Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT MIYANO

Ikut-ikutan koment ahh, Kali aja Astrid jadi terpesona. Biar Paijo jadi cemburu buta huahahaha :ngakak

#MIYANOPAGE37 :beer:
 
MIYANO




BAB 06
EKSEBISI DI MAGETAN


Nilam, Bunga dan Bayu masih saja datang tiap pagi bukan lagi karena tugas mereka menyelundup untuk tahu ilmu Paijo tapi karena cinta mereka pada Paijo.

Paijo sendiri heran bin takjub dengan manutnya (menurutnya) mereka dengan apa saja kata2 Paijo.

Seperti pagi ini.

"Bunga sayang, bisa pijitin mas Kresna ? Tuh lihat dia sangat capek tuh sayang"

"Eh…. Bunga pengennya mijetin mas Pai sayang"

"Duh ya… kok mbantah toh ?"

"Aaiiisshs ga mbantah ini, ya deh Bunga mijetin mas Kresna tapi ini semua karena mas Pai nyuruh ya"

"Iya…
Mas Krena itu baik sama mas Pai soalnya, dia itu mas Pai hormati sayang"

Dan…
Tentu saja mas Kresna gelagapan setengah mati karena tiba2 Bunga mendekatinya dan memijatnya didepan umum…

Luar biasa….

Belum lagi semuanya kaget gara2 mas Kresna dipijat oleh Bunga…

Semuanya lagi2 dikagetkan oleh munculnya Nilam dan Bayu membawakan singkong goreng dan minuman hangat bagi yang hadir di "rumah baca" dan mempersilahkan para "pembelajar" disana dengan sangat sopannya…

Disuguhinya bukan sesuatu yang aneh sebenarnya, mak paijo sering memberikan itu di kala senggangnya atau pas ada panenan.


***


Hari itu banyak sekali pengunjung "Rumah Baca" dan "Teras Bonsai" semuanya sangat sibuk karena berkonsentrasi untuk acara eksebisi yang dilaksanakan di Pendopo dan alun2 kabupaten.

Ada yang belajar catur…
Ada yang belajar bonsai…

Namun sebagian besarnya sedang sibuk mempersiapkan bonsai2 yang akan dipamerkan nanti.

Ada 3 jenis bonsai yang dipamerkan dengan pengelompokkan sebagai berikut :

  1. Bonsai milik tuan Nakanishi
  2. Bonsai milik Paijo dan mas Kresna
  3. Bonsai milik pembelajar2 di "teras bonsai"


Disebut pembelajar karena mereka memang belajar dari Tuan Nakanishi namun belum dianggap murid tuan Nakanishi.

Bagi mereka semua ilmu diajarkan dan itu tanpa kewajiban sebagai murid.

Dalam budaya jepang guru itu tinggi sekali derajatnya, sang murid harus benar2 patuh pada gurunya, apapun yang diminta gurunya seolah itu perintah yang tak boleh dibantah.

Mutlak harus diikuti…

Jadi di "teras bonsai" dan "rumah baca" mereka seolah ikut kursus semata, kadang tuan Nakanishi langsung mengajari mereka kadang Paijo dan mas Kresna saja yang mengajari mereka…

Persiapan pameran itu mudah mudah sulit, apalagi yang akan dipamerkan adalah benda hidup. Pengepakan yang dilakukan tidak boleh asal2an, sebab itu akan menurunkan mutu bonsai bahkan bisa mati.

Kalau yang dipindah cuma satu dua tanaman sih biasa dan mudah lah. Kalau yang dipindahkan ratusan itu bukan perkara mudah.

Butuh tenaga terampil disana.
Butuh alat dan sarana yang tepat.
Butuh orang2 yang tepat juga, dari saat memindahkan, merawat di lokasi pameran hingga kembalinya ke tempat asalnya.

Tuan Nakanishi sampai memanggil datang krunya di Jakarta sekaligus untuk membawa bonsai2nya ke magetan.

Demi muridnya Paijo dan demi menghargai pak Bupati yang berkenan membuat acara ini, tuan Nakanishi tak tanggung2 tampil di Magetan, seluruh yang akan dipamerkan di Eropa dibawa ke Magetan olehnya.

Luar biasa.


***

Kehadiran Nilam Bunga dan Bayu benar2 menyegarkan para pembelajar di "teras bonsai" dan "rumah baca"

Apalagi kali ini mereka tak seperti biasanya, mereka biasanya selalu memisahkan diri dan membuat batas dengan pembelajar lainnya, sekarang mereka bergaul antar sesama pembelajar dengan begitu luwesnya.

Lagi2 Paijo menemukan ilmu baru disini…
Ilmu yang berlandaskan cinta kasih sesama….
Ilmu angka nol…
kosong….
Paduan ilmu gaya jepang dan buku pijat gaya indonesia….


***

Tiba2 datang mobil dengan kawalan raider di depan dan belakang.
Semua terperangah mengira2 siapa yang datang.
Pastilah seorang pejabat tinggi yang datang, sebab kalaulah bukan pasti tak akan dikawal raider depan dan belakangnya seperti itu…

Perlahan namun pasti terbuka pintu belakang mobil itu…

"Papa…….."
Nilam berteriak…
Kemudian berlari dan membukakan pintu mobil itu lebar2 setelahnya dia menuntun turun seorang yang sudah cukup umur sambil berjingkrakakan.

"Hi hi hi kirain papa ga mau datang nengok Nilam pa"

"Hadeww, kalau kamu minta ga diikuti bisa2 papa ga bisa kerja kamu recokin terus Nilam, mana Bunga dan Bayu?"

"Hi hi hi om, kami disini om, hi hi hi akhirnya om datang juga kemari, sini om lihat bonsai buatan Bayu om"

"Ha ha ha, mana2 coba ?, eh papa belum ucap salam sama yang punya rumah nih nak, sebentar…

Assalamu'alaikum, perkenalkan nama saya Fadil Rahman, maaf saya berkunjung tidak bilang2. Maaf juga anak saya sudah merepotkan disini "

"Ha ha ha, hei kunyuk kemari kau, ha ha ha mimpi apa sampai kamu datang kemari"

"Ha ha ha, bajingan kau Kenji, ini anakku kau pelet rupanya sampai2 dia dari Madrid datang libur semua waktunya habis disini, kamu harus minta maaf sama ibunya Nilam, bajingan kau, ha ha ha"

Tuan Nakanishi kemudian berpelukan dengan papa Nilam sambil tertawa terbahak2…
Rupanya mereka saling kenal, bahkan kalau dilihat pembicaraannya, mereka seolah bukan sekedar kenal.

"Sini Fadil, kemari…
Kenalkan ini murid2ku Paijo dan Kresna…
Ini anak Sukarno dan ini anak sulung si bajingan Atmo…"

"Ha ha ha Atmo? Jancuuuk…
Rupanya kamu pilih kasih ini, anakku kau tak akui sebagai murid disini…
Aku tak terima bajingan…
Asuuu"

"Hei bajingan, makanya kalau kirim anak belajar kamu jangan lepas kaya anak itik lah.. Kamu yang bajingan, anakmu kau umbar begitu saja belajar macam2 bajingan kau, ha ha ha"

"Lhaaa kirain kamu sudah mati, aku tunggu2 kabar kematianmu ga datang2 rupanya masih hidup enak2an disini kau kunyuk. Ha ha ha aseemmm"

Tiba2….

"Fadil….."

"Eh… Sulastri ?
Jadi benar Paijo ini anakmu ?
Duh Sulastri kami bertiga mencari2 kamu ga pernah ketemu, maafkan saya ya dulu tak sempat menengok kamu dan Sukarno.
Saya sedang di Amerika tugas belajar waktu itu"

"Ehh biarlah yang lalu berlalu, jadi Nilam ini anakmu?
Lha Bunga dan Bayu ini siapa ?"

"Ha ha ha ya Sulastri, Nilam ini anakku yang paling cantik, kakak2nya semua lelaki, tapi paling manja, Nilam salim dulu sana
Bunga Bayu salim gih

Bunga dan Bayu ini anak kakakku Sutomo mereka usianya selang setahun"

"Hi hi hi ternyata, Nilam Bungan dan Bayu, ikut ibu nak, bantu2 masak ya ga papa?"

"Ha ha ha, nduk kamu semua ikut ibunya Paijo ya, belajar masak, papa pengen makan ikan penyet ala Bibimu sulastri soalnya, sana pergi gih"

"Hi hi hi, kamu ini Fadil ga berubah, siapa yang disuruh siapa yang masak hi hi hi, iya aku masakin ikan goreng penyet deh….

Nanti makan siang dirumahku sana saja ya, disini biar anak2 saja, aku pengen ngobrol2 sama kamu dan kenji soalnya…"

"Baik, terima kasih Sulastri…."


***

Ternyata yang datang tadi adalah bapak Menteri Pertanian yang juga punya jabatan sebagai ketua Percasi.

Beliau akan menghadiri atau tepatnya mendampingi bapak wakil presiden yang juga pembina Percasi untuk membuka gelar eksebisi di Magetan.

Munculnya Tuan Nakanishi sebagai tamu kehormatan dan Tuan Sudiro Atmodilogo membuat acara ini benar2 luar biasa mengundang antusiasme masyarakat pecinta catur dan seni bonsai.

Apalagi kabar akan dipamerkannya karya bonsai milik murid2 tuan Nakanishi dan pembelajar di "teras bonsai" milik Paijo yang juga diasuh oleh tuan Nakanishi membuat semua penggemar bonsai geger….

Geger karena selama ini Nakanishi terkenal sangat penyendiri dan tak memiliki murid. Tiba2 muncul dengan murid2nya dan banyak pembelajar yang ikut belajar kepadanya juga turut ikut memeriahkan pameran bonsai…

Nama "Paijo" sebagai murid utama tuan Nakanishi ternyata juga murid tuan Sudiro Atmodilogo dalam ilmu catur akan turut ikut bertanding.

Puluhan pembelajar dari "rumah baca" dan "teras bonsai" inilah yang menggegerkan…
Semuanya disponsori oleh seorang Paijo saja….
Awalnya memang begitu untuk menggairahkan minat belajar teman sedesanya…
Kemudian pak kades dan warga membantu…
Pak Camat membantu…
Pak Bupati juga membantu…

Proses itulah yang benar2 membuat orang takjub dan hormat kepada Paijo…
Proses itulah yang membuat kedua gurunya turun gunung tanpa diminta dan tanpa bayaran…

Proses itulah juga yang membuat bapak wakil presiden berkenan hadir…
Setidaknya dengan hadirnya beliau, proses baik dan fenomenal ini sebisa mungkin akan cepat tertular ke segenap penjuru negeri…
Dimana semua pihak bisa berbakti kepada negaranya dengan caranya masing2 diharapkan berkembang….


***

Mendengar cerita pak Fadil, mak Paijo terdiam membisu, kemudian berkata :

"Mmmm Fadil bisakah aku minta tolong?"

"Apa Sulastri ?, kalau aku mampu akan aku lakukan"

"Mmmm bisakah sorotan kepada Paijo dikurangi ? Aku takut nanti dia besar kepala diusianya yang masih muda, biarlah dia beroleh prestasi dulu baru disorot"

"Ha ha ha betul itu Sulastri, Fadil ini memang bajingan kok, selalu saja buru2 pengen unjuk keperkasaan kuasanya"

"Asu… Ha ha ha aku nurut Sulastri, cuma pak wakil presiden sudah berkenan hadir ini, ga mungkin dicegah kalau dia kesini memang gara2 "rumah baca" dan "teras bonsai" anakmu Paijo"

"Boleh lah kalau itu sih, asal jangan Paijonya….
Keringat dia yang disorot bukan sosoknya ya"

"Mmmm baik Sulastri… setuju, nanti aku bisikin lak wakil deh, mmm ikan penyetmu memang satu2nya deh yang joss gandoss…. Ha ha ha
Nambah 2 piring aku…
Kayaknya habis ini dokterku marah2"

"Memang kau sakit apaan sih? Minta obati Paijo saja lah, tapi jangan bilang2 yang lainnya ya…."

"Eh… bisa apa dia?"

"Aku hampir mati, oleh paijo diobati sembuh"

"Bener ada cerita kayak begitu ?"

"Nanti tanya sama bajingan Atmo kau kalau ga percaya"


***


Hari itu Pusat Pemerintahan Magetan penuh sesak…
Alum2 sesak…
Jalanan sekitanya ditutup rapat…

Wakil Presiden datang…

Beliau membuka acara dengan sebelumnya ada sambutan dimana beliau menyatakan kagum pada Kabupaten Magetan yang melangkah jauh mengembangkan bonsai dan catur.

Sekilas beliau menyampaikan penghargaannya dengan dibukanya "rumah baca" dan "teras bonsai" yang bertujuan mengembangkan ilmu pengetahuan secara luar biasa, dan meminta semua kalangan membantu dan kalau bisa membuat kegiatan sejenis di manapun berada demi kemajuan bangsa…

Pembukaan acara ditandai dengan beliau melangkahkan catur untuk Paijo…..

Semuanya bertepuk tangan meriah dan dimulailah lertandingan catur 10 menit kemudian.


***

Di lapangan atau tepatnya di alun2 Magetan sudah berjajar bonsai2 pilihan yang dimiliki oleh Tuan Nakanishi dan murid2nya, tak kurang tak lebih semuanya ada 99 buah.

Semuanya sungguh sangat indah mempesonakan.

Bonsai pembelajar berada di bagian lain tersendiri. Semuanya indah2, memang sedikit dibawah bonsai milik murid2 tuan Nakanishi, namun demi memompa semangat...

Di acara ini bapak wakil presiden akan memilih 10 + 1 bonsai yang akan melengkapi jumlah binsai yang dipamerkan oleh tuan Nakanishi di Eropa nantinya dengan biaya negara…

Namun ternyata beliau hanya memilih satu saja.

"Sepuluh lainnya saya minta bantuan dari pak menteri memilih 1 buah, pak Gubernur memilih 1 buah dan pak bupati memilih 1 buah, sisanya biarlah pakar2 bonsai yang kita miliki untuk menilai.


***


Pameran bonsai itu berlangsung selama 3 hari berturut turut, bersamaan dengan eksebisi catur nasional yang akhirnya bisa ditebak dimenangkan oleh Paijo.

Sebagai murid dari tuan Nakanishi dan tuan Sudiro Atmodilogo, Paijo memang pantas menang.
Luar biasa memang perjuangan Paijo, acara kemenangan ini sebenarnya hanyalah pembuktian bahwa dirinya sebenarnya luar biasa….


***

Acara lelang bonsai juga berlangsung meriah, masing2 mas Kresna dan Paijo menyumbangkan 2 bonsainya untuk dilelang dan dananya disumbangkan untuk kepentingan pendidikan di Magetan dengan membuat replika2 "rumah baca" disetiap kecamatan.

Diharapka nantinya akan ada tumbuh Paijo2 lainnya hang breprestasi sekalipun dirinya tak sekolah.

Terkumpul 600juta dibagi masing2 50 juta untuk pembangunan "rumah baca" di 12 kecamatan, hari ini semua pihak senang dan bangga anak2 Magetan bahkan merasa bersyukur apalagi telah terpilih 11 bonsai yang akan ikut keliling eropa bersama bonsai2 tuan Nakanishi…

3 bonsai pertama adalah milik Nilam, Bunga Dan Bayu, yang memang indah mempesonakan.

9 lainnya masing2 milik pemuda2 magetan, 4 diantaranya dibuat oleh anak putus sekolah dan tidak mampu.

Mereka yang putus sekolah kebanyakan adalah anak2 petani miskin. Tak pernah terbayangkan oleh mereka bakal menerima penghargaan 25 juta masing2 langsung dari pak menteri. Berikut jalan2 ke eropa mengikuti tour pameran tuan Nakanishi.

Bahkan ada orang tua yang pingsan mendengar anaknya menang….


***


Paijo sangat terharu, karena apa yang diraihnya ini bukan main2 bahkan sampai membuat pak wakil presiden rela ke Magetan. Ada rasa bangga dan haru di dalam hatinya.

Setidaknya ada rasa bersyukur mak nya bisa dia bahagiakan dengan berbagai prestasi. Sebagai pengganti bertahun2 hidup susah sengsara..

Perlahan Paijk menjauhi panggung, dirinya ingin melihat kawan2nya dibalik panggung yang telah memperoleh penghargaan juga karena karya2 mereka…..

Langkah Paijo terhenti….

Tiba2 dilihatnya wanita yang mselalu menghiasi mimpi2nya…
Yang suka marah2 padanya…
Yang ingin memotong tititnya…
Yang katanya mencintainya….
Yang katanya ingin jadi istrinya…
Yang ….. Ditinggalkannya….

Wanita yang cantik jelita bahkan melebihi bidadari…
Senyumnya bahkan bisa mengalahkan mentari…
Lirikan matanya bahkan menghadirkan embun pagi…

Gadis itu diam mematung…
Tak bergerak….

Gadis itu….

Membuat langkah kakinya gontai…
Membuat tatap matanya kabur oleh airmata…
Membuat lutut dan sendi2 lainnya berderaka…
Membuat badannya gemetar…

Membuat jantungnya serasa copot…
Membuat dadanya seakan dihantam palu Thor…
Membuat kepalanya tak bisa tidak…
Tak mungkin bisa melawan….

Menunduk diam….
Dihadapan…

MBAK ASTRID


***

Ha ha ha ha

Hayyo jangan baper….
Baper dilarang…

Salam Edan E

 
MIYANO




BAB 06
EKSEBISI DI MAGETAN


Nilam, Bunga dan Bayu masih saja datang tiap pagi bukan lagi karena tugas mereka menyelundup untuk tahu ilmu Paijo tapi karena cinta mereka pada Paijo.

Paijo sendiri heran bin takjub dengan manutnya (menurutnya) mereka dengan apa saja kata2 Paijo.

Seperti pagi ini.

"Bunga sayang, bisa pijitin mas Kresna ? Tuh lihat dia sangat capek tuh sayang"

"Eh…. Bunga pengennya mijetin mas Pai sayang"

"Duh ya… kok mbantah toh ?"

"Aaiiisshs ga mbantah ini, ya deh Bunga mijetin mas Kresna tapi ini semua karena mas Pai nyuruh ya"

"Iya…
Mas Krena itu baik sama mas Pai soalnya, dia itu mas Pai hormati sayang"

Dan…
Tentu saja mas Kresna gelagapan setengah mati karena tiba2 Bunga mendekatinya dan memijatnya didepan umum…

Luar biasa….

Belum lagi semuanya kaget gara2 mas Kresna dipijat oleh Bunga…

Semuanya lagi2 dikagetkan oleh munculnya Nilam dan Bayu membawakan singkong goreng dan minuman hangat bagi yang hadir di "rumah baca" dan mempersilahkan para "pembelajar" disana dengan sangat sopannya…

Disuguhinya bukan sesuatu yang aneh sebenarnya, mak paijo sering memberikan itu di kala senggangnya atau pas ada panenan.


***


Hari itu banyak sekali pengunjung "Rumah Baca" dan "Teras Bonsai" semuanya sangat sibuk karena berkonsentrasi untuk acara eksebisi yang dilaksanakan di Pendopo dan alun2 kabupaten.

Ada yang belajar catur…
Ada yang belajar bonsai…

Namun sebagian besarnya sedang sibuk mempersiapkan bonsai2 yang akan dipamerkan nanti.

Ada 3 jenis bonsai yang dipamerkan dengan pengelompokkan sebagai berikut :

  1. Bonsai milik tuan Nakanishi
  2. Bonsai milik Paijo dan mas Kresna
  3. Bonsai milik pembelajar2 di "teras bonsai"


Disebut pembelajar karena mereka memang belajar dari Tuan Nakanishi namun belum dianggap murid tuan Nakanishi.

Bagi mereka semua ilmu diajarkan dan itu tanpa kewajiban sebagai murid.

Dalam budaya jepang guru itu tinggi sekali derajatnya, sang murid harus benar2 patuh pada gurunya, apapun yang diminta gurunya seolah itu perintah yang tak boleh dibantah.

Mutlak harus diikuti…

Jadi di "teras bonsai" dan "rumah baca" mereka seolah ikut kursus semata, kadang tuan Nakanishi langsung mengajari mereka kadang Paijo dan mas Kresna saja yang mengajari mereka…

Persiapan pameran itu mudah mudah sulit, apalagi yang akan dipamerkan adalah benda hidup. Pengepakan yang dilakukan tidak boleh asal2an, sebab itu akan menurunkan mutu bonsai bahkan bisa mati.

Kalau yang dipindah cuma satu dua tanaman sih biasa dan mudah lah. Kalau yang dipindahkan ratusan itu bukan perkara mudah.

Butuh tenaga terampil disana.
Butuh alat dan sarana yang tepat.
Butuh orang2 yang tepat juga, dari saat memindahkan, merawat di lokasi pameran hingga kembalinya ke tempat asalnya.

Tuan Nakanishi sampai memanggil datang krunya di Jakarta sekaligus untuk membawa bonsai2nya ke magetan.

Demi muridnya Paijo dan demi menghargai pak Bupati yang berkenan membuat acara ini, tuan Nakanishi tak tanggung2 tampil di Magetan, seluruh yang akan dipamerkan di Eropa dibawa ke Magetan olehnya.

Luar biasa.


***

Kehadiran Nilam Bunga dan Bayu benar2 menyegarkan para pembelajar di "teras bonsai" dan "rumah baca"

Apalagi kali ini mereka tak seperti biasanya, mereka biasanya selalu memisahkan diri dan membuat batas dengan pembelajar lainnya, sekarang mereka bergaul antar sesama pembelajar dengan begitu luwesnya.

Lagi2 Paijo menemukan ilmu baru disini…
Ilmu yang berlandaskan cinta kasih sesama….
Ilmu angka nol…
kosong….
Paduan ilmu gaya jepang dan buku pijat gaya indonesia….


***

Tiba2 datang mobil dengan kawalan raider di depan dan belakang.
Semua terperangah mengira2 siapa yang datang.
Pastilah seorang pejabat tinggi yang datang, sebab kalaulah bukan pasti tak akan dikawal raider depan dan belakangnya seperti itu…

Perlahan namun pasti terbuka pintu belakang mobil itu…

"Papa…….."
Nilam berteriak…
Kemudian berlari dan membukakan pintu mobil itu lebar2 setelahnya dia menuntun turun seorang yang sudah cukup umur sambil berjingkrakakan.

"Hi hi hi kirain papa ga mau datang nengok Nilam pa"

"Hadeww, kalau kamu minta ga diikuti bisa2 papa ga bisa kerja kamu recokin terus Nilam, mana Bunga dan Bayu?"

"Hi hi hi om, kami disini om, hi hi hi akhirnya om datang juga kemari, sini om lihat bonsai buatan Bayu om"

"Ha ha ha, mana2 coba ?, eh papa belum ucap salam sama yang punya rumah nih nak, sebentar…

Assalamu'alaikum, perkenalkan nama saya Fadil Rahman, maaf saya berkunjung tidak bilang2. Maaf juga anak saya sudah merepotkan disini "

"Ha ha ha, hei kunyuk kemari kau, ha ha ha mimpi apa sampai kamu datang kemari"

"Ha ha ha, bajingan kau Kenji, ini anakku kau pelet rupanya sampai2 dia dari Madrid datang libur semua waktunya habis disini, kamu harus minta maaf sama ibunya Nilam, bajingan kau, ha ha ha"

Tuan Nakanishi kemudian berpelukan dengan papa Nilam sambil tertawa terbahak2…
Rupanya mereka saling kenal, bahkan kalau dilihat pembicaraannya, mereka seolah bukan sekedar kenal.

"Sini Fadil, kemari…
Kenalkan ini murid2ku Paijo dan Kresna…
Ini anak Sukarno dan ini anak sulung si bajingan Atmo…"

"Ha ha ha Atmo? Jancuuuk…
Rupanya kamu pilih kasih ini, anakku kau tak akui sebagai murid disini…
Aku tak terima bajingan…
Asuuu"

"Hei bajingan, makanya kalau kirim anak belajar kamu jangan lepas kaya anak itik lah.. Kamu yang bajingan, anakmu kau umbar begitu saja belajar macam2 bajingan kau, ha ha ha"

"Lhaaa kirain kamu sudah mati, aku tunggu2 kabar kematianmu ga datang2 rupanya masih hidup enak2an disini kau kunyuk. Ha ha ha aseemmm"

Tiba2….

"Fadil….."

"Eh… Sulastri ?
Jadi benar Paijo ini anakmu ?
Duh Sulastri kami bertiga mencari2 kamu ga pernah ketemu, maafkan saya ya dulu tak sempat menengok kamu dan Sukarno.
Saya sedang di Amerika tugas belajar waktu itu"

"Ehh biarlah yang lalu berlalu, jadi Nilam ini anakmu?
Lha Bunga dan Bayu ini siapa ?"

"Ha ha ha ya Sulastri, Nilam ini anakku yang paling cantik, kakak2nya semua lelaki, tapi paling manja, Nilam salim dulu sana
Bunga Bayu salim gih

Bunga dan Bayu ini anak kakakku Sutomo mereka usianya selang setahun"

"Hi hi hi ternyata, Nilam Bungan dan Bayu, ikut ibu nak, bantu2 masak ya ga papa?"

"Ha ha ha, nduk kamu semua ikut ibunya Paijo ya, belajar masak, papa pengen makan ikan penyet ala Bibimu sulastri soalnya, sana pergi gih"

"Hi hi hi, kamu ini Fadil ga berubah, siapa yang disuruh siapa yang masak hi hi hi, iya aku masakin ikan goreng penyet deh….

Nanti makan siang dirumahku sana saja ya, disini biar anak2 saja, aku pengen ngobrol2 sama kamu dan kenji soalnya…"

"Baik, terima kasih Sulastri…."


***

Ternyata yang datang tadi adalah bapak Menteri Pertanian yang juga punya jabatan sebagai ketua Percasi.

Beliau akan menghadiri atau tepatnya mendampingi bapak wakil presiden yang juga pembina Percasi untuk membuka gelar eksebisi di Magetan.

Munculnya Tuan Nakanishi sebagai tamu kehormatan dan Tuan Sudiro Atmodilogo membuat acara ini benar2 luar biasa mengundang antusiasme masyarakat pecinta catur dan seni bonsai.

Apalagi kabar akan dipamerkannya karya bonsai milik murid2 tuan Nakanishi dan pembelajar di "teras bonsai" milik Paijo yang juga diasuh oleh tuan Nakanishi membuat semua penggemar bonsai geger….

Geger karena selama ini Nakanishi terkenal sangat penyendiri dan tak memiliki murid. Tiba2 muncul dengan murid2nya dan banyak pembelajar yang ikut belajar kepadanya juga turut ikut memeriahkan pameran bonsai…

Nama "Paijo" sebagai murid utama tuan Nakanishi ternyata juga murid tuan Sudiro Atmodilogo dalam ilmu catur akan turut ikut bertanding.

Puluhan pembelajar dari "rumah baca" dan "teras bonsai" inilah yang menggegerkan…
Semuanya disponsori oleh seorang Paijo saja….
Awalnya memang begitu untuk menggairahkan minat belajar teman sedesanya…
Kemudian pak kades dan warga membantu…
Pak Camat membantu…
Pak Bupati juga membantu…

Proses itulah yang benar2 membuat orang takjub dan hormat kepada Paijo…
Proses itulah yang membuat kedua gurunya turun gunung tanpa diminta dan tanpa bayaran…

Proses itulah juga yang membuat bapak wakil presiden berkenan hadir…
Setidaknya dengan hadirnya beliau, proses baik dan fenomenal ini sebisa mungkin akan cepat tertular ke segenap penjuru negeri…
Dimana semua pihak bisa berbakti kepada negaranya dengan caranya masing2 diharapkan berkembang….


***

Mendengar cerita pak Fadil, mak Paijo terdiam membisu, kemudian berkata :

"Mmmm Fadil bisakah aku minta tolong?"

"Apa Sulastri ?, kalau aku mampu akan aku lakukan"

"Mmmm bisakah sorotan kepada Paijo dikurangi ? Aku takut nanti dia besar kepala diusianya yang masih muda, biarlah dia beroleh prestasi dulu baru disorot"

"Ha ha ha betul itu Sulastri, Fadil ini memang bajingan kok, selalu saja buru2 pengen unjuk keperkasaan kuasanya"

"Asu… Ha ha ha aku nurut Sulastri, cuma pak wakil presiden sudah berkenan hadir ini, ga mungkin dicegah kalau dia kesini memang gara2 "rumah baca" dan "teras bonsai" anakmu Paijo"

"Boleh lah kalau itu sih, asal jangan Paijonya….
Keringat dia yang disorot bukan sosoknya ya"

"Mmmm baik Sulastri… setuju, nanti aku bisikin lak wakil deh, mmm ikan penyetmu memang satu2nya deh yang joss gandoss…. Ha ha ha
Nambah 2 piring aku…
Kayaknya habis ini dokterku marah2"

"Memang kau sakit apaan sih? Minta obati Paijo saja lah, tapi jangan bilang2 yang lainnya ya…."

"Eh… bisa apa dia?"

"Aku hampir mati, oleh paijo diobati sembuh"

"Bener ada cerita kayak begitu ?"

"Nanti tanya sama bajingan Atmo kau kalau ga percaya"


***


Hari itu Pusat Pemerintahan Magetan penuh sesak…
Alum2 sesak…
Jalanan sekitanya ditutup rapat…

Wakil Presiden datang…

Beliau membuka acara dengan sebelumnya ada sambutan dimana beliau menyatakan kagum pada Kabupaten Magetan yang melangkah jauh mengembangkan bonsai dan catur.

Sekilas beliau menyampaikan penghargaannya dengan dibukanya "rumah baca" dan "teras bonsai" yang bertujuan mengembangkan ilmu pengetahuan secara luar biasa, dan meminta semua kalangan membantu dan kalau bisa membuat kegiatan sejenis di manapun berada demi kemajuan bangsa…

Pembukaan acara ditandai dengan beliau melangkahkan catur untuk Paijo…..

Semuanya bertepuk tangan meriah dan dimulailah lertandingan catur 10 menit kemudian.


***

Di lapangan atau tepatnya di alun2 Magetan sudah berjajar bonsai2 pilihan yang dimiliki oleh Tuan Nakanishi dan murid2nya, tak kurang tak lebih semuanya ada 99 buah.

Semuanya sungguh sangat indah mempesonakan.

Bonsai pembelajar berada di bagian lain tersendiri. Semuanya indah2, memang sedikit dibawah bonsai milik murid2 tuan Nakanishi, namun demi memompa semangat...

Di acara ini bapak wakil presiden akan memilih 10 + 1 bonsai yang akan melengkapi jumlah binsai yang dipamerkan oleh tuan Nakanishi di Eropa nantinya dengan biaya negara…

Namun ternyata beliau hanya memilih satu saja.

"Sepuluh lainnya saya minta bantuan dari pak menteri memilih 1 buah, pak Gubernur memilih 1 buah dan pak bupati memilih 1 buah, sisanya biarlah pakar2 bonsai yang kita miliki untuk menilai.


***


Pameran bonsai itu berlangsung selama 3 hari berturut turut, bersamaan dengan eksebisi catur nasional yang akhirnya bisa ditebak dimenangkan oleh Paijo.

Sebagai murid dari tuan Nakanishi dan tuan Sudiro Atmodilogo, Paijo memang pantas menang.
Luar biasa memang perjuangan Paijo, acara kemenangan ini sebenarnya hanyalah pembuktian bahwa dirinya sebenarnya luar biasa….


***

Acara lelang bonsai juga berlangsung meriah, masing2 mas Kresna dan Paijo menyumbangkan 2 bonsainya untuk dilelang dan dananya disumbangkan untuk kepentingan pendidikan di Magetan dengan membuat replika2 "rumah baca" disetiap kecamatan.

Diharapka nantinya akan ada tumbuh Paijo2 lainnya hang breprestasi sekalipun dirinya tak sekolah.

Terkumpul 600juta dibagi masing2 50 juta untuk pembangunan "rumah baca" di 12 kecamatan, hari ini semua pihak senang dan bangga anak2 Magetan bahkan merasa bersyukur apalagi telah terpilih 11 bonsai yang akan ikut keliling eropa bersama bonsai2 tuan Nakanishi…

3 bonsai pertama adalah milik Nilam, Bunga Dan Bayu, yang memang indah mempesonakan.

9 lainnya masing2 milik pemuda2 magetan, 4 diantaranya dibuat oleh anak putus sekolah dan tidak mampu.

Mereka yang putus sekolah kebanyakan adalah anak2 petani miskin. Tak pernah terbayangkan oleh mereka bakal menerima penghargaan 25 juta masing2 langsung dari pak menteri. Berikut jalan2 ke eropa mengikuti tour pameran tuan Nakanishi.

Bahkan ada orang tua yang pingsan mendengar anaknya menang….


***


Paijo sangat terharu, karena apa yang diraihnya ini bukan main2 bahkan sampai membuat pak wakil presiden rela ke Magetan. Ada rasa bangga dan haru di dalam hatinya.

Setidaknya ada rasa bersyukur mak nya bisa dia bahagiakan dengan berbagai prestasi. Sebagai pengganti bertahun2 hidup susah sengsara..

Perlahan Paijk menjauhi panggung, dirinya ingin melihat kawan2nya dibalik panggung yang telah memperoleh penghargaan juga karena karya2 mereka…..

Langkah Paijo terhenti….

Tiba2 dilihatnya wanita yang mselalu menghiasi mimpi2nya…
Yang suka marah2 padanya…
Yang ingin memotong tititnya…
Yang katanya mencintainya….
Yang katanya ingin jadi istrinya…
Yang ….. Ditinggalkannya….

Wanita yang cantik jelita bahkan melebihi bidadari…
Senyumnya bahkan bisa mengalahkan mentari…
Lirikan matanya bahkan menghadirkan embun pagi…

Gadis itu diam mematung…
Tak bergerak….

Gadis itu….

Membuat langkah kakinya gontai…
Membuat tatap matanya kabur oleh airmata…
Membuat lutut dan sendi2 lainnya berderaka…
Membuat badannya gemetar…

Membuat jantungnya serasa copot…
Membuat dadanya seakan dihantam palu Thor…
Membuat kepalanya tak bisa tidak…
Tak mungkin bisa melawan….

Menunduk diam….
Dihadapan…

MBAK ASTRID
Weleh weleh mak bedunduk s Bidadari galak muncul !! ra sido lungo to mbak. ?? bakalan seru .. Astrid vs Nilam cs ..

Selamat dan sukses jo , termasuk sak puyeng e pisan. !!
tankiyu edan e Ki ....
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd