Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT MIYANO

Bimabet
kayaknya cerita ini kurang menarik om dikasih index, biar pembaca cari sendiri, sambil baca komentator, ceritanya wes edan, moco komentator jan pol polan edane, ngalahi ceritone wkkwkwkkw
Paijo pancene luar biasa,, sederhana tapi menarik
 
seneng, mesam mesem, ngguyu...wes campur aduk yen moco critamu suhu.
matur nuwun update:mantap:
 
MIYANO




BAB 04
CANTIKNYA NILAMKU



Nilam adalah gadis yang sungguh entah bagaimana buatnya dulu bapak ibunya, jadi gadis yang cantik sexy sekaligus manis jadi satu…

Mata nya belok dan sungguh sangat rupawan…
Tubuhnya sangat memukau siapa saja.
Dadanya membusung besar dan sekal
Pinggulnya luar biasa…
Hidungnya begitu indah
Bibirnya mantap punya
Kakinya jenjang

Segala kualitas yang dibutuhkan untuk sebuah gambaran bidadari ada pada dirinya.

Sebenarnya dua gadis lainnya sama saja…
Setali tiga uang…
Podho bae..
Ayu…
Semlohai….
Smart looking….cerdas…

Mereka bertiga membawa bonsai2 mereka sendiri dan dititipkan di teras bonsai.
Mereka bertiga sanggup dan selalu tenggelam dalam bonsai2 mereka dan bonsai2 lain yang Tuan Nakanishi perintahkan untuk mereka olah.

Berdiri 1 jam pun mereka sanggup.
Dan penuh konsentrasi menghadapi bonsai2 di depan mereka..

Catatan mereka selalu bawa guna mencatat apa saja yang disampaikan oleh Tuan Nakanishi…
Luar biasa…

Tapi, hanya Nilam yang selalu tampil di depan untuk menyapa dan berbicara…
Seolah Nilam merupakan juru bicaranya.

Mereka bertiga adalah bunga di taman baca…
Mereka bertiga adalah warna yang memukau…

Pemuda2 desa semuanya benar2 menetes air liurnya kala melihatnya..
Namun entah karena sudah terbiasa jadi perhatian, mereka asyik2 saja dilihatin bahkan sampai ada teman Paijo melongo melihat mereka dari jarak 3 meter sambil menetes air liurnya juga mereka santai dan asyik2 saja.

Cuma mereka benar2 kheki menghadapi Paijo….
Selalu ada saja alasan menghindari mereka…
Sampai hari ke empat Nilam menegur Paijo dengan sengitnya…

Anu….


***

"Anu mbak….."

"Nama saya Nilam mas Pai….."
"Nama saya Bunga mas Pai…."
"Kenalin saya Bayi mas Pai…."

"Duh iya, mbak Bayu, mbak Bunga…."

"Issshhh saya Nilam mas, kok nyapa duluan ga disebut sih…?"

"Duuuh mbak Nilam sayang…."

"Hi hi hi hi, dalem mas Pai sayang….."

"Duuh aaanuu…"

"Mas Pai sayang bilang anu lagi, tak gigit putus lho anunya"

"Duuuh iya… gini saya mohon maaf mau ke sawah dulu"

"Eeh sakit perut kok kesawah sih mas Pai sayang..?"

"Eeh siapa bilang sakit perut ?"

"Hi hi hi, biasanya asal lihat Nilam mas Pai sayang selalu sakit perut soalnya"

"Hi hi hi"
Kedua gadis di belakang Nilam, Bayu dan Bunga cekikikan melihat Paijo blingsatan seperti itu…

"Duuh Paijo mau kesawah soalnya memang harus kesawah, soal sakit perut khan bisa di sawah atau kali mbak Nilam… "

"Moh… Masa Nilam mau ditinggal lagi, mau buang air di sawah mau di kali Nilam mau ikut mas Pai pokoknya. Titik "

"Lho bukannya mau belajar bonsai ?"

"Gak… Nilam mau ikut mas Paijo sayang pokoknya, ayo…"

Dengan gerakan lembut, Nilam memegang tangan Paijo menyeretnya keluar….

"Eh mas Paijo sayang, sawahnya dimana ?"

"Duuh mbak Nilam ini, Paijo ke rumah dulu ambil peralatan dulu, kok tiba2 diseret kemari sih ?"

"Hi hi hi, iya ayolah kerumah"

Tetap saja Nilam menarik Paijo menuju rumahnya yang hanya beberapa langkah dari "rumah buku" itu"


***

"Permisi ibu…
Saya Nilam bu, mau antar mas Paijo mengambil peralatan"

"Oh… Jo, kamu mau ambil apa? Bukannya tadi sudah dibawa sama karjo (karjo adalah kawan main Paijo yang dibayar untuk membantu di sawah, karena Paijo waktunya sedikit untuk sawahnya sejak ada tuan Nakanishi)"

"Iisssh mau bohongin Nilam ya mas Pai sayang? Hi hi hi bu, Nilam pegangin tangan mas Pai karena takut kabur bu, maaf"

"Kabur?"

"Hi hi hi, biasanya mas Pai suka sakit perut kalau Nilam datang, alias kabur bu, maaf ya bu…"

Dengan gerakan lembut kemudian Nilam mengambil tangan mak Paijo dan menciumnya tanda sungkem.

"Jo…
Wes ndang budhal (cepat segera berangkat) ke sawah, sudah siang ini"

"Baik bu, saya jamin mas Paijo ke sawah bu, eh arah mana ya bu ?"

"Ke sana nak Nilam, jagain Paijo ya Nilam"

"Inggih bu, saya akan jagain mas Paijo bu, Nilam pamit dulu ya bu"

"Hi hi hi, ya makasih Nilam
Jo kamu itu kok bengong, cepat berangkat"

"Duuuh bu, baik bu baik….."

Paijo entah kena sawan entah saking bingungnya kakinya melangkah seolah diseret oleh Nilam….
Kakinya gemetaran….

Berkali2 mengaduh2…

"Duhh… mbak Nilam… bisa tolong lepasin ?"

"Isshshh… mas Paijo Sayang masa dijalan minta dilepasin celananya ? Anunya kenapa mas ?"

"Duuh … gimana inu duuh "

"Eh mas Paijo, Anunya sakit kah ?
Mana sini Nilam Periksa…
Hi hi hi"

"Duuhh Nilam ini kok guyonan terus sih, lagian ngapain ikut ke sawah ?"

Akhirnya Paijo bisa bicara agak lancar setelah diseret sejauh hampir sekilo…
Entah salah arah entah nggak…


***

Entah bagaimana akhirnya jadi juga Nilam menemani Paijo ke sawah.

Lebih dari 3 jam Paijo di sawah mengatur banyak hal termasuk cara menanam dan menyebarkan bibit ikan nila. Paijo juga masuk ke dalam kolam yang baru saja dipanen guna menaburkan pupuk kandang sebelum nantinya setelah beberapa hari kemudian baru diisi ikan..

Entah kenapa begitu sampai disawah, Paijo sembuh sawannya, seolah jadi Paijo yang baru yang tidak gemetaran seperti saat diseret2 oleh Nilam.

Sawah Paijo begitu luasnya sehingga hampir sejauh mata memandang itulah sawah Paijo…
Memang sejak dirinya punya uang hasil bonsai dan hadiah main catur, sawahnya naik hampir 2x lipat dari sebelumnya yang memang sudah luas sekali.

Nilam sedari tadi hanya duduk manis di gubuk yang ada di tengah sawah Paijo. Dulu saat mempunyai ide menanam ikan di sawah, Paijo memperdalam elevasi area pinggir sawah sehingga pada saat ada pengurangan air sawah menjelang masa panen, areal pinggir sawa masih tergenang air…

Hasil galiannya memperdalam areal pinghir sawah ini ditumpuk oleh paijo di bagian tengah area sawa yang dimilikinya sehingga seolah ada pulau yang cukup luas di tengah sawah milik paijo…

Area tersebut kemudian ditanami buah2an dan beberapa tanaman obat2an sayuran dan sebuah gubuk kecil namun cukup cantik.

Dengan tiang2nya dari pasangan bata besar buatan ala paijo…

Dari gubuk itu yang bediri ditanah timbunan yang cukup tinggi Nilam bisa memandang sangat jauh termasuk dimana Paijo berada kini…

Tampak oleh Nilam Paijo yang sudah telanjang dada membantu karjo dan 2 orang lainnya yang memang ikut bekerja di sawah Paijo…

Tubuh Paijo sangat kekar dan entah bagaimana seolah memancarkan aroma kelaki-lakian yang dahshat.

Entah bagaimana ceritanya Nilam membayangkan seandainya dirinya bercinta dengan Paijo, alangkah dahsyatnya melihat betapa otot2 paijo terlihat kokoh dan liat.

Membayangkan hal itu, memek Nilam benar2 basah sah…

Apalagi kala setelah selesai pekerjaannya, Paijo menuju kali dan mandi disana…

Nilam melotot…
Betapa Paijo mandi telanjang sambil mencuci bajunya di kali…

Nilam melihat betapa kokohnya kontol itu melekat ditubuh Paijo…
Besar dan panjang serta berurat benjol pula...
Saat itu…
Nilam benar2 jatuh cinta kepada kontol Paijo…
Eh…
Jatuh cinta pada Paijo….

Nilam benar2 lupa akan pesan ayahnya….

"Nak… kamu coba lihat dan perhatikan ya, bagaimana si Paijo hidup dan bekerja, supaya kamu bisa ikut belajar kepada tuan Nakanishi seperti Paijo, pasti ada ceritanya si Jepang yang susah diajak bicara itu sampai dia jadi guru Paijo

Tapi ingat, jangan kamu sampai terpancing jadi malah kecantol sama Paijo ya nak….
Sekolah saja dia ga lulus SD …."

Nilam yang sedang pulang libur kuliah di Madrid Spanyol gara2 kepincut sama Pemain Real Madrid mana ambil pusing….


***


Sementara di rumah Paijo….

Kenji dan Sulastri sedang ngobrol di ruang tamu setelah mereka berdua makan siang bareng bersama mas Kresna yang akhirnya juga tinggal di rumah Paijo.

Kresna kembali ke "rumah baca" mengajari teman2 Paijo main catur sambil sesekali menengok kawan2 lain yang sedang membuat bahan bonsai.

Demi kelangsungan lingkungan, Kenji Nakanishi tidak membolehkan pengambilan bahan setengah jadi di hutan…
Oleh Kenji semuanya diajarkan membuat bahan dengan stek dan bahkan menanam biji buah langsung.
Memang memerlukan waktu lama, tapi bisa dibentuk sejak awal.

Tampak Sulastri likat saat mengobrol dengan Kenji, yang entah kapan mencari dan merangkainya, di tangan Kenji nampak rangkaian bunga berwarna oranye yang sungguh sangat cantik cara merangkainya…

Sulastri menerima rangkaian bunga itu dan mencium dalam2 aroma bunga yang diberikan oleh Kenji…

"Hi hi hi, duuh Kenji, makasih ya…
Tapi jawabannya nunggu Paijo memberikan restunya ga papa?"

"Ha ha ha ha ga papa lah Sulastri sayang, ngomong2 kalau malu2 gitu Sulastri tambah kelihatan ayu lho"

"Iiissssh ngerayu….
Hi hi hi, kayaknya ada maunya nih ya….."

"Ha ha ha , mau kamu sayang…."

"Iiiishhh nanti lah kalau Paijo dah setuju ya sayang"

"Duh duh….. Jantungku ….. Dengar panggilan mesra jangtungku mau copot nih… duuuhduh"

"Hi hi hi sudah sana temui anak2 dulu saana….. Nanti ada setan lewat bahaya…."

"Aaaahhhh malangnya nasibku, baru juga lihat wajah cantik dah diusir saja….."

"Hi hi hi hi, dah sanaa…..
Cuuupppp"

Sulastri memberikan kecupan pada pipi Kenji…

"Ddduuuh kakiku pegal2 nih….
Boleh minta tambah lagi ciumannya biar kuat…?"

"Hi hi hi alasan….
Muuuaaaachh"

Entah bagaimana ceritanya Sulastri ternyata memiliki keberanian merangkulkan tangannya ke leher Kenji dan melumat bibir Kenji dengan sangat panas….

Sebentar saja….
Sudah itu Sulastri melompat mundur seolah tak ada apa2….

"Hus hus sana tengok anak2 dulu hi hi hi"

Kenji jelas melayang2….
Dan …

"Ha ha ha duuuh kayaknya malah nagih nih makin kurang saja….
Ha ha ha…
Ya sudah aku ke sana dulu deh….
Dah diusir ini…. Kejam dikau…
Ha ha ha"

Tak ada siapa2 yang melihat kejadian sekilas itu,
Sulastri begitu berbunga2 dirinya dilamar oleh Kenji dengan seikat bunga kesenangannya….

Setelah Kenji pergi keluar…
Sulastri sambil bersenandung riang masuk kamar, kembali dengan kegiatannya beberes kamar…
Tapi sepertinya tidak begitu…
Entahlah...


***

Menjelang tengah hari, Paijo pulang melalui jalan memutar dengan harapan bisa ambil kelapa dan pepaya serta pisang di kebun sebelah timur. Harapan keduanya adalah biar ga bareng sama mbak Nilamnya yang cantik.

Ntah kenapa menghadapi mbak Nilam boleh dibilang Paijo mati kutu. Ga bisa ngomong gemetaran serta gejala tremor akut…

Yang pasti dada Paijo bergetar kencang bila bertemu mbak Nilam yang cantik. Paijo coba mengingat2 buku2 pijat yang dulu dibacanya kalau2 ada tanda2 penyakit di jantungnya. Sepanjang jalan diperiksanya aliran darahnya dan sebagainya semuanya tidak normal, bahkan kala dia di sawahpun dadanya masih bergetar…

Paijo sengaja mencoba memngambil jalam memutar agar jauh dari mbak Nilam kalau2 dadanya bisa agak reda getarannya…..


GUBRAKKKK

Paijo terjatuh terduduk di jalan…
Dadanya semakin bergetar…
Nafasnya seolah sesak…

"Mas Pai mau kemana haaah?
Mau kabur ya ? Kok Nilam kaga diajak ?
Jangan macam2 sama Nilam ya mas Pai, nangi gimana Nilam harus bilang sama Ibu?
Tet tet tet tet tet
Tet tet tet"

Nilam terus saja nyerocos ga ada berhentinya…
Sementara Paijo seolah terkena serangan jantung kronis dimana degubbnya tak bisa lagi iya kendalikan…

Dug dug dug dug…..
Dug dug dug…

Mata paijo seolah melotot ga jelas…
Mulutnya menganga lebar bengong ga ketulungan…

Cupppp….

Ntah kenapa sadar2 Paijo sedang mendapatkan ciuman hangat dari Nilam….
Muka Paijo memerah…
Jelas gelagapan dia….

"Mas Pai sayang…. Mau lagi ?"

PLAKKKK

Ternyata kali ini dia dapatkan tamparan keras di pipinya yang kontan menyadarkan dirinya serta menginjak bumi….

Baru dia sadar kalau dirinya eh tangannya sedang meremas susu Nilam…..


****

Ha ha ha ha

Paijo paijo edan eling….
Ha ha ha

Wes yoo

Salam Edan E
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd