-ketujuhbelas-
*Rudi*
"Ih! Kok gede lagi? Ga mau ah!" Nisa mencoba menolak saat aku mengarahkan penisku ke bibir vaginanya.
"Aku pelan-pelan kok sayang."
Sekarang ga boleh gagal! Ga boleh keluar duluan!
"Aaaauuu! Pelan-pelan! Sakiiit!" Nisa mencengkram lenganku saat kepala penisku membelah vaginanya.
Aku meremas payudara Nisa perlahan, mencoba memberinya rangsangan agar dia melupakan sakitnya.
"Rudi, ga usa remes-remes sih, aku lagi konsen nahan sakit! Jangan digangguin! Dasar mesum!" Nisa mengambil bantal di sampingnya dan memukul kepalaku.
Padahal niatku baik, tapi tampaknya Nisa beranggapan lain.
Aku melepaskan remasanku dan kembali fokus mendorong penisku.
"Pelaaaan!" Nisa kembali berteriak memperingatkanku.
Akhirnya dengan penuh keringat dan cakaran Nisa, akhirnya kepala penisku membentur sesuatu di dalam sana.
"Nisa, ini bakal sakit banget katanya, kamu tahan ya," aku mencoba memperingati Nisa. Nisa hanya bisa menelan ludah sambil mengangguk, mencengkram erat tanganku.
Aku pun menarik napas panjang, mengambil ancang-ancang untuk menusukan penisku.
"Tunggu!"
Yaelaaah! Apalagi sih si Nisa.
"Rudi yakin mau ambil perawan aku?" Nisa bertanya sambil menatapku polos.
"Ya iyalah sayaaang! Aku kan suami kamu, klo engga gimana bikin anaknya?" aku berkata penuh emosi sambil menegakan badanku, tanpa sadar membuat penisku terlepas dari vagina Nisa.
"Yaaaah Rudi, kok lepas? Uda sakit-sakit masukinnya, malah dilepas," Nisa mencubit tanganku. Aku menatap ke bawah dan terpana.
Oh, God! Banyak banget cobaan buat hambamu ini.
"Nisaaa, aku masukin lagi yaa?"
"Ga ah! Sakiit!"
"Eh, aku baca di internet, kalau sambil ciuman jadi ga sakit loh buat ceweknya," aku mencoba membujuk Nisa.
"Emang iya ya?"
Asiik! Nisa percaya sama aku, hehehe.
"Iya sayang, kita coba yu," kataku sambil mengarahkan penisku ke vagina Nisa kemudian membungkukan badanku.
Kami pun mulai berciuman mesra. Perlahan aku arahkan penisku dengan tangan kananku.
Duh! Susah juga ya klo ga ngeliat, ga tau lubangnya yang mana.
"Hhhmmmpppph!" Nisa bergumam saat penisku perlahan kembali memasuki vaginanya.
Aaauuu! Si Nisa ngegigit bibir ga kira-kira kencengnya.
Aku mulai meremas-remas payudara Nisa, mencoba menaikan napsunya. Entah berhasil atau gagal, yang jelas bibirku makin sering digigit oleh Nisa.
Aku melepaskan kulumanku pada bibir Nisa setelah penisku mencapai batas selaput dara.
Kutatap mata Nisa dalam-dalam dan berkata, "Aku sayang banget sama kamu, seneng bisa jadi suami kamu. Setelah ini, kita akan bersatu seutuhnya, tahan ya sayang."
Cielah, aku bisa romantis juga ternyata.
"Sambil ciuman ya Rudi," Nisa mengelus pipiku dengan wajah ketakutan. Aku tersenyum dan mencium keningnya seraya mengangguk.
Setelah menarik napas panjang, aku mengecup bibir Nisa dan mengulumnya. Kumajukan pinggulku, berusaha menerobos selaput dara Nisa. Bibirku sepertinya berdarah digigit Nisa yang terpejam menahan sakit. Kuku Nisa menancap di punggungku.
Buset! Salah ni sambil ciuman gini, antara duluan vagina Nisa jebol atau bibir putus.
Dan
.
..
...
....
.....
Akhirnya aku berhasil menerobos dinding tebal di vagina Nisa.
Yes! Berhasil! Berhasil! Horee!
Aku melepaskan pagutanku. Kutatap wajah manis Nisa, airmata mengalir dari matanya. Kulihat ke bawah, darah mengalir sedikit dari lubang vaginanya. Kupegang bibirku, bengkak dan sedikit berdarah.
"Hhmmph! Hahaha!" tiba-tiba Nisa tertawa melihatku, "bibir kamu kaya disengat tawon, hahaha!"
Kayaknya bakalan berat banget punya istri kayak Nisa.
"Kalau ini bisa bikin kamu ketawa dan sedikit ilangin rasa sakit, aku rela kok di sengat ribuan tawon," aku mencoba menggombal.
"Ih, enak aja, akunya yang ga rela suami aku disengat tawon!"
Ihiy! Nisa so sweet banget.
"Masih sakit sayang? Aku uda boleh gerak lom?" aku bertanya sambil tersenyum semanis-manis yang aku bisa.
"Loh! Emang masih mau gerak ngapain? Uda buruan keluarin yang tadi mumpung ga gitu sakit lagi, apa tuh namanya? Pasukan pembuat bayi."
"Ya makanya aku mau gerak biar bisa keluar."
"Hah? Tadi aja langsung keluar. Uda ga usa gerak-gerak, akunya sakit, langsung keluarin kaya tadi aja sih!"
What!?!
#speechless
--------------
Lanjutannya klik [post=1889456703]di sini[/post]