pujasejagat
Semprot Lover
- Daftar
- 29 Jun 2015
- Post
- 277
- Like diterima
- 1.128
Halo selamat malam agan agan pecinta semprot, pagi hari ini kembali lagi ane akan membagikan sebuah cerita karangan idola ane om jakongsu, semoga agan2 sekalian berkenan dan terhibur dengan cerita dari om jakongsu.
Copas/Repost
Menyingkap Kehidupan Poligami
By Jakongsu
Aku ingin berbagi cerita mengenai kehidupanku. Orang semacam aku selama ini tidak ada yang mau terbuka mengenai kehidupannya, padahal banyak orang penasaran ingin tahu bagaimana seorang pria yang memiliki istri lebih dari satu. Aku memiliki 9 istri, semuanya cantik menurutku dan hidup damai saling tolong menolong seperti satu keluarga.
Sebelumnya aku ingin memperkenalkan diri, namaku Argo. Ketika aku tulis cerita ini usiaku sudah melewati 60 tahun, ya lebih sedikit. Saya orang yang biasa-biasa saja, tidak punya kelebihan apa-apa.
Sejujurnya waktu muda dulu sama sekali tidak pernah saya berkeinginan punya istri lebih dari satu, apalagi sampai 9 orang. Jika para motivator selalu menanamkan hidup harus mempunyai “goal” atau “dream”, Saya tidak pernah punya goal atau dream memperistri 9 orang.
Nama saya sudah bisa mencerminkan bahwa saya berasal dari suku Jawa. Mereka adalah keluarga monogamy. Ayah saya yang saya panggil Bapak, adalah orang Jawa banget. Dia selalu menanamkan berbagai kearifan Jawa kepada saya dan tentunya kepada semua adik-adik saya.
Banyak sekali falsafah Jawa yang ditanamkan kepada kami anak-anaknya, sehingga itu menjadi semacam pedoman atau tuntunan hidup. Salah satu yang paling memberi kesan mendalam adalah falsafah Hasta Brata. Aku tidak uraikan soal falsafah itu, karena pembaca bica cari sendiri di internet.
Dalam cerita ini aku mohon maaf karena akan bicara agak vulgar dan terbuka. Bukan aku ingin membuka aib sendiri (apakah hubungan suami istri itu aib?), tetapi keinginan tahu orang terhadap kehidupan poligamy terutama adalah masalah sex. Cara berceritaku juga mungkin agak kacau, karena bukan hanya aku yang mengungkapkan cerita mengenai diriku tetapi istri-istriku juga angkat bicara bercerita. Cerita mereka aku angkat, karena berisi pengakuan yang tentu saja itu aku anggap menarik.
Saya menikah pada umur 25 tahun dengan istri yang masih 17 tahun. Istri pertama bukan pacar semasa muda, tetapi seperti dijodohkan oleh keluarga. Awalnya saya kurang senang dijodohkan karena kan saya tidak kenal dan tidak tahu apakah dia selera saya atau bukan. Ketika kami diperkenalkan, pendirian saya jadi goyah, bahkan malah berbalik arah 180 derajat. Cewek yang diperkenalkan bernama Chandrawina, cantik, putih agak tinggi, rambutnya se bahu. Aku harus mengakui bahwa selama aku dapat pacar, sudah 3 kali, belum ada yang secantik ini.
Menurut Chandra yang bercerita setelah kami menikah, dia pun semula tidak suka dijodohkan. Alasannya ya sama dengan saya. Kenapa akhirnya mau, katanya setelah ketemu saya dadanya berdebar-debar.
Setelah pertemuan pertama itu kedua keluarga kami memberi kesempatan kami untuk saling mengenal, sehingga kami sering jalan berdua nonton bioskop. Sekitar 6 bulan setelah kami merasa akur, akhirnya menyatakan setuju saja ketika kedua orang tua kami akan menikahkan segera.
Sampai menikah, aku hanya pegang tangan saja, mencium tidak berani, apalagi lebih dari itu, sehingga ketika kami menjalani malam pertama, kami berdua malu-malu memulai. Saya masih ingat betul kejadian malam pertama itu, karena memang sangat berkesan seumur hidup.
Ruang pengantin yang dihias mewah dengan keharuman dan warna-warna lembut, sebetulnya membuat saya malu. Mengapa malu, karena semua orang, saudara dan tamu mengetahui bahwa kamar itu akan menjadi arena kami berdua melakukan hubungan sex.
Selesai acara malam resepsi, yang waktu itu baru selesai jam 11 malam. Kami berdua lalu melepas semua baju kebesaran. Saya mengenakan celana jeans dan kau oblong, istri juga pakai celana jeans dan kaus oblong juga. Rambutnya masih belum normal karena bekas sasakan masih sulit diurai. Kami berdua lalu ngobrol dengan teman-teman akrab yang masih belum pulang. Kami memang melaksanakan pesta resepsi di rumah, sehingga teman-teman akrab banyak yang begadang.
Menjelang setengah 12, teman-teman kami sambil meledek menyuruh kami masuk kamar pengantin. Aku dan istriku jadi malu dikerjai begitu. Akhirnya aku tidak bisa berkutik ketika ibu si Chandra menyuruh kami masuk kamar.
Rasanya malu banget ketika kami berdua berjalan memasuki kamar. Tapi apa boleh buat. Kami masuk kamar dan pintu langsung dikunci, karena ibu Chandra yang menginstruksikan begitu. Kami berdua duduk di pinggir. Jujur saja sampai seumur itu, saya belum pernah ciuman apalagi melakukan hubungan badan.
Duduk berdampingan dengan istri yang beda umur 8 tahun dari saya rasanya berdebar-debar sekali. Mungkin naluri yang mendorong saya pada waktu itu, Chandra saya peluk dan saya cium. Mulanya pipinya. Dia menurut saja wajahnya dijatuhkan ke dada saya sehingga saya hanya bisa mencium keningnya dan membaui rambutnya yang harum. Badannya saya peluk.
Entah bagaimana, kami berdua jadi berbaring sambil kaki masih menjuntai di tepi tempat tidur. Itulah kesempatan saya mencium pipinya lagi lalu dahinya lalu bibirnya. Chandra bibirnya kaku ketika aku cium. Aku kurang tahu cara berciuman, hanya sering lihat di film-film. Lama-lama bibirnya dibuka lalu aku pagut bibir bawahnya.
Tanganku meremas payudaranya yang lumayan besar. Nafas istriku mendengus-dengus, membuat aku makin bernafsu. Saking polosnya waktu itu, aku bertanya dulu waktu mau membuka kausnya. Chandra mengangguk saja dan minta aku mematikan lampunya. Yah begitulah sampai akhirnya kami berdua bugil. Ketika itu karena aku terlalu nafsu, belum sempat melakukan hubungan aku sudah muncrat duluan. Si Chandra bingung waktu itu dan jijik karena tangannya terkena spermaku. Kamar mandi ada di dalam jadi kami sama-sama membersihkan.
Karena masih muda tidak lama kemudian penisku sudah berdiri lagi. Aku sudah gak sabar ingin merasakan hubungan sex. Penisku aku arahkan ke kemaluan Chandra. Waktu itu aku tidak tahu dimana letak lubang untuk melakukan hubungan. Aku kira berada di depan, sehingga ketika aku tekan-tekan di belahan kemaluannya tetapi tidak bisa masuk, karena memang tidak ada lubangnya. Chandra lah yang membantu dengan mengarahkan penis saya ke arah vaginanya.
Begitu menemukan vagina, penis saya tekan tapi masih meleset-meleset sehingga terpaksa agak dipaksa baru bisa masuk. Chandra kesakitan, tapi karena nafsuku sudah di ubun-ubun jadi ya maksa terus, berhenti sebentar lalu tekan lagi sampai akhirnya penisku masuk semua. Rasanya waktu itu luar biasa enaknya, sehingga aku tidak mampu menahan ejakulasi, sehingga tumpahlah di dalam.
Bersambung di bawah gan....
Copas/Repost
Menyingkap Kehidupan Poligami
By Jakongsu
Aku ingin berbagi cerita mengenai kehidupanku. Orang semacam aku selama ini tidak ada yang mau terbuka mengenai kehidupannya, padahal banyak orang penasaran ingin tahu bagaimana seorang pria yang memiliki istri lebih dari satu. Aku memiliki 9 istri, semuanya cantik menurutku dan hidup damai saling tolong menolong seperti satu keluarga.
Sebelumnya aku ingin memperkenalkan diri, namaku Argo. Ketika aku tulis cerita ini usiaku sudah melewati 60 tahun, ya lebih sedikit. Saya orang yang biasa-biasa saja, tidak punya kelebihan apa-apa.
Sejujurnya waktu muda dulu sama sekali tidak pernah saya berkeinginan punya istri lebih dari satu, apalagi sampai 9 orang. Jika para motivator selalu menanamkan hidup harus mempunyai “goal” atau “dream”, Saya tidak pernah punya goal atau dream memperistri 9 orang.
Nama saya sudah bisa mencerminkan bahwa saya berasal dari suku Jawa. Mereka adalah keluarga monogamy. Ayah saya yang saya panggil Bapak, adalah orang Jawa banget. Dia selalu menanamkan berbagai kearifan Jawa kepada saya dan tentunya kepada semua adik-adik saya.
Banyak sekali falsafah Jawa yang ditanamkan kepada kami anak-anaknya, sehingga itu menjadi semacam pedoman atau tuntunan hidup. Salah satu yang paling memberi kesan mendalam adalah falsafah Hasta Brata. Aku tidak uraikan soal falsafah itu, karena pembaca bica cari sendiri di internet.
Dalam cerita ini aku mohon maaf karena akan bicara agak vulgar dan terbuka. Bukan aku ingin membuka aib sendiri (apakah hubungan suami istri itu aib?), tetapi keinginan tahu orang terhadap kehidupan poligamy terutama adalah masalah sex. Cara berceritaku juga mungkin agak kacau, karena bukan hanya aku yang mengungkapkan cerita mengenai diriku tetapi istri-istriku juga angkat bicara bercerita. Cerita mereka aku angkat, karena berisi pengakuan yang tentu saja itu aku anggap menarik.
Saya menikah pada umur 25 tahun dengan istri yang masih 17 tahun. Istri pertama bukan pacar semasa muda, tetapi seperti dijodohkan oleh keluarga. Awalnya saya kurang senang dijodohkan karena kan saya tidak kenal dan tidak tahu apakah dia selera saya atau bukan. Ketika kami diperkenalkan, pendirian saya jadi goyah, bahkan malah berbalik arah 180 derajat. Cewek yang diperkenalkan bernama Chandrawina, cantik, putih agak tinggi, rambutnya se bahu. Aku harus mengakui bahwa selama aku dapat pacar, sudah 3 kali, belum ada yang secantik ini.
Menurut Chandra yang bercerita setelah kami menikah, dia pun semula tidak suka dijodohkan. Alasannya ya sama dengan saya. Kenapa akhirnya mau, katanya setelah ketemu saya dadanya berdebar-debar.
Setelah pertemuan pertama itu kedua keluarga kami memberi kesempatan kami untuk saling mengenal, sehingga kami sering jalan berdua nonton bioskop. Sekitar 6 bulan setelah kami merasa akur, akhirnya menyatakan setuju saja ketika kedua orang tua kami akan menikahkan segera.
Sampai menikah, aku hanya pegang tangan saja, mencium tidak berani, apalagi lebih dari itu, sehingga ketika kami menjalani malam pertama, kami berdua malu-malu memulai. Saya masih ingat betul kejadian malam pertama itu, karena memang sangat berkesan seumur hidup.
Ruang pengantin yang dihias mewah dengan keharuman dan warna-warna lembut, sebetulnya membuat saya malu. Mengapa malu, karena semua orang, saudara dan tamu mengetahui bahwa kamar itu akan menjadi arena kami berdua melakukan hubungan sex.
Selesai acara malam resepsi, yang waktu itu baru selesai jam 11 malam. Kami berdua lalu melepas semua baju kebesaran. Saya mengenakan celana jeans dan kau oblong, istri juga pakai celana jeans dan kaus oblong juga. Rambutnya masih belum normal karena bekas sasakan masih sulit diurai. Kami berdua lalu ngobrol dengan teman-teman akrab yang masih belum pulang. Kami memang melaksanakan pesta resepsi di rumah, sehingga teman-teman akrab banyak yang begadang.
Menjelang setengah 12, teman-teman kami sambil meledek menyuruh kami masuk kamar pengantin. Aku dan istriku jadi malu dikerjai begitu. Akhirnya aku tidak bisa berkutik ketika ibu si Chandra menyuruh kami masuk kamar.
Rasanya malu banget ketika kami berdua berjalan memasuki kamar. Tapi apa boleh buat. Kami masuk kamar dan pintu langsung dikunci, karena ibu Chandra yang menginstruksikan begitu. Kami berdua duduk di pinggir. Jujur saja sampai seumur itu, saya belum pernah ciuman apalagi melakukan hubungan badan.
Duduk berdampingan dengan istri yang beda umur 8 tahun dari saya rasanya berdebar-debar sekali. Mungkin naluri yang mendorong saya pada waktu itu, Chandra saya peluk dan saya cium. Mulanya pipinya. Dia menurut saja wajahnya dijatuhkan ke dada saya sehingga saya hanya bisa mencium keningnya dan membaui rambutnya yang harum. Badannya saya peluk.
Entah bagaimana, kami berdua jadi berbaring sambil kaki masih menjuntai di tepi tempat tidur. Itulah kesempatan saya mencium pipinya lagi lalu dahinya lalu bibirnya. Chandra bibirnya kaku ketika aku cium. Aku kurang tahu cara berciuman, hanya sering lihat di film-film. Lama-lama bibirnya dibuka lalu aku pagut bibir bawahnya.
Tanganku meremas payudaranya yang lumayan besar. Nafas istriku mendengus-dengus, membuat aku makin bernafsu. Saking polosnya waktu itu, aku bertanya dulu waktu mau membuka kausnya. Chandra mengangguk saja dan minta aku mematikan lampunya. Yah begitulah sampai akhirnya kami berdua bugil. Ketika itu karena aku terlalu nafsu, belum sempat melakukan hubungan aku sudah muncrat duluan. Si Chandra bingung waktu itu dan jijik karena tangannya terkena spermaku. Kamar mandi ada di dalam jadi kami sama-sama membersihkan.
Karena masih muda tidak lama kemudian penisku sudah berdiri lagi. Aku sudah gak sabar ingin merasakan hubungan sex. Penisku aku arahkan ke kemaluan Chandra. Waktu itu aku tidak tahu dimana letak lubang untuk melakukan hubungan. Aku kira berada di depan, sehingga ketika aku tekan-tekan di belahan kemaluannya tetapi tidak bisa masuk, karena memang tidak ada lubangnya. Chandra lah yang membantu dengan mengarahkan penis saya ke arah vaginanya.
Begitu menemukan vagina, penis saya tekan tapi masih meleset-meleset sehingga terpaksa agak dipaksa baru bisa masuk. Chandra kesakitan, tapi karena nafsuku sudah di ubun-ubun jadi ya maksa terus, berhenti sebentar lalu tekan lagi sampai akhirnya penisku masuk semua. Rasanya waktu itu luar biasa enaknya, sehingga aku tidak mampu menahan ejakulasi, sehingga tumpahlah di dalam.
Bersambung di bawah gan....