Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG MIMPI DALAM LAUTAN AMBISI

Part 5



Pov Juwita


Ketika kurebahkan diriku aku teringat awal pertemuan aku dengan Dika.

Aku berjumpa dengan Dika 16 bulan yang lalu, saat aku datang ke bengkel mobil langgananku, dan Dika adalah montir yang melayani aku. Saat bertemu dengannya, aku sangat terkejut karena sosok Dika mirip sekali dengan Hermanto kekasihku dulu, yang pernah kusia-siakan. Mereka mirip sekali, tak ada yang berbeda sedikit pun, sampai-sampai aku merasa Dika adalah reinkarnasi Hermanto.

Aku mendekatinya dan berbasa-basi menanyakan kondisi mobilku. Dika menjawabku dengan singkat dan sopan tanpa berani memandangku. Sejak awal pertemuan itu, karena aku penasaran akan sosok Dika, selanjutnya aku menjadi sering mampir hampir setiap minggu. Aku semakin sering mengunjungi bengkel hanya untuk bertemu dengan Dika dan mengorek informasi tentangnya. Dari situ, aku telah mengatahui siapa dirinya, aku dulu menyangka Dika memiliki hubungan dengan mantan kekasih, tapi ternyata perkiraanku salah. Ia hanyalah seorang anak yatim piatu yang semenjak lahir tinggal di panti asuhan, jauh dari kota ini.

Dengan segala bujuk rayuku akhirnya Dika mau bekerja menjadi supir pribadiku. Aku merasakan kebahagiaan yang amat sangat, ia akan selalu berada di sampingku kemanapun aku pergi. Kuakui bahwa perbedaan usia kami sangat jauh, tapi aku merasa sosoknya tidak jauh berbeda dengan Mas Hermanto dari segala keluguannya. Cara bicara serta sikapnya ketika memperlakukan wanita sangat mirip. Benih-benih cintaku yang telah hilang pun, kini kembali, dan itu kurasakan pada sosok Dika. Yaah.. sekarang aku mencintai pemuda ini.

Sebulan kemudian, rasa cintaku pada Dika semakin menjadi. Aku sangat ingin memilikinya, meskipun aku sadar bahwa aku adalah wanita bersuami dan sudah punya seorang putri. Tapi rasa bersalah pada Hermanto dan dorongan kuat untuk hidup bersama Dika membuatku berfikir untuk mengakhiri pernikahan dengan mas Handoko, sekaligus bertekad untuk menguasai perusahaannya sebagai penebus dosa pada mas Hermanto. Hal ini diperkuat oleh rasa muakku pada kelakuan mas Handoko yang sering berselingkuh dan bermain api dengan wanita lain di belakangku.

Langkah pertama untuk menghancurkan suamiku adalah dengan cara menguasai perusahaannya. Meskipun aku memiliki saham di perusahaan itu, tapi aku tidak bisa ikut menentukan kebijakan dengan bebas karena prosentasi saham yang kumiliki sangatlah kecil. Satu-satunya cara yang bisa kulakukan saat ini adalah berusaha merebut dan menguasai sebagian besar saham yang ada diperusahaan, dan dengan begitu aku akan mudah menyingkirkan mas Handoko. Untungnya, aku telah bergabung menjadi jajaran direksi sejak setengah tahun yang lalu. Setelah Resti diangkat menjadi sekretaris pribadi suamiku, waktu itu aku bergabung karena aku mulai mencium perselingkuhan suamiku dengannya yang semakin intens. Tapi sekarang aku tak peduli dengan itu semua karena sekarang ada sosok Dika yang telah mengisi relung hatiku.

Dengan persiapan yang matang aku mendirikan perusahaan HJ Abadi yang bergerak di bidang yang sama dengan perusahaan milik mas Handoko. Aku menyerahkan pengelolaan perusahaan ini pada salah satu konsultanku, Bagus Purnomo (45 th), agar kepemilikan perusahaan ini tak diketahui oleh suamiku.

Rencanaku berjalan lancar. Hanya dalam waktu tiga bulan semenjak didirikan, HJ Abadi telah mampu menggoyahkan perusahaan JAYAHANJU yang dipimpin suamiku. Kami selalu memenangi tender, sehingga perusahaanku langsung menjelma menjadi perusahaan besar, sedangkan perusahaan suamiku mulai kolaps. Tentu saja kekalahan mereka tak lepas dari kepiawaianku dalam membocorkan langkah-langkah suamiku pada Bagus, agar setiap tender proyek dapat dimenangkan oleh perusahaan milikku.

Keberuntungan masih berpihak padaku ketika aku mengetahui bahwa putriku memiliki seorang kekasih bernama Andre. Aku menyelidiki pemuda itu cukup lama, semenjak putriku masih kuliah. Ternyata Andre adalah seorang playboy miskin yang hanya mengandalkan wajah tampannya untuk menjerat para wanita kaya dan memeloroti uang mereka. Di saat Putriku memelas meminta pekerjaan untuk Andre pada papihnya, aku mencoba merayu suamiku agar menerimanya. Dan lebih untungnya lagi si Disti menempatkan dia di bagian keuangan perusahaan.

Seperti yang sudah kuperkirakan, Andre dapat dengan mudah kukendalikan. Hanya dengan diiming-imingi uang, Andre langsung menyetujui dan mau ikut dengan permainan aku. Dasar lelaki kere kagak punya otak, cuma dengan sogokan uang 250 juta ia mau merubah data keuangan dalam setiap proyek JAYAHANJU; dan yang paling aku suka, ia mampu mencuri berkas saham suamiku serta menjualnya kepada Bagus.

Rencanaku telah berjalan lancar ketika mas Handoko mengetahui tindak-tanduk Andre sebagai biang kerok kolapsnya perusahaannya. Suamiku tidak mengetahui siapa sebenarnya pemilik perusahaan yang telah membeli saham perusahaannya tersebut.

Namun saat aku bergerak untuk mengambil-alih perusaahaan suamiku, aku sangat terkejut ketika mendengar bahwa Dika mengajukan diri untuk mendampingi Disti menyelesaikan masalah perusahaan. Sesuatu yang tak aku sangka, dan yang membuat aku kagum ternyata Dika mempunyai kapasitas kecerdasan di atas rata-rata, segala masukan Dika telah mampu membuat Disti selalu menyelesaikan proyek yang ia garap dengan baik.

Hubungan antara Dika dan Disti pun tak sesederhana yang kukira. Aku tidak menyangka kalau kedekatan mereka akhirnya menumbuhkan benih-benih cinta di antara mereka, dan semakin terkejut ketika Dika berani terang-terangan melamar Disti. Hatiku hancur mendengar lamaran Dika, impianku untuk mendapatkan pemuda itu luluh berantakan. Kini, yang ada dalam hati ini adalah bagaimana caranya agar Dika bisa menjadi milikku. Dan semakin ke sini, keinginanku untuk menghabisi Disti pun semakin besar. Yah.. aku harus membunuh dan menyingkirkan Disti, putri semata wayangku, agar aku dapat memiliki Dika.

Di samping itu, aku sudah punya rencana untuk menjerat Dika, meskipun resikonya cukup besar. Aku mendatangi dokter kandungan agar membuka alat KB pada rahimku. Aku telah mendapatkan cara untuk mendapatkan Dika dan menjadikan pemuda itu hanya milikku. Aku akan buat Dika menabur benihnya dalam rahimku, setelah itu baru aku memulai menghancurkan mas Handoko

[/quote]


Akhirnya aku pun tertidur dalam mimpi indah dengan semua rencana-rencanaku.




3rd POV

Beberapa hari kemudian…


“Mas Her, bisa antar aku gak sekarang?” Juwita dengan nada manja merangkul Hermanto yang sedang sibuk mengurusi berkas-berkas perusahaan.

“Kemana?” tanya Hermanto tanpa melepaskan pandangannya pada berkas di hadapannya.

“Hmmm sibuk yah.. yaudah deh kalau gitu, ntar aja.” Juwita dengan nada kecewa melihat Hermanto yang cuek, lalu melepas rangkulannya dan berdiri memandang keluar dari balik jendela.

Hermanto tersenyum dan menyimpan berkasnya, lalu berdiri mendekat Juwita dan memeluk pinggangnya dari belakang.

“Urusan mas udah beres kok, ayo kamu mau diantar kemana??” ujar Hermanto sambil mencium leher Juwita.

“Gak terlalu penting sih, cuma kemaren wiwit ketemu dengan karyawan mas, itu loh mbak Is. Dia menawarkan coklat buatan adiknya dari kota. Nah, karena Wiwit seneng coklat, Wiwit pesen satu. Barusan Mbak Is titip pesen kalau dia udah membawa coklatnya dan sekarang dia ada di gudang pabrik. Wiwit pikir, kan itu pabriknya mas Her, jadi aku gak enak kalo Wiwit kesana sendirian, makanya Wiwi minta anter mas Her.” jawab Juwita sambil menikmati cumbuan Hermanto pada lehernya sambil meremas rambut Hermanto.

Hermanto melepas pelukannya dan membalikan tubuh Juwita lalu memeluk kembali tubuhnya. Ia mendekatkan wajahnya pada Juwita.

“Hmmm gitu toh, yaudah mas Her antar wiwit deh, biar gak ngambek lagi!!” ujarnya pelan penuh dengan kehangatan, membuat dalam hati Juwita berdesir.

“Ih mas Her..!!” merasa malu melihat tatatap mata Hermanto.

Mereka pun terdiam sejenak sambil saling bertatapan hingga

Smooooch…!!

Tak tau siapa yang memulai, mereka pun langsung saling bercumbu, ciuman yang mengungkapkan apa yang ada di dalam hati mereka. Saking terhanyutnya, tangan Hermanto pun mulai mengelus lembut punggung Juwita. Ciuman mereka yang awalnya penuh kehangatan, mulai berubah menjadi ciuman penuh dengan birahi. Juwita dengan agresif mulai membalas ciuman Hermanto dengan melumat bibirnya lelaki itu. Begitu juga Hermanto ciumannya mulai turun ke leher hingga akhirnya menciumi gundukan daging kenyal yang membusung di balik pakaian Juwita, tangannya pun tak ketinggalan mulai ikut meremas dengan lembut.

“Arkkkhh…” Juwita melenguh menahan kenikmatan yang belum pernah dia rasakan. Tangannya mulai mendekap kepala Hermanto seolah tak ingin melepas cumbuan Hermanto pada payudaranya. Juwita yang sudah kehilangan akal sehat karena birahinya, mulai membuka kancing bajunya. Tapi…

“Entar yah sayang, katanya mau ke gudang. Nanti balik dari sana kita lanjutin lagi.” ujar Hermanto sambil tersenyum menggoda, tangannya menahan Juwita yang hendak membuka bajunya.

“Lagian ini kantor, entar kalau ketauan pegawai gimana. Kita nyari tempat yang cocok untuk kita berdua sepulang dari pabrik.” bisik Hermanto sambil mengulum cuping telinga Juwita. Juwita pun memejamkan mata sambil mengangguk dan menahan rasa geli pada telinganya.

“Ayo kita ke pabrik, rapihkan bajunya malu entar kalau dilihat orang.” Hermanto melepaskan pelukannya lalu menunjukan pakaian Juwita yang sudah kusut.

“Hihi.. iya mas…” jawab Juwita.

Lalu Juwita pun merapihkan pakaiannya, tiba-tiba wajahnya merona seperti ada yang dipikirkan.

“Ayo sayang kita pergi!!” ajak Hermanto membuyarkan lamunan Juwita.

Dan akhirnya mereka pun pergi ke Gudang Pabrik.


***


Setibanya di lokasi gudang pabrik yang masih terlihat aktivitasnya…

“wit, kamu janjian ketemu ama Mbak Is di mana?” tanya Hermanto.

“Katanya di ruang ujung bangunan pabrik.” jawab Juwita sambil menunjuk ruang penyimpanan bahan baku.

“Ohh.. ayo…” ujar Hermanto.

Ketika sampai di ruangan yang dimaksud, Hermanto mendapatkan suasana yang berbeda, ruangan itu sangatlah sepi dan tak ada seorang pegawai pun yang ada di sana.

“wit ini bener kamu janjian di sini? Kok gak ada orang… MBAK ISSS!!” ujar Hermanto sambil berteriak memanggil nama pegawainya, tapi tak ada jawaban.

Akhirnya Hermanto pun memutuskan untuk menyusuri ruangan gudang tersebut.

Hingga…

Klontang… klontang…

Terdengar suara besi yang jatuh.

“SIAPA ITU, ….. MBAK IS..?? “ teriak Hermanto ke arah sumber suara, lalu Hermanto melangkah mendahului Juwita menuju sumber suara tersebut.

Prook.. prook…ploook…

Suara langkah cepat datang dari arah belakang Hermanto, saat Hermanto berpaling..

BUUUUUUUUGGHHHHHH…!!!

Sebuah pipa besi menghantam rahang Hermanto dengan keras hingga lelaki itu terjungkal.





“MASSSSSS HHEEEERRRRRRRRR……” teriakku terbangun dari tidur dengan nafas yang tersengal dan peluh mengucur di sekujur tubuh.

“Haaaahhh.. haaaa… haaaahh..” aku menarik nafas untuk menenangkan diri.

“Kenapa kejadian itu datang lagi dalam mimpiku, padahal aku sangat ingin melupakannya.” lirihku. Penyesalanku selalu saja membayangi mimpi-mimpiku.

Lalu aku menoleh ke samping, ternyata suamiku sudah bangun dari tidurnya dan sudah tidak ada di sampingku.

“Untung mas Han gak ada di sampingku.” sambil mengelus dada menenangkan diri.

Aku pun bangun dari tempat tidur menuju kamar mandi.

Ketika aku berendam di dalam bathtube, aku mulai memikirkan hubunganku dengan Disti yang semakin hari semakin renggang. Yah.. semakin hari aku semakin enek pada putriku sendiri yang selalu memperlihatkan kemesraannya dengan Dika di hadapanku. Aku pun semakin mantap untuk menghabisi putriku sendiri.

Semenjak kehadiran Dika, aku merasa bahwa Disti bukanlah putriku hasil dari seseorang yang aku cintai. Aku hanya menginginkan keturunan yang mengalir dari darah mas Hermanto, bukan mas Handoko. Karena itu, aku hanya menganggap Disti sebagai anak titipan mas Handoko pada rahimku; seorang anak yang terlahir akibat kebodohanku dan telah membuatku menderita karena tidak bisa mendapatkan hati Dika.









B e r s a m b u n g
 
Terakhir diubah:
maaf update kali ini bener bener sedikit

hahahaha

mudah mudahan untuk selanjutnya dech​
 
Yang misterius ini si Dika, asal usulnya gimana ya, masa Disti mau di bikin out sama Juwita
Janganlah bikin Disti out cukup bersaing secara sehat aja :pandaketawa::pandapeace:
Yang misterius ini si Dika, asal usulnya gimana ya, masa Disti mau di bikin out sama Juwita
Janganlah bikin Disti out cukup bersaing secara sehat aja :pandaketawa::pandapeace:
Ađa waktunya ntar hu mereka berdamai dan mau berbagi Dika :pandajahat:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd