“Ahhhh, ahhhhhh, ahhhhh, ahhhh” Henny ngedesah semakin keras, sambil tangannya megangin kepalanya Pak Anas, aku ngerasa kejadian di toilet seperti di zoom dan kayanya dekat sekali sehingga aku bisa ngeliat dengan jelas jilatannya Pak Anas.
Satu tangan lagi mulai ngelingkarin pundakku, dan tangan itu kurasakan bukan tangannya Lexa, jadi aku pura2 diam saja karena tidak mau melihat muka Bu Indri saat merabaku.
Tangan Bu Indri terus meraba pahaku dan semakin naik lalu mengelus mekiku dari balik celana, badanku mulai bereaksi dan bergerak gelisah karena sentuhannya.
Kurasakan muka Bu Indri mendekat ke telingaku, “Putri, kamu cantik sekali, paha kamu mulus sekali dan padet, bikin ibu pengen ngeremesin terus” sambil diremasnya kembali pahaku, lalu tangan yang satunya mulai mengelus putingku dari luar kausku, dan pasti Bu Indri bisa merasakan putingku yang mengeras karena sentuhannya dan pemandangan yang bikin horny di toilet.
Lalu Bu Indri kembali berbisik di telingaku “Ibu buka kancing celananya Putri ya” dan akupun hanya diam membiarkannya melakukan yang Bu Indri mau.
Dibukanya kancing celanaku dan diturunkannya retsleting celanaku, “wahhh, celana dalamnya Putri seksi banget warnanya”
“Tangan ibu boleh megang celana dalamnya Putri ya” dan aku tetap diam menunggu sentuhan tangannya, lalu tangan Bu Indri menyusup dan membelai gundukan vaginaku yang sudah mengeluarkan cairan kerangsang.
“Putri horny ya liat Pak Anas jilatin mekinya Henny, emang kamu mau dijilatin kaya Henny” bisiknya lagi di telingaku, dan akupun mengalihkan mukaku perlahan, menghindari wajah Bu Indri, tapi juga tidak mengatakan tidak.
Tangan Bu Indri yang satunya mulai meremasi toketku “Toket kamu gede banget Put, pasti udah banyak lelaki yang ngeremesin toket kamu ya Put”
“Kamu horny an yah kalo diremesin toketnya sama cowo2 itu” dan akupun mengangguk cepat membayangkan begitu banyak tangan yang napsu ngeremesin toketku bikin aku ngga tahan dengan remasannya.
“Put, ibu boleh ngga masukkin tangan ibu untuk nyentu meki kamu” tanya Bu Indri lagi sambil jemarinya menggaris di pangkal pahaku, bikin aku mendesah refleks “ahhhhhh”.
Sekarang tangannya sudah dimasukkan ke balik celana dalamku, kurasakan jarinya dengan cepat meraba vaginaku yang basah, lalu dielusnya klitorisku sambil jarinya sesekali dimasukkan ke lubang vaginaku “hmmmm, meki kamu pasti udah sering dimasukkin kontol ya Put, sampe gampang becek gini” bisiknya sambil menciumi pundakku.
Tangannya dimasukkan ke balik kausku dan terus ke atas untuk mengelus lembut putingku, sepertinya ibu ini sangat tahu merangsang badanku, dan akupun mulai mengeluarkan desahan tertahan “sssshhhhhhhhh, sssssshhhhhh”
Mataku sudah mulai terpejam merasakan setiap sentuhan Bu Indri sampai ketika kubuka mataku kulihat Pak Anas sudah membawa Henny duduk di sebelahku dan meneruskan isapannya dengan kepala Henny rapat dengan tubuhku.
“Put, kausnya ibu lepas ya”
“Iiiiya bu” jawabku tanpa memandang mukanya
Dilepasnya kausku dan kubiarkan tanganku ke atas untuk Bu Indri mudah melepaskannya, sekarang terlihatlah kedua payudaraku yang besar dan kenyal, kembali tangan Bu Indri menelusi putingku sehingga putingku semakin keras dan mengharapkan lebih, tapi dia sangat sabar dan membuatku semakin tak tahan, diremasnya sekarang dengan lembut toketku dan semakin lama semakin kasar, sehingga aku berteriak “Akkkkkhhhhhh” karena horny dan sakit karena remasannya, lalu mulailah dihisapnya payudaraku dengan perlahan, lidahnya memutari putingku sehingga aku melayang.
Jarinya semakin sering masuk ke vaginaku dan “Put, ibu turunin ya celana sama celana dalamnya”
Akupun mengannguk memperbolehkannya dan dia turun ke bawah lalu ditariknya celanaku sehingga terlihatlah vaginaku yang sudah sering dimasukkin kontol itu.
“Wahhhhhh, sudah berapa banyak kontol yang masuk ke memek kamu Put, sampe bibir vaginanya keriting gini”
“kamu doyan kontol ya Put” dan tanpa babibu langsung dimasukkannya tiga jari ke vaginaku yang becek, aku menoleh ke samping dan kulihat Pak Anas sedang disepong oleh Henny, dan ukuran kontol itu bikin aku semakin horny.
BU Indri sekarang sudah menjilati memekku dan jilatannya enak banget, badanku mulai bergerak liar merasakan jilatannya Bu Indri, “ahhhhh, ahhhhh, ahhhhh” aku mendesah ngga karuan
“Kamu nungging ya Put, biar Lexa isepin vagina sama lubang anus kamu” akupun menungging dan bertumpu pada sofa sehingga kulihat Lexa sekarang menjilati memekku dan lubang pantatku yang bikin aku horny gila-gilaan merasakan sensasi ini.
Terus disodokkannya lidahnya ke vagina dan lubang pantatku, lalu saat Lexa asik mengitari lubang anusku, jarinya kembali menyodok vaginaku.
“Akkkkkkhhh, akkkkkhhhh, akkkkkhhhhh, akkkkkhhhh”
“kamu doyan kan Put, ayo jawab” tanya Bu Indri dari samping
“Iya Bu, Putri doyan, Putri ngga tahannnnn, Putri mau keluarrrrr”
“Ini anak yang pinter sekarang kamu buka yang lebar kaki kamu, Henny kamu isepin toketnya Putri”
Dan Henny langsung ngsepin toketku dari bawah, saat aku merasakan nikmat yang luar biasa tiba2 Lexa berhenti dan langsung kurasakan ada kontol yang masuk ke vaginaku.
“jangan pak, jangannnnn” teriakku saat merasakan kontol Pak Anas masuk
“udah jangan nolak, kan kamu ngaku kalo kamu doyan kontol” kata bu Indri dari samping
“akkkhhhh akkkkhhhhh akkkhhhhh, jangan Pak, kontol bapak gede banget” tapi pantatku bergoyang cepat mengikuti sodokan kontol Pak Anas.
Sambil merasakan kenikmatan dari sodokan kontol Pak Anas, kulihat sekarang Lexa sedang asik diisepin sama Henny, dasar Lexa doyan cewe pikirku ngeliat dia keenakan, sementara Bu Indri duduk di sebelahku dan terus meremasi toketku, aku yang semakin ngga tahan didoggy sama Pak Anas, terus menggerakkan pantatku supaya kontol Pak Anas semakin dalem masuk ke memekku.
“Akkkhhhhh, akkkkkhhhhh, akkkkkkhhh” aku berteriak panjang meraskan orgasmeku yang pertama dan keliatannya Pak Anas juga ngga tahan lagi dan disemprotkannya spermanya ke vaginaku, dan lututku pun bergetar lalu lemas dan ambruk ke sofa.
“Sini nak, biar ibu pangku Putrinya” kata Bu Indri, lalu mendudukkan aku di pangkuannya, lalu ditaruhnya kepalaku di pundaknya dan tangannya membelai lembut payudaraku, lalu kembali putingku dipilin lembut, sementara tangan yang satunya menekan nekan di bagian atas vaginaku, dia sangat mengerti supaya aku tidak merasa geli setelah orgasme.
Setelah beberapa lama ditekan tekan bagian atas vaginaku, geli karena orgasmeku sudah hilang, dan dia kembali mengelus itilku membuat aku kembali terangsang.
“Lexa, sekarang kamu jilatin mekinya Henny di meja” perintah Bu Indri
Dan Henny pun tidur telentang di atas meja, lalu Lexa mulai meng-ismeknya, “sssshhhh, sssssshhhh, ssssshhhh” Henny sekarang mulai menggerakkan pinggulnya merasakan kenikmatan dari isapan Lexa
Ditekannya kepala Lexa supaya menghisap lebih dalam ke mekinya Henny, “ahhhhhhh, aaaaahhhhhh, Xaaaaaa, aku mau keluarrrrr” dan badan Henny pun melengkung ke atas merasakan orgasmenya
“Gimana Put, kamu mau dijilatin kaya Henny?” Tanya Bu Indri sambil terus mengelus itilku yang basah, lalu jarinya kembali dimasukkin ke mekiku
Aku hanya memalingkan wajahku sambil menikmati sentuhan jari Bu Indri dan mendesah tertahan, sunggu Bu Indri tahu membuatku semakin merasa terangsang.
“Hen, sekarang gantian kamu jilatin Lexa”, lalu Lexa pun mengangkang, tapi sekarang meki Lexa mengarah ke tempat kami duduk, sehingga aku bisa dengan jelas melihat bagaimana Henny ngejilatin mekinya Lexa dan juga reaksi Lexa waktu dijilatin Henny.
Sambil melihat tontonan di depan kami, Bu Indri semakin mempercepat elusannya dan ketiga jarinya dimasukkan ke vaginaku, membuatku semakin tak tahan dan merangkul Bu Indri dengan erat saat di pangkuannya.
“Ahhhhh buuuuu, Putri ngga tahannnn, Putri keluar lagiiiii” dan sekamin dipercepat kocokannya sehingga
“Akkkkkk, akkkkkk, akkkkkkkkk, akkkkkkkhhhhhhhhhh, Putri keluarrrrrrrr” dan bersamaan kudengar Lexa juga orgasme.
Aku terduduk lemas masih di pangkuan Bu Indri “Put, kamu udah ibu BO untuk nemenin ibu di acara kantor ibu di Bali selama 4 hari, semua sudah ibu beresin sama mami, mulai malam ini kamu ikut ibu ke hotel ya dan mulai sekarang kamu jangan panggil ibu lagi, tapi Tante"