Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT NO QUOTE - Istri Nakal yang Suka Tantangan

Setelah melihat penampakan bodyku, berapa nilai yang kamu berikan ?

  • 5 : Jelek

    Votes: 44 5,0%
  • 6 : Biasa

    Votes: 50 5,7%
  • 7 : Lumayan

    Votes: 83 9,4%
  • 8 : Bagus

    Votes: 143 16,2%
  • 9 : Sexy

    Votes: 389 44,0%
  • 10 : Sempurna

    Votes: 175 19,8%

  • Total voters
    884
Update Lagi Ya.

Kalo kalian mau sekalian sharing singkat pengalaman bercinta FFM atau MMF atau gangbang disini juga boleh kok. Siapa tahu jadi inspirasi buat aku juga.

Kuraih handphoneku dan melihat jam berapa sekarang, ternyata sudah jam 11 malam. Aku terbangun karena sayup-sayup mendengar ada rintihan seorang wanita. Aku mengenali suara itu, suara istriku. Aku bergegas bangun dan mengintip dari balik jendela. Ternyata benar dugaanku, aku melihat istriku sedang duduk dan bergoyang diatas tubuh om Robert. Mereka bercinta di kursi tepian kolam renang dengan santainya. Bisa terlihat binar keceriaan dan semangat yang menggebu di wajah istriku saat meliuk-liuk menggoyang kontol om Robert.


Tak jarang dia memberikan tontonan erotis pada om Robert ala penari striptis di klub malam dengan remasan-remasan di payudaranya, serta merentangkan tangan dan membusungkan dadanya, seolah membanggakan payudaranya yang memang bikin nafsu. Sesekali om Robert juga tampak menampar kedua payudaraku bolak balik dengan gemasnya.


Juniorku kembali bangkit melihat pertunjukan erotis istriku. Sambil kuelus perlahan menanti apalagi yang akan terjadi selanjutnya. Kuambil handphoneku dan segera merekam adegan persetubuhan mereka berdua.


Perkiraanku mereka baru saja memulai pergumulan ini, terlihat dari tempo goyangan istriku yang belum sepenuhnya. Irama yang diberikan istriku masih naik turun, kadang dinaikkan temponya lebih cepat, lalu turun ke tempo yang lebih lambat namun dengan sodokan yang kuat.


Hatiku berada di kebimbangan, haruskah aku keluar menemui mereka dan meminta penjelasan dari istriku, ataukah menanti sampai mereka akan pulang. Di satu sisi, aku memang masih penasaran dan justru ketagihan melihat aksi-aksi istriku yang liar dan binal seperti ini, tapi di sisi lain aku hanya ingin berterus terang pada istriku. Mengatakan padanya kalau aku tidak keberatan,marah ataupun kecewa apabila dia berhubungan badan dengan pria lain.


Dengan syarat tentu saja dia harus merasa puas, nyaman dan tentunya aman. Aman dari hal-hal yang menyakiti dirinya, dan juga aman dari kemungkinan terkena penyakit menular seksual. Mungkin saja dia bisa seliar dan sebinal ini di belakangku karena intensitas hubungan seks kami berdua, atau karena memang tingginya nafsu istriku yang diatas kewajaran.


Bagiku, keterbukaan lebih penting ketimbang harus main belakang yang mungkin jadi berefek buruk dalam rumah tangga kami.


Setelah mempertimbangkan efek positif dan negatifnya, akhirnya kuputuskan akan menghampiri mereka setelah istriku menyelesaikan birahinya.


Gairahku makin membara seiring dengan makin hebatnya goyangan istriku diatas tubuh om Roberts. Liukannya bak pelacur kelas atas profesional. Meskipun aku sendiri tak pernah mencoba jajan di luar, tapi rasanya goyangan istriku tak kalah juaranya dengan pelacur high class langganan pejabat.


Gerakan maju mundur istriku nampak sudah mulai naik ritmenya. Tangan om Robert juga terlihat makin gemas meremasi kedua payudara istriku yang bergoyang indah layaknya pohon kelapa yang tertiup angin. Aku bersiap menghampiri mereka nanti tepat saat istriku ambruk mendapatkan orgasmenya.


Tak butuh waktu lama, kulihat istriku setengah teriak dengan kepala mendongak, sementara tubuhnya melenting mengejang ke belakang saat orgasmenya tercapai. Kubuka pintu kamar, dan kemudian berjalan melangkah ke arah mereka bergumul. Istriku terlihat ambruk diatas tubuh om Robert.


Sesampainya di dekat mereka, aku hanya diam berdiri mematung dengan memasang muka serius. Terdengar deru nafas istriku yang memburu diiringi dengan suara deburan ombak. Tepat saat dirinya bangkit, dia ternganga melihat aku yang sudah berdiri di depannya. Suasana sempat hening beberapa saat ketika istriku melihat suaminya sedang berdiri di depannya, menyaksikan dengan mata kepalanya bahwa istrinya sedang menduduki batang kontol pria lain dan baru saja selesai mendapatkan orgasmenya.


Om Robert yang tampak bingung melihat ekspresi wajah istriku pun kemudian penasaran dan menoleh ke belakang. Kami sempat beradu pandang sejenak, tapi bisa kutangkap bahwa tak ada rasa kaget dan takut yang terpancar di wajahnya.


Istriku lantas bangkit dan kemudian bergegas menghampiriku. Dengan isak tangis, dia bersimpuh di depanku dengan permintaan maaf yang bertubi-tubi. Dengan santainya kuraih tangannya agar dia berdiri, dan lantas menggandengnya, berjalan ke arah kamar. Sempat aku berpesan pada om Robert untuk ikut denganku dan memanggil serta kedua temannya.


“Mas, aku minta maaf mas. Aku sayang kamu mas.” Sepanjang kami berjalan menuju ke arah kamarku, istriku tak henti-hentinya terus meminta maaf kepadaku. Tak kupedulikan apa yang dia katakan, kubuka pintu kamarku dan kemudian menyuruhnya masuk. Kutempatkan dia berdiri di sudut kamar, sembari menunggu kedatangan 3 pejantan tua itu.


Beberapa saat, nampak om Robert, om Ivan dan satu pria yang belum kukenal namanya itu masuk ke kamarku dengan urut. Hanya om Robert yang nampak santai berjalan tanpa rasa bersalah, sementara kedua pria lainnya tertunduk malu saat memasuki kamar. Kusuruh mereka berdiri berderet di samping istriku. Kuambil kursi dan kutempatkan di sudut kamar lainnya. Sehingga kini aku duduk di depan mereka terhalang oleh ranjang.


“Sudah berapa lama kamu seperti ini ?” cecarku pada istriku tersayang.

“Sejak photo pertama kali dengan om Robert mas.” jawab istriku.


Sedikit tertegun aku mendengar jawaban dari istriku.


“Kamu suka ?” Tanyaku padanya.

Nampak dia hanya terdiam menunduk tak berani menatap wajahku.


“Hei, ngapain ditutupin. Aku suamimu. Dan mereka juga udah menikmati semuanya kan ?” teriakku saat melihat istriku menyilangkan tangan di depan payudara dan vaginanya.


Segera diturunkan kedua tangannya sambil tetap tertunduk, meskipun sempat tadi dia kaget dengan teriakanku. Rasanya aneh juga melihat kondisi istriku dan ketiga pria itu saat ini. Seperti deretan kriminil yang sedang diinterogasi.


“Kok diem ? Suka enggak ?” kataku mengulangi pertanyaan sebelumnya.

“Maaf mas, aku suka.” jawab istriku lirih.


“Kurang puas sama aku, atau gimana ?” kembali aku mencecar istriku untuk mendapatkan pengakuannya.


“Enggak mas, aku juga sangat menikmati dengan kamu mas. Tapi aku juga ga bisa bohong, kalau aku merasa lebih bernafsu ketika ada banyak pria yang pake aku mas. ” jawab istriku dengan sedikit terbata-bata.


“Udah berapa kontol yang masuk ke memekmu itu ?” tanyaku dengan masih nada tinggi.


“Maaf mas, aku lupa. Selain sama mereka bertiga, masih ada model-model pria om Robert yang ikut, penjaga villa om Robert, dan 2 orang di hotel waktu itu. Dan beberapa partner bule mas pas di Bali.” jelas istriku menyebutkan dengan siapa saja dia sudah dinikmati.


“Banyak juga ya ? Kamu puas main sama mereka ?” Tanyaku.


Tak ada sepatah kata pun yang terlontar dari mulut istriku. Hanya anggukan pelan dengan masih penuh ketakutan.


“Sekarang aku pengen liat, gimana kamu ngasih kepuasan ke kontol-kontol itu.” perintahku pada istriku.


“Om Robert, Om Ivan, dan om …. “ tanyaku pada pria yang belum kukenal itu.

“David.” jawabnya lugas.

“Oh iya, om David. Tolong biarkan istriku memberikan kepuasan ke kontol-kontol kalian. Rasanya lonteku tercinta ini masih butuh kontol-kontol kalian untuk memuaskan birahinya.” Perintahku pada mereka yang disambut ekspresi heran mereka.


“Enggak mas, aku malu”. Jawab istriku dengan terisak.

“Kamu mau membantah, Lonte !” teriakku padanya.


“Ayo om Robert, om Ivan, om David, jangan malu-malu. Toh dari tadi siang keliatan semangat banget goyangin lonteku ini.” kataku mempersilakan mereka. Dengan langkah yang sedikit berat, mereka kini mengitari istriku.


“Ayo lonte, beri sedotan mautmu itu pada kontol-kontol mereka.” Perintahku pada istriku.


Well, sampai saat ini aku memang masih terus menaikkan nada bicaraku untuk memberikan kesan bahwa aku marah dengan perlakuan istriku. Padahal di dalam batinku, aku sedikit tertawa serta antusias dengan apa yang bakal mereka lakukan.


“Turunin celananya, ngapain malah diem aja.” Istriku dengan masih ketakutan meraih celana mereka bertiga secara bergantian, menurunkannya, dan kemudian menggenggam kedua kontol yang ada di kanan kirinya. Sementara mulutnya kini melahap kontol om David yang tepat dihadapannya.


Dengan masih malu-malu dan terlihat canggung, istriku mulai memberikan rangsangan ke kontol-kontol yang tersaji di hadapannya. Sesekali juga melirik ke arahku dengan ekspresi ketakutan, meski sudah tak nampak air mata yang keluar.


Sengaja makin kuberikan semangat pada istriku yang mungkin baginya seperti sebuah sindiran kasar. "Kenapa malu-malu gitu ? Tadi bukannya semangat banget ya ?" Kataku dengan nada mengejek.


Para pria nampak tak ambil pusing dengan kata-kataku, mereka hanya fokus menikmati rangsangan di batang kontolnya. Walaupun sepertinya malu jika harus melenguh maupun mengerang seperti biasanya. Atau mungkin karena di bawah tekanan, jadi mereka kurang all out dalam menghayati setiap belaian istriku.


"Kasihan istrimu bro, sudahi saja semua ini. Aku minta maaf betul jadi seperti ini." Ucap om Robert padaku.


"Setelah mungkin sudah berkali-kali menikmati istriku di belakangku, sekarang om ngomong gini ?" Tanyaku pada om Robert sinis.


"OK, aku minta maaf. Terus terang aku ga tahan liat bodi istrimu bro." Timpal om Robert.


"Ya sudah, sekarang lakukan apa yang tadi sudah kalian mulai dari siang. Toh aku sudah mempersilakan kalian untuk dinikmati lonteku itu."


"Aku ga ngerti maksud kamu dengan suruh kita seperti ini. Ayolah, bicarakan baik-baik dulu. Aaaaaaahhh…" Pinta om Robert padaku sembari memekik karena istriku tampaknya sudah mulai tidak canggung lagi. Batang kontolnya baru saja kena sedotan maut mulut istriku.


"OK, karena tadi kalian udah menikmati istriku, sekarang kalian harus menghormati aku sebagai suaminya. Aku udah liat dengan mata kepalaku sendiri kalian dengan suka ria nya menimati istriku, sekarang aku pengen kalian liat istriku memberikan kenikmatan memeknya pada suami sahnya."


"Sini sayang, lonteku cintaku. Puasin suamimu, kasih liat ke mereka, goyangan istri lonte pada suaminya."


Aku lantas meraih tangan istriku, kubaringkan tubuhku diranjang, dan kemudian memposisikan istriku agar naik diatasku.


"Ayo, puasin suamimu." Kataku sambil merentangkan tangan, seakan memberi kekuasaan penuh istriku untuk menjamah setiap tubuhku dan mencurahkan segenap kemampuannya memuaskan kontol lelaki.


"Jangan malu-malu gitu dong, tadi sama orang lain kayanya semangat banget. Udah kaya perek high-class." Sindirku padanya, yang mungkin membuat kupingnya panas karena sedari tadi aku menyebutnya sebagai lonte, perek, pelacur dan sebagainya. Atau mungkin malah dia makin terangsang ketika direndahkan seperti itu.


Sementara ketiga pria itu kusuruh duduk rapi berjejer dan menonton pergumulanku dengan istriku. Tak ada penolakan dari mereka.


Istriku yang seakan tersindir, dan juga malu karena tertangkap basah bermain liar dengan pria-pria lain kini sudah mulai bergerak. Tangannya menggapai kedua bahuku, menumpu sambil kemudian diturunkannya tubuh sintal itu. Tatapannya sudah tak nampak lagi raut ketakutan. Justru kini tatapannya sangat menggoda, sorot mata tajam namun terasa binal. Mulutnya turun hinggap di puting kananku, dengan nakalnya disentil-sentilnya putingku dengan lidahnya. Sementara tubuh bagian bawahnya kini menggesek batang kontolku yang masih terbungkus celana.


Dicucupinya kedua putingku secara bergantian, sambil terus memberikan "tekanan" di batang kontolku. Sesekali disambarnya bibirku untuk memberikan french kiss singkat padaku. Kini dia merayap turun ke bawah, diraihnya celanaku, dan kemudian diturunkannya sampai melorot dan terlepas dari tubuhku. Diciuminya batang kontolku yang masih terhalang kain celana dalam, sementara kedua tangannya hinggap mengelusi kedua pahaku.


"Dibuka ya sayaaaang… " Ucapnya menggoda. Tak kubalas kata-katanya, aku hanya pasrah apapun yang akan dilakukannya pada tubuhku. Aku telentang bak raja yang sedang menikmati selirnya memberikan kenikmatan seksual.


Kini dibukanya celana dalamku, dilepaskan dari badanku. Dan kemudian dia kembali merayap ke atas tubuhku.


Tangannya memeluk kepalaku, dan disodorkan payudaranya membekap wajahku, diberikannya sedikit tekanan agar wajahku seakan mendusel-ndusel payudaranya. Dengan dikombinasikan dengan gerakan memutar. Sementara memeknya tepat diatas batang kontolku, dan digeseknya dengan lembut. Selain untuk menciptakan tegangan maksimal ke kontolku, juga melumasinya dengan cairan memek yang kurasa sudah membanjir disana.


Ada sekitar 5 menit dia terus memberikan rangsangan padaku seperti ini. Sampai akhirnya dia naikkan tubuhnya sedikit, diraihnya batang kontolku, dan dengan perlahan tubuhnya turun untuk menancapkan kontolku ke memeknya.


Bleeeeessshhh… Gemas sekali rasanya setiap kali merasakan gesekan batang kontolku dengan rongga dalam vaginanya. Kenikmatan yang setiap kali kurasakan ketika bercinta dengannya, pun juga dirasakan oleh batang-batang kontol lain yang sudah merasakan gigitan maut belahan memek istriku ini. Sejenak diam beberapa saat, diangkat tubuhnya sampai terduduk.


Dengan kedua tangan bertumpu di dadaku, dimajukannya sedikit wajahnya sambil tersenyum, "udah siap ngrasain goyangan lontemu mas ?" Tanyanya menantang.


Kujawab tawaran nakal istriku dengan tamparan di pipinya, yang tidak terlalu keras. "Ayo lonte, kasih suamimu yang terbaik."


Istriku mulai menggoyangkan tubuhnya, menekan bagian bawah tubuhku agar batang kontolku makin melesak ke dalam vaginanya. Digenjotnya batang kontolku dengan tempo yang makin naik. Tangannya bergerak meraih kedua tanganku dan ditangkupkannya pada kedua payudaranya.


Kini dia sedang asyik menggenjot batang kontolku, sambil menikmati remasan di kedua payudaranya. Di tengah pergumulan kami, aku mencoba membangun komunikasi nakal dengan istriku. Untuk memberitahunya, kalau aku mengijinkannya tidur dengan siapapun, selama dalam ijinku dan syarat yang ditentukan.


"Uuuuuuuh… goyanganmu emang selalu luar biasa sayang. Pantes aja mereka ketagihan sama jepitan memekmu ini."


"Suka sayang… .?"


"Suka banget. Kamu juga suka dikontolin mereka sayang ?"


"Iya sayang, maafin aku ya. Enak banget dapet kontol banyak kaya gitu. Aaaaaahh… "


"Kalo kamu suka, boleh kok sayang. Kamu boleh nyobain kontol sebanyak yang kamu mau. Yang penting minta ijin sama aku, dan dia harus jamin bisa bikin kamu puas dan nyaman."


"Beneran sayang ? Uuuuuuhhh, makasih ya sayaaaaaaang." Jawabnya dengan kemudian menciumi pipi dan bibirku.


"Iya, kalo emang kamu butuh, dan kamu suka, aku bisa ngerti kok. Yang penting kamu puas, nyaman dan bahagia."


"Hiyaaaaah, makasih banget suamiku, kamu emang terbaaaaaaaaik… ."


Dia meraih orgasme pertamanya denganku sambil mengucap kata "terbaik" yang disusul dengan lentingan tubuhnya ke belakang, dan geraman-geraman khas wanita orgasme.


2 menit tubuhnya mengejang diatas tubuhku, kaku dengan dada yang membusung. Lantas ambruk telentang ke belakang.
 
Akhirnya ada update lagi, wahh udah dapat lampu hijau.. kayaknya bakal makin jadi penonton kedepannya nih suaminya
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd