Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT MIYANO

MIYANO



BAB 11
RACUN HITAM



Nakanishi dan Sulastri kemudian melihat di halaman sudah ada Paijo berlarian sambil menotok punggung Astrid dan Kresna….

Kresna dan Astrid yang memegang gagang pedang yang terhujam ke dalam tanah !!!

Nakanishi terbelalak….
Melihat itu Sulastri berkata…

"Ada apa tho kang mas kok kayak kaget banget ?"

"Itu adalah jurus pamungkas perguruan Nakanhisi sayang, manarik langit menghujam ke bumi.

Duuh, itu artinya Paijo sudah memasrahkan dirinya dengan mengumpulkan seluruh tenaganya dan dihujamkan ke bumi sayang….

Semua tenaganya yang berhawa langit seolah dikumpulkan dan dia hanya mengobati si Fadil dan Miyano dengan tenaga bumi saja….

Itu artinya dia bertekad menguras semua tenaga lawan tak bersisa…
Termasuk racun2nya sekalian…
Duuuh…."

"Kenapa sayang?"
"Ddduh ssebentaaar…. Aku harus cepat kesana…."

Tuan Nakanishi atau Kenji berlari dengan cepat dan waktu itu Paijo sedang garuk2 kepala…

"Joo gendeng, Cepat kamu ke sungai….
Semedi di sana cari yang ga ada ikannya atau airnya deras… cepaaaaattt"

"Baik pak……"

Tanpa kata2 lainnya Paijo cepat pergi kesungai yang sedari tadi ingin dilakukannya tetapi kondisi nya belum memungkinkan…

Paijo berlari sekencang2nya….
Semua orang heran dan takjub karena kecepatna berlari Paijo sungguh sangat luar biasa bak kilat menyambar….

Paijo mencari sungai yang paling dalam dan deras airnya kemudian menceburkan diri didalamnya serta melakukan pernafasan didalam sungai…

Perlahan namun pasti…
Dari dalam tubuhnya keluar seolah tinta hitam yang kental dan akhirnya menyebar dan larut di dalam air sungai…
Perlahan namun pasti sekeliling tubuh Paijo menghitam dan warna memudar dan menjauh mengikuti aliran sungai…

Begitu seterusnya…
Hingga sepeminuman teh…
Cairan bak tinta dari tubuh Paijo menghilang lenyap..
Paijo tak lagi mengeluarkan cairan hitam dari tubuhnya….

Setelah sekian lama tak ada lagi racun ditubuhnya yang tersisa….
Paijo kemudian keluar dari sungai dan menjejak untuk melayang dan jatuh di pinggir sungai…
Kemudian dilihatnya suatu pemandangan yang menggidikkan kepalanya…

Sepanjang aliran sungai…
Hingga jauhnya sekitar satu kilometer…
Ikan2 pada mati…
Rumput dan tanaman2 di tepiannya pada mati…

Bergegas Paijo membari kabar kepada teman2nya yang kebetulan ditemuinya…

"Tolong kasih tahu orang2 jangan sampai ada yang memakan ikan2 yang mati itu…
Mereka keracunan…
Takutnya ada yang memakan dan sakit…"

Begitu seterusnya Paijo berlarian mengukuti aliran sungai dan memberitahukan kepada orang2 bahayanya memakan ikan yang mati keracunan…

Bolak balik Paijo 2 kali menyusuri sungai hingga dirinya yakin racun hitam yang tersebar sudah tak berbahaya lagi…

Kemudian dengan sigap Paijo berlarian lagi menuju rumahnya….


***

Sepeninggal Paijo…
Kenji berkata
"Astrid dan Kresna, kalian berdua lekas mandi…
Kalau perlu berendam di kamar mandi sekarang…
Bajumu jangan kamu taruh sembarangan
Bawa kemari lagi."

"Baik papa…."

"Hhaaassshhhhhh….
Duh….
Haaasshhhh"

"Kenapa Kenji?"

"Duh Kinanthi….
Coba lihat itu "

"Aaaaahhhhhhh"
Kinanthi menjerit kecil saking kagetnya….

Gagang pedang dan daerah sekitarnya seolah membentuk lingkaran hitam pekat dengan diameter hampir 10 meter…
Semuanya hitam pekat.
Rumput2pun mati seolah terbakar hangus…

Kinanthi, Atmo dan Sulastri membelalakan matanya…

Kemudian kenji masuk kedalam rumah…
Membuat suatu ramuan dari daun teh dan dicampur serbuk yang entah apa namanya…

Dibuatnya 8 cangkir semuanya kemudian dibawanya ke dojo tempatnya berlatih…

Disana tampak Astrid dan Kresna sudah berganti pakaian tampak baju Astrid dan Kresna yang sudah menghitam pekat diletakkan di tanah agak jauh dari teras rumah semadi

Masing2 orang dimintanya minum satu cangkir…
Setelah meminumnya….

"Bagaimana Kinanthi, Atmo ?"

"Mmmm mualku agak hilang"
"Mmm aku juga agak segar, jadi sebenarnya tadi itu apa"

Tuan Nakanishi tak menjawab dirinya hanya mematung diam….
Dalam diamnya nampak wajah nya yang sedih dan sangat tertekan….
Melihat wajah itu semuanya diam, hingga akhirnya Paijo nampak berjalan mendekat.

"Mmmm lihat itu Paijo sudah datang, biarlah dia nanti yang menjelaskannya…."


***

Paijo datang dengan membawa dua gelas besar minuman yang entah kapan dibuat nya…

Sambil membawa gelas itu, dengan takjim Paijo menghormati kedua orang tuanya dan pakde dan budhe nya…

"Maaf Paijo punya hanya sedikit waktu saja dan harus cepat2 meminumkan ramuan ini kepada paman Fadil dan bibi Miyano,

Kalau bersedia silahkan semua masuk kedalam."

Begitu berada di dalam, tampak Nilam duduk lemas dengan airmatanya yang tumpah meleleh di pipi…

"Nilam, kamu silahkan Mandi dan nanti bajumu ini bawa sini, mohon lekas mandi dengan air yang mengalir deras atau sekalian berendam saja…"

"Mmmm anakku sayang, kamu minum dulu teh papa ito"

"Mm baik pa…."

Setelah meminum teh itu kemudian Nilam kembali ke rumah utama dan mandi di serta berganti pakaian dan kemudian membawanya dan meletakkannya di tanah bertumpuk dengan baju Astrid dan Kresna yang menghitam…

Tak lama kemudian bajunya ikut menghitam…
Nilam meleletkan lidahnya
Apa yang dilihatnya begitu mengerikan…


***

Saat masuk ke dalam ruang semedi….
Tampak Paijo telah meminumkan ramuan buatannya kepada papa dan mamanya Nilam.

Kemudian Paijo mengurut dan menotok beberapa bagian tubuh mama dan papanya Nilam dengan sangat cepat namun ringan2 saja kelihatannya..

Nampak kedua orang tuanya Nilam menggeliat menahan sakit namun kemudian keduanya diam dan tertidur lelap…

Paijo kemudian melakukan pernafasancukup lama dan akhirnya membuka matanya.

"Ibu bapak, papa mama, Mas Kresna dan mbak Nilam…

Bibi Miyano telah melakukan kesalahan dengan belajar dari kitab Miyano sendiri dan dari Kitab mendiang bibi Miyano…
Keduanya seharusnya tidak boleh dipelajari seorang diri.
Dan harus dipelajari dengan orang yang berjodoh dengannya secara ilmu.

Sebenarnya kitab Miyano itu keduanya sama saja tapi dengan nafas yang berbeda…
Bukan kitab yang sepasang…
Karena sama nilainya…
Dan bukan kitab yang berlawanan…
Namun diperlakukan seolah kitab yang berlawanan dengan paman Fadil mempelajari kitab bumi dan langit serta bibi Miyano mempelajari kitab rembulan dan matahari milik mendiang bibi Miyano.

Itulah yang menyebabkan paman dan bibi mengalami sakit…

Kemudian mungkin timbul ide dengan menggabungkan kedua kitab dan meminta Nilam mempelajarinya…
Dan karena dipelajari dengan tidak dipertentangkan maka Nilam agak lebih baik kondisinya.

Namun….
Entah bagaimana ceritanya…
Bibi Miyano menyerap sedikit demi sedikit racun yang mengendap akibat kesalahan mempelajari isi kitab…
Mungkin saking sayangnya kepada suami dan anaknya atau mungkin saking merasa bersalahnya.

Racun itu bertahun mengendap dan menggumpal dalam tubuh bibi Miyano…
Ditahannya derita seorang diri…
Sungguh penderitaan bibi Miyano sangat berat.

Tadi, waktu saya periksa, sebenarnya daya tahan bubi sudah menjelang batasnya…
Cuma demi persahabatan bibi Miyano hadir disini dan seolah ikut berbahagia disini…
Sekalipun bibi Miyano tidak banyak bicara guna menahan sakitnya, tapi sebenarnya kondisi bibi sangatlah buruk dan racun ditubuhnya bisa pecah kapan saja.

Dan itu akan berakibat kematian beliau…"

"Melihat betapa sedikit waktu yang kita punyai…
Melihat sudah tak ada waktu untuk berdiskusi…
Akhirnya saya putuskan menyerap semua racun yang ada dengan tenaga keras melawan keras…

Dan tenaga inti ilmu rahasia milik keluarga Nakanishi saya pergunakan dengan lambaran seluruh tenaga yang saya punyai…..

Dibantu dengan pengumpukan tenaga di udara sebesar yang saya mampu kumpulkan kemudian saya buat lubang di bumi guna mengalirkan seluruhnya amblas….

Jadilah saya manusia dengan daya sedot luar biasa besar…
Dan itu berbahaya kalau tanpa perantara…
Kuatnya daya sedot bisa memecahkan racun dalam tubuh Bibi kapan saja…

Itulah kenapa saya memohon Astrid dan mas Kresna mengobati bibi Miyano dengan resiko kematian bersama…

Untuk itu saya mohon maaf….
Mas Kresna maaf kan saya….
Astrid maafkan saya…."

"Duh Jo…. Mama Miyano itu mamaku juga Jo"
"Sayang…. Kalaupun aku mati, aku cukup puas mati bersamamu, lagian nyawaku ini pemberianmu"

"Dduh….
Terima kasih mas, sayang….
Saya lega mendengarkannya…

Saya membuat ramuan dalam jumlah besar di dapur…
Tiap 30 menit paman dan bibi harus meminumnya segelas demi segelas….

Ramuan itu akan membantu beliau melawan racun yang masih mengendap dan menguatkan badan beliau berdua…

Selama itu…
Saya mohon mas Kresna sekalian belajar pernafasan yang saya ajarkan membantu mbak Nilam menyembuhkan diri dengan mengikuti arahan saya…
Saya dan Astrid akan sekaligus belajar buku mendiang Miyano, Rembulan dan Matahari guna meningkatkan daya tahan kami sekaligus menyembuhkan paman Fadil dan bibi Miyano..

Mudah2 an setelah malam ini dengan kerjasamanya paman Fadil dan bibi Miyano bisa sembuh.
Mas kresna jadi lebih kuat dan mbak Nilam juga sembuh.
Astrid juga bisa mempelajari lebih jauh kitab rembulan dan matahari…

Masalahnya…..
Harus ada yang memberikan minum kepada paman dan bibi ramuan yang saya buat setiap 40 menit dan itu artinya semalam suntuk begadang"

"Itu aku saja….
Sayangku Sulastri, ga papa khan kita disini melihat bintang2 di langit ?"
"Hi hi hi siap kangmas…."

"Ccuuuk….
Wes ma kita juga disini….
Kalau ga bisa2 kenthu disini ini pengantin baru ha ha ha
Bisa2 Paijo pengen gawat ma"

"Hi hi hi siap pa …. Kita begadang disini pa…
Cuma sayang ga bisa kenthu pa…
Hi hi hi"

"Atmo edan bojone tambah edan….
Ha ha ha…
Ok ok boss….
Mari kita begadang sambil main catur haaaa?"

"Mantaap….
Maaa… bikinin kopi maaaa"


****


Pagi itu…..
Pagi yang cerah….
Namun benar2 hanya Sulastri dan Kinanthi yang hilir mudik kesana kemari mengambilkan kopi atau keperluan lainnya…

Belum lagi mereka harus tetap menghormati tetamunya yang ternyata ikut begadang di "rumah baca" dan "teras bonsai" seperti halnya kebiasaan orang2 kala nikahan…

Kalau diluar suasananya meriah…
Didalam suasananya benar2 prihatin….

Perlahan menjelang waktu subuh, paijo melepaskan pernafasannya dan seolah otomatis, Astridpun melepaskan pernafasannya…

Keduanya berpandangan dan tersenyum cerah….

Mas Kresna dan Nilampun turut melepaskan pernafasannya…
Keduanya juga tersenyum lega dan berbahagia…

Tampak berbaring kedua orang tua Nilam dalam kedamaian dan wajah mereka sangat bersinar cerah…

Keempat anak muda tadi tersenyum bahagia melihatnya, mereka bersyukur dalam hati…
Kesyukuran yang dalam…
Bahwa mama dan Papa Nilam akan segera sembuh…
Bahwa Astrid juga telah meingkat pesat kemampuannya…
Bahwa Mas Kresna juga meningkat pesat kemampuannya…
Bahwa Nilam juga tidak tersesat lagi dan kemampuan nafasnya juga bertumbuh…

Satu kegiatan semuanya bisa merasakan manfaatnya…

Itulah ke"aneh"an dari rencana2 gila Paijo….

Gila saking nekad nya…
Gila saking anehnya lompatan2 pikirannya…
Gila saking berani mengambil resiko….
Gila … entah kenapa bisa berhasil gemilang…

Dan aneh….
Entah kenapa semua racun hitam di luar seolah hilang tak berbekas terserap ke dalam tanah…

Cuma sisa2 bekerjanya racun sungguh menghadirkan kengerian yang amat sangat apalagi matinya rumput yang seolah terbakar…

"Mmm syukurlah, semua racun hitam amblas tersedot kekuatan inti bumi yang dahsyat...


***

Pagi itu, sarapan dilakukan di rumah semedi di Dojo Nakanishi…

Ikan goreng penyet sambal terasi…
Sop buntut
Pecel madiun
Ayam goreng…
Oseng cah kangkung…

Disantap dengan nasi putih hangat mengepul…

Luar biasa lezat apalagi dimakan bersama keluarga dan sahabat….

Paman Fadil dan Bibi Miyano sudah terbangun dan dengan disuapin oleh Nilam dan Astrid mereka ikut makan. Cuma dengan lauk sop buntut saja…

Semua orang begitu gembira dan tersenyum riang, juga paman Fadil dan bibi Miyano…
Mereka benar2 merasakan kembali kesehatan mereka yang selama ini terenggut…

Setelah makan pagi itu dan ketika tubuh mereka sudah terasa sehat dan bertenaga. Paman dan bibi Fadil bangun dan melangkah mendekati Paijo..

Keduanya lantas duduk bersimpuh dan menyembah Paijo tanda berterima kasih…

Paijo yang saat itu sedang makan jelas terkejut dan saking terkejutnya piringnya yang berisi ikang goreng penyet plus oseng kangkung terlempar keatas…

Paijo turut duduk simpuh dan membalas menyembah kedua orang papa dan mama Nilam…

Tak dirasakannya piringnya kemudian jatuh, mengenai kepalanya berikut nasi dan ikan goreng penyet serta oseng kangkungnya….

"Ha ha ha…..
Joooo kamu ini makan kok pake kepala tho Jooo jooo"

"Jooo kamu ini lupa caranya makan atau gimana ?
Harunya khan disendok atau pake tangan…
Bukan dikop macam main bola Jooo"


***

Ha ha ha
Itulah Paijo yang lucu….
Yang menggemaskan ….


Ha ha ha

Salam Edan E
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd