Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT NO QUOTE - Istri Nakal yang Suka Tantangan

Setelah melihat penampakan bodyku, berapa nilai yang kamu berikan ?

  • 5 : Jelek

    Votes: 44 5,0%
  • 6 : Biasa

    Votes: 50 5,7%
  • 7 : Lumayan

    Votes: 83 9,4%
  • 8 : Bagus

    Votes: 143 16,2%
  • 9 : Sexy

    Votes: 389 44,0%
  • 10 : Sempurna

    Votes: 175 19,8%

  • Total voters
    884
Lanjut Part 30.

Petualangan seks malam itu benar-benar tak terlupakan buatku. Meskipun aku tahu orang akan menganggapku murahan, lonte, wanita binal dan sebagainya. Tapi sensasi yang kurasakan tak hanya nikmat buatku sendiri. Aku yakin suamiku juga pasti merasa ini adalah sebuah sensasi seks yang luar biasa. Betapa tidak, bagaimana kaget, emosi dan marahnya dia ketika mendapati istrinya sedang dinikmati oleh pria-pria bukan suaminya. Tentunya hatinya pasti bergejolak antara marah, cemburu tapi nafsu. Tubuh dan terutama lubang vagina yang harusnya hanya bisa dinikmati olehnya seorang, kini sudah dinikmati oleh batang-batang kontol lain.

Pagi ini aku bangun lebih dulu, walaupun badan masih terasa capek sisa pertarungan semalam. Tapi kuputuskan untuk tetap beranjak dari tempat tidur. Lalu menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhku. Sekira 15 menit, aku yang sudah selesai mandi keluar dari kamar mandi tanpa handuk. Kuhampiri suamiku, kukecup keningnya dan kubelai wajahnya. Kucoba membangunkannya dengan sentuhan lembutku. Matanya terbuka perlahan. Sorot matanya sudah berbeda dibanding malam tadi. Sudah tidak ada lagi emosi dan kemarahan yang terpancar. Bibirnya tersenyum simpul melihatku. Ditarik tubuhku agar merapat ke tubuhnya sambil tak henti mencium bibirku.
Kubalas ciumannya dengan hangat.

"Mandi dulu sayaaang… " Kudorong tubuhnya. Dan diapun lantas bangkit dan menuju kamar mandi. Aku sambil menunggunya mandi kemudian menghabiskan waktu untuk berdandan. Saat suamiku selesai mandi, aku sedang memilih pakaian. Tanpa berkata apapun, dia dengan acak langsung mengambil sebuah dress mini berwarna ungu milikku. Dan kemudian diberikan padaku. Saat aku akan memakainya dengan terlebih dulu menggunakan dalaman, dia mencegahku.

Ya, tanpa harus berkata-kata aku paham maksudnya. Dia ingin aku menggunakan dress ini tanpa dalaman. Akhirnya langsung kupakai mini dress unguku ini. Selesai berpakaian aku digandengnya menuju ruang tengah villa.

Disana sudah ada Chris, Han dan Patrick yang sedang sarapan. Namun tak kulihat adanya Felix. Mereka tersenyum melihat kedatangan kami dengan hanya mengenakan boxer saja bertelanjang dada. Kami langsung mengambil tempat duduk yang kosong di meja makan. Tidak ada kecanggungan sama sekali pagi ini. Chris langsung mengajak ngobrol suamiku tentang proyek mereka. Sementara Patrick dan Han ngobrol denganku membahas hasil foto kemarin. Di depan suamiku tanpa rikuh sama sekali mereka memuji tubuhku, bahkan rayuan nakal mereka sesekali terlontar. Namun kulirik suamiku, tak ada lagi kemarahan sama sekali.

Selesai makan, kulihat waktu sudah pukul 9 pagi. Suamiku bilang katanya dia dan pria-pria bule ini akan pergi melihat lokasi proyek mereka. Dia berpesan bahwa kalau ada apa-apa, aku bisa minta tolong mas Danu, penjaga villa. Karena mereka pergi mungkin sampai malam hari. Yah, mau bagaimana lagi, kalau urusan kerjaan ya aku harus bisa menerimanya.

Tepat pukul 11 siang kulihat para pria sudah rapi dengan setelan masing-masing. Mereka sudah bersiap untuk pergi. Kuantar kepergian mereka sampai pintu depan, sambil mencium suamiku dengan ganas di depan mereka. Seakan memberi pesan ke mereka, siapa pemilik sah diriku.

Kututup pintu villa dan kemudian berbalik menuju kamar. Sendirian di villa besar seperti ini tak membuatku lantas bingung mau ngapain. Kulepas mini dressku sampai aku telanjang bulat, kemudian kubuka pintu kamar dan langsung menceburkan diri ke kolam renang. Kurasakan air yang hangat karena hari mulai panas. Aku berenang bolak balik sambil mencoba meningkatkan kekuatan olah nafasku. Ya, katanya berenang dapat membantu sistem pernafasan lebih baik.

Cukup lama aku sendirian bolak balik dari satu sudut ke sudut lainnya. Dirasa cukup, aku pun bangkit menuju kamar dan meraih handphoneku. Kucoba mencari jasa rental mobil disini. Aku ingin berjalan jalan bebas sendirian hari ini. Aku bergabung di salah satu FB group wisata di bali, dan kemudian melempar sebuah post tawaran untuk mengantarku hari ini. Tak kusangka banyak sekali respon yang kudapat. Setelah memilih dari sekian banyak respon, aku memilih antara 2 orang yang kupikir cocok. Entah kulihat dari apanya, namun hanya 2 ini yang menurutku sreg. Seorang pemuda, berumur 18 tahun dengan unit Mobilio, dan satunya lagi bapak-bapak yang kutaksir berumur 45 tahun lebih dengan unit NAV1.

Setelah kupertimbangkan, aku memilih bapak-bapak ini karena kupikir akan merasa aman dengan yang lebih tua, tanpa ada arah pikiran nakal dan sebagainya. Segera kuhubungi kontak yang tertera. Setelah menelepon, aku tahu namanya Pak Koko, keturunan Chinese Manado yang sudah lama merantau ke Bali. Kami janjian agar aku bisa dijemput jam 2 siang.

Akhirnya sambil menunggu jam 2 siang, aku berkemas karena aku ingin mengunjungi beberapa tempat seperti pasar oleh-oleh dan pantai tentunya. Kumasukkan 2 pasang bikini dan 2 pasang baju ganti untuk berjaga-jaga bila nanti agak malam pulangnya. Aku sendiri memakai legging ketat dipadu dengan kaos putih, lengkap dengan dalaman tentunya karena memang hari ini tak ada niatan untuk nakal. Setelah siap, kusempatkan menonton TV sambil menunggu pak Koko menjemput.

Dering handphone ku pun berbunyi sekitar jam 13.45 WITA. Pak Koko udah dateng nih, pikirku. Tapi kulihat di layar ternyata suamiku yang telepon. Dia bilang agar aku segera berkemas. Semua pakaian kami dipersiapkan untuk pulang segera. Aku yang kaget dengan agenda yang tiba-tiba seperti ini pun jadi kalang kabut. Akhirnya aku segera menghubungi pak Koko untuk membatalkan rencanaku. Untungnya dia bisa mengerti. Walaupun cancel, aku tetap memberikan kompensasi padanya. Segera setelah selesai mentransfer uang ke rekening yang diberikan pak Koko, aku segera mengemasi pakaianku dan juga suamiku.

Jam 14.30 suamiku dan pria bule itu menjemputku, Chris membantuku menaikkan barang-barang yang kubawa. Lantas kami pun bersama menuju ke bandara. Di jalan suamiku menceritakan padaku kenapa begitu mendadak siang ini. Ternyata teman suamiku di Semarang meninggal dunia. Dia ini sahabat karib suamiku yang sering membantunya kala kesusahan. Namanya mas Erik. Makanya ketika mendengar kabar bahwa dia meninggal, suamiku tanpa pikir panjang segera mengambil keputusan untuk ikut mengantar kepergian karibnya itu.

Kami lantas berpamitan pada para pria bule rekan kerja suamiku itu. Dan mengucapkan terima kasih sekaligus minta maaf. Mereka paham dengan apa yang dirasakan suamiku. Dan suamiku berjanji akan segera menghubungi mereka setelah urusan di Semarang selesai. Suamiku turun bersama Han dan Chris, dan bersama-sama menurunkan barang bawaan kami. Sementara aku masih di mobil membetulkan make up ku.

Patrick yang sedari tadi tidak turun ternyata curi-curi kesempatan padaku. Segera setelah aku selesai make up, disosornya bibirku dengan buas, sambil meremasi payudaraku. Aku yang kaget pun hanya bisa pasrah meskipun tak membalas ciumannya.

"Terima Kasih bu Rossa." Bisiknya di telingaku setelah dia melepaskan ciumannya. Aku pun membalasnya dengan senyum manja dan kemudian turun menyusul suamiku. Kami melambaikan tangan ke pria-pria bule itu dan kemudian berbalik menuju lobby bandara.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd