Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

MY NEW LIFE IS AMAZING

- PART 4 -
Galak Tapi Demen
" Dik.. kamu sama Rara, hari ini coba ketemu dengan pihak bank yang kemarin ngehubungin kita ya.. mereka kemarin telpon saya, dan kayaknya setuju sama proposal kita " Adrian menjelaskan kepada timnya.

" Oke bang.. terus nanti untuk perihal serah terimanya gimana ? apa langsung kami kerjakan juga ?" tanya Dika

" Itu tergantung pihak mereka, kalian meet up aja dulu karena mereka perlu penjelasan lebih detail, jadi maksimalkan aja siapa tau mereka dealnya gede nanti.." jawab Adrian

" Ok.. deh kalo gitu.." jawab Dika

" Raa.. usahakan negosiasinya sebaik mungkin ya.. aku percayakan ke kalian.." ujar Dika kepada Rara.

" siap ka.. kami ga akan ngecewain deh.." jawab Rara.

" yupp.. aku percaya kok ama kalian.." Jawab Adrian.

Rara dan Dika begitu antusias dengan tugas mereka kali ini, karena jika pihak bank akan deal, maka segala sesuatunya pasti lebih nyaman. Memang beberapa bank sudah sangat percaya dengan properti dari perusahaan mereka sehingga secara reputasi dan track record pun perusahaan mereka sudah dikenal salah satu perusahaan developer yang terbaik.
Sembari bekerja Rara sesekali menatap Adrian, Tim leadernya itu memang bisa diandalkan dan juga sangat percaya kepada timnya, yang juga secara tidak sadar membuatnya dan Dika bisa melangkah sejauh ini.

"kringgg...kringg..kringg..." suara telepon dimeja Adrian berbunyi.

" Yaa halo.." jawab Adrian.

" Adrian.. bisa kesini sebentar..?" tanya Bu Silvy.

" owh.. baik Bu..." jawabnya lagi, kemudian menutup teleponnya

" Guys.. aku ke ruangan ibu dulu ya.." ujar Adrian.

" Ok ka.. " jawab Rara.

Adrian pun beranjak dari meja kerjanya menuju ruangan Bu Silvy

" Kak..Dika.. lo sadar ga sih kalo Bu Silvy tu sering banget manggil ka Adrian keruangannya..?" tanya Rara penasaran.

" emmm.. iya sih, emang kenapa ?" tanya Dika balik.

" yaaa aneh aja sih.. sehari bisa ampe tiga kali di panggil.." jawab Rara.

" ya iyaalah Ra.. bang Adrian kan udah kya tangan kanan beliau, Bu Silvy tu ngandelin dia banget, lo apaan sih nge gosip bos sendiri.." ujar Dika

" yaaa tapi kan, emang sekali di panggil tu ga bisa diomongin semua langsung...? ngapain berkali kali dalam sehari.." Rara menjabarkan pikirannya.

" entahlah, Bu Silvy mungkin betah ngeliat bang Adrian." jawab Dika.

" naaah.. kan.. lo malah lebih liar pikirannya.." ujar Rara.

" Lagian kalo aku jadi bang Adrian juga betah betah aja sih sering dipanggil Ibu, hahahaha..." ujar Dika lagi.

" huu... dasar ngeress.. " Rara ngedumel.


Sementara di ruangan Bu Silvy.

" Gimana untuk meet up sama pihak bank ?" tanya Bu Silvy

" Eee.. barusan tim saya kasih arahan Bu untuk meet up, harapannya aman sih.. " jawab Adrian

" oke.. pastikan ya.. saya ga mau itu sampe lepas, karena prospek jangka panjangnya menjanjikan.." tegas Bu Silvy

" Siap Bu.. percayakan pada tim saya.." jawab Adrian.

" oke.. terus untuk calon mintra kita yang di Bali gimana ?" tanya Bu Silvy

" segala sesuatunya sudah saya siapkan Bu..tinggal meet up aja nanti sesuai waktu yang udah kita setujui.." Jawab Adrian

" okee good.." sambung Bu Silvy.

Adrian memang bisa diandalkan pikirnya, dibalik ketegasan Bu Silvy, ia juga sangat kagum dengan anak emasnya itu. Selain smart, Adrian juga tidak pernah canggung menghadapinya, bahkan bisa dibilang cuek karena fokus dengan pembahasan pekerjaan. Hal itulah yang membuat Bu Silvy sedikit penasaran dengannya sehingga sering memintanya menghadap keruangan padahal Bu Silvy tau pasti Adrian sudah membereskan semuanya. Disisi lain, Bu Silvy ingin menilai Adrian lebih jauh, karena kepintarannya, mungkin ia bisa diajak ngobrol banyak hal selain dunia marketing pikirnya.

" Ada lagi Bu...?" tanya Adrian membuyarkan lamunan Bu Silvy.

" eemmm... ga ada sih.." jawab Bu Silvy singkat

" eh.. btw kamu ada waktu siang ini ? " tanya Bu Silvy.

" siang ini................... emm.. ga ada sih Bu.. free aja.." jawab Adrian.

" oke kalo gitu nanti kita makan siang ya.." ujar Bu Silvy singkat.

" ohh....... Baik Bu.. emm.. dimana ?" tanya Adrian.

" kamu ikut aja.. " jawab Bu Silvy singkat seperti biasa.

" Baik Bu.. saya permisi dulu.." Adrian pamit kemudian beranjak keluar dari ruangan Bu Silvy.

Ia tidak berani bertanya lebih banyak lagi hanya bisa mengiyakan kemauan Bosnya. Lagi pula siapa yang mampu nolak diajak makan sama beliau pikirnya. Memang ada rasa gugup, karena pembawaan Bu Silvy yang rada tegas dan galak membuatnya tidak leluasa untuk ngobrol nanti, tapi apalah daya, mau tidak mau harus ia turuti.

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . .


Jam menunjukkan pukul 12.10 siang, Adrian duduk sendiri dimejanya menunggu Bu Silvy karena jam istirahat kantor cenderung kosong. Entah sudah berapa kali ia menengok jam tangannya karena risih Bu Silvy tak kunjung muncul.

" ini jadi apa ga sih..?" gumam Adrian

" klo ga kan gue udah istirahat dari tadi.. lumayan kan ini udah jalan 10 menit.." Gumamnya lagi.

Tak lama Bu Silvy pun muncul.

" yuk.. " ujar nya singkat.

" kamu udah lama nunggunya ...?" tanya Bu Silvy.

" lumayan bu 15 menitan.. " jawab Adrian.

" oh.. yaa.. sory ya.. ada beberapa kerjaan nanggung tadi.." ujar Bu Silvy lagi.

Mereka pun basa basi sambil berjalan menuju parkiran mobil.

" kita kemana ni Bu..?" tanya Adrian.

" kan udah saya bilang, kamu ikut aja.. nih bawa.." jawab Bu Silvy sembari memberikan kunci mobil BMW nya ke Adrian.

" oke deh ..." jawab Adrian singkat, kemudian membukakan pintu bagian belakang untuk Bu Silvy.

" gak usah.. saya didepan aja.." jawab bu Silvy singkat.

" hah.. ga papa nih Bu..?" tanya Adrian.

" iyaa ga papa.. santai aja Adrian.." jawab Bu Silvy dengan senyum cantiknya yang menggoda.

Adrian sedikit terkejut, karena menurutnya tidak sopan jika Bosnya duduk disampingnya, namun apalah daya karena kemauan bosnya sendiri. Ia pun segera membukakan pintu depan, dan kemudian bu Silvy masuk. Wangi parfum Bu Silvy langsung menjalar menggoda indra penciuman Adrian. Ia pun segera menutupkan pintu mobil.

" Emang deh ni anak.." guman bu Silvy sembari tersenyum dengan sikap Adrian.

Ia kagum dengan kesopanannya. Sikap sopan ditambah kecerdasan Adrian seakan menjadi titik seksi dimata Bu Silvy selain wajah tampannya. Terlihat betul Adrian menjaga kesopanannya

Mereka pun meninggalkan kantor menuju tempat makan siang yang diinginkan Bu Silvy.

Obrola demi obrolan mereka lalui sepanjang jalan, lama-kelamaan Adrian tak lagi merasa canggung dengan bu silvy, bosnya yang biasanya galak dan tegas saat dikantor ternyata begitu luwes saat ngobrol diluar kantor.

" Ibu biasanya makan di tempat yang kita tuju ini Bu..?" tanya Adrian

" emm... ga juga sih.. ga nentu juga.. tapi ini salah satu favorit saya.." jawab Bu Silvy.

" kalo kamu biasanya istirahat dimana ?" tanya bu silvy balik.

" kadang bawa bekal, kadang juga paling makan gado-gado mamang depan kantor Bu.." jawab Adrian.

" bawa bekal..? wow.. masak sendiri..?" tanya Bu Silvy.

" iyaa.. emang siapa yang masakin bu ? saya kan masih jomblo.." jawab Adrian

" masa sih kamu jomblo.." ujar Bu Silvy tidak percaya.

" beneran Bu ngapain juga saya bohong.. emang kenapa ibu ampe ga percaya?" tanya Adrian balik

" kamu mapan, secara jabatan dan finasial, terus secara fisik good looking, itu semua fakta yang bikin jomblo kamu itu mustahil.." jawab Bu Silvy.

" loh.. ini buktinya .." jawab Adrian.

" maksud saya.. dari kamu pun emang ga ada kepikiran untuk nyari jodoh gitu.? ." tanya bu silvy lagi.

" eemmm.. tau deh bu.. ke enakan kerja sih kayaknya, ampe kelupaan juga masalah itu.." jawab Adrian.

" oh.. kali aja ga laku... soalnya ga mungkin juga sih.." ujar Bu Silvy.

" emang kalo kamu nyari jodoh, tipenya yang kaya apa ?, kali aja ibu ada temen, atau sodara ibu yang sesuai.." ujar Bu Silvy menawarkan.

" saya sih pengennya kaya ibu.." jawab Adrian singkat.

Deggggg... bu silvy sedikit terkejut mendengarnya.

" kamu ni yaa.. di tanya serius malah bercanda.." ujar Bu Silvy agak salting.

" loh.. serius bu.. ngapain juga bohong.." jawab Adrian

Bu Silvy diam sejenak menerka arah pembicaraan adrian. ia pikir Adrian bercanda.

" emang kenapa harus kaya saya..?" tanya Bu silvy penasaran

" sebagai pria normal, dimata saya ibu itu sempurna Bu.. " jawab Adrian.

Bu silvy tersenyum mendengar jawab Adrian. ia pun jadi lebih penasaran dan kembali bertanya

" sempurna dalam apa dulu ni...?" tanya Bu Silvy.

" emmm.... gimana yaa.. ibu itu smart, tegas, bisa dibilang mandiri, apalagi masalah fisik, ibu tu diatas rata-rata Bu.. cantik, seksi udah pasti.." jawab Adrian

Bu selvy hanya diam menatap lurus kemacetan lalu lintas, wajah cantiknya tersenyum dan wajahnya sedikit memerah mendengar ucapan Adrian.

" eeee... maaf bu.. kalo ucapan saya ada yang tidak sopan, saya cuma menjawab apa yang ibu tanyakan.." ujar Adrian merasa tidak enakan.

" oh.. gak kok.. ga papa.. kita kan lagi ngobrol.. lagian ini diluar jam kerja.. " jawab Bu Silvy

Adrian kemudian diam, rok ketat diatas lutut Bu Selvy beberapa kali membuat matanya tak kuasa melirik paha mulus bu silvy, belum lagi semerbak wangi parfumnya yang membuat Adrian sedikit gagal fokus. Kelaminnya mengeras merespon apa yang Adrian rasakan dan semakin membuatnya agak sulit untuk fokus. Bu Silvy bukan tak sadar, ia pun menyadari beberapa kali Adrian melirik kearah paha mulusnya, namun ia hanya tersenyum melihatnya. Adrian yang tetap profesional dihadapannya membuat Adrian terlihat seksi dimatanya.

" Itu didepan belok kanan ya.. beberapa meter dari situ tempatnya " ujar Bu Silvy menunjukkan jalan.

" oke Bos.." jawab Adrian kemudian membelokkan mobilnya.

Mereka pun sampai ditempat tujuan kemudian menikmati santap siang.
Sepanjang makan siang Bu Silvy dan Adrian full membicarakan tentang bisnis hingga peluang apa yang akan bisa mereka dapatkan kedepannya untuk perusahaan. Dan feeling Bu Silvy benar, Adrian memang bisa diajak bicara untuk hal hal seperti itu, sehingga ia semakin yakin dengan jalannya perusahaan kedepannya.

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd