Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT MIYANO

Bimabet
Ijin menyimak aksi Paijo si kontol gede ya mbah @Pemancingmimpi
hqOQr7i.jpg

Kwkwkw....
Sebulan kuwi sih suwe bopo guru....
Sabar nggih ....
 
MIYANO



BAB 01
CITA DAN CINTA


Kalaulah ada sesuatu yang agung yang pantas diperjuangkan dan hanya dua saja, itulah Cita dan Cinta.

Dua hal yang membuat manusia sampai dengan tatarannya hari ini. Semua penemuan dan semua keberhasilan selalu muncul dan timbul ya akibat keduanya.

Masalahnya adalah kadang keduanya tak selalu bisa kita perjuangkan sekaligus. Ada kalanya harus salah satu yang kita pilih untuk diperjuangkan. Karena kadang satu hal menutupi lainnya.

Adalah sungguh sangat menarik dan patut dibanggakan bila seseorang sanggup merangkap keberhasilan Cita dan Cintanya dalam hidup yang memang tak lama ini.

Ada yang mengejar Cita citanya sampai begitu lupa akan segala termasuk cintanya. Sadar2 begitu citanya teraih sudah tua dia…. Cintanya entah sudah kemana…

Sebaliknya begitu mendewakan cintanya hingga lupa banyak hal yang belum diraihnya…
Miskin papa dalam penyesalan…

Itulah kebanyakan manusia…
Harus selalu memilih…


***


Paijo sudah 4 bulan tinggal bersama ibunya, sesuatu yang sangat membahagiakannya sekaligus memedihkan hatinya. Tapi inilah pilihan hidup yang dia pilih.

Menemani ibunya yang sudah berusia 40an lebih dan selama dia bekerja tinggal sebatang kara sungguh membuatnya bahagia. Sejatinya inilah cita2nya sejak kecil dulu. Bisa menemani dan membahagiakan ibunya.

Setidaknya itulah yang dia bisa buat untuk ibunya, setelah mengetahui betapa kejam masa lalu menghinakan ibunya. Paijo mendengar banyak cerita tentang ibunya dan bapaknya dari Pak Atmo dan ibu, yang selama hampir 3 tahun menerimanya bekerja di rumahnya.

Juga sedikit cerita dari tuan Nakanishi yang juga teman bapak dan ibunya dulu.
Cerita yang benar2 memilukan hatinya, sehingga muncul tekadnya untuk lebih memilih membahagiakan ibunya ketimbang mengejar kebahagiaannya sendiri.

Berulang kali dalam benak Paijo berputar2 masalah pilihan hidupnya dan masa depannya. Berulangkali Paijo merenungkan kembali pilihan2 yang ada di depannya. Tetap saja membahagiakan ibunya adalah pilihan utama sebelum dirinya mengejar kebahagiaannya sendiri.

Itulah sebabnya dirinya melarikan diri….
Saat semua jalan kembali ke ibunya seolah tertutup rapat tanpa kehadiran anak tuannya sebagai pendamping. Paijo ingin menomorsatukan ibunya dulu sebelum dirinya. Itu sebenarnya yang menjadikan Paijo melarikan diri…

Berbagai pertimbangan dibuatnya…
Tetap saja lebih baik menyatakan lewat surat keinginannya dengan seolah dirinya rendah….
Hanya momentumnya saja yang begitu…


***

Kemarin pak Atmo dan mas Kresna datang menjenguk ke desa. Dan sudah mengetahui semua alasannya dan mereka memilih menerima alasan Paijo kabur.

"Duh pak, mas Kresna, Paijo bukan sakit hati atau apa sehingga memilih kabur pulang kemari pak, cuma momentumnya saja yang seperti itu.

Paijo melihat bakalan susah kalau Paijo pamit bener2, karena pilihan Paijo memang melawan arus pendapat Bapak Ibu bahkan tuan Nakanishi.

Sudah Paijo pikirkan bolak balik, rasanya sungguh tak nyaman kalau Paijo ikut semua jalan yang bapak dan tuan Nakanishi siapkan. Tak nyaman bagi saya dan tak nyaman bagi ibu saya.

Itulah kenapa saya memilih kabur."

"Mmm kowe ga kasihan sama Astrid ?"

"Mmm justru Paiji kasihan makanya Paijo pergi, bapak dan mas Kresna.

Paijo tahu pasti keluarga bapak dan ibu merasa berhutang budi setelah Paijo menyembuhkan mbak Astrid. Apalagi mbak Astrid sendiri tentunya merasakan hal yang sama lebih dalam seolah hidupnya Paijo yang kasih.

Padahal kalau diruntut benar, semuanya itu khan hasil belajar buku2 keluarga bapak dan ibu juga. Paijo justru dapat ilmu yang sangat banyak dan berguna bagi hidup Paijo. Rumah ini dan sawah Paijo juga hasil gajian selama kerja di rumah bapak.

Itulah kenapa Baoak dan Mas Kresna jangan merasa seolah keluarga Bapak dan Mas ini punya hutang budi, terbalik itu

Soal ini kalau bisa tolong sampaikan ke mbak Astrid, mbak Astridlah yang telah menanam budi ke saya sehingga saya bisa macam2, bukan sebaliknya. Soal Cinta atau sayang, Paijo mikir2 lagi kemaren pak, mas Kresna, sepertinya ini hanya soalan kagum atau semacamnya lah, biarlah waktu nanti memutuskan bagaimana.

Lagipula saya ini masih muda banget, mbak Astrid juga, masih banyak waktu memikirkan kembali kejadian kemaren2. Kalau memanv jodoh ga akan kemana kok Pak dan Mas Kresna"

"Hhhhhaaaaahhh wes mbuh kah, yo wes lah ngger, paling ga Aku wes ketemu awakmu, wes ngomong juga. Yo wes Jo, aku mulih yo…"

"Inggih monggo….."

Ada momen yang sangat kaku dalam acara pamitan itu, karena ternyata ibunya Paijo ga ada di rumah juga, entah kemana perginya. Yang pasti setelah memberikan suguhan minum dan Paijo serta tamu2 yang ada berbincang serius ibunya Paijo menghilang entah kemana.

Lagi2 pak Atmo dan Mas Kresna hanya bisa mengelus dadanya. Tampak sekali kehadiran mereka tidak begitu diinginkan oleh ibunda Paijo entah alasannya apa.

Yang pasti, Paijo tetap sopan dan ramah, bahkan dalam perpisahan itu sempat cium tangan pula kepada pak Atmo.

Yang pasti mereka pulang dengan 2 kesimpulan :

  1. Paijo ga akan balik ke jakarta.
  2. Paijo menolak menikahi Adtrid apapun alasannya.

Dua kesimpulan yang menyesakkan dada papa Astrid. Ada rasa bersalah disana, ada rasa kasihan juga dan yang pasti beliau kecewa. Namun apapun itu papa Astrid bisa mengerti dan memahami semua alasan2 yang dikemukakan oleh Paijo baik yang tersirat maupun yang tersurat.

Mas Kresna juga bersedih hati dengan pertemuan tersebut, bagaimanapun juga Paijo saat ini seolah menjaga jarak dengannya dan papanya, seolah ada batas yang didirikan oleh Paijo. Dirinya mengerti bahwa bagaimanapun juga Paojo tetaplah manusia yang punya rasa.

Dari lubuk hatinya yang paling dalam, mas Kresna bertekad untuk terus mengunjungi Paijo secara diam2. Bagaimanapun juga Paijo adalah saudaranya juga saudara seperguruan dwngannya. Ada hubungan erat disana yang ingin mas Kresna jalin.


***

Setelah Pak Atmo dan Mas Kresna pergi kembali ke Jakarta, Paijo kembali tenggelam dalam pekerjaannya sehari2.

Dengan sangat bersemangat dirinya bekerja kembali seolah kedatangan pak Atmo dan mas Kresna tak perlu dipikirkan olehnya lagi. Srolah tak ada dampaknya bagi dirinya.

Tetap bersemangat dan selalu tersenyum riang. Sejak kedatangannya 4 bulan silam Paijo benar2 menenggelamkan diri dalam pekerjaannya, ada 2 hal besar dalam benaknya yang musti dia selesaikan :

  1. Membangun rumahnya
  2. Mengembangkan sawah dan ladangnya.

Sudah ada lebih dari 15.000 bata dan 500 genteng serta bubungan dibuatnya sendiri dan dibakar menggunakan "damen" serta ranting2 yang diambilnya di kebun.

Sudah beberapa pohon kelapa yang sudah tua dia tebang, beberapa pohon nangka yang besar yang sudah tak produktif dan beberapa pohon albasiah yang sudah besar2.

Paijo Panen pohon nya yang dia sudah tanam jauh jauh hari. Bambu2 sudah dia tebang pilih dari berbagai lokasi ladangnya. 4 bulan itu paijo benar2 kerja keras, menggarap sawahnya dan disela2 pekerjaan disawah dirinya mempersiapkan bahan2 untuk membangun rumahnya.

Batu2 kali dia sudah ambil dan pecahkan di sungai serta dia angkut ke halaman rumahnya. Semua dilakukannya sendirian.

Pasir juga dia sudah kumpulkan dari sungai. Segunung sudah banyaknya. Ada kalau 5 sd 6 truk semuanya.

Semuanya entah karena cita2nya membahagiakan ibunya atau karena hendak menekan atau melupakan masa lalunya di rumah mbak Astrid.

Malam2nya dihabiskan untuk membaca…

Ya … membaca….

Buku2 bekas dari pasar loak di magetan dan solo sudah banyak dia beli dengan uang hasil panennya. Setidaknya sebulan sekali Paijo hunting buku bekas di pasar loak…

Juga peralatan2 bekas.

Siang malam Paijo melakukan semua itu.
Semakin dia ingat mbak Astrid, semakin tenggelam dia dalam pekerjaannya, seolah tanpa rasa lelah sama sekali. Dalam benak Paijo, wajib hukumnya melupakan mbak Astridnya kalau dirinya ingin berhasil. Itu saja.


***

Bulan ini sudah 5 bulan sejak Paijo balik kampungnya. Bulan penuh berkah baginya, panennya melimpah.
Padinya bagus…
Ikannya bagus…

Hasilnya luar biasa, hampir 2x dari biasanya…
Mungkin karena dikerjakannya dengan penuh semangat…
Mungkin karena do'a ibunya…

Kebetulan pula pas harga2 lagi bagus…
Lagi2 bulan berkah bagi Paijo, ada sepetak ladang dan sepetak sawah yang cukup luas dijual dengan harga murah…
Bertambahlah luas tanahnya.
Kebetulannya lagi ladang yang dijual penuh dengan pohon2 besar…
Luar biasa keberuntungan bagi Paijo bulan2 ini.

Padahal baru 3 hari menjelang panen kemaren sapinya yang indukan 2 ekor beranak pula masing2 2 ekor anaknya. Sehat2….
Kambingnya juga beranak...

Mungkin ini berkah bagi anak sholeh, yang lebih mementingkan kebahagiaan ibunya daripada dirinya sendiri.

"Mak, aku sesuk arep mulai duduk pondasi omah mak, nyuwun dunganipun (minta do'a nya) mak"

"Duh ngger mak selalu berdo'a buat kebahagiaanmu nak, jadinya mau bangun sebelah mana ngger ?"

"Mmmm ini mak, coba lihat ini gambarnya mak"

"Lha dalah sopo sing nggambar (lha dalah : kata yang menunjukkan kekagetan, siapa yang nggabar) ini ?"

"Ha ha ha aku cuma orat oret kok mak, tadi nyontek di buku bekas majalah rumah

Ukurannya 10 x 15 mak, kamarnya 3, kamar mandinya di dalam kamar ada 2, ha ha ha bagus ga mak ?"

"Waaah bagus banget ini nak, ditembok semua ini kah ?"

"Ha ha ha maaf ya mak, ga ditembok semua, uangnya belum cukup mak, ga papa? Nanti batanya cuma sampai duduk kusen mak (duduk kusen itu maksudnya pasangan batanya hanya sampai bagian bawah jendela saja"

"Duh ngger… ra po po, ra po po ngger, mak seneng kok"

"Nanti rumah ini jadi gudangku saja ya mak, buat bikin2 alat2 ku mak"

"Wes gimana bagusnya ngger, mak seneng kamu diaini ngger, asal bisa kumpul sama kamu, mak seneng kok meskipun rumah gubuk juga"

"Huus ga mak, rumahnya nanti Paijo buat sangat bagus mak, kaya conto di majalah. Mak biar suka dan menikmati rumah baru nanti, sudah nanti mak lihat saja ya, do'akan Paijo sehat jadi bisa beberes rumah sampai jadi"

"Ya nak…. Mak do'akan"


***

Paijo benar2 seolah mesin. Bayangkan baru kemaren dia selesai menanam padi dan mengurus ladangnya setelah pohon2 besarnya ditebang dan dia tanami bibit albasiah di seluruh ladangnya yang masih lowong.

Hari ini dia sudah mulai menggali tanah untuk pondasi sendirian.

Paijo memang benar2 sangat keras kerjanya. Orang tak tahu bahwa selama bekerja dirinya juga latihan olah nafas. Selama bekerja dirinya serasa selalu dialiri tenaga yang besar dan kesegaran tubuh yang luar biasa nikmat.

Selama 5 Bulan ini Paijo benar2 telah berubah banyak dibandingkan sebelum kedatangannya. Tenaga dalamnya menjadi meningkat tajam. Kemampuannya menjadi begitu luarbiasa meningkat sehingga bekerja keras bagi dirinya bukanlah siksaan melainkan sebuah kegembiraan yang selaku disyukurinya.

Seminggu itu Paijo mengerjakan rumahnya, itupun masih kadang2 ditinggalkan guna menjenguk sawah dan ladangnya. Juga kolam ikannya yang menjadi sumber penghasilan lain baginya.

Ada lima petak kolam ikan yang dibuat olehnya selama 5 bulan ini, masing2 dibuat berselang sebulan2, sebenarnya gara2nya karena dirinya butuh tanah liat buat batu bata. Bekas galiannya itulah yang akhirnya jadi kolam ikan.

Setiap bulan satu petak dia kuras dan panen ikannya. Begitu seterusnya bergiliran.

Ladangnya sebagian dia tanami pepaya dan pisang. Mulai minggu kemaren setiap minggunya ada saja pepaya dan pisang yang dia panen juga.

Entah sengaja entah tidak
Paijo punya penghasilan yang sifatnya mingguan, bulanan dan 4 bulanan pas panen padi dan ikan nila di sawah.

Sehingga hasil panen sawahnya tak pernah diambil untuk makan atau keperluan sehari2. Keperluan sehari2 cukuplah dari hasil kebun dan kolam ikannya.

Itulah Paijo,
Tekadnya sudah bulat untuk mengembangkan sawah dan ladangnya. Setidaknya sampai dia merasa hasil sawah dan ladangnya sanggup membahagiakan ibu tercintanya, termasuk membangunkan sebuah rumah yang layak untuknya.

Sejak kecil dalam benaknya itu saja yang jadi patokan mimpinya tak lebih. Cita2nya terbesar saat ini dari sejak dulu adalah membahagiakan ibunya, apalagi setelah mendengarkan kisah perjalanan hidup ayah ibunya di masa lalu.

Tekadnya adalah membuat ibunya menjadi orang yang dimuliakan bukan dihinakan. Itulah sebab utamanya Paijo "kabur" dari rumah pak Atmo, papa mbak Astrid.

Paijo ingin mengangkat derajat kemuliaan ibunya dengan tangannya sendiri. Bukan dengan mendompleng orang lain atau mengikuti jalan yang dibuatkan oleh orang lain.

Dan Paijo merasa harus begitu.

Itulah Paijo.


***

"Lho cuma beli semen saja, kok besinya sedikit? mana ukurannya kecil lagi Jo?"

"Ha ha ha, punya uangnya sedikit jadi ya belinya itu saja, batu dan pasir sudah punya pak haji"

"Lha beli dimana ?"

"Ha ha ha ya gimana lagi ga punya uang ya ngangkut sendiri dari kali lah pak haji, itung2 olah raga pak"

"Waah kamu ini ya, uangmu dikemanain saja Jo?"

"Ha ha ha, habis pak haji, kemaren ngiler ada yang jual sawah lumayan murah dan kebon diatas dekat sungai juga murah, jadi we uangku habis. Ha ha ha ya sudah nguli saja ambil batu dan pasirnya sendiri ha ha ha"

"Laah itu besinya kecil2 dikit lagi apa ya cukup Jo?"

"Gimana lagi pak haji, uangnya ga ada lagi, ini coba2 pake bambu untuk yang lurus2 panjang gantiin besi. Besi ini buat cincinnya saja pak haji, kali2 bisa pak haji, lagian bambu di ladang banyak pak haji, sayang kalau tak dimanfaatkan"

"Waah kamu itu, bagus lah kalau begitu, kreatif itu Jo namanya, mumpung masih muda Jo"

"Iya pak, orang bodo kaya saya bisanya nguli ya jalanin sajalah asal mak bahagia saja pak haji, bener tadi pak haji, mumpung masih muda"

"Ha ha ha, ya sudah semangat Jo"

"Baik pak haji, mohon do'a nya pak haji"

"Ya Jo tak do'akan rumahmu menjadi keberkahanmu karena tujuannya membuat mak mu bahagia, tak do'akan kamu Jo"

"Makasih pak haji"

Paijo pulang setelah mencium tangan pak haji Nur yang juga pemilik toko material di kampungnya. Seorang yang terpandang karena kaya dan baik hati serta berilmu tinggi.

Pak haj Nur sebenarnya paham yang dimaksud Paijo soal Bambu yang bisa menggantikan besi, cuma di desa2 yang masih berfikiran tradiaional hal itu jarang dilakukan. Oleh sebab itu dia angkat topi setinggi2nya buat Paijo.


***

Sebulan berlalu….
Pasangan Bata yang sangat rapih telah berdiri dengan kolom2 yang besar dan kelihatan kokoh, menjulang tinggi.

Batu bata ala paijo tak dijual dipasaran, soalnya dia menggunakan cetakan sendiri. Satu bata paijo ukurannya 30x15x7 bandingkan dengan bata yang dijual dipasaran yang banya 19x9x4.5

Sengaja Paijo membuat sendiri bata untuk membangun rumah ya karena keinginan kuat agar rumah buat mak nya nanti tampil elegan, sebagai tanda hormat kepada mak nya.

Cetakan bata paijo buat sendiri dengan peralatan yang dia punya. Sangat praktis dan hasilnya adalah bata yang luar biasa bagusnya.

Paijo bakar sendiri dengan metode yang dia sudah catat sesuai dengan buku2 yang dia pelajari dulu.

Rancangan Rumah Paijo untuk mak nya sebenarnya sudah sejak lama dia buat, termasuk alat cetak bata nya. Semua dia buat kala masih bekerja di rumah Pak Atmo, bila malam2 dirinya sulit tidur rancangan rumah itulah yang menjadi teman nya.

Rumah belum juga jadi, baru sebulan dikerjakan sendiri oleh paijo. Semua tetangga di kampung sangat kagum dan tertarik dengan hasil karya Paijo.

"Waaah Jo mantap betul ini rumah, dapat ide dari mana Jo?"

"Wah pak haji, jadi malu Paijo, lagi jalan2 pak haji? Ha ha ha ini ide ngambil saja pak haji, nyomot dari majalah2 yang dulu di tempat juragan saya kerja pak haji"

"Ini tiang2 kolomnya yang katamu kemaren mau pake bambu Jo?"

"Ha ha ha iya pak haji, maklum lagi cekak kantong Paijo pak haji, tuh lihat pak haji bambunya kelihatan tuh pada nongol"

"Ha ha ha bagus jo… kamu masangnya dah bener Jo, mantap pokoknya, eh ini aku bawa oleh2 dari Surabaya Jo, kemaren toko tutup saya ke Surabaya, ada ponakan nikah Jo"

"Duh repot2 pak haji, terima kasih pak haji, eh kenapa pak haji, kok meringis2 gitu ?"

"Ndak tahu aku jo, ini leher sakit banget kalau digerakin Jo. Pusing aku Jo, dah seminggu nih sakitnya, kemaren diurut eh malah sakit"

"Ha ha ha kurang lama kali pak haji mainnya"

"Iish kamu ini Jo…. Dduuuh"

"Eh sebentar pak haji, coba Paijo lihat sebentar, kali2 Paijo bisa urut2 sedikit pak haji"

"Eh coba Jo, duh kalau kamu bisa bener2 deh aku kasih hadiah"

"Ha ha ha, ndak jadi wes, kalau ada pamrihnya Paijo ga jadi mijeti, ra ilok"

"Ha ha ha, yo wes cepet pijeti Jo, dduuuh"

"Ha ha ha, siniin jempolnya pak haji"

"Lha dalah, yang sakit itu leher jo, kepala ini"

"Ha ha ha, pak haji ini kok tinggal nurut saja susah"

Paijo dengan gemas memijit jempol pak haji…

"Jooooooooooooo duh jo kamu apain tadi sakitnya jooo"

"Ha ha ha, gimana lehernya pak haji?"

"Eh… lha kok…. Eh kok enak Jo, ha ha ha makasih jo, kamu nih nyamar ya Jo?"

"Nyamar gimana pak haji?"

"Pura2 bodo tapi pinter banget kamu Jo"

"Ha ha ha, ini masih belum seleaai pak haji, sini pak haji duduk dulu saya beresin sebentar"

Pak Haji Nur kemudian duduk di "kursi" taman ala paijo yang terbuat dari batang pohon, kemudian Paijo mulai memijitnya..

"Joooooooo"
"Aaaaaaaahhhh ddduuuuuuhhhh jooooooo"

Teriakan demi teriakan membahana. Pak haji Nur tak terasa berteriak sekencang2nya kala dipijit oleh paijo.

Di pagi hari yang cerah hari minggu pula, dimana pak Haji Nur memang selalu tutup tokonya, pagi yang memang orang banyak dirumah, teriakan pak Haji Nur yang membahana membuat tetangga Paijo yang dekat atau jauh pada kaget…

Sebagian mengira ada perampokan bahkan…
Sebagian segera membawa senjata, mendatangi sumber teriakan…

Nada titir membahana, kentongan ditabuh di seluruh desa dengan nada tertentu mewartakan ada perampokan.

Satu dipukul, semua kentongan dipukul…
Semua orang kaget langsung meloncat masuk rumah mengambil senjata dan berlarian mendatangi sumber utama…

Begitu sampai di lokasi…..


***

"Mbokne ancuuuk tak kiro ono penjahat cuuuk"
"Aseeem jooo"
"Asssuuuu aku durung cebok saking kagetnya kesini aassuuuu"


Pak haji Nur yang melihat datangnya serombongan orang2 itu tertawa….

"Ha ha ha ha, ddduhh maaf ya, ini Paijo mijetnya sakit ga ketulungan sampai aku jerit2…. Ha ha ha"

Pagi itu jadilah semua tetangga akhirnya ikut duduk di kursi taman Paijo….
Semua tertawa dan merasa itu peristiwa paling lucu yang layak diperbincangkan dan ditertawakan...
Acara liwetan pun jadilah tanpa direncanakan di halaman paijo…
Semua senang semua menang….
Makan besar…

Mak paijo yang selama ini tak punya tamu terkaget2 tentunya….
Ha ha ha


***

Ha ha ha….
Paijo memang kok….
Apapun selalu bisa buat orang tertawa…


Salam Edan E

 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd