Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT NO QUOTE - Istri Nakal yang Suka Tantangan

Setelah melihat penampakan bodyku, berapa nilai yang kamu berikan ?

  • 5 : Jelek

    Votes: 44 5,0%
  • 6 : Biasa

    Votes: 50 5,7%
  • 7 : Lumayan

    Votes: 83 9,4%
  • 8 : Bagus

    Votes: 143 16,2%
  • 9 : Sexy

    Votes: 389 44,0%
  • 10 : Sempurna

    Votes: 175 19,8%

  • Total voters
    884
Bimabet
:Peace::Peace::Peace: UPDATE :Peace::Peace::Peace:

Pak Robert menghampiriku yang sedang terkulai lemas karena orgasme. Ditariknya tanganku, kemudian aku dituntun masuk ke kamar mandi. Shower dinyalakan, kemudian dengan penuh kelembutan tubuhku dimandikannya. Dicucinya pertama kali vaginaku terlebih dahulu, karena sisa orgasmeku tadi cukup banyak. Kemudian tubuhku disabuni dengan penuh teliti. Tak ada aktivitas lain yang dilakukan pak Robert kepadaku selain memandikan aku. Tangannya yang jelas sudah menjamahi tubuhku pun menurutku terkesan bukan merangsang. Tak seperti pria lain ketika memandikan tubuh seorang wanita. Dia tak berlama-lama di daerah sensitif, normal-normal saja. Setelah selesai memandikan aku, diambilnya kimono yang tergantung, kemudian dipakaikan di tubuhku. Kemudian aku digandeng keluar dari kamar mandi. "Kamu istirahat aja dulu", pesan pak Robert sambil berangsur keluar dari kamar ini.

Aku yang memang sedikit lelah dengan aktivitas hari ini akhirnya terlelap tanpa memakai baju terlebih dahulu. Bahkan aku lupa menutup pintu kamar setelah pak Robert keluar dari kamar tadi.

Aku terbangun ketika aku merasa bagian vaginaku seperti tertusuk-tusuk rumput. Kubuka mataku dan sayup-sayup kulihat ternyata ada seorang pria yang sedang menciumi vaginaku. "Eeeeeeh… " Pekikku melihat pria asing itu sedang menciumi vaginaku. Kumundurkan tubuhku dengan terkejut, karena ternyata pak Robert yang tadi berada di area selangkanganku. Kubenahi posisi kimonoku agar menutupi area vaginaku. Ternyata karena keteledoranku tadi, pintu kamar yang terbuka dan posisi kimonoku yang tersingkap saat tidur membuat area vaginaku terpampang.

"Maaf ya, abis ga tahan liat kebuka kaya gitu. " Kata pak Robert sambil berlalu dengan santai keluar kamar. Aku tak menjawab apapun, hanya termenung heran dengan sikapnya. Di posisi yang sangat-sangat menguntungkan seperti ini, dimana suamiku tak ada, dia bersama para anak buahnya, tentu akan dengan mudah memaksa aku untuk melayani nafsunya. Bahkan saat mandi yang jelas aku sudah telanjang bulat pun tak dimanfaatkannya.

Kulihat sudah pukul 20.15 wib, aku pun bangkit dan menuju ke tas bawaanku. Kuambil set piyama hitamku, dan kupakai beserta jilbab instan dengan warna senada. Aku keluar kamar untuk melihat dimana mereka. Ternyata mereka sudah mulai duluan menikmati makan malam. Aku langsung bergabung dengan mereka, mengambil posisi kursi yang tersisa. Kuambil nasi, sayur dan lauk pauk yang tersedia, dan menikmati makan malam tanpa ikut obrolan dengan mereka.

“Setelah makan ikut aku ya.” pinta pak Robert. Aku pun mengangguk mengiyakan permintaannya. Setelah melihat aku sudah selesai dengan makan malamku, pak Robert menghampiriku dan mengisyaratkan untuk mengikutinya. Aku pun mengikuti langkahnya ke arah belakang rumah.

Di bagian belakang bangunan utama ini terdapat 3 gazebo yang mengelilingi kolam renang dengan ukuran yang cukup pas menurutku, tidak terlalu besar, namun juga tidak terlalu kecil. Pak Robert sudah menyiapkan spot pemotretan di area kolam renang ini ternyata.

“Kamu pilih aja yang ada di gantungan baju sebelah situ.” ujar pak Robert. Aku langsung menuju ke gantungan baju yang memang berisi kostum-kostum untuk pemotretan. Aku sedikit bingung dengan pakaian yang tergantung disini. Semuanya baju panjang, hanya saja tidak bisa dibilang baju. Karena semuanya transparan, bahkan bila aku tak mengenakan celana dalam, bayang jembutku pun pasti akan terlihat dari jauh di siang hari.

Kuambil set pakaian yang menurutku lebih menarik ketimbang yang lain, meskipun sejatinya modelnya sama saja. Hahahaha… Pakaian ini berupa rok putih panjang yang menjuntai, seperti yang aku katakan tadi, kainnya menerawang. Seperti kelambu untuk melindungi bayi dari gangguan nyamuk di malam hari. Bagian atasnya adalah kemben batik yang hanya bisa menutupi area payudara saja, sementara perut beserta pusarku terbuka jelas.

Aku yang akan melangkah kembali ke kamar dicegah oleh pak Robert. “Mau kemana ? Ganti disini aja, toh aku udah liat semua, ngapain malu.”

Benar juga. Akhirnya aku pun tak mau ambil pusing, aku yang mulai terbiasa lekuk tubuhku dinikmati oleh selain suamiku akhirnya melepas piyamaku, kemudian berganti dengan kostum yang kupilih.
Aku yang sedang bersiap mengambil posisi untuk pemotretan di depan pak Robert, kaget melihat 6 orang model pria yang dibawa pak Robert menuju ke tempat kami sambil membawa kursi singgasana kerajaan seperti di film-film. Yang lebih mengejutkan lagi adalah kesemuanya hanya mengenakan celana dalam yang cukup bikin jantung seorang wanita berdegup kencang. Bagaimana tidak, tonjolan di selangkangan mereka jelas tercetak disana.

Singgasana itu kemudian diposisikan di depan kamera. Mereka kemudian berdiri berjajar, 3 di samping kanan, dan 3 di samping kiri. Aku dituntun untuk menduduki singgasana itu. Aku baru ingat, ternyata ini yang dibilang pak Robert sebelumnya, bahwa dia akan mengusung konsep ratu kerajaan untukku.

Seperti sesi pemotretan sebelumnya, pak Robert sudah menunjukkan kepadaku berbagai pose yang harus dilakukan untuk sesi pemotretan ini. Setelah aku siap dengan sesi pemotretan ini, pak Robert langsung mengambil posisinya.

Tanpa kesulitan yang berarti, aku pun mencoba berpose sesuai dengan yang sudah ditunjukkan oleh pak Robert. Aku melalui momen-momen yang mendebarkan, karena hampir semuanya adalah pose-pose sensual yang bikin darah berdesir. Ditambah lagi adalah partner photoshootnya adalah lak-laki macho nan atletis seperti ini. Aku tak dapat merinci semuanya pose yang kulakukan selama pemotretan, yang aku ingat hanya beberapa saja yang menurutku paling luar biasa setelah aku melihat hasilnya.

2 jam kami melalui sesi photoshoot malam itu. Setelah merasa pak Robert sudah mendapatkan apa yang dia inginkan, 6 modelnya kemudian membantu membereskan peralatan photoshoot, kemudian masuk ke bangunan utama villa lagi. Sementara aku ngobrol dengan pak Robert di salah satu gazebo yang ada disana. Pak Robert memujiku karena meskipun bukan model profesional, tetapi apa yang kulakukan tak mengecewakan. Kami asyik dalam obrolan sampai aku lupa bahwa aku masih memakai kostum pemotretan yang transparan ini. Yang mana sudah pasti belahan dada, area pusar dan selangkanganku akan terlihat oleh pak Robert. Entah apa yang terakhir kami bicarakan, tiba-tiba topik pembicaraan kami berubah.

“Vagina kamu wangi ya, jembutnya rapi lagi. Beruntung deh si Harno.”
“Iiih, apaan sih pak.” aku jadi tersenyum malu.

“Maaf ya yang tadi itu, soalnya pas mau bangunin kamu, eh malah disuguhi pemandangan indah kaya gitu. Jadi pengen deh.”
“Aku tadi udah terlanjur capek juga sih, makanya teledor ga tutup pintu.”
“Capek apa nikmat ?” pak Robert menanyaiku sambil nyengir.
“Dua-duanya sih. Hahahaha…” Aku tertawa menjawab pertanyaan pak Robert.

Aku pun iseng untuk mencoba menggoda pak Robert. Ingin tahu sampai seberapa jauh keberanian dia untuk menggodaku.

Aku pun beringsut mendekat ke pak Robert sembari berbisik mengajukan pertanyaan kepadanya. “Pak Robert suka ga sama memek aku ?”

Ternyata respon dari pak Robert sungguh tak kuduga. Tangannya langsung menjamah area vaginaku dan berbisik di telingaku, “memek kaya gini siapa sih yang ga suka. udah wangi, tembem, pasti enak nih dijepitin disini.”

“Aaaaaaaahhhhh… “ Aku mendesah karena perlakuan pak Robert. Pak Robert pun tanpa meminta ijin langsung menyingkap kain panjang yang menutupi tubuhku, dan kemudian mengelus dan meremasi area memekku dengan penuh nafsu. Aku yang kaget dengan aksi pak Robert pun akhirnya mengikuti irama yang mengalir.

Pak Robert langsung menyosor bibirku, sembari tangannya tetap berada di area vaginaku. Aku menyongsong ciuman pak Robert dan kemudian memberanikan diri mengelus selangkangannya. Meskipun aku tak bisa menggenggam kontolnya karena dia masih memakai celana jeansnya.

Kami bercumbu panas di gazebo itu, pak Robert dengan ganas mencumbui tubuhku yang tersaji di depannya. Aku pun hanya bisa pasrah dengan perlakuannya. Bibir kami mulai berpagutan, sementara tangannya terus memberikan kenikmatan di memekku. Dia mulai tak sabar dengan kemben yang masih terpasang menutupi area susuku, kemudian dilucutinya sampai kini bongkahan susuku terpampang di depannya. Tak menyia-nyiakan waktu, segera dilahapnya kedua bongkahan susu yang menggantung ini.

Aku pun tak kalah sigap dengan segera melucuti celananya, kemudian menggenggam erat batang kontolnya. Posisi kami kini berubah menjadi posisi 69, dimana kini dia telentang di bawah tubuhku, sambil menjilati belahan memekku. Aku sendiri juga dengan penuh nafsu langsung mengulum kontolnya dan memberikan kenikmatan di sekujur batang kontol itu.

Sekitar 15 menit kami bertahan di posisi seperti itu, aku merasakan orgasme ku akan sampai. Aku pun langsung menaikkan intensitas emutanku di kontol pak Robert. Berharap aku juga bisa membuatnya klimaks dan menyemburkan pejunya.

“Aaaaaaaarrrghhh…” Kami memekik hampir bersamaan. Aku berhasil membuatnya klimaks bersamaan dengan orgasme yang kuraih. Pejunya muncrat dengan kuat sampai meleleh dari dahi sampai ke hidungku. Kami masih bertahan di posisi ini, menikmati klimaks yang kami raih.

Belum sampai kami merubah posisi kami, pak Karyo kudengar berteriak dan setengah berlari menghampiri kami. Aku yang masih lemas karena orgasme pun tak ambil pusing ketika pak Karyo melihat tubuh telanjangku.

“Ibu telpon pak, katanya penting.”

Pak Karyo yang seakan menikmati momen melihat tubuh telanjangku, bukannya segera beringsut pergi malah berdiri mematung disana. Berpura-pura menunggu pak Robert untuk mengantarkannya ke dalam villa. Tentu saja momen itu membuat pak Karyo bisa lebih lama memelototi lekuk tubuhku.

Sementara pak Robert segera beranjak, memakai kembali celananya, dan kemudian bangkit sambil menenteng pakaianku. “Masuk Yuk,” ajak pak Robert. Pak Robert yang seakan tidak mau tahu kalau pakaianku masih dibawanya, dan aku masih telanjang pun ngeloyor masuk ke bangunan utama villa. Aku pun akhirnya ikut berjalan masuk di depan pak Karyo yang pastinya dengan jelas menikmati pemandangan pantatku yang bergoyang karena langkahku.
 
Bimabet
Baru baca ceritanya dan mantap, sayangnya picnya bnyak yg dihapus, boleh reupload picnya miss
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd