Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT MIYANO

MIYANO




BAB 07
MAAF YANG TAK TERUCAP



Paijo berdiri mematung…
Hanya sejengkal jaraknya dengan Astrid…
Yang juga berdiri mematung…

Keduanya diam…
Paijo menatap Astrid namun kemudian menunduk…
Astridpun menunduk…

Diam….

Seolah setahun mereka diam…
Benar2 membisu….

Perlahan mulai terdengar isak tangis Astrid…
Airmatanya tumpah dipipinya…
Baginya Paijo sekarang sudah benar2 seolah tak bisa dijangkaunya lagi….
Sudah diluar rengkuhan pelukannya…

Paijo sudah bukan seperti Paijonya lagi…

Isak itu cuma perlahan saja….

Namun dalam pendengaran Paijo itulah suara terkeras bagi telinganya…
Suara isakan wanita yang sungguh sangat dicintainya…

Sungguh sangat dirindukannya…
Diangankan di tiap malam2nya…
Diimpikan disetiap terpejamnya mata…

Isakan itu kecil saja…
Seolah meremukkan dadanya…
Benar2 Paijo tak mampu menahan lagi segenap emosinya…

Perlahan namun pasti…

Direngkuhnya gadisnya dalam pelukan hangatnya…
Diletakkan kepalanya di dadanya…

Dikecupnya keningnya…
Dielusnya kepalanya…
Semua dalam diam…

Tak perlu lagi kata2 mesra merdu manja…
Tak perlu lagi ungkapan bak mutiara…

Diam….

Dalam tangisan yang tak bersuara….
Tapi benar2 menggedor isi dada…

Diam….
Dada Paijo membasah….
Seolah itu bukanlagi airmata…
Namun cucuran darah kerinduan…

Diam….
Hingga kelegaan tercipta….
Hingga nyeri didada terlupa….
Hingga tetesan darah mengering…..

Hingga akhirnya…..

"Ayo kita pulang…."


***


Hanya tiga kata saja….

"Ayo kita pulang……"

Cukuplah sudah…..
Tak perlu lagi memang kata2…
Mereka sudah berbincang dengan pelukan dan tetesan air mata.

Paijo dan Astrid kemudian melangkah menjauh dari ramainya orang2 yang ada di pendopo kabupaten. Tak hirau semua hituk pikuk yang ada…

Mereka melangkah menjauh dari segalanya…

Mas Kresna meneteskan airmata melihatnya….
Tuan Nakanishi menangis melihatnya…
Tuan Atmo menangis melihatnya…
Nyonya Kinanthi menangis....

Mereka semua memaklumi dan membiarkan mereka berdua pergi entah kemana. Biarlah mereka menyelesaikan segenap masalah yang ada. Biarlah mereka berdua mengobati segala luka di dada.

Segera mas Kresna mengambil alih semua pekerjaan Paijo.
Diaturmya semuanya buat agar Paijo tak terbebani masalah yang ada.


***


Kresna memahami ada hati yang luka…
Nilam, Bayu dan Bunga terbengong disana…
Dalam duka…

"Nilam, bisa bantu sebentar ?, sepertinya kita harus segera berbenah, kita bawa balik semuanya ya.

Tolong dipacking bareng Bayu dan Bunga ya…"

"Baa…. Baaik mas Kresna"

Ketiga gadis itu kemudian ikut berbenah, malam itu semua yang tergabung dalam komunitas "rumah baca" dan "teras bonsai" sibuk.

Setelah malam penutupan itu mereka harus segera membawa pulang semuanya…
Setelah itu kesibukan belum berakhir….
Mereka harus mempersiapkan pameran di Eropa…

Ada rasa lelah….
Tapi lebih banyak rasa bangga dan bahagia…

Bagaimanapun mereka semua, komunitas "rumah baca" dan "teras bonsai" serasa menjadi komunitas yang dihargai bahkan oleh bapak wakil presiden.

Tak seorangpun yang merasa galau dan marah saat Paijo pergi begitu saja meninggalkan gelanggang, bagaimanapun juga pasti ada alasan kuat baginya meninggalkan mereka berbenah..

Bagi mereka semua, disuruh koprol ataupun guling2 oleh Paijo saat ini pasti mau…

Sebab karena paijolah ada pameran ini…
Karena Paijo lah sebagian berangkat ke Eropa…
Mereka bisa mencari uang dari bonsai…
Mereka bisa belajar mengembangkan pertanian…
Mereka bisa internetan gratis di "rumah baca"

Banyak lagi…
Cuma beberes itu bukan apa2…
Jauh lebih sedikit dibanding apa yang sudah mereka terima dari Paijo….

Semua warga komunitas akhirnya selesai berbenah menjelang tengah malam…

Ada 5 truk yang sudah siap mengangkut semua peralatan dan material pamer.

Menjelang subuh….
Baru mereka semua kelar dan istirahat di rumah baca…


***


Ibu2 pemenang eksibisi catur…
Baik tingkat dasar sampai tingkat dewasa…
Semua datang berkunjung membawa segala yang bisa dibawa…

Ibu2 yang putra putrinya ikut ke eropa lebih2 bahkan ada yang membawa ikan, ayam dan sebagainya sebagai tanda terimakasih…

Seluruh warga desa berduyun2 datang menyambut kedatangan komunitas "rumah baca" dan "teras bonsai"

Sambutan yang meriah.
Sabutan yang sangat melegakan dan menghapus segala rasa lelah….

Makanan ringan berhamburan keluar…
Ada rebusan...
Ada gorengan...
Kopi teh dan wedhang ronde keluar…

Akhirnya nasi liwetpun keluar…
Goreng ayam, goreng ikan tahu dan tempe
Lalapan dan sambelnya juga…

Luar biasa melimpah…

Ibu2 dan gadis2 desa tumpah ruah iku membantu kembalinya komunitas "rumah baca" dan "teras bonsai" pulang kandang….

Ada yang tertawa terbahak…
Ada yang menangis haru…
Semuanya bahagia…

Semuanya senang…

Hanya satu orang yang tak ada disana….
Orang yang justru menginisiasi berdirinya "rumah baca" dan "teras bonsai"....

Paijo tak ada disana…

Dan semuanya tak ada yang mencari…
Karena mereka sudah tahu…
Malam ini biarlah Paijo menyelesaikan urusannya sendiri…
Tak perlu diganggu…


***



Astrid merebahkan kepalanya di pundak Paijo, sambil memeluk lengan Paijo, erat2. Dinginnya malam tak menganggu, kedekatannya dengan Paijo justru lebih memberikan rasa hangat di hati Astrid.

Paijo menepuk2 pundak dan sesekali mengelus kepala Astrid sambil mengecupnya..

Mereka berdua duduk di saung di tengah sawah Paijo. Sebab Paijo tahu, rumahnya saat ini jelas2 akan sangat ramai oleh pengunjung dan hiruk pikuk warga komunitas berbenah menurunkan dan mengatur barang.

Lama mereka hanya diam membisu dan berpelukan

Setelah lebih dari sejam….
Paijo mulai mengambil inisiatif…

"Selamat ya, sudah dapat beasiswa ke Perancis, mmm jauh ya…"

"Hi hi hi, mas malah sudah disalami pak Wakil Presiden juga sama pak Menteri, aku mah apa…

Perancis…

Mmm memang jauh, tapi mas bisa jalan2 ke eropa, termasuk perancis…."

"Nanti belajar yang baik ya…."

"Ya iyalah, pengen cepet pulang juga akunya…"

"Pengen cepet pulang ? Kenapa ?"
"Pengen cepet nikah mas…."
"Eh sudah ada yang ngelamar ?"

"Iiihhhhh……"

"Adduuuh sakit non, kok nyubit2 sih?"

"Habis peluk2 eh pura2 ga tahu lagi, sebel jadinyaa…"

"Ha ha ha, wong yang dipeluk nangis2 gitu gimana ga pengen meluk, sayang ?"

"Iih, mas sih jahat….."

"Iya…. Mas sudah jahat ya sama sayangnya mas…
Mmmmm mas ga bisa bayangkan bisa berjodoh dengan yayang nya mas ini, habisnya mas ga punya apa2 dan bukan siapa2 …. Hhaaaah"

"Iiih mas ini mesti rendah diri gitu, rendah hati harus, kalau rendah diri ya jangan lah mas…
Mas itu luarbiasa dimata Astrid….
Cahaya hidup Astrid…."

"Mmmm mas setiap malam ga bisa tidur….
Semua yang mas kerjakan gila2an itu gara2nya ya demi menekan stress gara2 ga ketemu sayangnya mas…
Lebih tepatnya ga berani ketemu mmmm"

"Kenapa…?"

"Mas ingin membahagiakan mak dulu sebelum yang lainnya….
Membuat mak bangga….
Membuat mak bisa tertawa…
Dan itu harus dengan tangan mas sendiri…"

"Gitu ya…
Kenapa ga bilang dan membicarakannya sama Adek mas ?"

"Mmmm mas ga berani mengusik sayangnya mas…
Kayaknya kalau ga begini sayang juga ga sekolah di Perancis juga khan ?
Itu khan cita2 sayangku kan ?"

"Mmmm iya sih….

Tapi kalau mas ga bolehin ya Astrid ga papa kok, demi mas, Astrid rela berkorban apapun kok"

"Ha ha ha ha, itu yang mas ga mau sayang, biarlah kamu mencapai cita2mu setinggi2nya…

Mas ga mau jadi penghalang bagi cita2mu"

"Mmm mas mau nunggu 2 tahun?"
"2 tahun ? Kenapa?"

"Astrid bertekad lulus dalam 2 tahun mas, kedepan bahkan saat ini cita2 Astrid terbesar adalah mengabdi sebagai istri mas…."

"Nanti kita bicarakan dirumah ya ?"

"Iiih kenapa mas ? Ga suka ya Astrid jadi istri mas?"

"Haaah…. Mas apa kata maknya mas
Kalau mak nya mas setuju Astrid jadi istri mas ya mas akan pinang Astrid sebelum ke eropa…."

"Mmm kita langsung nikah ?"

"Ha ha ha boleh atau kita tunangan dulu saja ya"

"Mmmm kalau ibunya mas ga bolehin?"

"Mmmm mas bisa apa?"

"Iya deh iya…..

Astrid harus ambil hatinya ibunya mas dulu gitu mas?"
Paijo hanya mengacak2 rambut Astrid…

"Pintar…."

"Hi hi hi pacarnya siapa coba ?"

"Haah memang sudah punya pacar gitu ?"

"Iiiihhhhh mas jahat"

"Ha ha ha ha, sudah mau subuh, yuk kita pulang ya"

"Ok, aku sudah cantik belum mas ?"

"Eeh yanyangnya mas selalu cantik kok"

"Iiiih malu atuh kalau jelek ketemu sama ibu mas"

"Ha ha ha, sudah sudah cantik pake banget kok non"

Kemudian kedua orang itu dbangkit dan sambil berpelukan berjalan pulang ke rumah Paijo…


***

Sesampainya di rumah, Paijo langsung ke rumahnya, tak mampir walau sekejap ke "rumah bac" atau "teras bonsai" yang masih benyak orang disana. Sebagian besar bergelimpangan tidur malah.

Paijo hanya tersenyum dan melambaikan tangannya tanpa suara tanpa kata2.

KLEEK

Pintu terbuka dan tanpak mak Paijo dudum di ruang tamu

"Mak, maaf tadi saya jalan2 dulu dengan Astrid"

"Hi hi hi, jalan2 apa pacaran ?"

"Ibu, maaf saya lupa karena kangen sama mas Paijo, maaf ya ibu saya sudah mengajak mas Paijo keluar dulu padahal ibu sudah sangat rindu dan ingin memeluk mas Paijo setelah prestasinya diakui bahkan oleh pak wakil presiden. Maaf ya bu"

Perlahan Astrid bebicara sambil bersimpuh memeluk lutut ibu Paijo.

"Duuuh ngger sing ayu….
Ibu seneng banget nak Astrid kesini datang, ibu bahagia banget….
Paijo itu kalau tidur ga pernah lelap nak…
Gedebugan terus suka ngigau memanggil kamu nak, ibu terharu dan ingin Paijo bahagia….

Cuma Paijo ingin ibu bahagia…

Padahal cukup memiliki Paijo sebagai anak, ibu sudah bahagia nak…."

"Hiks hiks hiks, Astrid sudah jahat sama mas Paijo ya bu ?"

"Mmm bukan, Paijo yang sudah jahat pada dirinya sendiri dengan mengabaikan perasaannya kepadamu nak"

"Hiks hiks hiks, Astrid ingin jadi istri mas Paijo bu, cuma Astrid takut ga mampu membahagiakan mas Paijo, minggu depan Astrid harus ke Perancis melanjutkan S2 Astrid bu, hiks hiks hiks"

"Hi hi hi, kalau kamu ibu kasih pilihan sekolahmu atau mas Paijomu pilih mana nduk?"

"Pilih mas Paijo bu, sekolah Astrid biar ga jadi saja"

"Hi hi hi, yo nduk, sesuk ben Ibu ngelamar kowe yo nduk, hi hi hi, tapi tetep kudu sekolah"

"Lho gimana bu ?"

"Besok pagi, bapakmu kesini dolan2 pengen ngobrol karo Kenji dan pak Fadil yang jadi menteri itu, kalau kamu mau besok Ibu minta kamu ke orang tua kamu, tapi kamu harus janji…."

"Iya bu….?

Duh makasih bu, Astrid harus janji apa bu? Janji berhenti dan ga jadi sekolah ?

Iya bu Astrid janji akan urus kebatalan Astrid sekolah bu

Hiks hiks hiks"


"Piye tho….
Astrid kudu janji tetep sekolah…
Yang rajin dan lulus tepat waktu…
Bisa ?"


"Ibuuuu….hiks hiks hiks….
Astrid janji buuuu…. Huuuu huuuu
Astrid akan rajin buuuu"

"Huusss…. sudah jangan nangis lagi, ayo, temani ibu tidur dulu sekalipun sebentar…

Ibu pengen ngelonin anak perempuan ibu ini…
Kalau nangis terus ga jadi tak lamar lho besok…"

"Hikss….baik bu, monggo bu, dalem nderek ake (saya ikut bu)"

Kedua wanita itu terus bangkit dan berjalan menuju kamar tidur mak Paijo.

"Jo, kamu ini kok bengong, sana tengokin anak2 disana, kamu ini enak2 pacaran saja, habis itu ya urus itu konco2mu, mesakke….

Gek ndang jo (ayo cepet) jangan kaya orang bingung gitu, calon istrimu biar sama mak saja"

"Duuuh nghih mak, inggih"


***


"Joooo… ha ha ha akhirnya ingat sama teman juga kau ha ha ha"

"Asuu kakekane Jo… jian kok sampai lupa ke teman euy…. Aseeem"

"Cuuuk, awak dewe dianggep angin lalu ini rek, dasar Paijo gemblung ha ha ha"

Semua yang tadinya ngantuk jadi segar membully Paijo yang tiba2 ngilang sama cewek di tengah2 acara yang meriah.

Tak ada kata maaf disana…

Semua saling memahami kebutuhan masing2 juga…

Sama dengan tadi dengan Astrid…

Tak ada kata maaf…

Tak ada kata2 menyalahkan atau pembenaran…

Semua sebenarnya dan sewajarnya….
Itulah kedewasaan berfikir….


***


Ha ha ha….

Ada yang seneng ada yang senep…

Bahkan mungkin sakit perut karena sd sekarang ga ada SS nya….


Ya biarin ah….


Salam Edan E

NB : JANGAN SEKALI SEKALI ADA LAGI YANG MENGAJAK ORANG2 LAIN MERAMAIKAN TREAD INI 😈😈
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd