PART 2. SEBUAH PERTARUNGAN
***
Setelah menerima perintah dari raja mereka, para kesatria ini langsung menuju gerbang utara Distrik Central untuk menghadang Iblis itu memasuki kawasan istana. Para kesatria itu berangkat dengan persentaan lengkap. Randolf seperti biasa menggunakan tongkat sihirnya dan sebuah sayap buatan untuk membantunya terbang. Sedangkan Reyes lengkap dengan armor perang dengan senjata sebuah katana. Lycan seperti tipikal assasin menggunakan berbagai senjata rahasia dan sebuah pisau di bagian belakang tubuhnya. Diablo menggunakan tameng sebagai pelindung dan palu besar sebagai senjatanya. Dan Khazad menggunakan armor dan sebuah tombak bermata seperti bor. Mereka bergerak secepat mungkin menuju pertarungan dengan sang iblis. Mereka harus menghentikan sang iblis dan menggiringnya menjauhi kawasan istana, karena di sanalah para warga yang masih selamat mengungsikan diri mereka.
Sesampainya di gerbang utara, para kesatria itu bertemu dengan sang iblis yang sedang tertawa gahar sedang menghancurkan kawasan distrik utara setelah sebelumnya dia telah menghancurkan tiga distrik lainnya dan mulai memasuki area hutan distrik itu. Mereka memandangi sosok mengerikan disana. Sosok iblis penghancur. Jika sepintas terlihat ukurannya sama dengan ukran manusia pada umumnya dengan rambut putih panjang. Hanya saja disekitarnya terlihat jelas aura gelap dari dirinya, aura itu benar-benar sangat gelap seakan ingin memangsa setiap jiwa yang ada. Sorot matanya tajam dengan tatapan sangat mencekam, seolah dari tatapan matanya itu terlihat banyak jiwa yang meronta. Menggenggam sebuah trisula di tangannya. Ia menggunakan jubah panjang, dibalik jubah itu dua belati dari taring Lucifer yang di wariskan padanya.
“Hentikan tindakan mu sampai di sini iblis keparat.” Teriak Randolf sejenak menarik perhatian Apollyon.
“Hmmm, siapa kalian berani memerintahku, sang pembawa kehancuran.” Kata Apollyon dengan suara yang membuat merinding, lebih garang dari suara auman singa paling buas sekalipun.
“Kami adalah kesatria terkuat negeri ini, dan kami akan menghentikan kebengisan mu sampai disini.” Sambung Randolf.
“Hahaha, kalian yang makhluk rendahan seperti ini mau menghentikan ku? JANGAN BERCANDA.” Tiba-tiba dengan cepat Apollyon menyerang kearah Randolf. Bughhhh, sebuah hantaman keras dari Apollyon tapi serangan itu berhasil di tangkis oleh Diablo yang cepat melindungi Randolf dengan tameng yang dibawanya walaupun pukulan itu harus membuatnya terlempar dengan sangat keras.
“Kau tidak apa-apa Diablo?” teriak Khazad yang melhat Diablo terlempar akibat hantaman tadi.
“Aku tidak apa-apa, pukulan seperti itu tidak aka…..” belum sempat menyelesaikan kalimatnya dan berdiri sempurna sebuah pukulan kembali telak menghantam perutnya. Darah segar mengalir dari mulut Diablo, pukulan itu keliatannya sangat berdampak pada Diablo. Melihat hal itu Randolf segera melancarkan sihir serangan pada Apollyon, sebuah sihir bergerak cepat dari tongkat Randolf dan di pertengahan sihit tiba-tiba terbagi beberapa bagian dan menyerang Apollyon dari arah kira, kanan dan bagian atas Apollyon. Sihir itu tampaknya berhasil mengenai Apollyon tapi sayangnya tidak cukup berdampak padanya. Tapi sihir itu berhasil mengalihkan Apollyon dari Diablo.
Melihat itu Khazad dan Reyes serentak berlari kearah Apollyon. Apollyon sekarang beralih untuk menanti serangan dua orang tersebut. Sementara dari kejauhan Randolf menggunakan sihir penyembuh dari jarak jauh untuk menyembuhkan Diablo. Sementara itu Lycan berlari dalam kegelapan hutan dan menghilang, dia berbaur dalam gelap. setelah jarak dengan Apollyon, Reyes dan Khazad kemudian berpencar dan menyerang Apollyon dari sisi kiri dan kanannya. Serangan itu kemudian ditangkis Apollyon menggunakan tangan. Tapi dari kejauhan Randolf yang telah selesai menyembuhkan Diablo mengerahkan sihir serangan berupa bola api kearah Apollyon. Reyes dan Khazad kemudia menjauh dari Apollyon. Serangan dari Randolf berhasil mengenai wajah Apollyon. Melihat celah karena serangan Randolf membuat Apollyon teralihkan, tiba-tiba dari kegelapan Lycan muncul dan menyerang Apollyon dengan sebuah pukulan dari arah atas. Bughhh…. Serang itu telak mengenai wajah Apollyon. Meski begitu Apollyon sama sekali tidak bergeming dari tempatnya berdiri. Melihat itu Lycan mundur dan kemudian menghilang di balik kegelapan.
“Hahaha, kalian boleh juga. Kalian mungkin akan sangat menghibur. Supaya ini menyenangkan aku akan menahan diri kali ini.” kata Apollyon seolah meremehkan mereka.
“Ah.. kau terlalu banyak bicara.” Setelah sembuh Diablo bangkit dan langsung mengarahkan sebuah pukulan dengan palunya. Serangan itu berhasil ditahan menggunakan trisula yang Apollyon pegang. Diablo lalu melompat mundur dan menjauh. Sedangkan Reyes mengangkat pedangnya mengarah kelangit. Reyes seolah menarik petir dari langit dan mengarahkannya ke Apollyon. Itu salah satu kekuatan Reyes sebagai satu-satunya manusia yang mampu menggunakan sihir. Serangan petir mampu mengenai Apollyon, tapi sayangnya serangan itu masih belum berdampak cukup kuat untuk Apollyon. Serangan itu cukup menarik perhatian Apollyon yang kemudian mengarahkan serangan menggunakan trisulanya ke arah Reyes. Serangan mampu ditangkis Reyes menggunakan pedangnya. Apollyon secara brutal terus menyerang Reyes dengan cepat. Meskipu mampu menahan semua serangan itu tapi serangan itu membuat Reyes sangat kerepotan. Melihat itu Randolf melancarkan sihir membantu Reyes. Akar pohon muncul dari tanah dan mengikat kaki Apollyon dan berhasil menahan gerakannya. Reyes kemudian menjauh dari Apollyon. Melihat ada kesempatan Diablo dan Khazad berlari dan meberikan serangan dari arah belakang Apollyon. Sebelum serangan mereka sampai, dengan cepat Apollyon memotong akar yang menjerat kakinya dan sebuah gerakan cepat darinya membuatnya tiba-tiba menghilang dari pandangan mata mereka berdua. Secara tiba-tiba Apollyon sudah berada di belakang Khazad dan Diablo, kemdian mengarahkan tendangan kearah perut kanan Khazad dan sebuah pukulan tepat mengarah ke wajah sebelah kiri Diablo. Serangan itu membuat keduanya terpental.
Serangan itu cukup memberikan dampak luka pada wajah Diablo, sedangkan Khazad cukup tertolong oleh armor yang dia gunakan. Dampak lukanya tidak serius.
“Cih.. ternyata iblis itu sangat kuat.” Kata Diablo sambil coba berdiri kembali berdiri. Belum sempat berdiri tiba-tiba dengan cepat Apollyon mencoba menyerang Diablo kembali. Tapi perhatiannya buru-buru teralihkan oleh beberapa shuriken yang entah mucul dari mana. Apollyon bergerak mundur menghindari shuriken ini. tapi iya menyadari ada serangan datang dari arah belakang. Apollyon berbalik dan ternyata itu Lycan berlari sangat cepat hendak mengarahkan pukulan pada Apollyon. Apollyon bergerak mundur menghindari serangan itu, tapi ternyata itu cuma tipuan. Serangan sebenarnya muncul dari bawah tangan Lycan. Sebuah anak panah kecil di tembakkan dari senjata yang tersembunyi di bawah tangan Lycan. Lycan mengincar mata Apollyon. Bersamaan dengan tembakan anak panah itu, Lycan melompat melewati kepala Apollyon dan di belakang Lycan ternyata telah siap Reyes dengan sabetan petirnya lagi. Lycan kembali berlari dan menghilang di balik baying-bayang malam.
Reyes kemudian melancarkan serangan petirnya kepada Apollyon hampir bersamaan dengan serangan Lycan tadi. Dan kemudian ledakan ternjadi.
“Apakah kali ini berhasil?” kata Reyes setelah serangan kombinasinya dengan Lycan tadi. Namun dari asap hasil ledakan tadi, Apollyon dengan cepat mucul dan melakukan serangan mengarah pada Reyes. Reyes berusaha sebisa mungkin menghindar dari serangan itu, tapi tak berhasil. Sebuah pukulan telak berhasil mendarat di perutnya. Membuatnya terpental cukup jauh. Melihat itu Diablo yang sudah mulai pulih kembali karena sihir penyembuh dari Randolf, mulai melakukan serangan balasan pada Apollyon. Sementara dari arah lain Khazad juga mencoba melakukan serangan berbarengan dangan Diablo. Dari kegelapan Lycan melemparkan beberapa shuriken untuk mengalihkan perhatian Apollyon agar kedua temannya memiliki celah. Dan berhasil, serangan Lycan mampu mengalihkan Apollyon, dengan cepat lalu Khazad dan Diablo menghantam secara bersamaan. Serangan ini nampaknya berhasil membuat Apollyon terpental.
“Akhirnya dia berhasil di jatuhkan juga.” Kata Diablo yang kemudian dengan cepat kembali maju dan melakukan serangan bertubi-tubi pada Apollyon seolah-olah tak ingin memberikan jeda pada Apollyon untuk berdiri. Serangan secara brutal dilakukan oleh Diablo. Serangan palunya berhasil membuat Apollyon kewahalan dan susah payah untuk bangkit lagi. Keempat rekannya hanya mematung melihat serangan brutal dari Diablo. Mereka seolah merasa di atas angin. Dan disinilah kesalahan fatalnya. Membiarkan Diablo maju sendiri seolah sudah akan menang, karena secara tiba-tiba tangan Diablo yang memegang palu terputus.
“Apa itu tadi?” kata Reyes keheranan melihat tiba- tangan Diablo terputus dan terlempar. Suasana hening seketika. Dari kejauhan terhilat Diablo yang berlumuran darah. Bagian bahu kanannya terlihat terluka parah, seolah sesuatu menelannya begitu saja.
“Apa itu? Sekilas aku melihat bola hitam ditembakkan kearah Diablo. Serangan itu seolah menelan bebarapa bagian tubuh Diablo.” Kata Khazad tidak percaya. Ketiga kawannya yang lain juga yakin melihat hal yang sama, mereka hanya kaget melihat kekuatan yang barusan.
“Dengan kekuatan barusan, itu bisa membuat kita terbunuh dari tadi.” Kata Randolf.
“Bukankah dia mengatakan kalau akan menahan diri. Ahh.. kurang ajar, dia masih menyimpan kekuatan sangat besar. Apakah kita mampu mengalahkannya?” nada pesimis mulai keluar dari Khazad.
Sementara itu, tindakan Apollyon tidak berhenti sampai disitu saja. Sebuah tusukan trisula dari Apollyon berhasil menembus tubuh Diablo yang sudah terluka sangat parah. Apollyon lalu berdiri mengangkat trisulanya dengan tubuh Diablo masih tertancap di sana. Dia lalu berbalik dan tersenyum pada keempat kesatria lainnya.
“Sepertinya yang satu ini sudah selesai.” Kata Apollyon. Lalu dari tangannya keluar api dan menjalar melalui trisulanya dan membakar tubuh Diablo. Dengan sangat cepat tubuh Diablo hangus terbakar.
“Maaf untuk yang tadi serangan tadi, padahal aku sudah berjanji akan menahan diri. Aku kelepasan tadi.” Kata Apollyon dengan enteng. Yah.. serangan tadi adalah salah satu kekuatan Apollyon. Mengumpulkan aura kegelapan dalam bentuk bola, dan menembakkannya. Efek serangan itu sama dengan efek kerusakan akibat black hole.
“Untung saja itu Cuma serangan kecil saja.” Kata Apollyon melanjut. Tersulut emosi karena ucapan tadi, Lycan mucul sambil berlari menari pisau di balik tubuhnya dan melancarkan serangan jarak dekat pada Apollyon. Serangan itu begitu cepat. Pukulan, tendangan, serangan pisau begitu cepat dilakukan Lycan, tapi dengan cepat pula Apollyon berhasil menangkis semua serangan itu. Tidak mau tinggal diam 3 orang lainnya juga mulai mencoba menyerang. Reyes maju bersama Lycan melancarkan serangan jarak dekat. Serang pedang begitu gencar dilakukan oleh Reyes, begitu pula dengan Lycan. Sayangnya semua serangan itu selalu bisa di tangkis oleh Apollyon.
“Switch….!” Randolf berteriak dari kejauhan memberi tanda pada rekannya. Mengerti tanda dari Randolf, Reyes dan Lycan bergerak menjauh ke sisi kiri dan kanan Apollyon. Lalu Randolf mulai melancarkan serangan sihirnya. Sebuah bola api ditembakkan dari tongkat dengan cukup kuat. Serangan itu berhasil mengenai Apollyon tepat diwajahnya dan menghasilkan sebuah ledakan yang cukup besar. Sementara itu Khazad menggunakan kekuatannya masuk kedalam tanah menggunakan tombak bermata bornya. Tidak menunggu lama dari serangan Randolf, Reyes dan Lycan menyerang habis-habisan dari sisi kiri dan kanan Apollyon seolah-olah tak ingin memberikan kesempatan. Serangan pedang, pukulan tendangan secara terus-menurus mereka lakukan kearah wajah Apollyon. Apollyon terlihat terdesak dengan keadaan dan Cuma membiarkan semua serangan itu bertubi-tubi masuk menghantamnya.
“Switch…..!” sebuah teriakan keras entah darimana terdengar. Reyes dan Lycan pun melompat mundur, menjauh dari Apollyon. Lalu tanpa diduga, dari dalam tanah tepat dibawah Apollyon, Khazad muncul dengan serangan tombak bermata bornya yang berputar dan…. Buuggghhhh… serangan itu telak menusuk dan menembus tubuh Apollyon dibagian dada. Seketika tubuh Apollyon ambruk dalam tikaman tombak Khazad dan tertancap disana.
“Akhirnya berhasil…” teriakan lega dari Randolf melihat serangan itu tampaknya berhasil.
“Pertarungan ini selesai juga.” Ucap Lycan. Mereka kemuadia terduduk letih seolah perjuangan mereka telah selesai juga akhirnya. Sementara Khazad di kejauhan masih berdiri memegang tombaknya dengan Apollyon tertancap di sana.
“Kau akhirnya kalah juga iblis sialan.” Ucap Khazad memaki Iblis yang tertancap di tombaknya.
Lalu petaka muncul. Lengan kiri Apollyon terangkat dan mengenggam erat kepala Khazad. Apollyon mengangkat kepalanya dan menatap Khazad sambil tersenyum. Senyum yang sangat mencekam kali ini.
“Apakah aku sudah bilang tadi, kalau aku ini iblis yang tak bisa mati?” perkataan Apollyon itu kian membuat keadaan semakin mencekam, terutama bagi Khazad. Dan kemudian, Apollyon menghantamkan trisula yang masih ia genggam kearah Khazad. Seketika itu kepala Khazad terputus dan menghadirkan aura keputus asaan bagi mereka.
………………..bersambung