NastarPelangi
Tukang Semprot
- Daftar
- 26 Mar 2014
- Post
- 1.140
- Like diterima
- 414
KEDUABELAS
*Nisa*
*Nisa*
Mami.. Anakmu sedang tidak berdaya..
Rudi liar banget sampe perutku sakit, badanku lemes, dan pasrah diapa-apain.
Mulut dan tangan Rudi yang gerayangan benar-benar menyiksa. Mungkin ini yang dikatakan siksaan membawa nikmat..
Kayaknya ini lebih nikmat dari malam kemarin. Sambil merem menikmati jilatan Rudi itu enak banget. Mungkin harusnya aku tetap merem agar Rudi lebih leluasa mau apa aja. Tapi nasib berkata lain, aku malah buka mata karena penasaran.
Saat itu aku sadar, kembali berpijak di bumi. Kulihat Rudi yang ganteng, seksi dan...telanjang. Aku sendiri sudah setengah telanjang dengan baju terbuka, bra yang tak berbentuk, entah diapakan sama Rudi, payudara keluar, celana dalam terpampang,
Memalukan. Melihat posisi kami berdua yang benar-benar sedang melambangkan pornografi dan pornoaksi membuat wajahku panas.
Aku bergegas mengambil selimut untuk menutupi tubuhku. Bisa-bisanya aku gak inget kapan bajuku dibuat berantakan sama Rudi. Nyaris telanjang.
Rudi terlihat tenang menyaksikan reaksiku. "Kok ditutupin?"
Malah nanya. Tentu aja malu! Aku malu dengan hal yang barusan kulakukan dengan Rudi juga tubuhku yang terekspos.
"Buka dong, aku suka lihat Nisa yang seksi,"
Omongan mesumnya keluar. Tapi seneng juga sih dibilang seksi. Aku cuma bisa menggeleng.
Rudi mendekat. Ya ampun. Aku gak ngerti cara berpikir lelaki. Kok gak malu udah telanjang gitu, deketin cewe, aku aja yang ngelihat malu banget.
"Buka yah? Sini selimutnya," Rudi menarik selimut yang kupakai untuk menutup tubuhku. Tapi aku semakin menggengam sellimutnya erat.
Kami yang sama-sama keras kepala akhirnya tarik-tarikan selimut, walau Rudi kayak gak serius nariknya.
"Gak mau! Kamu bukain baju aku,kok gabilang dulu? Rudi kayak tukang intip!"
Kulihat Rudi mengacak rambutnya frustasi.
"Biar cepet kan. Lagian kamu juga gak nolak."
Sial.
"Kan aku gak sadar!Pokoknya aku gak suka Rudi buka bajuku tanpa izin!" aku gak terima Rudi ngomong gitu
Rudi menghela nafas, lalu menatapku, "Yaudah, sekarang aku minta buka selimutnya dan seluruh baju kamu,"
Apa??? ihh Rudi.
"Gak!"
"Ck, Kamu jangan bikin aku ngerasa gagal dong. Masa kita gak jadi lagi?"
"Apanya?"
"Bikin bayi! Mana ada pengantin mau bikin bayi aja susah banget! Sampai melewatkan malam pertama."
"Ada. Kan kita orangnya," kataku.
Rudi menggeram sambil mencengkeram bahuku. Kok kayaknya dia agak marah ya.
Kulihat Rudi menghembuskan nafasnya, terus nutup mata dan berbaring sambil memunggungiku.
Kok gitu? Rudi marah ya?
"Rudi.."
Dia diem. Aku coba goyangkan lengannya.
"Rudi..."
Dia marah beneran ya? Gimana nih..
"Ya.. Yaudah jangan marah dong. Tap.. Tapi matiin lampunya."
Rudi masih diem. Kok tega sih?
"Yaudah lampunya dinyalain. Tuh lihat aku dah buka baju nih!"
Kulihat punggung Rudi menegang. Bodo deh. Telanjang ya telanjang aja. Yang penting Rudi ga marah.
Rudi berbalik melihatku, dan..
"Mana? Masih dibungkus,"
Ihh Rudi. Kan malu. Tadi aku bohong biar Rudi gak ngambek lagi. Sebelum Rudi kembali memunggungiku aku menahannya agar kami berhadapan.
"Bu.. Bukain.."
Rudi diem.
"Ka..kamu aja yang bukain.. Ak.. Aku gak mau buka sendiri,"
Aku mungkin sedang kerasukan karena tingkahku sudah seperti wanita penggoda, tapi Rudi malah senyum kemudian menarikku agar menempel ke tubuhnya.
Sepertinya malam ini akan sangat panjang. Rudi menyingkirkan selimut yang membalut tubuhku perlahan.
"Rudi, matiin lampunya ya?"
"Nggak mau Nisa sayang."
***
Terakhir diubah:
nanti nisa shock, soalnya bang piskun maenan bdsm sih 
