Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

MY NEW LIFE IS AMAZING

PART 11
- Tersenyum Kembali -
Waktu menunjukkan pukul 12.20 siang, suasana kantor sepi karena jam istirahat. Di ruang markerting Adrian masih berkutat dengan pekerjaannya dan memutuskan untuk beristirahat belakangan karena pekerjaan yang kepalang tanggung hampir selesai.

" drrrrtt...drrrttt...ddrrrrttt..." Handphone Adrian bergetar ada panggilan masuk.

Ia pun menghentikan pekerjaannya dan mengambil handphonenya yang menujukkan panggilan masuk dari Bu Silvy.

" yaa halo..." jawab Adrian.

" hey...." sapa Bu Silvy pelan.

Suaranya terdengar pelan namun sedikit serak.

" heey ada apa..? " tanya Adrian.

Ia merasa ada sesuatu dengan Bu Silvy.

" eemm... malam ini kamu sibuk ? " tanya Bu Silvy.

" malam ini.. gak sih.. kenapa ?" tanya Adrian balik

" gak.... just wanna get some fresh air.. " jawab Bu Silvy

" boleh... " sahut Adrian.

" oke.. pulang kerja ya.. " pinta Bu Silvy.

" okee.. " sahut Adrian

" okee.. bye.." ujar Bu Silvy menyudahi.

" Bye.." jawab Adrian.

Adrian tak ingin bertanya lebih banyak, mendengar suara Bu Silvy seakan sudah memberinya pertanda bahwa Bosnya butuh tempat bersandar. Mungkin ia bisa mengetahui semuanya malam ini pikir Adrian. Yang jelas, ia semakin merasa sentimental dengan Bu Silvy sehingga membuatnya semakin protektif terhadap bosnya tersebut.

. . . . . . . . . . .



= Malamnya=

" hey.. kamu kenapa ?" tanya Adrian

Bu Silvy menarik nafas sejenak. Wajahnya terlihat agak murung seperti orang yang menghadapi masalah

" yaahh.. aku memutuskan pisah dengan suamiku.." jawab Bu Silvy.

" kok bisa..? i mean.. kenapa tiba tiba jadi kya gini..? " tanya Adrian kaget.

Ia tidak menyangka rumah tangga Bu Silvy akan berakhir.

" entahlah.. awalnya aku berniat nyimpen apa yang aku rasa saat dibali karena yang aku punya cuma bukti foto dari kamu.. tapi ternyata itu semua beneran karena aku melihatnya didepan mataku sendiri.." jawab Bu Silvy.

Mobil Bu Silvy terus melaju melewati perkotaan, Adrian kemudian membawa Bu Silvy menuju area puncak. Pemandangan cahaya lampu perkotaan begitu indah terlihat dari dalam mobil Bu Silvy yang mereka parkirkan dipinggir jalan. Bu Silvy yang terlihat murung mungkin bisa lebih lega jika dibawa ketempat yang jauh dari keramaian pikir Adrian

" aku pun bingung apa yang kurang dariku Adrian.. tapi disisi lain aku udah ga mau mikirin itu semua karena kami sudah sepakat.." lanjutnya.

" Sabar Vy.. aku juga pernah mengalami hal yang sama.." ujar Adrian.

" terkadang, kita dihadapkan kepada masalah agar kita bisa belajar untuk bangkit dan kembali melangkah maju.. " lanjut Adrian.

" yaa aku juga berpikiran sama.." ujar Bu Silvy.

Ia bersandar dibahu Adrian. Matanya menatap kedepan menikmati pemandangan kota yang terlihat indah dibawah sana.

" so whats your plan..?" tanya Adrian.

Bu Silvy menatap lurus mencoba mencerna kehidupannya kedepan.

" aku cuma berpikir melanjutkan hidup dan melangkah.." jawab Bu Silvy

Adrian diam mendengarkan perkataan Bu Silvy. ia seakan ingin mengatakan sesuatu namun ia rasa bukan waktu yang tepat.

" so keep going Silvy.. aku tau kamu kuatt.. kamu layak dapetin hidup yang lebih baik.. " ujar Adrian menenangkan.

Senyum mulai terlihat diwajah cantik Bu Silvy. Adanya Adrian disampingnya benar benar memberikannya kehangatan.

" thanks ya Adrian.. " ujarnya sembari tersenyum.

Adrian membelai rambut Bu Silvy, dan membelai wajah cantiknya. Matanya menatap dalam mata Bu Silvy.

" kalo kamu butuh sesuatu.. aku selalu ada untukmu Silvy.." ucap Adrian.

" Aku tau Adrian.." jawab Bu Silvy kemudian meraih wajah Adrian dan menciumnya.

Adrian pun menyambut ciuman Bu Silvy, mereka pun bercipokan mesra, saling memberikan hangatnya perasaan.
Suasana dingin dataran tinggi dan romantisnya pemandangan lampu perkotaan menambah kemesraan dua sejoli itu. Adrian lagi lagi memberikan kehangatan disaat gundah gulana Bu Silvy, dan Adrian seakan memahami emosional Bu Silvy karena pernah merasakan hal yang sama sehingga menjadikannya begitu paham apa yang Bu Silvy rasakan. Rasa sayang diantara mereka mulai tumbuh seiring berjalannya waktu karena saling memahami satu sama lain. Namun belum ada ungkapan perasaan diantara mereka, karena situasi dan kondisinya masih rumit.

Puas menikmati momen romantis disana, mereka kemudian pergi untuk makan malam. Obrolan demi obrolan mengisi momen mereka berdua, dari mulai pekerjaan hingga kehidupan pribadi hingga tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 20.30 malam. Mereka pun memutuskan untuk pulang karena besok harus kembali masuk kantor dan beraktifitas seperti biasa. Bu Silvy meminta Adrian langsung membawa mobilnya kerumahnya untuk mengantarkan Adrian pulang.
Padatnya lalu lintas kota seakan tidak mengganggu mereka berdua, hingga tak terasa 20 menit perjalanan sampailah mereka dirumah Adrian.

" thanks yaa untuk malam ini.." ucap Bu Silvy.

" anytime boss.. " jawab Adrian.

Bu Silvy melihat kearah rumah Adrian. Mengamati rumah itu.

" kamu disini sendiri ?" tanya Bu Silvy.

" yaa gitu lah.. sama siapa lagi..?" jawab Adrian.

Bu Silvy melihat lihat sekitar lingkungan rumah Adrian dan melihat rumah Adrian. Rumah dan lingkungan itu seakan terlalu besar jika Adrian hanya tinggal seorang diri pikirnya.

" btw kamu pulang kemana ?" tanya Adrian.

" aku tinggal diapartemenku sekarang.. semenjak kita balik dari bali, aku udah disana.. kapan kapan maen ya " ujar Bu Silvy.

" anytime Boss.." jawab Adrian lagi.

" dasar kamu.. " ujar Silvy tersenyum.

" btw thanks ya udah nganterin.." ujar Adrian.

" iyaa sama sama.. " jawab Bu Silvy

Adrian kemudian mencium bibir Bu Silvy.. mereka kembali berciuman mesra sesaat.

" hati hati dijalan yaa.. " ujar Adrian.

" iyaa ganteng..." jawab Bu Silvy.

Adrian pun keluar dari mobil Bu Silvy, disusul Bu Silvy yang beralih keposisi untuk nyupir.

" bye..." ujar Bu Silvy pamit.

" Byee.. " jawab Adrian.

Bu Silvy pun beranjak dengan mobilnya meninggalkan rumah Adrian. Sesekali ia melihat Adrian yang masuk kerumahnya melalui spion, kemudian tersenyum. Ia merasa beruntung Adrian hadir dalam hidupnya, dalam hatinya ia merasa tidak ingin menyianyiakan lelaki seperti Adrian. Setidaknya masih ada yang bisa mengerti perasaannya disaat ia seperti sekarang.

Hari demi hari rumah tangga Bu Silvy dan Pak Jhony yang mulai tak harmonis tersebar dikalangan karyawan namun sebatas rahasia umum. Bu Silvy jarang terlihat dikantor karena sibuk mengurusi perceraiannya. Pak Jhony melalui pengacaranya begitu ngotot untuk mediasi namun pihak Bu Silvy beserta pengacaranya menolaknya. Bagi Pak Jhony, perceraian dan syarat yang diminta Bu Silvy tidaklah berat. Namun memiliki istri sehebat Bu Silvy lagi mungkin akan sulit baginya. di sisi perusahaan, beberapa kali Adrian diminta Bu Silvy untuk handover jalannya perusahaan sementara ia sibuk fokus mengurusi sidang cerai dan pembagian harta gono gini yang membutuhkan waktu. Beberapa tugas didelegasikan Bu Silvy kepada Adrian sementara waktu dan membuat Adrian semakin banyak memikul tanggung jawab. Namun dalam waktu yang sama, itu membuatnya semakin banyak mengetahui alur jalannya perusahaan dan semakin sibuk di tiap harinya.


" Kriing.. kriing..kriing.." handphone Adrian berbunyi.

" Yupp.. halo.." jawabnya.

" hei...." suara Bu Silvy menyapa.

" heeii.... apa kabar.. ?" tanya Adrian.

" so far so good.. kamu gimana sama anak anak dikantor...?" tanya Bu Silvy

" everythings clear.. ga ada masalah sejauh ini.. aman kok.." jawab Adrian.

" btw ada apa ?" tanya Adrian balik.

" eemm ga.. kangen aja beberapa hari ga ketemu kamu.." jawab Bu Silvy.

Adrian tersenyum mendengarnya.

" kirain mau nanyain gimana regional development, finance dan perkembangan kerjasama dengan pihak bank... " jawab Adrian menggerutu

" loh.. emang ga boleh kalo aku kangen..?" tanya Bu Silvy lagi.

" kamu itu CEO Silvy.. wajar donk kalo pikiranku kya gitu pas kamu telepon, apalagi kamu kasih tanggung jawab untuk handover itu semua sementara waktu.." jawab Adrian.

" yaa ga lah.. aku tau mana yang harus ku delegasikan ke kamu, dan aku yakin everything's gonna be fine kalo kamu pegang.. " jawab Bu Silvy.

" yaah.. sebagai bawahan kamu, aku cuma jalanin tugas ku kok.. ga lebih.." ujar Adrian.

" oohh.. come on Adrian... kalo diluar jam kerja, aku ga mau bahas kerjaan.. apalagi sama kamu.." jawab Bu Silvy.

" oke.. fine.. kayaknya aku yang salah.. keasyikan kerja ampe lupa waktu, aku baru sadar ini udah jam 19.10.. " ujar Adrian lagi melirik kearah jam dinding.

" really..? kamu masih dikantor..?" tanya Bu Silvy

"aku ga minta kamu lembur loh.." Lanjutnya

" entahlah Silvy, aku kayak ga mau ngecewain kamu aja atas apa yang kamu amanahkan.." jawab Adrian

" yeah.. aku tau kamu bakal bilang kayak gitu.." ujar Bu Silvy.

Rara dan beberapa karyawan lain yang masih bekerja mendengar percakapan Adrian. Walaupun tidak mendengar suara Bu Silvy namun dari cara bicara Adrian mereka bisa melihat kedekatan keduanya. Rara hanya tersenyum melihatnya, tidak hanya akan menjadikan hal itu sebagai bahan bully an, tapi disisi lain ia sangat mendukung hubungan keduanya jika memang benar terjadi.

" oh iyaa.. btw gimana urusanmu ? udah kelar semua..?" tanya Adrian.

" yaa so far semua aman aja.. sory juga udah ngerepotin kamu beberapa hari ini karena aku harus make time buat nyelesein semuanya.." jawab Bu Silvy

" yaa aku kan udah bilang, kalo kamu butuh bantuan, aku ada buat kamu.." jawab Adrian.

" iyaa.. thanks banget untuk itu.. btw ini aku ga ganggu kamu kan..?" tanya Bu Silvy.

" gaa kok.. aku barusan selese.. anyway aku juga seneng akhirnya denger kabar dari kamu.." jawab Adrian

" yea.. me too.. entah pengen banget nelpon kamu dari kemarin.. tapi ga pernah sempet.." ujar Bu Silvy

" miss you too Silvy.." jawab Adrian

Bu Silvy tersenyum sejenak. Wajah Adrian muncul dalam pikirannya, ingin rasanya ia mendekap Adrian dan melepaskan rasa rindu dan mengungkapkan apa yang ia rasakan.

" Adrian...." ujar Bu Silvy.

" yaa..?" jawab Adrian

" jangan lupa make time buat diri kamu sendiri yaa.. aku ga mau semua yang aku delegasikan malah bikin kamu lupa ama diri kamu sendiri.." ujar Bu Silvy

Adrian diam sesaat, ia tersenyum mendengarnya.

" i just wanna make time with you.." jawab Adrian.

Bu Silvy pun tersenyum mendengarnya. Bayangan sosok Adrian seakan semakin ingin ia dekap.

" thanks ya Adrian udah ngelakuin semuanya.. " ujar Bu Silvy.

" hei.. sudah ku bilang kan, cuma ngelakuin kerjaanku aja.." jawab Adrian

" Adrian.. please.. ini bukan cuma dalam hal pekerjaan.." ujar Bu Silvy

" yaa yaa yaa.. sory.. aku cuma becanda kok.." jawab Adrian.

" kamu tu yaaa... ku gigit nanti baru tau rasa.." ujar Bu Silvy gemes.

" mau donk digigit.." jawab Adrian

" hihihihi... dasar genit.." ujar Bu Silvy

" kamu sih mancing.." sambung Adrian sembari tertawa.

" okee.. sampai ketemu nanti ya.. jangan kelamaan dikantor.. istirahat sana.." ujar Bu Silvy

" siapp bos.. " jawab Adrian

" oke.. Bye ganteng.." ucap Bu Silvy

" Bye cantik.." jawab Adrian.

Mereka pun menutup percakapan singkat yang penuh rasa itu. Diluar pekerjaan Adrian dan Bu Silvy memang saling merindukan. Adrian yang mengetahui permasalahan yang dialami Bu Silvy tidak pernah berniat ikut campur atau memperpanas suasana. Permasalahan rumah tangga yang mulai muncul semenjak bukti foto yang ia kirimkan membuatnya merasa semua bermula dari sana dan membuat Adrian enggan untuk ikut campur.

" Ciee.. ciee... ada yang kangen kangenan..." Goda Rara membuyarkan lamunan Adrian.

Ia sudah selesai dengan pekerjaannya dan bersiap untuk pulang.

" yaelah.. apa sih Ra.. itu bos loh.. wajar donk kalo dia nelpon nanyain kantor.." jawab Adrian sedikit ngeles.

" nanyain kantor kok mesra banget..." ujar Rara lagi.

" yaa ampun.... beneran.." jawab Adrian malu.

Rara kemudian mendekati Adrian.

" kalo aku di posisi kak Adrian, aku bakal lakuin hal yang sama kak.." ujar nya berbisik.

Adrian terdiam mendengar perkataan Rara.

" Bos kita lagi butuh kak Adrian.. lakuin sebaik mungkin kak.. " lanjut Rara

Adrian tersenyum kearah Rara.

" aku duluan yaa kak.. jangan banyak ngelamun.. pulang udah.." ujarnya seraya beranjak.

Rara beranjak meninggalkan Adrian yang masih duduk dimeja kerjanya.

" Raa.... " ujar Adrian tiba tiba.

Rara menghentikan langkahnya.

" yuupp...?" sahut Rara.

" thanks yaa.." jawab Adrian

" okee boss.. " jawab Rara.

Adrian tersenyum ke Rara.

" eee kak..." ujar Rara lagi seraya menghentikan langkahnya.

" yaaaa?" jawab Adrian

" aku seneng loh.. kalian berduaaa.......... eheemm....." goda Rara lagi.

" heh.. mulai lagi yaa..." ujar Adrian

" hhahahahaha...." Rara tertawa lari

Adrian hanya tertawa melihatnya.. kemudian membereskan meja kerjanya bersiap untuk pulang.
Memang sudah menjadi gosip umum kedekatan Adrian dan Bu Silvy dikalangan karyawan, terlebih di divisi marketing. Keretakan rumah tangga Pak Jhony dan Bu Silvy sudah menjadi gosip hangat, terlebih reputasi Pak Jhony yang playboy sudah banyak diketahui oleh karyawan, yang membuat para karyawan begitu simpati dengan apa yang terjadi dengan Bu Silvy. Kedekatannya dengan Adrian belakangan ini pun tidak membuat Adrian terlihat seperti penyebab utama karena rata rata karyawan sudah tau sifat Pak Jhony. Adrian yang menjalankan amanah yang didelegasikan Bu Silvy kepadanya pun tidak terlalu menemukan kesulitan karena seluruh karyawan sangat antusias membantunya. Mereka seakan tak ingin menambah beban pikiran Bu Silvy saat seperti ini sehingga saling bahu membahu menjalankan tugas agar semua berjalan dengan baik saat Bu Silvy tidak ada. Hal itulah yang juga membuat Adrian seringkali lupa waktu hingga pulang malam.
. . . . . . . . . . . . . . . . . . .


" Mas.. mohon maaf yah.. belakangan ini aku beberapa kali libur nge les Nisa, sibuk banget soalnya dikantor.. " ujar Adrian.

" yaaa ga papa mas.. aku juga ngerti kok.." jawab Mas Daus.

Adrian dan Mas Daus menikmati sore akhir pekan dengan obrolan santai seperti biasa. Semilir angin dan indahnya cahaya mulainya sunset menemani sore itu

" lagian Nisa bentar lagi sekolah, bacanya juga udah mulai lancar.. jadi yaa ga perlu terlalu intens lagi sih.." lanjutnya.

" owh gitu.. syukur deh.." sahut Adrian.

" lagian aku bentar lagi dimutasi kesini kok mas.." ujar Mas Daus.

" oh yaa...?" sahut Adrian.

" yaaa.. aku yang ajukan sih sebenernya.." jawab Mas Daus.

" oh.. gitu.. wah selamat mas.. akhirnya bisa kumpul lagi kan sama istri anak.." ujar Adrian.

" iyaa.. sejujurnya ini emang karena mereka juga sih mas.." ujar Mas Daus mulai curhat.

" belakangan karena aku dinas diluar kota, hubungan ku sama anak istri mulai renggang, dan aku baru sadar tu kemaren waktu kami liburan.." Mas daus menjelaskan sembari duduk santai diteras rumah Adrian sore itu.

" wah.. berarti itu liburan ga sia sia buat kamu ya Mas.." ujar Adrian.

" iyaa.. aku tu ngerasaa banget kalo aku sama mereka kok kaya ada jarak gitu.. terus belakangan sama istriku juga sering berantem.. " lanjut Mas Daus.

Adrian hanya terdiam mendengarnya.

" makanya aku ngajuin buat mutasi mas.. niatku biar deket sama keluarga terus mulai semuanya dari awal lagi.. " ujar Mas Daus.

" yaa cuma itu sih cara satu-satunya.." jawab Adrian.

" iya.. kadang kita saat seusia begini tu, karena hidup kita udah enak, punya keluarga tapi kita sering kali bisa seenaknya egois tanpa mensyukuri itu semua.." lanjut Mas Daus.

Adrian mencoba mencerna perkataan Mas Daus yang mulai menyadari egonya yang membuat keretakan di rumah tangganya.

" yaa lakukan yang terbaik aja lah Mas... saya yakin Mas bisa kok..” ucap Adrian

“ iya Mas, malah saya denger ini Nisa minta adik lagi.. otomatis saya jadi semangat buat perbaiki semuanya..” jawa Mas Daus

“ iyaa.. semangat ya Mas.. kehidupan Mas tu udah sempurna.. jangan di sia siakan Mas.. “ ujar Adrian memberi semangat.

“ iyaa.. btw makasih banyak Mas.. waduh.. saya jadi curcol ini..” ucap Mas Daus

“ ah... ga papa Mas, saya cuma kasih saran dikit aja...” jawab Adrian

“ Oke deh kalo gitu, saya balik dulu.. udah senja Mas.. “ Mas Daus Pamit

“ sip Mas.. good luck yoo..” jawab Adrian.

Adrian memperhatikan Mas Daus yang beranjak pulang kerumahnya, dalam hatinya ia bersyukur Mas Daus sadar dengan kesalahannya, dan mau memperbaiki. Sejenak ia berfikir dan tersadar dengan hidupnya yang seakan berada ditengah-tengah orang yang rumah tangganya retak. Dikantor, Rumah tangga Bu Silvy yang retak dan sekarang tinggal menungu ketuk palu, dilingkungan rumah ia memiliki tetangga yang hampir sama, namun Mas Daus tidak seperti Pak Jhony. Ia mau sadar dan memperbaikinya. Hidup terkadang memang lucu pikirnya, ada yang mensyukuri ada yang tidak. Yang jelas ia beruntung bisa melihat itu semua sebagai pelajaran.

Hari hari kembali berjalan seperti biasa, susana kantor pun berjalan seperti semula. Bu Silvy sudah kembali mulai bekerja dan beraktivitas seperti biasa. Gosip tentang perceraiannya dengan Pak Jhony masih menjadi gosip hangat. Namun kedekatannya dengan Adrian pun tak kalah hangat dikalangan karyawan. Bukan hanya karena kedekatan mereka namun, sikap Bu Silvy yang terlihat berubah juga menjadi perhatian para karyawan. Bu Silvy yang dulu dikenal galak, sekarang terlihat lebih banyak senyum dan friendly terhadap para karyawan seakan menemukan kehidupan baru pasca perceraiannya dengan Pak Jhony.
Senyum Bu Silvy bukan tanpa alasan. Selain karena mencoba bangkit dan melangkah maju, dari sisi pencapaian perusahaan pun bulan ini mengalami peningkatan pesat. Terutama dari segi ekspansi dan kerjasama dengan klien. Hal itu seakan menjadi angin segar diawal kepemimpinannya sebagai Owner sekaligus CEO. Divisi Marketing yang di pimpin Adrian menjadi sorotan dengan capaian gemilang mereka saat meeting akhir bulan kali ini. Hasil yang membanggakan sekaligus menjadi trend positif yang berhasil mereka pertahankan hingga memberikan kesan positif kepada Bu Silvy.

" ddrrrtt.. ddrrtt.. ddrrtt..." handphone Adrian bergetar menerima chat whatsap

Adrian yang baru selesai presentasi pun langsung membuka chat yang dikirimkan Bu Silvy itu.

Bu Silvy :
" Congrats ya.. kalian luar biasa.."

Adrian tersenyum dengan isi chat Bu Silvy seraya melirik ke arah bosnya yang juga ternyata sedang memandangnya seraya senyum dengan mengacungkan jempol kearah Adrian.

Adrian :
" Thanks Bos.. semoga kami bisa terus konsisten.."

Bu Silvy :
" aku yakin kalian bisa.. kalian hebat "
" terutama kamu.."

Adrian :
" Thanks cantik.."

Adrian melirik kearah Bu Silvy seraya tersenyum, Bos cantiknya juga memandangnya dari meja seberang sana. Senyum cantik Bu Silvy yang beberapa hari tak terlihat kini sudah kembali. Adrian bahagia melihatnya. Senyum itu seakan menggambarkan tidak ada beban pikiran yang membuatnya selama ini gundah gulana hingga dikenal galak dikantor.

" Kak.. kak... kamu liat deh Bang Adrian sama Bu Silvy.." bisik Rara ke Dika

Dika memperhatikan Adrian dan Bu Silvy, kedua atasannya itu terlihat saling melempar senyum seraya melihat layar handphone mereka.

" hmmmm... yaa yaa.. aku paham.." jawab Dika seraya tersenyum

" yaa khan.. ya khann... " ujar Rara memulai gibahnya.

" kamu setuju ga sama mereka..?" bisiknya lagi ke Dika

" kalo aku jadi Bang Adrian, yaaa.. ga mungkin nolak sih kalo emang Bu Silvy mau.." ujar Dika.

" ga papa gitu janda..?" tanya Rara.

" emang kenapa..? jangan fokus ke statusnya Ra.. tapi kualitas orangnya.." jawab Dika.

Rara melihat kearah Bu Silvy sesaat, memperhatikan Bosnya yang memang sosok yang layak untuk di perjuangkan.

" iyaa sih.. Kalo laki laki lain pasti minder sama Bu Silvy.. " ujar Rara.

" ya khan.... beruntung banget itu bang Adrian kalo emang bener bisa deket sama Bu Silvy. " ucap Dika.

" yaa aku juga sebagai cewek gak akan nolak sih kalo deket sama cowok kya ka Adrian.. " ujar Rara lagi

" yaaa semoga aja bener lah.. aku sih mendoakan yang terbaik aja.. lagian mereka sama-sama korban sakit hati kan " ujar Dika


Rada dan Dika membicarakan apa yang mereka lihat dan hanya bisa berharap yang terbaik untuk mereka. Sedang Adrian dan Bu Silvy sedang asyik bertukar chat sembari saling lirik.


Bu Silvy :
" jangan lupa dirayakan.. biar ga stress kerjanya.. you got what you deserve.."

Adrian :
" you want to ?"

Bu Silvy membaca pesan itu melirik kearah Adrian seraya tersenyum. kemudian lanjut mengetik.

Bu Silvy :
" Sure.. why not.. 😘"

Adrian :
" okee.. but.. kamu ga papa jalan pake motor ?"

Adrian mengirim pesannya seraya melirik kearah Bu Silvy yang kemudian terlihat tertawa sembari menutup mulutnya dengan tangan saat menerima chat itu. Ia kemudian membalasnya.

Bu Silvy :
" nanti aku jemput.."

Adrian :
" okee.. see you on satnite cantik.."

Bu Silvy :
" oke.. don't be late.."

Adrian :
" yess mam..😎
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd