Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG NUDIST WORLD

CHAPTER 7
SOLVING TERRI’S PROBLEM

Daniel Pov

Semakin malam, obrolan semakin berisi dan penuh semangat, masing-masing dari kami terlibat penuh dalam obrolan. Kami bercengkrama tanpa beban, aku bahkan tertawa terbahak-bahak saat mendengar bubuk obrolan humor di antara mereka. Diantara kami semua tercipta suatu keakraban yang terjalin dengan sangat baik.

"Berbicara tentang menandatangani sesuatu, Terri berjanji kepadaku bahwa dia akan membuatkan pernyataan kerahasiaan yang siap ditandatangani oleh kalian berdua karena aku adalah polisi. Jika aku akan bekerja sambil telanjang di sekitar rumah ini, aku ingin memastikan tidak ada informasi yang keluar dari rumah ini dan tidak menjadi bahan pembicaraan orang lain di luar sana." Ted berkata sangat serius.

Tiba-tiba Terri berdiri dan berjalan ke ruang kerjanya. Terri mengambil formulir yang ditandatangani Ted sebelumnya dan kemudian berhenti di dekat printer untuk mengambil pernyataan rahasia yang telah dia siapkan atas permintaan Ted, yang kemudian membawa kedua formulir itu kembali ke meja dengan sebuah pena. Terri meletakkan kedua formulir itu di depanku. Langsung saja aku memeriksanya. Tak ada yang aneh dalam pernyataan kerahasiaan itu, kemudian aku menandatanganinya dan menyerahkannya kepada Kim yang juga menandatanganinya. Kim lalu menyerahkan formulir itu kepada Ted untuk ditandatanganinya sendiri. Setelah formulir ditandatangani oleh kami bertiga, Terry mengambil formulir dan membuat salinan sehingga masing-masing pihak memiliki salinan pernyataan kerahasiaan.

"Saatnya kita membicarakan masalah Terri. Tadi aku bicara dengannya, aku merasa dia mempunyai masalah. Terri tidak mau mengutarakan masalahnya padaku. Dia bilang, ingin membicarakan masalahnya di hadapan kalian berdua karena dia menganggap kalian sebagai keluarga barunya. Jujur saja, aku baru tahu kalau kalian mempunyai dua anak gadis yang cantik-cantik. Bagaimana kalau kita mulai dari sana?” Ted tersenyum sambil memandang Terri dan Jenna bergantian.

Tiba-tiba Terri duduk gelisah di kursinya. Tatapan keraguan diarahkan pada Kim, Jenna, dan aku sambil memutar-mutar serbet di tangannya. Tak lama Kim angkat bicara, "Ya Ted ... Terri adalah anggota baru dalam keluarga kami. Dia akan merangkap sebagai housekeeper rumah tangga kami. Jadi ketika dia menyebut kami sebagai keluarga barunya, dia benar sekali. Dia adalah putri kedua yang selalu kami inginkan.”

Kim mencondongkan tubuh ke samping dan merangkul Terri lalu memeluknya erat. Kim mencium pucuk kepala Terri penuh kasih sayang. Terri pun tersenyum dan berkata, "Aku mencintai kalian bertiga!"

“OMG ... Aku sekarang punya adik perempuan ... Thanks God ...” Pekik Jenna yang tiba-tiba bangkit dari kursinya lalu memeluk Terri dan ibunya dalam satu rangkulan besar.

Ted menatap mereka sambil tersenyum. Tampak di wajahnya gurat-gurat keharuan. Aku dan Ted saling tersenyum melihat tingkah ketiga wanita itu. Aku pun langsung berkata pada Ted, “Terri memberitahukan kepada kami kalau orangtuanya tewas dalam kecelakaan mobil. Dia memiliki saudara perempuan yang meninggal enam bulan yang lalu karena kanker payudara yang dideritanya. Sayang sekali, Terri tidak memiliki saudara lagi selain saudaranya yang meninggal itu. Dia punya paman dan bibi yang tinggal di Midwest tetapi Terri tidak memiliki kontak dengan mereka dan mengaku tidak dekat dengan mereka.”

“Hhhmm ... Kasihan juga ... Dan aku sangat mengapresiasi tindakanmu untuk mengadopsinya.” Ungkap Ted.

“Terri punya masalah cukup serius, dan aku berharap kamu mau menolongnya. Aku ingin masalahnya tuntas.” Kataku.

“Ya ... Aku memang sudah berniat seperti itu sejak siang tadi. Entah kenapa, aku merasa jatuh hati pada gadis itu.” Kata Ted dan langsung saja Terri menoleh ke arahnya dengan tatapan sendu.

“Ted ... Seseorang telah memanfaatkan dia. Terri diancam dan akan dijual oleh seseorang. Situasinya sangat tidak menguntungkan untuk dia.” Kataku sambil menatap mata Ted lekat.

Aku meneruskan penjelasanku, "Versi pendek cerita Terry dimulai dengan dia diperas dan dipaksa melakukan hal-hal yang tidak baik. Dia diperlakukan secara tidak manusiawi oleh bekas boss-nya dan ketika temannya. Sejenis pelecehan seksual, kamu tahu itu. Aku ingin mereka diringkus dan diproses secara hukum. Tolong, penjarakan mereka semua.” Saking emosinya, aku tak sadar bangkit berdiri dari kursiku.

“Tenangkan dirimu, teman.” Ted memperingatiku.

Aku pun tersadar lalu duduk kembali di kursiku. Aku terbawa emosi, aku juga tidak mengerti kenapa aku bisa sekesal ini. Ted menatapku sangat serius dan aku membalasnya. Aku bisa melihat dari tatapan mata Ted kalau dia pun merasakan hal yang sama denganku. Tak lama aku pun berkata, “Aku sangat ingin membalas dendam kepada mereka. Aku ingin mempermalukan mereka sebelum mereka dimasukkan ke penjara. Aku berjanji, aku tidak akan melakukan sesuatu yang ilegal. Kamu dapat memenjarakan mereka setelah balas dendamku selesai.”

Ted terlihat tersenyum sambil menggeleng-gelengkan kepala. Ted tampak kurang setuju dengan pandanganku. Ia pun berkata, “Sobat, enyahkan pikiran jahatmu. Itu akan menjadi bumerang pada dirimu sendiri. Aku akan membantumu selama tidak ada hukum yang dilanggar. Aku berjanji akan melakukan apa pun yang aku bisa untuk memenjarakan mereka. Sekarang beri tahu aku, siapa mereka itu?"

Terri tersenyum pada Kim dan aku sebelum ia berkata kepada Ted, "Apa Anda kenal Harold Gordon pemilik toko di Maple Avenue?"​

Ted menatap Terri sambil menganggukkan kepalanya sebelum berkata, "Ya, aku sangat mengenalnya."

Tiba-tiba aku melihat wajah Terri ketakutan dan menatapku. Aku melihat ketakutannya itu dan dengan cepat bertanya kepada Ted, "Seberapa baik kamu mengenalnya, Ted?"

Ted sepertinya tidak terpengaruh saat mengetahui bekas majikan Terri adalah Harold Gordon. Ted malah memandang Terri sambil tersenyum dan berkata, "Aku kenal Harold tetapi jika dia melanggar hukum, dia pantas dihukum sama seperti orang lain yang aku kenal."

Terri menghela nafas lega dan berkata, "Dia telah melakukan banyak hal buruk kepadaku. Dia telah mengancamku, melecehkanku dan ingin menjual tubuhku pada orang lain. Aku dipaksa menuruti keinginannya karena dia mengancam akan menyebarkan foto bugilku kalau aku melawannya.”

Ted menyela dan berkata, "Em ... Itu tidak cukup untuk membawanya masuk ke penjara. Terri, apakah adakah hal lain yang bisa dijadikan bukti?"

Terri memandang aku dan Ted dengan gugup secara bergantian. Kemudian dia mulai memberi tahu Ted detail pelecehan yang ia alami dengan mengatakan, "Pertama kali Harold melecehkanku saat dia melarang saya memakai celana dalam saat saya bekerja. Awalnya saya tidak mau, tapi dia secara paksa melepaskan celana dalamku. Saat itu saya diancam akan menunjukkan kepada semua orang kalau saya tidak memakai celana dalam. Tak lama, datang seorang temannya bernama Bill, dia seorang fotographer. Saat itu juga, aku dipaksa berpose telanjang, aku tidak berdaya.”

Terri berhenti bercerita, ia terisak sambil menyusut air matanya. Tak lama Terri pun melanjutkan ceritanya, “Harold semakin menjadi-jadi melecehkan saya. Dia mengancam akan menyebarkan foto bugil saya jika saya tidak menuruti keinginannya. Setiap pagi dan sore, saya harus blow job untuk memuaskan hasratnya. Celakanya, saya harus mau melakukan blow job pada setiap orang yang diinginkannya. Termasuk pelanggan-pelanggannya agar tokonya ramai dikunjungi orang. Harold bilang, dia memiliki saya dan tubuh saya adalah miliknya. Jadi saya harus melakukan apapun yang dia mau. Harold memaksa saya untuk tinggal bersamanya agar dia bisa mengawasi saya. Soalnya, saya masih perawan dan dia menunggu untuk menjual keperawanan saya kepada penawar tertinggi. Itulah mengapa saya melamar pekerjaan ini karena saya harus menjauh darinya sebelum dia menghancurkan hidup saya sepenuhnya."

Ted menyela Terri dengan pertanyaan, "Apakah benar dia akan menjual keperawananmu kepada penawar tertinggi?"

Terri menghela nafasnya yang tampak berat sebelum dia mulai bercerita lagi dengan suara yang pelan, "Ya Ted ... Harold memberitahu saya bahwa satu-satunya alasan dia belum meniduri saya adalah karena dia menerima tawaran untuk keperawanan saya. Dia bilang, penawar tertinggi akan dapatkan keperawanan saya. Kemudian ketika orang itu selesai dengan saya, barulah Harold yang akan meniduri saya."

Ted duduk di kursinya dengan menggelengkan kepala tanda tak percaya. Dia sangat tak percaya ada orang yang memperlakukan manusia seperti itu. Ted menghisap udara dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan, seperti sedang menahan emosi. Akhirnya Ted berkata, "Terri ... kamu tahu, jika aku menangkap orang-orang itu, kemungkinan besar kamu harus bersaksi di pengadilan. Kemungkinan besar namamu akan dipublikasikan di koran atau mass media dan tentu saja pengacara mereka akan mencoba menjebakmu seperti kamu merupakan peserta dari semua aksi mereka. Bisa saja mereka mengelak karena kamu melakukannya dengan sukarela semua apa yang kamu ceritakan tadi. Aku tidak bermaksud mengecilkan hatimu, tetapi berhadapan dengan seorang pengacara tidaklah mudah. Mereka akan melakukan segala cara demi memenangkan klien mereka, demi uang mereka.”

Saya memandang Terri dan berkata, "Apa yang dikatakan Ted benar. Para pengacara akan mencoba membuatmu menjadi orang jahat, tetapi kalau kamu ingin melakukannya, kami akan memastikan kamu memiliki pengacara terbaik. Aku dan Kim menginginkan yang terbaik untuk putri kita."

Kepala Terri tersentak dan melihat dengan mata terbelalak ke arahku, dengan bibir bergetar dia berkata pelan, "Ya Tuhan, terima kasih banyak, daddy ..."

Ted bertanya, "Daniel ... Apa rencanamu selanjutnya?"

"Ted ... Aku hanya akan mengatakan kalau aku ingin mempermalukan Harold, Bill dan Pete melebihi mimpi buruk mereka yang paling liar.” Kataku penuh keyakinan.

Ted berkata, " Kalau begitu, aku akan meneleponmu besok. Aku akan memikirkan cara terbaik untuk membalas mereka kemudian kita dapat membuat rencana besok malam.”

Ted kemudian memandang Terri lalu berkata, “Sayang ... Aku turut prihatin dengan apa yang kamu alami dan aku berjanji akan melakukan yang terbaik. Aku pastikan orang-orang itu membayar mahal atas perbuatannya padamu. Satu hal yang akan membantu adalah bagaimana caranya kamu mendapatkan foto-foto bugilmu dari tangan Harold. Jika foto-foto itu bisa kita dapatkan, aku akan langsung menggeledah rumah dan tokonya. Aku sangat yakin, kalau Harold telah melakukan perbuatan busuknya padamu, kemungkinan besar dia telah melakukan hal yang sama kepada orang lain.”

Sambil memandang Ted, Terri pun berkata, "Saya memiliki seseorang yang mungkin bisa membantu. Dia bernama Jeff, saya pikir dia bisa membantu untuk mengambil foto-foto itu untuk kita.”

Wajah Ted terlihat senang, “Itu bagus ... Itu sangat membantu. Nanti aku akan mengawal dia untuk mengambil foto-fotomu dan memastikan semua berjalan lancar.”

Terri sambil menangis berkata, "Terima kasih banyak untuk kalian semua karena mau membantuku. Aku tidak tahu apa yang akan kulakukan tanpa kalian semua."

Aku melihat ke sekeliling meja dan bertanya, "Adakah yang mau minum untuk menenangkan syaraf kita? Syarafku seperti menegang waktu mendengarkan cerita Terri. Dan itu membuat darahku seperti mendidih. Aku tak habis pikir kalau ada orang seperti Harold dan Bill di dunia ini."

Ted bertanya apakah aku punya brendi. Kim serta Jenna pun mengatakan kalau mereka juga ingin brendi. Aku melihat ke arah Terri dan dia berkata, "Tentu ... Kenapa tidak ... Saya belum pernah meminum brandi sebelumnya. Jadi apa salahnya untuk mencoba."

Aku dan Terri berjalan ke bar mini yang terletak di samping selatan ruang makan. Aku dan Terri menuangkan lima brendi dan membawanya kembali ke meja. Begitu aku duduk lagi, aku mengangkat gelas untuk bersulang. Semua orang di sekitar meja berkata, "CHEERS!"

Ternyata cara ini ampuh membuat kami sejenak melupakan masalah yang ada. Kami duduk mengelilingi meja dan Ted bertanya kepadaku, "Sudah berapa lama kamu dan Kim menjadi nudist?"

Aku tersenyum padanya dan berkata, "Kim dan aku telah menjadi nudis hampir sepanjang hidup kami, tetapi di tahun-tahun awal kami harus menyembunyikan fakta itu dari banyak orang karena orang-orang selalu mengaitkan nudisme dan pesta pora sebagai suatu kebiasaan kaum nudist. Putri kami Jenna tumbuh di lingkungan kami yang telanjang dan selama tahun-tahun awal kami menyembunyikannya dari Jenna. Begitu dia mulai sekolah, baru kami menunjukkan dan memperkenalkan kebiasaan telanjang kami. Jenna pun menjadi nudist, tapi tetap mengenakan pakaiannya selama di sekolah, dan ketika Jenna masuk ke rumah sepulang sekolah, dia akan melepaskan pakaiannya segera. Kim dan aku memutuskan untuk tinggal di lingkungan pedesaan, dan kami mencari dan menemukan tempat ini. Yang kami inginkan adalah bebas mempraktikkan gaya hidup kami tanpa diganggu oleh orang yang tidak setuju dengan kami."

Kim menambahkan, "Ketika kami memutuskan untuk mempekerjakan staf kami, Daniel dan aku membicarakannya dan kami memutuskan kami tidak ingin telanjang di depan orang-orang yang tidak memahami gaya hidup kami, jadi kami memutuskan untuk mempekerjakan orang-orang yang tertarik dengan nudisme. Selama wawancara, kami berterus terang kepada kandidat bahwa kami hanya mencari nudist atau seseorang yang tertarik dengan nudisme untuk mengisi posisi tersebut. Dengan begitu, jika kandidat ingin mengambil pekerjaan yang kami tawarkan, mereka harus mengikuti gaya hidup kami. Kami tidak memaksa siapa pun untuk melakukan sesuatu yang tidak mereka inginkan. Ketika kami bertemu seseorang untuk wawancara, kami mulai dengan pakaian dan dalam banyak kasus kami akan mengakhiri wawancara dengan semua orang telanjang."

Ted berkata, "Ini semua baru bagiku tapi aku yakin saat aku menyelesaikan pekerjaan ini untukmu, aku akan memiliki pemahaman yang lebih baik tentang gaya hidup nudis. Bagiku secara pribadi, aku melihat ini bukan suatu masalah. Tapi bagiku sebagai seorang polisi, ini akan menjadi masalah besar jika saja ada seseorang yang melaporkan ketelanjanganku kepada atasan. Aku bisa dipecat bahkan ditahan. Jadi izinkan aku bertanya, apakah kalian memiliki pernyataan rahasia dari semua orang yang bekerja di sini?" Ted mengakhiri ucapannya dengan sebuah pertanyaan.

"Ya, kami memiliki pernyataan kerahasiaan yang ditandatangani semua orang di dalamnya. Seperti kamu dan Terri, kami juga memiliki salinan pernyataanmu. Kami ingin semua orang bersenang-senang di sini tanpa rasa khawatir." Saya menambahkan.

Ted menghabiskan brendi dan berkata, "Sebaiknya aku pulang supaya besok aku bisa mempersiapkan pemasangan sistem keamanan rumah ini.”

Semua orang berdiri dan Terri yang pertama berjalan mengitari meja dan berjalan menuju Ted sambil merentangkan tangannya untuk memeluk Ted. Ted menatapku lalu Kim, dan ketika Ted tidak melihat ekspresi tidak setuju dari kami, Ted melangkah maju dan menyambut pelukan Terri. Kulihat penis Ted yang keras terjebak di antara tubuhnya dan perut Terri. Mereka tetap dalam pelukan selama beberapa detik sebelum Terri melangkah mundur dan berkata, "Saya harap istri Anda akan membereskannya saat Anda datang ke rumah.” Terri tanpa malu memegang penis tegang Ted dengan telapak tangannya.

Ted tersenyum pada Terri dan berkata, "Jika saja kamu laki-laki, kamu pasti tidak bisa melawan penismu untuk tidak tegak ketika ada tiga wanita cantik seperti kalian yang berdiri telanjang bersamamu di ruangan yang sama."

Tiba-tiba Kim berdiri lalu berjalan mengitari meja menghampiri Ted dan berkata, "Ted, kurasa karena kamu telah memberi kami pujian seperti itu, aku ingin memelukmu dan disodok dengan punyamu itu."

Kim sedikit lebih tinggi dari Terri jadi ketika Kim berada di pelukan Ted, kemaluan Ted bisa menjangkau area kemaluan Kim. Dan tanpa ragu, Kim mencium bibir Ted dengan penuh hasrat. Kulihat pinggul Kim agak sedikit menaik dan terlihat kalau Kim sedang berusaha menghimpit penis Ted di antara kedua pahanya. Kim melepaskan ciuman lalu mendorong selangkangannya hingga penis Ted benar-benar terjepit oleh paha Kim. Kim terus memeluk Ted dan kini Kim menggerak-gerakkan pantatnya maju mundur berhasil memompa penis Ted di sela-sela bibir basah vaginanya. Mata Ted langsung terbuka dan dia menatapku dengan ekspresi kaget sekaligus gembira. Dia tampak rileks ketika aku hanya tersenyum dan menganggukkan kepalaku padanya. Kim bersandar menjaga penis Ted yang terjebak di lipatan bibir vaginanya dan berkata, "Terima kasih banyak telah membantu putri kami, Terri ... Aku ingin kamu memahami betapa besar artinya bagi kami dan jika ada sesuatu yang bisa saya lakukan untukmu, tolong beri tahu aku."

Ketika Kim mundur menjauh dari Ted, kami semua bisa melihat kemaluan Ted dilapisan jus cinta Kim yang licin. Kim memandang Terri dan berkata, "Tolong ambil handuk itu dan berikan padaku, kita tidak bisa membiarkan Ted pulang dengan jus vaginaku di kemaluannya."

Terri segera mengambil handuk dan memberikannya kepada Kim. Kim mengambil handuk dari Terri dan berlutut di depan Ted. Ted segera mundur dan berkata, "Aku pria yang sudah menikah, aku tidak dapat mengizinkanmu berhubungan seks denganku."

Kim berkata, "Jangan khawatir Ted ... Aku akan menghargai dan menghormati keinginanmu, tapi biarkan aku membersihkan kemaluanmu."

Kim mencengkeram penis Ted dengan menggunakan handuk dan mulai menyekanya sebelum Kim mulai membelai penis Ted dengan tangan kosong. Ted menatapku dan aku hanya mengangkat bahu sebagai jawaban. Aku menyaksikan tangan Kim mulai mengelus penis Ted lebih cepat. Terri dan Jenna pindah ke sampingku, satu di setiap sisi dan aku merangkul mereka. Kami terus menonton Kim yang sedang mengurut-urut penis Ted yang semakin lama semakin kencang. Tampak sekali Nafas Ted terengah-engah. Kakinya terlihat gemetar dan tiba-tiba dia berseru, "Aku akan keluar ... Aaahh ...!"

Kim meletakkan handuk ke ujung penis Ted dengan tangan kirinya saat dia memompa kemaluan Ted dengan tangan kanannya. Ted mulai menembakkan spermanya beberapa kali stroke. Mulut Ted terkatup dengan kepalanya menengadah ke belakang, matanya terpejam dalam ekstasi. Ketika Ted berhenti menembak, Kim membelai penisnya beberapa kali untuk memeras sisa dari spermanya sebelum Kim menggunakan handuk untuk membersihkannya. Ketika Kim selesai, Kim berdiri dan mencondongkan tubuh dan mencium pipi Ted sambil berkata, "Sekarang benda itu akan muat di celanamu saat kau berpakaian."

Sambil masih berusaha mengatur napas. Ted mencium pipi Kim dan berkata, "Terima kasih banyak. Ini sangat melegakan."

Kemudian Ted menatapku sambil berkata, "Ini pertama kalinya aku melihat seseorang memberikan hand job saat suaminya menonton. Aku masih tidak mengerti gaya hidup kalian, tetapi yang bisa aku katakan adalah ... WOW ...!"

Aku tersenyum pada Ted dan berkata, "Itu adalah keputusan Kim untuk melakukan itu untukmu, tetapi kamu akan tahu cepat atau lambat, sama sekali tidak ada kecemburuan di rumah ini. Kim dan aku percaya kita harus mengusahakan bagaimana hidup bahagia dan membagikan kebahagiaan itu kepada orang lain.”

Terri berjalan ke capslock dan mengambil kemeja dan celana Ted. Terri lalu menyerahkan kemeja terlebih dahulu kepada Ted dan menahan celananya. Ted menatapnya dengan tatapan bertanya-tanya. Terri hanya menjawab, "Saya tidak ingin Anda menyimpan senjata itu buru-buru. Saya masih ingin menikmatinya selama aku bisa." Terri begitu genit. Tangannya mengelus penis Ted yang setengah layu.

Ted melangkah maju dan sekali lagi memeluk Terri sambil berkata, "Kamu adalah gadis yang sangat istimewa. Sekarang aku tahu, mengapa Daniel dan Kim membawamu ke dalam keluarga mereka."

Tiba-tiba Ted melumat bibir Terri sangat rakus. Beberapa saat mereka terlibat ciuman yang panas. Tak lama Ted melangkah mundur, Terri menyerahkan celananya dan memperhatikan dengan seksama saat Ted memakainya. Setelah selesai dengan celananya, Ted lalu memakai sepatu dan kemudian berbalik. Ted berjabat tangan dengan kami semua sebelum dia mengucapkan selamat malam dan meninggalkan rumah.​

******​


Malam ini masih terlalu dini untuk beranjak ke tempat tidur. Akhirnya aku menyarankan kepada Kim, Jenna dan Terri untuk berendam di kolam air panas. Ketiga wanita itu segera berjalan menuju kolam air panas, sementara aku menyiapkan brendi empat gelas. Setelah siap, aku membawa minuman itu ke tempat di mana ketiga wanita itu telah berendam di sana. Aku pun membagikan gelas berisi brendi kepada mereka satu persatu.

Ketika aku akan bergabung ke dalam kolam air panas, aku melihat ada jarak antara Terri dan Jenna. Tak lama terdengar suara Terri, “Duduk di sini, daddy ... Antara aku dan Jenna.”

Aku pun menyelinap di antara kedua putriku lalu mengangkat gelas dan yang lainnya mengikutiku. Kami pun bersulang sambil berkata, "Baiklah, ini untuk seluruh keluarga kami yang terdiri dari suami, istri, dan dua putri. Semoga kita saling mencintai selama kita hidup dan semoga kita panjang umur! " Terdengar raungan keras "CHEERS!" dari semua orang di kolam air panas lalu masing-masing dari kami menyesap brendi kami.

Jenna mencondongkan tubuh ke depan dan menatap Terri dan berkata, "Selamat datang di keluarga kami, Terri. Kamu adalah saudara perempuan yang selalu kuinginkan. Kita akan bersenang-senang bersama."

"Terima kasih Mum dan Dad karena telah memberiku hadiah terbaik, saudari yang bisa kucintai dan bergaul bersama." Kata Jenna sambil menatapku dan Kim bergantian.

Kami bersantai di kolam air panas selama setengah jam dan kemudian aku berkata bahwa aku ingin menelepon seseorang. Setelah aku keluar dari kolam air panas dan mengeringkan badan, aku berjalan menjauh dari kolam air panas. Tetapi aku melihat dari balik bahu jika ketiga wanita itu juga keluar dari kolam air panas. Tampaknya mereka ingin menyudahinya. Saat aku masuk ke dalam rumah, aku mendengar Jenna berkata, "Kami akan merindukanmu, daddy!" Kemudian mereka bertiga mulai cekikikan.

Aku menelepon relasi bisnisku di ruang depan. Pembicaraan kami cukup lama. Sesaat setelah aku menyelesaikan pembicaraanku, segera saja aku mengunci seluruh pintu dan mematikan sebagian lampu di rumah. Aku pun berjalan menuju ke kamarku di lantai dua setelah memastikan semua terlihat baik-baik saja. Saat aku melewati kamar Jenna, pintunya terbuka lebar dan aku melihat Jenna dan Terri yang telanjang sedang berada di tengah tempat tidur sambil memegang pergelangan kaki satu sama lain, menarik diri mereka lebih erat satu sama lain. Selangkangan mereka saling menghimpit seolah menjadi satu. Mereka bergerak sambil mengerang-erang dengan sangat gembira. Aku berhenti sejenak dan memperhatikan mereka beberapa saat sebelum berkata, "Selamat malam, aku cinta kalian berdua!"

Sepertinya mereka tidak menghiraukanku. Aku pun berjalan ke kamar tidurku dan menemukan Kim terbaring di tempat tidur kami dengan kaki terentang lebar dan vibrator kecilnya sedang memijat klitorisnya. Aku masuk ke kamar dan berkata, "Kamu sudah memulainya tanpaku."

Kim mendongak dan berkata, "Aku hanya menggunakan getaran kecilku sekedar untuk menghangatkannya untukmu. Aku butuh penismu yang besar itu di dalam vaginaku, sekarang!"

Aku mengabaikan permintaan Kim. Aku memilih bergerak ke bagian bawah tubuhnya. Kuposisikan tubuhku di antara ke dua kakinya. Kubuka lebar-lebar pahanya yang menampakkan vagina yang merah merekah ditutupi oleh bibir vagina yang lumayan gemuk. Kutundukan kepalaku, kuarahkan lidahku ke vaginanya yang sudah basah. Lidahku menelusuri secara perlahan bibir vaginanya membuat Kim meringis kenikmatan. Tubuhnya meliuk-liuk mengikuti irama permainan lidahku di vaginanya. Beberapa saat berselang, aku menangkap klitorisnya dengan kedua bibirku dan mengemutnya dengan sangat lembut. Sesekali aku pun memanipulasi klitoris itu dengan lidahku.

Tak membutuhkan waktu lama, Kim mulai mengejang. Tubuh Kim berkejat-kejat saat ia mendapatkan orgasmenya yang sempurna. Aku sangat senang telah memberi Kim orgasme pertamanya. Aku pun melepaskan klitorisnya dan bergerak ke atas tubuhnya untuk menangkap puting kanannya di antara bibirku.

Kim mengulurkan tangan menarik tubuhku ke atas sambil berkata, "Fuck me now ... Fuck me now ... aku INGIN SEKARANG!" Dua kata terakhir, Kim mengatakannya sangat keras.

Aku pun merangkak ke atas mensejajarkan tubuhku dengan tubuh Kim lalu memposisikan penisku di depan lubang vaginanya. Penisku perlahan memasuki lubang kenyal itu. Tidak lama setelah penisku tenggelam ke dalam vagina ketat Kim yang berair, aku merasakan beban di punggungku dengan vagina hangat menempel di buah pantatku. Aku menoleh ke belakang, ternyata Terri duduk di atasku menggosok vaginanya yang basah. Jenna meluncur di sampingku dan menangkap puting kiri Kim dengan mulutnya. Keduanya tersenyum saat Terri berkata, "Mommy, kami mendengarmu menjerit, jadi kami datang untuk membantumu."

Kim tersenyum dan berkata, "Aku senang kalian berdua ada di sini sekarang. Kita harus membuat pria ini sama sekali tidak berguna sebelum malam berakhir. Apakah kalian para gadis bersedia membantu mommy kalian?"

Aku hanya tersenyum mendengar ucapan Kim. Penisku terus mencangkul vagina Kim, sementara vagina lain menggiling di punggungku dan vagina ketiga di samping ke kananku. Ternyata betapa beruntungnya aku sebenarnya. Aku membungkuk dan mencium Kim lalu memalingkan wajah dan mencium Jenna lalu melihat dari balik bahuku ke arah Terri dan berkata, "Sayang, aku berhutang ciuman padamu."

Terri akhirnya meluncur dari punggungku dan turun di sisi kiri Kim. Terri membungkuk dan menciumku lalu menangkap puting kiri Kim. Sekarang Kim berada di surga ketujuh dengan kedua gadis itu menghisap putingnya dan suaminya memompa vaginanya. Tak ayal, Kim menuju orgasmenya lagi dan memohonku untuk orgasme bersamanya. Aku bergerak menegakkan tubuh dan mengangkat kaki Kim lalu meletakkannya di pundakku sehingga vaginanya benar-benar rentan terhadap serangan penisku. Aku merasakan otot-otot vagina Kim menekan penisku saat aku mencoba menariknya keluar dan kemudian dia mengendurkan otot-otot vaginanya saat aku mendorong penisku kembali ke dalam dirinya. Beberapa menit berselang, aku melihat ke wajah tersenyum Kim dan berkata dengan suara serak, "Aku akan segera keluar!"

Kim tersenyum padaku dan berkata, "Isi aku dengan spermamu, aku juga hampir sampai lagi."

Jenna angkat bicara, "Fuck her, daddy ... isi dia dengan spermamu ... Buat dia menjerit lagi!"

Tiba-tiba Terri menimpali, " Fuck her, daddy ... Isi mommy dengan cum-mu dan buat dia menjerit lagi!"

Aku melihat ke kanan lalu ke kiri dan akhirnya ke arah Kim dan kami berempat tertawa terbahak-bahak sambil terus memompa vagina Kim yang lezat. Setelah beberapa genjotan, akhirnya kami orgasme bersama. Setelah kami berdua menyelesaikan orgasme kami, aku bergerak mundur dan membiarkan penisku keluar dari vagina Kim dan aku melepaskan kakinya. Aku duduk di ujung tempat tidur dan menatap pemandangan indah dari tiga pussies yang indah. Mereka sangat indah sehingga aku bisa berbaring di sini sepanjang malam sambil menikmati pemandangan indah itu.

Aku menonton Kim, Jenna dan Terri yang terus bermain cinta. Tiba-tiba kantuk menyerangku sehingga semua yang indah harus segera berakhir karena aku tertidur di ujung tempat tidur. Sekitar satu jam kemudian mereka membangunkanku dan memberi tahu aku sudah waktunya tidur. Aku mendongak dan bertanya, "Apa yang aku lewatkan?"

Ketiga perempuan itu tersenyum padaku. Jenna lah yang menjawab pertanyaanku, "Daddy tidak akan pernah tahu karena daddy tertidur."

###

Thanks for reading ... Sorry for typo ...

Bersambung​
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd