Di tengah perdebatan Arman dan Agung, tiba-tiba gembok pagar dipukulkan ke besi pagar. Rupanya, Wati sudah datang mau mengecek selang kompor. Aku pun meminta mereka semua diam karena aku bilang ada tamu. Arman tampak bingung karena dia melihat dari kejauhan tamu wanita berjilbab itu ternyata istrinya.
"Kami baru saja menangkap laki-laki yang selingkuh dengan istri keponakanku Wati," kataku sambil membukakan pagar untuk Wati.
"Wah selingkuh? Kok tidak dibawa ke Pak RT saja Mas?"
"Sudahlah masuk dulu, ada istriku keponakanku dan mereka berdua yang selingkuh, sepertinya laki-lakinya kenal kamu," kataku sambil tersenyum.
Wati tampak bingung tapi ia menurutiku dan masuk ke rumah. Sampai di ruang tengah dia pun berteriak histeris.
"Mas Armaaaan! Ternyata begini ya kelakuanmu! Sudah aku bilang jangan bekerja di pasar campur orang-orang tidak jelas!" teriak Wati sambil menampar suaminya yang masih telanjang di dekat Rina.
Lalu, Merry dengan sigap menangkap Wati dan menenangkannya. Merry nampaknya akan melancarkan strateginya.
"Mbak sudah kita bicarakan baik-baik ya, ini tadi Agung keponakanku sudah menawarkan solusi tapi suamimu tidak terima, apa mau kami bawa ke ranah hukum?" kata Merry.
"Jangan Mbak, selesaikan baik-baik saja, saya memaafkan saja, kasihan dua anak saya kalau Bapaknya dipenjara," kata Wati sambil menangis.
"Nah, itu kan istrimu saja mau solusi yang baik," kata Agung ketus.
"Iya, tapi kamu belum bilang solusinya, coba kamu tanya dia, apa dia mau?" kata Arman.
Lalu, Agung pun mengutarakan maksudnya untuk saling tukar guling, karena Arman meniduri istrinya, dia inging meniduri Wati. Tak diduga, Wati nampak marah dan tidak menerima solusi itu.
"Aku tidak sudi, memang tidak ada jalan lain! Kita seperti Sapi saja," teriak Wati.
Lalu, aku pun mendekati Wati, lalu kubisikkan soal persetubuhannya denganku. Apa mau aku bongkar semuanya? Toh kamu juga pernah aku tiduri. Aku bisikkan itu ke telinganya. Lalu, Wati pun menangis dan akhirnya...
"Ya sudah, ayo Agung kita ngentot dimana, kawin di sini ayo," kata Wati penuh emosi dan segera membuka jilbab dan semua pakaiannya. Dalam sekejap Wati pun telanjang bulat.
"Ah jangan begitu dong, pelan-pelan saja hehehe," kata Agung sambil membuka seluruh pakaiannya, lalu dia pun memeluk Wati. Meski dengan mata berkaca-kaca, dia melayani ciuman Agung di bibirnya.
Lalu, aku dan Merry pun duduk di sofa menikmati live sex show dari empat manusia telanjang itu.
"Ayo Arman, kelonin lagi Rina tidak apa-apa, toh aku sudah dapat gantinya, kita lomba hehehe," kata Agung.
Arman pun segera menarik tangan Rina, Arman menindih Rina dan langsung berciuman di kasur besar itu. Sementara di sebelahnya Wati ditindih Agung dengan gaya sama ciuman di bibir yang hot. Merry menyarankan mereka menggunakan gaya sama dalam ronde satu ini.
Arman dan Agung turun menetek di susu Rina dan Wati. Nampak susu Wati yang lebih besar dan putih dengan puting berwarna coklat diemut oleh Agung dengan nikmatnya. Sementara itu, Arman juga sangat menikmati susu Rina yang tocil putih dengan puting kemerahan itu tak kalah nikmat.
"Wah enak banget kan, kalau begini kan damai, ayo Mas kita ikut main," kata Merry sambil melepas pakaianku dan aku pun melepas pakaian Merry.
"Kita jadi pelatih saja dulu, biar mereka yang main, tapi kita bugil juga hehehe."
Memek Wati nampak sudah sangat basah. Nafasnya memburu, dia benar-benar sudah sangat bernafsu. Bukan hanya karena Agung, tapi karena melihatku telanjang.
"Ouuuh Mas Agung enak bangettt, boleh aku minta tambahan untuk pembalasan dendamku ke suamiku..."
"Mmmmck...basah enak...apa itu Wati sayang?"
"Aku pengen dikeroyok dua sama Om kamu."
"Ah masak gitu, tapi oke lah. Om sini Om, minta dikeroyok berdua."
Aku pun meminta izin ke Merry. Aku mendekati Agung dan Wati untuk threesome dengan mereka, sementara Merry mendekati Arman dan Rina. Agung masih sibuk menjilati memek Wati, sambil mendesah Wati meraih kontolku dan segera mengulumnya seperti permen lolipop.
Merry memang profesional. Saat Arman duduk di sofa dan dilolipop oleh Rina, dia pun masuk dan bergabung. Jadilah, Arman bak raja dilolipop dua selir.
"Ohhh enak Tante, mantap banget Tante, tahu gini ga usah ribut-ribut tadi hehehe"
"Mmmmuach...ya dong Man, untuk apa kelahi kalau ada solusi nikmat, sekarang kamu tusuk memekku kan tadi Rina sudah."
"Oke Tante, nungging Tante, biar saya tusuk sambil melayani Rina juga."
Merry pun nungging di sofa itu. Arman ambil posisi dan menusukkan kontolnya pelan-pelan. Kontol Arman maju mundur sambil dia berciuman bibir dengan Rina. Tangannya tampak meremas-remas toket kecil Rina. Kedua wanita itu pun merintih-rintih kenikmatan.
"Heh..gimana sih, kok malah pada nonton, aku juga pengen dientot Mas Toni, Agung!" kata Wati membuyarkan keasyikan kami menonton.
"Oke siapa takut, ayo Om, pilih lubang yang mana wkwkwkw..." kata Agung sambil terkekeh.
"Loh lubangku kan cuma satu, lubang yang mana lagi," kata Wati sambil memukul jidat Agung.
"Sudah kamu terlentang Gung, biar Wati dari atas, aku tunjukkan ke dia nanti hehehe."
Agung pun segera terlentang, kontolnya yang mengacung diarahkan ke memek Wati yang datang dari atas dan blesss kontol itu pun masuk terbenam seluruhnya ke memek Wati.
"Ouuh Gung, enak banget kontol kamu, enaknya bisa merasakan kontol berbeda-beda bulan ini oouuhh..."
"Mmmm..sama Wati, memekmu juga enak bisa menggigit-gigit ouuuhh."
Wati pun semakn bersemangat memajumundurkan pantatnya. Di tengah mereka berdua mengayuh kenikmatan, aku sudah melumuri kontolku dengan gel yang biasa aku pakai sebelum operasi sunhole. Saat Wati mulai meningkatkan tempo, rambut panjangnya awut-awutan dan dua toketnya diremas Agung dari bawah.
Aku pun segera dengan secepatnya membuka dua pantat Wati dan menusukkan kontolku ke anusnya dengan cepat. Pmrettt...prttt...
"Ouuhh sakittt Mas Toniiii...apa yang kamu lakuuuuukaaannn..." kata Rina sambil menengok ke belakang.
"Ini yang disebut lubang perawan kamu satunya hehehe, ayo semangat..." kataku sambil memompa pelan-pelan sampai anusnya terbiasa.
"Ouuuh tadi sakit tapi sekarang enaaaak...kontol kalian seperti bertemu di tengah-tengah...ouuuhh..."
Agung dan aku pun menusuknya bergantian. Sehingga Wati keenakan dihunjam dua kontol dari depan (memek) dan belakang (anus) dengan cepat.
"Wah lihat mereka enak sekaliii Mas..." kata Rina sambil menunjuk ke arah kami. Saat itu Rina di bawah sedang ditusuk Arman. Sementara Merry duduk di muka Rina, minta dijilatin memeknya, dan bibirnya sibuk berciuman dengan Arman.
"Wah iya, kok bisa joinan seperti itu, enak banget kayaknya," kata Arman sampai menghentikan entotannya pada dua wanita itu.
"Man, sini aku sudah bukakan lubang belakang istrimu ini hehehe kau perawani yang depan, aku dapat yang belakang hahaha," kataku sambil melambai ke Arman.
Arman minta izin ke Rina dan Merry, mereka berdua sementar berlesbi ria. Arman pun mendekati kami bertiga, lalu nampak bingung apa yang akan dilakukan. Sementara istrinya sedang mereguk kenikmatan, mendesah, meracau, memaki kata-kata kotor.
"Ouuh enak banget dua kontolku ayo terus, kamu kenapa kesini Anjing, suami bajingan!"
"Sudah Man, langsung sumpal mulut binimu pakai kontol biar tidak bisa ngomel lagi hahaha," kata Agung.
Lalu, dengan kasar Arman memegang wajah istrinya dengan dua tangan, lalu menamparnya sekali, anehnya Wati malah tertawa seperti orang gila. Arman pun mencium bibir istrinya itu, lalu menyodorkan kontolnya.
Wati dengan buas mengulum dan menghisap kontol itu dengan sekuat-kuatnya seperti ingin membalas dendam. Arman mengaduh tapi menikmati.
"Ouuuh enak banget, kalau aku anjing suami bajingan, kamu kambing istri lonthe wahahaha..."
Lalu kami bertiga pun mengerjai Wati hingga dia lemas. Setelah puas dengan posisi itu, Arman dudu di sofa, lalu Wati menduduki kontolnya hingga pas di anusnya. Aku menusuk memek Wati dari depan dan Agung berdiri di sofa menyerahkan kontolnya untuk dilolipop Wati. Entah sudah berapa kali Wati orgasme, karena kami keroyok, bergantian, kami pun lama tidak ejakulasi.
"Sudah...sudah...dia sudah lemas itu sudah lebih sepuluh kali orgasme itu," kata Merry mengingatkan.
"Ya Mbak, aku dah lemas, sudah cukup, aku menyerah ouuuh enakkkk semua lubangku ditusuk hari ini," kata Wati selesai bicara dia kembali mengulum kontol Agung.
Kami bertiga pun memompa dengan cepat hingga akhirnya, Agung muncratkan maninya di mulut Wati dan langsung ditelan, Arman memuncratkan maninya untuk pertama kalinya di anus istrinya dan aku menyiram rahim Wati dengan maniku.
Kami berempat pun lemas bergelimpangan di ruang tengah. Sementara Rina dan Merry tampak kecewa karena masing-masing baru dua kali orgasme. Aku pun datang ke mereka dan memeluk Merry dan Rina di kiri dan kanan.
"Jangan kecewa dua memek pemangsaku hehehe, kita istirahat dulu ya, sana bikin makanan yang enak, kita makan setelah itu mandi bersama lalu baru main lagi," kataku.
"Tapi jangan terlalu sore Mas, soalnya kami harus pulang nanti dicari anak-anak dan mertua," kata Arman yang sudah memeluk Wati dengan mesra.
"Ya udah para istri sana, masak sambil berbugil ria, kita tunggu di sini sambil ngopi dan rokokan," kata Agung.
"Oke dech, ayo kita masak," kata Rina mengajak Merry dan Wati ke dapur masih dengan bertelanjang bulat.
Sekejap kemudian, kami pun mendengar tawa riang cekikikan, mereka memasak sambil membahas apa yang baru saja kami lakukan. Tampak sekali, Wati yang mengalami ini untuk pertama kalinya paling bersemangat untuk mengulang pesta sex seperti ini.