Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT (Mini Series) ISTRIKU MODEL DADAKAN

Pagi itu seperti biasa aku duduk dimeja makan, menikmati sarapan yang disediakan istriku. Seperti biasa, Ayu dengan telaten menyiapkan segala keperluanku. Aku terus memandangi Ayu, sungguh beruntung aku memilikinya sebagai istri. Selain cantik alami, Ayu sangat telaten dalam mengurus rumah, serta aku, suaminya.

“Mama menggunakan make up?”Tanyaku, setelah menyadari perubahan diwajah istriku itu.
“Hihihi iya Pa, kata teman Mama, wajah Mama akan semakin cantik jika dipoleh”Jawab Ayu tersipu malu.
“Tapi Papa lebih suka kecantikan alami dari wajah Mama, kecantikan yang membuat Papa dulu jatuh cinta ke Mama”Terangku.
“Sesekali bolehkan Pa jika Mama berdandan, Mama pengen suasana baru”Ungkap istriku.
“Lagian kan Mama Cuma di rumah saja, menurut Papa, tidak perlulah berdandan”Kataku.

Setelah itu aku pergi ke kantor. Seperti biasa, Ayu mengantarku sampai depan pintu.

POV AYU

“Dasar suami egois”Ucapku setelah mengantarkan kepergian suamiku.

Dia tidak pernah memikirkan perasaanku. Alu ingin dipuji seperti wanita lain, aku ingin disanjung karena berusaha untuk tampil cantik didepan pasangan. Aku kecewa, hatiku sedih menyadari kenyataan yang sebenarnya.

“Mhmmm benar kata Rendy” Desahku sambil kembali mengingat kejadian 2 minggu yang lalu.

#

Setelah membuatku orgasme dengan tangannya, Rendy kemudian mengajakku untuk mandi bersama. Kami hanya sekedar mandi dan tidak melakukan apa pun. Selesai mandi bersama, kami kembali memakai pakaian kami masing – masing.

“Kakak tidak berdandan?”Tanya Rendy saat melihatku menyisir rambutku.
“Tidak Ren, aku baru 2 kali berdandan, saat menikah dulu dan tadi waktu jadi model”Jawabku.
“Sebenarnya kakak itu sudah cantik sih, tapi akan tambah cantik jika berdandan”Ujar Rendy dan langsung membuatku tersipu malu mendapatkan pujian darinya.

Aneh memang aneh, aku mendapatkan pujian dari laki laki lain, bukan dari suamiku sendiri. Pak Okta dan Rendy lah lelaki yang memujuki, membuat hatiku terasa senang. Aku merasakan sebagai wanita yang dihargai dan dianggap keberadaannya oleh mereka, tapi aku tidak merasakan itu dari suamiku sendiri.

Setelah itu Rendy semakin sering memujiku. Bukan hanya memuji, dia juga sering memberiku perhatian. Setelah suamiku pergi kerja, Rendy sering menghubungiku melalui handphone. Ya Rendy berhasil mendapatkab nomerku setelah kami selesai mandi bersama. Entah kenapa aku dengan mudahnya memberiku nomerku, itu pun tanpa sepengetahuan suamiku. Pesona Rendy sudah membutakan mataku.

Hampir setiap hari Rendy menghubungiku, sampai akhirnya setelah 1 minggu mendapatkan kenyamanan dari Rendy, aku akhirnya bersedia diajak jalan oleh Rendy. Aku sangat deg degan, saat pertama kali Rendy menjemputku di rumah.

“Kakak cantik sekali hari ini” Kata pertama yang dikeluarkan oleh pemuda tampan itu, ketika aku memasuki mobilnya.
“Terima kasih”Ucapku malu.
“Kakak ingin kemana hari ini”Tanya Rendy sambil tersenyum manis.
“Kamu ngak malu jalan sama aku, aku sudah tua loh, kan banyak gadis gadis muda diluar sana, mereka tidak akan menolak jika kamu ajak jalan”Ungkapku.
“Siapa bilang kakak sudah tua, kakak itu terlihat masih muda dan bahkan bisa mengalahkan kecantikan gadis gadis muda”Terang Rendy dan sontak kembali membuatku tersipu malu.

Bukan hanya tampan, pemuda ini sangat pandai dalam merayu. Kata kata manisnya itu mampu meluluhkan hatiku, membuat seorang istri setia sepertiku, tergoda dengan pesonanya. Hari itu Rendy mengajakku ke Mall. Kami berkeliling, sambil bersenda gurau. Ternyata Rendy adalah sosok laki laki baik, dia mampu membuatku tertawa dan girang saat jalan jalan mengelilingi mall itu.

“Kamu jangan sampai terperdaya oleh si Rendy itu, dia itu bukan laki laki baik, dia suka mainin wanita” Ujar Suamiku, waktu aku keluar dari ruangan ganti studio dulu.

Tapi semua itu tidak terbukti. Dari awal kita dekat, dia selalu menghargaiku. Dia malah perhatian dan selalu membuatku gembira. Walau pernah terjadi insiden kecil di kamar mandi waktu itu, tapi aku tidak menyalahkan Rendy, itu murni salahku. Aku yang teledor karena terpancing nafsu untuk mengintipnya mandi.

Karena terlanjur senang saat bersama Rendy, tidak terasa hari sudah mulai sore. Waktu terasa cepat berlalu, tapi tiba tiba timbul kegelisahan dalam hatimu, ya, aku tidak ingin cepat berpisah dengan Rendy.

“Perasaan apa ini? Ohhh”Desahku dalam hati.

Sesekali Rendy menggandeng tanganku. Entah kenapa aku tidak marah dengan perlakuan pemuda itu. Sambil tersenyum, aku balik menggenggam tangan pemuda yang membuatku bahagia.

“Tidak apa apa kalau aku gandeng?”Tanya Rendy seperti meminta izin.

“Ya” Jawabku sambil tersenyum manis.

Semua itu berawal saat kamu jalan bersama di dalam mall. Beberapa kali ada laki laki mencoba ingin menyenggolku. Tapi semua itu tidak pernah terjadi karena Rendy dengan sigap melindungiku. Memegang tanganku kemudian menarikku. Bahkan Rendy beberapa kali bertukar posisi dengan cepat denganku, memberikan tubuhnya sebagai pelindung saat tubuh orang lain akan menabrak tubuhku.

“Lelaki sejati”Ucapku dalam hati.

Dia melindungi wanitanya dari tingkah jahil orang lain, bahkan dia rela berkorban dengan membiarkan tubuhnya berada dengan tubuh orang lain, demi melindungiku. Aku semakin terpesona kepada Rendy.

“Makan yuk”Ajaknya.

Aku kemudian mengangguk setuju.

“Kakak mau makan apa?”Tanya Rendy.
“Terserah saja Ren”Jawabku.
“Mhmmm.. tidak bisa begitu, pasti kakak bosan dengan makanan rumahan, jadi mumpung kita lagi diluar, kakak bebas mau makan apapun aku traktir”Ujar Rendy.

Lagi lagi pemuda itu berhasil mengambil simpatiku. Dia lebih mementingkanku dari pada dirinya. Iya dia tidak seegois suamiku. Suamiku saja tidak pernah bertanya aku ingin makan apa. Rasa kesal mulai mumcul dihatiku, suamiku yang dulu menjelekan Rendy, ternyata semua yang ia katakan soal Rendy itu salah besar.

“Kenapa sih aku bisa punya suami seperti dia, sudah egois, tidak mengerti perasaan istrinya, tidak pernah membuatku senang dan bahagia seperti hari ini, malah suka menjelekan orang lain”Ucapku dalam hati.

Kami akhirnya makan disebuah restoran cepat saji. Aku makan dengan lahapnya, makanan ini sangat enak, ini baru pertama kalinya aku makan, makanan luar negeri.

“Apa pacarmu tidak marah kamu jalan denganku Ren?”
“Aku jomblo kak”Jawab Rendy sambil mengaduk minumannya.
“Ah aku tidak percaya, masak cowok seperti kamu jomblo” Ujarku.
“Emang aku seperti apa?”Tanya Rendy.

Aku kagok, aku terdiam kembali. Aku merasakan kegugupan saat mata Rendy menatapku tajam.

“Kenapa diam?”Rendy kembali bertanya.
“Eh iya”Ucapku.
“Memangnya aku bagaimana kak? Katakan saja, aku tidak akan marah”Ujar Rendy.
“Kaaaaammmmu.. ganteng”,Ucapku tersipu malu.

Aku kemudian menunduk, aku tidak berani melihat Rendy setelah mengatakan itu. Jantungku berdetak semakin kencang.

“Ayuk balik, sudah sore” Ajak Rendy.
“Mhmmm.. aku lagi malas pulang”Ucapku.
“Kalau gitu, main ke apartementku saja”Tawar Rendy.
“Memangnya boleh?”Tanyaku
“Buat kakak cantik, apa sih yang ngak boleh”Jawab Rendy yang kemudian kembali mengandengku.

#

Baru pertama kali aku memasuki apartment. Bagiku yang seorang gadis kampung, membayangkan apartment saja sudah sangat luar biasa.

“Wahhh.. bagus sekali Ren” Kataku saat memasuki apartment Rendy.
“Terima kasih, ini hasil kerja kerasku di dunia permodelan”Ungkap Rendy.

Sertelah itu aku dibawa Rendy untuk melihat lihat apartmentnya itu. Meski tidak terlalu besar, kesan mewah melekat di unit milik Rendy itu.

“Kalau kakak jadi model, kakak juga bisa beli apartment seperti ini, apalagi model wanita, banyak job nya” Kata Rendy saat kami sudah duduk disofa apartment itu.

“Masak sih Ren?”Tanyaku semakin penasaran.
“Iya kak, aku yakin kalau kakak jadi model, pasti kakak akan terkenal, apalagi kalau model dewasa”Terang Rendy sambil tersenyum.
“Tapi aku sudah tua loh Ren, aku juga tidak cantik, pasti kalah dengan model model muda”Ujarku sadar diri.
“Kakak salah besar, justru kecantikan dan keseksian tubuh kakak, bisa mengalahkan para model muda”Kata Rendy yang kemudian memegang tanganku.
“Aku saja suka ke Kakak” Sambung Rendy.
“Hahahaha.. kamu ada ada saja Ren, masih banyak loh gadis muda diluar sana”Ujarku untuk menghilangkan grogiku.
“Tidak kak, mereka tidak secantik dirimu, ada yang istimewa dalam diri kakak, jujur, aku sudah suka sejak pandangan pertama”Terang Rendy.

Aku semakin gugup. Aku seakan tidak percaya kalau pemuda tampan ini menyukaiku. Aku terasa bagai sedang bermimpi. Aku hanya bisa diam membisu bagai patung yang duduk disebelah pemuda itu, pemuda yang dari tadi selalu membuatku senang dan tersipu malu.

“Apa kakak mau jadi pacarku?”Tanya Rendy sambil memegang daguku, dan mengarahkan wajahku untuk melihat ke arahnya.
“Aku ini istri orang loh Ren”Jawabku sambil menatap matanya.
“Kak aku mengajak pacaran, bukan menikah”Lanjut Rendy.
“Aku takut Ren” Ucapku.
“Takut apa kakak cantik?”Tanya Rendy.
“Takut hubungan kita semakin jauh, aku tidak ingin selingkuh dari suamiku”Jawabku.
“Nikmati saja kak, nikmati setiap alurnya. Kalau itu membuat kakak bahagia, kenapa mesti takut”Terang Rendy.

“Deg” Aku seperti tersadar.

Kata kata Rendy ada benarnya. Selama ini aku selalu merasa tertekan, tidak dihargai. Aku tidak pernah mendapatkan kebahagiaan yang seutuhnya, aku merasa perlakuan egois semuaku selama ini, hanya menyiksa batinku.

“Ya.. aku mau” Tiba tiba bibirku mengucapkan kata itu.

Rendy tersenyum, dia terlihat senang.

“Cup” Bibir Rendy kemudian mengecup bibirku.

Semakin lama ciuman itu semakin panas. Hisapan dan sedotan dilakukan Rendy ke bibirku. Dengan mengikuti arahan Rendy, aku mulai mengimbangi ciuman dari Rendy itu.

“Ahhhh.. Ternyata ini yang namanya ciuman yang sebenarnya, sungguh nikmat”Desahku dalam hati.

Tidak hanya bibirku, leher dan daguku pun menjadi santapan dari mulut Rendy. Gairahku mulai menguasai tubuhku. Elusan dan remasan tangan Rendy pada kedua payudaraku, membuatku semakin lupa daratan

“Jadi kita pacaran?”Tanya Rendy disela aksinya.

Aku kembali tersenyum manis. Rendy kembali mengisap putingku yang sudah mengeras, dengan cepat Rendy kemudian membuka pakaianku. Bh yang sudah tidak bertaruran dan celana dalam yang sudah basah, menjadi pelindung terakhir tubuhku. Kemudian mataku tertuju ke tonjolan celana Rendy.

“Mau lihat?”Ucap Rendy.

Aku hanya bisa mengigit bibirku saat Rendy mulai membuka celananya.

“Auhhh gede banget”Ujarku sambil kaget.
“Ayo sayang buka bh nya” Pinta Rendy.

Setelah melepas bh ku, aku memperbaiki dudukku dan semakin merapat ke Rendy. Aku merinding, kembali melihat ukuran penis sebesar itu.

“Rendy ingin memacari istri orang dengan penisnya yang sebesar itu”Desahku dalam hati.

Kemudian aku mengarahkan payudaraku ke Rendy. Entah apa yang ada dipikiranku saat ini, aku menunjukan payudara putih montokku ke pria selain suamiku.

“Ayo diisap lagi”Kataku sambil mendekatkan puting payudaraku ke mulut Rendy.

Aku memberikan payudaraku tanpa paksaan ke pemuda tampan yang sudah memberiku kesenangan hari ini. Tanpa basa basi Rendy kembali mencaplok putingku.

“Ahhhh... ahhhhh.. shhhahhh”Desahku saat Rendy memainkan putingku dengan lidahnya.

Tanpa sadar tanganku sudah mengengam batang besar milik Rendy.

“Shhh.. gede banget”Bisikku ke Rendy.
“Gedean aku apa suamimu?”Tanya Rendy.
“Gedean punya pacar akuuu.. hihihi”Jawabku manja.
“Shhhhahhhh... shhhahhh... ouahhhhh” Kembali Rendy mengenyot putingku.

Dadaku bergemuruh kencang, apa yang dilakukan pemuda ini, tidak pernah dilakukan oleh suamiku. Rasanya enak sekali. Tanpa sadar juga tanganku mulai mengurut batang penis besar milik Rendy itu.

Kemudian Rendy menarikuku ke dalam kamarnya. Sampai dikamar Rendy, dia membuka seluruh pakaiannya, dada bidang Rendy membuatku semakin birahi. Kemudian dia duduk dikasur, sambil mengocok penisnya.

“Sini sayang.. masukin kontol aku ke mulut kamu”Pinta Rendy.

Aku yang berjalan pelan menghampiri Rendy kemudian berkata.

“Aku belum pernah mengisap penis suamiku”Ujarku.
“Ini bukan penis sayang, tapi kontol, sini aku ajarin” Kata Rendy sambil menyuruhku untuk bersimpuh.

Wajahku tepat sudah berada di depan penis Rendy. Aku tidak tahu harus berbuat apa. Tapi didalam hatiku, aku ingin membuat pemuda gagah pacarku itu keenakan.

“Jilat dari pangkal batangnya sampai kepala dalam satu kali jilatin”Tunjuk Rendy.
“Shhh ahhhhhh... masukan kepala kontolku kemulut, jangan sampai kena gigi”Sambung Rendy setelah mendapatkan jilatan dariku.

Aku berusaha memasukan kontol itu sedalam mungkin kedalam mulutku.

“Ahhhh.. enakkkk sayang... shahhh kulum.. kokop.. shaahhh jilat pakai lidah.. sedotttt ahhh”Kata kata Rendy disela desahannya.

Melihat ekspresi keenakan dari Rendy itu aku semakin bersemangat. Aku merasa seperti wanita seutuhnya, sudah bisa memasukan penis pria ke mulutku. Senang, dan ada kenikmatan yang aku rasakan saat penis pria berada dalam mulutku.

“Naik turunkan kepalamu sayang”Perintah Rendy.

Dengan senang hati aku lakukan itu semua.

“Slruupp slupppp slruppp”Bunyi mulutku mengoral penis Rendy.
“Ssshaaaahhh Akhhhh.. ouhhhh” Desah Rendy sambil memegang kepalaku yang sedang turun naik di antara selangkangannya itu.

Sudah lebih lima menit aku mengoral Rendy. Rendy sambil sesekali terpejam, terus mendesah keenakan.

Kemudian Rendy menarik wajahku mendekat ke wajahnya. Ia ciumi bibirku kemudian dia jilati leherku. Ludah Rendy terlihat mengkilap dileher putihku.

“Ahhh.. Renndddyyy ahhh”Desahku.

Denngan cepat Rendy kemudian melepaskan celana dalamku. Aku hanya bisa pasrah. Setelah Rendy membaringkanku, dia mengelus vaginaku dengan tangannya, sambil terus kutatap wajah pemuda yang akan mengeksekusiku itu.

“Jangan dimasukin.. aku istri orang”Ucapku.
“Sssshhhh ahhh.. ahhh..”Aku mulai mendesah saat Rendy mempercepat gosokan tangannya di vaginaku.

Entah apa yang sedang Rendy pikirkan, dia terus menatap wajah sayuku tanpa mengeluarkan kata kata. Kemudian dia tersenyum nakal dan.

“Shhhhahhhhhhhhhhhh...”Lolongku saat menerima jilatan beringas dari Rendy divaginaku.

Bagai seorang singa yang sedang lapar, Rendy tidak memberi kesempatan kepadaku. Dia dengan buasnya menjilat serta mengisap vaginaku yang sudah sangat basah itu.

“Ahhh.. ahhh.. ahhhh.. mhmmm.. ahhh”Hanya desahan yang keluar dari mulutku.

Rasa nikmat dari jilatan Rendy membuatku kembalj lupa daratan.

“Sluppp. Slrupppp.. slurhhhh”Bunyi mulut Rendy yang sedang berada di alat kelaminku.
“Ahhh.. shahhh... ahhhh.. enakkk.. ahhh”Desahku semakin memburu.

Disaat ada sesuatu yang akan meledak dari dalam vaginaku, aku berusaha mendorong kepala Rendy. Tapi semua itu sia sia, Rendy yang tahu apa yang akan terjadi, semakin buas melahap vaginaku.

“Ahhhhhhhhhhhhhhhh”Lolongku saat cairan panas keluar dari vaginaku.

Ini sangat nikmat. Sama lebih nikmat dari apa yang Rendy lakukan padaku dulu.

“hahahhh.. hahhah.. hahhahh..”Suaraku ngos ngosan sambil masih menikmati kenikmatan divaginaku yang masih terus berdenyut itu.

Rendy kemudian mengangkat kepalanya dari selangkanganku. Dia mendekat ke wajahku yang sedang mengatur nafas. Dia tersenyum, terlihat senyum kepuasan diwajahnya.

“Enak?”Tanya Rendy sambil tersenyum.

Aku mengangguk dan tersenyum balik kepada Rendy. Kemudian kamu kembali berciuman. Ciuman dan cumbuan panas kami layangkan satu sama lain. Nafsuku pun akhirnya muncul kembali. Aku kembali mengoral penis Rendy. Rendy kemudian menyuruhku naik ke tubunya, agar dia juga bisa menjilati vaginaku. Kami melakkukan gaya 69 sampai sama sama mengeluarkan cairan kami masing masing.

Aku tidak ingin Rendy memasukan penisnya ke dalam vaginaku. Karena aku punya suami dan tidak ingin menghianati suamiku. Rendy pun menghargai semua keputusanku. Akhirnya kami saling memuaskan dengan cara mengoral alat kelamin, demi mendapatkan kepuasan.

Malam Rendy mengangarkanku balik ke rumah. Sast sampai dirumah, aku senang karena suamiku belum balik dari kantornya.

Setelah itu kami semakin sering berkomunikasi dan pergi berdua, itu semua tanpa sepengetahuan suamiku. Disaat Rendy tidak ada jadwal pemotretan, setelah suamiku pergi kerja, Rendy datang menjemputku. Kami jalan jalan dan setelah itu berakhir di ranjang kamar Rendy, semua masih sama, kami saling memuaskan dengan cara mengoral, bedanya, aku sudah semakin terbiasa menyebutkan kata, Kontol, memek dan toket.

#

Keesokan harinya, aku secara diam diam datang ke kantor suamiku. Saat itu suamiku sedang disuruh keluar dengan sengaja oleh Pak Okta. Setelah Rendy memberitahu kepada Pak Okta, soal aku menyetujui tawarannya untuk menjadi model dewasa, Pak Okta kemudian memberi suamiku tugas keluar, agar aku bisa melakukan sesi foto telanjang bersama Rendy di studio.

“Aku sudah tidak peduli lagi, aku akan mewujudkan semua cita cita dan mimpiku”Ucapku dalam hati, sambil melepaskan jubah mandiku di depan Rendy, David dan Pak Okta.

Sambil terseyum aku memamerkan tubuh telanjangku kepada mereka bertiga.

Bersambung...
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd