Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Nafsu Birahi Citra (TAMAT)

Suhu Tolrat...Updetan kemarin kan masih termasuk pendek tuh, biasanya suhu kalo update kan supeeeeer panjang..
Kalo berkenan bisa ada tambahan ngga ya...:D
 
lanjut suhu, please tanggung banget suhu cuma sgitu
nunggu nya 1 bulan suhu masa sgitu
go go go suhu tolrat
 
kayaknya marwan harus memberi pelajaran ke dokternya tuh , ayo hamilin istri dokter
 
Cerita Sebelumnya...



"Aku sekarang ini pasti sedang dalam pengaruh obat..." Batin Citra yang sulit mempercayai dengan apa yang ia lihat, "Suster itu pasti salah sebut.... Itu Mas Jupri... Bukan Mas Marwan...." Tambah Citra yang berulang kali berusaha meyakinkan dirinya sendiri, jika lelaki yang sedang enak-enakan menyetubuhi wanita bertubuh mungil itu bukanlah suaminya.

PLAK PLAK PLAK PLAK... PLAK PLAK PLAK PLAK...

"Oohh... Mas Marwaaaaannn... Kontolmu membuat memek aku penuh Maaasss... Ooohhhhh... Penuh bangeeettt.... Sssshhh..." Rintih Suster Rini dengan posisi telentang diatas sofa. "Ngap banget memek aku Maaass.... Terasa penuh banget iniiihhh..." Tambahnya makin membuka pahanya lebar dengan tangan yang terus menarik-narik pantat Marwan. supaya membenamkan penisnya dalam-dalam ke vaginanya.

"Hehehe... Kontolku biasa aja kok Sus... Lubang memekmu aja yang kesempitan... Jarang nerima sodokan kontol.... Ssshhh.... " Balas lelaki bertubuh kekar itu sambil berusaha keras melesakkan batang jumbonya kedalam liang peranakan wanita yang ada didepannya,
"Urat-urat batang kontolmu juga berasa banget Maas... Geli..."
"Memekmu bener-bener sempit Suussss.... "
"Oooohhhh... Mas Marwan... Terus Maaasss.... Sodok terus Maaas.... Entot memek sempitkuuu..."
"Gilaaa... Walau udah sering aku entotin... Ini memek berasa kayak memek perawan..." Erang Marwan terus menusukkan batang penisnya kevagina Rini.

PLEEEGH..

"Aaarggghhh... Udah mentok Maaas...." Rintih Rini yang merasa ujung rahimnya tertabrak kepala penis Marwan, "Kontolmu mentok banget dalem memek aku....Ssshhh.... "
"Loooh...? Kok udah mentok Sus...?" Heran Marwan, "Padahal batang kontolku belom masuk semua inih..." Tambahnya lagi sembari terus berusaha maju membenamkan sisa batang penisnya.
"Aaaaww.. Aaaaawww... Sakit Maaasss... Udah nggak bisa masuk lagi ini... Udah mentok..." Balas Rini kesakitan.
"Hehehe... Nggak bisa masuk lagi ya Sus....?"
"Ooohh...Iya Maaasss..." Ucap Rini dengan kepala menggeleng-geleng kesakitan.
"Kalo begitu... Aku mulai genjot lagi deh..." Ucap Marwan sambil mengambil ancang-ancang, "Memek mungil gini.... Emang berasa paling enak deh....." Lenguh Marwan yang kemudian menarik batang penisnya hingga sebatas leher, kemudian membenamkan lagi maju dengan cepat.

SLEEEEPPP....

PLAK....
"Aaaarrgghhh... " Erang Rini pelan.
"Aku masukin semua ya Sus.....?"

PLAK...
"Aaarrgghhh... Nggak muat Maaasss.... Kontolmu kepanjangan....Ooohhh.... "

PLAK
"Coba terus Sus...."

PLAK
"Aaarggghhh... Mentok Maaasss....."
"Coba terus Ssssuussss...."
"Aaaarrrrgggghhh....."

Berulangkali, Marwan membuat Rini mengerang seiring sodokan tajam penisnya. Walau ia sudah beberapa kali menyetubuhi wanita bertubuh mungil itu, masih saja suami Citra itu mencoba untuk dapat melesakkan batang penisnya supaya bisa masuk dalam-dalam ke liang vagina lawan mainnya.

"Dasar suster nakal... Suster lonte... Suster Binal..." Ejek Marwan terus setiap kali ia melesakkan batang penisnya masuk sambil terus memainkan payudara bulat si suster. Meremas dan mencubiti hingga kedua kulit payudaranya berwarna merah.

"Ooohhh Iya... Aku lontemu Mas...." Ucap Rini pasrah. "Ooohhh... Enak sekali Maaas... Kontolmu berasa ngegaruk gatal memekkuu... Ssshh... Enaaakk..." Tambah suster mungil itu yang terus-terusan meracau keenakan,
"Memek Lonte harus dihukum.... Memek lonte harus diberi pelajaran...."
"Hihihi... Lonte yang didemenin suami orang ya Mas...." Goda Rini, "Orang Istrinya tidur karena kecapekan ngelahirin... Suaminya malah ngentotin wanita lain..."
"Hehehe... Habisan... Suami mana sih yang ga kepengenan ngentotin Suster nakal kaya kamu...?" Balas Marwan, "Kalo setiap ketemu.... Selalu aja deh digodain mulu.... " Ledek Marwan.

"Kamunya aja Mas yang genit Mas... Ooohhh.... Udah punya istri cantik... Masih aja suka pamer-pamerin kontol besarnya ke wanita lain... Ooohhh.... Pamer kontol gedhe... Oooohhh terus Maasss..."
"Hehehe... Bagi-bagi enak dengan wanita lain khan nggak ada salahnya Suusss...?"
"Dasar suami genit... Ooohhh.... Mas Marwan suami genit...."


***

"Mas Marwan...? Kenapa Suster itu selalu memanggil Mas Jupri dengan sebutan Mas Marwan ya...?" Heran Citra dengan mata yang terus menatap tajam kearah mereka berdua. "Aaaahh.. Sial... Ulah mesum mereka... Ngebuatku pengen ikutan ngentotin aja...Kampreet..." Gerutu Citra yang karena melihat persetubuhan keduanya, birahinya ikut meninggi.

Diam-diam, Citra merabai sendiri aurat tubuhnya. Mengelus pelan bibir vaginanya dan payudara besarnya dari luar baju operasinya.

"Aaahh.. Ngentot...Ngentot...Ngentot... Aku jadi sange nih.... Ngentoooottt...." Umpat Citra tak henti-hentinya ketika merasakan putting payudaranya mengeras. Vaginanya membanjir dan nafasnya mulai memburu. "Kalo gini caranya, bisa masturbasi sendiri aku jadinya.... Shhh...."

"Ooohh.. Mas Jupriii... Aku nggak rela kontolmu dipake ama wanita lain Maas...." Lenguh Citra yang pelan-pelan menaikkan bawahan baju operasinya lalu mengelus biji klitorisnya yang mulai membengkak.

Karena nafsu birahinya yang sudah begitu tinggi, Citra seolah lupa dengan kondisinya saat itu.

"Ssshh... Kontol Mas Juuuprrriiii....." Lenguh Citra sama sekali tak mempedulikan kondisi tubuhnya yang baru saja selesai melahirkan. Terus meremas payudaranya dan menggelitik klitorisnya.

Sambil meringis kesakitan, ia terus berusaha mendapatkan kenikmatannya sendiri.

"Ooohh Mas Jupriiii... Entot aku Maas... Entot memekkuuu... "Racau Citra dalam hati menggelitik biji kelentitnya. Tak mempedulikan jika bibir vaginanya yang masih tertancap dengan selang kencingnya.
"Ooohhhh Mas Jupri.... Itu kontol hanya untukku Maas.. Hanya untuk memekkuuu...."

***

PLAK PLAK PLAK... PLAK PLAK PLAK... PLAK PLAK PLAK...

"Ooohhh Mas Marwaaann..... Iya...Iya...Iyahhh... Terus sodok memekku Mas.. Sodok memekku dengan kontol gedhemu yang enaaakkk ittuuuu..."
"Hehehe... enak ya Suss...?"
"Enak banget Maass.. Ooohh... Terus Mas... Terus entot memek kecilkuu iniiii... Ssshhh... Aku jadi pengen... Sssshhh.. Jadi pengen keluar lagi nih Maasss..."
"Hah...? Mau keluar lagi...?" Tanya Marwan kaget.
"Hiya Mas... Ooohh... Nggak gau kenapa... Setiap ngentot ama kamu... Memek aku cepet banget keluarnya... Ssshhh... Ooohhhh..."
"Hehehe.... Itu tandanya memek kamu cocok kena kontol aku Suss..."
"Hiya kali Mass.. Ooohhh... Ganti posisi Maas... Aku mau diatas... Aku udah pengen keluar banget inihhh...." Ucap Rini mendorong paksa tubuh Marwan keatas.

"Heeeeggghhh...." Tanpa mencabut penisnya dari vagina Rini, Marwan kemudian mengangkat tubuh mungilnya keatas, membalik posisi bersetubuhnya, dan menghempaskan tubuhnya kembali keatas sofa.

BLUUUGHHHH
"Aaaaaarrrrrgghh.. " Jerit Rini ketika Marwan menjatuhkan tubuhnya kesofa, ia terhempas terlalu kencang kebawah. Sehingga vaginanya tertusuk penis panjang Marwan lebih dalam dari biasanya.
"Uhhhh... Maaf Sus.. Nyodoknya kedaleman ya...? Hehehe"
"Aaawww... Sssshhh.. Iya Mas... Kontolmu kepanjangan...."
"Yeeee.... Liang rahimmu yang kekecilan Suss... ..." Ucap Marwan menggoda sambil menampar payudara suster itu kencang-kencang.

PLAAKK..... PLAAKK....
"Ayo goyangin memekmu lagi.... Suster Lonte...."
"Aaawww... " Rintih Rini kesakitan

PLAAKK.... PLAAKK....
"Ayo... Genjooott... Suster Perek...." Pinta Marwan lagi

PLAAAAKKKKK...

"Aaah... Ngentot...." Umpat Rini karena dihina dan diperlakukan kasar oleh Marwan, "Tapi enak..."

Entah kenapa, ketika mendapat perlakuan kasar dari Marwan, Rini menjadi makin beringas. Suster yang semula hanya pasif dalam menerima perlakuan Marwan, langsung berubah menjadi agresif ketika disakiti. Tak henti-hentinya, ia menggoyangkan pinggulnya kencang-kencang bagai menunggang kuda. Dan tak jarang pula Suster manis itu mengayun-ayun pantatnya buas sambil sesekali berputar di atas selangkangan Marwan. Membuat penis Marwan yang hanya dapat tertelan separuh vaginanya, terasa seperti sedang diulek dengan ulekan sambal.

PLAAKK.... PLAAKK....
"Ooohhh... Memekmu pedes-pedes Sus... Ngempot banget...."

"Ooohhh... Terusin Mas... Terusin..." Pinta Rini manja, "Sakiti aku Maas... Siksa aku sepuasmuu... Ooohh.. Maaasss Maarwaaaannnn.... Oooohhhh... Ooohhhh....Ngentot denganmu... Benar-benar berasa nikmat Maas... Jauh lebih nikmat ketimbang ngentot dengan siapapun..."

PLAAKK.... PLAAKK....
"Suster LONTE..."
"Ooohh.. Iya Mas.... Aku Lontemuuuuu... Aku Lonte kontolmuuu.... "Erang Rini yang semakin cepat menggoyang pinggulnya, "Ooohhh... Kontolmu... Adalah kontol terenak yang pernah aku rasakan... Kontol paling enaaakkk... Ooohh... Maasss Marwaaannn...."

***

"Aduuuhh.... Kok aku jadi bingung sih...? Dia itu siapaa....? Mas Jupri atau Mas Marwan sih" Heran Citra tak habis pikir mengapa Rini selalu salah memanggil nama Jupri dengan Marwan.

"Tapi... Itu bener Mas Jupri khan...? Bukan Mas Marwan...?" Tanya Citra dengan dirinya sendiri.

Walau suasana kamar perawatan tempat dirinya berada ini agak suram, tapi Citra yakin jika lelaki itu bukanlah suaminya.

"Memang bener sih... Suara lelaki itu mirip suara suamiku.... Tapi... Kalo dilihat dari segi fisik... Hmmm... Suster itu jelas-jelas salah... Itu Mas Jupri.... " Yakin Citra dalam hati, "Postur kekarnya, kulit gelapnya, kontol besarnya... Itu jelas punya Mas Jupri.... " Racau Citra dalam hati, " Eh... Apa jangan-jangan selama ini aku salah...?"

"Apa itu Mas Marwan dengan kontol segedhe kontol Mas Jupri...? Aaaarrrrrgggghh... Aku....Binguung...."

***

PLAK PLAK PLAK... PLAK PLAK PLAK... PLAK PLAK PLAK PLAAKKK...

"Ooohhh.. Mas Marwaaannn... Aku mau keluaaar Maaasss... Aku nggak tahan lagi..." Lenguh suster mungil itu tiba-tiba dengan tubuh yang mulai menggelijang hebat.
"Hehehe... Keluarin aja Suster cantikkuuu... Keluariiinn..."
"Ooohhh ngentot... Kontolmu enak banget Maaasss... Enak bangeet... Ohhh... Ohhh... Oooohhh..."

Tak lama, tubuh Rini menggeliat-geliat tak terkendali. Bergetar dengan hebat. Matanya setengah terpejam dan mulutnya menganga.

"Aaaahhh... Aaahhh.. Aaaaarrrggghhhhhhh... Maaas Maaaarwaaaann... Kontolmu enaaaakkk Maaass.... Bikin memekku keluaar muuuluuu... Aaahhh.... Enaaakk... Enaaakk Maassss... Aaaaahhh... Aaaarrrghhhh...."

CREET... CREETT CREETTT... CRECREET CRETT CETT CREET...

Seketika, tubuh Rini ambruk diatas dada Marwan. Matanya terus terpejam dengan nafas yang memburu.

CREET... CREETT CREETTT... CRECREET CRETT CETT CREET...

"Hehehe... Gimana Sus...? Enak....?" Tanya Marwan dengan senyum lebar.
"Ooohh..... Enak... Enaaakkk.... Puas banget aku Masss.. Puuuaaassss banget... " Desah Rini sambil mengatur nafas.
"Mau lagi...?"
"Iya...mau banget Mas..." Jawab Rini sambil terus mengatur nafasnya, "Tapi tunggu bentar ya Mas... Biarin aku istirahat dulu...."
"Hehehe.. Nggak ahhh... Aku maunya sekarang... " Ucap Marwan yang tanpa basa-basi, kembali mengangkat tubuh mungil suster itu dan berbalik ke posisi semula. Marwan diatas, dan Rini dibawah,"Siap-siap ya Sus... Aku bakal ngebuatmu pingsan keenakan...."

"Loohh.. Eeehh.. Bentar Mas... Bentar..." Kaget Rini yang mendapati vagina mungilnya mulai digoyang kembali oleh penis jumbo Marwan, "Bentar mas... Bentar... Jangan disodok dulu... Memek aku masih ngilu Maaasss.. Ooohhh..."
"Hehehe... Nikmatin aja ya Susterku Sayaaang..." Ucap Marwan yang kemudian menaikkan kaki suster mungil itu keatas. Sehingga betis rampingnya menempel di pundak Marwan. Dengan posisi seperti itu, otomatis penis Marwan dapat lebih dalam lagi masuk ke loang peranakan lawan mainnya.
"Ooohh.. Tunggu bentar Maas... Jangan tusuk duluuu...." Panik Rini.
"Hehehe... Gausah tegang gitu dooong... Sekarang... Giliranmu ya Sus... Yang muasin aku..." Bisik Marwan sambil mengecup kaki Rini. Kemudian tanpa basa-basi, ia melesakkan batang penisnya sedalam mungkin ke vagina wanita bertubuh mungil itu..

SLEEEPPP
PLAAAKKK....

"HHOooooaaAARRGHHH... Maaas Marwaaan.... Pelan Maaass... Jangan dalem-dalem dulu nusuknya..." Pekik Rini yang kelojotan menerima tusukan batang panjang Marwan, "Pelan-pelaaan Maas... Memek aku masih ngiluuuu Maassss..."
"Hehehe... " Tawa Marwan cuek sambil makin mempercepat sodokan penisnya. Sampai-sampai bibir kelamin Rini ikut keluar masuk mengikuti gerakan batang penis Marwan.

PLAK PLAK PLAK...
PLAK PLAK...PLAK PLAK PLAK...
PLAK PLAK PLAK... PLAK PLAK PLAK...

"Sssshh.... Oooohh... Ampuuun Maaasss... Ampuuunnn... Pelan-pelan nyodoknya... Memek aku ngiluuu Maasss... Ngiluuu...." Rintih suster mungil itu merasa tersakiti karena tak mendapat kesempatan untuk mengistirahatkan vagina sempitnya sejenak.

"Ngilu... Orang ngentot tuh enak Sus... Masa dikata ngilu sih..?" Goda Marwan yang terus menyodok vagina Rini secara bertubi-tubi.
"BENERAN Mas... Ooohhh.... Ngilu bangeeettt..... Ooohh... Ooohhhh....."

***

Entah kenapa, Mendengar erangan kesakitan yang keluar dari mulut Rini, Citra jadi ikut-ikutan merinding. Tubuhnya tiba-tiba merasa menggigil nikmat ketika mengingat apa yang pernah ia rasakan ketika disetubuhi oleh penis jumbo kepunyaan tamunya itu.

Citra tahu benar, gimana rasa ngilu vagina seperti yang dimaksud oleh Rini. Ngilu vagina yang bercampur orgasme plus rasa sakit yang nikmat.

Yang membuat orgasmenya terpuaskan. Luar dan dalam.

"Suster itu sebentar lagi pasti akan merasakan kenikmatan yang tiada henti.... " Batin Citra mengingat-ingat ketika ia merasakan gelombang orgasmenya mulai datang terus-menerus, seiring sodokan panjang penis tamunya pada vagina sempitnya.

***

PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK...
PLAK PLAK PLAK PLAK...PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK...
PLAK PLAK PLAK.... PLAK PLAK PLAK PLAK... PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK...

"Sssshhhh.... Ampuuun Maaass Marwaaannn... Memekku Ngiluuuu..." Desah Rini tak tahan.
"Hehehe... Ngilu... Tapi enak khaaannn...?"
"Ssshh... Iyaa siiihhhh... Ooohh..."

PLAK PLAK PLAK PLAK...PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK...
PLAK PLAK PLAK.... PLAK PLAK PLAK PLAK... PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK...

"Yaudah... Kalo gitu... Kita ganti posisi Sus... " Ucap Marwan yang kemudian meraih betis Rini dari pundaknya dan mendorongnya maju kedepan. Hingga lutut bulat suster itu menempel langsung pada payudaranya, "Ini posisi... Bakal membuatmu makin kelojotan Sus.. Hehehe..."

PLAK PLAK PLAK PLAK...PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK...
PLAK PLAK PLAK.... PLAK PLAK PLAK PLAK... PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK...

"HoooaaaarrAARRRGGGHHHhhhhh.... Maas Maarwaaann...." Rintih Rini makin kelojotan.

Dengan posisi seperti itu, mau tak mau vagina Rini harus menerima sodokan penis panjang Marwan lebih dalam lagi. Membuatnya sama sekali tak mampu menahan gelombang orgasmenya yang sepertinya akan segera datang kembali.

"Huuoohhh... Mas.Marwan... Aku mau keluar lagi Maass... Ooooohh.... Aku mau keluaaarr.... " Racau suster itu keenakan, matanya merem-melek menikmati sodokan tajam Marwan yang terus menggempur liang peranakannya tanpa henti.

"Dasar SUSTER LONTE....Dikit dikit keluar... Dikit dikit ngecrit...."
"Ooohhh... Maaasss... Marwaaannn.... Tekeen yaang kerraass Maass.... Aku mmaauu keelluuaar...." Lenguh Rini yang buru-buru mengencangkan otot liang peranakannya sebelum pada akhirnya orgasme hebatnya meledak dengan hebat.

CREET... CREETT CREETTT... CRECREET CRETT CETT CREET...

Mata suster itu melotot lebar dengan mulut yang menganga.

"Huooohh.... Maas Maarwaaann... Aku keluaaar Maaassss...."

CREET... CREETT CREETTT... CRECREET CRETT CETT CREET...

"Hehehe... Aku terusin ya Suss.... " Ajak Marwan yang tanpa memberi jeda istirahat pada lawan mainnya, langsung berdiri dan mencabut batang penisnya dari vagina Rini.

PLOOPP...
"Ooohhhhh.... Maaassss....." Lenguh Rini lega.

SEEERRR....
Lendir kenikmatan Rini langsung mengalir keluar. Menetes turun membasahi paha dalamnya.

"Ayok bangun Sus..." Pinta Marwan sambil menarik tubuh mungil Rini supaya segera ikutan berdiri, "Renggangin pahamu Sus... Terus.... Pegangan sofa ya....."
"Ooohh Maaass Marwan..." Lenguh suster mungil itu kecapekan, "Aku capek banget Mas... " Tambahnya lagi sebelum tubuhnya ambruk. Jatuh bersimpuh ke lantai karena otot kakinya yang lemas karena orgasmenya yang berkali-kali.

"Hehehe.. Jangan berhenti sekarang Sus... Khan aku belom keluar....." Ucap Marwan yang buru-buru mengangkat tubuh mungil Rini lagi dan memintanya berpegangan pada tepi sofa.
"Oooh..... Bentar ya Mas... Aku capek banget... "
"Iyaaa... Sebentar lagi aku kelar kok...." Ucap Marwan sambil mengarahkan kepala penisnya pada vagina Rini, "Yuk Siap-siap.... Bentar lagi aku keluar kok..."
"Bentaran Maass... Memek aku ngilu banget niihh..."

CLEEPP....
Cuek Marwan sambil melesakkan batang penisnya pada vagina Rini dari belakang.

"Hoooooohhhhhh...... Maaassss..... "Lenguh Rini pelan dengan kaki bergetar-getar saking lemasnya. " Berasa banget kontolmu..."
"Hehehe... Kamu udah keluar berapa kali Sus.....?"
"Ssshhhh.... Aku lupa Mas..... Kira-kira.... Lima atau enam kali mungkin....".
"Bagus... Bentar lagi.... Aku bakal buat kamu keluar sampe 10 kali Sus.... Hehehe...".
"Hooohh... Jangan Maaas.. Aku udah nggak kuat lagi.... Ampuuuunnnn..... "Rengek Rini tak kuat lagi.
"Hehehe..... Gapapa Sus.... Nikmatin aja...."

PLAK PLAK PLAK PLAK...PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK...
PLAK PLAK PLAK.... PLAK PLAK PLAK PLAK... PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK...

***

"Mas Jupri itu benar-benar seks mesin... " Batin Citra yang dengan mata kepalanya sendiri melihat kehebatan tamunya itu dalam memuaskan pasangannya, "Dia sama sekali tak merasa capek.... Nggak heran kalo ia mampu membuat semua wanita tergila-gila olehnya..."

"Tergila-gila kontol gedhenya.. "

"Ooohhh... Baru aja mengingat kontol Mas Jupri... Udah langsung nyut-nyutan aja memek aku.... Sepertinya aku bisa ikut-ikutan ngecrit inih.... Sssshhhh.... " Lenguh Citra yang juga merasakan jika gelombang orgasmenya mulai datang.

Dengan satu tangan meremas payudara dan satu tangan mengobel klitoris, Citra tak henti-hentinya menonton persetubuhan kedua orang yang sedang bersetubuh didekatnya.

"Sssshhh.... Ngentooott... Enak banget tuh kalo bisa ikut-ikutan dientot ama itu kontol..." Lenguh Citra dengan mata merem melek dan mulut menganga-nganga karena rangsangan tangannya sendiri.

Walau vagina dan perut bawahnya masih terasa sakit, namun Citra sudah tak sanggup lagi menahan birahinya yang sudah begitu memuncak.

Ia benar-benar ingin ikut merasakan orgasme bersama lelaki pujaannya.

***


PLAK PLAK PLAK PLAK...PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK...
PLAK PLAK PLAK.... PLAK PLAK PLAK PLAK... PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK...

"Oooohhhhhh... NGENTTTOOOTTT.... MAS MARWAAANN.... Aku mau keluar lagi Maaasss.... Ohhh... " Lenguh Rini dengan tubuh tiba-tiba menggelijang-gelijang lagi.
"Laaaahhh.... Cepet amat Sus....? Baru juga digoyang ini memek...."
"Hoooohhhh.... Iya MAASS.... Iyaaa.... Aku NGGAK KUAT lagi..."

"Hmmmm... Yaudah deh... . Aku juga keluar..." Ucap Marwan yang kemudian menggempur vagina Rini dengan kecepatan tinggi, " Kasian kamu kalo aku ngga keluar keluar... Haahh... Haahh... Haahh...".
"Ssssshhh.... Iya Masku Sayang... Kita keluar bareng ya....Oooohhhh... MMMAAAASS MAARWAAANN... AKUUU KEEELLUUAARRR... OOOHHH.. NGEEENTOOOTT... OOOHHH NGGEENTTTOOOOTTTT..."

CREET... CREETTCREETTT... CRECREETCRETT... CRREEETT... CREET... CREET... CREETT CREETTT... CRECREETCRETT... CRREEETT... CREET... CREET... CREETT CREETTT...

"HOOOOHHH... AKUUU JUUUUGGAA SUUUUSSSSTEEER RIIINNNIIIIIKUUUU.....OOOHHH.... AKU KELUARIN DI MEMEKMUUUU YAA SUUUSSS....."

CROOOTTT.... CROOTCOOOTTT... CROOTT... CROOTT... CRROOTTCOOOT... CRROOOTTT
CROOTCOOOTTT... CROOTT... CROOTT... CROOTT... CROOTT... CRROOTTCOOOT...

Marwan dan Rini mengejang hebat. Keduanya bersahut-sahutan melenguh nikmat sampai akhirnya, keduanya ambruk kedepan. Saling tumpuk-menumpuk diatas sofa, disamping tempat tidur Citra.


***

"Oooohh... Ooohh... Ngentottt... Aku juga mau keluaaar iniihh..... Ooohh.. Ngentooott " Lenguh Citra pelan yang ternyata juga merasakan kenikmatan serupa. Ia Orgasme. Tubuhnya mengejang hebat sambil meremas vagina dan payudara yang berkedut kencang.

CREETTT... CREET... CREETTCREETTT... CRREEETT... CREETT CREETTT... CRECREETCRETT...

Citra tak mampu menahan gelombang orgasmenya. Tubuhnya mengejang-ngejang hebat. Berkat orgasmenya, ia merasakan nikmat, lega sekaligus rasa sakit yang luar biasa pada vagina dan perut bagian bawahnya. Namun, sebisa mungkin Citra tak memperlihatkan hal itu karena khawatir, jika Marwan dan Rini mengetahui akan kesadarannya.

Dalam sunyi, Citra mengatur nafasnya setenang mungkin. Berpura-pura tidur dalam kelejat-kelejat orgasme yang tak kunjung reda.

***

"Makasih ya Mas... Malam ini aku puas banget..." Ucap Rini yang masih dalam dekapan tubuh kekar Marwan.
"Iya Susterku Sayang... Sama-sama...." Kecup Marwan pada bibir wanita mungil itu.
CUP CUUUPPP....
"Kamu bener-bener hebat Mas.... Kontol kamu hebat...." Balas Rini menyambut kecupan basah bibir Marwan.
SLUUURRPP.... CUP CUUUPPP....
"Ah aku mah biasa aja Sus..... Kamu aja yang cepet keluar...."
"Aaahhh... Hebatan kamu Maaass...." Lenguh Rini sambil mengencangkan otot vaginanya, meremas batang penis Marwan yang masih tertancap erat di vaginanya.
"Uuuuhhh.... Empotan ayam memekmu bener-bener nikmat Sayang...."
"Masa siiiiihhh....? Hehehe...." Goda Rini yang kembali mengempotkan otot vaginanya.
"Sssshhhh....Udah-uudah Sus.... Jangan goda kontolku lagi... Ntar aku jadi pengen ngentotin memekmu lagi loh..."
"Hihihihi.... Mau doooong dientot lagiii....." Tantang Rini yang terus-terusan mengencangkan otot vaginanya.

CKLEEK...CKLEEK....
"Rini....? Riiinnn....? Rini....?"
CKLEEK...CKLEEK....

Tiba-tiba, terdengar suara wanita yang mencoba masuk kedalam kamar perawatan Citra.

TOK.... TOK TOK...
"Rini....? Kamu didalam...?"


"Waduh Mas... Itu Santi.... Aku udah dicariin nih...." Kaget Rini yang kemudian buru-buru mendorong tubuh Marwan supaya beranjak dari atas tubuhnya.
"Yaudah sana... Temuin aja...."
"Iiiihhhsss... Pake baju dulu laaahh...."
"Hehehe... " Tawa Marwan sambil bangun dari atas tubuh mungil Rini.

PLOOPPP
Suara penis Marwan tercabut dari belakang vagina Rini.

SEEERRRR
Sperma Marwan mengucur turun, keluar dari vagina Rini dan menetes ke lantai.

"Uuuuuhhh Mas... Pejuhmu banyak bangeeet niiih.... Sampe meluber gini...." Lenguh Rini yang buru-buru berlari kekamar mandi sambil menutup liang senggamanya. Berusaha menahan sperma Marwan yang terus keluar dengan tangannya.
"Hehehe... Pejuh kasih sayang itu Susss...." Canda Marwan sambil menampar pantat bulat Rini.

PLAAAKKK

"Aaawwww.... Aaah Mas Marwann.... Iiihhhssss... Iseng banget dehhh..."
"Hehehe.... Kamu mandi dulu gih...."

TOK.... TOK TOK... TOK.... TOK TOK...
"Riiiniii.... Kamu didalam khaaann....? Buka pintunya Riiiinnnn...."

"Enggak ah Mas... Nggak keburu.. " Bisik suster mungil itu pelan sambil buru-buru mengenakan seragam susternya.

"Heeehh... Mas.... Kamu pake baju juga dong...." Celetuk Rini mengingatkan.
"Enggak aaah.. Aku males...." Jawab Marwan santai.
"Iiiiiihh.. Ntar si Santi bisa ngelihat loohhh..."
"Hehehe... Biarin aja..... "Cuek Marwan yang alih- alih mengenakan pakaian, ia malah tiduran di sofa bekas tempatnya menyetubuhi Rini

TOK.... TOK TOK... TOK.... TOK TOK...
"Riiiniii.... Ayo buka pintunya Riiiinnn... Aku udah kebelet banget iniiihhh...."

"Udaaahh... Buruan bukain pintunya giiihh... Temen kamu udah kebelet tuh..." Ucap Marwan sambil mengelus-elus penis besarnya yang sudah kembali menegang, "Kebelet aku entotin kali ya..? Hehehe..."

"Iiiihhhhhsss... Dasar suami gila...." Ucap Rini cuek yang tanpa mempedulikan ketelanjangan Marwan segera membuka pintu kamar perawatan Citra.

CKLEEK...
"Ehhh.. Kamu toh San...? Ada apa...?" Tanya Rini dengan lemas.
"Lama amat sih kamu bukain pintu...?"
"Iya Maaf... Aku ketiduran.... HOOOAAAHHMMM...." Jawab Rini berpura-pura.
"Ketiduran....?" Tanya Santi tak percaya. "Bener kamu ketiduran....?" Tambahnya lagi sambil mengamati kondisi seragam Rini dari ujung rambut hingga ujung kaki.
"Iya... HOOOAAAHHMMM...."
"Ketiduran kok bisa kebalik gini seragammu...?" Tembak Santi yang mendapati benang jahitan seragam Rini terlihat dari luar ,"Itu juga... Lendir apaan tuh yang mengalir di kakimu...?"
"Eehhh.. Anu... Itu....Ennngggg... Anu...." Jawab Rini gugup sambil mengusap lendir yang terus mengalir turun di kakinya.
"Anu anu apa...?" Rebut Santi yang buru-buru meraih tangan Rini dan mengendusnya dekat-dekat, "Kok... Lendir ini kaya bau pejuh sih....? Kamu habis ngapain di dalam tadi...?" Tanya Santi sambil menyelidik, mengintip kebalik punggung Rini dan memeriksa kondisi ruangan di kamar periksa Citra.
"Nggak ngapa-ngapain kok... " Elak Rini sambil menarik tangannya dari cengkeraman Santi.
"Bohong ya....? Trus... Kok ini kamar.... Lampunya redup gini sih...? Kamu sengaja gelapin ya..?"
"Ehhh... Iya... Ini permintaan pasien... Dia nggak bisa tidur kalo lampunya menyala..." Jawab Rini beralasan
"Jadi pasiennya udah tidur...?" Tanya Santi terus menyelidiki.
"Iya.... Udah tidur tuh..." Tunjuk Rini kearah tempat tidur Citra yang dapat langsung terlihat dari pintu kamar, "Emang.... Ada apa ya kamu cari aku...?" Tanya Rini segera mengalihkan pembicaraan.

"Eh iya... Hampir aja kelupaan...." Jawab Santi yang tiba-tiba teringat akan tujuan sebelumnya, "Gantiin aku jaga bentaran dong...."
"Dimana...? " Tanya Rini.
"Di ICU.... " Jawab Santi Singkat, "Bentaran aja yaaa... Aku kebelet nih.. Perut aku udah mules bangeeet...." Tambah Santi memegangi perutnya.
"Nggg... Iya deh.... " Jawab Rini, "Tapi bentaran ya... Aku benerin seragam dulu...." Tambahnya lagi sambil menutup pintu kamar Citra dan membiarkan Santi diluar.

"Rin... Tunggu...." Cegah Santi yang tiba-tiba menahan dorongan pintu kamar Citra.
"Ehhh....? Ada apa San...?" Kaget Rini
"Kamu mau ganti di toilet kamar ini khan...?"
"Iya.... Emang kenapa....?"
"Aku juga bareng deh... Aku udah nggak tahan lagi nih kalo harus ke toilet suster...." Alasan Santi, "Kejauhan... Ini udah mau keluar...." Tambah Santi yang buru-buru menyelinap masuk kedalam kamar Citra.

Dan begitu Santi berhasil masuk kedalam kamar, betapa kagetnya ia ketika melihat sosok lelaki yang sedang duduk disofa samping tempat tidur pasien. Lelaki telanjang bulat yang terlihat sibuk mengocok-kocok penis besarnya.

"Astaga....? Rini....? Itu....?" Kaget Santi begitu melihat penis terbesar yang belum pernah ia lihat seumur hidupnya.


bersambung....
 
Terakhir diubah:
marwan nunggu citra siap pakai....sementara ini ngegarap para suster dulu dahhh
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd