirku juga mengalami nasib yang sama. Sperma Ithonk dimuncratkan saat aku mengulum batang penisnya dan aku harus menelan cairan mani pria gemuk itu sampai tal tersisa

Aku kembali merapikan pakaianku sebelum meninggalkan rumah ini. Terlihat beberapa noda sperma pada gamisku, khusunya pada bagian rok gamisku bagian belakang. Aku lalu keluar hingga ke pagar depan. Kudapati disana Mas Adi masih setia menungguku, wajahnya tersenyum saat melihat aku sudah selesai bekerja

"Sudah selesai Ukhti Rista ngajarnya? Ayo iring2an ke rumah anti.. Ana pastikan anti sampai dirumah dengan selamat. Ana akan jagain Ukhti Rista", kata Mas Adi penuh semangat

Mataku berkaca-kaca mendengar dan melihat keluguan pemuda yang tulus mencintaiku ini. Air mataku tak kuasa kubendung hingga sedikit menetes jatuh ke pipiku, buru2 aku usap air mata yang jatuh itu dan memastikan Mas Adi tidak melihatku sedang menangis

*Afwan Akhi....*, kataku dalam hati dan kami pun beriringan pulang mengendarai motor masing2 menuju ke rumah kontrakanku..

***bersambung***
Mantul lajutkan gan sampai tamat
 
Sekedar saran aja: ga ada preman/berandalan yang nyebut tititnya sendiri dengan kata ‘penis gue’

Kalau buat narasi (POV narator) sih, silakan pakai kata baku
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd