Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Apakah cerita ini terlalu kejam dan sadis? Perlu di softin lagi?

  • Dikurangi kejamnya

    Votes: 96 39,0%
  • Sudah pas

    Votes: 50 20,3%
  • lebih kejam lagi

    Votes: 100 40,7%

  • Total voters
    246
  • Poll closed .
Status
Please reply by conversation.
Karakter Nisa kayaknya bisa tuh om dibuat cerita tersendiri, semacam side story gitu. Timeline nya bisa setelah kejadian di cerita ini. Sekedar usul aja y om
 
Bimabet
Scene 21 : Dewi - Alat Pembayaran

*Beberapa hari setelah kejadian kajian zina yang melibatkan Dewi dan Nisa*

Dewi siang itu sedang asyik teleponan dengan Ustadzah Nisa. Semenjak kejadian Kajian Zina beberapa hari yang lalu, Ustadzah Nisa sangat sulit ditemui dan dihubungi. Kebetulan hari ini status WA Ustadzah Nisa sedang online dan buru-buru Dewi menghubungi akhwat berkacamata itu. Dewi ingin segera meminta maaf kepada sahabatnya sekaligus rekan dakwahnya itu karena dirinya, Ustadzah Nisa jadi ikut terlibat permainan gila kemaren

"Afwan ya Ukhti, gara2 ana anti jadi kena juga..", kata Dewi

"Tidak apa-apa Ukh.. Sudah menjadi takdir ana.. Itu awalnya gimana sih Ukh kok anti bisa diperkosa mereka?", tanya Ustadzah Nisa penasaran

"Mereka tergoda dengan ana. Ditambah lagi situasi ana saat itu wanita seorang diri disana..", jawab Dewi sedikit berbohong

"Akhi Ryan ngga ngelindungi Ustadzah?", tanya Nisa semakin penasaran

"Percuma Ukh.. Akhi Ryan cuma sendiri melawan 10 orang justru membahayakan dirinya sendiri..", jawab Dewi

"Hufff.. Ana berencana melaporkan mereka semua Ukhti. Mereka sudah keterlaluan.. Biar kapok mereka", kata Nisa

"Eehh.. Jangan Ukhti.. Biarlah ini menjadi aib kita saja. Jangan sampai kejadian ini tersebar di Lembaga Dakwah kita ya Ust..Ana kawatir semua akan menjadi runyam dan malah tidak karu-karuan.. Ana juga sudah sampaikan ke Akhi Ryan tidak perlu menceritakan kejadian kemarin kepada siapapun", kata Dewi

"Tapi ana kesel Ukh.. Yasudah kalau itu mau anti", kata Nisa

"Anti sekarang dimana? gimana keadaan anti?", kali ini Dewi yang bertanya

"Alhmdllh.. Baik Ustadzah.. Afwan ana akhir-akhir sibuk terus jarang ngecek hape. Ana sedang sibuk belajar berbisnis nih Ukh.. Awalnya ana ragu dan terpaksa menjalani bisnis ini.. Tapi setelah tahu hasilnya menjanjikan, ana jadi ga bisa berhenti Ustadzah. Syukurlah keuangan semakin lancar.. Pelanggan semakin banyak Lumayan buat bantuin suami juga.."

"Sibuk bisnis apa nih Ustadzah Nisa? Ajak2 dong...", tanya Dewi kali ini yang penasaran

"Mau?? Hihihi.. Udah dulu ya Ustadzah. Teman-teman ana sudah datang.. Om Om.. Siniii...", kata Ustadzah Nisa diseberang sana seperti memanggil seseorang

*Om Om?* tanya Dewi dalam hati

***

Tiba-tiba dari arah luar rumahnya terdengar bunyi gembok pagar yang ditenteng. Sepertinya suara itu terdengar dari rumahnya

*teng teng teng teng teng* Suara pagar yang dipukul itu semakin kencang memekikkan telinga.

"woy Ko, keluar lu. Jangan sembunyi lu Ko", pekik suara seorang pria dari luar

Suara teriak-teriakan kencang yang memanggil nama suaminya, menimbulkan kegaduhan di siang hari yang terik ini. Dewi yang merasa tidak enak dengan para tetangga memutuskan untuk segera keluar rumah, karena mereka terus memanggil nama Eko suaminya

"Afwan, mas-mas nyari suami saya? suami saya masih kerja belum pulang. Mungkin bisa ketemu besok..", jawab Dewi sedikit galak

"Tidak bisa!! Gw ada urusan sama suami lu, mana suami lu?? Kita tunggu sampai pengecut itu datang", teriak Bobby

"Sebentar, ana hubungi suami ana dulu mas..", kata Dewi

Dewi lalu kembali kedalam rumah kontrakannya untuk mengambil handphone dan segera mengubungi suaminya

"Halo aslmlkm Bii.. Ini didepan rumah ada 2 pria wajahnya serem nyari abi.. Mereka marah2. Ada apa ya bi?"

"Iya mi.. Bilang saja Abi lagi ngga ada dirumah ya"

"Sudah bii.. Mereka memaksa menemui abi dan menunggu sampai abi pulang"

"Aduhhh.. Ummi kira2 bisa atasi mereka nggak?"

"Maksud abi? Ummi ngga paham"

"Coba Ummi rayu mereka", kata suamiku yang membuat Dewi syok

"Abi minta ummi ngerayu mereka? Abi gimana sihhh.."

"Bukan, maksud abi, coba ummi ngobrol baik2 dengan mereka. Ajak mereka masuk rumah, suguhi minuman, Siapa tau perkataan ummi yang santun bisa melembutkan hati mereka. Gitu lho mmi..", bujuk Eko

"Jadi abi kasih ijin mereka masuk kerumah?"

"Iya untuk kali ini aja mmi.. Please Abi juga bingung ngehadapin mereka. coba ummi temui mereka dulu yaa.. Siapa tau mereka bisa melunak"

"Abi ada masalah apa sih sama mereka?"

"Nanti Abi jelasin.. Ummi sekarang layani mereka dulu ya. Sudah dulu Abi mau lanjut kerjaa. I love you", kata Eko langsung menutup pintu

"Gimana sih bii.. kok malah ditutup..", jawab Dewi dongkol

Lalu setelah Dewi selesai menghubungi suaminya, ia memberanikan diri untuk kembali keluar rumah menemui ketiga pemuda2 berwajah preman itu.

"Semoga lisanku dilancarkan ya tuhan..", kata Dewi dalam hati

"Afwan mas.. Ana sudah mencoba hubungi suami ana, tetapi beliau tidak bisa pulang sekarang karena masih menyelesaikan urusan kerjaan."

"Tidak bisa, kita harus ketemu suami lu hari ini juga!! Ada urusan yang harus diselesaikan. Boss gw sudah ngomel2 nih mbak, suami mbak pembohong janji melulu ga pernah ditepati", kata Ithonk

Betapa terkejutnya Dewi saat suaminya dibilang pembohong. Seingatnya selama menjadi istri Eko 8 tahun, suaminya tidak pernah sekalipun membohonginya

"Afwan, tidak enak kalau sampai tetangga ana dengar. Apakah mas mas bersedia masuk dulu ke dalam rumah? dibahas baik2 dengan pikiran jernih..", bujuk Dewi

Mata Bobby dan Ithonk saling berpandangan. Mereka tidak menyangka Dewi mengajak mereka masuk ke dalam rumahnya. Lalu, kedua pria itu memandangi tubuh Dewi yang dibungkus pakaian syari dari atas sampai bawah. Tatapan mata mereka sangat jelalatan hingga membuat Dewi tidak nyaman. Wajar saja, meskipun Dewi saat ini sudah binal, tetapi saat ini dirinya sedang tidak dalam keadaan terangsang dan gatal, sehingga logika wanita bercadar itu masih bisa diatur dan dikendalikan. Sebagai seorang akhwat, dipandangi dengan tatapan seperti itu amatlah tidak nyaman baginya. Sehingga ia hanya bisa terus menundukkan pandangan menghindari tatapan nakal Bobby dan Ithonk

"Okeh kalau gitu, kita tunggu didalam", kata Bobby

Dewi segera membukakan pagar rumah dan mempersilakan kedua pria itu masuk ke dalam rumahnya. Sama sekali Wanita bercadar itu tidak berani menatap wajah keduanmnya. Sedangkan Bobby dan Ithonk memandangi tubuh Dewi tiada henti. Saat Dewi berjalan membelakangi mereka. Mereka berjalan dibelakang gadis itu sambil memandangi bongkahan bokong Dewi yang terlihat sexy dibalik gamisnya yang sedikit kekecilan. Maklum, dia sedang berada di rumah sehingga dia memakai gamis apa adanya. sambil berbisik-berbisik dan tertawa terkekeh, mereka terus memandangi pantat Dewi ketika berjalan. Tangan pria berandal gemuk yang bernama Ithonk bahkan memberikan gesture meremas2 pantat akhwat itu dari kejauhan. Sungguh sikap mereka sangat melecehkan Dewi

"Silakan duduk mas", kata Dewi sambil mempersilakan ketiga pemuda berandal itu duduk di sofa.

"Perkenalkan nama saya Bobby, dan ini Ithonk", kata Bobby sambil menjulurkan tangan ke Dewi. Namun dengan halus Dewi menolak jabat tangan itu dengan menarik tangannya dan meletakkan tangannya didepan dadanya sambil menundukkan pandangan. Lalu Dewi permisi ke dapur sebentar.

"Afwan, saya kedapur dulu..", kata Dewi mencoba tetap tenang dan berjalan ke arah dapur

Lalu Itonk dan Bobby segera duduk di sofa yang ada diruang tamu tersebut

"ciye ciye dikacangin lu hahahaha", ejek ithonk kepada Bobby

"Sialan.. Akan gw buat tu lonte menyesal nanti", kata Bobby sambil mengepalkan tangan

Sesampainya didapur Dewi langsung kembali menghubungi suaminya. Dari tadi Dewi mencoba terlihat tenang, padahal dalam hatinya saat ini dia sedang ketakutan

"Halo aslmlkm.. Abii Mereka sudah didalam rumah, Ummi tidak nyaman abi.. Abi pulanglah. Umi takut sendirian", kata Dewi manja meminta suaminya pulang

"Afwan ummi.. Abi juga bingung belum bisa pulang.. Coba ummi tetap tenang sambil menemani mereka sebentar ya.. Abi cari solusi dulu"

"Ihh.. Abiii.. Yaudah semoga ummi bisa.. Aslmlkm", kata Dewi ketus karena suaminya bersikap tidak gentle dan melemparkan masalahnya ke istrinya

Sedangkan diruang tamu, para berandal itu asyik tertawa-tawa dan berbisik-bisik seperti merencanakan sesuatu. Kemudian Ithonk membuka beberapa lembar berkas yang mereka masukkan didalam tas.

"Sexy bener itu body bininya Eko. Lu liat gak ia up bokongnya Thonk? Enak banget disodok tuh sambil ditampar-tampar, gak kalah sama si Rista", kata Bobby

"Penasaran gw sama onderdil dan wajah dibalik cadar ama gamisnya.. Bakalan secantik Rista gak menurut lu?", kata Ithonk

"Iya pastinya, liat aja tuh matanya, bikin sange njir. Teduh bener", kata Bobby

"Lama bener dia, gw susul ke belakang ah", kata Ithonk sambil berjalan mengendap menuju dapur tempat Dewi berada

Ithonk berjalan perlahan mendekati Dewi yang sedang membuatkan teh. Lalu ditepuknya bahu Dewi pelan-pelan membuat akhwat bercadar itu terkejut

"Astgflhldzm..", Dewi sampai menjatuhkan sendok saking terkejutnya

"Afwan mas tunggu diruang tamu saja. ana lagi buat teh. Lain kali tolong jangan asal sentuh seperti itu..", kata Dewi sedikit protes kesal. Sebagai seorang akhwat, diperlakukan begitu saja, sama saja tidak menghormati dirinya

Lalu ia menundukkan kepalannya kebawah mengambil sendok. Saat posisi menunduk mengambil sendok itulah, bongkahan pantat Dewi terangkat keatas dan semakin menggoda Ithonk. Lekukannya begitu membulat sempurna menantang, samar2 tercetak garis celana dalamnya yang tertutup gamis. Pria itu sampai bergerak jakunnya saking tak tahan melihat keindahan pantat Dewi yang masih tersembunyi dibalik gamisnya yang kekecilan

"Hehe maap maap mbak, habis mbaknya lama sekali di dapur. Saya kira lagi ngapain..", kata Ithonk sambil berjalan kembali ke ruang tamu

Lalu Dewi kembali keruang tamu sambil membawa 2 cangkir teh yang ia letakkan diatas nampan. Sambil duduk berlutut Dewi menata cangkir2 teh itu pada meja ruang tamu, menghidangkan minuman hangat itu kepada ketiga berandal.

"Duduk sini mbak", kata Bobby sambil menepuk sofa disamping posisi duduknya.

Sengaja oleh mereka hanya menyisakan satu ruang duduk ditengah-tengah sofa. Sebelah kanan, tempat Bobby duduk, sedangkan sebelah kiri tempat Ithonk duduk.

"Afwan boleh ana duduk disisi ujung?", kata Dewi mencoba menjaga jarak dengan pria yang bukan mahromnya

"Tidak bisa, sini saya jelasin masalah suami mbak yang pengecut itu. Sini duduk sini mbak", ajak Bobby lagi sambil kembali menepuk-nepuk sofa

"Tenang kita sudah sepakat bicarakan ini baik-baik kok mbak, biar sama2 enak", kata Itonk membujuk Dewi agar tidak perlu ketakutan lagi

Dewi akhirnya terpaksa duduk diantara Ithonk dan Bobby. Terlihat sekali bagaimana canggungnya dia duduk diantara dua pria yang tidak dikenalnya itu. Kedua kaki serta bahunya dirapatkan untuk menjaga tubuhnya agar tidak bersentuhan dengan mereka. Dewi tidak bisa seenaknya kali ini. karena kedua pria disampingnya ini mengenal suaminya sehingga ia harus menjaga image sebagau istri shalihah.

"Jadi begini mbak.. Suami Mbak si Eko itu punya hutang sama boss saya. Sesuai kesepakatan jatuh temponya sebenarnya 2 minggu yang lalu, Namun tidak ada itikad baik dari suami mbak. Dia malah slalu kabur menghindar", kata Bobby mulai bercerita

"Demi Tuhan, tidak mungkin Mas Eko sampai berhutang. Kami tidak merasa kekurangan dari segi materi", kata Dewi terkejut mendengar perkataan Bobby.

"Yaa.. Tapi uang yang dikasih Eko ke mbak itu uang hasil utang ke boss saya.", kata Ithonk

"Benarkah?", tanya Dewi terkejut

Bobby dan Ithonk mengangguk bersamaan. Tangan Dewi bergetar, tubuhnya mulai terisak menangis. Suaminya sama sekali tidak pernah bercerita tentang hal ini. Jika tau kalau suaminya ternyata selama ini berhutang , tentu Dewi tidak akan sembarangan menerima pemberian suaminya. Motor baru, hape baru, gamis dan cadar baru, alat dapur baru, dan sebagainya, tentu Dewi akan menolak itu semua. Ia begitu menyesal tidak pernah bertanya detail sisa tabungan suaminya. Suaminya hanya menjawab kalau tabungannya masih ada dan aman, tidak perlu kuatir

"Memang suami ana hutang berapa?"

Lalu Bobby menunjukkan selembar kertas rincian hutang suami Dewi. Betapa terkejutnya Dewi melihat nominal hutang suaminy

"60juta... itu total hutang belum bunga. Kalau dengan bunga mencapai 85juta..". jawab Bobby tersenyum melihat ekspresi wajah Dewi yang syok

"Astghfrlh.. Demi tuhan tidak mungkin suami saya hutang sistem bunga seperti itu..", Dewi semakin sedih melihat suaminya ternyata berhutang memakai bunga. Padahal mereka sudah sepakat untuk menghindari riba

"Namun kenyataannya suamimu setuju. ini tanda tangannya", kata Ithonk sambil menunjukkan tanda tangan asli milik suami Dewi

"Afwan saat ini ana juga tidak ada tabungan untuk membantu melunasi hutang suami ana, ana juga tidak bisa bantu apa2..", kata Dewi

"Oh tidak, saya tidak minta mbak melunasi hutang suami mbak. Sruppppppp", kata Bobby sambil menyeruput teh buatan Dewi

"Saya hanya mau bertemu dengan suami mbak, mana itikad baiknya. Bukannya kabur kayak gini dan berlindung dibalik tetek istrinya", kata Bobby lagi

"Afwan.. mas bilang apa?", kata Dewi ingin memastikan kembali apa yang didengarnya barusan

"Apa? berlindung di balik ketek istrinya?", kata Bobby

"Oh.. afwan ana salah dengar"

Dewi merasa dia mendengar sebuah kata yang familiar diucapkan oleh orang-orang yang pernha bersetebuh dengannya. Tiba-tiba saja Dewi teringat dengan cerita bokep Jepang yang ditontonnya. Tentang seorang istri yang melunasi hutang suaminya dengan cara memakai tubuhnya. Dewi segera menepis pikiran itu. Tidak bisa ia bayangkan bagaimana perasaan suaminya yang pasti akan sangat kecewa kepadanya.

"coba mbak hubungi suami mbak lagi. jika tidak bisa saya berikan opsi terakhir. Win win solutions. Heheheh..", kata Bobby sambil menyeringai

"Iya mas afwan ana coba hubungi suami saya kembali", kata Dewi sambil mengambil handphone di kantong gamisnya

"coba diloud speaker. Saya juga mau ngomong", kata Bobby lagi

*tuutttttt tuttttttt*

"Halo aslmlkm.. Gimana ummi? umii berhasil rayu mereka?"

"Wlkmslm.. Blm abi.. coba abi ngomong sama mas Bobby", Kata Dewi sambil menyerahkan handphonenya ke lelaki yang duduk disampingnya

"Bobby siapa Mmi?", tanya Eko

"Yang nagih utang Abi..."

"Halo.. Mas, saya orangnya Boss Endrix..", tiba-tiba Bobby menyahut

"Oohh... iya iya maaf mas..", jawab Eko

"Mas Eko ini gimana.. kok malah ngilang,? malah bersembunyi dibalik tetek istrinya", kata Bobby membuat Dewi terkejut kembali

Dewi yakin sekali mendengar kata "tetek istrinya", sebuah kata yang cabul dengan dia sebagai subjeknya. wanita bercadar itu gusar dan tidak nyaman berada diantara mereka. Jelas sekali lelaki disampingnya mengucapkan kata cabul yang sangat tidak pantas diucapkan kepada seorang akhwat bercadar.

Ingin ia usir para berandal ini, namun abinya di kampung selalu menekankan untuk selalu memuliakan tamu sesulit apapun situasinya, sehingga Dewi mencoba untuk bersabar

"Jadi saya boleh pakai solusi alternatif win win solution ya biar sama2 enak. Habis gini istrimu saya jelaskan solusi alternatifnya. Setelah ini istrimu kita bawa ke markas. Kalau lu mau liat istrimu diewe, segera datang ke Endrix. Heheheh.."

"Errr.. Tapi Mas tolong jangan kasar kas...."

*tuut tuut tuttt* telepon ditutup langsung oleh Bobby

Dikantornya, eko berkali-kali menggaruk kepalanya membayangkan apa yang akan terjadi dengan istrinya. Ia terlihat begitu kebingungan dan berjalan mondar mandir diruang kerjanya. Eko ingat betul beberapa poin demi poin surat perjanjian yang secara garis besar tak lain akan menjadikan istrinya sebagai budak sex Endrix dan the gank.

"Aarrrgghh siaallll....", teriak suami Dewi itu dikantor membuat beberapa rekan kerjanya menoleh ke arahnya kebingungan

"Ada masalah apa pak eko?", tanya sales manajer kantor Eko

"Ini ada masalah keluarga pak di rumah.. Maaf maaf...", jawab Eko tidak enak

"Masalah serius ya? Ya udah bapak selesaikan dulu masalahnya daripada bapak tidak bisa kerja dengan baik dikantor. Pak Eko boleh pulang dulu, nanti saya sampaikan pimpinan", kata Pak manajer

"Eh beneran pak?"

"Iya, tapi potong gaji ya bulan depan.."

"Aaahhh.. iya gapapa deh pak. Makasih Pak Men (Pak menejer)", kata Eko dan langsung merapikan meja kerja meninggalkan kantor dan ingin segera melihat kondisi istrinya.

***
"Saya ada solusi.. Suami mbak juga sudah setuju kok.. Heheheh", kata Bobby

"solusinya seperti apa mas?"

"Silakan Mbak baca dulu suratnya, ini ditulis dan ditanda tangani oleh suamimu sendiri. Silakan baca sendiri, biar ngga dikira saya mengada-ada. Sruuppppppp", Kata Bobby sambil kembali menyeruput teh

Dewi lalu membaca tulisan disecarik kertas yang ditulis oleh suaminya sendiri. Dia baca kata demi kata dengan seksama penuh konsentrasi

"Yth. Sdr. Endrix & gank
di tempat

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Eko Hardianto
Alamat : Jl Sukacolok Gg. Taman

Dengan surat ini menyatakan jika nanti pada akhirnya, dibatas waktu yang telah ditentukan saya tidak bisa melunasi hutang saya sebesar Rp 85.000.000 maka saya bersedia menyerahkan harta saya yang paling berharga di dunia yaitu:

Nama : Dewi Amelia Jihan
Usia : 28 tahun

berikutnya disebut "Istri"

Dengan demikian Sdr. Endrix & Gank berhak atas istri saya dan istri saya wajib menjalankan kewajiban-kewajiban serta perintah Sdr. Endrix & Gank tanpa terkecuali. Kami sepakat istri saya yang bernama Dewi Amelia Jihan digunakan sebagai alat pembayaran yang sah atas hutang saya dan boleh digunakan Sdr. Endrix dan Gank sepuas-sepuasnya

Demikian surat ini saya buat dengan sadar dan tanpa paksaan siapapun. Atas perhatian, kerjasama, serta bantuannya saya sampaikan terima kasih

Ttd : Eko Nurmanto"

Tumpah sudah airmata Dewi membaca surat itu. Betapa hancur hatinya, saking berat cobaan suaminya sehingga suaminya tega menulis surat yang secara tak langsung "menjual istrinya" kepada Endrix dkk sebagai alat pembayaran pengganti uang

Dewi sama sekali tidak menyangka suaminya berbuat sejauh itu. Rasanya hancur sudah semua dinding yang selama ini dia jaga, Dewi yang selalu menjaga keshalihannya dihadapan suaminya, pada akhirnya dia harus di jual kepada yang memberi hutang suaminya itu.

*Tidak aku harus menjaga harga diriku, Aku tidak mau di cap murahan menerima semudah itu.. aku harus menolak usul ini*, kata Dewi dalam hati

"Saya menolak mas!", kata Dewi begitu tegas dan penuh keyakinan

"Ow? menolak? coba baca dulu poin2 di halaman belakangnya", usul Ithonk santai

"- Bahwa benar pihak kesatu memiliki hutang kepada pihak kedua dengan nominal Rp 60.000.000,- (85.000.000,- dengan bunga) dan bersedia melunasi hutangnya 1 bulan setelah surat ini ditanda tangani.

- Jika pihak kesatu tidak bisa melunasi hutangnya dan melewati batas pembayaran yang telah ditentukan, maka pihak kedua berhak atas segala harta pihak kesatu. Jika pihak kesatu tidak memiliki harta yang senilai/sepadan dengan nilai hutang, pihak kesatu wajib menyerahkan hartanya yang paling berharga yaitu istrinya yang bernama Dewi Amelia Jihan kepada pihak kedua untuk dipekerjakan

- Opsional : Pihak kesatu memperoleh keringanan tidak perlu membayar hutangnya, namun sebagai gantinya istri dari pihak kesatu yang bernama Dewi Amelia Jihan menjadi alat pembayaran yang sah. Dengan Rincian sbb:
- Harga tiap pertemuan Rp 500.000,-, jika nominal hutang 85.000.000,- maka diperlukan pertemuan sebanyak 170x
-Pertemuan yang dimaksud berupa tindakan cabul, mesum, perzinahan, dan perngentotan. Pihak kesatu beserta istri wajib menuruti pihak kedua tanpa terkecuali
-Jika istri pihak ke satu menolak, maka alat pembayaran hutang akan dibebankan kepada adik kandungnya yang bernama Rista Amelia Jihan.
-Selama menjadi alat pembayaran, istri pihak kesatu wajib bersedia dipanggil sewaktu-waktu bahkan tengah malam sekalipun untuk "bekerja menjalankan kewajibannya" dan wajib memanggil pihak kedua dengan sebutan "Tuan"
-Selama menjadi alat pembayaran, istri pihak satu dilarang melayani hubungan ranjang kepada pihak kesatu kecuali atas ijin pihak kedua
-Pihak kedua diperbolehkan menjual istri pihak kesatu sebagai ganti pelunasan hutang kepada siapapun jika diperlukan
-Jika selama menjadi alat pembayaran istri pihak kesatu hamil, maka diluar tanggung jawab pihak kedua
-Jika istri pihak kesatu hamil, maka tetap wajib bekerja kepada pihak kedua dengan ikhlas
-Jika istri pihak kesatu ketagihan bekerja kepada pihak kedua, maka pihak kesatu harus rela istrinya bekerja seumur hidup kepada pihak kedua / sampai pihak kedua bosan / tidak memerlukan istri pihak kesatu lagi
-Jika pihak satu melanggar kesepakatan perjanjian ini, pihak satu wajib menceraikan istrinya dan menyerahkan seutuhnya istrinya kepada pihak kedua, serta wajib membayar keseluruhan hutang beserta bunganya sebesar 25% belum termasuk denda keterlambatan sebesar 1% tiap harinya

Tertanda, Eko Nurmanto dan Endrix"

"Gilaa.. ini adalah cara yang haram dan salah.. ana menolak!!", kata Dewi

"Gapapa mbak menolak, tetapi gantinya Rista menjadi milik kami", ancam Bobby

"Tidak ini semua ngga ada hubungannya dengan Rista!! Jangan ganggu adik ana!!! kalian menjijikkan", emosi Dewi tak tertahankan lagi

"Hahahahah.. terserah. Ok mbak kita pamit dulu. Besok Rista menjadi milik kami", kata Bobby penuh kemenangan

Mereka begitu yakin, Dewi tidak akan bisa melawan jika Rista sudah dia libatkan. Mereka tahu betul Dewi begitu sayang kepada adiknya sehingga ia yakin sudah memenangkan permainan ini

Saat Bobby dan Ithonk berdiri bermaksud meninggalkan rumah Dewi, tangan Dewi menahan tangan Bobby, Bobby tersenyum penuh kemenangan

"Tunggu mas.. Ana bersedia.. ", kata Dewi

"Kalau gitu.. Ikut kita", kata Bobby sambil membawa Dewi pergi

***

"Halo cantik..", Sapa Endrix setelah Dewi tiba di markas kebesarannya

"Kamu kan? Yang di swalayan...?", kata Dewi terkejut. Dewi ingat betul pria ini yang membayari belanja bulanannya beberapa bulan yang lalu

"Ya setelah itu suamimu ketagihan pinjam duit ke saya. Hehehe", kata Endrix

"Jahat kamu mas!!!", kata Dewi penuh emosi

"Gw hanya bantu suamimu yang lagi kesulitan. Apa salah? Heheheh", kata Endrix

"Ini Bro suratnya, suruh mbaknya tanda tangan juga biar sama-sama enak", Kata Bobby sambil menyerahkan surat yang dibawanya tadi

"Ok, Kalau setuju silakan tanda tangan disini mbak", kata Endrix penuh kemenangan

Dewi tak punya pilihan lain selain menanda tangani surat itu sehingga resmi sudah Dewi menjadi budak Sex Endrix & gank

"Bagus.. begini kan sama2 enak. Tenang aja, lu lama2 akan ketagihan...", kata Endrix mulai kasar.

Desiran nafsu Dewi juga tak disadarinya semakin naik. Bayang-bayang film porno yang ia tonton benar2 terjadi padanya. Semakin Dewi terangsang, semakin lubang kelaminnya terasa gatal. Tubuh Dewi mulai berkeringat, gejolak api birahi mulai membakar tubuh serta pikirannya. Dewi tetap berdiri sambil menggenggam erat tangannya. Mencoba menahan desiran syahwatnya, dan menjaga imagenya sebagai istri shalihah.

"Ayo semangat lah lonte.. Jangan bengong gitu.. Oh iya anggap ini masa training jadi hari ini belum dihitung pertemuan pertama ya.", kata Endrix

"Waah menang banyak nih kita", kata Ithonk sambil menekan area selangkangannya yang mulai mengeras

"Oiya kenalan lagi, tadi lu belum jadi budak sombong sekali gak mau jabat tangan sama gw.. Kenalkan nama gw Bobby", kata Bobby sambil menjulurkan tangannya ke Dewi

Dewi masih ragu menerima jabat tangan Bobby, pelan sekali tangannya bergerak mendekati tangan Bobby dan akan meraih jabat tangan itu. Saat sudah hampir bersalaman tiba2 Bobby menarik kembali tangannya menjauhi tangan Dewi

"Ciuh gak sudi! Najis. Hahahah", ejek Bobby

Dewi begitu terhina dipermainkan dan ditertawakan seperti itu

"Sombong bener Ndrix dia, tadi dia juga gak mau disentuh pundaknya waktu didapur. Heheheh", kata Ithonk masih dendam kepada kejadian itu

"coba Sekarang lu sentuh dia masih sombong gak ni akhwat", kata Endrix

Dewi sedikit menjaga jarak dan terus berjalan mundur, ketiga pria itu mendekat ke arah muslimah bercadar itu sambil menyeringai menyeramkan memegang kendali permainan ini

"Kalian jangan macam2.. ana akan teriak..", Kata Dewi saat menyadari tubuhnya sudah bersandar pada tembok tidak bisa melangkah mundur menjauhi mereka

"Heheheh.. teriak aja, orang2 yang kesini akan gw kasih uang buat merkosa lu sekalian. Mereka juga pasti penasaran tubuh wanita bercadar seperti apa. Hahahah..", kata Endrix

"Kalian keterlaluan!!!", kata Dewi

"Udahlah Mbak, lu nikmatin aja profesi baru lu. Lu bakalan suka kok", goda Ithonk sambil cengengesan

"Ayo, kalian.. td dia galak ke lu-lu pade kan? balas galakin lah.. Hahah", kata Endrix

Bobby dan Ithonk mulai mendekati tubuh Dewi. Mereka berniat membalas kesombongan Dewi tadi yang menolak untuk disentuh. Dewi yang sudah tersudut hanya bisa bersandar pada dinding, tangan gadis itu dirapatkannya di dada mencoba mempertahankan harga dirinya. Lalu dengan cepat ditangkapnya tangan Dewi dan langsung diletakkan diatas kepalanya oleh Bobby.

"Sini tangan lu, sombong bener lu gak mau disentuh tangannya..", Kata Bobby sambil membelai merangsang permukaan jemari Dewi yang lembut

Lalu dibaliknya tubuh gadis bercadar itu dengan kuat dan cepat menghadap tembok. Tangan Dewi terus ditahan dan diletakkan diatas kepalanya hingga posisinya kali ini menghadap tembok dengan tangan diatas kepala

Diendusnya sebentar aroma ketiak muslimah bercadar itu oleh Bobby dan Ithonk. Hidung mereka mulai menciumi bagian ketiak Dewi perlahan. Nafas samar-samar terdengar Dewi tersengal-sengal dari balik cadarnya. Nafsunya semakin bangkit karena diperlakukan seperti itu. Tetapi Dewi masih terus mencoba bertahan tidak langsung menunjukkan jati dirinya yang sebenarnya

"Tadi dia dipegang bahunya aja marah-marah. Kesel Gw.. Sekarang gw mau raba pantat lu yang sexy ini sepuasnya. Hehe", kata Ithonk

Kali ini Ithonk meraba bongkahan pantat Dewi yang bulat tercetak pada gamisnya yang sedikit ketat. Kedua bongkahan pantat Dewi dirabanya terus perlahan dengan gerakan melingkar. Disusuri oleh jemarinya perlahan pantat sekal itu sambil mencoba memberikan rasa geli pada tubuh Dewi

Bobby pun turut menggerayangi bagian belakang tubuh Dewi. Kedua pria itu mulai leluasa meraba dan menggerayangi punggung serta pantat Dewi dengan gerakan acak. Dewi yang terus dirangsang seperti itu bergerak-gerak meronta menepis birahinya. Tangan Bobby dan Ithonk bersamaan mulai meraba pantat Dewi dan meremas-remas kedua bongkahan pantat itu bersamaan.

"Ssshh", Dewi mendesis pelan sambil menggigit bibirnya mencoba tidak tergoda dengan rangsangan itu. Tubuh Dewi sedikit meronta dan melawan mencoba tidak terbuai permainan nakal mereka

Tanpa disadarinya, tubuhnya yang terus meronta menyebabkan pantatnya bergoyang-giyang sehingga malah menjadi tontonan indah bagi ketiga berandal itu. ketiga pria itu mendekati tubuh Dewi yang masih terus meronta.

*plak plak plak plak plak plak plak* Tiba-tiba Endrix turut serta sambil menampar-nampar pantat Dewi

"Lu pake rangkepan celamis di balik gamis lu?", tanya Endrix

"I.. Iya..", jawab Dewi

"Turunkan.. Mulai sekarang lu dilarang pake rangkepan dibalik gamis lu", kata Endrix

"I.. Iya..", jawab Dewi

"Panggil kita tuan!", bentak Endrix

"I.. Iya tuan..", Kata Dewi sambil dengan hati-hati ia pelorot celamisnya hingga terlepas dari kedua kakinya. Celamis Dewi langsung direbut dan dibuang begitu saja oleh Endrix

bertubi-tubi pantat sexy Dewi ditampar-tampar oleh Endrix, Bobby dan Itonk bergantian dengan kasar. Perlahan perlawanan Dewi mulai melemah. Pantatnya tidak lagi bergoyang-goyang karena disadarinya semakin dia meronta, tamparan mereka akan semakin kencang

"Angkat Roknya", kata Endrix

"Eehh.. Ngga mau!!!!!", kata Dewi kembali meronta

*plak plak plak* Bobby ikutan menampar pantat sexy Dewi

"Ayo angkat, atau lu bakalan nyesel!!"

"I..Iya Ampun..", kata Dewi tak tahan pantatnya terus ditampar hingga memerah.

Dewi pun mulai mengangkat roknya sendiri keatas. Kedua kakinya yang indah mulai tersingkap dengan kaos kakinya yang masih terpasang rapi. Tampaklah celana dalam model biasa berwarna cream. Dewi menahan posisi itu beberapa saat agar ketiga pria itu bisa memandangi area pantatnya sepuas mereka.

"Hahaha.. Ini sempak model jadul masih dipake aja. Gmn lu bisa laku dijual kalau sempak lu model gini", kata Endrix sambil meremas pantat dan sesekali dipukul-pukulnya bongkahan pantat Dewi yang masih tertutup celana dalam model standardnya itu

"Bro, dia kan sekarang jadi lonte kan.. jadi ga perlu pake sempak, yang dibutuhin itu lubang tempik sama lubang pantatnya buat dipejuin. Heheheh", kata Ithonk sambil turut menampar-nampar pantat Dewi

"Aaahhhh.. Sakit mas..", lenguh Dewi

Dewi hanya bisa pasrah bersandar pada dinding saat tangan-tangan ketiga pria itu menjamah dan memukuli pantatnya. Sesekali tubuhnya memberontak dan melawan namun sayangnya ia tidak bisa terlepas dari cengkraman ketiga pria itu

"Oh iya, ni lonte kan gak butuh sempak", kata Endrix sambil menarik ke bawah celana dalam Dewi hingga perlahan belahan pantat Dewi terlihat. Endrix terus menarik turun celana dalam Dewi hingga sebatas lutut sang Ustadzah. Pantat Dewi sudah terbuka bebas dihadapan ketiga pria itu. Sebuah pantat yang sekal, semok, dan sexy dipadukan mulusnya kulit pahanya yang berwarna cerah.

"Anjirrr.. Sange juga dia.. Sempaknya sampai becek gini", kata Endrix sambil mengendus aroma celana dalam bekas Dewi

"Gimana Aroma tempiknya bro?"

"Hehehe.. Sedikit Asem..", jawab Endrix

"Nggakk..Sudah mas.. Ana gak bisaa!!" kata Dewi agar Ia tidak terjun semakin parah.

Cukuplah Dewi menjadi budak Pak Sul saja. Tidak bisa dibayangkan dia akan memiliki 2 tuan. Bagaimana jika Endrix memanggilnya, ketika Dewi sedang bekerja melayani Pak Suk

*plak plak plak plak plak* kembali ditampar-tamparnya pantat telanjang akhwat bercadar itu dengan kasar oleh Bobby dan Endrix

"Goyang bokong lu", perintah Endrix sambil membelai pantat sexy Dewi

*tulilut tulilut tulilut*, suara HP Endrix berbunyi

Endrix mengangkat teleponnya sambil terus memainkan area pantat Dewi

"Ya? Lu dimana? Didepan rumah Gw? Ok masuk aja. Ini baru mulai kok.. Heheheh.. Apa? Lu mau denger suara istri lu? Nih ngomong", Kata Endrix sambil memberikan hape kepada Dewi

"Abii.. Abi jangan kesini.. Abi jangan liat.."

*tut tut tut* Telepon direbut dan ditutup oleh Endrix

Di luar, Eko segera memarkir motornya dihalaman lalu ia buru-buru masuk memastikan bagaimana keadaan istrinya.

"Halo Mas Eko heheheh", kata Endrix sambil terkekeh menyadari kehadiran Suami Dewi yang melongo melihat keadaan istrinya.

Dewi pun demikian, ia salah tingkah saat suaminya melihat keadaanya dalam posisi yang memalukan seperti ini. Dimana Dewi saat ini berdiri menghadap tembok, dengan kedua tangan memegangi rok gamisnya sendiri, celana dalamnya sudah dibiarkan menggantung pada lututnya sehingga bongkahan pantat Dewi sudah terbuka bebas tanpa penutup.

Dipandangnya wajah suaminya sekilas sebelum ia memalingkan muka. Dewi ingat suaminya lah yang menjualnya kepada Endrix dan Ganknya. Dewi benar-benar sudah sangat kecewa, tak sanggup ia pandang lama-lama wajah suaminya. Setega itu suaminya menjual dirinya sebagai cara untuk membayar hutang

"Abi tegaaa...!", kata Dewi sambil memejamkan mata mencoba menahan tangis yang begitu menyesakkan

"Afwan ummi.. abi udah buntu.. Lalu mas Endrix ngasi opsi itu.. Tidak ada jalan lain umii.. Afwann..", kata Eko juga lemas melihat keadaan istrinya. Pantat istrinya memerah setelah ditampar berkali-kali oleh berandal itu

""Lu pasti capek habis kena macet. Sekarang lu duduk dulu sambil liat Istri lu jadi penari striptease. ", kata Endrix sambil meremas kuat pantat Dewi

"Apaaa?", Dewi tidak percaya dengan perintah Endrix

"Ayo Lu telanjangin diri lu sendiri. lepaskan semua pakaian lu sampai tak tersisa!!! Suami lu ingin liat istrinya jadi penari striptease", perintah Endrrix

Eko lalu duduk disofa, demikian juga dengan Endrix, Bobby dan Ithonk. Mereka membuka 1 botol beer sambil menikmati pertunjukan striptease Ustadzah Dewi. Eko tertegun gemetaran memandang istrinya yang saat itu sedang dikerjai 3 pemuda berandalan tajir ini. Dewi semakin muak melihat suaminya yang malah pasrah begitu saja tanpa berusaha menolongnya sedikit pun.

"Buka.. Buka.. Buka... Kasih liat auratmu ukhti..", goda Ithonk

"Minum bro?", Tawar Endrix kepada Eko namun Eko menolaknya dengan halus

"Lepas cadarmu nanti aja terakhir-terakhir. Yang penting aurat tubuhmu dulu Ukhti", perintah Bobby sambil menenggak segelas minuman keras perlahan

Dewi kebingungan saat ini, walau dirinya sudah mulai terbiasa telanjang dihadapan pria lain, tetapi kali ini ia harus membuka pakaiannya dihadapan lelaki yang bukan mahrom ketika ada suaminya sendiri. Ada perasaan canggung yang ia rasakan.

*Lanjutin gak ya.. Toh pasti ujung-ujungnya pasti ana telanjang juga nanti* kata Dewi dalam hati

Setelah memantapkan hati, tangan Dewi mulai menarik turun resleting gamisnya.

"Sambil goyangin pantat lu!", perintah Endrix

Bobby dan Ithonk sudah mulai onani memandangi Dewi mulai melepas pakaian yang ia kenakan. Sedangkan Eko suaminya, tak berkedip sedikit pun saat ini. Walau ia sudah sering melihat tubuh telanjang istrinya. Tetapi situasi kali ini begitu berbeda. Rasa cemburu, bernafsu, marah, malu bercampur menjadi satu. Tanpa sadar batang kelamin Eko mengeras. Jauh lebih keras daripada biasanya.

Dewi menggoyangkan tubuhnya dengan kaku karena ia tidak pernah berjoget dan bergoyang selama hidupnya. Ia hanya pernah melihat sesekali goyangan penyanyi dangdut waktu ia naik bus pulang ke kampung halaman. Dari pengalaman kecil itulah, ia coba praktekkan sambil ia ingat-ingat seperti apa goyangan sexy para penyanyi dangdut itu.

Pantat Dewi mulai berlenggok ke kiri dan ke kanan menggoda, sesekali tubuhnya sedikit ia turunkan dengan menekuk lututnya sambil terus bergoyang. Sementara tangannya mulai meloloskan gamisnya dari pundaknya hingga bagian atasnya terbuka, tetapi gamis bagian rokmya masih bisa terpasang menutup area bawah sang ustadzah. Dari balik gamisnya rupanya Dewi masih memakai daleman berupa kaos polos berwarna merah.

Dewi mulai membuka kaosnya melewati kepalanya hingga kulit tubuhnya semakin terbuka. Kulit tubuh yang bersih dan berwarna kuning langsat seperti kebanyakan kulit wanita Indonesia. Walaupun tidak seputih Rista, namun Tubuh Dewi tak kalah mulusnya. Keseksian tubuh bagian atasnya saat ini semakin terlihat menggoda karena buah dadanya yang ranum masih terbungkus bra berwarna putih. Sehingga membuat para pria siapa pun pasti akan penasaran dengan bentuk payudara dari Ustadzah Dewi yang masih terbungkus bra itu

Dewi mencoba menutupi area dadanya saat ini karena ketiga pria itu terus memandangi tubuhnya sambil menenggak minuman keras. Sedangkan suaminya masih duduk kaku tanpa berkomentar apa-apa. Sesekali tangan Eko menggaruk bagian tengah selangkangannya yang mulai sesak. Sedangkan Pandangan mata Eko masih fokus melihat istrinya yang difungsikan sebagai penari striptease oleh Endrix

"Jangan ditutup tetekmu Ukhti.. Ayo perlihatkan ke kita.. Buka BHmu!", kata Bobby sambil mengocok kontolnya yang semakin tegang

"I.. Iya..", jawab Dewi gugup sambil melirik suaminya yang terlihat begitu terangsang

Tangan Dewi bergerak kebelakang mencari pengait bra nya. Dalam sekali tarikan, bra putih itu terbuka, dan Dewi segera melucuti sendiri kain terakhir yang menutup area payudarnya itu. Tubuh atas Dewi sudah terbuka bebas. Tangan Dewi langsung berusaha menutupi payudaranya sebisanya

"Angkat tangan lu keatas kepala. Jangan lu tutup toketmu Ukhti. Ayo mana pentil susumu kita mau lihat.. Hahaha... Nih liat kontolku udah ngaceng berat", goda Ithonk

"Kontol lu kecil jangan sok keras. Lihat nih kontol gw.. Udah ngaceng meyakinkan. Ayo buka tangan lu, ga keliatan toket lu!!", kata Bobby

"Ana malu...", jawab Dewi masih enggan membuka payudaranya

"Lu harusnya bangga, punya body bagus jangan ditutupi aja. Hehehe.. Ayo singkirkan tangan lu dan tunjukkan bentuk pentil susu lu", kata Endrix juga mulai tergoda dan mulai meremasi batang kejantanannya yang masih tersembunyi di balik celana

Sambil tubuhnya bergetar, Dewi mulai mengangkat tangannya keatas. Membiarkan kedua gundukan payudaranya yang besar menggantung bebas dihadapan lelaki-lelaki itu. Puting susu Dewi yang kecil dan mancung sudah terbuka. menggoda siapa saja untuk menjilati daging kecil berwarna cokelat muda itu

"Sexy.. Ayo lanjut goyang!!! lepaskan pula seluruh gamis lu dan sisanya!!", kata Bobby sambil kembali menenggam minuman keras.

Setelah payudara Dewi terbuka menggantung bebas, Dewi muali mencoba percaya diri dan menikmati ini semua. Tubuhnya perlahan bergoyang, pinggulnya bergerak ke kiri dan ke kanan. kedua tangannya meraba tubuhnya sendiri, meremasi payudaranya sendiri. kadang-kadang diangkatnya keatas memamerkan ketiaknya yang halus bersih tanpa bulu. Desiran nafsunya yang coba ia tahan semakin tidak terkendali di situasi seperti ini. Tanpa sepengetahuan para pria yang memandangi tubuhnya, dari kelaminnya rupanya sudah mulai meneteskan cairan lendir cinta tanda ia amat terangsang. Dari balik kerudung dan cadarnya, Dewi mulai gerah, bukan karena kepanasan tetapi karena tiap titik sensitif tubuhnya sedang terbakar api syahwat.

Sementara itu, Eko semakin gelisah. Ingin sekali ia beronani disaat seperti ini. Dewi terlihat sangat indah, jauh lebih indah dari biasanya. Apalagi tubuh istrinya sukses membangkitkan libido para berandal tajir yang saat ini asyik mabuk-mabukkan sambil memandangi istrinya yang perlahan-lahan mulai telanjang. Ia hanya bisa diam-diam mengucek batang kontolnya.

"Lu kalau ngaceng coli aja. Lu ga pernah liat istri lu jadi penari striptease kan? Hehehe", kata Endrix

Tanpa diminta dua kali, Eko akhirnya memberanikan diri untuk mengocok batang kelaminnya. Tidak disangka rupanya batangnya bisa tumbuh sekeras ini. Eko mulai mengeluarkan seluruh batang kontolnya dan mulai beronani memandangi istrinya yang bergoyang dihadapannya. Situasi dimana Dewi istrinya menunjukkan tubuhnya kepada pria lain, benar-benar menjadi pengalaman yang tak akan pernah ia lupakan. Impian dan fetishnya selama menjadi akhwat hunter akhirnya keturutan. Gairahnya jauh lebih besar daripada biasanya saat ketiga pria itu menggoda dan merendahkan harga diri istrinya.

Setelah puas memainkan tubuh bagian atasnya, Dewi bersiap menurunkan gamisnya yang masih menutup kedua kakinya. Dipelorotnya gamisnya pelan-pelan dan langsung saja, bulu jembutnya yang dipangkas rapi sudah tersaji sempurna dihadapan para pria itu, lubang tempik sang ustadzah masih belum terekspose jelas saat ini, karena masih belum dipamerkan oleh Dewi. Mereka bertepuk tangan sorak sorai. Melihat wanita bercadar kakak kandung Rista itu sudah menanggalkan gamisnya seluruhnya sehingga tubuhnya benar-benar telanjang. Dalam keadaan telanjang. Dewi terus berjoget erotis, meraba seluruh tubuhnya sendiri sambil mengeluarkan desahan kecil yang manja terdengar dari balik cadarnya. Sesekalinya tangannya menjangkau lubang tempiknya mencoba merangsang titik agar lebih basah dan bergairah

*plok plok plok* para pria bejat itu bertepuk tangan menyaksikan Dewi menelanjangi dirinya sendiri dihadapan suaminya

"suit suit suit mantap benerrrr. Gila ini jauh lebih menggairahkan daripada penari striptease di tempat lu Ndrix. Hahaha", kata Ithonk

"Bayangkan kalau akhwat cadaran ini jadi bintang tamu di club malam lu terus dia jadi penari striptease guest star dan surprise disana. Cuan Ndrix Cuaaannn!!!", kata Bobby

"Bener juga.. Sekalian sama Rista.. Adik kakak jadi penari Striptease. Hahahah. ", kata Endrix

"Tolong jangan libatkan Rista...", pinta Dewi

"Hahaha.. Emang lu ngatasi dientot semua tamu?", goda Bobby

Dewi tak sanggup menjawab pertanyaan itu. Yang ada dipikirammya saat ini, Rista tidak diganggu oleh para berandalan ini. Dewi Tidak bisa membayangkan jika adiknya yang manja itu harus dikerjai oleh mereka.

*Biarlah ana berkorban, asal adik ana terjaga kesuciannya* kata Dewi dalam hat

"Woy Ukhti, sini lu! Mana liat lubang memek lu!! gak keliatan daritadi"

"I..Iya Tuan...", jawab Dewi dan berjalan pasrah mendekati para pria itu

Eko memandangi Dewi, Dewi hanya membalas tatapan mata suaminya dengan lirikan sekilas. Ia lalu mendekati para tuannya dan bersiap menerima perintah selanjutnya

"Duduk diatas meja! Perlihatkan memekmu Ukhti.. Buka lebar-lebar lubang kelaminmu", pinta Ithonk

Dewi yang sudah terangsang dengan patuh menuruti permintaan Ithonk. Ia lalu duduk mengangkang membuka lebar-lebar lubang kelaminnya di depan suami beserta 3 pria itu. Para pria disana termasuk suaminya sendiri semakin semangat untuk coli setelah melihat Dewi yang semakin patuh kepada mereka.

"Gimana rasanya istrimu jadi objek coli Mas?", tanya Endrix

"Err.. Saya Bangga.. Mas... Tubuh Istri saya ada gunanya buat bahan coli para boss boss disini", jawab Eko dengan jujur semakin mempercepat kocokannya.

Dewi terkejut mendengar jawaban Eko. Bukannya cemburu, suaminya malah bangga tubuh istrinya menjadi objek onani. Ada perasaan kecewa yang Dewi rasakan, tetapi Dewi tak bisa menyalahkan semuanya kepada suaminya. Karena Dewi sendiri juga merasa, dirinya tak sesuci yang orang kira. Lubang kelaminnya sudah dicoblos oleh banyak pria hanya dalam waktu kurang dari 2 bulan saja.

"Dan Lu? gimana rasanya striptease dihadapan suami lu dan orang-orang yang gak lu kenal?", Tanya Endrix kepada Dewi

"Ana.. deg-degan awalnya.. Marah.. Malu.. Te..tetapi ana berusaha patuh dengan tuan.. Daripada tuan ganggu adik ana.. Lebih baik ana yang berkorban..", Jawab Dewi sambil tertunduk dengan posisi masih membuka bibir vaginanya lebar-lebar

"Sekarang Lu masturbasi dihadapan kita. Hehe gw pingin denger desahan cewek bercadar..", kata Endrix kembali

"A.. Ana tidak bisa tuan.. Afwan..", jawab Dewi berbohong. Padahal selama dirumah ketika sendiri, Dewi selalu melakukannya untuk mengobati lubang tempiknya yang gatal terkena sugesti Pak Sul.

"Hmm.. Gw maafkan.. Gw paham karena lu cewek bercadar yang pasti tidak pernah melakukannya", Kata Endrix

"Ajarin Ndrix, biar bisa binal nih cewek cadaran", kata Ithonk

"Gasssss", imbuh Bobby

"Gw mau ajari istri lu dulu. Biar pinter jadi cewek. Hehehe", kata Endrix kepada Eko

"Ehh.. Iya mas.. Silakan..", jawab Eko pasrah menyerahkan istrinya kepada Endrix

"Ikut gw ke kamar. Lu pasti ga mau lu ngelayanin gw sambil dipandangi suami lu sendiri. Hehehe", kata Endrix sambil menarik tubuh telanjang Dewi ke kamarnya yang berada dilantai 2

***

Didalam kamar, Endrix tersenyum begitu mesum. Bagaimana tidak, pada akhirnya gadis bercadar yang menarik perhatiannya selama ini bisa ia kuasai. Sungguh ia begitu bersyukur memiliki kekuatan pemberian sang iblis sehingga memudahkan segala rencana busuknya. Memiliki sosok akhwat cantik seperti Dewi dan Rista sebagai asetnya tentu kelak akan menguntungkan bisnisnya pula

Endrix mulai melucuti pakaian yang dikenakannya hingga hanya menyisakan celana dalamnya. Ia dekati tubuh telanjang Dewi yang dari tadi berdiri mematung sambil menundukkan pandangan. Kedua tangannya menutup bagian aurat terpentingnya saja sebisanya

Didekapnya tubuh Dewi dari belakang dengan erat. Endrix tidak terburu-buru dan langsung tancap gas, dia ingin menikmati Dewi perlahan-lahan agar akhwat bercadar itu bisa menikmati dan terbiasa berzina. Dia berusaha membuat Dewi melakukannya senyaman mungkin seolah ini adalah malam pertamanya bersama akhwat bercadar itu. Endrix ingin Dewi pun bisa menikmati permainan pertamanya dengan dia . tangan Endrix dengan lembut memegang pundak Dewi dari belakang, lalu kedua tangannya mulai membelai lengan Dewi yang masih berusaha menutup buah dadanya.

Endrix kemudian menaikkan sedikit kerudung bagian belakang Dewi hingga terlihat sedikit rambutnya yang masih terikat rapi tersembunyi dibalik kerudungnya. Lalu diciumnya dengan lembut tengkuk leher gadis bercadar itu, dari belakang, dan berlanjut ke leher bagian kanan Dewi. Dewi terdengar sedikit melenguh membiarkan pria itu mencumbu lehernya

Endrix tersenyum mendengar desahan manja sang ustadzah bercadar. Setelah puas mencium tengkuk leher Dewi, Endrix berjalan perlahan menghadap ke arah gadis bercadar itu. Endrix Memandangi wajah akhwat yang terus menundukkan pandangan itu. Dibelainya pipi Dewi yang masih tertutup cadarnya dengan pelan-pelan

"Gw akan mulai buka cadar lu.."

Dewi tidak mengiyakan, tetapi juga tidak menolaknya. Dilepasnya ikatan cadar Dewi tanpa perlawanan. Setelah wajah Dewi terbuka, Endrix tidak terburu-buru menatap kecantikan paras Dewi. Namun, digulung dan dilipatnya cadar Dewi sangat rapi dan diletakkannya di atas meja

Dewi dibuat takjub dengan perlakuan Endrix yang ternyata bisa begitu romantis. Hatinya mulai sedikit tenang dan rileks. Dikiranya Endrix adalah sosok yang akan langsung tancap gas bermain kasar. Tetapi itu semua hanya strategi Endrix, membuat gadis itu ikut menikmati dan nyaman dengan perzinahannya. Dewi salah mengira, sebenarnya Endrix adalah iblis yang sangat jahat. Semua itu hanyalah tipu daya untuk membuat Dewi bertekuk lutut kepada manusia berkekuatan iblis itu. Endrix lalu memandang wajah cantik Dewi yang bermata tajam nan indah itu. Matanya berbinar sayu, bibirnya tipis serta hidungnya pun mbangir. Endrix begitu terpesona menatap wajah cantik Dewi. Memang Rista juga cantik, tetapi ada perasaan lebih puas yang Endrix rasakan ketika menatap wajah Dewi, karena selama ini Dewi terus menutup wajahnya hingga membuatnya penasaran

"Lu cantik Dewi..", puji Endrix sambil memegang dagu Dewi agar akhwat itu tidak terus menatap ke bawah

Endrix membelai pipi Dewi, lalu bibirnya mendekati bibir akhwat yang selama ini tertutup oleh cadar itu. Dikecupnya tipis dan pelan bibir Dewi yang terlihat basah. Lalu bibir kasar Endrix mulai mengecupi bibir atas dan bibir bawah Dewi secara bergantian. Melumat bibir sang ustadzah secara perlahan hingga tak tersisa. Lalu lidahnya mulai menyusup masuk ke dalam rongga mulut Dewi yang hangat.

Perlahan Dewi menggerakkan lidahnya, mencoba untuk meladeni cumbuan Endrix. Lidahnya mulai bersentuhan lembut dengan lidah Endrix, semakin lama lidah mereka beradu semakin cepat. lidah mereka saling menindih dan melumat satu sama lain.

"Ssshhhh.. Tuan..", dewi mulai mendesah saat lidah Endrix mulai bermain menyerap air liur lidah Dewi perlahan, lalu ditukar dengan air liur nya yang lebih kental.

"Hmmmm Nikmat sekali bibir lu..", kata Endrix kembali menciumi bibir Ustadzah Dewi semakin intens dan bernafsu

Kontol Endrix semakin mengeras dan menegang tak terbendung oleh celana dalamnya, hingga sebagian kepala kontolnya sampai kelihatan sedikit dari dalam celana dalamnya

Bibir Endrix terus mengecup lembut bibir tipis Dewi, lidah Dewi pun sudah tidak canggung membalas lumatan Endrix, saling beradu dan saling menjilat satu sama lain.

Merasa Dewi sudah mulai terbawa suasana, Endrix mulai memeluk pinggang Dewi sambil terus menciumi bibir gadis itu. Tangan Endrix semakin turun merambat perlaha menggerayangi tubuh telanjang Dewi dan diakhiri dengan meremas perlahan bongkahan pantat Dewi yang semok beberapa kali

" Ssshh.. Tuan Ouuhh..", Dewi mendesah lirih saat tangan Endrix mulai nakal meremas bongkahan pantatnya dengan tempo lambat.

Ciuman Endrix mulai turun ke bawah, sambil disingkapnya kerudung Dewi, bibir pria itu mulai mengecupi leher jenjang Dewi yang selalu Ia tutup dengan kerudung itu

"Lepas kerudung lu. Sudah saatnya lu perlihatkan semua aurat lu ke gw", kata Endrix dan dijawab anggukan pasrah Dewi

Mata Endrix memandangi akhwat cantik itu sedang melepas kerudungnya. Kain terakhir yang ada ditubuhnya. Tangan Dewi mulai melepas ikatan rambutnya, sehingga rambut semi gelombang Dewi terurai indah

Endrix melongo takjub, melihat sesosok bidadari surga yang sehari-hari berpakaian sangat tertutup kini berdiri telanjang dihadapannya dengan rambutnya yang panjang terurai bebas.

Dewi sudah semakin terangsang saat ini, tangannya tanpa sadar tidak lagi menutup kedua payudara beserta alat kelaminnya yang berbulu rapi itu. Tetapi ia tidak ingin terlihat binal secara langsung, Ia menunggu pria dihadapannya menjamah tubuhnya. Endrix kemudian menyandarkan tubuh Dewi ke dinding. Lalu kembali ia menciumi leher jenjang Dewi, kali ini ia lebih leluasa menciumi leher akhwat yang sudah tidak tertutup kerudung lagi. Dihirupnya aroma keringat Dewi yang wangi hingga mulut Dewi mengeluarkan suara lenguhan pelan. Dewi mendongakkan kepalanya keatas, memberikan ruang bagi Endrix untuk mengecupi lehernya

Ciuman Endrix semakin turun kebawah, mendekati area pegunungan kembar sang ustadzah. Endrix mengagumi kedua gunung kembar Dewi yang besar dan kencang menggantung dengan puting cokelatnya yang mancung menantang

"Toket lu bagus.. Sempurna Ukhti", puji Endrix membuat pipi Dewi kemerahan mendapat pujian seperti itu

"Sshhh.. Syukron.. tuan..", jawab Dewi

Dewi tersenyum simpul mendengar pujian dari Endrix. Pujian pada tubuhnya yang selama ini ia tutup dan ia jaga. Endrix mulai meremas perlahan payudara Dewi yang besar menggantung seperti mangga. Mulut Dewi mendesah perlahan. Tangannya menggenggam erat, saat pria itu kini mulai menciumi puting susunya.

"Aaahhh... Ssshhh.. Gelii...", Dewi semakin mengencangkan suara desahannya

*slurupp sluruppp sluruppp*

Lidah Endrix begitu menikmati daging empuk kenyal berwarna cokelat puncak payudara Dewi. Dengan gerakan memutar, lidah Endrix dengan nakal bergerak mengitari aerola Dewi hingga membuat Dewi semakin kelojotan dirangsang seperti itu. Wanita itu sampai menggigit bibir bagian bawahnya menahan rasa nikmat yang diberikan pada puting susunya, kiri dan kanan bergantian

"Sekarang waktunya lu belajar nikmatin kontol", kata Endrix sudah tidak tahan batang kontolnya mengeras begitu kencang

Dewi mengangguk lemah. Endrix menurunkan celana dalamnya hingga terlepas dari tubuhnya yang six pack. Kini kedua manusia yang sedang berzina itu sama-sama telanjang di kamar.

"Astghfrlhldzm!!", pekik Dewi saat melirik kontol Endrix

"kenapa?", Endrix terkejut melihat respon Dewi

"Apa itu Tuan..?", tanya Dewi sambil menutup matanya dan tangannya menunjuk ke arah Kontol Endrix yang memang panjang dan besar

"ini kontol Gw..", kata Endrix lega, rupanya Dewi terkejut hanya karena melihat batang kelaminnya yang membanggakan

"Kok besar sekali.. kayak belalai gajah tuan....", Kata Dewi pura-pura lugu sambil tetap menutup matanya tidak berani memandang kelamin lawan mainnya

Endrix gemas melihat keluguan wanita bercadar itu. Kontol Endrix perlahan mulai layu dan merunduk lagu. Memang mirip belalai gajah. Diraihnya tangan yang dipakai Dewi untuk menutup matanya, lalu perlahan diletakkannya pada kelaminnya

"Iya punya gw panjangnya bisa sampai 20 cm Ukhti, suami lu kecil pasti. Hahahah", kata Endrix sambil membiarkan tangan Dewi mneyentuh kelaminnya

"Ya ampun.. Besar sekali Tuan..", kata Dewi malu-malu menowel-nowel kontol Endrix yang kembali mengeras dan berdiri setelah disentuh wanita itu.

Semakin disentuh, kontol aendrix perlahan mulai menegang kembali. Dewi mulai berani menggenggam batang Kontol Endrix lebih erat. Endrix tersenyum melihat Dewi yang masih malu-malu kontolnya. Dikecupnya sekali lagi bibir istri Eko itu, wajahnya yang lugu menggemaskan itu membuat Endrix tidak bosan menciumi wajah sang ustadzah

"Berlutut lu..", pinta Endrix

Endri mengarahkan tubuh Dewi untuk berlutut dihadapannya. Dewi pasrah dan menuruti, Dewi iseng menaruh kontol raksasa itu di atas wajahnya. Panjang kontol Endrix melebihi panjang kepala Dewi dari dagu hingga hidung

"Sekarang saya ajari lu mengulum kontol. Pertama kocok dulu kontol gw..", kata Endrix

Dewi lalu mulai menggenggam penis Endrix. Sebenarnya Dewi sudah terbiasa mengocok batang kontol Pak Sul. Tetapi dalam situasi ini, biarlah orang menganggapnya masih lugu. Genggaman Dewi begitu kuat mencengkeram kontol Endrix. Lalu Dewi mulai mengocok kontol Endrix dengan erat

"Adu du du duh.. Bukan gitu caranya! itu namanya ditarik2 bukan dikocok", kata Endrix sambil kesakitan

"Terus gimana tuan...", tanya Dewi pura-pura polos

"Coba lu bayangkan tangan jari-jari lu itu adalah sebuah lubang, misalnya ini adalah lubang memek lu, nah, kontol gw keluar masuk didalam lubang yang lu buat ini. Coba lagi!", Kata Endrix mengajari dengan telaten

Lalu Dewi mulai mengulangi mengocok kontol Endrix. Kali ini dia bayangkan tangannya adalah lubang tempiknya yang akan disodok-sodok kontol besar tuannya. Gerakan tangan Dewi sudah ia buat tidak kaku lagi, jemarinya yang membuat lubang itu mulai mengocok dengan kontol aendrix dengan fasih.

"Aahh.. Iya bener.. Terus Ukhti.. Lu pinter.. Bakat jadi lonte.. Aaahhh..", Desah Endrix menikmati kocokan fasih Dewi

Tanpa disuruh, Dewi mulai mengulum kontol Endrix. Dilahapnya kontol panjang Endrix tanpa persetujuan tuannya. Dewi sudah tidak tahan lagi. Ia tidak sabar menikmati kontol panjang dan besar milik Endrix yang ukurannya kurang lebih sama dengan Pak Sul itu.

Dewi mulai menjilati lubang kencing Endrix hingga membuat pria itu bergetar tubuhnya merasakan kegelian. Lalu Lidah Dewi dengan liar menyapu tiap bagian batang kelamin Endrix tanpa rasa jijik. Setelah semua terlumasi dengan air liur sang ustadzah, Dewi mulai memaju mundurkan kepalanya menyepong kontol Endrix.

"Aaahh.. pinter sekali lu.. Sepongan lu sangat nikmat. jangan lupa lu ciumi peler gw sebagai tanda lu udah bersedia jadi pemuas kontol gw.. Ssshhh", Rancau Endrix sambil membiarkan akhwat yang berlutut dihadapannya itu menyepong kelaminnya terus-menerus

Dewi mengangkat kontol Endrix keatas, lalu tanpa rasa jijik Dewi langsung menciumi bola-bola peler Endrix yang ditumbuhi jembut itu. Endrix mendesah kencang menikmati ciuman sang ustadzah pada bola pelernya. Dewi juga menjilati urat peler Endrix yang berada ditengah-tengah kelamin bagian bawahnya. Seluruh peler Endrix sampai basah, dan Dewi pun kembali menyepong kontol Endrix semakin bergairah

"Yaaa.. Aaahhh. Bagus sayang.. Lu sudah luluss...Inget lu masih haram sepong kontol suami lu. Lu cuma bole nyepong kontol ke lelaki selain suami lu. Paham?", kata Endrix sedikit menjambak rambut Dewi

Endrix sepertinya mulai kesetanan. Ia semakin bergairah sehingga membuat permainannya yang tadinya pelan, menjadi sedikit kasar dan liar

Setelah puas batang kontol dikulum Dewi, Endrix menarik tubuh telanjang Dewi dan menghempaskan tubuh telanjang gadis itu pada ranjang. Endrix memandangi Dewi penuh nafsu. Wajah akhwat itu sudah terlihat pasrah tak berhenti menatap kearahnya seolah menunggu untuk dinikmati

Endrix langsung berlutut di lantai. Kepala Endrix berada ditengah selangkangan Dewi. Wajah Endrix begitu bernafsu memandangi tempik Dewi yang jembutnya dipangkas rapi itu. Endrix membuka bibir vagina Dewi, begitu merah dan tampak basah. Lidah Endrix langsung menjilati kelamin sang ustadzah. Sentuhan pertama lidah Endrix langsung memberikan sengatan pada tubuh Dewi. Perlahan dari mulut sang ustadzah, terdengar kembali melenguh, kepalanya menoleh ke kiri ke kanan memejamkan mata menahan rasa geli yang ia rasakan pada lubang senggamanya

"Ooohh Tuannn.. Kotor disituuu.. Sudah tuan.. Uuhh...", Kata Dewi menahan rasa geli pada tempiknya

"Memek lu nikmat sekali. Slurup slurup slurup", Kata Endrix sambil mulai menjilati itil sang ustadzah

Bergetarlah tubuh Dewi menerima serangan cepat lidah Endrix pada biji itilnya. Kelamin Dewi mulai terasa menghangat dan langsung mengeluarkan lendir cintanya tiada henti, Endrix dengan rakus langsung menyeruput habis lendir tempik Dewi yang mengucur deras. Dewi menggeliat dan mendesah, kedua tangannya mencengkeram sprei kasur dan diremasnya sprei itu saking kuatnya seruputan Endrix pada cairan tempik Dewi.

"Aaahhh.. Tuann.. Ouuuhh Tuan... Aaahhh..", desah Dewi semakin kencang karena Endrix semakin rakus menjilati lubang kelamin Dewi yang semakin lembab dan becek

Diluar kamar, Eko yang mendengar suara istrinya mendesah begitu kencang langsung terlihat gelisah. Ia penasaran dengan yang dilakukan Endrix kepada istrinya hingga sampai mendesah sekencang itu, padahal selama ia berhubungan suami istri, Dewi hanya mendesah lirih saat Eko menyetubuhinya

"Nikmat sekali, memek lu wangi.. Slurupp slurupp slurupppp", puji Endrix

"Tuaann.. Sudah ana mau pipisss.." , kata Dewi sambil mendorong kepala Endrix agar menghentikan jilatannya

Endrix tidak peduli, dia tangkap tangan istri Eko itu sambil mempercepat jilatan pada biji itilnya. Dewi mencoba mengkatupkan kakinya agar Endrix menghentikan jilatannya kepada kelamin istri Eko itu.

"Sudaah Tuaannn.. Ana mau pipis beneraann"

"Keluarkan ajaa.. jangan sungkan2.."

"Jorok Tuann.... Najissss.."

tubuh Dewi bergetar hebat. ada sesuatu yang ingin ia keluarkan dari lubang kencingnya. Kaki Dewi pun semakin gelisah dan ia pun sudah tak sanggup menahan perasaan ingin kencing itu

*Sreettt sreettt srettttt* Dewi mencapai orgasmenya

"Aaaaahhhh.. Aaahhh.. Keluarrr...", Kata Dewi panik karena cairan squirtnya menyembur dengan deras

Sprei tempat tidur Endrix basah, terkena cairan squirtnya. Tempik sang Ustadzah kedutan, nafasnya tersengal-tersengal. Endrix tersenyum mesum, memandangi Ustadzah Dewi yang baru saja mencapai orgasmenya yang begitu liar.

Endrix memberikan waktu sejenak agar Dewi bisa menikmati sisa2 orgasmenya. Mata Dewi terpejam, namun kedua kakinya dibiarkannya mengangkang. Endrix naik ke atas ranjang, menduduk dada Dewi dan meminta akhwat itu mengulum batang kontolnya agar bisa semakin mengeras tegak dari sebelumnya. Dewi yang terbaring lemah menerima batang kontol itu dan melahap kontol Endrix. Endrix memaju mundurkan pantatnyabdan terus menjejalkan alat kelaminnya kepada mulut sang Ustadzah.

"Aaahh.. istri yang pinter lu.. inget lu cuma boleh sepong kontol selain punya suami lu. Heheheh..", kata Endrix sambil menahan kepala Dewi dan mulai menghajar mulut sang ustadzah dengan kasar memakai batang kontolnya

"Hmmpphh.. hmmpphhh..", Dewi meronta kesulitan bernafas karena kontol Endrix yang besar dan keras terus keluar masuk didalam rongga mulutnya hingga mencapai tenggorokannya.

Setelah puas dioral sang ustadzah. Dewi mencabut batang kelaminnya dari mulut Dewi dan tubuhnya turun kebawah. Sudah tidak sabar ia merasakan kenikmatan lubang senggama Ustadzah istri Eko itu. Dewi hanya bisa pasrah, kali ini perzinahannya sudah direstui oleh suaminya sendiri. Sehingga rasa bersalahnya sedikit berkurang dan tidak ada yang perlu ditahan lagi. Karena lubang kelamin Dewi saat ini juga sudah gatal sangat parah ingin digaruk kontol.

Endrix mengarahkan alat kelaminnya ke liang senggama Dewi. Dewi memejamkan mata merasakan kepala kontol Endrix yang mulai membelah lubang kelaminnya. Didorongnya kontolnya pelan-pelan membelah kelamin Dewi. Dewi meringis kecil saat kelamin Endrix mulai menyeruak masuk ke dalam vaginanya

*blesssss*

"Tuannn.. Aaahhhh", desah Dewi


Endrix terus mendorong kontolnya semakin masuk kedalam rahim Dewi. Tubuh Dewi menggeliat merasakan rudal raksasa yang mulai bersarang di dalam organ intimnya. setelah dirasakan cukup dalam. Endrix mulai memompa kelamin Dewi yang sempit dan becek itu. Kontol Endrix begitu jantan mulai menghajar tempik Dewi

"Ooohhh.. Tuann.. Aahh.. Aaahhhh.. Aaahhh", Dewi mendesah kencang bersamaan dengan tiap tusukan Endrix

"Mendesahlah yang kencang agar suami lu tau istrinya keenakan dientot kontol besar. Hahahah..", kata Endrix semakin kuat menyodok tempik Dewi hingga gadis itu mendesah dan menggeliat dengan sensual.

*jleb jleb jleb jleb*

"Oouuhh.. Oouuuhh.. Aaahhh.. Aahhh..", desahan Dewi semakin menjadi

Dewi tak menjawab perkataan Endrix. Saat ini sang ustadzah hanya berkonsentrasi menikmati lubang kelaminnya yang terus disodok oleh Endrix. Bibir Dewi yang terus mendesah tiba-tiba dilumat oleh Endrix. Lidah mereka kembali beradu begitu panas, bahkan Dewi sampai memeluk tubuh Endrix seolah tidak ingin pria itu berhenti menyetubuhinya. Tubuh Dewi turut bergoyang seirama dengan tusukan kontol Endrix. Sisi liarnya yang selama ini ia tahan mulai tidak bisa dibendung lagi.

"Hahaha.. Suka ya lu dientot.. Udah ga usah sok-sokan alim lu.. Bentar lagi lu bakal menikmati hari-hari sebagai budak sex. Hehehe..", kata Endrix sambil tertawa terbahak-bahak melihat sang ustadzah memeluk tubuhnya sambil menikmati persetubuhan ini. istri Eko ini menjadi miliknya sekarang.

*ceplak ceplak ceplak ceplak*

Dewi semakin meremas dan mencakar punggung Endrix yang tak pernah berhenti menyodok lubang tempiknya. Kaki Dewi sudah terbuka lebar mempersilakan tuannya untuk menyetubuhi alat kelaminnya. Tubuh sang ustadzah berkeringat deras, hingga nampak berkilau terkena cahaya lampu yang remang.

Endrix meminta Dewi berganti posisi. Dewi diminta menungging dan wanita yang sebenarnya alim itu pun mematuhinya. Tubuh Dewi menungging begitu sexy. Bongkahan pantatnya terlihat besar dengan lubang kelaminnya yang sempit terlihat mengintip di celah belahan pantatnya. Endrix melumasi jemarinya dengan air liur dan dioleskan ke lubang kelamin Dewi, lalu pria itu kembali menancapkan batang kontolnya kepada sang Ustadzah

"Oohh.. Tuann..", pekik Dewi saat Endrix kembali mecobloskan kontolnya dari belakang

Kembali Endrix menyetubuh akhwat cantik itu. Tubuh Dewi menungging pasrah, kedua payudaranya yang besar bergoyang-goyang akibat sodokan kontol Endrix yang begitu kuat. Mulut Dewi tak berhenti mendesah saat kontol Endrix dengan perkasa menggagahinya. Dewi sudah takluk dengan kontol besar Endrix. Sepertinya sebentar lagi dia tak lagi bergantung pada Pak Sul yang sok sibuk dengan pekerjaan bangun rumahnya

"Ooohhh.. Oohh.. Aaahhh.. Terus .. Tuann.. Enaakk.. Aaahhh...", rancau Dewi membuat Eko yang berada diluar sana tanpa sadar mengocok kontolnya sambil membayangkan istrinya disetubuhi habis-habisan oleh Endrix

Eko sudah tidak tahan lagi mendengar desahan kencang istrinya, ia langsung bangkit berjalan menuju kamar tempat dimana istrinya sedang disetubuhi Endrix. Pintu tidak dikunci, Eko mengintip dari celah pintu yang sedikit terbuka Matanya terkejut mendapati istrinya sudah digenjot habis-habisan oleh Endrix. Tanpa busana, tanpa kerudung dan cadarnya. Kontol Eko langsung menegang hebat. Ia cemburu, tidak pernah istrinya mendesah sealami dan senikmat itu selama mereka berhubungan badan 8 tahun. Desahan Dewi selama ini palsu, hanya untuk menghibur suaminya agar bisa segera ejakulasi menanamkan benih pada rahimnya

Eko kembali beronani, memandangi istrinya yang sedang berzina dengan Endrix penuh desahan kenikmatan. Kedua insan itu sudah berganti posisi kembali dengan posisi konvensional Dewi di bawah mengangkang lebar dan Endrix menindihnya dan menghujamkan kontolnya ke kelamin Dewi. Dewi memeluk erat tubuh Endrix yang atletis. Endrix pun mencumbu istri Eko dengan bergairah, istri Eko itu membalas tak kalah penuh gairah dengan gesture tubuhnya yang begitu binal. Liur mereka saling menguntai satu sama lain. Kelamin mereka terus bertumbukan menimbulkan suara ceplak ceplak yang begitu basah. Ya basah, tempik Dewi sudah banjir, sprei lusuh itu menjadi saksi, betapa kelamin istrinya saat ini begitu basah sampai tercecer-cecer. Eko terus mengocok kontolnya dengan cepat menikmati persetubuhan istrinya dengan pria itu.

"Aarrrgghhh ummi nakal.. Aaarrgghh..", desah Eko

*crot crot crot* tumpahlah peju Eko, lebih kental dan lebih banyak dari biasanya

Ia terduduk lemas, dan penisnya kembali layu. Sekarang hanya tersisa kecemburuan saja yang masih terasa di hatinya, setelah nafsu birahinya turut hanyut bersamaan dengan keluarnya air mani dari kelaminnya. Eko mengepalkan tangannya erat menahan amarahnya, Melihat istrinya pasrah mengangkang dan mendesah keenakan digagahi oleh Endrix.

"Oohh.. Ooohh.. aaahh.. Tuan.. Enaakk.. Enakk..", desahan Dewi menggila, lubang tempiknya benar-benar gatal terasa nikmat digaruk oleh kontol Endrix yang berotot

"Gw pejuin tempik lu yaa.. Heheheh..", Kata Endrix semakin menguatkan sodokannya ke kelamin sang Istadzah Dewi

"Diluar Tuann.. Jangan Didalaamm Aaahhh.."

"Memek lu buat buang peju anjirrrr.... Aarrrggghh.."

*crot crot crot crot*

Mata Eko terbelalak, kelamin istrinya benar-benar menjadi wadah pembuangan peju Endrix tanpa ragu. Peju yang amat banyak itu langsung luber tak mampu tertampung seluruhnya di dalam rahim Dewi. Nafas Dewi ngos-ngosan dengan tubuhnya yang penuh keringat. Endrix tersenyum sinis ke arah Eko setelah menyadari suami Dewi itu mengintip persetubuhan panas itu. Eko masih syok berat tertuduk lesu melihat kelamin istrinya benar-benar disembur mani oleh pria lain. Eko berjalan lunglai meninggalkan mereka dikamar, tidak menyangka istrinya bisa begitu pasrah digagahi pria lain. Padahal untuk mendapatkan bidadari surga seperti Dewi, Eko benar-benar harus berjuang extra hingga harus pura-pura memperdalam agama .

Tidak lama kemudian kedua insan bukan mahrom itu keluar dari kamar. Dewi sudah kembali mengenakan kerudung dan cadarnya, sedangkan tubuhnya masih tetap dibiarkan telanjang seperti tadi. Endrix sudah berpakaian lengkap sambil tersenyum puas karena akhirnya pejunya sudah tertanam di tubuh Dewi sehingga kemampuan mengendalikan yang dimilikinya juga berlaku kepada Dewi. Dewi menjadi miliknya total saat ini.

***

Dewi tertunduk malu tidak berani menatap mata suaminya, Eko mengepalkan tangannya menahan amarah dan api cemburu. Apa yang dikatakan Endrix sepertinya adalah kebenaran. Dia tidak pandai merayu dan memainkan perasaan istrinya sehingga bercinta dengan istrinya selama ini terasa flat karena dianggapnya istrinya yang begitu kolot dan kaku. Padahal saat melayani Endrix, istrinya begitu terlihat bergairah dan binal

"Udah boleh kita pake sekarang nih lonte Ndrix?"

"Boleh pake aja gw mau minum dulu.. Hehehe..", kata Endrix sambil duduk santai diatas sofa melihat rekan-rekannya mulai mendekati tubuh Dewi yang hanya bisa berdiri mematung itu.

Eko terkejut kembali, rupanya mereka masih belum selesai mengerjai istrinya. Ingin rasanya Eko memohon agar pria-pria itu berhenti mengerjai Dewi, tetapi semua sudah terlambat. Dia sendiri yang menyetujui usul menjadikan istrinya sebagai alat pembayaran yang sah.

Bobby dan Ithonk langsung menggerayangi tubuh telanjang Dewi. Tubuh Dewi kembali menggelinjang saat tangan-tangan mereka menyentuh bagian-bagian sensitifnya. Cadar Dewi kemudian disingkap oleh Bobby hingga terlihatlah bibirnya yang tipis sensual berwarna pink itu. Bobby langsung mendaratkan bibirnya mengecul bibi Dewi yang sudah terbuka. Kedua tangan Dewi diangkat keatas menampakkan keindahan ketiaknya yang tidak hitam bersih tanpa bulu. Lalu Bobby dan Ithonk mulai menjilati kedua ketiak Dewi bersamaan. Sontak, tubuh Dewi menggeliat begitu sexy. Pinggulnya tanpa sadar sedikit bergerak ke kiri dan kanan sambil pasrah ketiaknya yang terbuka dijilati oleh Bobby dan Ithonk. Lalu, kembali Bobby mendekati wajah Dewi dan mengecup bibir istri Eko itu lebih panas lagi

"Keluarin Lidah lu!", kata Bobby

Bobby menjulurkan lidahnya dan melumat lidah Dewi yang sudah terjulur dengan begitu panas. Mereka saling bercumbu, saling memagut satu sama lain. Terlihat lidah Dewi dan Bobby saling berusaha menindih dan menggulung bertukar liur. Dewi juga tampaknya tak mau kalah membalas melumat bibir serta lidah Bobby dihadapan suaminya. Sambil berciuman tangan Bobby tak lupa menggosok tempik Dewi. Sedangkan Ithonk menciumi dan mengulum pentil susu yang sebelah kanan, membuat sang ustadzah melenguh manja menerima dua serangan sekaligus

Setelah berciuman dengan Bobby, Ithonk mengarahkan kepala Dewi untuk menghadap ke wajahnya. Lalu gantian Ithonk yang kini melumat bibir dan lidah Dewi dengan penuh nafsu. Ciuman mereka begitu panas dan liar sampai terdengar bunyi kecap-kecap pertukaran liur mereka.

"Sshhhh.. Bibirmu nikmat sayang.. Ssshh", kata Ithonk kembali melumat habis bibir Dewi dan tangannya terus memilin pentil susu sang Ustadzah.

Eko semakin tertegun memandangi istrinya kali ini harus berciuman dengan 2 orang. Bergantian mereka menciumi bibir Dewi. Semakin lama semakin liar dan kasar. Lidah serta bibir Dewi dijilati terus-menerus oleh mereka sambil menggerayangi tubuh polos sang ustadzah. Tangan Dewi lalu diarahkan kedua pria itu untuk mengocok kontol mereka. Dewi yang sudah begitu terangsang langsung menggenggam batang kontol Bobby dan Ithonk bersamaan dan mengocoknya dengan perlahan. Sedangkan kepalanya masih sibuk menoleh ke kiri dan kanan karena harus menciumi bibir kedua pria itu bergantian

"Bagus, tangan lu akan terbiasa ngocok kontol mulai sekarang. Hehehe..", kata Bobby sambil membiarkan Dewi mengocok batang kelaminnya

Setelah itu. Tubuh Ithonk merambat turun dan memposisikan wajahnya diantara selangkangan Dewi. Masih tercium aroma peju Endrix dari kelamin Dewi yang sudah lecek itu. Ithonk lalu membuka bibir kelamin Dewi dan mulai menjilati kelamin istri Eko itu. Tubuh Dewi seketika kembali bergetar, merasakan sebuah rangsangan nikmat pada alat kelaminnya. Tanpa rasa jijik, Ithonk semakin menciumi dan menjilati kelamin Dewi yang bekas di pakai Endrix. Kepala Dewi terdongak sambil bersandar pada dinding. Perlahan kakinya dibuka agar pria gendut itu bisa lebih dalam menjilati lubang kelamin sang ustadzah.

"Oohhh.. Mas..... Ssshhh Geli...", desah Dewi

"Bau memeknya gimana Thonk habis gw pake? Hahahah..", kata Endrix

"Pesing Anjirr.. Tapi tetep nikmat lah memek nih ukhti", jawab Ithonk sambil kembali menjilati lubang kelamin Dewi didepan suaminya

Eko tak berkedip melihat istrinya dikerjai kedua pria itu. Perlahan nafsunya kembali naik, setelah melihat pemandangan indah saat istrinya begitu pasrah dan patuh menyerahkan tubuhnya untuk melayani kedua pria itu. Bobby masih menciumi bibir Dewi dan memainkan puting susu akhwat itu. sedangkan Ithonk masih menguras habis lendir tempik Dewi yang mulai basah.

Kemudian Tubuh Dewi diminta sedikit menungging sambil berpegangan pada tembok. Bongkahan pantat Dewi yang mulus sexy itu tertungging dihadapan Eko dan Endrix

*plak*

"lebih nungging lagi", perintah Bobby

*plak*

"Ayo kurang sexy, goyangin pantat lu!", imbuh Ithonk

*plak plak plak plak plak* kembali tamparan bertubi-tubi diarahkan ke permukaan pantat Dewi yang mulus sexy

Pelan-pelan Dewi pun menurunkan pantatnya dan bergoyang perlahan. Eko menelan ludah saat melihat istrinya menungging sexy dan menggoyangkan pinggulnya sangat menggoda.

Bobby lalu membuka belahan pantat Dewi, terlihatlah lubang anus Dewi yang masih tertutup rapat dan berwarna sedikit gelap

"mau apa kalian mas... Aaahhh. ", pinta Dewi ketakutan menyadari tangan Bobby sudah bergerak disekitar lubang anus akhwat itu

Dewi menyadari lubang pantatnya dipandangi oleh para berandal itu dengan mesum. tangannya reflek berusaha menutupi pantatnya namun langsung ditangkap dan dikunci oleh Ithonk

"Sudah gw bilang lu itu lonte. Lubang ku yang manapun boleh dipake buat menghibur kita. Lu udah gak punya harga diri mulai skrg!", kata Ithonk sambil mencengkeram erat lengan Dewi

"Hajar!!", Kata Endrix sambil melemparkan dildo bergerigi ke arah Ithonk

Mata Eko terbelalak melihat kontol mainan itu. Bentuknya sangat panjang mungkin bisa mencapai 25 cm. ditambah lagi bentuknya yang tajam bergerigi terlihat akan begitu menyiksa istrinya

"Okeeee"* jawab Ithonk

"Ampunn.. mas.. sudaahh.. Jangaaann", Dewi juga ketakutan saat melihat mainan itu

"Panggil kita tuannnn, gw udah bilang berapa kaliii.. Lu bego apa?", kata Ithonk emosi

*plak plak plak plak*, kembali pantat muslimah shalihah itu ditampar berkali kali oleh Ithonk

"Aaaahhh.. Aaahhh..", Dewi mengerang kesakitan

Dewi mencoba kembali melawan, namun semakin ia melawan semakin sakit kuncian yang dilakukan oleh Ithonk. Lalu Ithonk mulai meludahi pantat Dewi agar licin. Diarahkan dildo besar bergerigi itu ke lubang anus sang ustadzah. Tanpa sadar tangan Eko mulai menggaruk-garuk batang kelaminnya yang mulai mengeras melihat lubang anus istrinya akan dihajar dildo bergerigi

"Aahh.. jangan.. jangan disana.. haramm..", Dewi mulai melawan sekuat tenaga

"Denger-denger suami lu, ga pernah pake lubang bool ya? Hehehe.. Katanya lu ga mau.. Ini hukuman buat lu.. Sebagai lonte, lu terlalu sombong", kata Bobby sambil turut memegangi dildo itu dan mulai mendorong masuk perlahan ke lubang anus Dewi, sedangkan Ithonk tertawa-tawa sambil mengucek tempik Dewi agar wanita itu semakin terangsang

"Aaaahhhhh.. Ampun Sakitt...", Dewi menjerit kesakitan saat benda bergerigi itu mulai meringsek masuk ke lubang anusnya yang masih sempit

Tubuh Dewi langsung lemas tak berdaya dan terlihat mulai pasrah. Dildo itu dilepas oleh Bobby dan dibiarkan sejenak menancap pada lubang anus sang Ustadzah. Tangan Ithonk masih mengocok kelamin Dewi dan menxabuli bagian dalamnya hingga akhwat itu menungging semakin mengangkant

"lihat.. Kontol lu aja belum ngerasain lubang bokong istri lu. Kalah sama Kontol mainan kita. Hahaha...", Ejek endrix kepada Eko sambil menepuk-nepuk pundak suami Dewi itu

Lubang anus Dewi mulai memproduksi semacam lendir licin. Bobby lalu kembali mulai mendorong masuk dildo itu semakin dalam. Lubang anus Dewi terlihat kedutan berusaha beradaptasi menyesuaikan diameter dildo besar itu. Kepala Dewi kembali terdongak saat Bobby perlahan mulai memaju mundurkan dildo bergerigi itu mengoyak lubang anus sang ustadzah dalam posisi menungging berdiri berpegangan pada tembok

"Aaaahhhhhh... Jangannn.. jangan di situ mas.. Harammm.. Aahhh..", Desah Dewi saat dildo itu terus didorong keluar masuk ke dalam lubang anusnya.

Tubuh Dewi mengejang menahan perih, semakin lama dildo itu semakin masuk kedalam lubang pembuangannya . Terlihat dari lubang kelamin sang ustadzah, sedikit mengucurkan air kencing akibat respon naluriah dari tubuhnya. Wajah Dewi begitu malu saat menyadari kelaminnya sedikit mengeluarkan kencing akibat lubang anusnya sedang diobok-obok mainan kontol bergerigi itu

Ithonk lalu kembali mendorong dildo itu itu lebih kedalam dengan gerakan memutar. Terlihat lubang anus Dewi ikut memutar searah dengan putaran dildo yang tertancap dilubang pembuangannya itu. Berkali-kali Ithonk kembali menyiksa lubang bokong Dewi hingga akhwat itu kembali terkencing untuk kedua kalinya

"Aaaahhhh..sudah mas.. sakittttt..", Dewi mulai mendesah

"Njir, dianal malah kencing lu.. Lonte murahan. Heheheh. ", kata Bobby sambil mencabut keluar dildo bergerigi itu setelah puas ia siksa lubang anus sang ustadzah.

"Dewi tidak berani memandang wajah suaminya. Kondisinya saat ini benar-benar memalukan. Lubang pantat Dewi mengabga lebar setelah dihajar mainan kontol-kontolan itu. Sedangkan Eko diam-diam berusaha membetulkan posisi selangkangannya yang mulai sempit untuk kedua kalinya setelah melihat istrinya dipermainkan seperti itu

"Jangan sedih lu budak, liat itu. Suami lu malah ngaceng saking senangnya melihat kondisi lu sekarang. Hahahah..", kata Endrix mengejek Eko

Eko yang ketahuan saat ini sedang sange berat mencoba menenangkan dirinya yang daritadi memang terlihat gelisah membetulkan posisi duduknya

"Daripada lu ngaceng ga jelas, mending lu rekam deh istri lu sendiri sedang dikerjai. Judulnya Akhwat bercadar menjadi budak sex karena suami tidak bisa bayar hutang. Hahaha...", kata Endrix sambil menyerahkan kamera kepada Eko

Eko hanya bisa pasrah dan patuh lalu mengarahkan kamera itu untuk menyuting tubuh telanjang istrinya yang saat ini berdiri dan berciuman dengan kedua pria itu secara bergantian. Tubuh telanjang Dewi kembali digerayangi sepuasnya. Tangan Eko sedikit gemetaran memegang kamera menahan nafsu yang terjadi pada dirinya. Dewi baru menyadari kalau suaminya saat ini sedang merekam perzinahan istrinya sendiri dan buru-buru menutup mukanya

"Jangan direkam abii.. Ummi maluuu...", kata Dewi sambil menghindari kamera

"Napa malu? Lu bakalan jadi artis porno yang laris kalau gini caranya. Hehehe..", kata Ithonk sambil menangkap tangan Dewi

Tetapi tangan Dewi kembali ditahan oleh Bobby dan Ithonk sehingga kali ini seluruh aurat istri Eko itu sudah terekam sempurna di kamera tersebut. Eko leluasa merekam istrinya yang saat ini kembali diciumi dan digerayangi bergantian oleh Bobby dan Ithonk. Puting susu Dewi dipilin bersamaan oleh mereka berdua. Dewi hanya bisa berdiri lasrah direndahkan seperti itu

"Sepong kontol kita sambil berlutut!", perintah Ithonk

Dewi tanpa banyak berkata langsung menurunkan tubuhnya dan memposisikan tubuhnya dihadapan kedua kontol Ithonk dan Bobby. Kedua pria itu menampar-nampar wajah Dewi dengan batang kontol Mereka. Lalu tangan Dewi mulai menggenggam kedua batang kelamin pria itu dan mulai mengocoknya dengan semangat.

Dewi kemudian mulai menyingkap cadarnya dan mulai melahap kontol Bobby sambil tangannya tak berhenti mengocok kedua batang kontol itu dengan gerakan memutar. Mulut Dewi mulai sibuk mengoral batang kelamin Bobby yang lumayan panjang. Sesekali lidah Dewi terjulur untuk menjilati batang kontol Bobby.

"Ooohhh.. Aaaa nikmat beneerrr...",Bobby dan Ithonk mendesah lega bersamaan menikmati sepongan hangat dan kocokan tangan Dewi

Kemudian kepala Dewi berganti tertuju pada kontol Ithonk yang kecil. Ukurannya kurang lebih sama dengan milik suaminya hanya saja diameter punya Ithonk lebih besar. Kontol Ithonk mulai Dewi lahap dan mulut sang Ustadzah mulai mengurut Kontol pria gendut itu dengan mulutnya. Sedangkan kedua tangan Dewi masih terus sibuk mengocok dua batang yang saat ini berada didepan matanya. Ithonk mendesah keenakan, mulut Ustadzah Dewi yang hangat memberikan kenikmatan tersendiri bagi batang kelaminnya.

Bobby yang merasa kontolnya sudah tegang maksimal tidak mau menyia-nyiakan momen tersebut. Tubuh Dewi direbahkan pada lantai, dan Ia mulai mengarahkan batang kontolnya ke kelamin Dewi. Dewi membuka kakinya lebar-lebar mempersilakan pria itu menyatukan kontolnya ke lubang tempik Dewi. Dalam satu kali hentakan, kontol Bobby langsung bersarang ke dalam lubang tempik Dewi

*jleb jleb jleb jleb jleb*

"Aaahh.. Aahhhhh.. Aahhh", desah Dewi penuh kenikmatan saat kontol Bobby langsung memompa liang senggamanya

Lalu Ithonk mengarahkan batang kontolnya ke mulut Dewi hingga menghentikan suara desahan nakal sang ustadzah dan berganti menjadi suara kuluman yang begitu basah. Bobby terus menyodok lubang kelamin Dewi dengan semangat sambil kedua tangannya meremasi gunung kembar Dewi yang putingnya sudah mengeras itu

"Anjiiirr.. nikmat bener lubang memek bidadari surga. Hahahah...", kata Bobby

Eko sudah tidak tahan melihat istrinya sedang melayani kedua pria itu. Sambil terus mengarahkan kamera ke arah mereka bertiga, Eko mulai mengocok alat kelaminnya sendiri. Suami Dewi sudah sangat terangsang melihat kebinalan istrinya sendiri. Ithonk yang melihat Eko sedang coli merekam istrinya dikerjai mulai menggoda suami Dewi itu.

"Lu mau ngerasain sepongan istri lu? Seumur-umur lu belum pernah disepong istri lu kan?", tanya Ithonk sambil memegangi kepala Dewi dan menjejalkan kontol gemuknya ke mulut istri Eko itu

"Boleh mas? Iya saya belum pernah dikulum istri saya sendiri", Kata ko

"Tanya istri lu!", kata Ithonk sambil mencabut kontolnya dari mulut Dewi. Dewi terkejut kontol Ithonk keluar dari mulutnya dan berusaha memasukkan kelamin cowok gendut itu lagi ke mulutnya

"Mmi.. Punya abi juga disepong dong..", tanya Eko kepada istrinya

"Aahhhh.. Afwan Abii.. Haram yaa bii..Kita ga boleh melakukannya..", jawab Dewi begitu binal dan meraih kontol Ithonk, menggenggam kuat dan kembali kontol Ithonk dimasukkannya sendiri ke dalam mulutnya dengan lahap

"Hahaha.. Liat sendiri kan istri lu udah menjadi milik kita.. Udah lu coli aja sono liat istri lu ngelayanin kita", ejek Ithonk sambil menyentak-nyentakkan kepala Dewi agar mengulum kontolnya lebih semangat

Bobby terus menyetubuhi Dewi semakin cepat. Tiap sodokan kontol Bobby terdengar mantab menghajar lubang kelamin Dewi Kedua kelamin itu saling bertumbukan menimbulkan suara yang becek. Tempik Dewi sudah terbuka lebar bersilaturahim dengan kontol Bobby, sedangkan Dewi sendiri masih asyik sibuk mengulum kontol gemuk Ithonk

Setelah Bobby cukup puas menghajar tempik Dewi, Mereka berganti posisi, kali ini Ithonk yang akan menyetubuhi istri Eko itu. Diarahkan kontol gemuknya ke dalam lubang kelamin Dewi yang sudah menganga dan basah, dalam sekali dorongan saja berganti kontol Ithonk yang kali ini menghujami kelamin sang Ustadzah. Ustadzah Dewi semakin mengangkang, memberikan ruang kepada Ithonk yang bertubuh besar agar lebih mudah menyetubuhi dan membenamkan kelamin pria itu ke dalam lubang kelaminnya

Dewi tidak banyak mendesah kali ini. Ia hanya sedikit merintih sambil mendongakkan kepala sebentar saat kontol Ithonk didorong masuk ke kelaminnya. Sambil terus digenjot Ithonk, Dewi tak berhenti mengulum kontol Bobby agar tetap tegak dan keras. Ithonk begitu bersemangat dan mempercepat tempo tusukannya pada kelamin sang Ustadzah yang terasa hangat, becek, dan berlendir itu

"Anjingg.. Memeknya seret bener.. Becek lagiii.. Aaaahhh... Gua keluarrr nih lama-lama.. Anjing.. Memek lonte sialan.. Aaahhh..", Kata Ithonk mempercepat sodokannya ke lubang kelamin Dewi

"Arrrgggh keluarrrrr", Desah Ithonk tiba-tiba sambil mencabut batang gemuknya dari liang senggama Dewi. Buru-buru ia arahkan kepala kontolnya ke perut Dewi dan segera ia tumpahkan air maninya ke perut rata Dewi begitu banyak

*crot crot crot crot*

disemburnya perut Dewi beberapa kali dengan pejunya. Ithonk ingat pesan Endrix, sementara ini mereka berdua dilarang menyiramkan air mani mereka ke dalam rahim Dewi. Endrix ingin menguasai rahim gadis itu seorang diri untuk sementara waktu sampai sang Ustadzah benar-benar bertekuk lutut padanya. Perut Dewi jadi belepotan peju cukup banyak. Sebagian menetes kebawah karena posisi tubuh Dewi yang terus berganti.

"Njir cepet bener lu crotnya. Heheheh..", ejek Bobby sambil mengambil alih tempik Dewi dan kembali ia setubuhi akhwat itu sambil ngobrol dengan Ithonk

"Aaahhh.. Aahhh.. Aaahhh..", desahan Dewi begitu kencang terdengar kembali saat kontol Bobby bersarang di jepitan kelaminnya kembali

"Memeknya terlalu nikmat bro.. Hah hah hah..", jawab Ithonk sambil tersengal-tersengal. Perutnya yang berlemak dan dekil terlihat berkeringat deras. Ithonk langsung terduduk lemas, dengan batang kontolnya yang semakin layu dan menciut .
Dia hanya bisa melihat Bobby yang masih perkasa menyetubuhi Dewi dihadapan suaminya

"Hah. hah. hah. ana capek mas.. Sudah ya.", pinta Dewi memelas sambil terus digenjot Bobby

"Ini masih siang.. Hari ini lu wajib lembur. Hehehe..", kata Bobby terus menggenjot tempik Dewi tanpa ampun

*jleb jleb jleb jleb*

Diangkatnya salah satu kaki wanita bercadar itu ke pundaknya. Lalu kontolnya kembali ia cobloskan ke tempik Dewi sesukanya. Tubuh Dewi kembali menggeliat dengan salah satu kakinya yang terangkat tersandar pada pundak Bobby. Bobby lalu menyingkap kembali cadar yang dipakai Dewi, dan langsung saja pria itu menciumi akhwat bercadar itu tanpa ampun. Lidahnya begitu liar menjilati seluruh bibir Dewi sebelum mendorongnya masuk untuk melumati lidah Dewi tanpa ampun.

Terlihat wajah Dewi terpejam pasrah, saat Bobby menciumi bibirnya. Sedangkan tangan Bobby memainkan buah dada Dewi yang menggoda dengan pentil susunya yang sudah menegang. Dewi melenguh dan membusungkan dadanya agar Bobby terus merangsang payudaranya. Lidah Bobby dengan cepat menjilati puting susu Dewi Tibuh Dewi sampai kelojotan menerima rangsangan yang begitu besar seperti yang dialaminya saat ini. Kontol Bobby terus menghajar tempik Sang Ustadzah dengan perkasa. Disingkapnya kerudung panjang dewi sampai lehernya terbuka, lalu Bobby menyupang leher Dewi berkali-kali hingga meninggalkan bekas merah lada beberapa bagian

"Aaahhhh.. Sakittt.. Tuann.. Aaahh.. Jangan digigit", lenguh Dewi begitu manja

Eko semakin mempercepat kocokannya. Pemandangan istrinya sedang telanjang disetubuhi pria lain adalah pemandangan terindah yang pernah ia lihat. Dewi yang mengejang, merintih, digerayangi tubuh dan diciumi bibirnya dengan penuh nafsu oleh pria lain sangat membuat pria itu semakin terangsang. Eko mulai mengocok kembali batang kontolnya melihat istrinya sedang berzina. Sedangkan istrinya hanya pasrah saja melihat suaminya sedang asyik coli merekam dirinya melayani Bobby

"Semangat dong. Lu kan istri shalihah.. Membahagiakan suami dapat pahala lho. Heheh", kata Endrix turut berkomentar

"Iya suaminya keliatan bahagia liat istrinya akhirnya disetubuhi laki lain.. Sampe coli gitu. Hehehe..", kata Ithonk

"Awas lu kalau peju lho ngotori rumah gw.. Buang peju lu ke muka istri lu!!", kata Endrix

Eko semakin mempercepat kocokannya. Tubuhnya bergetar hebat, tangannya sudah tidak mampu merekam dengan stabil karena tubuhnya terus-terusan bergetar semakin mengejang. Eko mendekati wajah istrinya dan mengarahkan batang kontolnya dihadapan wajah istrinya yang terlihat memejamkan mata menunggu suaminya menyiramkan wajahnya dengan peju

"Arrrgggghh Ummii.. Abi.. keluarrr... Aaahh..", Desah Eko

*crot crot crot*

Kontol Eko menembakkan pejunya 3x mengenai cadar istrinya. Istrinya hanya bisa pasrah. Tidak pernah selama ini suaminya menumpahkan air mani ke wajah cantiknya Tetapi kali ini ia tidak bisa protes. Karena tuannya lah yang memberikan perintah. Setelah selesai ejakulasi, kontol Eko kembali layu dan tubuhnya seketika lemas. Matanya hanya tersisa sayu menatap istrinya yang semakin kelojotan disodok kontol oleh Bobby. Dengan sisa tenaganya, Eko kembali bangkit dan meneruskan merekam istrinya yang sedang disetubuhi oleh Bobby kembali

*jleb jleb jleb jleb*

Bobby mempercepat sodokannya ke kelamin Dewi. Ingin ia segera menuntaskan ini semua. Karena teman-temannya sudah lebih dulu berejakulasi hari ini. Desahan Dewi terus menggema begitu nakal bersamaan dengan tiap dorongan kontol Bobby yang menembus kelaminnya

"Ouhh . Ouuhh.. Ouuhhh.. Ouuhh..", desah Dewi begitu binal

"Aaanjingg keluarrrr gw.....", kata Bobby mencabut batang kontolnya dan berpindah posisi ke wajah Dewi. segera diarahkannya kepala kontol Bobby ke wajah wajah Dewi

*crot crot crot crot*

Kembali wajah cantik Dewi disembur peju untuk kedua kalinya. Kali ini jumlahnya jauh lebih banyak dan jauh lebih kental. Tetesan peju Bobby merata mengenai kening serta cadarnya. Setelah selesai, Eko mengclose up wajah istrinya yang berceceran sperma dan rekaman pun di stop.

Tubuh Dewi langsung terbaring lemas dengan kondisi memalukan. Wajah cantiknya berlumuran sperma suaminya dan Bobby. Sedangkan alat kelaminnya hari sudah dicoblos tiga batang kontol dihadapan suaminya sendiri. Tubuh telanjang Dewi masih begitu merangsang dengan segala pesonanya. Bobby dan Ithonk kembali menarik tubuh Dewi dan diajaknya istri Eko itu ke kamar. Dewi hanya bisa pasrah tanpa seijin suaminya ia meninggalkan suaminya seorang diri dan lebih memilih melayani kedua pria itu lagi

"Aaahhh.. aaahh.. Yessss... Iyessss... Enak... terus tuaannnn.. Aaahhh..", rancau Dewi begitu binal entah apa yang terjadi di dalam kamar

"Mulai sekarang istri lu resmi jadi lonte.. Lu rela?", tanya Endrix

"Iya mas.. Mau gimana lagi.. Istri saya sudah bersedia juga..", jawab Eko pasrah

"Yasudah, lu boleh pulang. Istri lu lembur dulu disini. Besok lu jemput dia kalau gw udah hubungi lu. ngerti? Pulang dulu sana!!", kata Endrix

Eko lalu bersiap meninggalkan rumah Endrix, meninggalkan istrinya yang ustadzah bercadar itu untuk disetubuhi habis-habisan seharian oleh Endrix and the gank.

"Jangan kawatir. Entar lu gw kirimin video bokep istri lu.. Lu tunggu aja sambil coli..", ejek Endrix lalu ia pun menyusul ke dalam kamar bersama teman-temannya untuk menggilir Sang Ustadzah Dewi hingga keesokan harinya

***bersambung***
 
Terakhir diubah:
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd