Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Office Story 2019

Status
Please reply by conversation.
Bu mia oh bu mia....kapan di exe riza nih... milf lebih menggoda wkwkwk
 
Enjoy!

Chapter 9 : Heart





“ jadi gue nggak begitu menggoda buat lo mas?” Tanyanya Nita serius, membuatku heran.

“ Mas Riza nggak nyesel kemarin biarin aku? “ tambah heran lagi aku melihat dia membuka beberapa kancing atas bajunya dihadapanku. Memperlihatkan sedikit Payudara mungilnya yang tertutup tanktop.

“ gerah ya mas..” katanya sambil menatapku dengan tatapan menggoda. Ada apa dengan anak ini. Biasanya dia tidak seperti ini. Kecuali ketika dia sedang mabuk.

“ lo mabok lagi ya Nit?” Tanyaku. Entah kenapa dia bertingkah seperti itu, sudah tadi menggagalkanku bercinta dengan bu Mia, sekarang dia malah berbuat aneh-aneh disini.

“ iiih.. jadi mas Riza gak tergoda sama sekali?” jawabnya menggerutu pelan. Mengancingkan bajunya kembali dan duduk kembali. Tampaknya dia merasa malu karena reaksiku ternyata berbeda. Lucu sekali dia. Akupun tertawa lepas.
“ iiih malah ketawa lagi” kembali dia menggerutu, akupun mencoba berhenti ketawa dan kembali ke mode serius.

“ lo kenapa sih?” Tanyaku padanya.

“ bete aja sih, kok kayaknya gue gak menarik gitu” keluhnya, fix dia memang seperti anak kecil.
“ siapa yang bilang lo ga menarik?” Tanyaku lagi.
“ ya gatau, rasanya gue kesel aja..” lanjutnya sambil cemberut.

“ orang kan punya daya tarik sendiri, lo juga kok, buktinya calon suami lo mau sama lo” balasku. Memang kalau dilihat dia punya daya tarik kok, dia cantik, smart dan lucu.
“ Iya gue tau.. “ , jawabnya. Suaranya sudah kembali normal.
“ eh tadi kan lo belum jawb pertanyaan gue mas.. “ dia kembali bertanya padaku dengan antusias.
“ pertanyaan yang mana ya? “ tanyaku lagi.
“ mas Riza punya kesempatan nidurin gue semalam kan, tapi gak diambil kesempatan itu, mas Riza emang gak tergoda?” Tanyanya
“ ooo itu? “ aku jadi sedikit teringat kejadian kemarin
“ jujur gue tergoda juga, tapi entahlah kayaknya gue gak bakalan tega ngelakuinnya, kan emang lo lagi gak sadar..” jawabku. Itulah alasan sederhana yang aku buat. Alasan lainnya adalah, sejujurnya cewek seperti Nita ini, walau cantik tetapi bagiku dia ‘not sexually attractive”. Sorry to say. Hehehe. Tentu itu tidak kukatakan padanya.
“ dan. Saat itu ada Jessie disana yang lebih siap untuk diewe hehehe..” lanjutku sambil sedikit tertawa.. Dia sepertinya sedikit berpikir.
“ trus kalau misalnya kemarin malem, gue gak mabok, lo bakal milih siapa mas?” Tanyanya lagi penasaran, dia sudah tidak cemberut lagi.
“ Jessie lah hahahahah” jawabku mantap
“ dasar cowok.. “ dia pun kembali cemberut. Lucu sekali kulihat dia.
Karena angin berhembus sedikit kencang, Kamipun berdiri dan berjalan mencari tempat lain. Nita sempat mengajak nongkrong di Bar lagi. Dan tentu saja kutolak mentah-mentah. Akhirnya kami menuju sisi pantai di dekat bukit kami melihat sunset kemarin. Disana sebenarnya cukup bagus pantainya, pemandangannya indah karena berada tepat dibawah tebing bukit yang kami naiki kemarin. Hanya saja disana lebih gelap karena minim penerangan. Tapi dari kejauhan kami lihat banyak orang disana.
“ gue kadang iri sama kak Jessie mas, dia kayaknya sempurna banget” kata Nita sambil berjalan ke arah yang kami tuju.

“ Pengen aja jadi kayak dia.. cantik, seksi, Punya suami yang sayang banget” lanjutnya

“ sementara gue, gue ngerasa gak seberuntung itu” katanya santai.
“ kenapa lo berpikir kalau semua yang dimiliki Jessie itu gak lo miliki” tanyaku. Karena seperti yang aku pikirkan tadi. Seharusnya Nita gak perlu iri sama Jessie. Dia pun punya kelebihan sendiri. Dan belum tentu itu dimiliki Jessie.

“ ya gatau juga sih, namanya cewek, liat cewek lain pasti ada irinya lah hahaha” jawabnya
“ hahaha ,, dan lagian kok tumben lo peduli hal-hal gitu, bukannya lo seringnya cuek-cuek aja” tanyaku.

“ hehehe.. iya, biasanya gue cuek aja.. tapi tadi kan gue semobil sama dia, jadi tanpa sadar gue tertarik aja merhatiin dia” jawabnya.

“ ooh.. I see.. “ itu saja tanggapanku atas jawabannya tadi.

Ya, bagi orang yang tidak begitu deket dengan Jessie, dia bisa jadi terlihat sempurna. Itu mungkin yang membuat Nita iri padanya. Tentu Jessie pun tidak sesempurna itu. Terutama bagi orang-orang yang dekat dengannya sepertiku. Yang tahu semua baik dan buruknya.

“ ceritain dong gimana awalnya mas Riza bisa gituan sama kak Jessie” entah kenapa dia tiba-tiba menanyakan itu.

“ kenapa emang? “ sekali lagi permintaannya cukup aneh, masak aku harus menceritakannya pada dia.
“ gakpapa.. gue penasaran aja..atau mau gue bilangin suaminya apa yang lo lakuin kemarin hehehe” katanya dengan sedikit mengancam, walau raut mukanya nampak bercanda.

“ ok ok.. ntar gue ceritain, ayo cari tempat duduk dulu”

Kami pun mendapatkan tempat duduk, sebuah bangku kayu yang ditanam diatas pasir pantai ini. Kuceritakan awal mula aku bisa jadi partner Jessie di ranjang. Tentunya kucertiakan tanpa adegan panasku dengan Jessie yang memang sulit digambarkan. Dia mendengarku dengan antusias. Seperti anak kecil mendengar dongeng dari ayahnya. Sesekali dia seperti membayangkan apa yang terjadi di waktu itu. Terlihat dari matanya yang menerawang keatas.

“ so.. itu terjadi gitu aja? No drama? “ tanyanya setelah aku selesai bercerita.
“ drama gimana maksud lo?” Tanyaku balik.
“ ya gue kira kayak drama-drama percintaan gitu, contohnya dia ada masalah sama sama suaminya, trus ada Mas Riza disitu, jadinya dia cari pelarian, nyari pelampiasannya dengan begituan sama mas Riza”
“ hmm.. gatau ya, kalau dari ceritanya selama ini dia gak ada masalah sama suaminya” jawabku sambil mengingat-ingat kembali.
“ dan, buktinya mereka masih oke oke aja disini” tambahku. Ya bahkan mereka berdua masih hangat-hangat saja bercinta di Kamarku kemarin. Dan malam ini juga.
“ hm.. iya sihh” dia menanggapiku dengan lucu. Entah bagaimana dia dapat pemikiran itu.

“ tapi ya sudahlah, yang penting kan gak ada masalah” lanjutnya.
“ ya begitulah” jawabku cuek

“ eh mas, kalian gak takut nanti akhirnya jadi saling suka gitu? “ tanyanya lagi. Rasanya otaknya masih dipenuhi rasa penasaran yang masih menumpuk. Aku jadi bertanya-tanya dalam hati. Bisakah? Aku dan Jessie?

“Entahlah.. gue belum pernah mikirin itu..” jawabku sekenanya. Memang kalau kupikir selama ini aku tidak pernah memikirkannya serius.

“ yeee.. emang dasar cowok..” Kata Nita setelah mendengar jawabanku tadi.

“ maksud lo? “

“ jadi selama ini Kak Jessie Cuma lo pake buat muasin titit lo doang” tanyanya sedikit mengagetkanku.. Aku tak menyangka pertanyaannya bisa seserius ini.

“ mungkin iya.. hehehe” jawabku ragu. Walaupun rasanya aku tak bisa membantah lagi. Kami melakukannya hanya untuk mencari kesenangan semata.

“Hm.. yang penting hati-hati aja mas.. kan kalian berdua udah ada pasangan” pesan Nita padaku.

“Iya.. gue tau kok” jawabku. Memang benar kata Nita. Dan akupun akan segera menikah tak lama lagi. Aku tak bisa terus-terusan seperti itu. Seketika aku kembali memikirkan perkataan Nita tadi. “ jadi selama ini Kak Jessie Cuma lo pake buat muasin titit lo doang”.

Kata- kata itu masih menempel di kepalaku, sangat mengganggu pikiranku. Apakah benar aku seperti itu?. Mungkinkah aku tidak menyadarinya karena aku merasa kami berdua sama-sama menikmatinya. Atau mungkin hanya aku yang menikmatinya? Aku bahkan tak pernah menanyakan perasaan Jessie selama ini. Rasanya penuh sekali kepalaku dengan pertanyaan-pertanyaan itu.

Pertanyaan-pertanyaan itu membawa Aku kembali mengingat-ingat apa yang telah terjadi kemarin malam.
————————————————————————————————————


“Za.. langsung aja..” Jessie mendesah pelan, dan memintaku untuk segera melakukannya.

“ ok.. “ akupun langsung memposisikan diriku. Siap menakinya dan mengayuh kenikmatan berdua. Dan kemudian penisku pun kulesakkan dengan sempurna di belahan Vagina Jessie yang merekah.

"Emh.. Akh....ahh ss.." suara desahan Jessie sukses membuat nafas dan jantungku bekerja lebih kencang dari biasanya.

Aku pun mulai menggenjotnya dengan penuh gairah. Sedikit keras, sambil kuciumi segala yang ada didepan mukaku, entah itu leher, bibir, pipi, dan payudaranya.
“ ahhh... truss.. truss sayang.. “ erangnya, memintaku untuk tak berhenti. Sekali lagi dia memanggilku sayang. Tepatnya hampir setiap kali kami bercinta, entah sengaja atau tidak.

Meski agak keras kugagahi dia, namun dia sangat menikmatinya. hanya desahan dan rintihan kenikmatan yang keluar dari bibirnya itu.

“ oooh... oohhhh...terus zaa...fuck me harderrrr... “ desahannya ketika pahaku beradu dengan pahanya, batang kejantanku beradu dengan vaginanya.




Jessie SS

Sesuai permintaannya, aku terus menyetubuhinya lebih keras lagi dan penuh nafsu. Bagaimanapun hampir seminggu ini aku tidak merasakan tubuhnya, maka aku akan all out menyetubuhinya malam ini.

Sambil menggoyang, aku mengulurkan tangan untuk meremas dan memijiti payudara Jessie yang sudah sedikit memerah, karena habis dimainkan suaminya sesaat sebelumnya. Kuremas dan kurasakan putingnya telah mengeras. Biasanya itu tanda-tanda dia akan mencapai klimaksnya dalam waktu dekat.

“ auwh.. ahh sayaanng.. ajhh” Ia pun mengerang sejadi-jadinya antara kesakitan dan kenikmatan, semakin lama semakin liar dan tak terkendali.
Aku semakin semangat menyetubuhinya. makin mempercepat frekuensi ayunan pinggulku. Dalam waktu singkat., Jessie pun tak sanggup lagi menahan cairan cintanya yang ingin menyembur keluar. Liang vaginanya sudah begitu basah.

”oooh.. ahh… ahm...” Dia kelojotan, sementara tangannya semakin kencang mencengkeram bahuku. Otot-otot kemaluannya terasa semakin meremas-remas penisku yang keluar masuk kedalamnya. Dan akhirnya, , Ia mencapai puncak orgasmenya.

Setelahnya, vaginanya terasa semakin basah dan semakin memijit-mijit lembut penisku. Sepertinya akupun sudah tak akan mampu bertahan lebih lama lagi.
“ aku mau keluar.. Jess.. oooh” erangku.
“ ahh.. keluarin didalam aja za..” jawabnya.

Tubuh mulus Jessie masih mengejang hebat saat aku yang menggenjot vaginanya semakin kejang. Dan akhirnya penisku menyerah, menyemprotkan semua isinya di lorong kemaluan Jessie. Begitu nikmat rasanya.

Aku pun merebahkan diriku disampingnya, mengelus pipinya, dan mencium bibirnya pelan. Dia tersenyum puas, menikmati setiap sisa-sisa orgasmenya dengan mata terpejam. Sementara lelehan spermaku mulai merembes keluar dari vaginanya.

Tak lama aku menyetubuhinya, mungkin hanya sekitar 20 menit. namun entah kenapa, rasanya begitu pas nikmatnya. Kami puas. Sangat puas.

Kami bisa saja mengulanginya lagi, ronde kedua, ronde ketiga dan seterusnya. Seperti biasanya ketika kami bercinta. Tapi aku merasa tak enak, ada suaminya dibawah. Dan Jessie pun berpikiran yang sama denganku.

Jessie pun bangkit dari kasur, memakai bajunya kembali. Lalu berpamitan padaku.

“ Thanks ... I Love you.” Katanya sambil menciumku. Sedikit mengagetkanku, dia mengatakan itu. Diapun seperti menyadari kekagetanku.

“ ah.. nevermind hihihi” lanjutnya

“ itu ucapan yang lo ucapin ke suami lo saat abis ML kan?.” balasku. Diapun tersenyum

“ iih.. sotoy deh lo.. hihhhi..” jawabnya sebelum keluar dari kamar. Meninggalkanku berbaring lemas di sofa.
——————————————————————————————————————-


Sejenak aku berpikir, apakah aku atau dia sudah benar melewati batasan yang telah kami sepakati., sembari berpikir mungkinkah timbul cinta diantara kami. Entahlah, aku semakin pusing. Biar saja waktu yang menjawab.
“ oooii.. ngelamun apa mas? Di daerah kayak gini gak boleh ngelamun!” Nita menyadarkanku dari lamunanku barusan.

“ hmm.. ada deh..hahaha” jawabku asal sambil tertawa.

Pantai semakin malam semakin ramai, beberapa bule datang untuk menikmati suasana sepi disini. Beberapa minum-minum disini, beberapa mengambil foto suasana malam pantai. Bahkan ada sepasang turis yang making out diatas pasir, berada sedikit jauh dari keramaian, tapi cukup dekat dengan tempatku.. Sedang bercumbu sambil berguling-guling di pantai. Melihat cara mereka tertawa dan bicara mereka yang tidak jelas sepertinya mereka sedang mabuk. Bahkan tak peduli lagi dengan orang yang melihat.

“ Ah..rasanya tiap malem gue liat orang gituan mulu..” kata Nita setelah melihat itu. Kemarin dia sudah melihat aku melakukannya, sekarang disinipun dia juga akan melihat hal yang sama.

Aku hanya tertawa, kasihan sekali dia.Sebelum percumbuan para bule itu semakin panas, aku harus mengajaknya pergi dari tempat ini. Mungkin. Kami bisa melanjutkan ngobrol di Villa.
Sekarang sudah pukul 22.10 waktu setempat, aku tidak tahu apakah Jessie sudah selesai bercinta dengan suaminya. Ini adalah malam terakhir sebelum mereka berpisah, jadi kalaupun mau sampai larut malam. Sebenranya tak akan jadi soal bagiku kalau mereka berlama-lama memakainya.

Sambil jalan ke Villa, yang berjarak kurang lebih setengah kilometer dari sini. aku jadi mengobrolkan banyak hal dengan Nita. Rasanya senang juga ngobrol dengan Nita, dia bisa juga jadi dewasa. Jauh dari kesan kekanakan yang selama ini kulihat. Pandangannya yang luas itulah yang bisa membantunya menganilisa setiap situasi dengan baik, dan setelah menganalisanya, dia bisa menawarkanku sudut pandang lain dari setiap situasi tersebut.
Sexy Brain, itulah mungkin sebutan yang pas untuknya. Seseorang yang menarik secara seksual karena kepandaaiannya atau karena cara mereka berpikir itu unik.. mungkin yang membuat calon suaminya Itu tertarik padanya. Berbeda denganku yang lebih suka sesuatu yang lebih Visual hehehe.
Kemampuannya itulah yang harusnya bisa dimanfaatkan kantor kami dengan lebih baik. Namun seringnya dia malah diremehkan atasan dan rekan kerjanya, hanya karena dia karyawan baru, dan wanita lagi. Dan semua didukung sistem perusahaan kami yang memang menurutku sudah kuno,, tak seperti Perusahaan BUMN lain yang saling berinovasi dan berusaha menjadi modern. Makanya generasi-generasi milenial di perusahaan kami tidak begitu optimal dimanfaatkan, kebanyakan hanya sibuk dengan urusan administrasi saja.
Tiba-tiba aku terlintas ide untuk memanfaatkan Nita untuk mencari solusi atas apa yang dialami bu Mia. Dengan kemampuan otaknya, aku yakin dia bisa menemukan jalan keluar. Tentunya aku harus mencari bu Mia dulu, menunggu persetujuannya dulu untuk melangkah lebih lanjut. Lagipula bu Mia telah bilang kemarin , bahwa beliau juga merencanakan sesuatu juga. Tentu aku harus mendengar dulu rencana beliau seperti apa.
Kami tiba di Villa, tetapi tidak ada orang yang kami temui di dalam.di perjalanan tadi, Jessie sudah mengirim pesan padaku, kalau dia sudah selesai berinta dengan suaminya, dan kini mungkin telah kembali ke kamarnya untuk menemani anak-anaknya tidur.
Bu Mia kemungkinan ada di kamarnya juga, entah sedang packing atau sudah tidur. Nita juga berencana tidur cepat malam ini, soalnya dia tahu dia sering bangun paling belakangan. Takutnya jadwal liburan kami bisa terganggu.

Akupun akhirnya memutuskan untuk tidur juga.



Halaman villa, pukul 07.00 Pagi. Udara lebih sejuk hari ini, mungkin karena hujan deras yang turun tiba-tiba pada sekitar tengah malam kemarin. Sampai dengan tadi pukul 5 pagi tadi. Tak heran meja-meja makan outdoor juga basah dan kami harus menunggu sebentar untuk meja itu dibersihkan.
Seperti biasa aku, bu Mia dan James sudah ada di tempat makan duluan, sementara Nita yang biasa bangun lebih siang, kata bu Mia masih mandi. Sedangkan Jessie masih sibuk menyiapkan anak-anaknya. Sekaligus menikmati waktu-waktu bersama anaknya sebelum anak-anaknya kembali ke Manado bersama ayahnya nanti.

Untungnya kami tidak buru-buru amat. Hari ini cuma sedikit tempat yang akan kami kunjungi. Dan sore paling lambat pada pukul 16.00 kami sudah harus berada di Bandara. Penerbangan James dan Anak-anaknya ke manado akan diberangkatkan pada pukul 17.45 WITA menggunakan pesawat yang transit dulu ke Makassar. Sedangkan kami berempat akan kembali ke Jakarta setelahnya, dengan penerbangan langsung pada pukul 18.40 WITA.

Bu Mia tampak cantik pagi ini dengan pakaian santai warna biru muda dan jilbab senada. Kami sesekali saling memandang. Dan tersenyum malu-malu sendiri.. Tentu kami tidak bisa membahas kejadian kemarin karena ada James disini. Akupun tak bisa membicarakan rencanaku untuk meminta bantuan Nita. Kami hanya ngobrol santai seputar rencana kedepan. Dan seperti sebelumnya, Joke-joke James bisa menghidupkan suasana pagi ini.

Tak lama Nita, Jessie, Kevin dan Ryan sudah turun ke halaman membawa koper-koper dan tas bawaan mereka dan menaruhnya di Depan Villa kami, tak jauh dari tempat kami sarapan. Sudah ada 3 koper disitu, sepertinya semuanya sudah mengumpulkan barangnya disitu termasuk James. Setelah menaruh barang-barangnya mereka lalu bergabung dengan kami sarapan.

Nita tampil cuek dengan kaos pendek berwarna kuning dan jogger pants Coklat. Sesekali dia menatapku sambil menahan tawa. Mungkin karena melihat aku duduk disamping James, suami dari wanita yang sudah beberapa kali bercinta denganku. Sedangkan Jessie menggunakan baju yang lebih terbuka tetapi tetap bernuansa casual. Dia memakai Strap Dress putih yang panjang sampai kebawah lututnya, tetapi belahan rendahnya mengekspose keindahan bahu dan dadanya. Dia tersenyum canggung saat melihatku tadi. Entah kenapa aku tidak tahu.

Aku dan bu Mia sudah selesai makan terlebih dahulu, rasanya tinggal aku yang belum mengambil barang-barang kami dari dalam villa. Makanya aku segera pamit untuk masuk terlebih dulu, mengambil barang-barangku yang berada di kamarku.

Sesampainya diatas, kurapikan kamarku sedikit, sekaligus, untuk memastikan barang-barangku tidak ada yang tertinggal. Biasanya aku malas merapikan sesuatu, makanya tak jarang ada saja barangku yang tertinggal ketika aku menginap di hotel. Kulihat di bawah kasurku, karena biasanya disitu aku biasanya menjatuhkan beberapa barang kecil yang kupunya. Kulihat tidak ada apa-apa disana. Tapi ada sesuatu dibawah laci disamping kasur ukuran besarku ini.
Aku penasaran dan meraihnya dengan tanganku, kurasakan seperti kain yang kecil. Lalu kutarik dari bawah laci. Aku sedikit terkejut melihat apa yang ada di dalam genggaman tanganku ini. G-string!. celana dalam wanita berwarna merah yang berbentuk segitiga kecil yang disambungkan dengan tiga utas tali. Pasti ini milik Jessie. Pasti ketinggalan atau mungkin sengaja ditinggalkan disini ketika semalam dia meminjam kamarku untuk berhubungan badan dengan suaminya.

Melihatnya benda itu membuatku membayangkan bagaimana seksinya dia ketika dia memakainya. Karena selama ini dia tidak pernah memakainya ketika bersamaku. Pasti sungguh menggairahkan. Membayangkannya saja bisa membuat batangku berdiri. Menggembung dibalik celanaku.

Tok tok tok!!
“ Riza, kamu didalam?” Kudengar tiba-tiba ada suara bu Mia di depan pintuku.

“ iya bu..” Jawabku. Aku buru-buru memasukkan g-string yang kutemukan tadi di dalam tas ranselku. Lalu aku membuka pintu. Kulihat belau sudah ada di depan pintu dengan tersenyum. Akupun membalas senyumannya. Kupersilahkan beliau masuk.

“ ada apa bu?” Tanyaku. Sambil kucoba memegang tangannya. Entah kenapa rasanya aku deg-degan. Rasanya seperti ketika aku bertemu pacar di awal-awal SMP dulu. Beliau pun juga tampak malu-malu menatap wajahku.

“ gapapa kok, penggen saja berdua sama kamu” Jawabnya sambil tersenyum manis.

“ kok kamu udah berdiri? Lagi ngapain kamu barusan? “ tanyanya sedikit menahan tawa. Aku sadar penisku masih menegang sehabis membayangkan Jessie memakai g-string yang ditinggalkannya.
“ hehehe.. lagi ngingat sore kemarin sama ibu” jawabku berbohong kepadanya hehehe.

“Hahaha.. yaudah sini aku bantuin” balasnya sambil menutup pintu kamarku dan mendekatiku,

“ kemarin malam, aku sempat kesini.. aku kira kamu sudah ada disini “cerita beliau. Sambil memeluk pinggangku. Dan mengelus Penisku dari luar celanaku.

“ ternyata dari luar aku malah mendengar suara James dan Jessie begituan heheheh” beliau tertawa manis sambil membuka resleting celanaku. Lalu mengeluarkan batangku yang telah mengeras. Kemudian mengocoknya dengan lembut dan pelan.

“ ohh.. bu miaa ?” Aku melenguh merasakan sentuhan tangannya di organ sensifiku itu.. Dia mengangguk pelan .

“ let me take care of it” bisiknya, sebelum memasukkannya dalam mulutnya.

Rasanya hangat sekali dalam mulutnya, kemudian sapuan lidahnya membuatku merasakan sensasi basah dan licin. Kemudian di maju mundurkan kepala beliau hingga penisku keluar masuk kedalam dan keluar dari mulutnya. Memberikan rasa nikmat dari gesekan-gesekan seluruh permukaan penisku dengan mulut,dan lidahnya.

Ada beberapa alasan kenapa aku sangat menikmati oral sex bu Mia ini, aku merasakan pelayanannya ini menyenangkan, karena ada perasaan seperti digelitik, yang tidak bisa didapat ketika bercinta seperti biasanya. Selain itu aku merasa nyaman seperti ini, meraskan kebanggan melihat bu mia rela melayaniku. Melihatnya melakukan itu kesan erotis, dan itu merupakan sebuah kepuasan tersendiri.






Bu Mia BJ





Bu Mia BJ 2


Sudah hampir sepuluh menit. Penisku keluar masuk mulutnya, sesekali dikocoknya dan dijilatinya. Akupun tak akan sanggup lagi menahan kenikmatan.


“ bu Mia, saya mau keluar….ahh” erangku perlahan , kutahan agar suaraku tak sampai ke bawah.


“ uumm.. keluarin didalam aja” jawab beliau sambil mengocok penisku, kemudian dimasukkannya lagi ke mulutnya


“ aahhhhh” akupun menyemprotkan spermaku ke mulutnya, tampak beliau sedikit kaget karena cukup banyak kusemprotkan spermaku. Hingga beliau sambil memegang penisku di tangannya, langsung mencari tissue untuk mengelap tetesan sperma di mulutnya..


“ Za, lo liat G-String gue gak?” JESSIE!!


Tiba-tiba kudengar suara pintu dibuka, duk. Dan seseorang masuk kedalam.








BERSAMBUNG
 
Terakhir diubah:
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd