Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG [No Sara] Kenangan Senior Kampus Cindo

Bimabet
[Flashback] Kejadian Tak Terduga

Seperti dicerita sebelumnya bahwa aku dan Bety hanya sebatas junior dan senior di kampus. Kami bahkan tidak saling kenal dan akupun mengenal Bety merupakan seorang senior galak yang cuek, karena saat ospek sering bentak-bentak dan marah ke juniornya. Akupun bertemu dengan Bety di UKM Musik, dimana Bety merupakan Keybordist sekaligus vokalis, walupun jujur suara dan skill nya biasa saja, mungkin ketolong parasnya yang cantik dan imut sih. Karena itulah dia juga jarang tampil pada event ataupun festival band lainnya. Namun karena dia tergolong orang yang aktif di UKM dia jadi sering ikut kemana-mana tiap ada event yang diikuti Band anggota UKM kampus kami.
Selama satu tahun kuliah aku dan Bety tidak begitu mengenal bahkan ketika berpapasan di UKM hanya sebatas senyum, sampai suatu saat pada kuliahku di Semester 3, juruan kami mengadakan suatu acara bagian dari Dies Natalis Jurusan segalugus agenda branding untuk akreditasi jurusan. Acara tersebut merupakan acara perlombaan cerdas cermat Siswa-siswi SMA. Kami disibukkan untuk merancang acara tersebut karena anak himpunan diserahkan untuk penyelenggaraan acara oleh pihak jurusan kami, jadi acara full dilepas oleh jurusan (Dosen). Bulan November kami sudah menyiapkan teknis dan persiapan acara, dimana akan diadakan tahap penyisihan di SMA masing-masing dan dilanjutkan tahap final untuk diundang di kampus bersamaan dengan acara puncak Dies Natalis Jurusan kami. Karena perlombaan itu merupakan acara pertama yang kampus kami adakan, maka kami diharuskan datang ke SMA untuk sosialisasi lomba tersebut dimana SMA yang mengikuti lomba hanya beberapa SMA di sekitar kota saja.
Bety saat itu sebagai tim acara dan secara tidak sengaja akupun juga satu tim dengannya, awalnya 10 SMA di kota kampus kami lancer saja melakukan sosialisasi. Minggu depannya kita berniat menuju kota M untuk melakukan sosialisasi. Awalnya kami hanya berlima, yang pasti Mbak Bety, dan aku, lalu ikut juga karena satu tim acara adalah Rico, Fandi, dan Naya, namun karena kita tidak tahu mau menginap dimana, sehingga mbak Bety mengajak teman seangkatannya Mas Andi dan mbak Tisa karena kita mau menginap di rumah Mbak Tisa.
Minggu siang kita sudah berkumpul di kampus untuk menuju rumah Mbak Tisa di kota M, kita berdesakan naik mobil mbak Bety, kecuali Mbak Tisa yang sudah di rumahnya kota M dan mas Andi yang memang berasal dari Kota M.

D : Aku saja yang nyetirin mbak?
B : Emang kamu bisa nyetir?
D : Bisa sih, daripada mbak capek
B : Ya udah ini (sambil menyerahkan kunci mobil inova)
(Maklum dulu di kampung sering bantu bapak nyetir Puckup anter sayuran)

R : Iya lumayan bisa istrahat mbak, kan mbak ketua acara

Perjalanan kurang lebih 2 jam dengan beberapa kali mendapat macet, akhirnya sampai di rumah mbak Tisa yang cukup besar. Kami disambut Perempuan paruh baya yang membukakan gerbang dan mempersilahkan kami masuk. Beberapa dari kami menurunkan semua barang bawaan dan yang lain masuk ke dalam rumah.

M : Parkir di situ saja mas
D : Nggih bu
Setelah selesai parkir di garasi akupun bersalaman dan mencium tangan Perempuan paruh baya tersebut.
M : Gak usah salim, wong aku pembantu, namaku Marni

Setelah bertanya-tanya ternyata kedua orang tua mbak Tisa dengan ayah yang kerja di tambang pulau Borneo dengan sebulan sekali pulang dan ibunya bekerja sebagai pegawai asuransi yang seminggu sekali pulang atau biasanya pulang ketika cuti. Dirumah mbak Tisa hanya tinggal dengan bibi dan adik perempuan yang masih SMP karena kakak lelakinya kuliah juga di kota M namun lebih memilih tingggal di kos yang dekat kampus.

D : Fan, tasku dimana?
F : Loh gak ngerti. Emang yang warna apa?
D : Biru, merek Eiger.
F : Gak nurunin aku
D : Kok gak ada di mobil?
R : Eh.. kayaknya tadi aku bawa ke atas deh bareng tasnya Maya, kirain tadi tasnya juga
D : Kamu taroh mana? Anterin dong
R : Yah.. ambil sendiri napa males nih berdiri
D : Gak enak aku (Maklum selain tidak tahu tempatnya masuk rumah yang lumayan besar membuatku sungkan)
F : Naik aja ke atas, ada 2 kamar di ujung yang berhadapan, kamar yang deket kamar mandi.
Lalu akupun naik ke atas berniat untuk mengambbil tas. Benar saja di atas ada dua kamar di sebelah kamar mandi yang tertutup sepertinya ada orang mandi di kamar mandi, lalu aku intip karena pintu terbuka setengah. Pandanganku tertuju kea rah tas biru di dekat pintu, namun ketika badanku separuh masuk berniat mengambil sambil menjulurkan tangan, aku melihat pemandangan menakjubkan. Seorang gadis tertidur terlentang mengenakan top short dan tanktop berwarna krem. Kulitnya putih dan bersih sampai beberapa kelihatan pembuluh darah di paha dan area dadanya. Dialah mbak Bety yang tertidur sambil memegang HP, sayang selama ini tidak pernah aku perhatikan. Pandanganku terpaku, tenggorokanku mendadak kering, celana dalamku mendadak sempit. Memang aku bukan pria polos yang baik dan lurus-lurus saja, karena waktu SMP sampai SMA juga termasuk cowok nakal juga, namun setelah melihat ekonomi keluarga yang berantakan aku jadi sadar untuk bersungguh-sungguh kuliah.
"Ceklek… ceklek.."
Akupun bergeas turun dengan segera. Seketika itu aku jadi sering memperhatikan mbak Bety.
Malam hari kamipun makan malam, dalam acara makan malam tersebut lirikan mataku tidak lepas dari mbak Bety dengan hanya memakai hotpant dan kaos saja. Beberapa kalia aku sempat kedapatan memandanginya dan kami saling pandang. Namun mungkin mbak Bety tidak curiga dan menganggapnya normal.
T : Eh.. ya, nanti cowok-cowok tidur di bawah aja ya kalau mau mandi pakai kamar mandi Bi Marni aja. Soalnya kamar mandi atas kunci pintunya rusak.
B : Iya tau nih Naya bisa-bisanya baru sehari rusak rumah orang
N : Maaf ya mbak, tadi susah banget buka pintu, aku paksa ternyata patah.
R : Kamu apain Nay emang?
N : Tadi siang aku mandi kuncinya macet terus aku paksa buka, malah patah, jadi gak bisa ditutup deh pintunya lagi.
T : Ya udah cowok pokoknya jangan naik.
Kami pun menyelesaikan makan dan membantu bi Marni angkat piring.
B : Setelah ini kumpul dulu sebentar bahas teknis besok ya, gak lama paling 15 menit. (Kata bety sembari kami semua beranjak dari tempat makan)
Setelah Bety menjelaskan teknis besok kamipun Kembali ke kamar, dimana cowok di kamar bawah dan cewek di kamar lantai 2. Akupun kurang paham yang dijelaskan Mbak Bety karena aku sering focus di tubuh putihnya.
Akupun terbangun jam setengah 5 untuk sholat subuh dan setelahnya aku pantengin HP untuk melihat-lihat sosmed dan youtube, hingga tanpa sadar aku tertidur.

Akupun terbangun tapi semua sudah tidak ada, aku mencoba mencari dan memanggil-manggil teman yang lain. Rumah sepertinya nampak kosong “sialan aku ditinggal” batinku. Tiba – tiba aku kebelet ingin buang air kecil, aku menuju kamar mandi bawah dekat dengan garasi. Namun sepertinya ada orang di dalam dan terkunci. Karena tidak tahan akupun naik ke lantai dua karena dalam hatiku mumpung sudah sepi tidak ada yang lain juga, mungkin aku sudah ditinggal pergi sama yang lain ke SMA. Akupun naik ke lantai atas dan berusaha membuka pintu kamar mandi yang terbuka sedikit. Dan akupun melihat pemandangan menakjubkan ketika melihat tubuh bugil mbak Bety dari belakang sedang mandi dan menggosokkan shampoo di rambutnya. Terlihat punggung putih dialiri shampoo yang mengalir sampai lubang belakangnya dan ketiak putih mulus dengan payudara yang masih menyembul dari balik tubuhnya. Aku kaget dan terdiam sejenak, namun pikiranku langsung tersadar mau mengabadikan momen tersebut. Akupun berniat mengambil HP dan turun dengan perlahan supaya tidak ketahuan mbak Bety.
Setelah aku ambil HP aku berniat naik dengan perlahan, namun ketika aku mencoba kea rah kamar mandi ternyata mbak Bety sudah tidak ada di kamar mandi. Aku pun bingung, “loh koku dah hilang, kemana ya” aku lihat pintu kamar sudah terkunci. Wah telat sudah selesai, gagal mengabadikan momen indah pagi hari. Akupun buru-buru turun supaya tidak kepergok kalau aku mngintipnya mandi.

Setelah aku menunggu orang yang keluar kamar mandi bawah, ternyata Bi Marni. Dengan basa basi aku bertanya,
D : Yang lain kemana Bi?
M : Cari Sarapan katanya sama Mbak Tisa, biasanya ke alun-alun.
D : Kirain sudah jalan ke SMA semua aku ditinggal
M : Masa gak dibangunin mas?
D : Enggak tuh tadi
Setelah aku ngobrol basa basi, aku memakai kamar mandi dan kembali ke kamar.

B : Heh… Kamu tadi liat apa? (mbak Bety masuk kamar dengan tiba-tiba)
Akupun terdiam karena bingung apa yang dimaksudnya, walaupun aku menduga kejadian tadi
B : Jawab kamu? Apa yang kamu lakuin?
Aku hanya diam sambil memegang HP. Tiba-tiba langsung set.. tangan beti mengambil HP dan memeriksa HP ku.
B : Kamu gak foto kan?
D : Eee.. eeng…. Enggak..
B : Apa yang kmau liat?
D : Aku gak sengaja
B : Bagus? Puas?
D : Eeehh … iya eh.. ee.. apa ya?
B : Jangan bohong, kamu liat aku mandi kan?
Puas kamu? Sange?
D : Eee.. Iya mbak… Tubuhmu bagus

Bety menutup mata sambil menarik nafas.
B : Kamu mau liat lagi?
D : ee.. Iyaa (aku mirip orang tolol dan gak tau mau gimana)
Beti berdiri dan mengangkat kaosnya, terlihat payudara putih imut berukuran pas dengan tubuhnya tertutup bra berwarna coklat krem. Lalu digigitnya kaos dan tangannya menutup payudara.

B : Gimana?
Akupun hanya terdiam menikmati pemandangan dan juga ngaceng.
Tanpa terduga beti menarik bra turun dan terpampang puting pink yang imut-imut.

B : Gimana? Mau apa lagi?
Akupun dengan polosnya menurunkan celana kolor dan cd ku, kucoba mengocok kontol di depan mbak bety.
B : Haah.. (Dari ekspresi terlihat kaget dan melepaskan gigitan kaos)
D : Eehhh… bagus sekali badanmu mbak, eeehhh… (ceplok… ceplok.. ceplok.. sambil ku kocok kontolku di depan Bety)
Beti pun mengimbangi dengan memainkan putingnya sesekali dia memejamkan mata. Akupun juga mencoba mempercepat kocokan kontolku dan berusaha mencapai klimaks untuk memuntahkan cairan putih di depan mbak Bety. Ketika sudah mau di ujung kontol mau crot aku sedikit merem dan tiba-tiba “Plaaakkk”. Tamparan menyadarkan ku dan membuyarkan klimaksku.
Akupun bingung dengan kontol masih tegang dan kentang.
B : Jangan kurang ajar, awas ya kamu!! Kalau macem-macem lagi urusan kamu sama aku.
Aku bengong dengan sedikit kekentangan yang gak jadi crot. Akupun merasa malu dan kembali menaikkan kembali boxer dan celana dalamku.
Setelah kejadian itu kami sempat tidak saling berteguran sampai acara jurusan itu selesai, karena sangat aneh dan aku merasa bersalah.

Seiring berjalannya waktu kejadian itu mulai reda, dan entah kapan aku sudah berani chat lagi dengan mbak Bety, bahkan dulu sebelum kejadian itu aku belum pernah chat dengannya. Dan itupun aku mendapat kontak mbak bety dari grup UKM karena satu grup WA dengannya.
 
bused, gokil sh sampe cokil di depan objeknya live, plus bonus kentang di awal.. :adek: :adek:
 
Re-Start (Sebuah tragedi)

Kegiatan di Jurusan terlaksana dengan baik dan berjalan lancar. Aku dan Bety tidak saling berhubungan satu sama lain, bahkan ketika dalam acara kami hanya melaksanakan kegiatan selayaknya kerja saja dan tidak pernah menegur sapa satu sama lain. Kurang lebih sebulan setelahnya, entah bagaimana kami sudah mencair dengan mulai saling memandang dan saling menyapa ketika berpapasan. Dan ketika ada acara UKM kami bisa saling bertanya satu sama lain kembali seperti sebelum kejadian di rumah Mbak Tisa. Hubungan baik berlanjut ketika beberapa kali Bety bertanya tentang acara UKM dan kegiatan kemahasiswaan saja. Akupun memberanikan diri juga untuk follow Instagram Bety juga walaupun tidak langsung di follow back langsung. Ketika aku membuka IG aku melihat story mbak Bety seperti curhat kekecewaan dan menyesal tentang sesuatu. Disertai story selanjutnya seperti sedang menangis.

Aku tanpa sadar membalas story mbak Bety.
D : Sabar ya mbak? Aku bisa bantu apa?
Tentu tidak dibalas sama Bety.
D : Mbak kalau ada apa-apa blang aja, bisa aku bantu
Tanpa aku duga dibalas Bety
B : Temenin aku ke X (nama café) ya.
Akupun bingung setelah liat map, karena aku tidak pernah ke tempat itu, karena selain biaya aku juga seorang mahasiswa yang jarang sekali nongkrong supaya berhemat.
D : Iya mbak.
Bety pun kembali menjawab namun lewat WA.
B : Bener mau temenin?
D : Iya mbak, Kapan?
B : Nanti malam, jam 9 ya. Langung di lokasi aja

Jam 8.30 malam aku nyalakan motor Supra X ku untuk menuju café X. Kurang lebih 30 menit, aku mengira Bety sudah datang ketika aku cari sepertinya belum sampai.
D : Sudah di lokasi mbak?
Aku tunggu lama sampai 30 menit belum ada jawaban, sampai Bety akhirnya telefon.
B : Dan, maaf ya? (sambil menangis)
D : Ehh.. kenapa mbak?
B : Aku ga bisa kesitu.. hikkk hikk.. hikk.. (dia masih menangis)
D : Iya gakpapa mbak. Kenapa emangnya?
B : Gak apa apa.. hikk.. hikk.. (dia masih menangis)
D : Mbak gak kenapa-kenapa kan? (aku mulai khawatir karena tangisnya semakin kenceng)
B : Enggaak … hhiiiikkk.. hikk… (tangisnya semakin kenceng)
D : Mbak dimana? Aku bisa bantu apa?
B : Di apartemen dan,… eh… kamu…. Tolong dan… bisa minta tolong kesini? (perkataan Bety mulai kacau dan disertai tangis)
D : Iya mbak dimana tu ya?
B : Hiiiikk… hikk… (sambil menangis Bety menutup panggilan)
Tidak lama bunyi chat masuk, ternyata Bety mengirimkan share lokasi. Pikiranku bingung, disatu sisi aku sudah terlalu dalam dan sudah berjanji mau bantu, disatu sisi aku merasa aku tidak terlalu dekat dengan Mbak Beti dan merasa status sosial kita berbeda sehingga muncul pikiran macam-macam, entah takut dijebak lah, dikerjainlah, dll. Namun pada akhirnya karena merasa Mbak Bety perlu bantuan maka aku pergi ke Apartemennya yang tidak terlalu jauh dari Café X.

Sesampainya di apartemen Bety aku bingung masuknya dari mana karena tidak ada kartu aksesnya, akupun chat Bety.
D : Mbak, aku sudah di depan
Aku tunggu sekitar 10 menit belum dibales.
D : Mbak, ini gimana masuknya?
B : Iya maaf baru liat HP. Bilang aja sama Security disana. Minta kases ke atas lantai 10. Bilang kalau temannya penghuni Koh CL, mau ambil titipan barang.
D : Oke mbak.
Setelah aku praktekkan apa yang dibilang Bety, akupun diantarkan security sampai lantai 10. Akupun chat lagi Bety, karena lupa tanya nomor roomnya.
D : Sudah di lantai 10 mbak. Ini kamar yang mana ya?
B : oh ya kamar nomor 20.
Ternyata kamarnya dekat dengan lift hanya selang 1 kamar.

Tok tok tok.. (akupun mengetuk pintu, hatiku berdebar dan canggung)
Tok tok... (karena tidak dibuka aku ketok kembali)

Ceklek (Pintu kamar terbuka)
Terlihat seorang gadis berkulit putih, memakai tanktop hitam dan celana hotpant dengan rambut berantakan dengan gestur masih seperti baru berhenti menangis membukakan pintu. Tanpa berkata-kata Beti langsung masuk kembali, akupun bingung, namun akupun mengikutinya sambil menutup pintu.

Aku mengikuti beti berjalan di belakangnya, ketika sampai di ruang Tengah kulihat ruangannya sangat berantakan, barang-barang beberapa berserakan. Seketika Bety kembali menangis, dan akupun bingung.
D : Kenapa mbak?
B : Hiiiikk… hikk… (Bety kembali menangis)
Tiba-tiba tubuh Bety memlukku, tibuhnya seolah terlempar dan roboh di badanku. Karena tidak siap aku hampir terjatuh.Aku perlahan merebahkan dan mendudukkan dia di Sofa. Setelah tangisan mulai tenang aku berusaha bertanya.
D : Ada apa mbak?
B : hikk… ini… (sambi menangis, beti menunjukkan luka lebam diwajahnya)
D : Loh… kena apa ini mbak?
B : Ini… (Beti menunjukkan luka lagi di lengannya, yang tanpa aku sadar sebelumnya ternyata tanktop Bety sudah robek panjang di bagian ketiak kanan)
Lalu Beti membuka pahanya dan menunjukkan luka di kaki dan pangkal paha.
Tanpa menjawab pertanyaan bety kembali menunjukkan beberapa luka lagi beberapa sudah ada yang menjadi biru, beberapa ada yang masih merah, beberapa ada yang berdarah. Akupun berusaha mengompres luka-luka bety dan mengelap luka yang sudah berdarah. Aku lap bibir Bety yang berdarah dengan tisue.
D : Mbak ada kasa atau kapas (Bety tidak menjawab dan hanya menunjuk lokasi tempat make up dia)
Aku ambil beberapa kapas dan tisue untuk aku kompres dengan air pada luka-lukanya.
D : Mbak, ini sobek, bolek kulepas (sambil memegang tanktop Bety)
Bety hanya mengangguk dengan masih sesenggukan menangis, namun si joni juga sudah mulai mengangguk karena melihat gadis cina putih mulus didepan mata tanpa mengenakan bra. Terlihat tubuh bugil bagian atas cewek mulus dengan payudara kurang lebih pas digenggaman dan puting pink yang sebulan yang lalu aku berusaha intip, hanya saja kali ini jaraknya sangat dekat dan bisa saja aku remas. Akupun melihat ada memar di lengan atas dalam dekat ketiak dan dada kanan di atas payudara.
D : Mbak boleh? (aku berusaha mengkode untuk memperbolehkan mengkompres juga, sambil aku buka tangan yang dari tadi menututp wajahnya yang menangis)
Cukup lama aku kompres di lengan dan dada sampai air di kapas hampir kering, aku coba memegang perlahan.
D : Sakit mbak
B : isshh.. auuuu (rintih Bety)
Aku coba menekan dan memijit pelan sampai Bety tidak lagi merintih. Entah secara reflek semakin lama aku meraba ke arah ketiak dan coba juga meraba payudara Bety. Beti awalnya memegang tanganu namun tidak ditahan ataupun ditolak kemudian dilepaskannya. Aku melihat wajah Bety hanya menetup mata saja. Selang beberapa lama aku bertanya apa ada luka yang lain di badan Beti. Dia menunjuk di paha kanannya. Aku berusaha mencoba menarik kebawah celana hotpantnya tanpa ada perlawanan. Benarsaja, pahanya biru lebam besar sekali di atas lutut dan pangkal dekat selakang. Akupun izin untuk kembali mengambil air hangat dari wastafel untuk mengompresnya. Kembali aku melakukan pengompresan dan pijitan ringan. Awalnya memijit lama-lama aku elus semakin keatas sampai paha dalam. Bety hanya memejamkan matanya ketika aku melihat wajahnya. Kejadian luar biasa karena aku bisa melihat, memegang dan mengelus tubuh mulus Bety bety yang hanya mengenakan celana dalam saja.
B : eehhhhh.. mmmmmm (suara Bety lirih sedikit mendesah namun masih terdengar di telinga)
Cukup lama aku mengelus paha Bety, ketika aku mencoba menyelipkan jari kedalam celana dalamnya tanganku ditahan olehnya. Ketika aku melihat wajahnya seolah aku bertanya Bety hanya menggeleng. Aku sadar bahwa Bety tidak mau. Malam itu cukup lama aku membersihan dan mengobati lukanya. Beberapa kali aku mengelus bagian sensitif tubuh Bety dan sepertinya dia terangsang, namun aku tidak berani melakukan hal lebih seperti kecerobohanku sebelumnya.

Ketika aku merasa tugasku selesai dan jam sudah menunjukkan pukul 11 malam, akupun izin pulang.
D : Mbak maaf ni, kalau aku izin pulang gimana? Soalnya nanti Kos keburu ditutup.
B : Iya gak apa-apa, terimakasih ya.
D : Iya mbak (sembari aku berkemas dan membereskan barang-barang yang berantakan sebisanya di ruang tengah itu)
B : Din. Terimakasih ya.
D : Iyyaa... (tanpa aku duga mbak Bety mengecup bibirku, dan secara refleks akupun kaget, kemudia aku mencoba untuk menciumnya kembali)
D : MMuuaahh..
B : Mmmuuaaah… aaawwhh… (Bety melepaskan ciuman dan memegang bibirnya yang masih terluka)
Perasaanku gembira karena bisa marasakan tubuh indah Bety lewat sentuhan. Di satu sisi aku juga bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi malam itu kepada Bety. Akupun berkendara sampai kos dengan perasaan campur aduk tidak karuan, sampai dikospun aku masih terbayang kejadian tadi dan terbayang bentuk tubuh Bety sampai aku tidak bisa tidur. Dan pada akhirnya akupun bisa tidur setelah jam 3 pagi dan setelah melakukan ritual senam jari sembari membayangkan dan merasakan kulit Bety yang semalam aku sentuh, dan akhirnya aku kelewat kuliah pagi karena telat bangun pagi. Dikampuspun aku tidak melihat Bety masuk kuliah, dan itupun juga yang membuatku bertanya-tanya apa kejadian semalam yang dia alami.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd