Bagaimana mungkin kini suamiku tidak gelisah. Tepat di depan matanya langsung saat ini istri tercintanya sedang berpose dengan nakal tanpa mengenakan sehelai pakaian pun. Dengan bebas lepas istrinya telanjang di depan lelaki lain selain suaminya. Payudara dan vagina yang seharusnya hanya bisa dipandang olehnya, kini sedang disasar lensa kamera Om Robert.
Duduknya gelisah, seperti ingin menghimpit sesuatu di pahanya. Kombinasi antara malu, cemburu dan was-was. Malu kalo harus mengakui bahwa dirinya kini terangsang dengan adegan panas istrinya. Cemburu melihat wanita yang dicintainya kini sedang telanjang di depan pria lain. Dan juga was-was kalo nantinya ada kejadian yang diluar kendali.
Om Robert yang paham akan kegelisahan suamiku kemudian menepuk pundaknya. Menepuk bahunya, dan kemudian menyuruhnya melepas semua pakaiannya. Suamiku tampak bengong dengan instruksi om Robert. Namun, aku yang lebih paham kemana arah dan maksud om Robert, segera jemput bola.
Kuhampiri suamiku, dan kemudian melolosi semua pakaiannya. Kubuka semua kancing kemejanya, dan kemudian kulolosi celana panjangnya. Kini suamiku berada dalam kondisi yang sama denganku. Sama-sama telanjang. Dia yang masih sedikit malu, kupeluk tubuhnya erat, sambil membisikkan motivasi buatnya. "Santai aja mas, nikmati permainannya". Saat kulepas pelukanku, kulihat om Robert tersenyum padaku dan mengacungkan jempol.
Kugandeng tangan suamiku ke tempat aku berpose. "Kami sudah siap", ujarku kepada om Robert. Memberikan kode bahwa aku dan suamiku sudah siap dijadikan objek foto olehnya. Om Robert pun menghampiriku, dan berkata sambil tersenyum, "Berikan sesuatu yang panas".
Aku mulai dengan pose pertama, yaitu aku dan suamiku saling berhadapan, tangan kami saling mendarat di pinggang pasangan, dan kemudian kucium suamiku. Masih dengan pose santai terlebih dahulu sebelum nantinya naik intensitasnya ke pose-pose yang erotis.
Om Robert tampak menikmati sajian pasangan suami istri yang sedang berpose telanjang di depannya. Entah apa yang ada di pikirannya, namun aku membaca kilasan senyum mesum di bibirnya.
Aku dan suamiku lanjut dengan pose-pose lainnya. Seperti aku berada di depannya, dan kemudian suamiku di belakangku dengan kedua tangannya menutupi area intimku. Lalu aku membelakangi kamera sambil dipeluk suamiku, sehingga aku hanya terlihat bagian belakangnya saja.
Kemudian ada lagi pose dimana suamiku sedang "menyusu" kepadaku. Sampai dengan pose yang menantang dimana aku "menikmati" mengulum kontol suamiku.
Di setiap kami berganti pose, aku sangat bisa merasakan batang kontol suamiku mengeras maksimal. Aku sendiri pun sama saja kondisinya. Cairan cintaku terasa terus keluar dari vaginaku. Entah sudah berapa pose yang kami lakukan, karena aku sendiri tidak terbatas waktu dalam pemotretan ini.
"Udah cukup sepertinya." Ujar om Robert kepada kami. "Makasih ya". Om Robert berterima kasih kepada suamiku. Entah apa maksudnya. Suamiku hanya membalasnya dengan anggukan dan senyuman. Mungkin karena masih dominan rasa malunya harus telanjang di depan orang lain. Dia langsung saja ngeloyor menuju tumpukan pakaiannya, dan bergegas memakainya kembali.
Aku sedikit geli melihat tingkah suamiku. Tapi aku masih ingin menggodanya lagi. Mencoba melihat reaksinya bagaimana kalo istrinya masih tetap santai telanjang di depan lelaki lain meskipun sesi photoshoot sudah selesai. Kuhampiri om Robert untuk meminjam kameranya, melihat hasil pemotretan hari ini. Om Robert menyodorkannya kepadaku.
Kini aku duduk disamping om Robert, dan menelusuri satu-persatu foto yang sudah diambil om Robert. Tampaknya suamiku ketika aku dengan santainya malah bercengkrama dengan om Robert dan masih telanjang ! Nampak tidak ada komplain darinya, entah karena takut untuk protes, atau malah memang menikmati pemandangan ini.
Aku dan om Robert masih mengobrol membahas hasil photoshoot hari ini. Tak jarang om Robert memberi komentar yang seronok pada foto tertentu. Dan juga sambil memberikan pengarahan kepadaku, bagaimana seharusnya aku mengambil pose. Selesai melihat hasil foto tadi, aku pun berbaring di ranjang dan kemudian bertanya kepada suamiku, "ga keburu pulang kan mas ?".
"Enggak sih. Emang kenapa ?" Tanya suamiku.
"Mau istirahat bentar, capek nih." Balasku.
"Ya udah ga apa-apa." Katanya.
Om Robert tanpa berkata apa-apa mengambil tempat di sampingku sambil berkomentar, "ya udah nyantai aja dulu disini."
Suamiku terperanjat ketika om Robert mengambil tempat di sisiku. Ada sedikit raut wajah yang ingin protes sebenarnya, namun tiada nyali untuk mengutarakannya. Suamiku akhirnya ikut berbaring di ranjang sebelah.
"Istrimu cukup berbakat untuk menjadi model. Mungkin dengan semakin sering dia ikut photoshoot, dia akan semakin pandai berpose. Apalagi dengan aset sebagus ini." Kata om Robert yang tanpa aba-aba meremas payudaraku serta mengelus gundukan vaginaku.
Aku yang kaget pun memekik kecil, "aaaaaawww si om".
" Eh, kok basah sih." Komentar om Robert saat mengetahui bagian vaginaku telah basah oleh cairan cintaku. "Dibersihin ya." Katanya memandang suamiku. Suamiku nampaknya tak paham akan maksud perkataan om Robert. Tanpa menunggu persetujuan suamiku, diposisikan kepalanya di depan vaginaku, dan tanpa jijik menjilati beceknya vaginaku.
Suamiku lagi-lagi hanya bisa mematung melihat tingkah om Robert. Mungkin ada gejolak di hatinya. Disatu sisi, seharusnya dia marah sebagai suami melihat istrinya dinikmati lelaki lain. Namun disisi lainnya, dia tak berani protes, entah karena takut, atau justru terangsang melihat itu.
Dengan rakus om Robert menjilati vaginaku dengan kedua tangannya di lututku, berusaha meregangkan kedua kakiku. Aku pun diperlakukan seperti ini, bukannya melawan, malah menaikkan pinggulku, agar lidah om Robert makin dalam menghunus vaginaku. Tak henti-hentinya lidah om Robert naik turun menjilati lubang kenikmatanku. Aku juga terus saja mendesah, selain menikmati jilatan om Robert, juga memancing birahi suamiku. Kulirik suamiku yang ada di ranjang sebelah. Terlihat sekali birahinya berada di posisi puncak.
Kutahan kepala om Robert agar menghentikan aktivitasnya, "bentar om." Seraya aku bangkit, dan menghampiri suamiku. Kuambil tempat disampingnya, dan kemudian kuraih resleting celananya. Tak lupa sambil kucium mesra suamiku. Tak dinyana, sambutan sungguh ganas. Dibalasnya ciumanku dengan buas. Sambil berciuman dengan panas, aku melepas celana suamiku. Kini kepalaku pindah ke bagian bawah, tepat di batang kontolnya. Kini posisiku sedang nungging menghadap suamiku. Kukulum dan kuhisap kontol suamiku dengan buasnya, berusaha menaikkan lagi gairah dan birahinya yang sedang membara.
Tampak Suamiku memejamkan matanya, menikmati pelayanan istrinya tanpa mempedulikan bahwa kami sedang berada di kamar bersama orang lain. Gema suara kecipak air liur antara bibir dan kontol suamiku, serta lenguhan suamiku yang menderu memenuhi kamar ini. Kulihat om Robert menikmati pemandangan didepannya. Kuberikan kode dengan lirikan mata, agar dia memposisikan dirinya di belakangku.
Om Robert langsung saja bergegas bangkit dan kemudian mengambil posisi di belakangku. Aku sedikit memundurkan posisiku agar pantatku tepat di pinggir ranjang. Tanpa persetujuanku, dilepasnya celana yang sedang dipakainya, dan kemudian mengelus vaginaku. Seakan memberikan isyarat bahwa rudalnya akan segera menghujam lubang kenikmatanku. Aku menoleh ke belakang, sambil tersenyum dan mengangguk.
Aku bisa merasakan sebuah ujung batang yang hangat di vaginaku. Mungkin karena nafsunya juga sudah diubun-ubun, om Robert dengan keras menghujam vaginaku dengan batang kontolnya. Aku yang kaget hanya bisa menggumam karena mulutku sedang penuh oleh batang kontol suamiku.
Suamiku masih saja memejamkan matanya, menikmati mulutku yang sedang mengoral batang kontolnya. Sementara aku sedang menikmati hujaman kontol om Robert dari belakang. Kini gerakan kami bertiga menjadi teratur. Ketika om Robert mendorongkan kontolnya ke vaginaku, maka secara otomatis tubuhku menjadi terdorong ke depan, sehingga kontol suamiku semakin dalam menghujam mulutku.
Posisi ini bertahan sampai sekitar 15 menit. Aku yang merasa agak pegal dengan posisi ini kemudian berinisiatif merubah posisi. Segera kunaiki tubuh suamiku, dan kutempatkan batang kontolnya agar memasuki liang vaginaku. Bleeeesshhh, sungguh kurasakan kenikmatan maksimal ketika akhirnya liang kewanitaanku diisi oleh kontol pemilik sahnya.
Kemudian kucondongkan tubuhku ke depan, sambil menciumi dengan buas suamiku. Tangan kananku kugunakan untuk memeluk erat kepalanya, namun tangan kiriku, kutempatkan di belakang. Kubelai pantatku sambil sesekali juga mengelus lubang pantatku. Aku memang sengaja memberikan kode kepada om Robert agar ikut menghajar lubang pantatku.
Tanpa basa-basi, segera saja om Robert meludahi lubang pantatku, dan sejurus kemudian menempatkan ujung kontolnya di lubang pantatku. Namun kali ini om Robert lebih paham untuk menghujam pantatku dengan lebih lembut, tak seperti saat menyerang lubang vaginaku tadi.
Dia hanya menempatkan ujung kontolnya di depan lubang pantatku dengan sedikit menekannya. Dengan posisi ini, nantinya batang kontol itu akan perlahan amblas di lubang pantatku, seiring gerakan tubuhku yang sedang mmeberikan goyangan panas di kontol suamiku.
Setelah dirasa nyaman dengan sudah amblas maksimal batang kontolnya, om Robert segera mengikuti ritme goyanganku. Kini tangan kanan dan kiriku, kugunakan semuanya untuk meremas rambut suamiku. Sambil menikmati hujaman dua kontol di tubuhku lewat lubang depan dan belakang. Kini desah dan lenguhanku bersama suami menggema di ruangan kamar ini.
Ada sekitar 20 menit kami berada di posisi seperti ini, kurasakan batang kontol om Robert berdenyut. Aku tahu dia akan segera mencapai klimaksnya. Segera saja kugoyangkan tubuhku makin keras, berusaha memberikan kenikmatan kepada kontol-kontol yang sedang bersemayam di tubuhku. Tak pelak seiring meningkatnya tempo goyanganku, pejantan-pejantan ini akan mencapai klimaksnya. Agar semuanya mendapatkan hasil maksimal, aku juga berusaha segera mencapai puncak kenikmatanku. Makin gila goyanganku, tak lebih dari 2 menit, kami sudah mencapai klimaksnya.
Suamiku mengerang ketika batang kontolnya mengeluarkan lahar. Kudengar om Robert lebih seperti menggeram ketika dia mencapai ejakulasinya. Aku pun justru lebih liar dengan teriakanku. Aku ambruk diatas tubuh suamiku setelah juga ikut mencapai orgasme, dengan napas yang mendengus kencang. Kurasakan om Robert mencabut kontolnya yang mulai mengecil dari vaginaku.
Kupeluk mesra suamiku, dan tanpa terasa kami pun tertidur.
*** POV SUAMI ***
Saat aku terbangun, kulihat di jam tanganku, waktu sudah menunjukkan jam 5 sore. Mungkin sekitar 3 atau 4 jam aku tertidur setelah sangat puas menikmati goyangan istriku yang luar biasa. Aku merasa hari ini memek istriku lebih sempit dan menggigit. Bahkan terasa keras sekali dinding vaginanya mencengkeram batang kontolkum. Berasa seperti di malam pertama aku mencoba memeknya.
Dia masih tertidur pulas saat ini, kucoba menengok ke area vaginanya, tak kusangka aku begitu banyak menembakkan spermaku sampai sampai meleleh melewati lubang pantatnya. Apakah memang sebanyak ini, pikirku.
Aku pun bangkit dan duduk di tepi ranjang, dan meraih handphoneku. Sekedar mengecek apakah ada pesan atau telepon terkait pekerjaan. Sepertinya aman, tak ada pesan dari partner kerjaku.
Aku berinisiatif untuk membangunkan istriku dengan menciumi payudara istriku. Sambil menggelitik ketiaknya dengan jariku. "Ayo bangun sayang, udah sore nih." Ujarku. Istriku hanya menggeliat menghindari geli di ketiaknya. Nampak sekali mukanya masih lelah. Tapi tak berapa lama dia pun bangkit.
Dan uniknya dia menggandengku ke kamar mandi tidak ditanganku, melainkan di batang kontolku. Ditariknya batang kontolku sehingga dengan terpaksa aku mengikutinya. "Eh kok ditarik begini sih", ujarku sambil terpaksa mengikuti langkahnya. Tak ada jawaban darinya, dia langsung ngeloyor masuk ke kamar mandi.
Sesampainya di kamar mandi, dipepetnya aku di dinding, dinayalakan showernya, dan kemudian dia dengan buas menciumi dan menjilati seluruh tubuhku tanpa terkecuali. Di bawah guyuran shower, dia dengan bersemangat menjilati tubuhku, dan berhenti cukup lama di area kontolku. Kombinasi antara jilatan, hisapan, kuluman dan gigitan kecil kurasakan hingga membuat juniorku kembali bangkit tegak perkasa.
Dia lalu berdiri setelah dirasa batang kontolku sudah keras maksimal. Dengan erotis, dia balikkan tubuhnya membelakangiku, dan kemudian membungkuk sembari membelai pantatnya. Bagaikan betina birahi yang sedang meminta untuk disetubuhi. Aku paham akan maksudnya segera menghampirinya, kusodorkan batang kontolku di area vaginanya. Dengan cepat diraihnya batang kontolku, namun yang tidak aku duga adalah batang kontolku justru diusap-usapkan ke lubang pantatnya. Dan tanpa aba-aba, dia mendorong tubuhnya ke belakang dengan keras sehingga batang kontolku langsung amblas di lubang pantatnya.
"Aaaaaaahhhhh,,, desahnya saat batang kontolku telah menancap dengan mantap. Aku merasakan jepitan yang jauh lebih menggigit dibanding tadi. Istriku mulai bergoyang pelan dengan tetap tangan bertumpu di dinding. Diayunkan tubuhnya dengan variasi yang erotis, naik turun kanan kiri dan memutar. Kenikmatan yang luar biasa coba diberikan oleh istriku. Aku hanya bisa menerima goyangannya dengan mendaratkan kedua tanganku di pinggangnya, agar batang kontolku lebih dalam menghujam dan agar tidak terlepas.
Tempo yang dimainkan benar-benar sempurna, mulai dari pelan namun dengan sodokan keras, sampai dengan tempo tinggi yang teratur. Aku tinggal mengikuti irama yang dibangunnya. Deru desah dan lenguhan kami berdua menggema di ruangan sempit ini, diiringi rintik air dari shower.
Sayangnya aku tidak bisa bertahan lama dengan gempuran macam ini, hanya sekitar 10 menit aku digoyang dengan cara seperti ini, pertahananku runtuh. Sebelum aku mencapai klimaks, kugenggam erat pinggang istriku dan ikut bergoyang mengikuti irama. Istriku nampaknya paham kalau aku sudah siap menembak lubang pantatnya dengan spermaku. Dia ikut meningkatkan irama goyangannya. Tak berapa lama, kami pun mencapai klimaks bersama.
Kurasakan ada 5 semburan dari batang kontolku yang masuk ke lubang pantatnya. Kontolku berdenyut seirama dengan kedutan lubang pantat istriku. Dengan nafas yang masih memburu, istriku membalikkan badan dan kemudian mencium dan memelukku. "Makasih sayang", ucapnya dengan mesra.
Setelah beberapa menit berpelukan, dan nafas yang sudah teratur, istriku kemudian mulai memandikanku. Menyabuni seluruh tubuhku, layaknya seorang ibu memandikan anaknya. Selesai menyabuni dan mengkeramas rambutku, tak lupa dihandukinya tubuhku dan kemudian dililitkan handuk itu ke pinggangku. Lantas disuruhnya aku keluar kamar mandi, yang sebenarnya aku ingin balik memandikannya. Namun aku menurut saja dengan permintaannya. Kurasakan pelayanan istriku hari ini sungguh luar biasa.