My P Journey S01E04 Her Libido Boosters
True/Real Story - No Repost/Original
Namaku Ben, begitu teman2 ku ... Sekarang usia ku 28tahun. Dan ini adalah cerita 10 tahun lalu ... annisa tetanggaku ... Wanita 25 tahun 160cm/40kg. Face 8, body 8. boobs 7 kencang, butt 7 kencang
Cerita Sebelumnya :
... tiba tiba dia mengulum kepala penisku dan dihisapnya ... Tanpa ragu aku terus menikmati dan crot-crot-crot ... masuklah semua penisku ke vaginanya ... "sudah-sudah sampai... bentar, bentar... istirhat... plis...", tetap kugoyang annisa ... Sesekali kucabut agak jauh alu kuhujam agak dalam ... annisa pun mengejang orgasme disusul aku pun klimaks ...
4-3 hasil akhir sore itu. Saat terbangun sudah tidak ada annisa diranjang, terdengar lirih percakapan 2 orang dengan nada terisak. Dengan perasaan tidak karuan kuintip dari bilik pintu yang terbuka sedikit. Annisa yang tampak menangis bersama seorang laki-laki, mungkin itu mantannya. "Duh apa kami ketahuan" dalam hatiku, segera aku pakai bajuku dan menunggu sambil waswas diatas kursi di kamar annisa. 30 menit berlalu sudah tidak terdengar suara dari luar, pintu pun terbuka. Deg... ah syukurlah ternyata annisa, dengan mata yang lebam dia langsung berkata, "Sudah... aku tidak apa, dia tidak tau dan sekarang aku pengen sendiri". Kudekati annisa dan coba memeluknya tapi dia menghindar. "Sudahlah, aku tidak apa. lebih baik kamu pulang sebelum orang rumah datang". Kucium mesra bibirnya dan kulangkahkan kakiku keluar kamar anisa, kutoleh belakang annisa masih berdiri tertunduk. Sesaat sebelum aku keluar rumahnya annisa memanggilku dan aku menoleh, langsung disambarnya bibirku. Kami berpakut dengan sisa nafsu yang masih membara, tampak jelas annisa seperti melampiaskan kekesalannya. 5 menit kami berpagut dan saling raba, saat ingin kulanjutkan dengan melucuti pakaiannya, annisa justru mendorongku dan berkata "Sudah pulanglah, mungkin lain kali" sambil dia berbalik masuk kamar. Kuhela nafasku panjang untuk menenangkan diri dan kulangkahkan kakiku pulang.
Terus terbayang wajah annisa disetiap lamunanku, disaat libido naik tubuh annisa pun tak pernah lepas dari imaginasiku. Aroma tubuh dan vaginanya, getaran-getaran saat bercinta dengannya, membuatku terbang. Terkadang itu membuatku gila, taksatupun bokep yang sering aku tonton bisa memuaskanku saat onani. Hanya terpejam dan mengingat adegan demi adegan dengan annisa yang dapat memuaskanku. hari demi hari, minggu demi minggu, bulan demi bulan kulewati dengan hasrat yang jauh lebih liar dibanding sebelum pergelutanku dengan annisa. 1 tahun sudah berlalu (RED : Ada banyak cerita disini namun akan aku ceritakan di lain season) tak seharipun kulewati dengan tanpa bayang annisa, hingga dering sms dari annisa datang dengan sebuah alamat didalamnya dan ditutup dengan "Aku butuh teman, tolong secepatnya". Tanpa ragu langsung gas ke TKP sesuai di sms.
Sampailah aku disebuah rumah yang cukup besar, kutekan bel dan disanalah aku kembali bertemu annisa. Senyum yg ramah menyambutku, tapi cukup aneh karena wajahnya seperti habis menangis. Disuruhnya aku duduk di ruang tamu dan disuguhkan minuman dan makanan kecil. Dalam satu tahun saja sudah banyak yang berubah dari annisa, terutama tatto di dada dan punggung bawahnya. Sangat kelihatan karena dia hanya mengenakan kaos hitam mini sebatas pusar dan lubang leher lebar. Kami ngobrol kesana kemari aku tanya ini itu dan sungguh sangat kecewa perasaanku saat itu. Ternyata annisa akan menikah dengan pacarnya, ya meski bukan hak ku untuk apapun tpi terbeit dipikiranku bahwa ga bisa lagi tubuh itu kunikmati. Masih untung pikirku menenangkan diri, tidak dikontak beberapa bulan lalu dan ternyata dia hamil. Ya sudahlah... Sedikit bingung juga akurasakan, karena annisa mengundangku secara pribadi hanya untuk cerita ga jelas dan mengabari pernikahannya. Maka akupun coba mencari tau apa maksudnya, karena dari tingkah dan cara dia memandangku ada sesuatu yang masih dia sembunyikan atau mungkin malu mengatakan. obroan kami lanjutkan, namun kali ini aku sengaja mendekatkan posisi dudukku ke annisa. sesekai kupegang dan kugenggam tangannya, bercanda tawa sambil curi2 kontak fisik. 1 jam berlalu tak sedikitpun jawaban, omongan maupun cerita yang memuaskan penasaranku. Akhirnya kuputuskan untuk pamitan, ya untuk memancing saja, karena seperti sudah tidak ada yg perlu diobrolkan.
Aku pegang tangan annisa dengan mesra, ku ucapkan selamat padanya dan kucium tangannya lalu berpamitan dngan senyum penuh harapan. Annisa menahanku untuk beranjak dari sofa tempat kami duduk, dengan mata yagn berkaca-kaca dia coba mengutarakan seuatu namun tertahan. "Katakan saja say..." ucapku. Tak kunjung keluar kata-katanya, hanya tangan yang menghapus airmata. Kubantu dia hapus airmatanya dengan ibu jari tangan kiriku dan empat jari lain memegang kepalanya. Kudekatkan wajahku dan kucuba untuk mencium annisa. Tak disangka dia mendorongku dan menindihku diatas sofa. Akhirnya seperti tercurah semua apa yagn dia tahan selama satu jam ini dalam ciumannya yang penuh dengan birahi. Dengan cepat nafasnya berubah memburu seirama degan nafasku yang juga mulai memburu. Berlama-lama kami berpagut, sengaja aku berlama disana menunggu aksi berikutnya, aku pun ragu mau sejauh mana sebenarnya annisa. Dengan posisi dibawah aku hanya bisa menikmati apa yang terjadi.
15 menit lebih sudah terlewat, nafasnya muai sedikit teratur. Tarikan nafas panjang sambil melepas ciumannya menadakan dia masih ragu untuk melanjutkan. dijatuhkan tubuhnya dan memelukku alu dia berbisik, "Aku tau ini bukan cinta... (ambil nafas agak panjang), tapi aku masih ingin bersamamu. kenikmatan dan sensasi yang kudapat darimu sulit aku bendung". Hening tediam kami berdua, aku pun bingung harus jawab apa dan hanya kupeluk dia lebih erat. Tak lama, "Gue nafsu kalo inget kamu, gimana menurut kamu, keberatan ga kalo cuma gue jadiin object gue?". Sedikit senyum tersirat diwajah ku, "buset sapa yang bisa nolak" pikir ku. Tapi aku harus jawab apa?, akhirnya keluar kata spontan dari mulut ku. "Aku juga tau ini bukan cinta, tapi selama kamu puas aku puas ga ada masalah. tpi kalo ini sudah dimulai apa bisa kita mengakhiri?, Habis ini kamu nikah, kalaupun ga bisa sama aku saat kamu pengen, kamu bisa sama suamimu sambil membayangkan dengan ku. Lalu gmn denganku?" Tanpa berpikir panjang soal apa yang aku rasakan, "ya itu salah satu yang kumaksud, aku cuma butuh seks darimu dan hanya saat aku butuh kita bisa seperti sekarang, dan...". Belum selesai bicara ku potong dengan ciumanku dibibirnya, perlahan kembali nafas kami tidak teratur. Kelepas ciumanku, "Untuk sekarang lakukan apa yang ingin kamu lakukan, selebihnya kita bendung hasrat kita masing-masing sampai ada kesempatan".
Tanpa komando ulang dilahapnya bibirku beberapa detik terus turun ke leher, di bukanya bajuku dan ciumannya terus perlahan menuju bawah. Kucoba raih baju bagian belakangnya, dia berusaha menepis namun kutarik keatas dan terlepaslah bajunya. Tampaklah gundukan kencang da mulus yang membuatku tegang maksimal, tapi aneh muka annisa justru agak kecewa. Dia merubah posisinya dan duduk disofa, kupeluk dia dari samping dan bergeser tepat dibelakangnya. Tak berani kutanyakan maksut ekspresinya, hanya kucoba bangkitkan kembali nafsunya. kueratkan pelukanku dan kucoba raba2 sseluruh bagian tubuhnya dengan lembut, sambil kucium-cium belakang tubuhnya. Annisa mulai merinding dibutanya, Kuraba memutar payudaanya dari bawah keatas dan kuselipkan tanganku dari bagian samping branya lalu kuremas-remas perlahan, disusul dengan payudara satunya. Annisa mulai mendesah kembali, dia nikmati perlakuanku padanya dan menyandarkan kepalanya kebelakang. Kutingkakan aksiku dngan menurunkan belaianku kearah perut lalu turun mencoba meraih pubicnya yang masih terbungkus lengkap. bermain aku disitu dan desahan annisa makin jelas terdengar, kuturunkan tanganku kebawah dan bermain di skitar clitorisnya. Dengan menggigit bibir bawahnya annisa mencoba meraih bibirku dan kulumat dambil terus bermain dibawah. Tiba-tiba diputar badan annisa menghadapku dan terlepas otomatis tanganku dari dalam celananya. Dia mendorongku, "bukan-bukan seperti ini" dan dia belari kecil menuju sebuah ruangan sambil berkata, "ga usah kemana-mana biarkan aku sendiri dulu, tunggu saja... (setelah agak jauh dan menoleh) tolong tunggu aku".
Bingung dengan tingkahnya dan dengan apa yang aku haruslakukan, 10 menit cukup lama bagiku menunggu dengan nafsu yg masih membara. Kucoba alihkan perhatianku dengan menonton tv di ruang tamu dan berkeliling sekitar rumah. Bayangannya pun tak kelihatan, dari ruangan yang dia tuju juga tak terdngar apapun. Aku menuju kebelakang dan ada taman kecil disitu dngan kursi santai, ku tunggu saja annisa disini pikirku. 30 menit berlalu annisa membangunkanku dari lamunan, dibawakannya segelas minuman untukku dan dia pun duduk disampingku sambil minum minumannya. Dan annisa sudah berganti baju, "minum dulu, kita ngobrol sebentar nanti kita lanjutkan" kata annisa. Sambil kuhela nafasku panjang kuminum yang annisa suguhkan, dan annisa memulai obrolan-obrolan ringan. Mata ku terasa sangat berat, tak mau aku tidur disaat seperti ini, tpi kantuk yang kurasa sangat halus masuk perlahan seperti aku sudah susah menangkap yang annisa obrolkan dan hal terakhir yang kuingat adalah annisa mencium keningku...
------------------- BERSAMBUNG -------------------
My P Journey S01E05 Tebusan Maaf Annisa