Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Mimi dan Dunia Malam

Suhu mimi jangan disandera di rumah sendiri bagi2 ma yang lain di sini
 
Jangan-jangan mimi dinikmati anggota ketika serbuan disko...
 
Terakhir diubah:
Mimimimimimimi......dimanakah dirimu ? Masi liburan kah ? Ayo diupdate lg..... :semangat: buat TS nya
 
Waduhh....

Ternyata sudah sangat lama ane ninggalin forum ini yah.

Sorry,..sorry....
Kemaren2 hp ane senjata ane buat buka forum & nulis2 matot. Semua data hilang lenyap.

Pas hp dah bener, ane kelupaan pasword ane buat masuk kesini 😂

Ditambah kesibukan2 di RL, bikin ane kehilangan inspirasi & gairah buat nulis.


Anyway busway,...jika msh berkenan ane coba terusin cerita ini deh.
Klo gk berkenan,...yah ane tetep terusin jg...
ampe master2 penggede2 forum ini bosen & kick ane out 😂

eh..eh..eh....but sorry klo nanti2 jg rawan2 macet yah juragan.
Maklum ane cuma kuli yg kesehariannya sibuk cari sesuap nasi.

:Peace: Peace..
 
Kembali Single...???



Aku menghabiskan sisa malam itu dengan peraaaan tersiksa. Tripping yang tidak lepas.

Otakku selalu bertanya-tanya apa yang terjadi dengan Ardy. Mengapa ia menghilang begitu saja tanpa penjelasan.

Dalam kekalutan dan mencari ketenangan aku bahkan minum minuman beralkohol yang tidak pernah kucoba sebelumnya.

Kawan-kawanku yang baik berusaha menenangkan dan menghiburku tanpa hasil.
Aku pulang ke kost diantar oleh Binsar dan Ana dalam keadaan mabuk. Mereka bagai mendapat mandat khusus untuk terus menjagaku sampai aku tenang.

Sebenarnya aku sudah tenang sejak dari dalam mobil. Atau lebih tepatnya aku sudah jatuh tertidur tak sadarkan diri sejak didalam perjalanan pulang karena saking mabuknya. Mungkin Binsar dan Ana yang memapahku hingga aku bisa berada didalam kamar kost ku saat aku terbangun.



* * *



"Ce.... Ce Mimi.... Bangun Ce... Ana harus pulang dulu."

Aku mengerjapkan mata, berusaha memperoleh kesadaranku. Tampak wajah Ana yang tersenyum.

Kualihkan pandanganku kesekeliling mencoba mencari kesadaran dimana aku berada. Dinding kamar yang sangat kukenal. Jam dinding menunjukkan jarumnya pada angka 1.
Kepalaku terasa pusing sekali.

Kualihkan kembali pandanganku kearah lainnya. Tampak sosok bertubuh besar berkulit agak gelap dalam keadaan terduduk bersandar didinding diseberangku. Matanya terpejam dan mulutnya setengah terbuka dengan sedikit aliran liur mengalir dari bibir bagian kirinya.

Binsar masih tertidur. Aku tak menyangka kalau ia masih disini menjagaiku.

Aku memperhatikan Ana yang sudah terlihat rapi. Tampaknya ia sudah mandi atau setidaknya mencuci mukanya.

"Aku harus pulang dulu yah ce. Sudah siang." Katanya lagi.

Aku masih malas untuk bangun. Badanku masih terasa pegal dan lemas dan kepalaku masih pusing. Perasaan hang over benar-benar menyiksaku.
Aku menguletkan tubuh dan sedikit mengangkat tubuh bagian atasku bersandar pada tembok dibelakangku.


"Sorry yah ce....aku tinggal. Aku bener-bener harus pulang." Tampak benar kalau ia sedang terburu-buru.

"Iya udah sana." Aku membalas malas sambil berusaha tersenyum dan menghela nafasku.

Ana beranjak pergi meninggalkan kamarku yang kembali sepi.


Ku raih hp ku yang berada tidak jauh dariku.
Ada 4 pesan sms didalamnya.
3 Dari Ardy. Dan 1 dari Jo.

Aku buka dan mulai membaca pesan dari Ardy.

Pesan 1: Sry aku hrs plng. Aku gk biasa. Aku gk nyaman

Pesan 2: Aku gk nyngka kmu bnyk brubah. Kmu bkn Mimi yg dlu lg. Skrg aku gk mngenal kmu lg. Aku gk nyngka

Pesan 3: Kmu skrg liar. Aku gk bs nerusin hbng kt. Kmu skrg bkn cwek baik2


"What... Apa ini...??"

Aku termangu sesaat mencoba menelaah semua pesan dari Ardy.

Beberapa saat kemudian kudial telephon gengamku, mencoba menghubungi Ardy. Tapi Ardy tidak mau mengangkat telephonku.

Jari-jariku segera mengetik lincah diatas keypad.

Kamu kenapa? Aku butuh penjelasan!
Send!

Ada sekitar 10 menit baru kuterima jawaban sms dari Ardy.

Sdah gk ada yg hrs dijlsin lg.Kmu brubah.Kmu sdah bukan wanita baik2 lg.Hbngn kt sampai disini saja.Kt putus.Kmu gk prlu mnbghbngi aku lg!

Tanganku mendadak lemas. Seluruh tubuhku mendadak lemas. Aku tidak tahu dimana aku berbuat salah. Mengapa secara tiba-tiba Ardy memutuskan hubungan kita dengan begitu saja tanpa penjelasan.

Otakku kalut. Kepalaku semakin terasa pusing. Kucoba menelphon Ardy kembali beberapa kali tanpa hasil. Setiap ku telephon dia langsung merejectnya.

Tak beberapa lama kemudian kutetima kembali sms dari Ardy.

Sdh diblng gk ush hbngin aku lg. Kt putus.

Aku butuh pnjelasan. Jawabku.

Gk ada lg yg hrs dijlsin.Kmu sdah brubah total.prgaulanmu & tingkahmu.Kmu bukn prmpuan baik2 lg.Kmu sdah ahli dlm brbgai kemesuman.mngkn kmu sdh gk prwan lg.Aku sdh gk bs mnrskn hbngn kt.
Tlng jgn hbngi & ganggu aku lg.



Air mata perlahan mengalir keluar tanpa sadar dari kedua mataku.
Setega itu Ardy menuduh seperti itu. Apakah aku salah? Apakah memang aku sudah terlalu nakal?

Air mataku semakin banyak keluar, aku mulai menangis sesegukan.


"Kamu kenapa?"

Suatu suara mengejutkanku.

Binsar terbangun dari tidurnya dan menghampiriku.

"Hu..hu...hu...!" Tanpa sadar aku membuka tanganku seakan meminta perlindungan padanya.

Binsar tanggap. Diraihnya tubuhku. Dalam pelukannya kutumpahkan seluruh tangisku. Sementara Binsar hanya terdiam sambil membelai rambutku perlahan.


Cukup lama aku menangis didada Binsar yang tegap. Hingga seluruh airmataku terkuras habis dan aku berhenti dengan sendirinya. Tubuhku lemas.

"Cup..cup..cup... Sudah yah Mi, sudah. Gak apa-apa, ada gua disini jagain lu." Binsar terus mengelus rambutku memberiku rasa ketenangan.

"Memang sebenarnya ada apa?" Tanyanya lagi berhati-hati.

Kelembutannya saat itu membuatku mencurahkan seluruh cerita tentang Ardy dan emosiku padanya.



* * *



"Jadi menurut lu gua harus bagaimana Bin..?" Tanyaku setelah menceritakan semuanya kepada Binsar.

"Well, jujur gua gak tau Mi. Gua bahkan gak tau saat ini gua harus ikut sedih buat lu atau senang."

"Koq gitu?" Tanyaku heran akan jawabannya.

Binsar terenyum memandangku.

"Sebenarnya lu pasti dah bisa menduga Mi. Gua dari dulu selalu mempunyai hati buat lu. Cuma gua gak berani. Dan gua gak pernah punya kesempatan sebelumnya, karena gua selalu mengira lu udah punya cowo.

Dan sekarang lu baru aja diputusin sama cowo lu. Gua ikut sedih buat lu. Tapi itu juga berarti sekarang gua punya kesempatan kan buat deketin lu.

Kata-kata Binsar mengalir jelas dan perlahan dari mulutnya. Kata-kata yang cukup mengejutkanku. Aku bingung aku harus merasa senang dan lucu atas keberanian serta kepolosannya, atau merasa kesal karena ditengah kesusahanku ia malah berusaha mencari kesempatan.

"Ihhh,...Jahat lu yah. Orang lagi sedih malah merasa senang."

Bukannya nyaranin gua biar perjuangin hubungan gua atau bantu jelasin ke Ardy....

Ehh...malah cari kesempatan."


"Yah buat apa lagi Mi..??

Kalau memang pada dasarnya dia gak percaya lu, mau dijelasin bagaimanapun juga susah.

Ok, mungkin saat ini dia bisa dibujukin, diyakinin. Tapi nanti didepannya pasti dia akan merasa curiga-an terus lagi aja ama lu.

Buat apa lu perjuangin cowok kayak gitu,...

Kalo sebenernya.....

Sebenernya..."

Suara Binsar menjadi perlahan

"Masih ada cowok lain yang bener-bener tulus sayang dan percaya sama lu."


"Huh,....Gombal!" Bibirku menyunggingkan senyum kecil dengan sendirinya tanpa dapat kutahan.

"Sudah sana pulang, gak dicari'in apa sama orang rumah." Sambungku sambil berusaha menyembunyikan wajahku yang tersipu.

"Hahaha...gitu donk senyum. Jangan sedih lagi." Katanya sambil bangkit berdiri merapikan pakaiannya.


"Mi..."

"Hmm."

"Lu bener dah gak apa-apa."

Aku tersenyum mengangguk perlahan.

"Kalau gitu gua pulang dulu yah."

Aku kembali hanya menganggukkan kepalaku pada Binsar.


"Bin...!"

"Iya?" Binsar berhenti sesaat hendak keluar dari kamarku.

"Thanks yah."

Binsar menatapku tersenyum. Kemudian menutup pintu kamarku yang kembali sepi.



* * *



Sepeninggal Binsar aku masih terus terdiam setengah terduduk bersandar pada dinding kamarku. Pikiranku menerawang menela'ah semua kejadian yang baru saja terjadi.

Ardy....

Binsar....

Aku memang sedih. Kesal. Bahkan tersinggung dengan cara prilaku Ardy yang menurutku tidak gentle. Aku merasa ia terlalu picik dengan pikirannya. Langsung menuduhku dengan penilaiannya sendiri tanpa memberiku kesempatan untuk membela diri.

Dan saat itu jujur aku tidak merasa sedih atas kehilangan dirinya. Aku lebih merasa marah dan tersinggung atas sikapnya yang menurutku tidak jantan dan tidak berani untuk mengkonfrontasiku secara langsung.

Kalau ia mau memutuskan hubungan denganku seharusnya ia berani mengutarakannya secara langsung. Bukan hanya melalui sms dengan tuduhan yang tidak jelasnya. Tuduhan dan caranya betul-betul melecehkan dan menyakitiku.

Sementara Binsar...
Binsar memang bukan sosok laki-laki idamanku dalam segi fisik. Tapi harus kuakui kalau perlakuannya kepadaku selama ini cukup sangat baik. Dan aku memang bisa merasakan kalau Binsar memang menyukaiku.

Tapi apakah aku bisa mentukai Binsar juga? Hanya waktu yang bisa menjawab semuanya.


Lapar dan perasaan lengket serta gerah mulai terasa tubuhku. Aku beranjak bangun hendak membersihkan diri serta mengisi perut.

"Aduhh..!"

Aku meringis. Disamping rasa pegal pada seluruh tubuhku, kurasakan rasa pegal dan sakit yang lebih pada daerah pinggul dan selangkanganku.

Koq selangkanganku terasa sakit? Perih dan pegal terasa menusuk daerah kewanitaanku saat kuberanjak berdiri.

Apakah aku terlalu lelah? Atau salah tidur? Atau terbentur sesuatu tanpa sadar tadi malam..?



* * *
 
Akhirnya, nyambung juga, btw suhu cerita yang lama ane boleh minta gak? Part akhirnya ilang. Ditunggu updatenya suhu. Thanks a lot
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd