Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Office Story 2019

Status
Please reply by conversation.
Semakin penasaran apa yang terjadi selanjutnya. Nita join kah? Atau malah kegep ama James? Dan jadi 4some sekaligus swing? Hanya waktu yang bisa menjawab...
 
Cerita yang mantap ......... Sensasi ... Thanks
 
Update selanjutnya.. enjoy!

Chapter 7 : Let’s Have Fun.





Aku sengaja ingin bangun pagi-pagi sekali pagi ini, lebih pagi dibandingkan hari-hari sebelumnya. karena aku harus mandi besar, setelah kemarin aku bercinta dengan Jessie. Sekarang baru pukul 4.30 WITA, masih sekitar setengah jam sebelum masuk waktu subuh waktu setempat. Aku bangun dengan malas .mencoba melawan kantukku.
Bercinta dengan Jessie kemarin malam, rasanya begitu intens. Begitu nikmat dan juga melelahkan. sehingga setelahnya aku ingin segera tidur. Dan kemudian aku tidur di sofa ruang tamu, karena Nita yang kemarin teler, tidur dikamarku.
Tempat tidur yang kurang nyaman, dan pikiran selalu terbayang-bayang apa yang terjadi semalam, membuat mataku sulit terpejam, Walaupun tubuhku sudah lelah, mata dan pikiranku sepertinya tidak mau diistirahatkan.
Baru setelah sekitar sejam menonton televisi, Atau sekitar pukul dua belas malam, aku ketiduran. Dan sekarang, setelah empat atau lima Jam, aku telah terbangun dengan badan sakit-sakit. Efek kerasnya sofa yang kutiduri ini hehehe.
Kumatikan TV dan menuju ke dapur untuk mencari makanan dan minuman. Kalau tidak salah ada beberapa makanan tersisa di kulkas kemarin. Sebelum mandi, minimal aku ingin mengisi perutku terlebih dahulu.
Kebetulan di dapur villa ini ini sudah disediakan Kulkas, Satu set alat masak, dispenser air minum dan sebuah mesin espresso mini yang lucu. Semua disediakan sebagai fasilitas Villa ini.
kubuka kulkas untuk mencari makanan. Di kulkas sudah disediakan buah-buahan oleh resort, dan beberapa sisa makanan ringan yang kemarin sengaja kita beli untuk bekal perjalanan. Kuambil sebuah apel, dan akan kubawa menuju kamarku diatas, mengecek keadaan Nita yang kemarin kutinggalkan tidur sendirian disana.
“ kamu sudah bangun Za?” kudengar suara bu Mia,
Kulihat beliau habis keluar kamarnya yang tepat didepan dapur. Memakai baju tidur dengan model seperti daster selutut dengan lengan panjang. Rambutnya diikat di satu sisi dan dibiarkan teruntai di depan dadanya di bagian kiri, sehingga mengekspos bagian kanan leher jenjangnya yang putih.
“ iya bu.. hehehe.. ibu juga bangun pagi-pagi amat?” Tanyaku canggung setelah sepertinya beliau menyadari aku sedang memperhatikannnya.
“ iya, saya mau sholat subuh, mau ngecek sudah masuk subuh belum. “ jawabnya
“ ooo, kayaknya sih masih belum bu, sekitar tiga puluh menit lagi bu” jawabku,
“ ok deh.. oiya za, kamu lihat Nita gak? dari semalam kayaknya saya gak liat dia lagi” tanyanya lagi
“ saya khawatir, dia kenapa-napa” lanjutnya
“ hm.. “ Aku jadi bingung bagaimana menjelaskannya. Orangnya sih baik-baik saja, sedang tidur di kamarku diatas. Masak aku harus menceritakan segalanya.
“ saya tidur di kamar mas Riza bu” kudengar suara Nita mengagetkanku, dia sedang berjalan turun dengan muka mengantuk. Dia turun memakai jaketku untuk menutupi tubuhnya yang cuma berlapiskan tank top. Kulihat bu Mia mengernyitkan dahi sejenak.
“ maksud saya, kami nggak ngapa-ngapain kok bu hehehe.. , kemarin saya agak mabuk.. jadi dibawa mas Riza tidur di kamarnya.. sementara mas Riza tidur di sofa ruang tamu” jelas Nita lagi. akupun bernafas lega. Begitu melihat tanda keheranan di wajah bu Mia sudah hilang.
“ oo.. kupikir kalian tidur berdua hahaha” bu Mia tertawa setelah mendengar penjelasan Nita..
“ hehehe ” tawaku canggung, sementara Nita hanya bisa nyengir
“ yaudah.. saya masuk dalam dulu ya “ pamit bu Mia sambil berlalu.
Tinggallah kami berdua di dapur, Nita mendekatiku perlahan,
“ udah baikan lo, Nit? “ tanyaku berbasa-basi.
“ udah.., kemarin mas Riza gak apa-apain gue kan? Tanyanya tiba-tiba dengan sedikit berbisik padaku. Akupun menggeleng cepat.
“ nggak dong.. walaupun sebenarnya pengen.. tapi gue belum tertarik sama lo..” candaku. Dan diapun menjulurkan lidahnya. Jujur memang ada keinginan sih. Tetapi benar aku sudah terlalu capek untuk itu kemarin. Trust me, bercinta dengan satu orang seperti Jessie, itu sungguh luar biasa, tapi Setelah itu. Anda tak akan mempunyai tenaga lagi tersisa hehehe.
“ eh mas.. btw, i really enjoy your show kemarin” bisiknya sambil tersenyum menggoda. lalu berlalu masuk ke Kamarnya. meninggalkanku didapur sendiri. Aku kehabisan kata-kata. Apa dia kemarin melihatnya? Damn.


waktu menunjukkan pukul, 7.30.. kami sudah sarapan di tempat kemarin kami makan malam. Aku sudah siap didepan mobil. Sementara dari dalam villa kulihat bu mia, Nita dan Jesse sekeluarga datang kesini. Bu Mia dan Nita memakai pakaian santainya, kaos dan celana jeans, sedangkan Jessie tampil begitu menggoda. Memakai dress santai warna putih yang memperlihatkan pundaknya, dan memakai hotpants jeans biru yang mengekspose paha indahnya.
Setelah ini kami akan menuju tempat penyeberangan, karena kami akan menyeberang ke tempat wisata populer di lombok, Gili trawangan dan sekitarnya, kami berangkat pagi-pagi sekali karena kami tidak berencana menginap disana, jadi setelah siang atau sore kami akan balik lagi kemari. Dan selanjutnya adalah acara bebas kami mau kemana.

Tepat sekitar pukul delapan lebih, kami menyeberang menggunakan fast boat, perjalanan sekitar 20 menit itu berjalan lancar, pemandangan laut selama perjalanan juga luar biasa.
Kami sampai di Gili Trawangan, pulau paling ramai diantara ketiga pulau yang akan kami kunjungi.
Dalam satu kesempatan aku sempatkan mendekati Nita. Sekedar memastikan perkataannya tadi pagi-pagi sekali.
“ nit, lo liat gue kemarin?” Tanyaku sedikir berbisik,diapun mengangguk pelan.
“ bentar aja gue liat pas masih setengah sadar..abis itu gue gak sadar sampai tadi gue bangun” jawabnya. Sambil berbisik-bisik juga.
“ makanya gue tanya tadi, gue takut pas gue ga sadar itu lo apa-apain gue, soalnya Lo ganas banget ngewe sama kak Jessie wkwkwkw” tambahnya. Ternyata benar dia melihatnya. Untungnya dari sikapnya kulihat dia cukup open minded. Aku jadi sedikit tenang.
“ pasti seneng banget kak Jessie, gue lihat kayaknya enak gitu” lanjutnya masih berbisik. Sambil melirik Jessie yang ada sedikit jauh di belakangku.
“ emang enak wkwkwkw” jawabku sambil melirik ke arah belakang, ke Jessie.
“ hahahaha” Nita pun ikut tertawa sedikit keras.
“ lo pada ngomongin gue ya” tanya Jessie sedikit berteriak dari belakang. Aku dan Nita saling berpandangan, lalu melanjutkan tertawa bersama. Membuat Jessie semakin bertanya-tanya.
“ ntar gue ceritain Jess.. sekarang, let’s have fun aja dulu! “ teriakku padanya.
Setelah itu kami berjalan-jalan berkeliling pulau sebentar menggunakan Cidomo, atau Delman yang kami sewa, mencoba beberapa kuliner, mengunjungi tempat penetasan penyu dann diakhiri dengan berfoto-foro bersama. Sengaja kami tak lama-lama disini, karena kami ingin lebih mengeksplorasi dua pulau lain. Sesuai rekomendasi bapak Kepala Kantor Cabang Lombok kemarin.

Setelah puas berfoto-foto kami kemudian pindah ke pulau lain, Gili Meno. Pulau yang berada tepat ditengah antara Gili Trawangan dan Gili Air. Aku justru malah lebih menikmati berada di pulau ini. Walaupun terlihat tidak seramai Gili Trawangan, sang primadona dari ketiga pulau ini. pulau ini memiliki hampir semua keindahan alam yang ada di Gili Trawangan. Nilai tambahnya, pulau ini terlihat sangat tenang dan damai, cocok untuk melarikan diri dari penatnya aktivitas kerja yang padat.
Kami mengunjungi salah satu sudut pulau ini, Gili Meno Bird Park yang memiliki aneka rupa koleksi burung-burung. Kemudian dilanjutkan dengan mengunjungi Danau Asin, danau yang tepat berada di tengah pulau ini, yang merupakan salah satu objek favorit yang paling sering dikunjungi wisatawan.
Selanjutnya kami menuju ke pulau lainnya, Gili Air. Disinilah ujung perjalanan wisata kami hari ini, Kami berencana untuk snorkeling disana. Berdasarkan rekomendasi yang kami baca di hotel kemarin, Selain pemandangan pantai, pemandangan bawah laut di kawasan ini juga sangat indah dan dapat memanjakan mata siapa pun yang melihatnya.
Aku berdiri bersama James, dan anak-anaknya. Anak-anak kecil ini sepertinya senang sekali bisa bermain di pantai yang indah ini. Kami menunggu para ladies berganti baju. Kemudian tiga wanita yang kami tunggu telah datang. Jessie menggunakan baju renang terusan yang menutupu seluruh badannya, dari sebagian leher, tangan sampai lututnya. Sementara bu Mia menggunakan baju renang, yang ini hampir yang sama dengan punya Jessie, namun lebih panjang, dan ada hoodie tipis sebagai pengganti jilbabnya. Sementara Nita, dia satu-satunya yang tidak menyiapkan baju renang, karena memang dia baru diajak gabung 3 hari lalu. Dia kini memakai baju kaos oblong biasa yang dipadu dengan legging.
Setelah membagi pelampung, dan alat snorkel, kami menuju ke spot snorkeling menggunakan perahu kecil. Begitu sampai di lokasi yang Tak jauh dari pantai kami melompat ke air. Pemandangan dibawah air sungguh indah sekali. Tak rugi kami menghabiskan waktu disini.
Jessie, James, dan Bu Mia langsung berenang, menyelam mendekati terumbu karang ,tempat banyak ikan berwarna-warni bersembunyi. aku cukup kesulitan mengikuti, karena baru pertama kali aku memakai snorkel. Susah sekali aku bernafas menggunakan alat ini. Dan pada dasarnya aku tidak terlalu bisa berenang. Nita malah lebih parah, dia yang tak bisa berenang itu hanya mengapung di atas permukaan air, menemani kedua anak Jessie hahaha.
Tahu aku mengalami kesulitan, bu Mia datang menghampiriku.
“ kemasukan air terus ya Za? hahaha coba dulu gi nafas pelan-pelan” sarannya.
“ iya bu, susah banget saya nafas hehehe” jawabku.
“ kalau saya konsentrasi buat nafas, saya gak bisa renang heheh” lanjutku.
“ coba gigit kuat-kuat, kalau gigitannya kuat, pasti air gak bisa masuk” tambah bu Mia.
“ nanti saya tuntun kamu, kamu tinggal pegang tangan saya aja” lanjutnya.
“ ok bu, saya coba dulu..” jawabku, dan ternyata benar. Aku kini bisa bernafas lebih mudah. Tetapi untuk bisa berenang menyelam kebawah, aku masih perlu bantuan bu Mia untuk menarikku.
By the way, Bu Mia sudah mulai terbuka lagi padaku, kami sudah tak canggung seperti beberapa hari yang lalu. Aku sadar yang membuatku canggung dihadapannya adalah sikapku yang terburu-buru menghakiminya. Sekarang, aku lebih bersikap bodo amat. Aku sudah tak menghakiminya lagi. Toh akupun pernah berbuat salah juga. Kesalahan yang hampir sama dengan bu Mia. Tidur dengan istri orang.
“ tuh kan bisa.. ayo ikut saya” ajaknya.
“Biar bisa fotoin saya maksudnya hahaha” ternyata beliau sudah menyiapkan kamera HPnya. yang telah dilapisi seal anti air.
“ hehehe ok bu, nanti dibawah saya fotoin..” aku mengambil hpnya. Kemudian ditariknya tangan ku mengikuti beliau kebawah. Semakin dalam, mencari spot untuk foto.
Aku ambil beberapa foto Jessie, James, Nita dan beberapa gambar terumbu karang yang cantik. Tak lupa juga aku memfoto sang empunya handphone ini tentunya.


Jessie



Setelah beberapa kali kufoto beliau, dengan berbagai gaya. Beliau memberiku kode untuk mendekat, dan kemudian merangkul bahuku untuk menarik badanku keatas permukaan. Naik keatas perahu.
Jessi dan James sepertinya belum kembali.. sementara Nita masih asyik main air dengan adik-adik barunya .
“ gimana fotonya, sini saya liat dulu..” pintanya, akupun menyerahkan hpnya untuk memperlihatkan hasil fotoku.


Bu Mia


“ bagus sih Za, tapi kok ada yang kurang ya? “ katanya sambil berpikir
“ kenapa bu? Kurang seksi ya? “ tanyaku asal setelah melihat hasil fotonya tersebut yang sedikit memperlihatkan tonjolan payudaranya. Candaanku itu lalu disambut dengan pukulan di bahuku. aku pun tertawa. Sebuah pukulan sayang yang sudah lama rasanya aku tidak merasakan, karena emang sudah lama aku gak bercanda seperti ini dengan bu Mia.
“ ah yang bener kamu, masak aku gak seksi? “ tanyanya, dengan berpose menggoda layaknya Sharon Stone di film Basic Instinct. Sebelum akhirnya beliau malu sendiri dan tertawa sambil menutup mukanya.
Akupun tertawa melihatnya. Bapak pemilik perahu pun ikut tertawa . Rasanya senang sekali aku hari ini.
“ jangan gitu bu.. nanti saya bisa mimisan liat bu Mia tampil seksi” lanjutku sambil tertawa, tentu saja perkataanku disambut pukulan yang lain. Dan kami pun tertawa bersama-sama.

Tepat pukul 4 sore kami sudah kembali ke pelabuhan dimana kami berangkat ke gili trawangan tadi. aku, dan bu Mia berencana langsung kembali ke villa , karena kami benar-benar capek. Sementara Nita akan ikut mobil Jessie dan keluarganya mencari oleh-oleh di toko oleh-oleh yang terkenal di sini. Sepertinya Nita masih belum bisa pisah dari adik-adik barunya.
Tinggal aku dan bu Mia di mobil sekarang. Kami pun mulai mengobrol lagi. Beliau banyak bertanya soal pacarku, dan kenapa aku memilih pacarku. Sebenarnya pacarku dan bu Mia sudah saling tahu, pernah bertemu saat aku ulang tahun kemarin. Entah kenapa beliau penasaran dengan pacarku itu.
Kuceritakan panjang lebar asal mula aku bertemu lalu menjalin hubungan, dan kemudian berencana menikah dengan pacarku. Aku bisa mengarang satu cerita baru untuk menceritakannya.
Mendengar ceritaku, Beliau sedikit cerita, katanya aku mirip sekali dengan suaminya saat muda dulu. Dan pacarku, mirip dengan bu Mia saat muda dulu. Secara umur, mereka cukup jauh, mungkin sekitar 8 tahun, hampir sama denganku yang berjarak 7 tahun dari pacarku.
Bu Mia tidak pernah merasakan berpacaran seperti pada umumnya dengan suaminya. Mereka bertemu, berkenalan dan akhirnya bu Mia dilamar. Bu Mia yang saat itu berusia sekitar 22 tahun, dan baru masuk bekerja di perusahaan ini akhirnya menikah dengan suaminya itu.
Bu Mia cerita, kadang diumur segini ini, beliau ingin merasakan kembali masa-masa indah, memadu kasih, seperti aku dan pacarku. Tapi jarak dan waktu sepertinya terus menghalangi. Sudah beberapa tahun suaminya harus berpindah kota karena tuntutan pekerjaan. Sementara bu Mia sekarang bekerja di Jakarta selama tiga tahun ini.
“ hmm.. za, aku ingin bicarain sesuatu ke kamu” bilang bu Mia.
“ mm iya bu, mau bicara tentang apa?” Tanyaku, bertanya-tanya aku dalam hatiku. Apakah beliau akan menceritakan hubungannya dengan pak Doni.
“ aku ingin ngomongin suatu hal rahasia, aku yakin hanya kamulah orang yang tepat untuk berbagi cerita” jawabnya
“ ini tentang..”
Krinnggg... kringgg.. kringggg.. belum juga bu Mia menyelesaikan kalimatnya, ada telepon masuk ke hpnya.
“ anakku..sorry ya za, nanti kita lanjutin lagi!” Katanya berbisik, akupun mengangguk mengiyakan..
Setengah lima sore, kami sampai di Villa. Sesampainya di Villa, bu Mia yang masih berbincang di telepon dengan anaknya. Beliau banyak menggunakan bahasa Jawa saat menelepon, sehingga aku tak banyak paham apa yang dibicarakan. Begitu datang, beliau langsung masuk ke kamarnya, sementara aku pun masuk ke kamarku. Rasanya mataku cukup berat. Dan akupun tertidur.

Tepat sekitar waktu maghrib sekitar pukul 18.22 waktu setempat., aku bangun dari tidurku, kemudian sedikit beres-beres kamarku dan mandi. Tak lupa kuambil baju Nita yang tadi malam kujemur di Kamar mandi, sudah hampir kering. Aku harus mengembalikannya nanti. Sekaligus pengen mengajaknya ngobrol soal apa yang dilihatnya kemarin.
Tiba-tiba aku mendengar ketukan di pintu kamarku.
Tok tok tok..
“ za, kamu di dalam?” Kudengar suara bu Mia dari luar kamarku,
“ iya bu, tunggu sebentar, saya ganti baju dulu..” aku pun segera berganti baju, segera setelah berganti baju, aku membuka pintu. Dan aku melihat bu Mia sudah ada didepan. Dia sudah memakai kerudung santai,, dan menggunakan Sweater untuk menutupi pakaian santai di dalamnya.
“ silahkan masuk dulu bu..bisa duduk aja di sofa atau kalau mau duduk di kursi di balkon depan” kupersilahkan beliau masuk dan duduk.
“Hmm.. bagaimana kalau diluar, saya pengen liat pemandangan pantai dari atas sini” kata beliau.
“ iya bu, dari sini bagus kok.. silahkan duduk dulu, saya mau sholat maghrib dulu” kataku meminta ijin padanya.
“ oiya silahkan..” dia mempersilahkanku, lalu beranjak ke balkon atas untuk berkeliling melihat-lihat.
Tak sampai lima menit, aku selesai sholat. Kuhampiri beliau yang sedang berada di luar. Kulihat beliau berdiri di samping pagar balkon ini, menatap pemandangan pantai sesaat setelah matahari terbenam. Angin semilir, membuat kerudungnya melambai-lambai.
Mengetahui keberadaanku, beliau lalu datang menghampiriku dan mengajak duduk di sofa kecil yang ada di balkon. Karena kecil ukurannya, aku ragu kami berdua bisa muat disana. Tetapi beliau meyakinkanku untuk duduk.
“ duduk aja za, gapapa kok” katanya meyakinkanku. maka mau tak mau kami harus duduk saling berdekatan. Cukup dekat sampai harum rambut bu Mia yang tertutup kerudungnya bisa aku cium. Canggung sekali rasanya.
Sementara Beliau tak terlihat canggung duduk Sesekali dia membenarkan posisi kerudungnya yang berkali-kali diterpa angin pantai.
“ Nita dan Jessie belum kembali ya bu?” Tanyaku berbasa-basi memulai percakapan.
“ belum za, tadi aku WA Nita, katanya mereka cari oleh- oleh ke Kota Mataram, mungkin agak lama pulangnya “ jawab beliau.
“ ooo .. oiya , ada apa bu, apa yang perlu dibicarakan?” Tanyaku. Beliau pun langsung memandangku dengan serius. Tak lama kemudian beliau mengambil HPnya, mencari sebuah kontak di HPnya dan kemudian menelponnya.
Tak lama aku mendengar Ringtone HPku yang kutaruh di atas laci dekat kasurku berbunyi. Ringtone Lagu Coldplay yang berjudul Viva la Vida itupun akhirnya berbunyi nyaring sampai ke telinga kami yang berada di balkon. Aku terkejut, tapi aku tak bisa berbuat apa-apa. Karena HPku jauh dari jangkauanku.
Aku semakin tak bisa mengelak lagi ketika bu Mia menunjukkan layar HPnya, dan tertulis namaku di layar HPnya.
“ Riza, aku ingin bertanya serius ke kamu.. “ kata bu Mia tenang, sambil menatapku tajam.
“ kamu melihatnya kan.. minggu lalu? Sore itu Di kantor” tanyanya
Aku sebenarnya tak ada alasan untuk merasa takut, karena aku memang tidak merasa bersalah. Tapi tetap saja, melihat bu Mia seperti ini, serius menatapku. Itu sungguh mengintimidasiku. Akupun memilih diam sebentar, mengatur nafasku dulu, sebelum menjawab pertanyaan bu Mia.
“ ringtone itu, aku pikir cuma kamu yang memakai ringtone itu di ruangan kita, dan kamu sudah tidak mungkin mengelak” lanjutnya sambil menunjukkan layar handphonenya padaku. Namaku ada disitu. Ya, tidak mungkin aku mengelak dengan kondisi seperti itu,
Akupun mengangguk mengiyakan, ya, karena kenyataannya memang seperti itu. Akulah yang ada disana saat itu, menyaksikan mereka berdua melakukan hubungan terlarang itu.
“ ternyata benar, itu kamu” wajah serius bu Mia mulai sedikit tenang dibanding tadi.
“ kamu melihat semuanya?” Tanyanya lagi, aku pun mengangguk.
“ semua.. sampai akhir” tambahku
“ oh... tuhan..” bu Mia menghela nafas. Beliau langsung menutup wajahnya dengan telapak tangannya.
“ selain kamu siapa yang tahu lagi soal itu? Apa kamu menceritakan ke orang lain?” tanya bu Mia lagi. Beliau mencoba mengembalikan ketenangannya.
“ hanya saya saja bu..tidak ada yang tahu sama sekali..” , tentu aku sedikit berbohong, aku telah menceritakan pada Jessie. Tapi aku tak ingin menyeretnya dalam persoalan ini.
“ sejujurnya aku malu sama kamu za, kamu telah melihatku melakukan itu” katanya dengan mata sedikit berkaca-kaca.
“ tetapi aku juga bersyukur yang melihat kejadian itu adalah kamu za” dia kembali menatapku dengan serius.
“, selama ini aku khawatir seseorang yang melihat kami tersebut, akan menyebarkan aibku itu”
“ tapi kamu nggak melakukan itu, aku jadi merasa berutang budi sama kamu” lanjutnya sambil memegang punggung tanganku.
“ saya hanya melakukan apa yang saya anggap benar bu.. lagipula apa hak saya menilai apa yang dilakukan seseorang, menghakimi ,atau mempergunjingkan kehidupan orang lain” jawabku. Mencoba sebijak mungkin. Kurasakan genggaman bu Mia di tanganku semakin keras.
“ saya juga menghormati bu Mia, makanya saya gak berani menceritakan kepada orang lain” lanjutku
“ aku tahu kamu laki-laki yang baik dan bertanggung jawab za, makanya aku akan menceritakan semuanya pada kamu”
“ sebelumnya aku ingin bertanya za, apa yang kamu pikirkan ketika melihatku melakukan hubungan itu dengan pria yang bukan suamiku” tanyanya padaku. Sejenak aku berpikir dalam, sebelum menjawabnya.
“ dalam hati saya sempat kecewa bu,, Bu Mia bagi kami semua anak buah ibu sudah menjadi panutan dalam hal pekerjaan atau dalam kehidupan, melihat ibu seperti itu membuat saya sedih, kecewa dan merasa dikhianati juga” jawabku. Memang benar itulah yang kurasakan saat itu. Bahkan sulit bagiku menerima kenyataan yang kulihat dengan mataku sendiri.
“Aku tahu za, bahkan akupun malu pada diriku sendiri, aku juga merasa sedih telah menghianati suamiku, dan anak-anakku juga” jawabnya. Nafasnya sudah mulai berat,
“ ...” aku masih diam. Tak bisa berkata-kata apa-apa
“ aku juga gak mengharap kamu memakluminya, karena bagiku pun aku merasa itu salah” bu mia bangkit dari kursinya dan sedikit mendekatiku.
“ kalau ibu tahu itu salah, mengakui itu hal yang salah tetapi ibu tetap melakukannya.. pasti ibu ada alasan tertentu” aku memberanikan diri mengungkapkan pemikiranku. Dia menatapku, seakan terkejut bagaimana aku bisa berpikiran seperti itu.
“ apapun itu misalkan ibu perlu seseorang untuk berbagi, saya siap mendengarkan.. dan saya jamin apapun itu rahasianya, saya tidak akan membocorkannya” lanjutku meyakinkannya,
Aku harus benar-benar meyakinkannya untuk bercerita. karena aku memendam rasa penasaran akan kejadian kemarin, dan mungkin ini adalah satu-satunya kesempatanku untuk mengetahui kebenarannya.
“ iya za, aku selalu kesulitan mencari teman untuk berbagi cerita ini”
“ apalagi ini menyangkut aibku sendiri, dan ini semua terjadi karena aku salah dalam pergaulan, dan memilih orang yang salah untuk kupercaya” lanjutnya.
Orang yang salah? Aku menjadi semakin penasaran siapa orang yang dimaksud oleh beliau.
“ aku akan menceritakannya kepadamu za, semuanya, dari awal..”


Bersambung.
 
Terakhir diubah:
Kayaknya jauh dan ldr trus salah kirim foto seksi ke kepala bagian yg dipercaya perusahaan itu. Trus dipaksa melayani sex. Apa kayak gitu?
 
Makin menarik buat di baca,,,,, trimakasih ts update nya
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd