Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Office Story 2019

Status
Please reply by conversation.
Chapter 13.5 : Pick up where we left off! . Part 2





Ilustrasi


Bu Mia


[POV: Bu Mia]


Rabu malam, Hotel P, di Jakarta Pusat. Disinilah aku akan mengadakan pertemuan dengan Pak Krisna dan Pak Wira. Memang aku tak ingin bertemu dua orang itu, rasanya tak sudi aku melihat wajah mereka berdua. Namun dalam pikiranku, , kita bertiga sekarang mempunyai lawan yang sama. Mas Doni. Jadi kenapa kita bertiga tidak beraliansi saja.


Beberapa hari yang lalu, Pak Krisna meneleponku dengan marah-marah. Karena dianggapnya aku membocorkan rahasia video panas kami bertiga. Dan sekarang gantian mas Doni yang mengancam mereka menggunakan hal itu demi terpilih jadi Direktur Perusahaanku. Hingga akhirnya mereka mengundangku untuk bertemu lagi. Disitulah aku melihat kesempatan untuk bekerja sama dengan mereka.


Walaupun aku membenci kedua orang itu. Namun secara umum mereka dapat dipercaya, untuk saat ini. Sesuai janji mereka berdua, mereka tidak menggangguku lagi setelah kejadian itu. Tak pernah menggunakan video itu untuk mengancamku atau memintaku memenuhi nafsu bejat mereka lagi.


Maka aku memutuskan kesini memenuhi permintaan mereka. Tentu dengan syarat, pertemuan akan dilakukan di Tempat terbuka. Bagaimanapun aku tetap harus berjaga-jaga.


Aku berjalan masuk ke area restauran hotel ini. Disana dua orang ini sudah duduk di sebuah meja kecil untuk berempat. Aku cukup gelisah sebenarnya, tapi aku harus pura-pura kuat. Tak ada gunanya pula aku takut pada mereka.


“ Bu Mia, apa kabar?” Pak Krisna berdiri dan mencoba menyalamiku. Namun kuabaikan jabatan tangannya. Aku langsung duduk di kursi di depan mereka.


“ Bu Mia, anda masih cantik seperti biasanya heheh” Kata Pak Wira. Dia tampak lebih tenang dibanding pak Krisna yang sedikit tegang.


“ cukup berbasa-basi, saya ingin langsung ke topik kita!” Jawabku dengan tegas.


“ baik-baik bu Mia, kita tetap harus bicarakan dengan baik-baik” Pak Krisna lalu kembali duduk.


“ yang pertama saya tanyakan, , bagaimana bisa bu Mia dengan ceroboh memberikan video itu? “ tanya pak Krisna lagi. Tampaknya dia begitu tegang karena di Video itu, wajahnya nampak lebih jelas ketika dia sedang menyetubuhiku. Sedangkan pak Wira mungkin bisa lebih tenang, karena wajahnya tampak tidak terlalu jelas. Walaupun postur tubuhnya tak bisa disembunyikan.


“ bagaimana anda bisa merasa paling dirugikan, sementara dalam hal ini , saya juga dirugikan! Pak Doni juga menggunakan itu untuk mengancam saya!” Jawabku seketika.


“ ok, ok kami paham.. tapi dari awal tidak semestinya ibu memberikan kepada orang lain!” Kata pak krisna dengan nada yang meninggi.


“ dengan seperti ini karir kami berdua bisa terancam, bahkan karir bu Mia pun juga.” Pak Krisna menyahut ucapan temannya itu .


“Dan juga bisa mengancam rumah tangga kami, juga rumah tangga bu Mia” tambah pak Wira lagi.


Aku menarik nafas panjang, sebenarnya apa yang dikatakan mereka ada benarnya. Mas Doni bisa memiliki video itu juga karena kecerobohanku. Dan benar juga, kalau itu mengancam karir mereka dan karirku, juga bisa mengancam keutuhan rumah tangga kami masing-masing.


Walau kuakui apa yang mereka katakan benar, namun aku tak boleh kalah pada mereka. Aku mencoba tenang dan menyiapkan kata-kataku.


“ pertama-tama, saya akui saya salah memberikan video itu pada Pak Doni” jawabku dengan setenang mungkin.


“ tetapi itu masih lebih baik dibandingkan melaporkan anda berdua ke polisi bukan?” tambahku lagi.


“ tapi kan tetap saja video itu berpindah ke tangan orang lain, itu lebih buruk” tanya pak Wira yang sudah sedikit emosi.


“ jangan berbicara baik dan buruk dengan saya, setelah apa yang bapak bapak lakukan pada saya!!” Aku tentu tak mau kalah. Emosi pak Wira tak membuat aku sedikitpun terintimidasi.


“ bukan begitu maksud kami bu Mia..” nada suara pak Wira sedikit menurun.


“ kami takut apa yang terjadi membuat kita kehilangan apa yang kita usahakan selama ini” pak Krisna kulihat sedikit tertekan. Bagi seorang pejabat yang menduduki posisi tinggi di pemertintahan, terlihat beliau takut sekali kehilangan jabatannya.


“ saya adalah korban dalam hal ini, , jadi tidak ada yang mesti saya takutkan” Kembali lagi aku mencoba menyerang sisi terlemah mereka yaitu Rasa ketakutan mereka.


“Lagipula saya tak peduli, seberapa jatuhnya saya nanti, tak akan lebih jatuh dibanding bapak bapak disini” jawabku menggertak mereka. Tentu saja aku takut, takut ketahuan suami dan anak-anakku. Takut karirku hancur. Tapi disini aku harus pura-pura kuat untuk memperoleh nilai tawar tinggi.


“ jangan seperti itu bu Mia.. kami mohon” tiba-tiba Pak Krisna mengiba-iba padaku.


“ maaf bu mia.. kami tidak bermaksud begitu” lanjut pak Wira


“ Dalam hal ini kita adalah sesama korban , jadi kita harus saling membantu” lanjut pak Wira. Dan Strike!. Umpanku telah ditarik mahluk-mahluk biadab yang terlihat menyedihkan ini. Kata-kata yang aku ingin dengar itu akhirnya terucap juga dari mulut sang anggota dewan.


“ kenapa anda berdua tidak memenuhi keinginan Pak Doni saja, dengan imbalan, pak Doni harus menghapus video itu dari perangkat manapun yang dia gunakan?” Tanyaku pada Mereka.


“ tidak semudah itu membuat pak Doni terpilih sebagai Direktur” Jawab Pak Wira.


“ siapapun presiden yang terpilih dalam Pemilu nanti, pasti punya calon yang dibawanya masing-masing” lanjutnya. Cukup masuk akal, mengingat pertumbuhan laba perusahaan kami dalam lima tahun terakhir yang cukup besar. Bisa dibilang perusahaan kami sedang diatas angin, Maka pemerintah tentu ingin menempatkan orang kepercayaannya di posisi direktur atau komisaris perusahaan kami.


“ kami tak bisa menjanjikan pak Doni masuk dalam daftar yang diusulkan” Lanjutnya lagi.


“ sementara pak Doni tidak mau tahu dengan itu, makanya kami dalam posisi sulit sekarang” pak Krisna menambahkan penjelasan dari pak Wira.


Aku sedikit bingung sekarang, tadinya kupikir dengan mereka menyetujui keinginan mas Doni, maka aku bisa ikut terbebas dari Mas Doni. Tapi ternyata tak semudah itu. Sekarang aku dan dua orang ini harus mencari cara lain.


“ lalu apa anda berdua punya cara lain?” Tanyaku pada mereka. Sebenarnya aku punya rencana lain, tapi tentu rencana itu lebih rumit, dan aku tak mau membagi rencana itu kepada dua orang di depanku ini.


“ kami masih memikirkan sesuatu, bagaimana mencuri data-data pak Doni dengan cara apapun. Tapi kami perlu memastikan perangkat apa saja yang digunakan pak Doni untuk menyimpan Video itu” jawab pak Krisna.


“ kalau ada kesempatan, tentu kami ingin video itu hilang selama-lamanya” lanjutnya.


“ baguslah, karena saya juga menginginkan hal itu” sahutku.


Kemudian mereka berdua menjelaskan rencananya secara singkat, mereka memerlukan bantuanku untuk menyelidiki Mas Doni. Kesehariannya seperti apa, hal-hal rutin yang dilakukannya apa saja dan berapa perangkat komputer atau Handphone yang digunakannya.


Selanjutnya tugas mereka berdua mencari cara menghapus file video itu. Entah bagaimana caranya, nanti itu mereka yang mengatur. Konon katanya di Gedung DPR itu atau di kalangan pejabat pemerintah, hal seperti itu sering dilakukan untuk menghilangkan jejak-jejak digital apapun yang perlu disembunyikan dari publik. Termasuk kasus korupsi, perselingkuhan atau hal-hal aib lainnya.


Aku menyanggupi itu. Tentu tak sulit bagiku., karena aku sempat menjalani hubungan perselingkuhan dengannya. Sehingga kurang lebih, aku hapal kebiasannya sehari-hari. Lagipula kalau mengikuti cara ini, bahkan aku tak perlu menjalankan rencana rahasia yang telah aku siapkan. Jadi tak perlu lagi aku repot-repot.


“ kira-kira seperti itu bu Mia, kami mohon bantuannya” Kata Pak Krisna sambil mengulurkan tangan untuk menjabatku. Aku abaikan lagi uluran tangannya, dan berdiri.


“ jangan kuatir, saya akan melakukan apa yang harus saya lakukan” jawabku. Lalu dengan sedikit membungkuk, aku berpamitan pada mereka, dan segera meninggalkan tempat pertemuan ini.


Aku lega sekali rasanya. Tampaknya rencana yang dikatakan tadi cukup membuatku yakin. Dengan kedua orang itu membantuku, beban pikiranku tentu berkurang. Ingin rasanya aku bertemu dengan Jessie dan Riza, memberitahukan mereka akan hasil pertemuan ini.


Mereka berdua sudah ikut membantuku selama ini bahkan tanpa aku minta. Aku jadi tak enak hati menambah beban pikiran mereka. Jessie yang selama ini merasakan masalah jauh dari keluarga, sedangkan Riza tentu sibuk memikirkan pernikahannya yang kurang dari dua bulan lagi.


Malam ini sudah sekitar pukul setengah sepuluh malam. Bagiku sudah terlalu malam untuk pulang. Lagipula aku rasanya cukup capek untuk menyetir sendiri menuju apartemenku. Maka aku memutuskan menuju Resepsionis di Loby untuk menyewa kamar disini.


Tak lama setelah mendapat kunci kamar, aku berjalan menyusuri Loby hotel menuju lift. Aku melihat seseorang yang cukup familiar tampak sedang kebingunan mencari sesuatu. Bagiku itu pemandangan lucu sekali. Aku mengenalnya, , Bahkan dari belakang aku bisa tahu siapa dia. Lalu kudekati dia perlahan.


“ Riza, ngapain kamu disini?” Tanyaku padanya tiba-tiba. Tampak dia kaget dengan suaraku. Hihihi..


“ lho ibu kok disini, kebetulan sekali hehehe” jawabnya dengan lucu. Aku tentu ingin tertawa mendengar jawabannya itu tadi.


“ kan aku sudah bilang ada janji malam ini.” Jawabku. Kurasa dia sengaja mengikutiku, entah darimana tadi dia mulai mengikutiku.


“ kamu mengikuti aku ya za?” Tanyaku kemudian..


“ iya bu.. hehehe, saya gak tega biarin ibu sendiri” jawabnya. Hehehe.


“ hahaha kamu ini.. ini aja aku sudah selesai, kamu malah kayaknya baru datang hahaha” aku tertawa melihat dia, entah kenapa anak ini selalu lucu ketika Wajah gantengnya itu mulai memerah karena malu.


“Oo udah selesai bu? Kok cepat amat?” Tanyanya lagi.


“ ya singkat saja kok pertemuannya, dan memang karena aku juga gak ingin berlama-lama dengan mereka.. ini baru selesai” Jawabku singkat.


“ dan pada intinya mereka bersedia saling membantu. Itu yang penting. Mungkin besok detilnya bisa aku ceritakan pada kamu dan Jessie” tambahku.


“ kamu mau pulang? Tanyaku padanya. Disatu sisi aku kasihan, di berusaha mengikutiku, tapi malah datang terlambat.


“ iya bu, ngapain saya disini kalau semuanya udah selesai hehehe” Jawabnya malu- malu. Sekali lagi aku tertawa. Ini entah karena moodku sedang bagus atau memang si anak didepanku ini lucu sekali. Hehehe.


Kuperhatikan, Rasanya dia mirip sekali dengan suamiku, tingkahnya yang kikuk, sikapnya yang tulus, dan kepribadiannya yang baik dan menarik. Entah kenapa aku jadi mengingat suamiku. Semua gambaran tentang suamiku ada di dirinya sekarang ini.


Entah kenapa aku jadi ingin bersama Riza malam ini, menghabiskan malam dengannya. Aku semakin penasaran dengannya. Di Lombok dulu aku hampir bercinta dengannya, tapi gagal. Dua kali. Tentu aku semakin penasaran sekarang. Maafkanlah aku suamiku. Paling tidak sekali ini saja. Hihihi.


“ aku sudah menyewa satu kamar di hotel ini.” Bisikku di dekat telinganya. Aku penasaran ingin melihat reaksinya seperti apa.


“Huh?” Dai tampaknya sedikit terkejut mendengar bisikanku tadi. Hehehe. Itu ekspresi yang aku tunggu.


“ kamu bisa temani aku kalau kamu mau” bisikku lagi. Tampak dia semakin bingung. Dia hanya diam bengong melihatku. Akhirnya akupun hilang kesabaran. tanpa menunggu jawabannya aku langsung menarik tangannya kedalam lift.


“ sekarang ini perintah! Kamu harus puasin aku malam ini! ” kataku dengan nada menggoda di dekat telinganya. Sekaligus kucium lembut pipinya yang mulai memerah.


“ siap bu! “ jawabnya kemudian.


Dan akhirnya di kamar itulah, aku dan Riza, menaggalkan pakaian kami masing-masing. Saling merangsangi satu sama lain. kami bercinta dengan panas. memuaskan nafsu kami.. Tak kusangka Riza cukup mahir memainkan lidah dan batang penisnya di dalam Vaginaku. Dengan berbagai gaya aku disetubuhi hingga Aku mengalami Orgasme tiga kali. Dan diakhiri dengan semprotan spermanya di perut dan dadaku.











Aku merasa puas sekali malam ini. Aku suka sekali cara yang dia gunakan. Berbeda dengan Mas Doni,. Cara Riza memuaskanku sungguh manis sekali. Dia selalu memperhatikanku disetiap waktu, memberi rasa nyaman, sehingga kenikmatan yang kualami semakin berlipat. Aku jadi ingat suamiku, bahkan soal seks pun Riza mirip sekali dengan suamiku.


Akhirnya, setelah kurang lebih 45-60 menit bercinta, kami tidur sambil berpelukan. Rasanya hangat sekali berada di pelukannya. Hangat, nyaman dan tenang. Rasanya Sungguh beruntung sekali si Dwi, pacarnya Riza yang cantik itu.


Aku terbangun ketika kuraba Riza sudah tidak ada disampingku, tampak dia berdiri disamping kasur memegang Handphonenya.


“Sudah bangun Za?” Tanyaku padanya, sambil beranjak duduk dan menutupi dadaku dengan selimut, agar tidak kedinginan karena dinginnya AC.


“Iya bu, maaf jadi bangunin ibu..” Jawabnya, , entah kenapa senyumannya kali ini manis sekali.


Lalu kami mulai mengobrol sambil dia memunguti bajunya, sekali lagi kukatakan kalau dia mirip sekali dengan suamiku. Aku jujur, karena berada di sampingnya membuatku merasa didekat suamiku.


Tak lama kemudian ketika dia masuk ke kamar mandi, aku membuka Handphoneku. Sudah ada beberapa pesan masuk, dari Mas Doni, Pak Krisna, Anak-anakku, suamiku dan Jessie. Kucoba buka satu persatu pesannya. Pesan mas Doni dulu.


“ Nanti sore di ruanganmu, penting!” Sial. Entah bagaimana aku bisa menghindari dia hari ini. Sudah tiga malam ini aku tidak menemuinya sama sekali. Bagaimana aku bisa menolaknya.


Lalu kubuka pesan dari pak Krisna, akupun tersenyum. Tampaknya dia sudah bergerak cepat menyiapkan segala sesuatunya. Di pesannya itu, dia menyampaikan instruksi tambahan buat ku. Dan rasanya akan lebih mudah bagiku sekarang.


Kemudian Aku membalasi pesan dari anak-anakku. Seperti biasa mereka curhat tentang apa saja masalah mereka di kampus mereka. Kemudian suamiku juga banyak bercerita tentang kesibukannya.


Terakhir kubuka pesan dari Jessie. Pertanyaannya sederhana saja.


“ gimana bu?” Tanyanya.


“ lancar kok Jess” akupun membalasnya.


“ oo puji tuhan.. oiya bu, ketemu Riza semalam?” tanyanya lagi. Aku sebenarnya bingung mau menjawab apa, aku tak ingin dia berpikiran terjadi hal aneh-aneh antara aku dan Riza, walaupun memang terjadi hal aneh-aneh semalam. Cukup lama aku berpikir, sampai akhirnya kubalas.


“ iyaa.”



Bersambung
 
asieeekk.... ada pov bu mia...
sedikit banget ulasan sisi bu mia ML dg riza.... tp menyentuh
lanjut suhu...
 
Status
Please reply by conversation.
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd