Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

MISTERI Nyi Darsimah

Status
Please reply by conversation.
Prolog.....


Namanya nyi Darsimah, seorang wanita berumur 45 tahun yang amat sangat cantik dan seksi, kulitnya putih bersih, payudaranya membulat dan besar serta kencang di padukan dengan perut yang langsing. Bentuk bokongnya besar membulat namun paha amat ramping, sorot matanya begitu tajam disertai bibir merah alami.

Kecantikan nyai di dukung dengan penampilannya yang terbilang vulgar meski bernuansa tradisional, dia gemar memakai kebaya transparan yang di balut dengan bra hitam atau merah, nyai gemar memakai kain jarik sebatas setengah paha yang dia lilitkan di pinggangnya. Jika dia lewat seluruh pria akan memperhatikan nya, semerbak wangi dupa mengiringi langkah kaki nya. Rambut panjang terurai yang dia biarkan kusut dan sedikit beruban justru mendukung keseksiannya.

Mulustrasi nyi Darsimah



Nyai Darsimah terkenal sebagai ahli susuk dan guna-guna, banyak wanita yang ingin laku atau ingin terkenal berkonsultasi kepadanya. Namun jangan salah, jika pria terjerat oleh kecantikannya maka bisa di pastikan dia akan jatuh miskin karena seluruh kekayaannya akan di kuras habis.

Nyai Darsimah memiliki 2 suami yang juga seorang jawara dan paranormal, suaminya dengan setia melindungi dan mendampinginya kemanapun dia berada. Tapi tak ada yang tahu kalau kedua suaminya hanya dia anggap pelampiasan nafsu nya, dan tak ada yang tahu kalau cinta sejatinya yang amat sangat dicintainya sepenuh hati diperlakukannya dengan cara yang unik.

Siapa cinta sejati nyai Darsimah yang sesungguhnya??







Episode 1

10 tahun yang lalu

Siti Risalah nama asliku, aku seorang istri dan ibu rumah tangga yang genap berusia 35 tahun, kulit ku agak sawo matang, badan ku terbilang langsing dengan payudara dan pinggulku yang agak berisi. Aku memiliki suami yang bernama Harto Rudianto yang berusia 5 tahun lebih tua dari ku, mas Harto adalah seorang PNS di kementerian kelautan yang berdinas di Kota Tegal. Kami memiliki 3 anak yamg terdiri dari 2 laki-laki dan 1 perempuan. Putra sulung ku genap berusia 16 tahun namanya Ardi dan saat ini sedang sekolah kelas 2 SMA, sedangkan adiknya perempuan bernama Hartini yang genap berusia 14 tahun dan sekolah kelas 2 SMP, sedangkan si bungsu yang paling usil bernama Lukman yang sedang sekolah kelas 3 SD.

Kami tinggal di rumah yang cukup besar yang terletak di pinggir jalan raya Pantura, kami tinggal bersama ibu mertuaku yang sudah menjanda. Ibu mertuaku membuka toko kelontong guna mengisi kekosongan nya, jika waktu libur atau weekend terutama hari raya, seluruh adik dari suamiku akan berkunjung ke rumah kami sehingga suasana rumah jadi ramai.

Mulustrasi Risa





Suatu hari aku mendengar kabar ibu ku jatuh sakit hingga tidak bisa bangun dari tempat tidur, seluruh keluarga sudah membawa ke rumah sakit namun dokter tidak bisa menemukan penyakit apapun.

Kampung halaman ku berada di Pati, sekitar 4 jam dari kota Tegal jika melalui jalan tol. Memang di daerah Pati masih terkenal dengan unsur-unsur mistisnya.

Dalam keseharian ku aku termasuk orang yang kuat dalam beragama, aku sendiri lulusan pesantren yang terkenal di Jawa timur. Sehari-hari penampilan ku selalu tertutup, jilbab dan gamis pasti ku pakai jika kemanapun termasuk ke depan rumah.

Pagi ini kamu berencana pergi ke Pati untuk menjenguk orang tua ku. Kami sempat mampir ke Semarang untuk membeli berbagai kebutuhan dan oleh-oleh untuk orangtuaku di kampung. Kami sampai di kampung siang hari, ku dapati ibu ku terbaring tak berdaya di kamar. Ayah ku bercerita bahwa dia sebelumnya memiliki masalah dengan tetangga baru yang bernama Mbah Surip, Mbah Surip adalah seorang bandot tua berusia 60 tahun, meski sudah kepala 6 dia belum menikah, banyak kabar miring mengenai dirinya. Rumahnya selalu kedatangan banyak tamu, dia memang membuka usaha pengobatan alternatif.

Mbah Surip berasal dari daerah Pamekasan Madura Jawa timur, dia baru pindah kesini sekitar 5 tahun. Konon katanya dia kabur ke Pati karena di tantang carok Karena telah menggoda istri orang.

Mbah Surip memiliki perawakan tinggi tegap meski sudah berumur, rambutnya yang tipis dan mulai gundul selalu ia tutupi dengan blangkon. Mbah Surip sendiri sebelumnya pernah tinggal d kampung sini, dia merupakan salah satu murid dari padepokan kejawen yang dimiliki teman ayahku, ayahku sebenarnya memiliki ilmu kebatinan juga, namun saat aku berusia 16 tahun dia tobat dan mulai mempelajari ilmu agama. Sekarang ayah ku seorang tokoh agama atau bisa di sebut kyai, dia memiliki pesantren di dekat rumah ku.

Ayahku memutuskan untuk membawa ibuku ke temannya yang seorang kyai ke daerah Jepara, jaraknya tidak jauh dari rumah ku mungkin sekitar 2 jam perjalanan saja.

Suamiku membopong ibu ku beserta ayah dan adik laki-laki ku, tubuhnya begitu berat sekali hingga musti berkali-kali berhenti. Ayahku berinisiatif untuk membacakan sebuah doa sehingga ibuku tidak lagi berat untuk di bopong.

Saat dalam perjalanan ibuku berkali-kali berteriak kesakitan, ayahku tak henti-hentinya membacakan sebuah doa untuk menenangkan nya. Sampai di Jepara ibuku bangun dan melorotkan matanya pada ayah ku.

Ibuku : koe ga akan bisa melawanku Parman, koe sudah berkhianat dan mengikuti orang-orang bersorban itu

Ayah : pergi kamu setan tidak ada yang bisa melawan kebesaran Tuhan

Ibuku : tuhan yang mana lagi hihihihi (ibuku tertawa menyeringai) tuhan Arab mu kan?

Ayahku membacakan Ayat-ayat ruqiah ibuku pun teriak kepanasan, sesaat kemudian muncul kyai Dahlan kawan ayahku yang ahli pengobatan, di bacakan nya sebuah doa kemudian kami membopong ibuku masuk ke rumahnya.

Sampai di dalam rumahnya ibuku di tiduri di sebuah dipan, kyai Dahlan pun membakar rokok kereteknya sambil menenggak kopi nya.

Kyai Dahlan : Suparman, jenengan sebelumnya pernah mengikuti padepokan kebatinan di kampung mu kan?

Ayahku : dalem mas, sebelum saya insyaf saya memang pernah mengikuti padepokan itu, kebetulan itu milik almarhum ayah ku, apa masih ada hubungannya?

Kyai Dahlan : iya betul, kebetulan orang yang mengirim santet ini memakai amalan yang satu trah dengan jenengan

Ayahku : hmm.... Betul-betul keterlaluan si Surip, padahal sudah ku anggap keluarga ku sendiri padahal dahulu dia selalu membantu ayahku mengurusi padepokan. Lantas bagaimana mas? Apa yang harus kula lakukan

Kyai Dahlan : tidak ada yang tidak mungkin jika tuhan berkehendak, tapi ingat mahluk halus yang menyerang bojo mu iki punya dendam terhadap mu, kamu dulu pernah mengkhianatinya maka dia dengan senang hati akan berusaha menghancurkan mu jika ada yang memerintah nya.

Ayahku : hmmm.... Apa mungkin Ki Samadi yang dulu menjadi khodam ku untuk ku pakai memperdaya wanita?

Usut punya usut dahulu ayahku suka mempermainkan wanita, sasarannya adalah janda-janda kaya yang akan dia guna-guna dan dia poroti hartanya.

Ayahku : tapi mas, Ki Samadi itu berbentuk jimat berupa mani gajah yang aku simpan dalam bentuk cincin, cincin itu sudah aku buang di kali Brantas hampir 20 tahun yang lalu.

Kyai Dahlan pun memejamkan matanya, kemudian dia tersenyum menyeringai sambil menghisap rokoknya dalam-dalam.

Kyai Dahlan : dalem mas, orang yang pernah mengirim bojo mu ini berhasil menariknya.

Ayahku : ohh iya benar, si brengsek itu pernah tinggal di daerah Mojokerto sebelum pindah kesini.

Kyai Dahlan : baiklah kita mulai ritualnya.

Kyai Dahlan membacakan sebuah doa, di bantu oleh ayahku, ibuku kembali berteriak dan mengamuk. Dia berusaha memukul ayahku maupun Ki Dahlan namun mereka berhasil menahan tangan ibuku, akupun ikut menahan badan ibuku sambil menangis dan menyadarkan ibuku.

Aku : ibu eling ibu, ini Risa, Siti Risalah anak mu huhuhu....

Ibuku tiba-tiba menatap ku sambil menyeringai seram, dia memegang pergelangan tangan ku dan berkata dalam bahasa Jawa.

Ibuku : sampean bocah ne, aku bakal bersemayam di tubuhmu agar kamu jauh dari ajaran orang Arab itu dan mengikuti mendiang kakek mu

Tiba-tiba ibuku membuka mulutnya lebar-lebar dan berteriak dengan kencang hingga foto-foto yang menggantung beserta lukisan-lukisan berjatuhan. Semuanya panik dan baca doa namun mulut ku kaku untuk membacakan ayat suci.

Terasa ada sesuatu yang masuk ke dalam mulutku seperti angin, tubuhku sepenuhnya merinding.

Akhirnya ibuku pun siuman, dia memanggil bapak ku dan menangis di pelukannya. Ibuku pun d berikan air doa dan kesadarannya mulai pulih.

Setelah itu kamipun berpamitan pulang, tak lupa pak kyai Dahlan memberikan air doa untuk d minum ibuku dan menjadi campuran untuk mandinya.

Saat perjalanan ibuku bercerita bahwa dia menjadi sakit karena menolak keinginan si Mbah Samadi tersebut. Mbah Samadi akan membuat orang yang dia rasuki menjadi genit dan doyan menggoda, ibuku yang asli Ponorogo mengerti hal-hal berbau mistik bisa merasakannya dan melawan nya, namun karena sudah tua dia tak mampu melawan setan Kober tersebut karena Ki Samadi tergolong jin yang cukup kuat.

Sampai di rumah ibuku sehat kembali, terlihat Mbah Surip sedang asyik menongkrong di depan rumahnya, tatapannya pun terlihat sinis dan sebal ke arah kami. Anehnya ingin sekali aku menatapnya, saat dia menatapku balik akupun tersenyum manis padanya, diapun menyeringai dan aku menjadi salah tingkah. Perasaan ku ini persis seperti saat aku pertama kali bertemu suamiku.

Saat malam datang panggilan ibadah pun berkumandang, namun anehnya aku merasa malas dan ngantuk sekali untuk beribadah. Akhirnya aku tertidur, saat tertidur aku bermimpi bertemu dengan Mbah Surip dan di dalam mimpi tersebut aku merasa senang dan nyaman, namun ada mahluk lain dalam mimpi ku, terlihat sepasang mata berwarna merah sedang memperhatikan kami. Suamiku pun membangun kan ku, aku kaget dan langsung menuju ke kamar mandi untuk mengambil wudhu. Suamiku menjelaskan waktu sembahyang sudah habis, akupun berniat menggabungkan ibadah ku, sampai di kamar mandi akupun mengaca dan memperhatikan wajahku, ternyata wajahku begitu cantik, lama ku pandangi wajahku, ku raba pipi ku dan bibirku. Baru ku sadari aku memang jarang sekali berdandan kecuali ke kondangan.

Di kamar mandi aku memutuskan untuk tidak menyucikan diri, aku pergi ke kamar dan menutup pintu kamar. Ku pandangi kembali wajahku dan tubuhku, tiba-tiba aku teringat dengan senyuman Mbah Surip, wajahnya tidak tampan terlebih dia sudah berumur, namun tubuhnya terbilang gagah perkasa dan tegap. Mbah Surip memiliki kulit hitam dan mata bulat seperti pada umumnya orang Madura, rambutnya masih hitam dan tidak beruban. Akupun senyum sendiri dan hatiku terasa berdenyut denyut mengingat wajahnya, entah kenapa aku kangen dengan dia seperti aku merindukan kekasih ku. Akupun membuka gamis ku yang ku rasa membuat ku gerah, kini tinggal bra dan CD saja yang membalut tubuh ku. Ku perhatikan payudara ku yang tergolong besar dan membuat di balut dengan puting susuku berwarna cokelat dan besar dengan areola yang lebar.

Akupun melihat lipstik yang berada di mejaku, kemudian aku memakai nya, setelah itu ku pakai bedak dan terakhir ku poles eyeliner di mata ku, hmmm... Sempurna.

Tak lama kemudian suamiku memanggil ku untuk makan malam, dengan malas akupun kembali memakai daster batik dan ada kancingnya di dada, entah pikiran apa yang merasuki ku aku sengaja membuka kancing-kancing tersebut.

Semua orang kaget melihat diriku, apalagi aku masih memakai make-up ku, kurasakan para lelaki di rumah ini memandang bagian dadaku, anehnya aku malah merasa selangkangan ku lembab dan memek ku terasa geli.

Suamiku : mah, itunya di kancing.

Sontak akupun kaget dan langsung mengancingkan daster ku.

Suamiku : tumben mamah dandan

Aku : biar papah makin betah sama mamah aja

Suamiku hanya tersenyum mesem-mesem saja mendengarkan ucapan ku.

Selesai makan akupun mencuci piring kemudian Akupun hendak tidur, tak lupa aku mencuci muka ku dan menghapus make up yang ku pakai.

Sampai di kamar ku lihat suamiku berbaring di ranjang, akupun duduk di meja rias sambil menyisir rambut ku.

Suamiku : tumben mamah banyak bengong hari ini, mamah udah sembahyang?

Aku : udah kok Pah, gatau pah mamah lagi mikir aja umur mamah sudah menua apa mamah masih terlihat cantik di mata papah?

Suamiku menghampiri ku dan memeluk ku dari belakang

Suamiku : mamah masih cantik kok, malah makin cantik, papah sayang sama mamah.

Kami pun berciuman dan berlanjut ke permainan ranjang, entah kenapa aku merasa permainan suamiku hambar, aku kurang begitu menikmatinya padahal suamiku orangnya lembut dan jago foreplay meski ukuran penisnya standar. Selesai bersetubuh kami pun tertidur dengan lelap.

Keesokan harinya akupun di bangunkan oleh suamiku untuk mandi besar namun rasanya aku malas sekali, akupun berdalih badanku terasa lelah dan meminta waktu untuk tidur lebih lama.

Jam 6 aku bangun tidur, aku langsung mandi dan entah kenapa aku lupa melakukan penyucian diri. Selesai mandi akupun hendak ke pasar untuk membeli kebutuhan ibuku, saat sedang memakai baju gamis kurasakan ketidak nyamanan, seakan aku risih memakainya padahal pakaian itu biasa aku pakai, akupun melihat ke lomari adik perempuan bungsu ku yang masih kuliah di luar kota, kebetulan kamarnya yang ku paka tidur bersama suamiku. Ku lihat ada baju kemeja ketat polkadot berbahan tipis dan celana jeans ketat model anak muda jaman sekarang.

Kupakai setelan tersebut dan aku melihat tubuhku di cermin terasa sexy dan cocok. Ku putuskan untuk bermake-up agar aku terlihat lebih cantik lagi.

Ku pakai sepatu high heels milik Ade ku lalu aku berangkat ke pasar, saat melewati rumah Mbah Surip kulihat dia sedang memberikan makan burungnya, entah kenapa ingin ku menyapa nya seakan aku rindu.

Aku : pagi mbah, burungnya bagus ya

Mbah Surip : eh nduk, mau ke pasar. Makin aja cantik nduk

Aku : iya Mbah, makasih Mbah

Dalam hatiku aku berkata "aku dandan begini karena kamu Mbah"

Ku tatap dalam mata Mbah, begitupun dengan Mbah, Mbah pun tersenyum padaku dan aku menunduk malu.

Aku : Mbah saya pamit dulu

Mbah : njeh nduk, hati-hati di jalan

Akupun melangkah kan kaki dengan berat, hatiku seakan meminta Mbah Surip mengantarkan ku kepasar namun aku malu mengatakannya. Ku beranikan diri menengok ke belakang, terlihat Mbah Surip sedang memandang ku dengan senyuman gigi ompong nya, dalam hatiku berharap Mbah mau mengantar ku ke pasar.

Akupun kembali berjalan dengan hati kesal, tiba-tiba Mbah memanggil namaku.

Mbah : eh nduk, mau Mbah antar?

Akupun senang sekali mendengar tawarannya, akupun tertunduk malu bagai gebetan ku mengajak ku kencan.

Mbah : tunggu sebentar nduk, mbah ambil motor dulu.

Si Mbah pun membawa motor berjenis cb 100 yang dipakai oleh dilan. Motornya memiliki jok sempit sehingga mau tidak mau aku harus merapatkan badanku dengan badannya.

Kendaraan pun berangkat menuju pasar, si Mbah menyuruh ku memegang pinggulnya akupun dengan senang hati mengiyakan nya. Sepanjang jalan bau badan Mbah begitu tercium, aroma tubuhnya membuat ku betah dan nyaman, akupun menyenderkan kepalaku ke punggungnya.

Sepanjang perjalanan Mbah mengajak ku mengobrol, dia menceritakan kisah hidupnya termasuk saat bersahabat dengan ayahku di padepokan nya dulu.

Sampai d pasar Mbah pun mengantar ku masuk ke dalam, entah bagaimana ceritanya kami saling berpegangan tangan. Mbah pun membantu ku menawar kepada pedagang sehingga belanja ku jadi lebih murah.

Saat perjalanan pulang kami pun banyak bercanda, aku merasa amat nyaman sekali bersama si Mbah karena dia orang nya enak di ajak ngobrol dan humoris. Akupun tak kuasa memeluknya dengan erat dan menyenderkan kepalaku ke bahunya sambil berbisik.

Aku : Mbah Risa nyaman di dekat Mbah

Mbah : sering-sering aja di dekat Mbah nduk, kalo perlu kamu tinggal sama Mbah hhaaha

Akupun mencubit perut Mbah dan dia kesakitan dan tertawa.

Sampai d dekat rumah ku Mbah menurunkan ku d depan rumahnya dia meminta maaf tidak bisa mengantar ku sampe rumah karena tidak ingin memperkeruh suasana.

Akupun turun dari motor dan mencium tangan si Mbah, tanpa di sangka si Mbah mencium keningku dan membuatku semakin sayang kepadanya. Akupun berjalan ke rumah dan ku tengok ke belakang, ku lihat Mbah tersenyum manis kepadaku dan akupun balik senyum padanya.

Sampai rumah akupun menaruh belanjaan di dapur, lalu aku langsung masuk kamar. Ku peluk guling di kasurku hatiku amat berbunga-bunga, aku seperti orang yang sedang kasmaran. Lalu ku melihat ke arah jendela dan terlihat si Mbah sedang menyiram tanaman hiasnya, akupun mengganti bajuku dengan daster pendek berlengan pendek, sengaja ku buka seleting yang menutupi bagian dada ku sehingga belahan dada ku terlihat jelas. Akupun keluar kamar menuju ke dapur, ku ambil sapu dan aku berniat menggoda Mbah yang rumahnya tidak terlalu jauh dari rumah ku.

Akupun menyapu sambil curi-curi pandang ke arahnya, diapun menyadari keberadaan ku lalu menghampiri ku.

Mbah : lagi apa nduk

Aku : dalem Mbah, aku lagi bersih-bersih aja Mbah

Mbah : hehehe udah cantik rajin bersih-bersih yaa

Kami pun asyik mengobrol dan ku perhatikan dia menatap Dada ku dengan penuh nafsu, sengaja aku menggoyangkan dada ku dan memainkan seleting dasterku agar Mbah semakin jelalatan. hingga ku lihat jam sudah pukul 10 kurasa suamiku dan ayahku akan kembali dari sawah sebentar lagi.

Aku : Mbah ngapunten, saya musti lanjut bersih-bersih di dalem rumah

Mbah : Monggo nduk....

Akupun masuk ke dalam rumah, sementara si Mbah pulang ke rumahnya.

Saat suami ku dan ayahku kembali ke rumah aku mengganti bajuku agar mereka tidak curiga, suamiku sibuk dengan pekerjaannya sementara kedua orangtuaku sedang asik mengobrol di ruang tengah, diam-diam aku ke luar rumah dan menghampiri si Mbah yang sedang berada di sawahnya. Ku beli nasi bungkus saat dalam perjalanan untuk ku dan untuk Mbah. Saat memasuki area persawahan yang sepi sengaja ku buka jilbab dan gamis ku, aku memakai kaos ketat dan celana pendek jeans milik Ade ku.

Aku : ngapunten Mbah

Mbah : ehh nduk, wahh makin cantik aja penampilannya nduk, coba setiap hari Mbah liat nduk kayak gini muehehehe....

Dengan terkaget Mbah melihat kedatangan ku, dia pun terlihat senang dan menyuruh ku untuk menunggu di saung miliknya.

Mbah : nduk, km tunggu aja di saung sana, Mbah ga akan lama lagi kok

Aku : dalem Mbah

Tak berselang lama si Mbah datang dan menghampiri ku, kami pun mengobrol sambil makan berdua, mata kami saling berpandangan dan sesekali si Mbah mengambil nasi yang menempel di bibir ku, akupun tersenyum mesem-mesem.

Mbah : sego ne nempel di pipi nduk, sini ta bersihin sama Mbah

Aku : hihihi... Iya Mbah...


Entah siapa yang memulai kami pun mulai berciuman, awalnya saling mengecup lama kelamaan kamipun bertukar lidah. Mbah pun mencium bibirku sambil mendekap badan ku, terasa nyaman sekali pelukannya, akupun terhanyut dalam ciumannya dan aku merasa amat bergairah dan berdebar di perlakukan seperti itu.

Panggilan ibadah pun berkumandang, aku menghentikan aksi ku, kemudian Mbah menyuruh ku untuk pulang karena biasanya ayah ku akan pergi ke rumah ibadah untuk sembahyang. Buru-buru aku memakai jilbab dan gamis ku, setelah memakai itu semua akupun berpamitan dan mencium tangan Mbah Surip, tak lupa si Mbah mengecup bibir ku sebagai tanda sayang.

Mbah : muaachhh... Hati di jalan ya cah ayu ku, sering-sering longokin Mbah

Aku : iya Mbah, Risa juga betah dan nyaman deket-deket sama Mbah, Risa pulang dulu yahh....

Sampai rumah suamiku menanyakan kepergian ku, ku bilang aku habis dari rumah teman. Aku tak menghiraukan suamiku dan langsung masuk ke kamar, akupun membuka hp ku dan mulai sms si Mbah karena hp Mbah jadul.

Hari demi hari pun berlalu, aku bertemu si Mbah dengan mencuri-curi kesempatan, saat pergi ke pasar, saat suamiku sibuk mengerjakan laporan, atau saat ibu dan ayah tidur siang. Pernah suatu hari ayahku menegur ku karena ketahuan mengobrol dengan Mbah Surip, akupun beralasan dan sedikit kesal dengan ucapannya. Esok nya suamiku menegur ku karena aku kedapatan berboncengan dan memeluk tubuh Mbah Surip sehingga keesokan harinya dia yang mengantarkan ku ke pasar.

Aku tak habis akal, ku suruh suamiku tunggu d parkiran sementara itu si Mbah sudah menunggu di dalam, kami pun berdua berkencan di dalam pasar, sambil membeli barang kebutuhan sehari-hari ku Mbah Surip menyempatkan mengajak ku ke sebuah toko baju, di belikan nya baju-baju yang terbilang sexy untuk ku, seperti tangtop, hot pants, dan kaos ketat. Akupun sangat senang dengan pemberian si Mbah, dan terakhir dia berkata ingin melihat ku memakai kebaya dan kain jarik.

Sore harinya di teras rumah, aku sedang mengobrol dengan suamiku, tiba-tiba lewat lah Mbah Surip dia menyapaku dan aku menghampirinya, dengan sengaja dia menggoda ku dan memuji kecantikan ku di depan suamiku, ku lirik suamiku hanya cemberut saja dengan ekspresi muka yang kesal namun dia tidak berani menegur nya. Mbah Surip memuji penampilan ku yang kebetulan tidak memakai hijab di depan suamiku, diapun menyarankan ku untuk melepas hijab dan menyuruhku memakai kebaya agar terlihat lebih cantik dan ayu lagi. Setelah itu Mbah Surip pun pergi pamitan karena dia berkata ada acara di kampung sebelah.

Memang di usia yang sudah tua si Mbah masih dekat dengan pemuda, bahkan banyak yang bilang si Mbah masih suka mabuk-mabukan dengan pemuda, bermain judi, bahkan ngamar. Si Mbah memiliki usaha lain selain sebagai petani dan paranormal yaitu juragan orkes, dia memiliki grup orkes dangdut koplo yang terletak di desa sebelah.

Bersambung......
Lanjut huu
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd