Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Novi Gadis Berjilbab

ketnap12345

Semprot Kecil
Daftar
9 Apr 2012
Post
71
Like diterima
95
Bimabet
Namaku Rendi, seorang spesialis
kandungan dokter di rumah
sakit negeri di kota S*******G.
Umurku 35 tahun tapi aku
belum nikah, jangan salah bukan
karena aku tidak ganteng tapi
pacarku sedang menyesaikan S3
nya di amrik, makanya nungguin
dia selesai dulu. Tinggiku 180
cm karena hobiku juga main
basket, kulit putih , dan wajah
yang bikin cewek pada ngiler.
Dengan punya pacar bukan
berarti aku ngga “ngobyek”
dengan yang lain.
Terus terang aku punya
beberapa affair dengan dokter
wanita di sini atau anak
kedokteran yang masih koass.
Tentu yang aku pilih bukan
sembarangan, harus lebih mudan
dan cantik. Sebenernya sudah
banyak yang mencoba menarik
hatiku tapi sejauh ini aku belum
mau serius dan kalau bisa aku
manfaatin selama jauh dengan
pacarku. Sudah banyak yang aku
banyak yang aku perdaya tapi…
ada satu orang yang membuatku
sangat penasaran. Namanya
Novi, umurnya sekitar 22 tahun,
dia anak koas dari perguruan
tinggi negeri dari kota yang
sama. Kebetulan aku jadi
residennya. Wajahnya cantik dan
tatapannya teduh, dia juga
berjilbab lebar berbeda dengan
anak lainnya, walaupun affairan
aku pun sebenernya ada juga
yang berjilbab, tapi tidak seperti
dia. Tinggi semampai sekitar
165 cm, dengan tubuh yang
padat tidak kurus dan tidak
gemuk, sesuai seleraku.
Jilbabnya pun tidak mampu
menutupi lekukan dadanya, aku
taksir kalau tidak 36B mungkin
36C. Tutur katanya yang lembut
dan halus benar-benar
membuatku mabuk. Apalagi dia
sangat menjaga pergaulan.
Sesekali aku coba berusaha
bicara dengannya tapi dia elalu
menundukkan wajahnya setiap
bicara denganku. Dia pun tidak
menyambut tangaku ketika aku
ajak untuk bersalaman. Kulit
putihnya sangat halus ketika aku
coba perhatika di pipi dan ujung
tangannya, tahi lalat di atas
bibir semakin menambah kesan
manis darinya.
Nov…kita makan bareng yuk,
aku yang traktir. ujarku
berusaha membujuk untuk bisa
pergi bareng. Terima kasih
Dok…saya dengan teman-teman
saja. Ujarnya halus. Jangan
panggil Dok…panggil saja kak.
“baik Dok…eh…kak”. “tapi
terima kasih tawarannya
aku bareng teman saja…”,
“kalau begitu sekalian ajak saja
teman kamu” setengah berharap
dia mau menerima. “terima
kasih Dok..eh kak, nanti
merepotkan, teman-temanku
makannya banyak lho” sahut dia
sambil tetap menundukkan
kepalanya. Kadang gurauan
ringan itu yang tidak pernah aku
dapatkan dari pacarku atau
teman affair-ku. aku tersenyum
kecil mendengar alasannya yang
sangat lucu…humoris juga dia,
“baiklah…mungkin lain kali”
kataku
“oh ya, jika ada apa-apa masalah
administrasi di sini atau
masalah kerjaan jangan sungkan
bicara aja ya, nanti aku bantu”
aku masih berusaha mencari
celah.
“Terima kasi pak ehh..kak…saya
pamit”
sambil berlalu
AKu perhatikan dari belakang,
roknya yang juga lebar tidak
bisa menutupi lekukan pantatnya
yang bergoyang mengikuti
langkah kakinya..perfect…aku
menggeleng.
Dia berbeda sekali dengan nita…
anak koas 2 tahun lalu yang
pernah aku perawani juga.
Sama-sama berjilbab walau tak
selebar dia. Nita pun awalnya
agak jual mahal…walau aku tau
dari cara memandangnya dia
suka aku. Dengan beberapa
rayuan akhirnya aku bisa
memerawani dia di sebuah
hotel. Tidak dengan paksaan dan
sangat mudah. Affair kita
berlalu dengan selesainya masa
koas dia, juga karena dia tahu
aku punya affair juga dengan
temannya. Dia berbeda sekali,
sulit sekali menaklukannya.
Setiap aku melihat dia selalu
aku lihat setiap geriknya,
senyumnya, tawanya, selalu
terbayang. Saat aku sedang
melamun tiba-tiba dari arah
belakangku ada yang memeluk
dan terus menarikku.
“Ngelamun nih…” dengan suara
yang diparaukan
“Mhh…Rasya…kamu nih ganggu
saja” sambil melepaskan
pelukan dia.
“kamu sekarang jarang ke
ruangku lagi” rengeknya
Rasya ini sesama dokter di sini,
umurnya sekitar 27 tahun dan
sudah bersuami. Sayangnya
suaminya bekerja di lepas pantai
sehingga jarang bertemu dan
memberikan nafkah bathin
padanya. Memang aku sering ke
ruangnya dulu…sekedar
bercumbu dengan bumbu oral
yang bisa membuat dia
melayang. Tapi kami tidak
pernah sampai melakukan jauh
karena dia pun tidak mau, ya
akupun tidak memaksa. Tidak
semua affairku selalu aku
tiduri…yang penting ada
penawaran rindu dan bisa
memuaskanku walau tidak
sampai melakukan senggama.
“Aku sibuk Rasy…banyak yang
melahirkan juga jadi residen”
ujarku sambil memegang
pinggangnya
“tidak ada waktu untuk aku?…
sebentar saja…” lalu dia
memagut bibirku dan
selanjutnya kamupun bercumbu
Satu persatu aku buka kancing
blousenya aku temukan dua
gunung kembar yang jarang
dijamah pemiliknya. Aku cumbu
dan ciumi dengan lembut.
Tapi…sepintas aku ingat Novi
lagi dan akupun menghentikan
aktifitasku. “Kok berhenti…”
Rasya pasti sedang mulai
terangsang. “Maaf Rasy…aku ga
konsen banyak pekerjaan…”.
“Ya sudah…” ujarnay tersungut
sambil mengancing kembali
blousnya terus berlalu.
Sore itu aku sedang membantu
persalinan, sengaja aku panggil
Novi untuk mendampingiku.
Wajahnya senang sekali karena
jarang mendapat kesempatan
untuk mendampingi dokter saat
persalinan seperti ini. Tidak
mungkin kan semua masuk, ya
aku beralasan yang lain tunggu
giliran. DIa berusaha menjadi
asistenku dengan baik, saat
memebrikan gunting aku sengaja
pura-pura tidak tahu menyentuh
tangannya…tapi langsung dia
tarik. Gagal lagi upayaku…tapi
aku sudha senang dengan
melihat wajahnya dari dekat
selama persalinan itu. Sekeluar
dari ruang bersalin “Terima
kasih ya kak…jarang ada
kesempatan begitu…”. “Kamu
mau aku bikin begitu…”
sambilku melirik seorang ibu
hamil yang kebetulan lewat.
“yee…ga lah, makanya cepet cari
istri sana…” sambil tersenyum
dan berlalu. Aku kaget…kok dia
tau ya…
Sore itu langin mendung dan
gelap sekali. Hujan mulai turun
rintik-rintik, aku memacu
FORTUNER ku ke luar ruang
parkir. Aku melihat Novi
berlari keluar sambil menutupi
kepalanya dengan tas agar tidak
terkena hujan. “kesempatan”…
tin..tin..aku klakson dia. “Mau
pulang? bareng aja yuk…
kayaknya mau hujan besar nih”
selalu saja aku cari kesempatan.
“Terima kasih kak…aku naik
angkot saja…sudah biasa kok”
katanya. hujanpun makin deras
“bener lho…ga apa-apa kok aku
antar kamu sampe kos”
“Terima kasih kak, ga enak
kalau dilihat orang bisa jadi
fitnah”
mhh…gilaa…ini semakin
membuatku jatuh cinta sama
dia, aku janji dalam hati, kalau
saja aku bisa dapatkan dia aku
akan putuskan semua affairku,
aku benar-benar jatuh cinta
pada dia. Tidak berapa lama
hujan semakin deras, bahkan
aku sulit melihat jalan saking
derasnya hujan. Sampai aku
tertidur jam 10 malam ini hujan
masih juga belum berhenti.
Keesokan harinya, aku harus
membantu persalinan lagi dan
aku mencari Novi.
“Novi tidak masuk hari ini dok”
sahut Rinda teman sekampusnya
sambil membedong bayi di
ruang bayi
“Dia sakit? aku mau minta
tolong bantu persalinan lagi”
kataku
“Tidak tau dok…saya tidak
dapat kabarnya” sahutnya sambil
melihatku dengan sopan.
AKu lihat Rinda manis juga,
berjilbab lebar sama dengan
Novi, walau tidak secantik
Novi, Rinda bisa juga dikatakan
high quality. Tingginya paling
hanya 155 atau 160 cm, tapi
tubuhnya proporsional. Dadanya
tidak sampai terlihat betul
lekukannya seperti Novi,
kulitnya kuning bersih,
kacamata yang dia kenakan
semakin membuatntya lebih
terlihat anggun. Aku pandangi
seluruh tubuhnya, berbeda juga
dengan Novi, dia tidak sungkan
untuk berbicara langsung dan
melihatku, walaupun dia juga
sama-sama menjaga pergaulan.
“Ya sudah kamu saja ya…bantu
saya persalinan…”
dia tersenyum senang “Terima
kasih dok…”
Keesokan harinya aku masih
belum menemukan Novi.
akhirnya aku di bantu Rinda
lagi “Kamu tau nomor telepon
atau kos Novi Rin..”
“Tidak dok…kita beda kos…
kenapa gitu?”
“mhh..atau dokter…hihihi…suka
sama dia ya” sahutnya sambil
tersenyum
“tidak…cuma dia itu cekatan
dan pintar…makanya saya suka
sekali kalau diasisteni dia…
lagian juga dia ngga akan mau
sama aku ini”
“Iya dok…banyak yang sudha
mau khitbah dia..tapi dia tidak
mau…dia mau selesaikan dulu
kuliahnya…dia itu baik dan
cantik lagi” sambil mengikuti
langkahku di ruang persalinan
“Kamu juga cantik…” aku mulai
mengeluarkan racunku, kalau ga
dapet yang poin 9 ya minimal 7
atau 8 juga tidak apa-apa. Yang
penting aku pengen sekali bisa
memerawani wanita berjilbab
lebar ini. Karena setauku
mereka selalu menjaga diri dan
pergaulannya. Tantangan
tersendiri untuk aku.
Rinda tidak menjawab, hanya
tersenyum sambil menunduk.
Hari keempat baru kulihat Novi
datang, namun tak seperti
biasanya. Biasanya Novi selalu
ceria, kali ini tidak. Wajahnya
murung dan tatapannya kosong.
Kulihat teman-temannya
berusaha bertanya dan
berkumpul di sekitarnya. Entah
apa yang mereka bicarakan
terkadang Novi tersenyum walau
getir.
Saat istirahat ku coba dekati.
“Kamu sakit Nov?”
“Nggak kak” lemah sekali
bicaranya
“Kenapa kamu murung, ada
masalah?”
“ah nggak kok” Novi mencoba
tersenyum walau aku lihat tidak
bisa menutupi kemurungannya.
“Ngga ada masalah cuma agak
kurang sehat aja, maaf saya mau
makan dulu kak” sambil berlalu
meninggalkanku.
“Ya sudah kalau kamu ngga apa-
apa, kalau kamu butuh bantuan
jangan ragu minta tolong ke aku
ya”
“iya kak, terima kasih”
Esokan hari-nya hari jum’at, aku
berencana pulang agak cepat.
Maksudku, aku mau tidur dulu
sebelum agak malam nanti aku
bangun dan pergi clubbing di
club terkenal di kota ini. Ketika
aku sedang membereskan buku
dan berkas yang aku masukkan
ke tas, tiba-tiba pintu kantorku
di ketuk, “Silahkan masuk”.
“Maaf, apa saya mengganggu
kakak…” aku lihat sesosok
wanita dengan kemeja pink
berbalut blazer putik khas
dokter, jilbab pink dan rok
putih. Cantik sekali dia terlihat.
Wajahnya sambil agak
menunduk walau dia coba
beranikan diri melihat wajahku.
“Ada apa Nov, tidak menggnggu
kok, saya sedang membereskan
berkas” ujarku santai. “Ada
yang bisa saya bantu?”
“Kakak besok ada acara?”
AKu tersentak, tumben sekali
dia bicara ini. “Tidak…tidak…
ada apa? besok aku bebas kok”
Aku melupakan janjiku untuk
bertemu Dian, passienku yang
pernah aku tolong persalinannya.
Dia hamil oleh pacarnya, tapi
kemudian pacarnya pergi tidak
bertanggung jawab. Karena aku
yang menolongnya hubungan
kamipun dekat, dan tidak perlu
dijelaskan detail apa yang kami
lakukan, karena bukan inti dari
cerita ini, yang pasti kami
lakukan dengan aman.
“Saya mau minta tolong, besok
aku mau pindah kos, apa kakak
bisa bantu bawakan barang”
“Oh…tentu, jam berapa?”
“AKu tunggu di kos ku ya kak,
jam 9, sini alamatnya saya
tuliskan dulu” Novipun
menuliskan alamat pada secarik
kertas di atas mejaku, aku terus
memandanginya tanpa berkedip.
perfect girl.
“Terima kasih kak, maaf sekali
saya sudah merepotkan” sambi
memberikan kertas kepadaku,
sedikit nakal aku pura-pura
tidak sengaja menyentuh
tangannya. lembut sekali dan…
tak seperti biasanya dia menarik
tangannya, kali ini dia
membiarkan tanganku
menyentuh tangannya.
Novi pun berlalu sambil
meninggalkan gerak pinggul yang
sangat menarik, “aku harus
memilikinya”. Aku segara
batalkan semua agenda dan
janjiku, aku segera tidur dan
tidak sabar menunggu datangnya
esok. Saat pertama kali berdua
dengan dia.
Esokan harinya aku datang tepat
waktu di alamat yang sudah
diberikannya. Sebuah rumah kos
yang cukup besar walau agak
tua, bangunan inti pemilik
rumah ada di depan, sedangkan
bagian depannya gedung baru
berlantai 2 dengan pola
bangunan khas tempat kos. Aku
lihat beberapa orang berkumpul
dihalaman depan juga Novi
dengan mengenakan jilbab putih,
kemej biru dan rok panjang biru
donker.
“Kenapa pindah nduk…padahal
ibu seneng kamu di sini, kamu
suka bantuin ibu”
kata seorang wanita berumur
lebih dari separuh baya.
“iya bu…aku mau cari suasana
lain aja, supaya aku bisa tenang
bikin laporan”
“Kalau kak Novi ngga ada,
kalau diantara kita ada yang
sakit siapa yang bantuin”
seorang wanita muda yang aku
tebak masih maha siswa juga
menimpali.
Novi tersenyum sambil
mengacak-acak rambut teman
kosnya itu “kamu boleh kok
main ke sana”. “Bu, kenalkan
ini dokter Budi, yang bantuin
saya pindahan” sambil
mengenalkan aku, tanpa
sedikitpun mengenalkan aku
pada seorang pria tua yang ada
di sebelah ibu kosnya itu. Sama
sekali wajahnya tidak
bersahabat.
“Oala aku kira bojo mu nduk…
gantenge…” ku tersenyum dalam
hati mendengarkan ucapan ibu
kosnya itu
“ah ibu bisa aja…” Novi
tersipu. Aku berharap itu
menjadi nyata, dan tidak hanya
menjadi pacarnya tapi aku bisa
mengambil semuanya dari dia.
Semua temannya berusaha
membantu memasukkan kardus
ke dalam fortunerku, tidak lama
hanya 1 jam semua barang
sudah dimasukkan.
Kami pun segera pamit, pertama
kali dia duduk bersebelahan
denganku. AKu menancap gas
stelah sebelumnya melambaikan
tangan dulu pada ibu kos itu
dan teman-temannya, wajah pria
tua yang aku kira adalah suami
dari ibu kos itu masih tetap
tidak bersahabat. Mataku coba
melirik nakal padanya,
tatapannya kosong melihat
pemandangan di sekitar jendela.
Lekukan dadanya begitu nampak
dan close up di hadapanku,
napasnya naik turun semakin
membusungkan dadanya yang
tertutup jilbab putihnya. Rok
biru donkernya berbahan
lembut, sehingga gampang jatuh,
aku lihat bagian tengah rok
antara kedua pahanya jatuh ke
paha sehingga menampakkan
bentuk pahanya yang jenjang dan
penuh. Novi masih menikmati
pemandangan sisi jalan dan
tidak sadar kalau aku
memperhatikan tubuhnya. Aku
memacu mobil menuju alamat
yang sudah dia beritahukan
sebelumnya.
Di perumahan itu, rumah type
21 yang dia tempati. Luas
tanahnya masih sangat luas
belum termaksimalkan. Sisi
kanan kiri rumah masih kosong
dan membuat jarak dengan
rumah disampingnya. Aku pun
segera membantu menurunkan
barang dan membereskan barang
di rumah tersebut, hanya
berdua. aku pandangi wajahnya,
perhatikan tiap lekuk tubuhnya
yang membuat penisku tagang.
Sore itu aku mandi di rumah
kontrakannya, aku tidak pernah
lupa membawa alat mandi di
mobilku. begitu juga Novi yang
mandi sebelum aku,
meninggalkan bau harus
menyengat di kamar mandi.
“Kak, makan malam di sini saja
ya, sudah aku masakkan”
tawarnya
“Baik lah, pasti masakannya
enak sekali” timpalku, padahal
aku masih ingin berlama-lama
dengan dia
Selepas makan malam kami pun
bercengkrama. Semua barang
telah kami rapihkan bersama,
hari itu aku habiskan waktu
bersama. “Akhirnya selesai juga
ya Nov, capek juga ya
” sahutku mencoba mencairkan
suasana, sambil duduk di
sebelahnya yang sedang
mengupaskan mangga untukku.
Novi tersenyum manis sekali,
“Iya kak, kakak capek ya, mau
aku suapin manggana?”
aku kaget dengan tawarannya
aku berusaha tenang “boleh”
Dia pun memberikan mangga
yang ada ditangannya, dengan
nakal aku coba melahap mangga
sampai ke jarinya, sehingga
bibirku menyentuh jarinya. Dia
tarik jarinya dari mulutku pelan
sekali, sembil tersenyum. “oh
god…sweet” ujarku dalam hati.
“Mangganya manis…apalagi
sambil lihat kamu” aku
memancing. Novi hanya
tersenyum, “mau lagi?”
tawarnya, akupun mengangguk.
Suapan kedua ini jarinya lebih
lama berada di dalam mulutku.
Sengaja tidak aku lepaskan dan
si empunya jari lentik itu tidak
keberatan, dia hanya diam
menunggu. Tangan kiriku
menyentuh tangan kanannya itu
lembut, dia tidak menolak. aku
tempatkan telapak tangannya
yang lembut di pipiku, sambil
menatap wajahnya. Wajahnya
bersemu merah. Mata kami
saling menatap, wajah kami
semakin mendekat…dekat dan
dekat…sehingga aku rasakan
nafasnya menentuh wajahku.
Tangan kananku meraih dagunya
yang lembut seolah tidak ada
tulang di dagunya itu. sedikit
aku tarik dagunya sehingga
bibirnya terbuka, sengal
nafasnya bisa aku rasakan. Ini
mungkin rasanya seorang wanita
yang pertama kali melakukan
kissing, wanita yang selama ini
berusaha menjaga
kehormatannya dan tidak pernah
disentuh siapapun sebelumnya.
Matanya terkatup, cantik sekali
dia malam ini. Akupun
mendekatkan bibirku dengan
bibirnya, aku pagut lembut…dia
tidak membalas juga tidak
menolak. Kembai aku pagut
bibirnya, lembut dan manis
kurasakan. ku pagut bibir ats
dan bawahnya bergantian. Kali
ini dia mulai merespon, dia
membalas pagutantu dengan
memagut bibirku juga, basah
dan indah. Pagutan kami
semakin liar, aku pindahkan
kedua tanganku disamping
wajahnya dengan posisi jari
jempol menempel ke pipinya
yang lembut. Keempat jariku
berada di bawah telinganya yang
masih tertutup jilbab. aku
semakin menarik wajahnya
mendekatiku, kecupanku
semakin liar yang aku yakin
membangkitkan gairahnya.
“mhh…ummm….aummmmm…”
bergantian kami mengecupi
bibir kami. Kini tangan kiriku
melingkari leher hingga
kepundak belakangnya,
sedangkan tangan kananku
menyusup melalui bawah jilbab
putihnya yang lebar kemudian
mencari gundukan lembut tepat
di dadanya. Tangan kananku
menyentuh sebongkah gundukan
lembut yang masih tertutup bra.
“Mhh…payudara yang snagat
indah” tangan kananku pun
mulai meremas lembut payudara
itu. “ehhhmmm…mhhmhh…
mmhhhhh” Novi kaget dan
mendesah sambil tetap
berpagutan dengan bibirku.
Sekiatr 2 menit meremas remas
dada kirinya, tangan kananku
mencoba mencari kancing
kemejanya. Dan ku buka satu
demi satu hingga meninggalkan
beberapa kancing bagian bawah
yang tetap terpasang. Tangan
kananku lebih aktif lgi masuk
ke dalam kemejanya, benar saj,
gundukan itu sangat lembut,
ketika kulit tanganku
bersentuhan dengan kulit
payudaranya yang halus sekali.
tanganku menyusup diantar bra
dan payudaranya, meremas
lembut dan sesekali memilin
putingnya yang kecil dan
nampak sudah mengeras.
“mhhh…ummmmm,….aahhh,…
mmhh…..mmmm….mmmmphh….
” mulutny atreus meracau
mencoba menikmati setiap
remasanku, matanya masih saja
terpejam seolah dia tidak mau
melihat kejadian ini atau dia
sedang berusaha benar-benar
meresapi rangsangan yang aku
buat.
AKu tarik pundaknya sehingga
tubuhnya terbaring ke samping
kiriku, dan aku pun menarik
bibirku dari bibirnya dengan
sedikit suara kecupan yang
menggambarkan dua bibir yang
sudah lengket dan sulit
dilepaskan. “mhuachh…aahhh”
wajahnya memerah dan matanya
masih terpejam, cantik sekali.
Kini tangan kananku
mengangkat jilbabnya ke atas,
memberikan ruang agar kepalaku
bisa masuk kedalamnya. AKu
mencium bau harum dari
keringatnya yang mulai
mengalir. Dalam keremangan
aku milihat leher jenjangnya
yang putih dan halus, tanpa
membiarkan waktu berlalu aku
segera mengecupnya lembut dan
kecupanku semakin ganas di
lehernya “aahhh….eengg…
ehhhh…aahhh….aaahhh….”
mulutnya tak berhenti meracau.
Tangan kananya meraih belakang
kepalaku dan menekankan
kepalaku agar semakin
menempel di lehernya,
sedangkan tangan kirinya
mendekap punggungku.
Untungnya jarang rumah ini
dengan rumah sebelah lumayan
jauh, sehingga desahan kami
tidak terdengar oleh rumah
sebelah. Aku tidak lupa
meninggalkan cupang di
lehernya, lalu ciumanku pun
turun ke dadanya. Tangan
kananku mencari sesuatu di
balik punggungnya, ya kait bra.
Setelah aku dapatkan langsung
aku lepaskan. Terlepaslah bra
yang selama ini menutupi
keduap payudara indah itu agar
tidak meloncat keluar. lalu
tangan kananku menarik bra
agak ke atas ke leher Novi,
sehingga terpampang dua gunung
kembar yang sangat
mengagumkan. Benar saja 36C.
Aku mulai mencium payudara
kanan novi, aku lakukan masih
di dalam jilbabnya, dan akupun
tidak melepas semua kancing
kemejanya, sehingga tidak semua
bagian tubuhnya terlihat.
Namun, itu membuat sensasi
percintaan semakin terasa,
tangan kananku sibuk meremas
payudar akananya yang saat ini
sudha tidak berpenutup lagi.
“aaahhhh…
kaaakk….ahhh…..mhhh…
kak…..aduuhh…..mhh….. ” Novi
tidak kuat menahan rangsangan
ini, kepalanya menggeleng ke
samping kanan dan kiri, tangan
kanannya semakin kuat
membekap wajahku ke arah
dadanya. Kini tangan kananku
melepas remasan di dadanya,
mulai turun ke bawah,
menyentuh kakinya yang masih
ber kaos kaki. tangan kananku
menarik roknya menyusuri betis
yang tertutup kaos kaki panjang
hampir selutut, setelah itu
tanganku menemukan kulit halus
yang putih. Tangan kananku
menyusuri paha kirinya dan
membuat roknya terangkat
sebatas perut. tangan kananku
membelai-belai paha kirinya dan
ciumanku sekarang sudah
mendarat di payudara kirinya.
“ahhh…
kaaaakkk….kakaaa….kk…ahh…”,
nafas Novi semakin tersengal-
sengal, aku tidak lupa
meninggalkan cupang juga di
payudara kirinya yang sangat
lembut. Penisku semakin tegang.
Lalu aku tarik wajahku dari
dadanya, aku duduk di samping
tubuhnya yang terbaring. Bulir
keringat mulai membasahi
wajahnya yang putih, nafasnya
tersengal, matany amasih
terpejam, bibirnya terbuka
sedikit. Rok bagian kiri sudah
terangkat sampai ke perut,
menyisakan pemandangan paha
putih jenjang nan indah, namun
betisnya tertutup kaos kaki yang
cukup panjang. Tangan kananku
masuk ke bawah kedua lututnya,
tangan kiriku masuk ke dalam
lehernya, aku pun memagutnya
lagi dan dia faham apa yang aku
maksud. Dia kalungkan kedua
tangannya ke belakang kepalaku.
“Jangan di sini ya sayang…kita
masuk saja ke dalam…” ujarku
sambil mengangkatnya, birbir
kami tak henti berpagutan. Lalu
aku rbahkan tubuhnya ke kasur
busa tanpa dipan khas milik
anak kos. nafasnya terus
tersengal, kedua tangannya
meremas kain sprei kasurnya
itu. Kini aku berada di kedua
kakinya, aku coba tarik roknya
sampai sebatas perut dan aku
kangkangkan kakinya. Ciumanku
mendarat di bagian bawah perut,
“eenngg…ahhh…” aku tau dia
merasa geli dan terangsang
hebat, sambil kedua tanganku
mencoba menurunkan celana
dalamnya. Gerak tubuhnya pun
tidak menggambarkan penolakan,
bahkan dia agak mengangkat
pantatnya ketika tangan ku
mencoba melepas celana
dalamnya sehingga mudah
melewati bagian pantan dan
tidak berapa lama terlepas
sudah celana penutup itu.
Vagina muda berwarna pink
yang sangat indah, ditumbuhi
bulu halus yang rapih tercukup.
Baunya pun sangat wangi. Tapi
aku tidak ingin buru-buru, aku
ingin Novi membiasakan
suasananya dulu. ciumanku jatuh
ke pahanya, ke bagian sensitif
paha belakang sambil
mengangkat kakinya ke atas.
lalu pada sat yang tepat aku
mulai turunkan ciumanku di
antara selangkangannya.
“kaakk…ahh…”, aku mencoba
menjilati bagian luar vaginanya
dari bawah ke atas, vagina itu
mulai lembab dan basah. Lalu
aku renggangkan lebih luas lagi
kakinya, dan aku sibak labia
mayoda dan labia minora
vaginanya, aku temukan lubang
ke wanitaan yang masih sempit
namun berwarna merah seakan
bekas luka atau lecet. AKu
tidak mempedulukan, karena
aku melihat cairan bening
meleleh dari dalam lubang
kewanitaan Novi, lalu aku jilati
dan lidahku pun nakal mencoba
masuk ke dalam lubang
kewnitaan itu, terus mencari
dan mencari…lalu kecupanku
pindah ke atas menemukan
benjolan kecil tepat di bawah
garis vagina atas, aku gigit-gigit
kecil, aku cium aku sedot, tidak
ketinggalan tangan kananku
mencoba sedikit demi sedikit
masuk ke vaginanya. “aahhhhh…
uuhhh….mhh….phhh…ahhh…
akakak…aahh..kakak… aduuhh…
aaahhh…ahhh…” kepalanya
bergeleng tidak teratur ke kanan
dan kekiri, kedua tangannya
semakin kuat menggenggam
sprei yang dikenakan pada kasur
busa tersebut. ciumanku
semakin kuat dan ganas, cairan
kewanitaan semakin deras
keluar dari lubang kewanitaan
Novi. secara bergantian lidahku
merangsang lubang vagina dan
clitoris, dan tangan kananku pun
tidak tinggal dia. Jika lidahku
sedang merangsang klitoris maka
jari tangan kananku berusaha
meransang lubang vagina, juga
ketika lidahku bermain-main
dan mencoba masuk lebih dalam
ke lubang vagina, jempol
tanganku merangang dengan
menggesek dan menekan-nekan
clitoris Novi. “aaahhh….aaaaa…
uuuu…enhhhh…eeemmm…ahh…
aaaa….” Tangan kananya
sekarang meremas-remas
rambutku dan menekan kepalaku
agar lebih dalam lagi
mengeksplorasi vaginanya.
sekitar 15 menit aku
mengekplor vaginanya, dia
menjambak rambutku dan
kemudian mendorongku.
Sekarang posisi kami sama-sama
duduk, nafasnya tersengal-sengal
tapi sekarang dia berana
membuka matanya menatapku,
keringat mengucur dari tubh
kami. Tiba-tiba bibirnya
langsung menyerbu bibirku,
ciuman kali ini amat liar
terkadang gigi kami beradu,
lidah kami saliang bertukar
ludah, lidahku coba masuk ke
rongga mulutnya, menjilati
dinding-dinding mulutnya. AKu
sangat kaget ketika tangannya
menarik kaosku ke atas,
melewati mulut kami yang
tengah beradu, kemudian
ciumannya turun ke leherku dan
ke dadaku. Tanganya tidak
berhenti sampai di situ, dia
mulai membuka ikat pinggang
celanaku, saat bibirnya masih
menciumi dadaku, tangannya
menurunkan celanaku dan
kemudian celana dalamku.
Penisku yang diameternya 6 cm
dan panjangnya hampir 20 cm
mengacung tegak, kini tangan
kananya menggengam penisku,
aku pun berdiri dan kini wajah
ayunya berada di depan penisku
hanya beberapa senti saja. ku
lihat dia menelan ludah, apa
mungkin dia kaget dengan
ukuran ini atau mungkin dia
masih ragu melakukan ini. Aku
pegang kepalanya yang masih
menggunakan jilbab putih yang
mulai kusut. kudekatkan penisku
dengan bibirnya, bibirnya masih
terkatup ketika ujung penisku
menempel pada bibirnya,
mungkin dia masih bingung apa
yang dilakukannya. “Kulum
sayang…ciumi sayang…ayo…”
lalu dia buka bibirny
a sedikit dan mencium ujung
penisku, kaku, tapi
menimbulkan sensasi yang
dahsyat, selain karena bibirnya
yang lembut, hangat dan basah
menyentuh ujung penisku,
melihat seorang wanita yang
masih berpakaian lengkap
dengan jilbabnya itu hal yang
belum pernah aku rasakan
sebelumnya.
“cuup..mppuhmm..uhhmm…”
bibirnya berkali-kali mengulum
ujung penisku, sedikit-demi
sedikit kulumannya semakin
masuk. AKu lihat dia masih
kaku dan belum lihat melakukan
itu, tapi bagiku sensasi luar
biasa. “mhhh…aauuuummm…
uummhh”
akhirnya mulutnya berani
memasukkan penisku, walau
tidak sampai masuk semua,
karena penisku terlalu panjang
dan itu akan menyakitkannya.
“shh…ahh…terus Vi…keluar
masukin…” Novipun mengikuti
perintahku dia memaju
mundurkan kepalanya. “aahh…
sayang…
terus”…”mhh..uhmmhh..cuuupp..
muuh” Novi terus melakukan
aktifitasnya. hanya 5 menit lalu
dia berhenti, “Kak…Novi ngga
tahan…” diapun menarik
tubuhku dan aku kini sama-
sama duduk berhadapan. Aku
tahu, dia dalam kondisi puncak,
dia tidak dapat lagi menahan
libidonya, akupun
merebahkannya dan
menindihnya. AKu regangkan
kedua kakinya. Novi tampak
pasrah dia memandangiku dan
memperhatikan penisku yang
tepat dihadapan vaginanya. Aku
lupa sesuatu, segera ku raih
celanaku yang tercecer di
samping dan mengambil sesuatu
di dompet. Ya, aku selalu sedia
kondom di dompet setelah ku
buka dan akan kupasangkan,
Novi menampik tanganku “ngga
usah pake itu kak…aku ingin
jadi milik kakak seutuhnya” aku
tersentak dengan ucapannya
“Kamu yakin Nov?” Novi
mengangguk.
Kini kuarahkan ujung penisku
mendekati lubang kewanitaannya
“Tahan ya Vi…agak sakit…”
Tangan kananku menggenggam
batang penis dan digesek-
gesekkan pada clitoris dan bibir
kemaluan Novi, hingga Novi
merintih-rintih kenikmatan dan
badannya tersentak-sentak. Aku
terus berusaha menekan
senjataku ke dalam kemaluan
Novi yang memang sudah sangat
basah itu.
Pelahan-lahan kepala penisku
menerobos masuk membelah
bibir kemaluan Novi. “Tahan
kaak…sakii..t” dia merintih
sambi menggigit bibir
bawahnya. Aku pun
menghentikan kegiatanku
sementara, sambil menunggu
aku maju mundurkan
kepalpenisku ke bibir
kemaluannya supaya bibir
kemaluannya mulai
menyesuaikan. Matanya masih
terpejam dan terus menggigit
bibir bawahnya, nafasnya
tersengal. Sedikit demi sedikit
aku masukkan kembali, pelan
tapi pasti. Setiap penisku masuk
novi melengguh menahan sakit.
Vaginanya masih sempit tapi
tanpa halangan penisku mulai
masuk ke dalam. Dengan kasar
Aku tiba-tiba menekan pantatku
kuat-kuat ke depan sehingga
pinggulku menempel ketat pada
pinggul Novi. Dengan tak kuasa
menahan diri dan berteriak,
mungkin sakit. Dari mulut Novi
terdengar jeritan halus tertahan,
“Aduuuh!.., ooooooohh.., aahh…
sakii…t..kaak..”, disertai
badannya yang tertekuk ke atas
dan kedua tangan Novi
mencengkeram dengan kuat
pinggangku.
Beberapa saat kemudian aku
mulai menggoyangkan pinggulku,
mula-mula perlahan, kemudian
makin lama semakin cepat dan
bergerak dengan kecepatan
tinggi diantara kedua paha halus
gadis ayu tersebut. Novi
berusaha memegang lenganku,
sementara tubuhnya bergetar dan
terlonjak dengan hebat akibat
dorongan dan tarikan penisku
pada kemaluannya, giginya
bergemeletuk dan kepalanya
menggeleng-geleng ke kiri kanan
di atas meja. Novi mencoba
memaksa kelopak matanya yang
terasa berat untuk membukanya
sebentar dan melihat wajahku,
dengan takjub. Novi berusaha
bernafas dan …:” “kaa..kk…,
aahh…, ooohh…, ssshh”,
sementara aku tersebut terus
menyetubuhinya dengan ganas.
Novi sungguh tak kuasa untuk
tidak merintih setiap kali Aku
menggerakkan tubuhku, gesekan
demi gesekan di dinding liang
vaginanya. Setiap kali aku
menarik penisnya keluar, dan
menekan masuk penisku ke
dalam vagina Novi, maka
klitoris Novi terjepit pada
batang penisku dan terdorong
masuk kemudian tergesek-gesek
dengan batang penisku yang
berurat itu. Hal ini
menimbulkan suatu perasaan geli
yang dahsyat, yang
mengakibatkan seluruh badan
Novi menggeliat dan terlonjak,
sampai badannya tertekuk ke
atas menahan sensasi
kenikmatan yang tidak dapat
dilukiskan dengan kata-kata.
Sementara tanganku yang lain
tidak dibiarkan menganggur,
Tanganku merengkuh
punggungnya yang melengkung
menahan nikmat, kemudia aku
sibak jilbabnya dan terlihat dua
payudara indahnya yang masih
sembunyi dibalik kemeja yang
sudha terbuka kancing bagian
atasnya, branya pun sudha
tersingkap ke atas menambah
sensualitas pemandangan saat
itu. Aku tarik punggungnya
sehingga maskin melengkung ke
atas, aku pun terus bermain-
main pada bagian dada Novi
dan Mencium dan kanag
menggigit kedua payudara Novi
secara bergantian. Ia berusaha
menggerakkan pinggulnya, akan
tetapi paha, bokong dan kakinya
mati rasa. Tapi ia mencoba
berusaha membuatku segera
mencapai klimaks dengan
memutar bokongnya,
menjepitkan pahanya, akan
tetapi aku terus menyetubuhinya
dan tidak juga mencapai
klimaks.
Ia memiringkan kepalanya, dan
terdengar erangan panjang
keluar dari mulutnya yang
mungil, “Ooooh…, ooooooh…,
aahhmm…, ssstthh!”. Gadis ayu
itu Semakin erat mendekap
kepalaku agar semakin rekat
dengan payudaranya, aku tahu
pelukan itu adalah penyaluran
dari rasa nikmat dan klimaks
yang mungkin sebentar lagi dia
rasakan. Kedua pahanya
mengejang serta menjepit dengan
kencang, menekuk ibu jari
kakinya, membiarkan bokongnya
naik-turun berkali-kali,
keseluruhan badannya
berkelonjotan, menjerit serak
dan…, akhirnya larut dalam
orgasme total yang dengan
dahsyat melandanya, diikuti
dengan suatu kekosongan
melanda dirinya dan keseluruhan
tubuhnya merasakan lemas
seakan-akan seluruh tulangnya
copot berantakan. Novi terkulai
lemas tak berdaya di atas kasur
dengan kedua tangannya
terentang dan pahanya
terkangkang lebar-lebar dimana
penisku tetap terjepit di dalam
liang vaginanya. Itu lah pertama
kali dia merasakan indahnya
orgasme.
Selama proses orgasme yang
dialami Novi ini berlangsung,
memberikan suatu kenikmatan
yang hebat yang dirasakan
olehku, dimana penisku yang
masih terbenam dan terjepit di
dalam liang vagina Novi dan
merasakan suatu sensasi luar
biasa, batang penisku serasa
terbungkus dengan keras oleh
sesuatu yang lembut licin yang
terasa mengurut-urut seluruha
penisku, terlebih-lebih pada
bagian kepala penisku setiap
terjadi kontraksi pada dinding
vagina Novi, yang diakhiri
dengan siraman cairan panas.
Perasaanku seakan-akan
menggila melihat Novi yang
begitu cantik dan ayu itu
tergelatak pasrah tak berdaya di
hadapannya dengan kedua paha
yang halus mulus terkangkang
dan bibir kemaluan yang kuning
langsat mungil itu menjepit
dengan ketat batang penisnku.
Tidak sampai di situ, beberapa
menit kemudian Aku membalik
tubuh Novi yang telah lemas itu
hingga sekarang Novi setengah
berdiri tertelungkup di dipan
dengan kaki terjurai ke lantai,
sehingga posisi pantatnya
menungging ke arahku. Aku
ingin melakukan doggy style,
tanganku kini lebih leluasa
meremas-remas kedua buah
payudara Novi yang kini
menggantung ke bawah,
tangunku menyusup lewat
kemeja bagian bawah. Dengan
kedua kaki setengah tertekuk,
secara perlahan-lahan aku
menggosok-gosok kepala penisku
yang telah licin oleh cairan
pelumas yang keluar dari dalam
vagina Novi dan menempatkan
kepala penisku pada bibir
kemaluan Novi dari belakang.
Dengan sedikit dorongan, kepala
penisku tersebut membelah dan
terjepit dengan kuat oleh bibir-
bibir kemaluan Novi, novi
melengguh agak
kencang..”aahhgg….” ketika
penisku mulai menyeruak ke
dalam vaginanya lagi. Kedua
tanganku memegang pinggul
Novi dan mengangkatnya sedikit
ke atas sehingga posisi bagian
bawah badan Novi tidak terletak
pada dipan lagi, hanya kedua
tangannya yang masih bertumpu
pada kasur. Kedua kaki Novi
dikaitkan pada pahaku. Kutarik
pinggul Novi ke arahku,
berbarengan dengan mendorong
pantatnya ke depan, sehingga
disertai keluhan panjang yang
keluar dari mulut Iffa,
“Oooooooh…aahh…shhh…
ahh….!”, penisku tersebut terus
menerobos masuk ke dalam
liang vaginanya dan Aku terus
menekan pantatnya sehingga
perutnyaku menempel ketat pada
pantat Novi yang setengah
terangkat. Aku memainkan
pinggulnya maju mundur dengan
cepat sambil mulutku mendesis-
desis keenakan merasakan
penisku terjepit dan tergesek-
gesek di dalam lubang vagina
Novi yang ketat itu. “Ahh…
ahhh…aahh…kak..a.duuu..hh…
mhh…teruss…” mulutnya terus
mengaduh, tanda nikmat tiada
tara yang dia rasakan. Tubuhny
amaju mundur terdorong
desakan penisku. Karena bagian
pantat lebih tinggi dari kepala
sehingga kemejanya turn ke
bawah memperlihatkan pungguh
mulus dan putih yang
sebelumnya tidak pernah dilihat
siapapun. Tangannya sambil
terus meremas seprei dan
merebahkan kepanaya di kasur.
“shhh…ahh..kakk…
aahh..aduuhh…kak….” semakin
kencang teriakannya semakin
menunjukkan kalau dia akan
merasakan klimaks untuk kedua
kalinya. AKupun mempercepat
doronganku. “terus..kak…ahh…
jangan berhenti…ahh…kak,…”
Novi meracau semakin tidak
karuan. dan….diapun
mendongakkan kepalanya ke atas
disertai lengguhan panjang
“aaaaaaa……….hhhhhh….” dia
klimaks untuk kedua kalinya.
AKu cabut penisku dari lubang
vaginanya, aku lihat cairan
bening semakin banyak meleleh
dari vaginanya. Tubuhnya
melemas dan lunglai ketika aku
lepaskan. Navasnya tersengal,
pakaian dan jilbabnya kusut tak
karuan. Keringat membuat
pakaian dia yang tidak dilepas
sama-sakeli menjadi basah.
Namun dia memang wanita yang
pandai merawat tubuhnya,
bahkan keringatnya pun harus
sekali baunya.
Setelah aku biarkan dia istirahat
beberapa menit sambil meresapi
orgasme untuk keduakalinya.
Kemudian Aku merubah posisi
permainan, dengan duduk di sisi
tempat tidur dan Novi kutarik
duduk menghadap sambil
mengangkang pada pangkuanku.
Aku menempatkan penisku pada
bibir kemaluan Novi yang
tampak pasrah dengan
perlakuanku, Lalu aku
mendorong sehingga kepala
penisku masuk terjepit dalam
liang kewanitaan Novi,
sedangkan tangan kiriku
memeluk pinggul Novi dan
menariknya merapat pada
badanku, sehingga secara
perlahan-lahan tapi pasti
penisku menerobos masuk ke
dalam kemaluan Novi. Tangan
kananku memeluk punggung
Novi dan menekannya rapat-
rapat hingga kini badan Novi
melekat pada badanku. Kepala
Novi tertengadah ke atas, pasrah
dengan matanya setengah
terkatup menahan kenikmatan
yang melandanya sehingga
dengan bebasnya mulutku bisa
melumat bibir Novi yang agak
basah terbuka itu.
Dengan sisa tenaganya Novi
mulai memacu dan terus
menggoyang pinggulnya,
memutar-mutar ke kiri dan ke
kanan serta melingkar, sehingga
penisku seakan mengaduk-aduk
dalam vaginanya sampai terasa
di perutnya. Karena stamina
yang sudha terkuras dengan dua
klimaks yang didapatnya,
goyangan Novis emakin
melemah. Aku pindahkan kedua
tanganku ke arah pinggannya
dan tanganku mulai membantu
mengangkat dan mendorong
pinggul Novi agar terus
bergooyang. Aku ihat penisku
timbul tenggelam dibekap
lubang vaginanya yang hangat.
Rintihan tak pernah berhenti
keluar dari mulutnya. “shh…
ah…sshhh…ahhh..” Goyangannya
teratur, setelah sekian lama
dengan posisi itu, novi mulai
bangkit lagi libidonya, dengan
tenaga sisa dia mulai membantu
tangaku dengan menggerakkan
pinggulnya lebih cepat lagi.
Kedua tangannya kini merangkul
kepalaku dan membenamkannya
ke kedua gunug kembarnya yang
besar dan halus. Aku tahu dia
akan mengalami klimaksnya
yang ketiga. Aku kulum dan
lumat payudaranya, kepala novi
menengadah merasakan nikmat
yang tiada tara atas rangsangan
pada dua titik tersensitifnya.
Tak berselang kemudian, Novi
merasaka sesuatu yang sebentar
lagi akan kembali melandanya.
Terus…, terus…, Novi tak
peduli lagi dengan gerakannya
yang agak brutal ataupun
suaranya yang kadang-kadang
memekik lirih menahan rasa
yang luar biasa itu. Dan ketika
klimaks itu datang lagi, Novi
tak peduli lagi, “Aaduuuh…,
eeeehm..ahh…kaa..kk…aahhh…”,
Novi memekik lirih sambil
menjambak rambutku
memeluknya dengan kencang itu.
Dunia serasa berputar. Sekujur
tubuhnya mengejang, terhentak-
hentak di atas pangkuanku.
Kemudian kembaliku gendong
dan meletakkan Novi di atas
meja dengan pantat Novi
terletak pada tepi dipan dan
kasur, kedua kakinya terjulur ke
lantai. Aku mengambil posisi
diantara kedua paha Novi yang
kutarik mengangkang, dan
dengan tangan kananku
menuntun penisku ke dalam
lubang vagina Novi yang telah
siap di depannya. Aku
mendorong penisku masuk ke
dalam dan menekan badannya.
Desah nafasnya mendengus-
dengus seperti kuda liar,
sementara goyangan pinggulnya
pun semakin cepat dan kasar.
Peluhnya sudah penuh
membasahi sekujur tubuhnya
dan tubuh Novi yang terkapar
lemas dan pasrah terhadap apa
yang akan aku lakukan.
Badan gadis itu terlonjak-lonjak
mengikuti tekanan dan tarikan
penisku. Novi benar-benar telah
KO dan dibuat benar-benar
tidak berdaya, hanya erangan-
erangan halus yang keluar dari
mulutnya disertai pandangan
memelas sayu, kedua tangannya
mencengkeram Sprei. Dan aku
sekarang merasa sesuatu
dorongan yang keras seakan-
akan mendesak dari dalam
penisku yang menimbulkan
perasaan geli pada ujung
penisku. Aku mengeram panjang
dengan suara tertahan, “Agh…,
terus”, dan pinggulku menekan
habis pada pinggul gadis yang
telah tidak berdaya itu, sehingga
buah pelirku menempel ketat
dan batang penisku terbenam
seluruhnya di dalam liang
vagina Novi. Dengan suatu
lenguhan panjang, “Sssh…,
ooooh!”, sambil membuat
gerakan-gerakan memutar
pantatnya, aku merasakan
denyutan-denyutan kenikmatan
yang diakibatkan oleh semprotan
air maninya ke dalam vagina
Novi. Ada kurang lebih lima
detik aku tertelungkup di atas
badan gadis ayu tersebut, dengan
seluruh tubuhku bergetar hebat
dilanda kenikmatan orgasme
yang dahsyat itu. Dan pada saat
yang bersamaan Novi yang telah
terkapar lemas tak berdaya itu
merasakan suatu semprotan
hangat dari pancaran cairan
kental hangat ku yang menyiram
ke seluruh rongga vaginanya.
Aku melihatnya lemas dengan
jilbab dan pakaian yang sudah
nggak keruan bentuknya lagi.
aku melihatnya menunduk sedih
sambil menangis. AKu faham,
gadis seperti dia tidak mungkin
mudah untuk melakukan hal ini,
tapi kali ini aku benar-benar
membuatnya tak berdaya dan
mengikuti nafsu duniawi.
“Kak…” dia membuka
perakapan ditengah hening kami
menikmati pertempuran yang
baru saja selesai. “Ya sayang…”
sambil ku peluk dia.
“Kakak mau tanggung jawab
kan?”
“Kakak mau menikahi Novi
kan?” parau suaranya terdengar
Aku tersentak aku tak
menyangka kalau dia langsung
mengatakan itu. Tapi aku benar-
benar tidak tega melihat
kondisinya yang sudah
menyerahkan semuanya
kepadaku. Aku pun ingin
memilikinya dan mengakhiri
semua kebiasan burukku. AKu
berjanji meninggalkan pacarku
kalau dia mau menikah
denganku, kenyataannya
sekarang itu sudah di depan
mata.
“i..iya..Nov…kakak akan
tanggung jawab…kakak akan
menikahi kamu” sahutku. Dalam
wajah sedihnya kuliah bibirnya
menyunggingkan sedikit senyum.
Dan kamipun tertidur dengan
saling memeluk seakan berharap
agar pagi tak segera hadir.
 
Like this...
 
asuu..
marakke ngaceng..

hot benr ceritane lek..
joss tenan..

tambahin lNjutane..
 
lumyaan.. bikin konak abisss... tp logikanya kurang masuk.. masak sekali ada kesempatan bisa langsung exe... buat orang yg jilbab seperti itu ya diluar logis lah.. tp tetep bikin sange.. jd pengen bisa exe ce jilbaber nih...
 
ceritanya bikin grrreeeennnggggg ..... :thumbup:thumbup:thumbup
 
gak dijelaskan knapa tiba2 doi pindah kos, trus tatapan tak brsahabat dari bapak2, sama lecet di vagina, trus tiba2 mau diexe. kyaknya ada keterkaitan disitu..
 
Detilnya kacau. Kasur busa tanpa dipan khas anak kos lalu, bersandar pada dipan dengan gaya doggy. Ada nama Iffa juga. Asli copas nih..
 
gak dijelaskan knapa tiba2 doi pindah kos, trus tatapan tak brsahabat dari bapak2, sama lecet di vagina, trus tiba2 mau diexe. kyaknya ada keterkaitan disitu..


bener banget bray,,, ane kira bapak2nya mau merkosa ceweknya,, kan ad bekas luka juga.
pindah kos gara2 ga suka ama bapak kosnya.
tatapan ga bersahabat dri bapak kosny krn cemburu

tapi overall ngaceng bray :D
 
betul itu apa kata bro yg diatas bro penulis bikin cerita dari versi novi nya sendiri dong bro ada apa dgn bapak2 tua itu bro apakah pas hujan deras itu terus tubuh novi basah kuyup lalu pas dikostannya perawannya novi berhasil direnggut sama bapak tua itu bro ceritain dong bro klo perlu dgn judul novi dan bapak kost bro
 
Bimabet
repsol. gimana kalau dimodif saja, ndan? atau dipanjangkan ceritanya, maka jempol dan cendol akan mengalir ke kulkasnya komandan.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd