Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Nafsu Manusia

dimasdelight

Semprot Baru
Daftar
6 May 2015
Post
35
Like diterima
226
Bimabet
Selamat pagi, siang, sore, malam semua para suhu atau pembaca.

Izinkan saya menuangkan sedikit ide pikiran saya dalam bentuk tulisan yg masih belum seberapa ini. Sekadar untuk menghilangkan rasa jenuh di masa pandemi ini dan juga sambil mengisi waktu sampai dapat pekerjaan kembali.


Mohon maaf apabila ada sedikit kesamaan Nama tokoh, Tempat, Pemeran atau alur cerita. Itu murni bukan kesengajaan penulis. Kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan bagi sang penulis.


Kisah ini merupakan pengalaman pribadi saya dan juga sedikit saya campur oleh fiksi. Berikut mulustrasi dari beberapa tokoh (sementara, karena kayaknya bakal nambah).

Gina Eza Monica
https://www.imagebam.com/view/ME1G8VD

Raditya Airlangga

https://www.imagebam.com/view/ME1G905

Rini Sekar Maharani
https://www.imagebam.com/view/ME1G92C


Dimohon untuk tidak membocorkan kepada siapapun terkait mulustrasi yang saya tampilkan. Semua tokoh tersebut murni hanya untuk kebutuhan cerita. Terima kasih


Oke langsung saja.

Part I - Terbuai


Ahhhh Shhhhhh ahhhhhhh. . . .. .



Desahan wanita tersebut yang seakan mengisi seluruh ruangan, Bunyi hasil dua kelamin yang bersentuhan, memeknya yg terus ditumbuk juga tidak hentinya terus mengeluarkan cairan cinta. Si pria yang melihat wanitanya begitu kenikmatan semakin tidak ingin mengurungkan niat untuk menghentikan aktivitas senggama tersebut.


Aaaaaahhhh,,,,sayang yashhhh trussss ahhhshhhhh,,,,,


Wanita: "Enak banget sayang"
Pria: "Ini kan yang kamu mau? Gimana? Lebih enak kontolku kan daripada cowokmu itu? Haha"



Kata si pria dengan senyum bangganya.


Wanita: "Iya ahhhhh enakkkk banget kontol kamu bangsat. Tau gitu ahhhhh aku mhhhinta dientot aja darhhhhii dhhulu sama kkkhaammuuu ahhhhhhhhhhh"


Balas si wanita.


Mereka tidak hentinya melemparkan pujian, ciuman, remasan, dan hisapan satu sama lain. Sebagai bentuk nikmat yang mereka rasakan dalam hubungan terlarang tersebut. Sampai akhirnya puncaknya pun datang, Batang itu bergerak dengan tempo yang lebih cepat dan terdengar bunyi yang sangat khas dalam ruangan tersebut seiring bertemunya kulit dua insan tersebut "Cplok Plokkkk Plokk".


Pria: "Baby, i wanna cum ssshhhhh ahhhhhh"
Wanita: "Ahhhshhhh yyashhhhh baby cum in my face, ahhhhh harder please!!!!



Plok plok plok plok. . .
Pria tersebut menambah tempo bercintanya.


Plok plok plokkkkkkk. . . . ..
Terlihat wajah sang wanita yang memerah. Sungguh begitu cantik parasnya, rambutnya yang terurai berantakan tak beraturan, juga payudaranya yang berguncang ke kanan dan ke kiri karena hentakan demi hentakan yang ia terima. Sambil dia tidak lupa memasang wajah yang sangat nakal, menggigit bibirnya, dan meremas payudaranya sendiri. Itu bukan lain sengaja dilakukan untuk menambah nafsu si pria.


Ahhhhh sungguh binal wanita ini dan ini pemandangan yang kalian mau bukan?


Plok plokkk plokkkk plojjjjjkkkkk. . . . . .
Si pria pun mulai merasakan ada sensasi geli diujung batangnya. Seketika ia merasa akan ada sesuatu yang menyembur, ia pun langsung cepat melepaskan batangnya dan menarik si wanita bersimpuh dihadapannya. Lalu,


Sini sayang. . .


Ahhhh ... Sssshhhhhh


Dikocok batang tersebut... . . ..
Clkkk cllllckkkk clkkkkk


Ditarik rambut bagian belakang si wanita,
Sini mukanya sayanghhh shhhhh ...... ..


Dan......
Crotttttt crottttttttt sshhhhhh ahhhhh croooootttt


Pria: "AAAARRGGGHHHH BGSTTTTT ARGHHHHHH HUHHHHHHHHHH sini sayangghhhhh muka mu ahhhhh yashhhhhh bangsattttt"


Si wanita yang mengetahui prianya telah sampai dipuncak pun tersenyum dan kembali sambil memasang mimik wajah yang sangat nakal.


Wanita: "Ahhhhh iya sayang uhhhh keluarin semua hihi. Banyak banget aku sukak!"


Sllllurrrpppp slurppppp cllllkkkkk
Si wanita tidak tinggal diam, dia berinisiatif untuk membersihkan cairan yang keluar dari batang yang sudah memberikannya kepuasan daritadi.
Dia hisap batang tersebut dengan sangat kuat, dijilat, diemut hingga tidak tersisa sedikitpun. Dan tidak lupa ia menepuk nepukan batang kontol itu ke pipinya


Pria: "Thanks by, u're the best aaaahhhjhhgggr"
Dengan nafas yang sudah tersisa seadanya mungkin, memuji wanitanya sambil melemparkan senyuman dan mengelus rambut si wanita.


Si wanita hanya membalas dengan senyuman sambil melirik dengan tatapan penuh kepuasan dari bawah sana. Tentunya dengan mulut yang masih sibuk membersihkan batang dan mukanya yang sangat banjir dengan peju.


Wanita: "Glllookkk Glokkkk hehehe sama sama sayang Mmmmmmmwahhhh, aku gak mau ini jadi yang terakhir ya"
Pria: "Hehe beres cantik, ini baru awal. Eh sayang bersihin dulu sana! Kamu bau peju banget tuh hehe"



Ejek si pria,


Plak!!!
Si wanita menampar cukup keras paha si pria dengan gemas.


Wanita: "Ih ngeselin banget sih! Gini gini kan peju kamu!"


Dengan muka yang cemberut. Ahhhh sangat lucu dan sangat ingin ku entot lagi wanita ini. Batin si pria.


.
.
.


Si wanita menyandarkan kepalanya di dada prianya yang sangat bidang, mereka duduk dengan busana seadanya yang asal mereka pakai dan dua gelas teh yang masing masing mereka pegang untuk diminum sekadar memulihkan tenaga mereka, tentu saja mereka kelelahan akibat pertempuran yang dahsyat.


Hari semakin gelap, matahari pun sudah tidak terlihat lagi di langit, entah ke mana sinar terang itu bersembunyi.


Drrrrrrtttt...
Drrrrrrt...
Drrrrtt....



Pria: "Handphone kamu getar terus itu yang, coba kamu tengok"
Wanita: "Ah biarin paling anak buahku atau siapa lah bodo amat. Aku masih mau manja sama kamu dulu"



Ucap si wanita dengan gemasnya.


Si pria sedikit menggeser badannya, untuk sekadar melihat siapa yang menelfon di handphone wanitanya.


Pria: "Hhh bentar sayang geser dulu, oh ini loh suami mu"


Ucap si pria dengan santainya.


Lalu si wanita tersebut sontak sedikit kaget, ia lupa kalau hari itu ia tidak membawa mobil ke kantornya dan siang tadi ia meminta untuk dijemput oleh suaminya.


Si wanita pun bangun dan dengan segera mungkin mengecek HPnya.


Pria: "Angkat aja"


Ucap si pria dengan senyum.


Lalu si wanita itu pun mengangguk.


Selang berapa detik ia ingin mengangkat telpon tersebut, ternyata sudah mati ia pun tak sempat mengangkat.


Wanita: "Yaaa,,, ya,, yahhhhh baru mau diangkat gimana sih". Gumamnya.


Lalu tak lama muncul sebuah notikasi di layar HPnya.


Ting.....


Si wanita pun dengan sigap membuka pesan tersebut yang ternyata terlihat dari bar notifikasi tertulis nama Suamiku.


Suamiku: "Aku udah di depan kantor kamu nih bun, kamu aku telfon malah ga diangkat. kamu masih sibuk ya? Kalo gitu aku langsung
naik ke ruangan mu aja ya".....


Bersambung....
 
Terakhir diubah:
Sambungan Part I - Terbuai.


Nama ku Gina. Ya, Gina Eza Monica. Seorang istri dan juga wanita karir yang tinggal di kota besar. Umurku hampir menginjak kepala tiga, sebenarnya aku tidak memiliki (Atau bisa dibilang belum) masalah dalam keluarga, karir, dan asmara ku. Aku memiliki seorang anak berumur 1 tahun yang bernama Kahira Eza Airlangga, anak yang begitu lucu dan cantik tentunya seperti ku hehe.


Sementara suamiku tercinta bernama Raditya Airlangga. Laki-laki yang sangat tampan, yang meminang ku tiga tahun yang lalu. Aku begitu mencintainya, begitupun dia kepada ku. sering mengagumi setiap lekuk tubuh ku, kulitku yang halus, serta bagian kesukaannya adalah payudara ku yang berukuran tidak cukup besar, namun pas di tangan suamiku.


Seperti yang aku bilang sebelumnya, aku tidak memiliki masalah dalam kehidupan ku. Bagaimana tidak, aku memiliki suami yang sukses dan sangat mencintai keluarga. Begitupun dengan karir ku yang semakin menanjak.


Aku juga memiliki hobi baru akhir-akhir ini yaitu berolahraga di tempat gym dekat kantor ku, aku biasa meluangkan waktu 1 jam untuk berolahraga sebelum berangkat bekerja, aku nyaman dengan segala perubahan akibat hobi baru ku ini terhadap bentuk tubuh ku yang semakin hari semakin proporsional dan itu pula yang membuat tubuhku nampaknya semakin enak untuk dijilat.


Hm maksudku dilihat, hehe.


Dan aku pun menyadari, kurang lebih satu tahun aku berolahraga membuat nafsu birahi ku bertambah. Ya, aku ingin selalu bercinta, bercinta dan bercinta. Terkadang itu membuat suamiku kerepotan untuk mengimbangi birahiku yang besar ini. Ada kecewa sedikit di batin ku, namun ku tepis jauh-jauh pikiran jelek itu dengan cara sibuk bekerja.


3 Tahun setelah pernikahan.....


Pimpinan: "Mari kita ucapkan selamat pada manager perusahaan baru kita, Gina Eza Monica".


Terdengar suara riuh sorakan dan tepuk tangan dari seluruh karyawan kantor. Juga tidak hentinya rekan Gina mengucapkan selamat kepada Gina. "Huh Baru kali ini rasanya aku merasakan berjabat tangan sampai lelah".


Selesai peresmian pengangkatan Gina sebagai manager, Semua melanjutkan dengan makan bersama. Suasana sangat bahagia terasa sekali pada saat itu untuk Gina seorang.


"Duhhhh manager baru kita cantik banget sekarang ya"
"Iya nih jadi males buat ambil libur atau cuti ahahaha".
"Selamat ya Gin, kamu pantas dapat ini semua".



Begitu lah ucap semua kawan divisi ku di sela-sela makan bersama ini.


"Ah makasih semuanya ya, aku harap kerja sama kita makin membaik ya".


Balasku sambil melempar senyuman ke mereka semua.


Di sudut ruangan ini aku merasa ada yang memperhatikan ku, aku yang mulai risih akhirnya izin untuk ke toilet sebentar. Untuk sekedar merapihkan penampilanku. Dan ketika aku selesai lalu keluar dari toilet aku merasa ada yang menarik tangan ku dari belakang.


Gina: "Ehhhh".


Aku yang kaget dan langsung menoleh ke belakang.


Gina: "Kamu kev, kaget aku, kenapa? Sampai narik tanganku segala".
Kevin: "Oh sorry kalo buat kamu kaget Bu Manager yang cantik".


Ucap Kevin sambil tersenyum dan ada penekanan saat dia bilang Bu Manager yang cantik.


Gina: "Ada apa? Jangan lama-lama aku ditunggu rekan-rekan".
Kevin: "Aku cuma mau ngasih selamat ke kamu kok Gin"



Ucap Kevin sambil menjulurkan tangannya untuk bersalaman.


Gina: "Loh tadi kan sudah?".


Balas ku dengan sedikit ketus dengan mengernyitkan dahi. Memang di kantor ini aku terkenal dengan sikap yang tegas ditambah sedikit ketus dengan laki-laki selain suami ku.


Kevin: "Ohahaha kamu tidak berubah ya, kaku. Padahal aku cuma mau kasih selamat"


Dengan tangannya masih menjulur ke arah ku.


Gina: "Ok, makasih Kev. Maaf ya aku duluan, aku ditunggu yang lain".


Saat aku ingin berlalu Kevin dengan cepat menarik tangan ku kembali.


Kevin: "Tunggu dulu Bu Manager, ada satu lagi. Aku ada hadiah untuk mu".


Aku menoleh lagi ke arahnya.


Gina: "Apa?".


Tanyaku penasaran.


Kevin: "Selesai acara kamu datang sendiri ke ruangan ku ya, kamu ambil sendiri hadiahnya. Oke cantik?


Jawab Kevin dengan diakhiri senyuman penuh arti.


Gina: "Cih, udah gila anak satu ini, beraninya ngegoda aku, pakek senyum senyum segala lagi. Hih!". Batinku.
Gina: "Kan kamu yang mau kasih, kenapa harus aku yang repot untuk ambil sendiri? Ke ruangan mu pula!".


Dengan nada jawaban yang cukup tinggi aku balas permintaannya.


Kevin: "Pokoknya aku tunggu ya cantik".


Kevin pun berlalu meninggalkan ku dengan memberikan elusan sedikit di tangan ku. Aku yang menerima perlakuan tersebut tidak terima dan langsung memakinya.


Gina: "Kurang ajar kamu ya! Tolong jaga sikap mu!".


Tapi dia tidak mempedulikan ku dan tetap berlalu.


.


Setelah kejadian tersebut aku kembali ke meja di mana rekan ku semua ada di situ, tentunya dengan wajah yang sedikit kesal.


Rini: "Kenapa bu? Kok jadi kusut banget tuh muka". Bisik Rini di sebelah ku.


Gina: "Eh? Ng enggak kok rin gakpapa. Udah yu lanjut makan".
Aku mengabaikannya karena aku tidak mau membahasnya.


.


Siang berganti sore, acara yang sedang berlangsung pun akhirnya selesai.


Rini: "Huh akhirnya selesai ya Rin, capek banget deh. Lo langsung pulang?".
Gina: "Kayaknya iya deh, tapi gue lagi nungguin Mas kesayangan nih. Minta dijemput hehe"
Rini: "Enak ya punya suami, ada yang jemput".
Balas Rini dengan memanyunkan bibirnya.


Gina: "Makanya nikah biar ada yang jemput, atau siapa kek Rin minta buat jemput, kayaknya selama ini gue gak pernah liat lo jalan sama cowok deh".
Rini: "Hhhh Gin, kalo aja kamu tau alasan ku kenapa belum menikah ya karena...".
Ucap Rini dalam hati dan sekejap langsung menggelengkan kepala untuk menetralkan pikirannya.


Gina: "Eh, kenapa lo Rin? Kok malah geleng-geleng haha".
Rini: "Ah enggak kok Gin hehe".
Gina: "Yaudah ah gue duluan ke ruangan baru gue dulu ya, mau selonjoran capek nih hehe".
Rini: "Ih sombongnya. Oke deh
Bu Manager". Jawab Rini dengan muka sebal.


(FYI Rini adalah teman baik Gina dari awal selama bekerja di kantor. Tenang, nanti ada part buat Rini").


Aku bangkit dari kursi tempat ku duduk dan berjalan meninggalkan Rini. Begitu juga dengan tamu-tamu yang lain dari tadi ku lihat mulai beranjak keluar ruangan acara ini dan para OB yang sedang sibuk merapihkan beberapa barang bekas acara.


Gina: "Hmm Pak Didi, nanti kalau sudah selesai beberesnya saya minta tolong ya bingkisan saya tolong dibawa ke ruangan saya semua Pak".
OB: "Nggeh Bu, nanti saya bawakan ke ruangan Ibu".
Gina: "Tau kan ruangan baru saya?".
OB: "Nggeh Bu tau kok tau".
Gina: "Oke makasih ya Pak".



Aku pun berjalan menuju lift dan meninggalkan ruang acara.


Di depan lift aku sedikit merenggangkan otot leher ku yang terasa pegal.


Gina: "Huhhh capek banget deh hari ini". Ucap Gina dengan suara pelan.


Dan tiba-tiba ada suara seseorang yang mengagetkan ku.


Kevin: "Capek ya Bu Manager? Hehe". Gina hanya menengok sinis setelah tau itu suara Kevin dan tidak menjawabnya.


Kevin: "Istirahat di ruangan ku aja yuk, sekalian ambil hadiah kamu. Gimana?. Aku lagi-lagi tidak menjawab dan berharap pintu lift ini segera terbuka.


Ting....


Lift yang aku tunggu akhirnya tiba. Terlihat ada beberapa orang di dalam lift, penuh juga rupanya. Dan tak lama ada beberapa yang keluar sehingga aku bisa masuk ke dalam lift.


Aku yang baru saja mengangkat kaki ku untuk masuk ke dalam lift, tiba-tiba Kevin dengan cepat menyelak dan masuk duluan ke dalam lift. Aku pun yang mendapat perlakuan tersebut hanya menggeleng-gelengkan kepala.


.


Saat berada di dalam lift aku berada tepat di depan Kevin, posisi kami cukup berdesakan. Karena kondisi lift memang penuh pada saat itu. Aku merasakan tubuh ku bersentuhan dengan orang-orang yang berada di dalam lift. Sampai aku menyadari ada yang tidak beres di pantatku.


Gina: "Hah apa ini, kokkkk???". Kata ku dalam hati.


Aku berusaha tetap tenang, sampai akhirnya aku menyadari kalau ternyata Kevin sedang menggesek-gesekan kontolnya. Aku mencoba untuk bergerak namun tetap tidak bisa karena kondisi lift yang cukup penuh.


Cukup lama Kevin menggesekan kontolnya ke pantatku yang nampaknya semakin lama kontol itu semakin keras terasa.


Gina: "Ah kurang ajar, bangsat sekali anak ini, berani dia melecehkan ku". Aku hanya bisa menggerutu dalam hati.


Sampai akhirnya....


Ting...


Pintu lift terbuka, dan aku lihat ternyata sudah di lantai ruanganku. Aku langsung bergegas meninggalkan lift dan berjalan cukup cepat ke ruanganku. Aku sudah tidak peduli dengan Kevin pada saat itu.


Aku pun tiba di depan ruanganku dan langsung masuk tentu tidak lupa mengunci pintunya.


Aku membanting tubuhku ke sofa.


Hhhhhh......


"Bajingan Kevin, berani dia seperti itu sama gue. Kalo aja sepi udah gue tampar tuh anak hhhhh".


Aku memejamkan mata mencoba untuk senyaman mungkin dan mencoba merelakan kejadian tadi. Namun tak ku sangka, aku merasakan memek ku terasa lembab. Dan badan ku sedikit berkeringat.


Aku turunkan tangan ku untuk mengecek kondisi memek ku. Dan benar saja,


"Sial, kok memek gue basah sih, apa gue terangsang sama perlakuan si Kevin tadi ya? Ah gak mungkin, gak mungkin!".


Namun bukannya berhenti mengecek memek ku, aku malah mulai mengelus-elus memek ku.


Ssshhhh...


Ahhhhh....


Enhhhhakkkk ahhhh gede kontol kamu Kev......



Tiba-tiba suara ketukan pintu mengagetkanku.


Tok. Tok. Tok.


OB: "Permisi Bu, ini saya Didi mau antar barang-barang ibu. Apa Ibu di dalam?".


"Ah shit, mengganggu saja pikir ku".


Gina: "Iya sebentar pak".



Aku bergegas merapihkan rok span ku yang sudah terangkat karena masturbasi ku tadi.


Cklek.


Ku buka pintu ruanganku.


Gina: "Masuk Pak, taruh di sana aja".
Sambil aku menunjuk ke sudut ruangan.


OB: "Baik bu. Permisi ya Bu".


Aku mengeluarkan beberapa lembar uang untuk sekadar terima kasih kepada Pak Didi.


Gina: "Ini pak diterima, buat beli rokok".
OB: "Aduh Ibu repot-repot ndak usah Bu".
Ucap Pak Didi sembari menelan ludah karena melihat ke arah dada bosnya yang ternyata kemejanya tidak terkancing dengan benar.
Gina: "Yeee jangan seperti itu Pak, ini rezeki namanya harus diterima". Paksa Gina.
OB: "Duh Bu saya udah dapet rezeki kok, itu ngeliat tetek Ibu yang super mulus itu".
Tentu saja ini cuma ungkapan hati Pak Didi.
Gina: "Diterima ya Pak".
OB: "Baik Bu kalu begitu saya terima, sekalian saya pamit keluar ya Bu, permisi".
Gina: "Oke Pak, makasih ya!".
OB: "Nggeh Bu sama-sama".



Setelah Pak Didi keluar dari ruangan, aku kembali duduk di sofa. Dan membuka kotak make up ku untuk mengaca melihat seperti apa muka ku yang sudah lelah sekali ini.


"Huh kusut banget muka gue, tapi tetep cantik sih hihi". Aku yang cekikikan sendiri karena memuji diri sendiri.


Aku membenarkan kemeja yang ku pakai, dan mengancingkan kembali dua kancing yang terlepas dari lubangnya.


"Loh, kancingnya kok kebuka? Sejak kapan? Apa tadi Pak Didi lihat tetek gue ya? Sial, kalo bener liat, beruntung banget tuh aki-aki".


Aku yang baru menyadari itu pun mencoba untuk tenang dan kembali menyandarkan kembali badan ku ke punggung sofa, dan tak terasa aku terlelap di sofa tersebut.


.


Waktu menunjukan pukul 17.00. Aku ambil hp ku untuk memeriksa apakah ada kabar dari suami ku. Karena lama sekali ku pikir suamiku tak kunjung datang menjemput. Dan kuputuskan untuk menelpon suami ku.


Dan begitu telpon ku dijawab...


Gina: "Halo Yah, Ayah di mana sih kok lama banget? Udah jalan apa belum? Gak tau ya aku udah bete banget nih di kantor. Tega banget sih". Langsung ku serang dengan ocehan ku. Hehe biarin, biar tau rasa dibawelin!


Radit: "Wah wah wah, halo bunda sayang. Satu-satu dong sayang nanya nya hehe. Aku lupa kabarin tadi, aku ada meeting sama orang, mendadak. Ini kayaknya aku baru sampe kantor kamu 2 jam lagi deh. Tempatnya cukup jauh soalnya, maaf ya bun".


Gina: "Hih tega banget sih, terus aku disuruh naik taksi online gitu? Nanti kalo istri kamu kenapa-kenapa emang kamu mau? Hah?".



Padahal nggak ada yang nyuruh si Gina naik taksi online ya, bener-bener deh perempuan kalo udah marah.


Radit: "Ih enggak lah bun, kok ngomongnya gitu sih. Aku nanti tetep jemput kok, tapi sabar sedikit ya". Aku juga punya hadiah buat kam"...


Tut.


Dengan kesal Gina mematikan telponnya yang belum selesai suaminya bicara.


Dan tak lama muncul notif pesan.


"Suamiku: "Bun kok ditutup sih telponnya".
"Suamiku: "Bunda marah ya?".
"Suamiku: "Tunggu ya bunda sayang, nanti pasti ayah jemput kok".



Begitulah kira-kira isi pesan dari Radit suami Gina.


"Hufff bete banget, 2 jam? Terus gue harus ngapain?". Batin Gina yang kesal.


.


Setelah aksi Gina marah-marah menyemprot suaminya, tiba-tiba terlintas kembali pikiran tentang si Kevin.


"Ih ngapain deh gue masih mikirin tu anak mesum, udah ah mending gue ngecek kerjaan dulu".


Tok. Tok. Tok.


"Ya, silahkan masuk". Terdengar suara pemilik ruangan mempersilahkan tamunya diluar untuk masuk.


Plak...!
"Itu untuk lo karena udah berani ngelus tangan gue di depan toilet!".


Plak...!
"Dan itu untuk sikap lo yang mesum tadi di lift!".


Ternyata Gina sudah berada di ruangan Kevin......


Kevin: "Wow wow, santai sayang kam".


Plak...!
"Itu untuk lo karena udah berani manggil gue sayang!".


Kevin: "Tangan kamu halus ya, berasa kok di pipi aku Gin".
Gina: "Dasar sakit!".
Kevin: "Aku sakit? Enggak kok, aku sehat tuh. Bugar begini kok dibilang sakit". Sambil Kevin memperagakan seakan sedang berolahraga.



Gina tidak peduli dengan ocehan laki tersebut dan segera beranjak untuk meninggalkan ruangan Kevin.


Namun....


Kevin: "Eits, mau ke mana cantik? Kamu ke sini bukan untuk menampar aku aja kan?". Desak Kevin yang segera menahan Gina agar tak jadi pergi.


Kevin: "Aku udah lama nunggu kamu, oh ya kamu gak sadar ya kita tuh ternyata satu tempat gym tau".
"Aku sering perhatiin kamu, tapi kayaknya kamu enggak ya?".
Bisik Kevin di telinga Gina.


Gina: "Staapphhh Kev! Atau gue teriak bhhhiar lo hhhhh dibawa security?". Gina yang menahan geli di telinganya karena Kevin tak berhenti meniupnya.


Kevin: "Teriak aja, toh udah pada pulang kan, sini duduk". Ia melepaskan cengkramannya dan pindah ke sofa. Kevin yakin wanitanya tersebut tidak akan pergi kali ini.


Gina yang masih melawan rangsangan yang ada di tubuhnya berusaha sekuat mungkin dengan akal sehatnya.


"Andai tadi gue tetep cek kerjaan di laptop, andai gue tadi gak kalah sama rasa penasaran gue ke anak satu ini. Argghhh andai!!!". Suara hati Gina yang bergejolak.


"Oke Gina, jangan kemakan omongan bajingan satu ini. Lo ke sini cuma mau nampar dia dan ambil hadiahnya!". Ucap Gina lagi dalam hati.


"Gina: "Oke, to the point aja. Mana hadiah gue?". Tanya Gina yang terlihat sedikit ngos-ngosan.


Kevin: "Sini duduk dulu dong, jangan marah mulu hehe".


Gina berjalan lalu duduk berlawanan dengan Kevin.


Kevin: "Loh kok duduk di situ? Sini di samping aku. Katanya mau ambil hadiahnya?".


"Hhhhh"

Terdengar Gina hanya menghela nafas, mencoba menuruti mau si Kevin.


Gina: "Mana hadiahnya?".
Kevin: "Kok kamu nanya lagi sih? Kan tadi di lift udah ngerasain?".
Kevin mendekatkan mulutnya ke telinga Gina.


Gina: "M-maksud lo? A-apa ya? Lift? Lift apa sih?".
Gina mencoba mengertikan maksud si Kevin.


Kevin: "Kapan-kapan, kita ngegym bareng yuk Gin? Tapi jangan di tempat biasa, di rumahku aja gimana?".


Cuppphh.



Kevin memberanikan mengecup leher Gina.


Gina: "Shhtop! Kev lo udah kelewatan ya, udah cepet mana hadiah gue?". Gina lalu mencoba untuk berdiri namun ditahan dengan cepat oleh tangan Kevin.


Kevin: "Oke kalo itu mau kamu, kayaknya kamu udah nggak sabar banget ya".
"Sekarang kamu tutup mata Gin".



Kevin pun berdiri dari tempat duduknya dan berdiri di hadapan Gina yang duduk di depannya.


Kevin: "Jangan ngintip!".
Gina: "Cepetttttt!".
Gina yang sudah sangat kesal.


Lalu Kevin membuka ret sletting celananya, dan mengeluarkan kontolnya yang tepat berada di depan Gina.


Kevin: "Buka matanya sayang".


Perlahan Gina membuka mata, dan...


Gina yang kaget hanya bisa melotot sejenak melihat kontol yang berada hanya beberapa centi dari mukanya.


"Shitttttt!!!!!!!"
"Kontol ini......".
"Ini yang tadi digesek gesekin ke pantat gue".
"Ahhhhhh panjang, gede".
"Nggak nggak nggak, ini salah!".



Kevin pun tersenyum penuh kemenangan.


Kevin: "hisap sayang, aku tau kamu ke sini karena pengen kontol ku kan? Kamu penasaran kan sama apa yg tadi digesek gesekin ke pantat kamu di lift? Ini jawabannya, ini hadiah kamu. Selamat ya Bu Manager. Ayo sekarang hisap hadiah kamu".


Gina: " GILA KAMU YA? BISA BISANYA KAMU HHHHH".
Gina tidak bisa menyelesaikan kalimatnya karena begitu banyak keputusan diotaknya antara mengambil "hadiahnya" Atau tidak.


"Ahhhhh ayo Gina jangan, kamu harus keluar dari ruangan ini"


Batin Gina sungguh bergejolak saat itu, akal sehatnya sangat menolak atas apa yg dilakukan Kevin saat ini tapi di sisi lain Gina sangat ingin menghisap kontol itu.


Gina terus melawan dalam hati.


"Ngggak boleh Gin, ingat kamu ada Mas Radit!"
"Nggakkk"
"Noooo"



Dan akhirnya...


Sllllrrpppp.....


Sssshhhh klookkk glokkkk glokkk


Ccuuuuup Mwaaahhgggghh.......



Akhirnya batang tersebut masuk ke dalam mulut mungil Gina.


Kevin: "Hehe selamat ya Bu Manager, ahhhhh iya terussss Gina sayangghhhhh. Ini hadiah kamu, silahkan ambil hadiah kamu agggghhh".


Gina tidak mempedulikan ocehan Kevin. Ia tetap fokus pada aktivitas menghisap kontol.


Sluuuurrrppppp aghhhhhhh...


"Gede, khhhontol ini gede bangethhhhh". Ucap Gina disela hisapannya.


Kevin: "Suka sayang?".


Gllllokkkkkk hhhh .. ...


ahhhhhh slllllrppppo ....



Gina: "Bajingan kamu Kev! Buktikan kalo kontol ini memang hadiah terbaik buat aku"!. Gina bangun dari duduknya dan mencium Kevin dengan seperti kesetanan sambil membuka celana dan kemeja Kevin.


Sore hingga malam itu menjadi begitu panas untuk mereka berdua. Ruangan itu menjadi saksi betapa buasnya dua manusia menumpahkan birahinya.


.


"Aku udah di depan kantor kamu nih bun, kamu aku telfon malah ga diangkat. kamu masih sibuk ya? Kalo gitu aku langsung naik ke ruangan mu aja ya".....


Gina: "Suamiku Kev! Dia aduh, dia udah di kantor mau jemput aku".
Gina sangat kelabakan mengetahui suaminya yang sudah ada di kantor.
Ia langsung mencari pakaiannya yang entah di mana posisinya karena saat bercinta dengan Kevin.


Kevin: "Kenapa sih sayang? Panik banget". Tanya Kevin sambil mengelus kontolnya yang mulai bangun lagi. Entah kenapa melihat Gina yang sedang kepanikan malah menjadi begitu seksi dan membuat Kevin terangsang lagi.


Gina: "S-suami ku Kev, dia jemput aku, karena tadi asik ngentot sama kamu jadi lupa waktu gini kan ah elah!". Gerutu Gina sambil tetap mengumpulkan pakaiannya.


Kevin: "Ngapain panik sih, kamu kan ada di ruangan ku, suami kamu gak mungkin tau juga kan?".


Gina terdiam dan menoleh ke Kevin.


Gina: "Eh?".
Kevin: "Sekali lagi yuk?".
Kevin bangun dan memeluk wanitanya dari belakang.


Dia ciumi leher Gina yang wangi parfum dan khas wangi keringatnya. Diremas payudara Gina yang bulat menantang itu. Diputar-putar putingnya. Gina hanya mendesah pelan dan menikmati aksi Kevin.


Gina memutar badannya, dan menghadap ke Kevin.


Gina: "Kamu gila Kev, hihi"!. Sambil menyubit dada Kevin.


Direbahkan tubuh Gina dan slep, kontol itu masuk dengan sangat perlahan.


Ahhhhhh....


"Nikmhhhat bbhanget shhhayanggg".
"Iyhhhahhh terusshhh mhhhsukin smphhheee mentthhhoooook aahhhhhhhh".



Gina tidak berhenti meracau kenikmatan.


Plok... Plokkk... Plokkkkk....


"Uuuuuhhhh sayanggghhh nikmatttddd"


Ditengah-tengah mereka sedang bercinta hp Gina kembali bergetar.


Drrrtttt. Drttttt. Drrrrrrttt.


Kevin mengendurkan genjotannya dan mencoba meraih handphone Gina yang bergetar tersebut.


Kevin: "Angkat sayang".


Gina menggeleng. Menolak mengangkat telponnya, ia lebih memilih bercinta dengan Kevin.


Gina: "Shhhh ggak, udah terusinnnnn dulu. Entot aku dulu baby!".
Kevin: "Angkat biar suami kamu gak khawatir".
Gina: "Hhhhh ok sini mana hp nya".



Gina meraih hpnya dan mengangkat telpon suaminya.


Gina: "H-hallo massshhh".
Radit: "Hallo Bun, Bunda di mana? Aku udah di ruangan kamu,
kamu malah nggak ada".


Disela Gina berbicara ditelpon dengan Suaminya, Kevin tidak berhenti memompa memek Gina. Ia terus bersemangat memberikan kenikmatan untuk wanitanya tersebut.

Plokkkk Plok Plokkk


"Shhhhh ahhhh pelan Kev, aku lagi ngomong sama suami aku". Ucap Gina tanpa bersuara namun gerak mulutnya dapat dimengerti Kevin.


Radit: "Halo Bun? Bunda lagi ngapain sih?".
Gina: " Nggghh ini aku lagi di toilet yah, aku lagi pup mules banget tadi makan banyak pas di acara.
Radit: "Ih si Bunda ada-ada aja, yaudah ayah tunggu di ruangan kamu ya".
Gina: "Shhh I-iya yah, tunggu bentar ya".



Telpon ditutup.


Selesai berbicara ditelpon sengan suaminya Gina langsung berteriak, melepaskan apa yang tadi tertahan. Dan benar saja mereka makin panas melakukan percintaan mereka.


"ARRRGGGGH IYHAAAHHHH TRUSSSHHH". SAYANG AHHHH".
"Enak bangggghhhtttt khhontol khammu enakkkk".
"Ahhhhh ahhhh ahhh".


Kevin: "Aku mmhau kluar syhhaang, dalem yahhhh?".
Gina: "Ahhhhh iiiyyyahh baby, semprot memek aku, semprot rahim aku!!!!".



Dan tak lama peju Kevin membanjiri lubang memek Gina.


Gina: "Uhhhhh kok masih banyak aja?".
Kevin: "Cintaku gak akan pernah habis buat kamu sayang".
Dikecup kening Gina oleh Kevin.


.


Gina: "Aku pulang ya Kev, makasih hadiahnya hehe mwah". Gina mengecup pipi Kevin yang masih berbaring di sofa.
Kevin: "Next time aku kasih hadiah lagi ya, mau kan?".
Gina: "Nakalllllll".
Gina mencubit perut Kevin lalu bergegas meninggalkan ruangan tersebut.


.


Sesampainya Gina di ruang kantornya, Gina melihat suaminya sedang tertidur. Ia coba untuk menghampirinya, Gina kecup kening suaminya, ia tatap dalam dalam wajah pria yang sudah menikahinya tersebut. Lalu muncul kesedihan dan rasa bersalah dalam benak Gina. Ia sadar telah mengkhianati suaminya, dan tanpa terasa air mata pun menetes di pipinya.


Radit: "Mmmmmm eh Bun, kamu dari tadi? Maaf ya ayah ketiduran".


"Apa-apaan ini, kenapa suami ku yang minta maaf? Kamu gak salah yah, harusnya aku yang minta maaf".
Dada Gina terasa sangat sesak mengingat kejadian sebelumnya yang ia lakukan bersama rekan kerjanya.


Gina: "Eng-enggak kok yah, bunda baru sampe hehe, ayah capek banget ya?".
Radit: "Iya nih bun, tadi meetingnya alot banget, terus pas on the way ke kantor bunda jalanan macet banget, tapi gakpapa demi bunda ayah terabas terus hehehe!!!!".
Radit mengatakan itu dengan manja memeluk istrinya.


Melihat perlakuan suaminya terhadap dirinya, Gina pun semakin teriris iris oleh rasa bersalah.


Radit: "Eh iya, ini ruangan bunda yang baru ya? Gede banget Bun ya".
Gina: "Iya yah, eh tapi kok ayah tau ruangan bunda di sini? Siapa yang kasih tau?".
Gina bangun dari posisi duduknya untuk mengambilkan minum buat suaminya.


Sebagai istri memang sudah selayaknya melayani suami dengan baik. Dengan mengambilkan minum contohnya.


Gina: "Ayah minum dulu nih".
Radit: "Iya bun makasih sayang".
"Mhhh seger, tadi itu yang ngasih tau ruangan bunda yang baru ini si Rini bun".



Gina yang sambil membereskan barang-barangnya terkaget mendengar jawaban suaminya.


Gina: "Eh? Rini? Emang dia masih di kantor yah? Bukannya udah pulang daritadi setauku deh".


"Jadi selama aku ngewe dengan Kevin si Rini masih di kantor? Apa dia sempat liat ya? Ahhh gak mungkin".
Cemas Gina dalam hatinya.


Radit: "Iya bun, Rini, tapi emang abis nganterin ayah dia langsung pulang".
"Yaudah bun, udah semua kan? Yuk bun pulang".
Gina: "Iya udah kok yah, yuk pulang. Nggak ada yang ketinggalan kan?".
Radit: "Enggak kok bun nggak ada".
"Eh bun sebentar deh, ayah punya hadiah, tapi bunda tutup mata dulu".


Deg....


"Aku nggak tau harus apa ketika suamiku berbicara seperti itu, aku langsung teringat kejadian bersama Kevin.
Hadiah apa? apakah ini sindiran? Atau? Arghhh". Gina terus bertanya dalam hati.


Gina: "Eh? Hadiah? Apa yah?".
Radit: "Iya hadiah, kok bunda kagetnya gitu?".
Gina: "Yy-ya kaget lah, terkejut yah. Ayah kenapa sih kok malah curiga sama bunda. Tauah".
Radit: "Loh kok malah marah bun? Iya maafin ayah ya, ayah cuma nanya kok".
Gina: "Hmmmmmmmm".



Gina yang marah bukan karena pertanyaan sang suami, melainkan ia menutupi paniknya dengan marah karena perbuatannya sendiri yang entah suaminya sudah tau atau belum.


Radit: "Yaudah bunda tutup mata dong".
Gina: "Iya iya".
Radit: "Sekarang buka mata bunda".



Sebuah berlian dan dua buah voucher liburan ke Bali disiapkan khusus oleh Raditya untuk sang istri tercinta.


Gina: "Wahhhh, makasih ayah bunda seneng banget".


Nyatanya Gina tidak senang, ia mengharapkan hadiah yang lain. Ya, Ia mengharapkan batang kontol seperti yang diberikan oleh Kevin. Namun demi menjaga perasaan suaminya dia tetap terlihat senang sumringah.


Radit: "Hehe selamat ya bunda atas promosi jabatannya".
Gina: "Tapi yah, ini cincin berlian bunda tau harus diapakan, tapi kok ada voucher liburannya yah?".
Radit: "Kita pulang dulu aja yuk, udah malem. Kita bahas di rumah".
Gina: "Hmm okedeh mas Raditya ku tercinta".


.



Huh selesai juga Part I. Maaf apabila terlalu bertele-tele. Maaf juga kalau penulisan belum rapih, penulis sadar masih banyak huruf kapital yg belum konsisten serta titik koma yang belum tepat dan lainnya masih banyak lagi kekurangan. Cerita ini akan saya usahakan agar tetap update disetiap minggunya. (Doakan semoga konsisten). Dan juga Kritik serta saran sangat saya harapkan dari suhu suhu semua entah itu kritik dari segi penulisan atau alur cerita.


Oh iya, saya juga minta tolong buat suhu-suhu yang ngerti cara pasang indeks saya minta tolong boleh diajarin kah? Bisa langsung pm ke saya.


Jangan lupa tetap jaga kesehatan semoga semua kembali normal.


Sekian, sampai bertemu di Part selanjutnya.


Love u, Gina.
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd