Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT NO QUOTE - Istri Nakal yang Suka Tantangan

Setelah melihat penampakan bodyku, berapa nilai yang kamu berikan ?

  • 5 : Jelek

    Votes: 44 5,0%
  • 6 : Biasa

    Votes: 50 5,7%
  • 7 : Lumayan

    Votes: 83 9,4%
  • 8 : Bagus

    Votes: 143 16,2%
  • 9 : Sexy

    Votes: 389 44,0%
  • 10 : Sempurna

    Votes: 175 19,8%

  • Total voters
    884
Bimabet
3 part terakhir itu pake foto sendiri ya 😘
Yang part terakhir ilustrasi menyusul.
Kalo boleh pake ilustrasi @missrossa sendiri. Biar enak ngebayanginnya. 😍😍. Mulai dah nglunjak.
Seneng aja sih bacanya. Newbie motret cm nakal tipis2 aja. Alias cuma KT ga sampe ekse kaya miss. Jadi kalo ngebaca ceritanya bener2 pure ngebayangin.

Semoga yang lain juga mengalami hal yang sama 😁
sudah apa adanya kok sist dan ceritanya bikin merinding untuk dibayangin..
 
Udah manteb Suhu.

Tapi kalo boleh minta, tolong ditambahin sound efeknya seperti aahhh yeesss clep clep clep dan sejenisnya. Biar lebih menjiwai.
 
Yuk, komentarin dengan bagian-bagian cerita yang paling kalian suka 😘

Enjoy 😍😍😍

Setelah deru nafas sisa orgasme kami berdua mereda, aku segera mengambil bikiniku dan mengenakannya lagi meskipun sedikit susah ketika memakainya di dalam air. Om Ivan tampak menyender di dinding kolam renang menikmati klimaks hasil dari memompa vaginaku barusan. "Laper nih om, makan yuk." pintaku. "Tunggu sini aja dulu, nanti kalo udah dateng baru balik ke kamar." katanya yang lantas naik dari kolam dan meraih ponselnya dan menyuruh Handi memesan makanan.


Aku menyusul duduk di bangku tepi kolam renang, menyender manja pada om Ivan. "Gede banget sih om, ga kuat." Kataku memuji batang kontolnya. "Jadi anget kan ?" Tanyanya sambil tersenyum simpul.


Om Ivan : "mau jadi gadisnya om ga ?"

Aku : "eh, aku kan bukan gadis lagi om…"

Om Ivan : "ya udah, jadi ratu ku aja."

Aku : "kan aku udah punya suami om."

Om Ivan : "suami kan kalo pas di rumah."

Aku : "kalo jadi ratu fasilitasnya apa om ?"

Om Ivan : "apapun yang kamu mau ratuku."

Aku : "uuuuuhhh.. Mau… "


Aku jadi bergelayut manja di lengannya. Dibalasnya dengan belaian di rambutku.


Tampak Handi menelepon om Ivan, memberikan kabar kalau makanan sudah siap. Om Ivan mengajakku kembali ke kamar. Karena jarak ke kamar cukup dekat, kupikir mandi dan ganti sekalian di kamar aja, toh aku juga memang ga bawa baju ganti.


Sesampai di kamar kulihat Handi asyik dengan ponselnya. Didepannya sudah terhidang berbagai macam menu makanan. Handi tampak kikuk ketika aku menghampirinya masih dengan bikini yang sama. Aku lantas mengambil tempat duduk di sampingnya. Dia yang masih canggung justru mengambil jarak dariku. Kupepet pelan-pelan dia sampai mentok di ujung sofa. Om Ivan menyusul ke sofa dan mengajak kami untuk makan sekalian. "Ayo Han, sekalian aja gapapa." ajaknya pada Handi.


Handi terlihat salah tingkah selama makan bersama ini. Bagaimana tidak, disampingnya duduk wanita dewasa yang hanya tertutupi bagian puting dan area intimnya. "Ngaceng, ngaceng deh. 4 sehat 5 sempurna." Batinku dalam hati sambil cekikikan. Om Ivan tampaknya juga menyadari kegelisahan Handi. Dia tersenyum padaku sambil matanya mengerling ke arah Handi, memberikan kode akan sikap Handi. Hanya kubalas cengiran saja.


Selesai makan, om Ivan menyalakan sebatang rokoknya, sementara Handi membereskan piring-piring makanan untuk diletakkan di depan kamar.


"Han, tolong bantuin mba Rossa mandi, dia kecapekan berenang kayaknya." Perintah om Ivan pada Handi. "Bantuin bagaimana pak ?" Tanyanya untuk memperjelas perintah om Ivan.

"Ya dimandiin, dishampooin, disabunin. Kalo udah selesai dihandukin." Jelas om Ivan. "Baik pak." Jawabnya sambil tertunduk penuh hormat. Ada rasa takut yang terbersit di wajahnya. Antara malu harus memandikan wanita dewasa, yang artinya akan melihatku telanjang bulat lagi, dan bahkan menyentuhnya. Disisi lain, ada rasa takut untuk membantah perintah om Ivan.


Kulihat Handi ini adalah cowo yang masih polos, meskipun sudah bisa coli, tapi nyali dengan perempuan masih minim. "Mari mba," Handi mempersilakan aku untuk menuju kamar mandi. Aku pun bangkit dan masuk ke kamar mandi duluan. Kini aku berhadapan dengan Handi. Dia masih terlihat kikuk untuk memandangi tubuhku. "Bukain dong Han." pintaku.


Handi dengan hati-hati melepaskan bikiniku, tampak sekali tak ada curi-curi kesempatan dari tingkah lakunya. Dia main aman dengan melepaskan bikini atas dan bawah lewat tali yang ada di samping. Setelah bikini terlepas dan aku sudah telanjang bulat, Handi memintaku untuk menempatkan posisi di bawah shower.


"Han, kamu dilepas juga aja bajunya, nanti basah loh." Kataku sambil menghampirinya dan berusaha melepas bajunya. "Biar aku aja mba." Sambil menghindar dariku dan melepaskan kaos serta celananya. Dia menyisakan boxernya saja, masih malu mungkin jika harus telanjang bulat di depanku. "Gini aja mba, gapapa basah nanti bisa ganti." katanya.


Kubiarkan saja dia dengan tingkahnya. Pelan-pelan saja pikirku. Aku memang penasaran dengan Handi, tapi toh aku juga nanti bisa mendapatkan kenikmatan dari para pria matang itu. Dia mulai menyalakan shower agar tubuhku basah seluruhnya oleh air. Dengan hati-hati digosoknya tubuhku, namun bagian intim dan payudaraku dilewati olehnya. "Han, semuanya dong, nanti ga bersih mandinya." Protesku.


Perlahan tangannya merayap di atas payudaraku. Kugenggam tangannya, dan kemudian membimbingnya untuk meremas payudaraku. "Yang kuat gapapa Han, biar bersih." Kutarik juga tangan kirinya dan kutempatkan di area intimku. Jadi praktis kini Handi seperti memelukku dari belakang. Tampaknya perbuatanku tadi sedikit meningkatkan nyali Handi, berasa memberikan kode bahwa aku siap dijamahnya.


Perlahan Handi mulai terbiasa untuk menyentuh tubuhku semua tanpa terkecuali. Digosoknya kedua payudaraku, dan menggesek tangannya di belahan vaginaku. Aku melenguh merasakan belaian Handi, bersandar kepadanya. Sekali lagi, tak ada niat Handi untuk curi-curi kesempatan, setelah dirasa badanku sudah basah seluruhnya oleh air, diambilnya shampoo untuk keramas aku, dan kemudian lanjut menyabuni seluruh tubuhku. Saat menyabuni area payudara dan vaginaku, terasa belaiannya begitu lembut.


Setelah selesai, dipakaikannya kimono handuk ke tubuhku. "Sudah mba." Kata Handi sambil tertunduk. "Makasih ya Han." Ucapku sambil mencium pipinya. Aku pun keluar kamar mandi meninggalkannya sendirian. Aku lantas menghampiri om Ivan yang masih di sofa dan mengambil tempat di sampingnya. "Uuuuh, ratuku udah mandi." puji om Ivan padaku. Wanita ketika merasa tersanjung, maka sifat manjanya pun keluar. Aku bersender di dada om Ivan dengan tangan kanan kuletakkan tepat diatas kontolnya. Om Ivan membalas dengan memelukku lebih erat. Kulihat Handi keluar kamar mandi sudah berpakaian, namun menenteng boxernya yang basah. "Loh, kenapa Han ?" Belum sempat Handi menjawab, sudah kujawab pertanyaan om Ivan. "Handi boxernya basah om, tadi udah dibilangin lepas semua aja biar ga basah, tapi katanya pake boxer aja."ujarku. " Handi, Handi… udah dibilangin dilepas kok ya malah dipake." Kata om Ivan sambil geleng-geleng. Handi yang malu dan takut ngeloyor ke kamar sebelah tanpa berkata apapun.


"Hai semuanya…." Sapa om Robert saat masuk ke kamar. Ternyata om Robert sudah sampai, dibelakangnya ada om David. "Ooooii, masuk sini." Sambut om Ivan. Om Robert dan om David pun masuk ke kamar dan bersalaman dengan kami. Lantas mengambil duduk di tempat yang kosong.


"Gimana perjalanan ?" Tanya om Ivan. Mendapatkan pertanyaan seperti itu om Robert langsung nyerocos menceritakan keluh kesah betapa macetnya jalanan Semarang menuju kesini. Om Ivan yang mendengarnya pun hanya geleng-geleng kepala. "Udah ngerti jam pulang kantor." Ledeknya. "Si David nih, pake acara molor segala." Kata om Robert mencari kambing hitam.


"Ya gimana, urusan duit nih bro. Kalian sih enak semuanya bisa jalan otomatis." Jawab Om David menjawab protes om Robert. "Duit jangan terlalu dihemat, kalo bisa dihandle orang lain ya kasih ke orang lain, ngirit amat." Timpal om Ivan.


Aku ceritakan tentang om David ini ya. Umurnya kurang lebih sama dengan om Ivan, namun perawakannya tak segagah dan sebagus om Ivan. Tapi ga buncit juga sih, cuma mungkin badannya tidak setinggi om Ivan. Makanya terlihat biasa aja. Dilihat dari wajahnya, om David ini terkesan seperti orang Jawa asli, tapi sebetulnya keturunan Tionghoa. Istrinya seorang pengusaha tas mewah yang jarang di rumah, sementara kedua anaknya juga sudah memiliki rumah masing-masing setelah berumah tangga.


Om David sendiri seorang pengusaha dengan beberapa macam bisnis, namun yang terbesar adalah bisnis pariwisatanya. Dia memiliki beberapa objek wisata di seluruh Indonesia. Namun bisnis yang katanya masih membuat repot dirinya adalah bisnis berliannya. Wajar sih bila dia merasa sayang kalo diserahkan pada orang lain, takutnya nanti dibawa lari. Kalo ga dibawa lari berliannya, ya duit setorannya yang dibawa kabur.


"Mulai jam berapa nih ?" Tanya om David. "Mulai besok aja lah bego, udah mau gelap juga." Ledek om Ivan. "Ya udah deh, maap yak." Jawab om David yang sepertinya merasa ga enak dengan om Ivan serta om Robert. "Nanti malem aja survey tempatnya dulu, jadi besok udah dapet rencana konsepnya." Ujar om Robert. "Emang ga gelap ?" tanya om Ivan.

"Tanggal segini harusnya dapet penerangan dari Bulan." kata om Robert. Om Ivan dan om David pun mengangguk-angguk bersamaan.


"Berenang dulu aja kali yak, gerah nih abis macet-macetan." Kata om Robert sembari bangkit dan menuju kamar sebelah. "Vid, pinjem Citra ya…" Teriak om Robert pada om David. "Bawa deh…" Jawab om David juga sambil teriak.


Heeeh, aku bingung mendengar nama Citra. Kupikir yang datang tadi hanya om Robert dan om David, lalu siapa Citra ? Aku tak menanyakan langsung pada om David, karena dia juga langsung bangkit dan menyusul om Robert.


"Ga mandi om ?" Tanyaku pada om Ivan. "Mandiin ya ?" Pintanya sambil nyengir.


Aku langsung menariknya ke kamar mandi. Kulepaskan celananya sampai telanjang bulat, kini aku dapat melihat dengan jelas batang kejantanannya yang meskipun sedang terkulai, tak bisa menyembunyikan dimensinya yang memang istimewa. Kulepaskan kimono handukku secara perlahan untuk menampilkan sedikit erotisme padanya.


Kunyalakan shower, dan kemudian kugosok seluruh badannya. Tak lupa memberikan pijatan dan remasan hangat di bagian kontol dan bijinya. Sekaligus juga diselingi belaian di lubang anusnya. Aku yakin semua pria suka dengan perlakuan seperti ini. Aku sengaja tak memberikan kesempatan padanya untuk "muncrat" lagi. Kupikir mending disimpan dulu untuk momen dan tempat yang lebih nyaman. Kukeramasi dan kusabuni tubuhnya.


Selesai mandi, aku pun memakaikan kimono handuk padanya, begitu juga aku memakai kimono handukku. Kami bersamaan keluar dari kamar mandi.


Kulihat sudah hampir jam 6 sore, dan langit mulai gelap. Tapi sepertinya om David dan om Robert belum kembali dari kolam renang. "Aku bobo lagi ya om." Kataku pada om Ivan. "Iya, nanti dibangunin kalo makan malem ya." Jawabnya. Kukecup pipinya, lalu kemudian aku menuju ranjang. Kulepas kimono handukku, dan kemudian beringsut di bawah selimut. Nampaknya aku sedikit lelah, tak lama berbaring aku sudah langsung tertidur pulas.


Aku terbangun ketika merasakan geli di puting payudaraku. Saat kubuka mata, ternyata om David dan om Robert berada di samping kanan kiriku, sedang mengenyot kedua payudaraku. Selimutku sudah tak lagi menutupi tubuhku. Mereka hanya nyengir saat melihatku sudah bangun. "Makan dulu yuk. Pake baju." Ajak om Robert. Tampak om Ivan tersenyum senang melihatku dibangunkan dengan cara seperti itu.


Om David dan om Robert bangkit dari ranjang dan kemudian keluar kamar. Om Ivan memberi tahu kalo kita akan makan diluar. Di sebuah resto di Salatiga. "Pake ini ya." Katanya sambil menyodorkan sebuah lingerie hitam yang ukurannya cukup mini nan seksi. Hanya dihiasi sebuah pita kecil berwarna pink, tepat di tengah belahan dada saat dipakai. Segera kupakai lingerie itu, dan kemudian kulapisi dengan gamis yang kubawa. Tak lupa sedikit make up agar terlihat menarik, siapa tahu ada pejantan baru yang tertarik. Hihihi…


Saat aku keluar kamar, hanya ada Handi, om Ivan, om Robert dan om David. Tak kulihat keberadaan perempuan bernama Citra itu. Saat aku keluar kamar, mereka langsung bangkit dan mengajakku langsung menuju mobil. Om David menyetir, didampingi Handi di barisan depan. Sementara aku duduk di barisan tengah bersama om Robert dan om Ivan.


Perjalanan ke Salatiga dari sini terbilang dekat, paling tidak sampai 30 menit. Itu menurutku ketika merasakan cara menyetir om David yang begitu gesit memacu mobil om Ivan.


Mungkin acara makan malam tak kuceritakan detail ya, tidak ada yang menarik, apalagi erotis. Jadi cerita akan aku lanjutkan mulai saat kami kembali ke hotel. Kami menuju hotel sudah pukul 1 malam, karena setelah makan, kami sempat berkeliling kota terlebih dahulu.


Menyusuri jalan lingkar, terbilang sudah sangat sepi. Kendaraan yang berbarengan dengan kami bisa dihitung dengan jari. Om Robert langsung menyingkap gamisku, berusaha melepasnya dari tubuhku. Aku pun mengangkat pantat dan mengangkat tangan untuk memudahkan om Robert melolosi gamisku. Tak lupa dia juga melepas hijabku.


Kini aku sedang diapit pria tua hanya dengan ditutupi sebuah lingerie mini yang transparan. Bagian bawah jika aku duduk seperti ini saja, om Robert dan om Ivan bisa melihat jelas gundukan berjembut milikku. Om Robert dan Om Ivan serempak meraih payudaraku dan mengeluarkannya dari lingerie, dan tentu saja langsung mencaplok dengan mulut mereka untuk dihisap dan dikenyot.


Aku hanya terdongak keenakan menikmati perlakuan mereka. Sempat kulihat om David melirik dari kaca spion tengah. Aku yakin gairahnya bangkit melihat live show seperti ini. Om David ditempatkan sebagai pengemudi mungkin sebagai hukuman karena sedikit mengacaukan rencana mereka. Hanya Handi yang tampaknya tak berani mengintip ke belakang, meskipun harusnya mendengar desahanku. Padahal kalaupun dia menoleh ke belakang om Ivan tak mungkin marah, kalah dengan nafsunya yang sudah di ubun-ubun. Tapi rasa hormatnya pada om Ivan mengalahkan rasa penasaran akan apa yang terjadi di belakang.


Kedua kakiku sudah diangkat dan ditempatkan diatas kaki mereka berdua. Jadi sekarang posisiku mengangkang dengan kepala yang terdongak, sementara tanganku kanan kiri berpegangan pada bahu om Robert dan om Ivan. Kedua payudaraku sudah keluar dari lingerie dan bagian bawah sudah tersingkap, mengekspos gundukan vaginaku dengan jembut rindang yang menyejukkan. Hihihi…


Mereka berdua tak henti-hentinya mengenyot dan menghisap kedua payudaraku, sampai-sampai seluruh payudaraku basah oleh liur mereka. Tangan-tangan mereka juga bergantian menggosok klitorisku. Aku sangat terbuai dengan aksi mereka, tak peduli kalau mungkin ada orang dari luar yang melihat. Toh kaca mobil om Ivan terlihat gelap dari luar. Sayangnya setiap kali aku akan mencapai orgasme, mereka selalu saja berhasil menghentikan gesekannya tepat sebelum aku merasakan klimaks. Pangkal pahaku sampai basah oleh cairan cinta yang terus mengalir.


Di tengah perjalanan, om Robert meminta berhenti. Mobil lantas menepi di area yang cukup sepi. Dia turun setelah sebelumnya sempat mengambil kamera di tasnya. "Foto dulu yuk." Kata om Robert kepadaku. Aku segera menyusulnya. Tapi om David, Handi dan om Ivan tetap berada di dalam mobil.


Jalanan terbilang sepi. Om Robert lantas memberikan pengarahan kepadaku. Bagaimana aku harus berpose. Setelah paham, aku langsung mengambil posisi. Walaupun sudah cukup sepi, namun ketika ada 1 - 2 kendaraan yang lewat, aku sembunyi di balik mobil. Dan ketika dirasa sudah tidak ada kendaraan lewat, aku kembali mengambil posisi untuk berpose.


Ada beberapa foto yang diambil oleh om Robert dengan berbagai gaya. Mulai aku lengkap dengan lingerieku, payudaraku yang kukeluarkan dari lingerie, kueskpos payudara dan vaginaku, sampai berbagai pose telanjang bulat seperti ngangkang, nungging dan jongkok.


Cukup mendebarkan memang, di tepi jalan raya, aku harus memakai lingerie yang mini hingga bugil total. Dan vaginaku merespon antusias, kuraba vaginaku, rasanya sudah bukan becek lagi, tapi banjir. Uuuuh…


Setelah merasa cukup dengan foto yang diambil, om Robert mengajakku masuk ke mobil untuk melanjutkan perjalanan. Tapi melarangku mengenakan lingerieku kembali. Didalam mobil, kembali aku digarap mereka seperti sebelumnya, tapi lagi-lagi orgasme ku ditahan oleh mereka. Sampai pada akhirnya kami sudah memasuki area hotel. Sudah hampir jam 2 saat itu.


Kami turun bersamaan dan aku melihat Handi sedang ditemani seorang wanita. Mungkin ini yang namanya Citra. Posturnya tinggi, langsing dengan payudara yang sesuai dengan ukuran tubuhnya. Namun pantatnya terlihat besar dan padat. Macam wanita yang sering ngegym atau fitness. Usianya kutaksir masih lebih muda dariku. Aku turun dengan hanya menutupi tubuhku menggunakan lingerie yang ditahan dengan tangan. Dengan sedikit berlari, aku mengikuti om Ivan. Om Ivan mengajak kami semua masuk ke satu kamar.


Sofa digeser dan diposisikan tepat di depan ranjang. Sehingga siapapun yang duduk di sofa bisa melihat apa yang terjadi di ranjang. Aku berpikir sofa ini seperti tribun penonton dan ranjang adalah panggungnya.


Om David, Citra, om Robert dan om Ivan duduk di sofa. "Sayang, coba kamu minta tolong Handi. Udah gatel kan ?" kata om Ivan. "Han, lepas pakaianmu, lalu tiduran di kasur." Perintah om Ivan.


Handi dengan malu-malu melepaskan semua bajunya, dan kemudian berbaring di ranjang. Aku yang memang sudah horny sejak tadi segera naik ke tubuh Handi.
 
Bimabet
luar biasa.......lanjutkan miss....
Ditunggu ya 😘

Ngopiiii pagi ngudud menanti
😘😘😘

Mntppppppp
😘😘😘

Udah manteb Suhu.

Tapi kalo boleh minta, tolong ditambahin sound efeknya seperti aahhh yeesss clep clep clep dan sejenisnya. Biar lebih menjiwai.
Okey, ditunggu ya 😘

Sebenar nya di situasi ada dirty talk nya ga hu?
Ada, tapi agak males bikin percakapannya 🀣

Wuih apakah handi dapet jatah ini
Pasti dong...

Lamjut sist,,,
Ditunggu ya 😘

Saya suka waktu dimandiin sama Handi 🀩🀩🀩
Handi bakal dapet jatah kok nanti 😘

Maturnuwun apdetnya @missrossa
Makasih 😘

Mangstaaab.... Terusin Oom
Ditunggu ya 😘

😘😘😘

nanggung nih miss........
Hari ini update

Wah miss mantep bgt nih cerita nya
Makasih 😘

Mntp bngt hu
Tengkyu 😘
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd