Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG My Unfaithful Life Season 0 - Nura

12: Let the Devil comes


POV Dhanar


Saat sedang di akhir dari seminar, tiba-tiba ada notifikasi chat masuk di hpku, kubuka chat itu dan kulihat dari Nura.

N: ‘Aku mau bicara sama kamu malam ini mas, kutunggu jam 8 di kamarku’

Nura ingin berbicara denganku?Apa dia sudah memutuskan untuk membalasku?Atau mungkin dia sudah memaafkanku?Masa bodo, aku tidak peduli, begini saja sudah cukup, baiklah akan kutemui Nura nanti malam. Kubalas chat dari Nura dan kubilang aku akan ke kamarnya nanti malam.

-Malamnya, pukul 8-

Aku mengetuk connecting door yang menghubungkan kamarku dan kamar Nura. Dan tidak lama kemudian ada suara kunci dibuka tapi Nura tidak membuka pintunya.

D: “Ra, boleh aku masuk?”
N: “Iya”

Setelah Nura menjawab, aku buka pintu dan masuk ke kamarnya, kulihat ada Nura sedang duduk di pinggir kasur dan ada kursi di depannya. Aku berjalan menghampiri Nura dan duduk di kursi tersebut.

D: “Gimana kamu Ra?”
N: “Masih perlu tanya begitu kamu mas?” jawab Nura dengan sinis
D: “Aku cuma mau memastikan Ra, ada apa Ra?Apa yang ingin kamu bicara kan?”
N: “Apa lagi kalau bukan soal kamu memperkosaku, mengambil gambar hasil perbuatanmu itu dan menerorku?”
D: “Baiklah, apa yang ingin kamu dengar dariku?”
N: “Kamu pikir hanya dengan memberiku makanan seolah-olah kamu perhatian denganku bisa menyelesaikan semuanya mas?”
D: “Ga Ra, aku hanya mau memastikan kamu tidak lupa makan, kamu udah makan Ra?”
N: “Terima kasih makanannya mas, sudah aku makan”
D: “Sukurlah Ra, lalu kamu mau tanya apa?”
N: “Oh iya aku minta kontak istrimu mas”
D: “Oke Ra” Tanpa banyak tanya kuberikan kontak istriku padanya, tapi aku bingung kenapa Nura tidak mengeceknya
N: “Jelaskan ke aku kenapa kamu melakukan semua itu?”

Sesuai permintaan Nura, aku menjelaskan semuanya, kenapa aku membuat dan menjalankan rencanaku itu. Kurang lebih seperti yang sudah kukatakan sebelumnya ke Nura, aku melakukan itu karena aku emosi pada saat satu hari sebelum berangkat Nura tiba-tiba jutek kepadaku tanpa sebab dan bersikap dingin padaku, terlebih lagi dia marah-marah padaku dan saat kuberikan minuman ringan kepadanya dia langsung menepis tanganku.

N: “Jelaskan padaku apa isi rencana itu dan bagaimana kamu mengeksekusinya mas”

Dan lagi, kujelaskan semua kepada Nura dan hanya meninggalkan sebagian detail tentang keterlibatan Rani di dalamnya.

D: “Apa lagi Ra?”
N: “Aku ingin kamu melakukan sesuatu untuk menebus kesalahanmu mas”
D: “Apa itu Ra?”
N: “Iya atau tidak mas?”
D: “Akan kulakukan Ra, asalkan bukan menceraikan istriku atau semacamnya”
N: “Kamu pikir aku mau kamu tanggung jawab?!Aku ga sudi mas”
D: “Lalu kamu mau aku melakukan apa Ra?” Tanyaku kepadanya
N: “Setubuhi aku...bukan, perkosa aku mas, perkosa aku dengan kasar!”
D: “Hah?Kamu sadar apa yang kamu minta barusan?”
N: “Ya, itu permintaanku”
D: “Ra, aku memang salah sebelumnya dan ya aku akan lakukan permintaanmu itu, tapi beri tahu aku alasannya kenapa kamu meminta itu?”
N: “Cukup lakukan atau tidak mas, ga penting apa alasannya”

Melihat Nura yang seperti ini jujur saja aku heran, tapi di satu sisi aku merasa terangsang dengan sisi lain Nura saat ini. Kutatap Nura dari atas sampai bawah, dia memakai kerudung berwarna coklat soft, dengan piyama yang juga berwarna pink seperti semalam dengan motif yang berbeda, dan perbedaan yang lebih mencolok, piyama itu terlihat lebih ketat di tubuh Nura sehingga menampakkan lekukan tubuhnya lebih jelas.

D: “Kamu yakin Ra?”
N: “Ya mas, setubuhi aku, perkosa aku, kasari aku mas!”
D: “Oke Ra, aku gatau apa yang kamu rencanakan, tapi kalau sudah mulai nanti jangan harap aku akan berhenti walaupun kamu memohon”
N: “Iya Dhanar Wiryo Hamid, cepat lakukan, jangan banyak omong seperti pengecut!”

Mendengar kata-kata Nura jujur saja emosiku mulai naik. Aku berdiri dan melihat Nura yang sedang duduk di pinggir kasur, kudekatkan tanganku dan kubelai kepalanya.

N: “Mas yang aku minta itu kamu...”

Belum selesai Nura berbicara, kujambak rambutnya dari luar kerudungnya dan kutarik ke belakang sampai dia mendongak kan mukanya ke arahku, aku tersenyum sinis. Nura oh Nura, seharusnya tidak kau pancing emosiku. Terlihat ketakutan di mata Nura.

N: “Mas...Aawwhhh”

Kutarik lagi rambutnya ke belakang dan kudorong tubuh Nura hingga dia terbaring di kasur dengan kaki yang masih menggantung di pinggir kasur.

D: “Diam Nura sayang, jangan berbicara kalau tak kuperbolehkan”

Dia ingin aku memperkosanya dan mengasarinya?tentu, akan kupenuhi maumu Nura. Pikiranku sudah cukup terhalang oleh emosiku, ya ini adalah salah satu permasalahan yang kadang timbul karena peristiwa yang dulu pernah kulalui. Ku tindih tubuh Nura dengan tubuhku, kupegang tangan kanannya dengan tangan kiriku dan tangan kirinya dengan tangan kananku. Aku langsung mencium bibirnya yang tampak begitu menggoda, Nura berusaha melakukan perlawanan yang tentu saja sia-sia.

N: “Mas...ummpphhhh...mas...”

Kutampar pipi Nura, dan kupegang kedua pipinya dengan tangan kananku.

D: “What did i say?stop talking and enjoy the play”

Ku remas keras payudara kanannya dengan tangan kiriku, lalu aku mulai mencium bibirnya lagi, tangan kananku pun tak tinggal diam, tangan kananku menjambak rambutnya lagi dari luar kerudung. Cukup lama kumainkan Nura seperti itu. Dengan terengah-engah kulepaskan pagutan bibirku di bibir Nura.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd