Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT MIYANO

MIYANO




BAB 02
RUMAH BARU



Selama tiga bulan Paijo membangun rumahnya sendirian akhirnya selesai sudah.

Orang2 sekampung jelas kagum dan terperangah dengan hasil pekerjaan Paijo. Bukan apa2, hanya seminggu saja Paijo minta tolong pada buruh tani dikampungnya membantu memasang atap.

Genteng rumahnya berbeda dari biasanya, baik bentuk maupun ukurannya. Dulu untuk membuatnya Paijo sampai membuat tungku besar agar pembakarannya benar2 matang dan hasilnya bagus.

Paijo memanglah unik dan mau susah untuk rumah yang dia bangun.

Pernah pak haji Nur menanyakan kenapa buat genting sendiri. Seperti biasa Paijo menjawab

"Ha ha ha pak haji ini kaya ga tahu saja, mana ada duit pak haji, ha ha ha"

Itulah Paijo…

Selanjutnya setelah atap terbangun, semua pekerjaan Paijo kerjakan sendiri. Mulai membuat pintu, jendela dan kusennya.
Memasang keramik dan sebagainya.

Kadang Paijo kerjakan bahkan sampai jauh malam.

Bukan apa, entah kenapa tiap malam2 Paijo selalu bermimpi tentang mbak Astridnya. Bangunnya selalu kangen sangat…

Selalu begitu sejak dirinya mulai membangun rumahnya. Ada rasa bersalah dihatinya kepada mbak Astrid….

Ada kangen yang sangat membumbung dihatinya...

Ada rasa ..ah entahlah…

Yang pasti sejak mulai membangun rumah, paijo selalu diburu rasa rindu yang kemudian ditekannya dengan kerja kerja dan kerja….

Malam2 Paijo tentu tak bisa mengerjakan pekerjaan yang menimbulkan suara2 bising. Malam2 itulah paijo membuat dudukan lampu dari bahan2 yang selama ini terpinggirkan, semacam pelepah daun kelapa, atau bonggol bambu dan semacamnya, memasang instalasi listrik, merangkai jalur2 pipa air dan pekerjaan yang tak menimbulkan suara.

Dengan kerja kerasnya siang malam, sebelum 9 bulan dia tinggal di desanya, rumahnya jadi.

Itu sudah termasuk membuat tempat tidur dan lemari serta kursi tamu antik dari sisa2 potongan kayu yang dirancang unik oleh paijo.


***

Rumah Paijo memang akhirnya tampil beda, lain dari yang ada di desanya.

Baik bentuknya, disainnya sampaipun interiornya sungguh berbeda dari biasanya.

Tapi itu belum sepenuhnya selesai….

Butuh waktu sebulan lagi sampai rumah itu benar2 selesai, lengkap dengan terasnya yang unik dan gazeboo di samping teras yang bagian bawahnya terdapat kolam ikan yang cukup besar.

Taman2nya terbentuk indah.

Akhirnya tepat pada hari ulangtahun mak nya, Paijo mengajak maknya tinggal dirumah baru dengan disertai iringan do'a semua tetangga yang bisa hadir.


***

Seminggu sebelumnya…..

"Mak….
Pengen rumahnya warna apa mak ?"

"Duuh ngger, warmanya ya terserah kamu lah nak, masa mak mu yang milih"

"Ayolah mak, rumah itu paijo buat untuk mak, sebagai tanda bakti Paijo, makanya harus mak yang milih warnanya mak"

"Duh ngger…… Paijo anakku"

Mak Paijo menangis memeluk anaknya, dibelainya rambut anaknya diciumnya kepalanya…

"Duh nak….

Mak ini masih sedih dan merasa bersalah padamu nak, sebab tak bisa menyekolahkanmu, duh ngger anakku, iyo ngger, warna rumahnya biar biru dan orange ya ngger, itu warna kesukaan bapakmu dan mak…."

"Iya mak, dah mak jangan nangis terus, Paijo pokoknya akan berusaha membahagiakan mak, mak jangan sedih ya mak"

Dengan ketetapan soal warna, maka Paijo mulai mengecat rumahnya dengan kombinasi warna biru dan oranye. Biru sebagai warna dasarnya dan oranye sebagai aksennya.

Maka tampillah rumah Paijo menjadi sangat mencolok di kampunnya…

Indah dan begitu mempesona…

Ditambah taman2 Paijo sudah mulai terbentuk sempurna.

Rumputnya sangat segar, ada track jalan kaki yang mengelilingi rumah dengan hamparan batu kali yang berserak serak sebagai landasannya.


***

Kendurian itu begitu khitmat dan meriah, pak haji Nur memimpin do'a dan memberikan sedikit tausiah di hadapan hadirin.

Sedikit beliau menceritakan bagaimana gigihnya Paijo membangun rumah ini.

"Mmmm hadirin sekalian, saya sungguh sangat terharu bahwa di kampung kita ini masih ada anak muda yang benar2 mau berbakti kepada orang tuanya…

Rela mengangkat batu2 untuk pondasi dari kali sana kemari…

Rela memikul pasir dan membuat bata sendiri…

Rela membangun semuanya sendiri…

Membiayainya sendiri…

Rumah yang indah bagi ibunya…

Saya benar2 bangga masih ada anak.muda yang begitu berbakti pada ibunya dan begitu ingin membahagiakannya.

Rumah ini, secara apapun sangat indah luar dalamnya sangat bagus mempesona.
Sebagus hati dan tekad anak muda yang berbakti pada orang tuanya.


Hadirin sekalian, mari kita berdo'a bersama agar Paijo bisa menerima ganjaran yang berlipat ganda, semoga kasoh sayangnya keoada orang tua menjadikan hidupnya selalu dalam kerbekahan dan kita semua semoga memperoleh anak2 cucu2 yang berbakti…."

Semua merasakan begitu besarnya rasa cinta Paijo dan baktinya kepada Ibundanya yang selama ini hidup prihatin demi anaknya semata wayang.

Kisah Paijo didesanya benar2 merebak meluas harum sampai2 cerita itu tersebar di seantero desa dan desa2 tetangga.

Tak kurang pak Camat sendiri datang melihat dan menjenguk Paijo yang begitu fenomenal telah membangun rumah yang sangat indah sendirian.

Bukan masalah mewahnya…

Bukan pula masalah keindahannya semata…

Melainkan tersampaikannya rasa hormat dan hidmat kepada ibunyalah yang paling mengharukan…

Bagaimana sendirian membangun rumah…

Bagaimana sendirian memiliki ide dan melaksanakannya…

Bagaimana kerja kerasnya…
Bagaimana kreatifitasnya…

Itulah yang membuat pak Camat sampai ingin melihat dan berkenalan dengan sosok yang bernama Paijo…

Sawahnya yang luarbiasa karena satu2nya sawah di kecamatan yang ditanami ikan juga ikut memberikan rasa penasaran bagi Pak Camat….

Sejak itu

Paijo seolah menjadi standar baru bagi para gadis untuk memilih calon suami.

Yang begitu mencintai ibunya…

Begitu keras bekerja baik untuk cita2nya maupun untuk membahagiakan ibunya...

Apalagi ketika acara 17 agustusan dikecamatan, paijo diberi penghargaan oleh pak Camat sebagai pemuda teladan yang berinovasi dan kreatif. Acara yang juga dihadiri oleh pak bupati ini benar2 membuat mak Paijo terharu sampai2 tak bisa menahan tangisnya.

Luar biasanya pula, dalam pesta 17 di kecamatan, paijo tampil sebagai juara catur mengalahkan juara sekabupaten di depan khalayak. Langsung 2-0.

Pak Bupati melihat itu langsung mengajak Paijo mengikuti perlombaan catur 17an di tingkat Kabupaten.

Kemudian Paijo ternyata bisa mengalahkan seluruh lawan2nya telak 2-0 dan anehnya seluruhnya kalah dengan mudahnya.

Padahal mereka adalah pecatur2 yang sering mewakili kabupaten bahkan ada yang pernah mewakili propinsi Jawa Timur.


***

Rumah baru paijo memberikan berkah kehidupan tersendiri, karena di bagian terasnya ada pelataran yang diatapi cukup luas, dan terjajar disana bonsai2 miliknya yang luar biasa indah.

Cerita keindahan bonsai Paijo dihembuskan oleh pak haji Nur kemudian dilanjutkan oleh pak Camat juga. Beliau bahkan rela merogoh kantong sebesar 25 juta untuk membeli satu saja bonsainya.

Hal ini karena Pak Camat tahu soal bonsai membonsai dan tahu harga bonsai Paijo bisa jauh lebih tinggi dari itu…

Pelataran samping tempat bonsai paijo seolah menjadi area pamer bonsainya.

Rejeki tak akan tertukar…

Dalam waktu singkat bonsai2 yang masih belum jadi sekalipun ludes dibeli "paksa" oleh pecinta bonsai dan tentunya dengan harga tinggi.

Paijo selalu saja tidak mau menjual bonsainya, namun pembeli selalu memaksa. Itulah sebabnya harga jual bonsainya menjadi tinggi…

Awal mula ceritanya karena ternyata pak Camat dalam pameran Bonsai berhasil membanderol bonsai Paijo sebesar 100 juta dan laku. Keberhasilan pak Camat inilah yang membuat pecinta bonsai dan penikmatnya memburu bonsai Paijo.

Entah bagaimana ceritanya, seolah para penikmat bonsai bisa mengenali bonsai2 Paijo.

Ada kharakter kuat didalamnya ...katanya.

Ada cinta yang tak tersampaikan… katanya…

Ada kesedihan…. Katanya


Asal ada 3 ciri itu pasti asli bonsai Paijo.


Jangan tanya lagi harta paijo sekarang…

Dari sawah dan ladangnya…
Dari bonsai2nya…
Dari hadiah juara catur di kecamatan sampai kabupaten….

Semuanya dibelikan tanah sawah dan ladang !!

Luar biasa…


Paijo masih tetap bergaya hidup.biasa2 saja…
Paijo masih bersahaja…
Paijo masih anak maknya…

Para gadis desa yang cantik jelita mulai memperebutkan perhatian Paijo, ada yang mulai mengirimkan makanan.

Ada yang ikut menemaninya berbincang di "rumah baca" yang sedang dibuatnya…

Seringkali mereka datang berombongan ikut nimbrung bersama Paijo saat mengerjakan pekerjaannya.

Paijo yang lugu sampai bingung kala dirinya dikerumuni para gadis…

Pernah saking groginya tangannya sampai kepukul palu…

Jempolnya bengkak besar…

"Hi hi hi mas Paijo, jempolnya kok jadi besar ya…?"
"Duuh Sari, ini mas Paijo kena palu kok diketawain sih...dduuuh"
"Issssh kasihan, sini jempolnya Rina emut"

Dengan sigapnya seolah tak mau keduluan Rina gadis cantik yang dulu suka mengajak Paijo mandi di Sungai meraih tangan Paijo dan mengemut jempolnya…

Seolah dirinya ingin memperlihatkan kedekatan dirinya dengan Paijo selama ini di depan teman2nya…

Bahkan sampai2 Rina keluar pekerjaannya di Jakarta kala diketahuinya Paijo sudah pulang ke desa...

Paijo jelas blingsatan diperlakukan seperti ini, bahkan dihadapan gadis lain yang jumlahnya 3-4 orang…


"Mas Paijo, Nani ngemut jempol lainnya ya…."

"Hi hi hi, jempol yang mana Nan..?"

"Tuh yang bawah, kelihatan kok celananya ngecembung gitu hi hi hi"

Paijo hanya garuk2 kepala tak bisa menjawab…

Rina yang jengkel Paijo matanya melihat gadis2 lain dibelakangnya akhirnya kheki dan menggigit jempil Paijo yang diemutnya…


"Waadoooewww…duhhhhh duuuuh Rin….kok jempol mas Paijo digigit sih…?"

"Biarin …. Mau jempol yang ini Sari gigit juga…?"

Saking khekinya Rina meremas kontol Paijo...

"Hi hi hi hi…… jangan dong Rin..., nanti Nani ga bisa emut dong…"

"Duuuh sakit banget iki kontolku mbok remes Rin…"

"Hi hi hi…."

Semua gadis tertawa melihat betapa Paijo sangat lucu…

Ternyata keisengan Rina tak berhenti disitu, tiba2 dibukanya celana Paijo dan tampillah kontolnya yang gagah besar dan panjang setengah ngaceng karena diremas Sari tadi….

Semua gadis disana melotot…

Kontol itu demikian mempesona mereka….
Rina kemudian mengocok Kontol, itu seolah menyatakan itu biasa dia lakukan dengan Paijo…

Paijo jelas membesar kontolnya dan mumet kepalanya, sihingga buru2 dirinya memakai kembali celananya..

"Duh Sari, bisa2 ngecrut aku kamu giniin… sudah ya Sar…

Aduuh kok Paijo sakit perut ya…?
Eh maaf aku ke belakang dulu ya… maaf"

"Hi hi hi…. "

Semua gadis tertawa melihat kekonyolan Paijo dan Sari tambah kheki…..

Buru2 Paijo kabur ke dalam rumahnya dan entah kenapa tak keluar2 lagi…

Para gadis itu akhirnya pulang kerumah masing2...


Semua rata2 tersenyum2 sendiri membayangkan

Paijo yang lugu.

Keluguannya mengalahkan ketampanannya
Dan berkontol jumbo…..

Para gadis menjadi semakin meleleh….


***


Hingga suatu ketika setelah 10 bulan dirinya meninggalkan rumah pak Atmo.

Datang seorang yang sungguh menggemparkan orang2 di desanya…

Orang Jepang….
Mencari rumah Paijo….

Beliau datang kerumah Paijo diantarkan hampir seolah tamu besar yang diantarkan pengiringnya…

Hampir semua penduduk desa kepo tentang si orang jepang yang sedang mencari rumah Paijo….

Mereka berduyun2 ikut mengantarkan Tuan Nakanishi ke rumah Paijo….

Sang tamu ternyata hanya berdiri di depan rumah Paijo saja…

Mengamati atau lebih tepatnya menikmati disain rumah paijo…

Diam mematung saja…

Cuma ramainya pengiring yang mengantarnya membuat mak Paijo keheranan dan keluar rumah

"Kenji…….."

Sang empunya nama mendengar sapaan itu membungkuk hampir datar punggungnya…

"Jooooooooooooooo…"

Mak Paijo berteriak kencang memanggil Paijo yang masih di rumah lama memperbaiki bagian2 yang rusak dan membentuknya seolah miniatur sebuah bagunan….

"Rumah baca…."

***


Ha ha ha….

Ada apa ya beliau datang ?

Masih sakitkah ?

Atau sudah sehat ?


Kepo ya…

Ha ha ha……
O

Salam Edan E

 
Pulang dari kota ternyata paijo mulai berkurang polosnya,keenakan diremes2🤤
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd