Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG MY DICK

PART 5
1 HARI SEBELUMNYA

"Surya !!!!" Sasa menatapku tajam, folder film porno Sora Aoi di laptopku masih berbinar dengan gambar-gambar vulgar, semntara Aku hanya berdiri kikuk tidak tau apa yang harus Aku lakukan untuk membuat suasana tidak menjadi lebih canggung.

"I..Itu punya temen Sa." Jawabku gugup, tentu saja yang terucap hanyalah kebohongan.

"Yaelah Sur ! Kayak Gue anak kecil aja Lu bohongin gitu." Dengus Sasa kesal.

"Beneran Sa, Gue nggak bohong !" Aku masih mencoba mengelak.

"Udah akuin aja Bos, kita udah ketangkap basah, Sasa marah bukan karena bokepnya, tapi karena ketidakjujuranmu Bos." Timpal Jalu dari balik celana dalamku.

Sasa mendengus kesal, dialihkannya pandangan menuju layar laptop. Jarinya bergerak di atas mouse kemudian memilih salah satu film dan memutarnya di GOM player. Aku menelan ludahku sendiri, tak menduga jika Sasa justru memutar film porno di laptopku. Adegan demi adegan vulgar mulai terputar, suara desahan dan erangan terdengar nyaring dari speaker laptopku. Fokus Sasa sepenuhnya tercurah pada tiap adegan erotis dan vulgar di depannya.

"Bos, kayaknya Sasa juga suka sama film Jepang deh..."

"Sa...?"

"Diem Lu Sur ! Gue lagi fokus nonton nih." Jawab Sasa ketus, kedua matanya masih menatap monitor laptopku, nyaris tanpa berkedip. Aku akhirnya duduk di tepi ranjang, menunggu Sasa menuntaskan hasratnya menonton film bokep. Sungguh pekerjaan yang unfaedah sekali saudara-saudara.

"Gue udah lama banget nggak nonton bokep, sekalinya nonton kok bikin pengen ya Sur?" Kata Sasa beberapa saat kemudian.

"Heh..?" Seketika Aku tersentak kaget mendengar ucapan santai Sasa barusan.

"Sikat kuy!!! Kerja lagi kita Bos!"

"Lu pengen kayak gini nggak Sur ?" Tanya Sasa sambil menunjuk adegan film panas yang sedang dilihatnya. Belum sempat Aku menjawab, Sasa sudah mengalihkan pandangannya padaku dengan tatapan binal, seseorang yang beberapa hari lalu begitu sebal padaku kini berubah menjadi wanita yang sangat bernafsu terhadapku.

"Udeh Boss, sikat aja ! Itung-itung ngembalikan harkat martabat Gue sebagai sebatang kontol yang terhormat !"

Perlahan Sasa mendekati sisi ranjang, matanya sayu. Kepala kami mendekat dan sepersekian detik kemudian kami sudah berciuman. Tanganku membelai kepala Sasa kemudian merayapi pipinya yang merona kemerahan karena menahan nafsu birahi. Aku arahkan kepalanya ke arah penisku yang masih berada di dalam celana, keras sempurna. Aku tahu Sasa menginginkan untuk mengulum batang kemaluanku sesegera mungkin karena saat berciuman jemarinya sudah begitu aktif menggerayangi area vitalku ini. Tak mau menunggu lama, Aku membuka resleting celanaku, melepaskan celanaku di hadapan Sasa.

"Haloo nona manis ! Ayo sini kasih Om senang-senang, hehehehehe." Sapa Jalu yang sudah berdiri tegak di hadapan Sasa sambil menunjukkan otot-otot kekarnya bak seorang binaragawan yang sedang mengikuti kontes.

"Gila! Gede banget Sur !" Pekik Sasa tertahan setelah melihat Jalu mengacung sempurna. Perlahan Sasa mendekati tubuhku yang berdiri, dia bersimpuh dibwah tubuhku, jari-jarinya mengurut batang penisku lalu tanpa perasaan malu lagi mulutnya terbuka dan memulai mengulum serta menjilati batang penisku.

"Uugghh...Anget banget Sa ! Eeemmcchh!" Desisku saat Sasa mencaplok ujung penisku dan menghisapnya secara perlahan.

Sasa memainkan lidahnya, menjilati pelan kepala Jalu yang berwarna coklat itu sambil sesekali ujung lidahnya bermain di lubang yang ada di ujung kepala penisku hingga membuatku mendesis-desis seperti orang kepedasan. Sambil mulut dan tangannya terus bekerja memanjakan penisku, mata Sasa senantiasa menatap mataku. Sesekali dia melempar senyum manis memberi tanda padaku jika mulutnya sedang dipenuhi oleh penisku, seolah Sasa ingin memberitahuku kalau dia begitu menikmati kulumannya pada penis besarku.

"Mmmmmppphhh.... Emmmppp..." Mulutnya bergumam tertahan layaknya seorang anak kecil yang sedang menikmati sebuah es krim yang begitu lezat.

Sementara itu, kedua tanganku mulai berusaha melepaskan tanktop hitam yang masih dikenakan olehnya, seperti tau yang Aku inginkan, wanita cantik ini dengan sukarela mengangkat kedua tangannya ke atas, membantuku untuk melepas potongan kain dari tubuh bagian atasnya. Bongkahan padat payudara yang mungkin berukuran 38 atau lebih langsung tersaji di hadapanku, begitu sempurna, tubuh Sasa jauh lebih sexy jika tak tertutup sehelai benangpun !

"Yang bawah juga Sa..." Kataku menyuruh Sasa untuk juga melepas celana pendeknya.

Beberapa detik kemudian Sasa sudah telanjang bulat di hadapanku, birahiku terbakar hebat detik itu juga. Dengan terburu buru Aku kembali melahap rakus bibir ranumnya setelah sebelumnya ikut melepas pakaianku. Kami berdua kembali terlibat ciuman panas, lidah kami saling menjilat, bibir saling memagut liar.

"Emutin lagi Sa.." Perintahku beberapa saat kemudian.

Aku berpindah posisi ke atas ranjang, dengan duduk menempel pada dinding kamar dan kedua paha terbuka lebar, penisku mengacung sempurna, menantang Sasa untuk segera melakukan tugas dengan mulutnya. Sasa merayap mendekati tubuhku, kembali dibenamkan ujung penisku ke dalam mulutnya, hisapan lembut disertai jilatan-jilatan nakal lidah pada sekujur batang kemaluanku semakin membuat birahiku terbakar. Aku benamkan kepalanya semakin ke bawah, nyaris seluruh batang penisku terdorong ke dalam mulutnya, Sasa tidak protes sama sekali justru hal itu membuatnya semakin bersemangat.

Tidak puas hanya bermain-main dengan bagian batangku saja, mulutnya lalu bergeser ke bawah menyusuri pangkal penisku yang di tumbuhi bulu-bulu tipis. Mulunya bergerak semakin ke bawah sampai pada buah kemaluanku yang menggantung begitu penuh.

"Oouuuuch..., Yaahh..., bener disitu.., Aaaacchhh !!" Desahku semakin blingsatan.

Bibirnya kini tidak hanya mencium saja buah zakarku, tetapi juga sesekali menyedot kantungnya ke dalam mulutnya hingga membuatku merasa ngilu dan tanpa sadar semakin membuka pahaku lebar-bar agar Sasa semakin leluasa memainkan organ vitalku. Bahkan tak ada sedikitpun rasa jijik dalam diri Sasa ketika tanpa sengaja lidahnya yang menari-nari di selangkanganku menyerempet mengenai lubang anus. Sasa benar-benar bisa menggunakan mulut dan lidahnya untuk memuaskanku.

"Oooohhh....Gila! Enak banget Sa !"Racauku, tubuhku bergetar-getar dalam kenikmatan sambil sesekali kepalaku menengadah memejamkan mata menahan nikmat. Sasa kembali melirikku dengan tatapan binal seolah memberi tanda jika Aku tidak boleh bermain-main dengannya untuk urusan sex.

Beberapa saat kemudian Aku bangkit dari posisiku yang menyender di tembok. Seketika Aku sudah terduduk dan menjangkau bagian pantatnya. Batang penisku terdorong masuk cukup dalam hingga membuat Sasa hampir tersedak karena menyentuh rongga kerongkongannya.

"Eh, sorry Sa !" Kataku saat menyadari Sasa terbatuk-batuk. Tapi dengan sekuat tenaga Sasa tak mau melepas kulumannya pada batang penisku , air matanya bahkan sedikit menetes karena menahan diri untuk tidak tersedak oleh batang penisku.

"Mmmmpp.., emmmphhhh...," Gumam Sasa tertahan.

Aku lalu meraih paha dalamnya dengan tangan dan membungkukkan badanku menuju ke arah selangkangannya. Posisi kamipun seketika menjadi berubah miring, saling berhadapan-hadapan diatas kasur namun dengan letak kepala yang berada di selangkangan masing-masing. Tanpa mengeluarkan kata-kata, Aku mengalungkan tangannku pada bagian pantatnya, Aku bentangkan kedua bongkahan daging semoknya dengan lebar, lalu lidahku mulai bekerja menjilat dan melumat gundukan kemaluannya.

"Ooouuchhhhmmmmppppp.... Fuck!! Surya!!" Sasa mulai mendesah, Dia semakin gelagapan karena merasa kegelian diselangkangan sementara mulutnya tersumpal batang penisku.

Sasa ikut menyedot batang penisku disaat yang bersamaan Aku juga menyedot dan menjilat vaginanya. Kami saling menjilat memberi kenikmatan pada kemaluan kami masing-masing dengan posisi saling mengangkang di wajah masing-masing pula.

"Ooohhh ! Sur...Anjing ngilu banget sumpah! " Ucapnya melepas kuluman di penisku saat merasakan lidahku yang hangat menerobos masuk ke dalam liang vaginanya.

Sebagai balasan rangsanganku, digunakan kedua tangannya untuk mengurut penisku dengan kasar. Dengan penuh bernafsu, Sasa kembali mengulum penisku hingga masuk sedalam mungkin ke dalam mulutnya.

"Ooohhh!! Sa! Enak banget !" Kataku, Sasa sepertinya sangat menyukai batang penisku apalagi saat mulai mengkilat oleh ludahnya sendiri dan begitu licin saat tangannya mengocok maju mundur batangku yang sudah begitu menegang dengan amat keras. Sasa lagi-lagi menggelinjang liar, saat dengan tiba-tiba jemariku mengais-ngais lubang anusnya

"Emmcchh.. Jangannn Sur...Eeemmcchh!!" Protesnya saat ujung jariku mencoba menusuk masuk ke dalam lubang anusnya. Namun belum sempat pikirannya bereaksi terlalu jauh, Sasa Aku buat melenguh panjang saat merasakan ujung jariku yang cukup besar telah tertancap sedikit dalam pada jepitan otot-otot anusnya.

Sasa tak dapat lagi mencegah tangan nakalku untuk mengeksplore anusnya, percayalah wanita cantik ini sudah sangat terangsang. Apalagi saat lidahku masih saja bekerja menjilat dengan rakus seluruh wilayah vaginanya sambil sesekali Aku masukkan lidahku dalam-dalam ke lubang vaginanya. Yang dapat dilakukan olehnya saat itu hanyalah menjerit tertahan sambil terus menyumpal mulutnya dengan batang penisku.

"Mmmmpphhh....., mmmmpppphhh....,"

Tubuhnya bergetar hebat menahan kenikmatan yang menyergap. Aku dengan ganas menjilat-jilat tonjolan kecil yang berada tepat diatas bibir lubang vaginanya sambil jari-jariku terus menusuk keluar masuk lubang anusnya. Sedikit demi sedikit, jepitan kuat lubang pantatnya itu mulai dapat menerima jariku masuk untuk lebih dalam lagi. Sesekali Aku basahi ujung jariku menggunakan lendir vaginanya dan kembali menusukkannya ke dalam lubang anus.

Disaat yang bersamaan pula, tubuhnya mengejang dan berkelejat seperti cacing kepanasan. Lidahku mengusap panjang pada bibir vaginanya yang kurasakan, sapuan itupun semakin berulang naik turun menjelajah, sehingga otot-otot pinggulnya berkedut-kedut dan seakan membersitkan cairan dari dalam vaginanya. Suara dari hisapan mulutnya pada penisku bergema sangat indah bersahutan dengan bunyi kecipak vaginanya yang tengah Aku jilati. Sebentar lagi Sasa pasti akan mendapatkan orgasmenya yang pertama.

Sasa tersentak, dipegang begitu erat penisku dan dikulum sedalam mungkin seolah itu adalah satu-satunya pegangan terakhirnya untuk dapat selamat dari hantaman ombak orgasme besar yang akan melanda tubuhnya. Dibenamkan wajahnya di pangkal penisku, lala beberapa detik kemudian Sasa berteriak kencang.

"Ooooooouughhhhhh.......,, Gue...,, keluaaaaaaaaaarrrrrhh..Anjiinngg!!!"

Teriaknya parau meledak dalam rintihan yang keras dan begitu panjang. Namun seperti tidak terganggu dengan hal tersebut, lidahku masih saja bekerja mengorek-ngorek dinding kewanitaanya saat cairan di dalam sana mengucur cukup deras. Nafas Sasa tersenggal hebat, perlahan tubuhnya seperti melemas secara otomatis. Setelah akhirnya puncak kenikmatan itu mereda, Sasa mengatur nafas dan memejamkan mata merasai sisa-sisa kenikmatannya. Penisku sesekali masih dikulumnya disertai kecupan-kecupan lembut dari bibirnya.

"Enak ya ?" Godaku sambil tersenyum, Aku tarik batang penisku dari dalam mulutnya kemudia duduk bersila di samping tubuhnya.

"Brengsek banget Lu Sur ! Bisa banget bikin Gue lemes cuma pake lidah sama jari doang !" Balasnya sambil menunjukkan raut wajah sebal dan manja. Aku hanya tersenyum menanggapi protesnya, kemudian perlahan Aku kecup keningnya yang basah dengan peluh dan pipinya yang mulus.

"Masih kuatkan??"

******

* SASA POV

Aku menghela nafas panjang, dadaku seperti bergemuruh sesaat setelah Aku mendapatkan orgasme akibat permainan jari dan mulut Surya. Pria yang sebelumnya begitu membuatku kesal ini hanya tersenyum, kemudian perlahan mendekati tubuhku yang terkulai lemas. Ditekannya lembut bibirku dengan bibirnya. Kurasakan pula lidah Surya bergerak menyapu setiap inci bibirku untuk membasahi sebelum akhirnya dia melumat lembut sambil menekannya semakin dalam, menggodaku secara naluri mencium balik untuk membalasnya.

"Sur, masih capek ih..." Rengekku begitu manja masih dengan mata yang ku pejamkan.

Pikirankupun masih melayang di awang-awang, mencoba mengingat kembali apa yang barusan terjadi. Begitu nikmatnya perlakuan Surya hingga tanpa bersetubuhpun sudah dapat membuatku merakasan puncak kenikmatan.

"Sorry, Gue udah pengen lagi Sa, hehehehe." Ucapnya terdengar senang.

"Lu kalau orgasme muncrat-muncrat kayak orang kencing gitu, gimana nggak capek coba ?Sampai basah muka Gue ...," Sambungnya sambil menusuk-nusukkan ujung penisnya ke permukaan lubang anusku.

"Sur ! Jangan di situ ih! Jorok!" Hardikku sambil menggeser pantatku menjauh dari ujung penisnya.

"Hehehehe, sorry-sorry." Jawab Surya santai sambil terkekeh ringan. Kututup kembali mataku dan ku gulingkan badanku miring membelakanginya,

"Bodo !" Ucapku dengan ketus.

Namun dari belakangku, Surya tiba-tiba saja merapatkan badannya ke punggungku dan mengalungkan tangannya memeluk.

"Jangan ngambek dong, Gue kan cuma becanda Sa." ucapnya sedikit memelas. Dielusnya pelan permukaan tanganku dan diciumnya bahuku.

"Bodo.." Ucapku yang kali ini merasa senang mendengarnya merajuk. Tapi kemudian Surya bertindak nekat dengan melompatkan badannya melewati badanku hingga kami jadinya berhadap-hadapan,

"Ciluk Baaa!!" Ucapnya terkekeh setelah menyadari bawah aku tersenyum.

"Isshh! Geje amat Lu!" Ketusku yang berusaha berbalik membelakanginya lagi. Tapi dengan cepat Surya menahan pinggangku dan merapatkan tubuh kami.

"Kamu perfect banget Sa.."

Ucapnya lembut sebelum kembali mengecup bibirku. Entah kenapa tiba-tiba jantungku berdebar-debar begitu cepat hanya karena mendengar pujian dari Surya. Dia lalu mengecupku dengan ciuman paling hangat yang pernah aku rasakan. Begitu lembut, pelan dan nikmat penuh dengan luapan emosi yang tak bisa aku gambarkan. Ini adalah ciuman terindah yang pernah Aku alami, Surya berhasil memberikannya.

Kubuka mulutku sedikit untuk membiarkan lidah Surya menyapa lidahku. Kubiarkan dengan pasrah bibirnya membelit dan menukar air liur kami dalam mulutku. Ciuman Surya bertahan di bibirku untuk sementara sebelum akhirnya merambat turun ke leherku , menghisapnya sebentar dari luar hingga aku menggelinjang merasakan geli. Lalu merosot lagi sampai akhirnya hinggap di salah satu puting payudaraku.

"Ughh.." Aku mendengus dengan lirih.

Pertama lidahnya tepat menyapu puting payudaraku yang mencuat begitu keras, lalu bergerak memutari seluruh daerah areolanya yang kecil berwarna pink bergantian sebelah kiri dan kanannya. Dengan liar, diraihnya salah satu payudaraku dan dihisapnya dengan kuat kedalam mulutnya yang kasar dan basah itu. Tubuhku secara tiba-tiba bagaikan disengat listrik, terasa geli yang luar biasa bercampur sedikit nyeri saat putingku bersentuhan dengan giginya.

"Hmmmppphh... Sur..."

Aku menggelinjang, melenguh ketika Surya menggigit putingku. Dipilinnya kesana kemari, dikecupinya, dan disedotnya kuat-kuat sampai tanganku refleks meremas dan menarik kepalanya semakin membenam di kedua payudaraku.

"Enak Sa??" Bisik Surya sambil tersenyum menggodaku.

Sedangkan aku hanya bisa pasrah menatapnya sayu dengan pandangan bernafsu sambil sesekali merintih, dan mengeluarkan racauan kenikmatan melawan gejolak yang mulai bangkit mengharubiru di seluruh tubuhku sekali lagi.

"Ouuughhh.. Sur,geli banget !" Ucapku terus mendesah.

Seperti seorang bayi yang kehausan, Surya menyusu pada puting payudaraku bergantian kiri dan kanan. Tak bisa kutahan gejolak ini lantaran area payudaraku adalah salah satu bagian tubuhku yang sangat sensitif apabila disentuh dan diberikan rangsangan. Ditambah oleh rayuan manis dan kecupan-kecupannya, membuatku merasakan gairah sedikit demi sedikit bangkit dan meletup-letup keluar dari tubuhku melalui area vaginaku yang berkedut-kedut.

Tak puas dengan hanya bermain lidah dibagian payudaraku saja, ciuman Surya sesekali turun melata dikulit perutku yang ramping. Sengaja ku picingkan mata dan kurapatkan tubuhku ke bagian kepala Surya agar nafas hangatnya semakin terasa menghembusi kulit-kulit tubuhku. Aku bahkan merasakan rasa basah dan gatal dibagian kewanitaanku seiring tak berapa lama kemudian Surya ikut menggigit area dada dan perutku dengan lembut, meninggalkan tanda-tanda merah dikulitku yang putih.

"Duhh.."

dalam hati aku membatin bagaimana jika besok waktu presentasi di kantor ada orang yang melihat tanda itu ? Akan tetapi sebelum sempat pikiranku melanglang buana dipenuhi rasa khawatir Surya malah semakin merangsek turun sembari mulutnya yang kasar itu menjilati pusarku beberapa saat.

"Iiihh gelihh.. jangan disituhh ..." Protesku tertahan.

Surya berhenti sejenak dan membenamkan wajahnya di perutku. Nafas hangatnya yang berhembus tak beraturan itu sungguh terasa sangat nyaman. Dalam keadaan masih lemah, kuusap lembut kepalanya seakan menunjukkan bahwa aku begitu menyukai perlakuannya padaku.

"Tubuhmu bagus banget Sa.."

Ucapnya, sekali lagi rayuannya membuatku seperti melayang ke langit ke tujuh. Hatiku melambung jauh terbang ke angkasa dengan ucapannya tersebut, makin kuikuti kemaunnya saat kurasakan kalau pahaku di renggangkannya teramat pelan.

"Wangi banget Sa..," Ucapnya sekali lagi.

Surya lalu mengecup pelan pahaku di bagian pangkalnya, membuatku mengeluarkan sedikit desahan tertahan dalam tubuh yang ikut menggelinjang.

"Ahhh... sshhh..."

Bibir Surya merayap menelusuri setiap inci pahaku yang semakin jelas kemana arahnya. Jantungku bergemuruh, berdetak seakan ingin meledak saat kurasakan denyutan vaginaku seperti berkedut merespon jilatan Surya yang sebentar lagi akan hinggap kembali disana. Tiba-tiba, Surya melepaskan ciumannya begitu saja. Kubuka mataku karena sedikit kecewa harus merasakan gejolak yang baru naik itu padam kembali saat mulutnya berhenti bergerak dari tubuhku.

"Balik badan Sa..," Bisiknya pelan di telingaku.

Seperti sebuah perintah mutlak, otakku reflek merespon dan mengikuti bisikan Surya hingga aku membalik badan dan tengkurap di bawah badannya. Kurasakan jantungku berdegub-degub penasaran dengan apa yang akan dilakukan oleh Surya di bagian belakang tubuhku itu.

"Gue pengen tubuh Lu Sa.. " Ucap Surya menyibak sedikit rambutku dan mengecupi bagian tengkukku dengan gigitan yang begitu pelan.

"Mmmnnghhh.. Sur.. Aahhh.." Desahku geli meremas desahku sprei.

Bibir Surya masih membuat cupang di tengkukku saat tangannya menyusup ke depan dan memilin putingku sekali lagi dari belakang. Dengan gerakan sedikit meramas, Surya bergerak memancing nafsuku dengan menggigiti bagian bahu, pundak dan punggungku bergantian. Di daerah pantatku, Aku bisa merakan penis besar milik Surya masih menegang basah menari-nari dan menggesek pelan selangkanganku seirama dengan gerakan tubuhnya.

Ku tekuk kepalaku sedikit kebawah untuk melihat apa yang tengah di perbuat oleh Surya di bagian selangkanganku. Tampak pada saat itu dia sedang memegang batang kemaluannya sambil sesekali mengocoknya pelan. Lalu Surya memasang ujung batang penisnya tepat di celah-celah bibir kemaluanku sebelum akhirnya dia mencucukkan kepala penisnya yang besar itu ke dalam lubang vaginaku yang sudah sangat licin.

"Eeemmcchhh...." Kami melenguh nyaris bersamaan.

Pinggulku refleks bergetar dan terangkat-angkat tanpa kontrol sama sekali, seakan menyodorkan diri untuk dinikmati segera oleh tusukan penis besarnya. Rasanya aku sudah semakin tidak bisa sabar dengan perlakuannya yang memancing-mancing itu.

"Masukin semuanya Sur..." Kataku sambil melebarkan selangkanganku.

Surya mendorong pantatnya hingga ujung kemaluan penisnya berhasil menerobos bibir kemaluanku. Aku merasa gemetar luar biasa ketika merasakan kepala batangnya yang besar itu perlahan-lahan membelah lubang vaginaku yang masih sangat sempit.

"Uughhhh... rapet banget Sa..." Ceracau Surya tak karuan.

Walaupun pada mulanya masih ada sedikit rasa perih, tetapi perlahan namun pasti ada rasa nikmat yang juga berhasil kurasakan mulai mengalahkan perihnya selangkanganku. Dengan geraknya yang perlahan itu, Surya tetap menggoyangkan penisnya maju hingga menggesek semakin masuk ke dalam vaginaku.

"Ugghhh... Gede banget Sur! Fuck..." Kataku menahan desakan batang penisnya yang menyesaki seluruh rongga kewanitaanku. Surya terus menggerakkan pinggulnya maju mundur secara perlahan, vaginaku mulai terasa berdenyut-denyut.

"Oughh... Sa..." Desah Surya di belakangku.

Dia terus menerus mengayunkan pantatnya maju-mundur walau hanya sebatas ujungnya saja yang terjepit dalam liang vaginaku. Keringatku pun mengucur semakin deras mengalir membasahi setiap kulit yang ada di tubuhku.

"Pelan Sur...Eeemmcchhh..."

Aku menjerit saat kurasakan betapa batang penis Surya menyeruak semakin dalam. Entah karena vaginaku yang masih terlalu sempit, atau karena penisnya yang terlalu besar, hingga aku menggelengkan kepala tak percaya kalau proses penetrasi ini masih saja terasa sulit.

Namun rasa perih itu perlahan-lahan mulai menghilang saat Surya menghentikan gerakan penetrasinya yang begitu sesak memenuhi liang vaginaku. Rasa sakit itu mulai berubah menjadi nikmat karena batang kemaluannya kurasakan berdenyut-denyut dalam jepitan liang vaginaku.

"Fuck, enak banget Sur!" Ucapku semakin mengawang.

Kurasakan bibirnya mulai menyapu-nyapu seluruh area pundak dan punggungku dengan ganas. Bulu kudukku serasa merinding hingga tak sadar lagi saat Surya kembali mendorong pantatnya hingga batang penisnya yang terjepit erat dalam vaginaku semakin menyeruak masuk. Aku yang sudah sangat terangsang pun tak sadar akhirnya menggoyangkan pantatku seolah-olah memperlancar gerakan dan tusukan penisnya dalam lubang vaginaku.

Ku benamankan kepalaku kekasur dan ku remas kuat kain spreinya dengan liar merasakan sensasi hebat yang aku rasakan kembali. Liang kemaluanku semakin berdenyut-denyut dan ada semacam gejolak yang meletup-letup hendak pecah di dalam diriku. Dalam keadaanku yang sedang menungging itu, batang penis Surya akhirnya melesak jauh ke dalam vaginaku dengan utuh

"Ooggghhhhmmmmmmm....," Lenguhku dan Surya berbarengan.

Vaginaku terasa penuh sesak oleh penisnya yang telah menancap seutuhnya. Ada rasa perih saat kurasakan kepala penisnya seperti menghunjam di pintu rahimku. Entah kenapa, tusukan penis Surya itu terasa semakin dalam saat berada pada posisi seperti ini. Aku pun terdiam sejenak mengatur nafas dan membiasakan vaginaku disesaki oleh penis besarnya. Dalam diam itu juga dapat ku rasakan kehangatan batang penis Surya yang hangat dalam jepitan liang kemaluanku.

"Masih kayak perawan Sa..." Bisiknya manja di telingaku. Kugerakkan kepalaku ke samping dan tersenyum mengarah padanya,

"Gimana nggak sempit kalo kontol Lu segede gini..." Kataku sedikit ketus.

"Emang punya mantanmu nggak segede ini ?" Tanya Surya menggodaku. "Segini ada gak?" Lanjutnya menunjukkan jari kelingkingnya di depan wajahku. Ku tepis tangannya itu dengan gemas.

"Enak aja! Itu mah kekecilan !" Ucapku gemas. Kemudian dengan perlahan Surya mulai mengayunkan pantatnya hingga kurasakan batang kemaluannya mundur menyusuri setiap inci liang kemaluanku.

"Yang pasti gak segede punya ku ini kan?" Balasnya berbangga diri.

Kudiamkan saja ocehannya tersebut karena aku merasakan nikmat yang begitu luar biasanya pada vaginaku. Aku sempat mengerang kaget dibuatnya ketika tiba-tiba Surya kembali menghentakkan penisnya masuk secara utuh sekali lagi.

"Uughh....!!" Erang Surya.

Gerakan batang kemaluannya semakin mantap keluar masuk di dalam jepitan liang kemaluanku dengan tempo pelan. Aku merasakan betapa batang kemaluannya yang keras itu terus menggesek-gesek lubang vaginaku yang amat sangat gatal.

"Aaaaccchhh.. Sur..,, Enakkk...."

Aku pun mengerang dan tubuhku bergerak liar menyambut gesekan batang penisnya. Pantatku semakin mundur seolah-olah membalas gerakannya yang memajukan batang kemaluannya dengan cara yang begitu memabukkan. Saat Surya menarik penisnya dari vaginaku, yang tersisa hanyalah ujung kepala penisnya yang masih terjepit dalam liang kemaluanku. Lalu setelah itu didorongnya dengan kuat hingga ujungnya seolah menumbuk bibir rahimku.

"Oohhhh.. Shit!! Fuck! Enak banget Sur!!" Rintihku semakin menjadi-jadi.

Dalam posisi seperti anjing yang sedang kawin ini, tubuhku disodok-sodok Surya dengan gairah meluap-luap. Aku tersentak-sentak ke depan saat Surya dengan semangatnya menghunjamkan batang penisnya ke dalam jepitan liang vaginaku. Lalu dengan agak kasar ditekannya punggungku hingga Payudara ku agak sesak menekan permukaan kasur. Tangan kirinya menekan punggungku sedangkan tangan kanannya meremas-remas buah pantatku dengan gemasnya. Tanpa kusadari tubuhku ikut bergoyang seolah-olah menyambut dorongan batang kemaluannya. Pantatku bergoyang memutar mengimbangi tusukan-tusukan batang kemaluannya yang menghunjam dalam-dalam.

Suara benturan pantatku dengan tulang kemaluan Surya terdengar di sela-sela suara desah dan eranganku yang menambah gairah kian berkobar. Apalagi bau keringat Surya semakin tajam tercium hidungku. Membuat keperkasaan dan kejantanannya semakin menenggelamkan aku dalam kenikmatan.

"Ouuughh.. Sur.., terushh.. Terushh.. Yang kerashh.." Aku menceracau dan menggoyang pantatku kian liar saat aku merasakan detik-detik menuju puncak.

Napasku semakin terengah-engah dan merasakan kenikmatan yang kini semakin tak tertahankan. Begitu besarnya batang kemaluan Surya sehingga lubang vaginaku terasa sangat sempit dibuatnya.

"Akhh.... akkhgg... emmmhhpp ...Ooocchhh.." Erangku berulang-ulang.

Sungguh semakin lama rasanya semakin nikmat membuatku seperti kehilangan akal sehatku sendiri. Masih dalam pejaman mataku, Aku menggigit bibir bawahku sendiri merasakan nikmat hubungan badan kami yang semakin erat melekat. Hujaman Surya amat berbeda dengan apa yang kurasakan selama ini bersama Roby, mantan pacarku. Surya begitu lihai memperlakukanku di atas ranjang, tidak hanya sekedar keluar masuk tanpa rasa yang pas seperti yang sering dilakukan oleh Roby kepadaku selama ini. Kekuatan Surya dalam genjotannya itupun membuatku amat salut dan begitu senang. Begitu kuat dan cepat sampai membuat kasur dan badanku bergetar seperti kapal yang diserang badai.

"Gantian dong Sa, Lu yang di atas !!" Perintah Surya bergetar menahan geramannya memberi instruksi.

Lalu tanpa melepaskan batang kemaluannya dari jepitan liang vaginaku, Surya meraih kedua pinggir pinggangku dengan tangannya, secepat kilat dia menarik tubuhku bangkit dari posisi tengkurap, kemudian dia menggulingkan tubuhnya ke samping.

"Awhhhh.." Pekikku kaget.

Posisi kami akhirnya berbalik. Kini tubuhku sedikit berjongkok membelakanginya dengan kedua kakiku berada di sisi pinggulnya. Aku terdiam sejenak merasakan kalau penis besar tersebut semakin menusuk ke dalam vaginaku karena ditekan ke bawah oleh berat badanku sendiri.

"Goyangin Sa..." Ucap Surya menepuk pelan bagian pantatku.

Kutarik nafas sedikit sebelum kutumpukan tanganku ke lututnya. Dengan perlahan-lahan menahan ngilu, ku goyangkan pinggulku maju mundur menggesek menikmati sensasi gatal dan ngilu yang bercampur padu menjadi satu.

"Uugghhh...." Aku sedikit mengerang.

Kurengkuh sebanyak mungkin kenikmatan dari penisnya dengan cara mengaduk-adukkan vaginaku. Kurubah gerakan maju mundur menjadi berputar seperti orang yang sedang bermain hula-hop, sesekali juga aku bergerak naik turun memompa lalu bergerak maju mundur lagi di kemudiannya. Aku melakukan variasi gerakan sesuka hatiku karena aku yang memegang peranan, kombinasi antara hula-hop lalu maju mundur kemudian naik turun kembali lagi berhula-hop membuat Surya melenguh merasakan kenikmatan birahi.

"Aaaacchhh.....! enak banget goyanganmu Sa!" Ucap Surya sambil memegangi pinggangku.

Tak mau kalah, Surya akhirnya ikut menggoyangkan pinggulnya sendiri melawan gerakanku, semakin cepat aku menurunkan tubuhku semakin cepat pula dia menaikkan pinggulnya hingga vaginaku tersodok dengan kerasnya. Benar-benar luar biasa sensasi yang kurasakan. Surya benar-benar telah menyeretku menuju surga kenikmatan yang begitu indah dan tak bisa kuraih selain dengan dirinya.

Tak berapa lama kemudian, gerakan kami pun berubah semakin liar. Napas kami semakin menderu seolah mengisi suasana sunyi yang entah sudah menunjukkan pukul berapa. Dan dalam tubuh yang penuh gairah itu pula kurasakan desir-desir puncak kenikmatanku kembali terasa terbayang.

"Sur...Gue sebentar lagi nih...Eeeemmmcchhh.." Desahku makin kencang.

Selang tak berapa lama Aku semakin tak bisa menahan diriku yang sudah mulai dibayangi oleh puncak kenikmatan sekali lagi. Denyutan-denyutan dalam rahimku kurasakan makin sering, makin kuat dan mendesak-desak, seperti meminta untuk segera di tuntaskan.

Begitu luar biasa pula rasa nikmat yang kuterima saat makin kuat ku ayun-ayunkan pantatku menelan batang penis Surya bulat-bulat. Aku merasa saat itu akan diamuk oleh birahi yang begitu jelas membayangi tubuhku. Hingga dengan tiba-tiba aku mendongak kebelakang merasakan letupan dari dalam vaginaku menjalar-jalar sepanjang lorong di dalam tubuhku, seperti menyetrum setiap tali-tali syarafku yang amat peka.

"Ooouuuuuggggghhhh!! Fuck!! Fuck!! Sur!! Gue keluar!! Aaaachh!!!"

Teriakku kencang saat kenikmatan itupun akhirnya meletup keluar begitu saja tanpa tertahan lagi. Seketika itu kurasakan seluruh tubuhku menggeletar lemah seperti terlolosi dari tulangnya, pandanganku mengabur dan jiwaku terasa melayang tinggi diatas awan-awan kenikmatan. Sedetik, dua detik, sepuluh detik, entah berapa lama aku merasakan gelombang orgasmeku kembali menyapa. Membuat kesadaranku memudar dan tubuhku langsung ambruk ke atas tubuh Surya.

Beruntung saat itu Surya dengan cekatan menopang tubuh lemahku. Namun tanpa memberikanku sedikit waktu untuk bernafas, Surya lalu bergerak memutar tubuhku yang loyo dan lemah itu dengan begitu mudahnya. Aku pun sudah tidak mampu bergerak lagi saat Surya mengangkat tubuhku dengan posisi terlentang pasrah di atas kasur. Tanpa melepas tusukan penisnya yang panjang itu, Surya membentangkan kedua pahaku selebar mungkin.

"Tahan dulu ya Sa, Gue juga pengen muntahin peju nih..." Ucapnya setengah berdengus.

Perlahan namun pasti, Surya mulai menggenjotkan sendiri batang penisnya untuk menembus liang vaginaku yang terasa berdenyut amat sangat ngilu. Aku tidak diberinya kesempatan untuk bicara maupun bertindak menolak. Bibirku kembali dilumat sementara kemaluanku digenjot lagi dengan tusukan-tusukan nikmat dari batang kemaluannya.

Setelah puas melumat bibirku, kini giliran payudaraku yang dijadikan sasaran lumatan bibirnya . Kedua puting payudaraku kembali dijadikan bulan-bulanan lidah dan mulut nakalnya hingga tubuhku mengkilat oleh air liurnya. Secara serentak, dia juga ikut mengayunkan pantatnya maju mundur dengan tempo dan ritme yang berubah-ubah merasakan betapa jepitan liang vaginaku kian erat menjepit batangnya karena baru saja orgasme dan berkontraksi.

Aku bermaksud ingin membantunya menggerakkan pantatku untuk mengikuti gerakannya, tetapi rasa ngilu itu kian menjadi-jadi dan pompaan Surya terlalu kuat untuk kulawan hingga aku pasrah saja. Aku benar-benar dibawah penguasaannya secara total. Ranjangku bahkan ikut bergoyang seiring dengan ayunan batang kemaluannya yang menghunjam ke dalam liang vaginaku semakin cepat. Hingga tak berapa lama kemudian, Dengus napas Surya terdengar semakin bergemuruh di telingaku. Bibirnya semakin ketat melumat bibirku. Lalu kedua tangannya menopang pantatku dan menggenjot lubang kemaluanku dengan tusukan-tusukan yang begitu keras.

Aku yang tahu kalau sebentar lagi Surya akan sampai, memeluk tubuhnya begitu kuat, mengalungkan tanganku di lehernya dan kakiku di pinggangnya. Aku menggerakkan pantatku dengan sisa-sisa tenaga yang ada menantikan cairan pembawa benihnya mengaliri liang rahimku. Benar saja, Surya kemudian mengeram seperti singa yang terluka sambil menggigit bibirku dan menghunjamkan batang kemaluannya dalam-dalam ke vaginaku.

CROT

CROT

CROT

CROT


Beberapa kali spermanya terasa sangat hangat menyirami rahimku seolah menjadi pengobat dahaga liarku yang selalu saja tak pernah tuntas selama ini. Tubuh Surya kian berkejat-kejat liar dalam pelukanku sambil dengan ganasnya dia masih memagut bibirku. Tubuhku pun seolah terkena aliran listrik yang dahsyat dan pantatku bergerak liar menyongsong hujaman batang penis Surya yang terasa mentok di pintu rahimku masih dengan menyemprotkan sisa-sisa air maninya. Persetubuhan yang mungkin akan susah Aku lupakan sepanjang hidup.
 
Bimabet
Klo siang si Surya kerja keras di luar dan klo malam giliran si jalu kerja keras di kamar wkwkwkwkw
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd