Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Noquote - Aku, Dan Wanita Lain Disekitar Pekerjaanku

menarik ceritanya
 
Setelah Puas mengencingiku, Ana membuka bajuku yang tadi terkena Pipisnya. Lalu Ana kembali mendorongku. Kali ini Aku yang berada di bawah. Ana kembali menciumi Aku sambil berkata “Pak Adi Bau Pipis Ana, nanti balas Ana yah Pipisin pake Pipis kental Pak Adi”. Kemudian Ana Tersenyum dan kembali mencumbuiku. Perlahan turun ke Leher, nafasnya terdengar berat. Turun ke dadaku, mencilati putingku, semakin turun ke pusar hingga sampailah ke titik paling vital milikku yang masih tertutupi celana. Dengan sigap Ana membuka ban pinggang Aku, melucuti celanaku hingga tinggal menggunakan sempak sakti. Tangan Ana merogoh masuk ke dalam celana dalamku. Ana tiba-tiba berhenti sejenak lalu berkata “Ana gak salah pegang kan Pak Adi? Ini beneran Pistol Pak Adi? Kok tangan Ana gak bisa genggam yah?”. Ditariknya Paksa Celana dalamku dan “Wooow, Gede banget Pilstolnya. Baru kali ini Ana melihat yang segede ini. Ana kira hanya di film-film barat saja yang seperti ini”. Sambil malu-malu Ana memegang dan memandangi Pistol Air milikku. Mengelus mesra seakan tak percaya apa yang akan Dia hadapi saat ini. Sambil terus mengelus pelan, hingga menggunakan 2 tangan Ana terlihat semakin malu.
Ana : “Pak Adi, Kok bisa gede sih? Ana jadi takut”
Adi : “Kok takut sih? Bukannya enak yah kalau ketemu yang besar gini?”
Ana : “Kata Orang sih enak, tapi Ana belum pernah ngelawan yang segede ini”
Adi : “Emang paling besar Ana pernah lawan yg kayak gimana?”
Ana : “Yang SNI lah Pak Adi. Yang imut-imut Lucu”
Adi : “Anggap aja Ana lagi beruntung, dan lagi ini coba Level Baru”
Ana : ”Ah Pak Adi bisa saja.

Masih dengan wajah tak percaya, Ana mulai mencoba mencicipi Es Kiko milikku. Diciumnya terlebih dahulu tanda perkenalan. Ditepuk-tepuknya ke arah wajahnya. Wajahmu masih tak percaya dengan semua ini. Dijilatnya Kepala Belutku, perlahan memasukannya ke Mulut. Ana : “Pak Adi, Mulut Ana gak muat”
Adi : “Belajar aja dulu, mungkin belum terbiasa. Pelan-pelan aja yah biar Ana beradaptasi dulu”

Ana mencoba dan terus mencoba untuk bisa menikmati Es Kiko hangatku. Namun masih tetap gak bisa. Tak kehilangan Akal, Ana mencoba cara lain “Tetap gak bisa Pak Adi, Pake Tetek Ana aja yah”. Digesekanlah teteknya ke Kontiku. Sambil dibasahi dengan ludahnya sendiri, Ans terus memijat manja Kontiku dengan Kemasan Susu miliknya.
Ana : “Kala Gini enak gak Pak Adi?”
Adi : “Enak Ana, Terusin donk Aku suka. Tetek kamu aja bisa menjepit gitu, gimana Meki Kamu?
Ana : “Kalau gitu masukin sekarang yah”

Ana langsung mengambil posisi “Dogy” untuk Aku Eksekusi. Ana mengambil tali pinggangku dan memberikannya padaku. “Cambuk Ana Pak, Ana suka dikasarin”. Dengan serta naluriku yang ingin memberi kenikmatan ke Ana pun langsung mengikuti apa yang dikatakan Ana. Aku mengambil tali pinggangku dan langsung mengayunkannya ke Pantat Ana. “Oouuch, Sakit Pak Adi, Terusin, Ana makin bersemangat”. Ku ayunkan berulang kali ke pantat Ana, begitu juga Ana yang selalu terdengar berteriak kesakitan namun selalu menikmati cambukan demi cambukan dariku. Ana menoleh ke arahku sambil memegang Pistol Airku, “Masukin yah Pak Adi. Ana udah gak tahan. Pengen ngerasain Kontol Gede”

Aku memasukannya perlahan, Ana terdengar menahan Sakit kemasukan Meriam London milikku.
Ana : “ Ahhh Sakit Pak Adi”
Adi : “ Ini belum masuk loh Ana”
Ana : “Ya udah masukinnya pelan-pelan yah Pak Adi. Ana gak akan teriak. Sumpah”
Mendengar Janjinya yang Aku yakini Palsu. Tanpa belas kasihan Aku langsung menancapkan Meriam Londonku ke Mekinya hingga terasa mentok.
Ana : “Aaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhhhh…” teriak Ana kesakitan
Adi : “Katanya gak mau teriak”
Ana : “Aaaahhhhh” masih dengan merasa Shock dan kesakitan “Mau gimana lagi Pak, Sakit. Punya Pak Adi Gede banget sih “
Adi : “Tenang aja, bentar lagi udah enak kok Ana. Udah biasa nantinya”

Ana tetap pada posisinya yang nungging meneriima serangan dariku. Walau kesakitan, Ana tetap melayaniku. Perlahan terasa Ana mulai mengikuti Alur permainanku. Ana mulai bisa bergerak maju mundur mengikuti pergerakan Kontiku. “Enak Pak Adi, Ana mulai bisa nikmatin. Permaina terus berlanjut sampai Ana menoleh lagi ke arahku. menatapku Sange, “Pak, Gantian yah. Ana diatas”. Aku pun menyetujui permintaan Ana.

Aku mengubah Posisi. Saat ini Ana yang ada diatas. Aku duduk di Sofa, Ana duduk dipangkuanku sambil membekangiku, Kakinya berpijak ke lantai. You Know lah maksud dari posisi ini. Ana mulai memasukan Kontiku ke Meki Tembemnya. Mulai bergerak naik turun. Dadanya membusung, tangannya mengarah ke arahku. “ Ahhh Yesss, ohhh” Ana terus-terusan mendesah. “Pegangin Tetek Aku Pak”. Tanganku Refleks menangkat 2 gunung kenyal Ana. “Remas Pak Adi, remas yang kuat. Ana udah dipuncak”. Gerakan Ana semakin cepat, Akupun semakin kuat meremas gubung indahny. “Aahaaaaahhhhhhhhh”. Lagi-lagi Ana Pipis tanpa izin. Bergerak kejang Ana terlihat sangat puas.

Ana turun dari posisinya, kemudian berbaring di Sofa. Membuka lebar kedua kakinya lalu berkata “Sekarang giliran Pak Adi, Ana udah puas, puas banget malah”. Aku kembali ke Posisi atas. Aku yang sudah sedari tadi menahan hasrat untuk menyemburkan Lendir kentalku segera menunaikannya. Gerakan dengan penetrasi yang cukup tinggipun Aku mulai. Ana masih tetap keenakan walaupun tadi katanya sudah puas. Terus-terusan gerak maju mundur untuk menstimilus Semburan Aku lakukan. “Aaaaaaaaahhhhh Aaaaaaaahhhh” Begitu pula desahan Ana yang tak henti-hentinya menerima Ulti dariku sampai Akupun tak sanggup menahan. Ku cabut cepat Kontiku sembari mengarahkannya ke wajah Ana, Crottt Crottt Croootttsss, wajah Ana dipenuhi Lendir kenikmatan dariku. Aku tersenyum puas, kemudian memeluk Ana, lalu berbisik “Aku sudah Pipis sesuai keinginan Kamu”

To Be Continue
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd