missrossa
Semprot Holic
- Daftar
- 30 Oct 2019
- Post
- 339
- Like diterima
- 7.145
Semoga bisa jadi bahan malam minggu kalian 
Kalau kalian berada di sekitar kami, pasti kalian juga bakal bisa mendengar samar-samar degup jantung dan nafas Danu memburu. Walaupun tadi sudah sedikit santai saat pemotretan, tapi dengan gesekan yang terjadi antara batang kontolnya dan permukaan vagina istriku, membuatnya menjadi deg-degan luar biasa. Apalagi ditambah provokasi istriku yang memperlihatkan ekspresi manjanya. Bagi pemula, pastilah ini jadi experience baru baginya.
Danu hanya menjawab dengan gelengan kepala atas pertanyaan istriku. Istriku tersenyum melihatnya. Diciumnya bibir Danu dengan lembut walau hanya sekian detik saja.
"Ya udah, yuk." Kata istriku sambil turun dari meja. Meninggalkan Danu yang masih melongo kebingungan. "Disini dingin banget, kita balik ke Villa aja." Ujar istriku.
Para pejantan tua itupun kemudian lekas memberesi peralatan mereka, dan berjalan menuju tangga untuk turun. Aku mengikuti mereka dari belakang sambil membawakan pakaian istriku. Tampak istriku masih saja melarang Danu saat melihatnya ingin berpakaian. Akhirnya kami bersama-sama kembali melewati tangga bambu untuk turun.
Kini kami semua sudah ada di villa. Om Robert dan rekan-rekannya menaruh peralatan mereka, sementara istriku mengajak Danu duduk di kursi panjang yang ada di taman, atau kadang disebut sun lounger. Direbahkannya Danu diatas kursi itu, dan meletakkan tangan dikepalanya untuk digunakan sebagai alas bantal. Danu sedikit malu dengan posisi telanjang seperti itu, dan dipandangi oleh istriku.
"Mau digimanain nih om ?" Tanya istriku saat melihat ketiga pejantan tua itu datang bergabung bersama kami.
"Ya seperti biasalah, dibikin enak." Tukas om Robert santai. "Kamu mau kan Danu ?" Sambung om Robert.
"Eeeehh, iyy… iyyyaa om." Jawab Danu terbata-bata. Ekspresinya nampak lebih tegang dari sebelumnya karena kini ada lebih banyak mata memandang ke arahnya.
"Ya udah, kalian duduk dulu aja ya, enjoy." Kata istriku.
Kami semua pun akhirnya membuat formasi duduk menghadap ke sun lounger itu. Jadi kami semua sekaligus menghadap ke pantai karena sun lounger itu ada di ujung taman yang tepat berada di paling depan. Hanya Danu saja yang membelakangi arah pantai.
Baru saja kami duduk sejenak membuat formasi, nampak om David dengan tergesa-gesa bangun dan setengah berlari masuk ke villa, seraya berpesan, "bentar tunggu dulu."
Kami pun bengong sembari menanti apa yang sebenarnya dia lakukan. Paling hanya sekitar 1 menit saja, kami sudah melihatnya keluar dari dalam villa. "Pake ini." Kata om David sambil menyerahkan sebuah botol bening dengan warna air yang kuning mirip minyak goreng pada istriku.
"Itu minyak pijat waktu beli di Prancis. Khasiatnya beda sama minyak pijat biasa. Tapi yang pake kamu aja." Jelas om David pada istriku.
Istriku tanpa banyak bicara langsung menarik Danu untuk bangun dan sekarang berganti, istriku yang terbaring di sun lounger itu. "Sini, mbak dibalurin pake minyak itu. Yang rata ya." Perintah istriku pada Danu.
Dengan hati-hati, oleh Danu dituangnya minyak itu ke tangannya, dan kemudian diratakan dengan kedua tangannya. Lalu perlahan mengusap tubuh istriku yang sedari tadi sudah telanjang bulat bersamanya. Danu mulai dari daerah pundak istriku, kemudian turun ke kedua tangannya. Istriku memejamkan mata menikmati sensasi sentuhan tangan Danu yang penuh minyak. Kemudian Danu lanjut berpindah tempat dimana sekarang dia mulai dari ujung jari kaki istriku, dan perlahan-lahan naik sampai ke pangkal pahanya. Posisinya yang ada di samping istriku membuatku bisa melihat dengan jelas bagaimana ekspresi wajahnya yang masih tegang.
Tangannya kini bergerak diatas perut istriku, membalurkan minyak itu secara merata. Agak lama dia di bagian itu, karena ada kebimbangan yang tersirat di sorot matanya. Ada rasa takut untuk melanjutkan ke area payudara istriku tanpa dikomando.
Seperti biasa, istriku yang paham situasi segera meraih tangan Danu, dan mendaratkannya diatas kedua bongkahan payudaranya. Ditekannya tangan Danu seakan memberi isyarat agar tekanan atau remasan Danu di payudaranya semakin kuat. Danu yang sudah mendapatkan lampu hijau untuk menjamah seluruh tubuh istriku sekarang meremas kedua payudara istriku dengan kuat, bak seorang yang sedang membuat adonan kue donat.
Istriku menyambut remasan Danu dengan dada yang mulai membusung turun naik. Tangannya ikut bergerak membelai lengan Danu yang saat ini sedang melumuri tubuhnya dengan minyak pijat om David. Danu yang terlena nyaman meremasi kedua payudara istriku pun tak sadar jika dia sudah terlalu lama di area itu. Istriku lantas mendorong tubuh Danu agar dia bangkit, sementara istriku membalikkan tubuhnya untuk tengkurap.
Kini Danu mulai membalurkan minyak ke bagian belakang tubuh istriku, meskipun posisinya tetap disamping istriku. Padahal kalo dia mau, dia bisa saja naik dan menduduki pantat istriku agar lebih nyaman. Namun biarlah istriku yang pegang kendali. Danu mulai dari tengkuk, turun ke punggung, dan sesampainya di pantat, dia tidak ragu lagi untuk meremas kencang bagian pantat istriku. Lalu turun lagi sampai ke telapak kaki istriku. Kini tubuh istriku sudah lengkap terbasahi oleh minyak pijat itu.
Sejatinya, minyak pijat yang diberikan om David bukan sekedar minyak pijat biasa yang berguna untuk melumasi kulit agar nyaman saat dipijat. Tapi aroma yang ditimbulkannya, serta rasa hangat yang menyelimuti kulit membuat wanita menjadi sangat haus akan seks, libidonya meningkat, serta sensitivitas pada area intimnya juga makin tinggi. Misalnya di puting payudara, leher dan klitorisnya.
Istriku bangkit, memeluk Danu yang masih mematung selepas membaluri tubuh istriku tadi. Dibelainya dada bidang Danu dengan kedua tangannya, dikombinasi dengan kecupan-kecupan kecil di puting. Nampak mata Danu terpejam menikmati rangsangan yang diberikan istriku. Kurasa Danu ingin bertingkah seperti raja, yang ingin dipuaskan oleh betinanya. Dia tetap berdiri tegak mematung ketika istriku mulai jongkok di depannya, wajahnya tepat di depan kontol Danu. Dan tak menunggu waktu lama, dilahapnya batang kontol Danu masuk ke mulutnya.
Aku, om Robert, om Ivan dan om David duduk manis menikmati tontonan live show di depan mata kami. Meskipun tak ada pembicaraan khusus sebelumnya, tapi nampaknya kami sepakat bahwa permainan malam ini adalah milik istriku, mengingat hari-hari kemarin istriku sudah menuruti berbagai request dari kami.
Efek dari minyak itu mulai membuat istriku gelisah. Hisapan dan kulumannya pada kontol Danu jadi lebih beringas dan condong tak beraturan. Apalagi ditambah Danu yang masih tetap saja diam menikmati.
Gairah nafsunya membuat dia jadi kalang kabut. Kini dia menarik kontol Danu agar sedikit mendekat ke arah sun lounger. Istriku lanjut dengan menungging bertumpu pada sun lounger itu, sementara kontol Danu diarahkannya ke depan lubang memeknya. Berharap Danu mendorongnya ke depan agar batang kontolnya amblas ke memek istriku. Tapi Danu tak bergeming, dia masih saja tetap mematung.
Pada akhirnya istriku yang jadi aktif untuk meraih puncak orgasmenya. Dengan tangan bertumpu pada sun lounger, sementara pantatnya sudah tepat di depan Danu, dicolokkannya kontol Danu agar masuk ke lubang memeknya. Sleeeeepppp…batang kontol Danu berhasil tertelan penuh di liang memek istriku.
"Ayo goyangin Danu…" Pinta istriku dengan rengekan manjanya. Namun itupun tak membuat Danu lantas menggoyangkan pinggulnya. Membuat istriku makin gelisah dan tidak sabaran. Ujungnya, istriku menggerakkan sendiri pantatnya maju mundur agar memeknya bisa terpompa oleh penis Danu yang sudah melesak.
"Ya udah, biar kamu ngerasain jepitan memekku, kalo kamu sampe crot cepet, aku bakal hukum kamu." Ujar istriku sambil tetap memaju mundurkan pantatnya sendiri. Danu tak menjawab apapun, hanya saja kini tangannya berpegangan pada pinggang istriku. Mungkin agar posisinya lebih kokoh dan kontolnya dapat ambles lebih dalam.
Istriku makin meningkatkan tempo gerakannya, lenguhan dan desahan bergantian mengiringi gerakannya, berbanding terbalik dengan Danu yang hanya diam dan memejamkan mata. Dengan posisi seperti ini, malah justru terlihat istriku bak perempuan binal yang berusaha memuaskan dirinya dan lawan mainnya.
Merasa kurang nyaman dengan posisi ini, istriku lantas memajukan badannya hingga kontol Danu terlepas dari cengkraman memek istriku. Istriku bangkit lalu meraih tangan Danu. Dia arahkan Danu agar berbaring di sun lounger, kemudian dinaikinya tubuh Danu. Kontolnya yang mengacung tegak langsung saja dituntun ke lubang memeknya, dan segera diturunkan badannya sampai batang kontol Danu kembali amblas di dalam memeknya.
Sekarang, istriku seakan memegang kenali penuh atas tubuh Danu. Dengan tangan yang bertumpu pada dada Danu, istriku mulai menggerakkan badannya, memulai goyangan indah yang kami tunggu-tunggu. Rasa gelisah dari efek gairahnya yang memuncak membuatnya segera memacu goyangannya dalam ritme yang lebih tinggi.
Danu yang berada di bawah pastilah dengan nikmatnya menyantap sajian payudara istriku yang bergoyang, namun ternyata dugaan kami salah. Danu tetap saja diam dan memejamkan matanya.
"Eeeerrggh… . Eeeeeerrgh…"
"Nakal ya kamu, bikin aku kaya gini."
"Liat aja, kamu bakal aku bikin lemes."
Istriku terlihat makin beringas dimana lenguhan dan desahannya makin keras, seiring liukan tubuhnya yang makin menjadi.
Sampai disini aku paham kenapa Danu hanya diam dan mematung. Ini strateginya agar dia tidak terlalu fokus pada istriku, sehingga mengamankan dirinya untuk tidak larut terlalu dalam pada nafsunya. Ini akan membuatnya bisa bertahan lebih lama. Jenius juga pikirku.
Istriku dibiarkannya meliuk dan bergoyang sendirian, memberikan kenikmatan pada batang kontolnya. Sementara dia asyik mengontrol nafsunya agar tidak cepat-cepat ejakulasi.
Pasifnya Danu tak membuat nafsu istriku turun, namun yang membuatku bingung adalah durasi istriku bergoyang dengan tempo cepat seperti itu seharusnya sudah membuatnya terkapar karena orgasmenya. Tapi ini istriku sudah lumayan lama menggoyang kontol Danu, bukannya mendekati puncak kenikmatannya, tapi malah terkesan merasa ada sesuatu yang hilang.
Kecurigaanku terbukti tak berapa lama, istriku bangkit dari atas tubuh Danu dengan tergesa-gesa, berbalik dan berjalan menuju arah om Ivan. Dengan beringasnya dilucuti pakaian om Ivan sampai bugil total. Lalu jongkok dan mengenyot kontol om Ivan dengan cepat. Om Ivan hanya tersenyum melihat tingkah istriku. Kemudian setelah dirasa kontol om Ivan basah oleh ludahnya, istriku kembali menghampiri Danu yang masih terbaring di atas sun lounger, ditariknya kontol om Ivan agar mendekat. Istriku naik lagi ke atas tubuh Danu, dan secara bersamaan memasukkan kontol Danu ke memeknya, sementara kontol om Ivan dituntunnya masuk ke lubang pantatnya.
"Ayo dong, puasin aku sayaaang… please… " Istriku merajuk pada para pejantan yang sedang menggagahinya. Birahinya yang bergolak lagi-lagi "memaksa" dia untuk berinisiatif bergoyang agar syahwatnya terpenuhi. Kini ada 2 batang kontol yang menghujam masuk lewat 2 lubangnya. Gerakannya langsung digenjot ke tempo cepat, membuat para pria yang sedang mengapitnya merem melek keenakan.
Goyangan istriku yang binal tak pelak membuat Danu terprovokasi, dia mulai ikut menghentakkan pinggulnya ke atas saat istriku membenamkan memeknya agar batang kontol Danu melesak lebih dalam. Sementara om Ivan pun tak ketinggalan ikut bergerak menyambut goyangan istriku.
Peluh keringat istriku yang membasahi tubuhnya, disinari terangnya rembulan malam, berpadu syahdu dengan suara deburan ombak yang diselingi erangan dan desahan istriku.
Danu dan om Ivan kini seakan berlomba-lomba meraih orgasmenya, makin brutal dalam menggenjot istriku. Gerakan ketiganya yang liar tapi dalam tempo yang serasi membuat kenikmatan kami para penonton jadi semakin memuncak.
Danu dan om Ivan secara bergantian meremas kedua payudara istriku, plus dimana Danu sesekali menyambut ajakan istriku untuk berciuman panas. Danu yang sedari tadi mengontrol nafsunya dengan diam saja kini ikut beringas dalam menghajar istriku.
Hampir 20 menit dalam tempo singkat seperti itu, malah justru om Ivan dan Danu yang akhirnya menyerah. Om Ivan dan Danu mengerang hampir bersamaan, mungkin hanya selang beberapa detik saja. Istriku yang tahu kalau kedua pejantan itu sudah kalah, segera bangun dari tubuh Danu, dan dengan seenak udelnya mendorong Danu untuk menyingkir.
Danu yang masih terengah-engah pun akhirnya terkapar telentang di rerumputan taman. Kini istriku menghampiri kami, aku, om robert dan om david. Lagi-lagi dengan brutalnya dia melucuti pakaian kami semua, sampai telanjang bulat. Dituntunnya kami berjajar, dan kemudian dia jongkok di depan kami. Secara teratur dan bergiliran, batang kontol kami masuk ke mulut istriku.
Dengan penuh nafsu, dikulumnya kontol kami sampai basah berlumurkan ludahnya. Selanjutnya dia bangun, menggandengku menuju sun lounger dan memintaku berbaring. Namun kali ini posisinya berbeda, kepalaku berada di tempat yang seharusnya ditaruh kaki. Jadi kepalaku bukan berada di sandaran kepala sun lounger itu. Mudah-mudahan kalian paham ya.
Jadi dengan begitu, kakiku kujulurkan mengangkang ke bawah. Om David dituntunnya berdiri di atas kepalaku, sementara om Robert sudah paham dia harus berada dimana. Istriku lantas menaiki tubuhku dan dengan tergesa-gesa, dihentakkan pinggulnya agar kontolku amblas ke dalam memeknya. Sementara mulutnya, kini mengoral om David yang sedang berdiri. Om Robert tak mau ketinggalan, dipegangnya pinggang istriku, dan dengan teliti, dipaskan batang kontolnya untuk memasuki lubang pantat istriku.
Kini istriku sedang di"sandwich" oleh kami bertiga. Begitu ketiga batang kontol sudah memasuki semua lubang di tubuhnya, istriku tanpa ampun menggoyang kami semua. Terlihat ada rasa "dahaga" kepuasan seks dari sikap grusa-grusunya ini.
Aku agak yakin bahwa ini adalah efek yang ditimbulkan dari minyak yang diberikan om David, dimana gairah libidonya naik, tapi menjadi "susah" terpuaskan jika dengan cara yang terlalu biasa. Makanya dia langsung gaspol menggunakan 3 pria tersisa untuk memuaskan "dahaga" nya.
"Aaaaarrghhh… aaaaargghhh… ayo sayang, puasin lonte kalian ini…" Istriku meracau tak karuan memohon untuk kami puaskan.
Aku yang berada di bawah bisa leluasa "memonopoli" payudara istriku. Meremas dan memilin putingnya seperti sedang tuning channel radio. Om David melenguh menikmati kuluman mulut istriku di kontolnya sembari meremasi rambut kepala istriku. Sementara om Robert, berpegangan di pinggang istriku dengan sesekali menampari gemas pantatnya.
Dihajar habis-habisan dengan penuh nafsu oleh istriku, tak pelak membuat aku merasa sudah ingin orgasme. Kulihat om Robert dan om David pun juga merasakan hal yang sama.
Sampai akhirnya kami para pejantan pun tak kuasa menahan gejolak ejakulasi kami. 15 menit merasakan cengkraman nafsu istriku membuat kami tak bisa lagi menahannya. Pertama aku yang memuntahkan lahar ke memek istriku, diikuti om Robert dan yang terakhir om David menyemprotkan spermanya ke mulut istriku. Geraman kami bertiga saling bersahutan di waktu yang hampir bersamaan.
Gila juga pikirku, sampai saat ini istriku belum juga meraih orgasmenya. Ditinggalkannya kami bertiga, lantas dia bangkit menghampiri Danu yang sedari tadi berbaring menyaksikan live show istriku. Dikulumnya batang kontol Danu agar kembali tegak perkasa. Tak butuh waktu lama, kontol Danu sudah dalam mode on fire. Segera istriku menaiki tubuh Danu, dan memasukkan batang kontol Danu ke memeknya. Setelah semuanya amblas, dia sedikit mengangkat pantatnya dan menengok ke arah om Ivan. Ditepuknya pantat beberapa kali, sambil memandangi om Ivan. Seakan memberi kode bahwa pantatnya ingin diterobos lagi.
Om Ivan menyambutnya dengan antusias. Segera dihampirinya istriku, dan langsung menghunuskan batang kontolnya ke pantat istriku. "Eeeeeeerrggghh… ." Istriku mengejan saat proses masuknya kontol om Ivan.
"Ayo dong please.. Udah pengen banget…" Rengek manja istriku karena sedari tadi belum juga mendapatkan puncak kenikmatannya. Dimaju mundurkan tubuhnya untuk memberikan kehangatan di batang kontol yang masuk ke 2 lubangnya.
Liukannya menggila, dibarengi dengan Danu yang sudah luwes meremasi kedua payudara istriku. Tubuhnya yang sudah bermandikan keringat membuat tubuhnya seperti berbalutkan latex bening.
Kini dia telah masuk ke mode brutal tingkat tinggi, dipegangnya lengan Danu untuk bertumpu, dan hentakkannya makin terlihat kencang.
Bunyi tumbukan antar kelamin mereka bertiga menghiasi pemandangan panas pesta seks malam ini. Sampai 5 menit kemudian, hal yang tak terduga terjadi. Terdengar geraman dari mulut Danu.
“Eeeerrrgggghhhh…” Danu menyerah kalah di bawah dominasi istriku. Tubuhnya mengejang dengan geraman yang cukup kencang dengan mata yang melotot.
Om Ivan yang melihat Danu sudah kalah telak, segera mengangkat tubuh istriku berdiri tanpa melepaskan kontolnya dari pantat istriku. Kini istriku sedang disenggamai om Ivan dengan berdiri. Sambil berdiri, dibombardirnya istriku dengan hentakan yang keras. Tangannya tak henti meremasi kedua payudara istriku diselingi pilinan pada putingnya.
“Ayo om, puasin aku… udah gatel banget…” kembali istriku merajuk agar dipuaskan. Ekspresi wajahnya bercampur antara haus akan kenikmatan, dan rasa letih karena terus menggoyang para pria tapi dia belum juga mencapai orgasmenya.
Baru 10 menit kemudian, desahan istriku terdengar makin keras. Matanya sudah mulai mendelik sampai seperti terlihat hanya bagian putihnya saja. “seeeeeeeerrr….” suara seperti semprotan air dari memeknya terdengar. Ya, istriku meraih orgasmenya sampai squirt. Bersamaan dengan om Ivan yang juga meraih puncaknya.
“Aaaaaaaaaahhhh… Kontol, Bajingaaaaaan…” Teriak istriku yang cukup kencang, sampai aku khawatir penduduk sekitar mendengar teriakannya.
Om Ivan lantas melepaskan genggamannya dari tubuh istriku, dan ambruk ke belakang. Masih ada 2 semprotan spermanya terlihat muncrat setelah batang kontol itu keluar dari pantat istriku. Sementara istriku, merasakan orgasmenya masih kuat dalam keadaan berdiri. Tubuhnya mengejang dan menggigil, kedua kakinya mengatup, dan kepalanya terangguk-angguk.
Sesaat sebelum reda orgasmenya, dia jatuh ke belakang, tidur telentang dengan kaki yang mengangkang. Masih ada sisa hentakan di tubuhnya saat dirinya berbaring di rerumputan. Air mani dari para pejantan terlihat meluber keluar dari kedua lubangnya. Sampai saat deru nafasnya terdengar sunyi, dia langsung tertidur pulas di atas rumput.
Aku mengajak om David, om Ivan dan om Robert untuk masuk ke villa, meninggalkan istriku yang masih terkapar di taman. Kuminta Danu untuk menemaninya tidur diluar sampai besok pagi. Tak lupa kuambilkan selimut dari villa agar mereka tidak kedinginan.
Danu hanya menjawab dengan gelengan kepala atas pertanyaan istriku. Istriku tersenyum melihatnya. Diciumnya bibir Danu dengan lembut walau hanya sekian detik saja.
"Ya udah, yuk." Kata istriku sambil turun dari meja. Meninggalkan Danu yang masih melongo kebingungan. "Disini dingin banget, kita balik ke Villa aja." Ujar istriku.
Para pejantan tua itupun kemudian lekas memberesi peralatan mereka, dan berjalan menuju tangga untuk turun. Aku mengikuti mereka dari belakang sambil membawakan pakaian istriku. Tampak istriku masih saja melarang Danu saat melihatnya ingin berpakaian. Akhirnya kami bersama-sama kembali melewati tangga bambu untuk turun.
Kini kami semua sudah ada di villa. Om Robert dan rekan-rekannya menaruh peralatan mereka, sementara istriku mengajak Danu duduk di kursi panjang yang ada di taman, atau kadang disebut sun lounger. Direbahkannya Danu diatas kursi itu, dan meletakkan tangan dikepalanya untuk digunakan sebagai alas bantal. Danu sedikit malu dengan posisi telanjang seperti itu, dan dipandangi oleh istriku.
"Mau digimanain nih om ?" Tanya istriku saat melihat ketiga pejantan tua itu datang bergabung bersama kami.
"Ya seperti biasalah, dibikin enak." Tukas om Robert santai. "Kamu mau kan Danu ?" Sambung om Robert.
"Eeeehh, iyy… iyyyaa om." Jawab Danu terbata-bata. Ekspresinya nampak lebih tegang dari sebelumnya karena kini ada lebih banyak mata memandang ke arahnya.
"Ya udah, kalian duduk dulu aja ya, enjoy." Kata istriku.
Kami semua pun akhirnya membuat formasi duduk menghadap ke sun lounger itu. Jadi kami semua sekaligus menghadap ke pantai karena sun lounger itu ada di ujung taman yang tepat berada di paling depan. Hanya Danu saja yang membelakangi arah pantai.
Baru saja kami duduk sejenak membuat formasi, nampak om David dengan tergesa-gesa bangun dan setengah berlari masuk ke villa, seraya berpesan, "bentar tunggu dulu."
Kami pun bengong sembari menanti apa yang sebenarnya dia lakukan. Paling hanya sekitar 1 menit saja, kami sudah melihatnya keluar dari dalam villa. "Pake ini." Kata om David sambil menyerahkan sebuah botol bening dengan warna air yang kuning mirip minyak goreng pada istriku.
"Itu minyak pijat waktu beli di Prancis. Khasiatnya beda sama minyak pijat biasa. Tapi yang pake kamu aja." Jelas om David pada istriku.
Istriku tanpa banyak bicara langsung menarik Danu untuk bangun dan sekarang berganti, istriku yang terbaring di sun lounger itu. "Sini, mbak dibalurin pake minyak itu. Yang rata ya." Perintah istriku pada Danu.
Dengan hati-hati, oleh Danu dituangnya minyak itu ke tangannya, dan kemudian diratakan dengan kedua tangannya. Lalu perlahan mengusap tubuh istriku yang sedari tadi sudah telanjang bulat bersamanya. Danu mulai dari daerah pundak istriku, kemudian turun ke kedua tangannya. Istriku memejamkan mata menikmati sensasi sentuhan tangan Danu yang penuh minyak. Kemudian Danu lanjut berpindah tempat dimana sekarang dia mulai dari ujung jari kaki istriku, dan perlahan-lahan naik sampai ke pangkal pahanya. Posisinya yang ada di samping istriku membuatku bisa melihat dengan jelas bagaimana ekspresi wajahnya yang masih tegang.
Tangannya kini bergerak diatas perut istriku, membalurkan minyak itu secara merata. Agak lama dia di bagian itu, karena ada kebimbangan yang tersirat di sorot matanya. Ada rasa takut untuk melanjutkan ke area payudara istriku tanpa dikomando.
Seperti biasa, istriku yang paham situasi segera meraih tangan Danu, dan mendaratkannya diatas kedua bongkahan payudaranya. Ditekannya tangan Danu seakan memberi isyarat agar tekanan atau remasan Danu di payudaranya semakin kuat. Danu yang sudah mendapatkan lampu hijau untuk menjamah seluruh tubuh istriku sekarang meremas kedua payudara istriku dengan kuat, bak seorang yang sedang membuat adonan kue donat.
Istriku menyambut remasan Danu dengan dada yang mulai membusung turun naik. Tangannya ikut bergerak membelai lengan Danu yang saat ini sedang melumuri tubuhnya dengan minyak pijat om David. Danu yang terlena nyaman meremasi kedua payudara istriku pun tak sadar jika dia sudah terlalu lama di area itu. Istriku lantas mendorong tubuh Danu agar dia bangkit, sementara istriku membalikkan tubuhnya untuk tengkurap.
Kini Danu mulai membalurkan minyak ke bagian belakang tubuh istriku, meskipun posisinya tetap disamping istriku. Padahal kalo dia mau, dia bisa saja naik dan menduduki pantat istriku agar lebih nyaman. Namun biarlah istriku yang pegang kendali. Danu mulai dari tengkuk, turun ke punggung, dan sesampainya di pantat, dia tidak ragu lagi untuk meremas kencang bagian pantat istriku. Lalu turun lagi sampai ke telapak kaki istriku. Kini tubuh istriku sudah lengkap terbasahi oleh minyak pijat itu.
Sejatinya, minyak pijat yang diberikan om David bukan sekedar minyak pijat biasa yang berguna untuk melumasi kulit agar nyaman saat dipijat. Tapi aroma yang ditimbulkannya, serta rasa hangat yang menyelimuti kulit membuat wanita menjadi sangat haus akan seks, libidonya meningkat, serta sensitivitas pada area intimnya juga makin tinggi. Misalnya di puting payudara, leher dan klitorisnya.
Istriku bangkit, memeluk Danu yang masih mematung selepas membaluri tubuh istriku tadi. Dibelainya dada bidang Danu dengan kedua tangannya, dikombinasi dengan kecupan-kecupan kecil di puting. Nampak mata Danu terpejam menikmati rangsangan yang diberikan istriku. Kurasa Danu ingin bertingkah seperti raja, yang ingin dipuaskan oleh betinanya. Dia tetap berdiri tegak mematung ketika istriku mulai jongkok di depannya, wajahnya tepat di depan kontol Danu. Dan tak menunggu waktu lama, dilahapnya batang kontol Danu masuk ke mulutnya.
Aku, om Robert, om Ivan dan om David duduk manis menikmati tontonan live show di depan mata kami. Meskipun tak ada pembicaraan khusus sebelumnya, tapi nampaknya kami sepakat bahwa permainan malam ini adalah milik istriku, mengingat hari-hari kemarin istriku sudah menuruti berbagai request dari kami.
Efek dari minyak itu mulai membuat istriku gelisah. Hisapan dan kulumannya pada kontol Danu jadi lebih beringas dan condong tak beraturan. Apalagi ditambah Danu yang masih tetap saja diam menikmati.
Gairah nafsunya membuat dia jadi kalang kabut. Kini dia menarik kontol Danu agar sedikit mendekat ke arah sun lounger. Istriku lanjut dengan menungging bertumpu pada sun lounger itu, sementara kontol Danu diarahkannya ke depan lubang memeknya. Berharap Danu mendorongnya ke depan agar batang kontolnya amblas ke memek istriku. Tapi Danu tak bergeming, dia masih saja tetap mematung.
Pada akhirnya istriku yang jadi aktif untuk meraih puncak orgasmenya. Dengan tangan bertumpu pada sun lounger, sementara pantatnya sudah tepat di depan Danu, dicolokkannya kontol Danu agar masuk ke lubang memeknya. Sleeeeepppp…batang kontol Danu berhasil tertelan penuh di liang memek istriku.
"Ayo goyangin Danu…" Pinta istriku dengan rengekan manjanya. Namun itupun tak membuat Danu lantas menggoyangkan pinggulnya. Membuat istriku makin gelisah dan tidak sabaran. Ujungnya, istriku menggerakkan sendiri pantatnya maju mundur agar memeknya bisa terpompa oleh penis Danu yang sudah melesak.
"Ya udah, biar kamu ngerasain jepitan memekku, kalo kamu sampe crot cepet, aku bakal hukum kamu." Ujar istriku sambil tetap memaju mundurkan pantatnya sendiri. Danu tak menjawab apapun, hanya saja kini tangannya berpegangan pada pinggang istriku. Mungkin agar posisinya lebih kokoh dan kontolnya dapat ambles lebih dalam.
Istriku makin meningkatkan tempo gerakannya, lenguhan dan desahan bergantian mengiringi gerakannya, berbanding terbalik dengan Danu yang hanya diam dan memejamkan mata. Dengan posisi seperti ini, malah justru terlihat istriku bak perempuan binal yang berusaha memuaskan dirinya dan lawan mainnya.
Merasa kurang nyaman dengan posisi ini, istriku lantas memajukan badannya hingga kontol Danu terlepas dari cengkraman memek istriku. Istriku bangkit lalu meraih tangan Danu. Dia arahkan Danu agar berbaring di sun lounger, kemudian dinaikinya tubuh Danu. Kontolnya yang mengacung tegak langsung saja dituntun ke lubang memeknya, dan segera diturunkan badannya sampai batang kontol Danu kembali amblas di dalam memeknya.
Sekarang, istriku seakan memegang kenali penuh atas tubuh Danu. Dengan tangan yang bertumpu pada dada Danu, istriku mulai menggerakkan badannya, memulai goyangan indah yang kami tunggu-tunggu. Rasa gelisah dari efek gairahnya yang memuncak membuatnya segera memacu goyangannya dalam ritme yang lebih tinggi.
Danu yang berada di bawah pastilah dengan nikmatnya menyantap sajian payudara istriku yang bergoyang, namun ternyata dugaan kami salah. Danu tetap saja diam dan memejamkan matanya.
"Eeeerrggh… . Eeeeeerrgh…"
"Nakal ya kamu, bikin aku kaya gini."
"Liat aja, kamu bakal aku bikin lemes."
Istriku terlihat makin beringas dimana lenguhan dan desahannya makin keras, seiring liukan tubuhnya yang makin menjadi.
Sampai disini aku paham kenapa Danu hanya diam dan mematung. Ini strateginya agar dia tidak terlalu fokus pada istriku, sehingga mengamankan dirinya untuk tidak larut terlalu dalam pada nafsunya. Ini akan membuatnya bisa bertahan lebih lama. Jenius juga pikirku.
Istriku dibiarkannya meliuk dan bergoyang sendirian, memberikan kenikmatan pada batang kontolnya. Sementara dia asyik mengontrol nafsunya agar tidak cepat-cepat ejakulasi.
Pasifnya Danu tak membuat nafsu istriku turun, namun yang membuatku bingung adalah durasi istriku bergoyang dengan tempo cepat seperti itu seharusnya sudah membuatnya terkapar karena orgasmenya. Tapi ini istriku sudah lumayan lama menggoyang kontol Danu, bukannya mendekati puncak kenikmatannya, tapi malah terkesan merasa ada sesuatu yang hilang.
Kecurigaanku terbukti tak berapa lama, istriku bangkit dari atas tubuh Danu dengan tergesa-gesa, berbalik dan berjalan menuju arah om Ivan. Dengan beringasnya dilucuti pakaian om Ivan sampai bugil total. Lalu jongkok dan mengenyot kontol om Ivan dengan cepat. Om Ivan hanya tersenyum melihat tingkah istriku. Kemudian setelah dirasa kontol om Ivan basah oleh ludahnya, istriku kembali menghampiri Danu yang masih terbaring di atas sun lounger, ditariknya kontol om Ivan agar mendekat. Istriku naik lagi ke atas tubuh Danu, dan secara bersamaan memasukkan kontol Danu ke memeknya, sementara kontol om Ivan dituntunnya masuk ke lubang pantatnya.
"Ayo dong, puasin aku sayaaang… please… " Istriku merajuk pada para pejantan yang sedang menggagahinya. Birahinya yang bergolak lagi-lagi "memaksa" dia untuk berinisiatif bergoyang agar syahwatnya terpenuhi. Kini ada 2 batang kontol yang menghujam masuk lewat 2 lubangnya. Gerakannya langsung digenjot ke tempo cepat, membuat para pria yang sedang mengapitnya merem melek keenakan.
Goyangan istriku yang binal tak pelak membuat Danu terprovokasi, dia mulai ikut menghentakkan pinggulnya ke atas saat istriku membenamkan memeknya agar batang kontol Danu melesak lebih dalam. Sementara om Ivan pun tak ketinggalan ikut bergerak menyambut goyangan istriku.
Peluh keringat istriku yang membasahi tubuhnya, disinari terangnya rembulan malam, berpadu syahdu dengan suara deburan ombak yang diselingi erangan dan desahan istriku.
Danu dan om Ivan kini seakan berlomba-lomba meraih orgasmenya, makin brutal dalam menggenjot istriku. Gerakan ketiganya yang liar tapi dalam tempo yang serasi membuat kenikmatan kami para penonton jadi semakin memuncak.
Danu dan om Ivan secara bergantian meremas kedua payudara istriku, plus dimana Danu sesekali menyambut ajakan istriku untuk berciuman panas. Danu yang sedari tadi mengontrol nafsunya dengan diam saja kini ikut beringas dalam menghajar istriku.
Hampir 20 menit dalam tempo singkat seperti itu, malah justru om Ivan dan Danu yang akhirnya menyerah. Om Ivan dan Danu mengerang hampir bersamaan, mungkin hanya selang beberapa detik saja. Istriku yang tahu kalau kedua pejantan itu sudah kalah, segera bangun dari tubuh Danu, dan dengan seenak udelnya mendorong Danu untuk menyingkir.
Danu yang masih terengah-engah pun akhirnya terkapar telentang di rerumputan taman. Kini istriku menghampiri kami, aku, om robert dan om david. Lagi-lagi dengan brutalnya dia melucuti pakaian kami semua, sampai telanjang bulat. Dituntunnya kami berjajar, dan kemudian dia jongkok di depan kami. Secara teratur dan bergiliran, batang kontol kami masuk ke mulut istriku.
Dengan penuh nafsu, dikulumnya kontol kami sampai basah berlumurkan ludahnya. Selanjutnya dia bangun, menggandengku menuju sun lounger dan memintaku berbaring. Namun kali ini posisinya berbeda, kepalaku berada di tempat yang seharusnya ditaruh kaki. Jadi kepalaku bukan berada di sandaran kepala sun lounger itu. Mudah-mudahan kalian paham ya.
Jadi dengan begitu, kakiku kujulurkan mengangkang ke bawah. Om David dituntunnya berdiri di atas kepalaku, sementara om Robert sudah paham dia harus berada dimana. Istriku lantas menaiki tubuhku dan dengan tergesa-gesa, dihentakkan pinggulnya agar kontolku amblas ke dalam memeknya. Sementara mulutnya, kini mengoral om David yang sedang berdiri. Om Robert tak mau ketinggalan, dipegangnya pinggang istriku, dan dengan teliti, dipaskan batang kontolnya untuk memasuki lubang pantat istriku.
Kini istriku sedang di"sandwich" oleh kami bertiga. Begitu ketiga batang kontol sudah memasuki semua lubang di tubuhnya, istriku tanpa ampun menggoyang kami semua. Terlihat ada rasa "dahaga" kepuasan seks dari sikap grusa-grusunya ini.
Aku agak yakin bahwa ini adalah efek yang ditimbulkan dari minyak yang diberikan om David, dimana gairah libidonya naik, tapi menjadi "susah" terpuaskan jika dengan cara yang terlalu biasa. Makanya dia langsung gaspol menggunakan 3 pria tersisa untuk memuaskan "dahaga" nya.
"Aaaaarrghhh… aaaaargghhh… ayo sayang, puasin lonte kalian ini…" Istriku meracau tak karuan memohon untuk kami puaskan.
Aku yang berada di bawah bisa leluasa "memonopoli" payudara istriku. Meremas dan memilin putingnya seperti sedang tuning channel radio. Om David melenguh menikmati kuluman mulut istriku di kontolnya sembari meremasi rambut kepala istriku. Sementara om Robert, berpegangan di pinggang istriku dengan sesekali menampari gemas pantatnya.
Dihajar habis-habisan dengan penuh nafsu oleh istriku, tak pelak membuat aku merasa sudah ingin orgasme. Kulihat om Robert dan om David pun juga merasakan hal yang sama.
Sampai akhirnya kami para pejantan pun tak kuasa menahan gejolak ejakulasi kami. 15 menit merasakan cengkraman nafsu istriku membuat kami tak bisa lagi menahannya. Pertama aku yang memuntahkan lahar ke memek istriku, diikuti om Robert dan yang terakhir om David menyemprotkan spermanya ke mulut istriku. Geraman kami bertiga saling bersahutan di waktu yang hampir bersamaan.
Gila juga pikirku, sampai saat ini istriku belum juga meraih orgasmenya. Ditinggalkannya kami bertiga, lantas dia bangkit menghampiri Danu yang sedari tadi berbaring menyaksikan live show istriku. Dikulumnya batang kontol Danu agar kembali tegak perkasa. Tak butuh waktu lama, kontol Danu sudah dalam mode on fire. Segera istriku menaiki tubuh Danu, dan memasukkan batang kontol Danu ke memeknya. Setelah semuanya amblas, dia sedikit mengangkat pantatnya dan menengok ke arah om Ivan. Ditepuknya pantat beberapa kali, sambil memandangi om Ivan. Seakan memberi kode bahwa pantatnya ingin diterobos lagi.
Om Ivan menyambutnya dengan antusias. Segera dihampirinya istriku, dan langsung menghunuskan batang kontolnya ke pantat istriku. "Eeeeeeerrggghh… ." Istriku mengejan saat proses masuknya kontol om Ivan.
"Ayo dong please.. Udah pengen banget…" Rengek manja istriku karena sedari tadi belum juga mendapatkan puncak kenikmatannya. Dimaju mundurkan tubuhnya untuk memberikan kehangatan di batang kontol yang masuk ke 2 lubangnya.
Liukannya menggila, dibarengi dengan Danu yang sudah luwes meremasi kedua payudara istriku. Tubuhnya yang sudah bermandikan keringat membuat tubuhnya seperti berbalutkan latex bening.
Kini dia telah masuk ke mode brutal tingkat tinggi, dipegangnya lengan Danu untuk bertumpu, dan hentakkannya makin terlihat kencang.
Bunyi tumbukan antar kelamin mereka bertiga menghiasi pemandangan panas pesta seks malam ini. Sampai 5 menit kemudian, hal yang tak terduga terjadi. Terdengar geraman dari mulut Danu.
“Eeeerrrgggghhhh…” Danu menyerah kalah di bawah dominasi istriku. Tubuhnya mengejang dengan geraman yang cukup kencang dengan mata yang melotot.
Om Ivan yang melihat Danu sudah kalah telak, segera mengangkat tubuh istriku berdiri tanpa melepaskan kontolnya dari pantat istriku. Kini istriku sedang disenggamai om Ivan dengan berdiri. Sambil berdiri, dibombardirnya istriku dengan hentakan yang keras. Tangannya tak henti meremasi kedua payudara istriku diselingi pilinan pada putingnya.
“Ayo om, puasin aku… udah gatel banget…” kembali istriku merajuk agar dipuaskan. Ekspresi wajahnya bercampur antara haus akan kenikmatan, dan rasa letih karena terus menggoyang para pria tapi dia belum juga mencapai orgasmenya.
Baru 10 menit kemudian, desahan istriku terdengar makin keras. Matanya sudah mulai mendelik sampai seperti terlihat hanya bagian putihnya saja. “seeeeeeeerrr….” suara seperti semprotan air dari memeknya terdengar. Ya, istriku meraih orgasmenya sampai squirt. Bersamaan dengan om Ivan yang juga meraih puncaknya.
“Aaaaaaaaaahhhh… Kontol, Bajingaaaaaan…” Teriak istriku yang cukup kencang, sampai aku khawatir penduduk sekitar mendengar teriakannya.
Om Ivan lantas melepaskan genggamannya dari tubuh istriku, dan ambruk ke belakang. Masih ada 2 semprotan spermanya terlihat muncrat setelah batang kontol itu keluar dari pantat istriku. Sementara istriku, merasakan orgasmenya masih kuat dalam keadaan berdiri. Tubuhnya mengejang dan menggigil, kedua kakinya mengatup, dan kepalanya terangguk-angguk.
Sesaat sebelum reda orgasmenya, dia jatuh ke belakang, tidur telentang dengan kaki yang mengangkang. Masih ada sisa hentakan di tubuhnya saat dirinya berbaring di rerumputan. Air mani dari para pejantan terlihat meluber keluar dari kedua lubangnya. Sampai saat deru nafasnya terdengar sunyi, dia langsung tertidur pulas di atas rumput.
Aku mengajak om David, om Ivan dan om Robert untuk masuk ke villa, meninggalkan istriku yang masih terkapar di taman. Kuminta Danu untuk menemaninya tidur diluar sampai besok pagi. Tak lupa kuambilkan selimut dari villa agar mereka tidak kedinginan.
Terima Kasih 
