Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Office Story 2019

Status
Please reply by conversation.
bacanya bikin aku ngerasain jalan2 di lombok karena semua tempat yang sampean sebutkan sudah pernah ane explore

hmm jadi kangen lombok.batukliang.mantang dasan lekong
 
Wahh lama juga Regina nyusuin anaknya ya, kayaknya bapaknya juga sekalian nyusu nih...
 
Chapter 14 : The Game Plan







Aku sudah sampai di kantor pada pukul 06.50. Jauh lebih pagi dari aku biasanya datang ke kantor, karena tadi aku langsung berangkat kesini setelah keluar dari hotel. Tentu saja aku kepagian sampai di kantor.


Dalam perjalanan menuju ruanganku Ibuku meneleponku lagi. Tentu saja sekarang aku harus mengangkatnya.


“ Halo ma!” Sapaku melalui handphoneku


“ RIZA! KAMU KEMANA SAJA SEMALAM?” Dan bla bla bla bla.. bisa ditebak, beliau mengomeliku karena kemarin tidak pulang kerumah dan tidak mengirimi kabar hehehe. Biasanya aku selalu mengirimi kabar kalau tidak bisa pulang atau pulang larut malam. sementara kemarin karena sudah terbawa nafsu, aku lupa mengabari.


“ iyaa maa, maaf.. lagi lembur sampai malem kemarin, karena kemaleman. Jadi sekalian saja Riza tidur kantor” jawabku mengada-ada walaupun kalau dipikir Aku memang lembur kemarin malam, lembur untuk memuaskan atasanku di ranjang hehehe.


“ kan bisa kamu ngabarin dulu! Ditelpon juga gak diangkat!” Nada suara beliau sudah lebih mendingan di telingaku, walaupun masih terdengar agak marah.


“ iya maa, maafkan hambaa hehehe” aku mulai mengajak mamaku bercanda.


“ dasar kamu ini! Bikin mama papa kuatir aja! ” Jawab beliau.


Tentu saja itu membuat Mamaku khawatir, apalagi Beberapa bulan menjelang pernikahanku ini memang beliau sedikit rewel, tak ingin terjadi apa-apa pada anak keduanya ini. Bahkan kadang Mamaku sampai menelpon semua temanku yang dikenalnya untuk mencari keberadaanku. Kadang telepon Edo, atau kadang Jessie. Ya ampun! Jessie! Bagaimana kalau mamaku menelpon Jessie??


Belakangan ini Jessie biasa ditelepon mamaku, buat memastikan aku benar-benar lembur. Sesekali juga pernah Jessie memintakan izin ke beliau dengan berbagai alasan ketika aku harus pulang larut malam atau tidak pulang sama sekali, terutama saat kami masih sering bercinta dulu.


“kemarin mama telpon Jessie..” Kata Mamaku lagi. Shit! Ternyata benar Mamaku menelepon Jessie. Aku menunggu-nunggu apa yang akan dikatakan mamaku. Dan mempersiapkan diri untuk kemungkinan terburuk.


“ dia bilang ada lembur mendadak di kantor, makanya kamu gak pulang!” Lanjut mamaku lagi. Akupun bernafas lega karena Jessie menjawab seperti apa yang kuinginkan. Kemudian Mama banyak menyampaikan pesan-pesan lain, sebelum akhirnya menutup telepon.


Mamaku menutup teleponnya tepat ketika aku sampai di Ruanganku. Suasana masih sepi sekali. Karena rata-rata pegawai disini datang pada pukul 07.15. Langsung kunyalakan komputerku dan sambil menunggu aku mengganti bajuku dengan baju cadangan yang biasa kusiapkan di kantor.


Tak lama teman-temanku mulai berdatangan. Edo yang paling duluan masuk dan menyapaku,, disusul Regina sekitar lima menit kemudian, dan Jessie masuk setelahnya. Segera kuhampiri Jessie di mejanya tepat setelah dia masuk.


“Jess, thanks ya, lo udah bilang ke Mama gue kalau gue lembur.” Kata ku pada Jessie setengah berbisik.


“Kalau soal itu gak papa, kan emang gue juga yang minta lo ngikutin bu Mia.” Bisiknya sambil menatapku.


“ tapi gue gak habis pikir kenapa gak ada kabar sama sekali dari lo?” Tambahnya lagi dengan raut wajah yang mulai berubah.


“ bahkan lo gak pulang kerumah, bu Mia juga gak pulang ke apartemen” tambahnya lagi dengan Nada suaranya sedikit meninggi. Membuatku takut kalau sampai Edo dan Regina mendengar.


“ gue kuatir banget kalau terjadi apa-apa za!” Tambahnya lagi, sambil memukul pelan bahuku. Walau tidak keras, suara pukulannya membuat Regina dan Edo sempat menoleh kearah kami.


Aku menarik nafas lega. Untungnya dia tidak curiga dengan apa yang aku lakukan dengan bu Mia. Bagaimanapun aku harus menjaga perasaannya agar tidak terluka.


“ kenapa lo malah senyum gitu, gue serius!” Katanya ketika melihat aku sedikit tersenyum. Lalu memukul bahuku lagi dengan lebih keras.


“Aduh.. Hehehe.. Sorry.. sorry..” Aku kembali berbisik pelan. Mengalihkan perhatian pada kami berdua.


“ kalian kenapa sih? Kaya orang pacaran aja hahaha” Regina yang daritadi melihat kami sepertinya tak tahan untuk ikut mengomentari.


“ biasanya emang gitu Reg, berantem trus mereka itu.” Sahut Edo menimpali perkataan Regina.


Aku hanya tertawa mendengar komentar mereka. Benar kata Edo, seperti itulah kami berdua dulunya. masa-masa itu selalu aku rindukan. Saking dekatnya, aku bisa bercanda tentang apa saja dengan Jessie, seringnya kami berdebat soal sesuatu hingga terlihat seperti pasangan yang sedang berantem. Sementara Semenjak ada cinta muncul diantara kami, rasanya kami malah semakin menjauh. Hanya karena masalah bu Mia lah yang bisa menyatukan kami untuk sementara ini.


Tak lama setelah itu bu Mia masuk ke ruangan beliau. Wajahnya tampak cerah dan rileks. Beliau diam-diam melirik dan mengedipkan matanya kearahku. Membuatku sedikit tertawa di dalam hati. Nampaknya beliau tengah dalam suasana hati yang bagus.


Kemarin pertemuan dengan dua pejabat itu berlangsung lancar dan membuahkan hasil. Dan kemudian beliau juga bisa memuaskan hasrat biologisnya, dengan aku semalam hehehe. Mungkin itu yang membuatnya terlihat lebih bersemangat hari ini.


Akupun kembali larut dalam kesibukan kantor. Pertama tentu kami harus membantu Regina mengisi Laporan Pajak tahunan dan semuaLaporan bulanan untuk bulan Maret, yang paling lambat dilaporkan ke Kantor Pajak pada akhir April. Sebenarnya kalau sudah terbiasa, Regina mungkin bisa dengan mudah mengerjakannya sendiri, tetapi berhubung dia masih baru, sementara kami harus siap sedia untuk membantunya.


Kemudian setelah itu kami harus menyusun laporan akuntansi pajak perusahaan ini. Dalam membuat laporan akuntansi pajak, kami sudah membagi tugas masing-masing. Edo melakukan validasi data. Jessie melakukan penelaahan terhadap tingkat kepatuhan perusahaan, dan Kebetulan tugasku adalah menguji efektifitas pengeluaran pajak perusahaan. Laporan ini harus selesai sebelum Rapat Umum Pemegang Saham, yang pada tahun ini akan dilaksanakan setelah pemilu, sama seperti kebanyakan BUMN-BUMN lain.


Siangnya, menjelang jam istirahat bu Mia memanggil aku dan Jessie ke ruangannya. Kemungkinan beliau akan membicarakan tentang hasil pertemuan beliau kemarin. Beliau sebelumnya memastikan Regina dan Edo telah keluar dari ruangannya dulu. Karena diruangan beliau, suara sekecil apapun akan terdengar samar-samar dari luar. Apalagi dari tempat meja kerja edo dan Regina yang menempel dengan pembatas ruangan beliau.


Regina di jam segini biasanya pulang dulu ke kostnya yang tak jauh dari sini, kebetulan di kostnya ada ibunya yang sementara waktu tinggal di jakarta menemani anaknya yang baru lahir beberapa bulan yang lalu. Sementara Edo biasanya pergi cari makan tepat sebelum istirahat. Dan kembali sekitar 30-45 menit kemudian.


“ Aku ingin menceritakan hasil pertemuan kemarin” kata bu Mia ketika kami berdua masuk ruangan. Jessie segera duduk didepan beliau, sementara aku menutup pintu dulu, dan menyusul duduk disamping Jessie.


Beliaupun menceritakan detil pertemuannya kemarin dengan panjang lebar. Kalau aku tidak salah menangkap, Pada intinya kami hanya perlu memastikan kebiasaan-kebiasaan pak Doni, dan mencari tahu apa saja informasi-informasi penting beliau. Dan tadi pagi, bu Mia menceritakan bahwa pak Krisna sudah menyampaikan detil cara meretas data-data di komputer atau Handphone pak Doni. Tugas untuk mencari, menghapus file video itu akan dilakukan oleh orang suruhan pak Wira dan Pak Krisna. Seorang Hacker yang katanya cukup berpengalaman melakukan hal itu.


Tentu aku kurang paham dengan cara mereka meretas data-data pribadi pak Doni. Yang jelas tadi bu Mia menceritakan bahwa ada sebuah device atau perangkat khusus yang harus dipasang di ruangan Pak Doni atau di Apartemen beliau, atau di tempat dimana pak Doni menyimpan file-file digitalnya.


“ kurang lebih begitu hasil pertemuan kami kemarin.” Kata bu Mia setelah menyelesaikan ceritanya.


“ jadi itu saja yang bisa kita lakukan?” Tanya Jessie.


“ selain itu, sebenarnya ada rencana lain yang aku siapkan, namun aku masih perlu memikirkannya lagi” kata Bu Mia lagi. Memang beliau bilang telah menyiapkan rencana lain. Tampaknya beliau sudah siap memberitahukan pada kami.


“ jadi awalnya semua bermula ketika aku menerima kiriman Laporan Keuangan tahun 2018 dari bagian Accounting beberapa bulan yang lalu ” beliau pun memulai ceritanya.


“ setelah aku melihat-lihat Laporan Keuangan Perusahaan tahun 2018 kemarin, aku melihat ada beberapa hal yang janggal” lanjut beliau.


“ ada beberapa transaksi yang menurutku mencurigakan, sehingga sulit bagi kita membuat pelaporan pajak yang sesuai ketentuan” lanjut beliau lagi.


“ apa itu mungkin bu? Kalau tidak salah kan Laporan Keuangan juga sudah diaudit” tanya Jessie.


Dalam menyusun Laporan SPT Tahunan Pajak ke Kantor Pajak, tentu dasar kami membuatnya adalah Laporan Keuangan Perusahaan kami. Dari data itulah, kami mengisi formulir SPT Tahunan. Maka bisa dibilang secara tidak langsung, kami juga melakukan double check atas Laporan Keuangan Perusahaan yang sebelumnya telah diaudit oleh internal perusahaan dan juga Auditor dari Kantor Akuntan Publik.


“ awalnya aku berpikir demikian Jess. “ Jawab Bu Mia


“ namun, setelah diaudit, beberapa hal yang kucurigai itu justru dianggap wajar oleh Auditor” lanjut bu Mia menambahkan.


“ aku curiga para auditor pun ikut terlibat di dalamnya kecurangan yang terjadi, walaupun aku gak punya buktinya” kata beliau.


Kemudian bu Mia lalu mengambil beberapa lembar kertas berisi Laporan Keuangan Perusahaan tahun 2017 dan 2018 Dan menunjukkan pada kami dengan bolpointnya, transaksi-transaksi mana saja yang menurutnya tidak wajar. Dan menurutku benar juga apa yang dikatakannya. Ada beberapa transaksi yang melonjak jauh dari tahun sebelumnya. Padahal beberapa item transaksi itu bukan item yang penting-penting amat menurutku. Bagi seorang akuntan kelas teri pun, cukup mudah mengambil kesimpulan kalau transaksi itu tidak wajar.


“ jadi ada indikasi mark up biaya pengeluaran? “ tanyaku.


“ bisa jadi, perkiraan awalku adalah seperti itu” Jawab Bu Mia.


“ dan hampir semua transaksi tersebut ditandatangai oleh Pak Doni” Tambahnya lagi.


“ dan coba lihat lagi disini! ada beberapa transaksi entertainment dalam jumlah besar yang tidak dapat dibuktikan kebenarannha dan juga siapa saja penerimanya” lanjutnya lagi sambil menunjukkannya pada kami.


Sebagai perusahaan besar, memang cukup wajar menjamu relasi atau pejabat. Namun setiap transaksinya harus dibukukan dengan jelas di Laporan Keuangan. Dan bahkan, dalam pelaporan pajak pun, harus dilengkapi bukti-bukti yang mendukung kalau transaksi itu benar-benar ada. Tentunya sangat tak wajar kalau perusahaan sebesar ini tidak bisa membuktikan setiap transaksinya.


“ dan yang kedua, ada indikasi Pak Doni dan beberapa Kepala Divisi di daerah terlibat dalam menunjuk beberapa perusahaan subkontraktor untuk melakukan pekerjaan fiktif pada sejumlah proyek konstruksi yang dikembangkan oleh perusahaan kita” tambah beliau dengan serius.


Ini jelas bukan perkara sepele. Bahkan bisa masuk ranah korupsi. Yang kutahu modus seperti itu banyak digunakan di beberapa perusahaan BUMN yang bergerak di bidang infrastruktur. Dan banyak juga yang akhirnya di perkarakan di Komisi Pemberantasan Korupsi.


Kurang lebih penjelasan gampangnya adalah seperti ini : perusahaan subkontraktor dikontrak perusahaan kami untuk melakukan sebuah proyek, tetapi perusahaan subkontraktor tersebut tidak mengerjakan pekerjaan sebagaimana yang tertuang dalam kontrak. Namun, Perusahaan kami tetap melakukan pembayaran terhadap perusahaan subkontraktor tersebut.


Selanjutnya, perusahaan-perusahan subkontraktor tersebut secara diam-diam menyerahkan kembali sebagian atau seluruh uang pembayaran dari Perusahaan kami kepada sejumlah pihak dari perusahaan kami, bisa jadi termasuk pada Kepala Divisi tempat proyek, bisa jadi Pimpinan Perusahaan dan juga kemungkinan juga pada Pak Doni selaku Ditektur keuangan perusahaan


“Kebetulan beberapa minggu lalu, Aku menemukan sebuah draft kerjasama diantara mereka di apartemen Pak Doni,, ini dia,” Tambah beliau sambil mengambil kertas draft kerjasama tersebut dan menunjukkan pada kami.


“ kalau dari kontrak itu, harusnya ada hasil akhirnya berupa penambahan aset perusahaan, Dan tertuang dalam laporan keuangan. Tetapi aku tidak menemukan penambahan aset pada Laporan Keuangan tahun 2018, jadi bisa dicurigai itu adalah proyek fiktif” lanjut beliau menjelaskan apa yang beliau tunjukkan tadi.


“ berarti ada kemungkinan terjadi korupsi di perusahaan ini?” Tanya Jessie.


“ ya bisa jadi seperti itu, ada kemungkinan uang itu masuk ke kantong beberapa pejabat di sini, termasuk juga pak Doni, dan mungkin uang itulah yang digunakannya untuk loby-lobynya selama ini” jawab bu Mia.


“berarti selain korupsi ada juga kemungkinan terjadinya gratifikasi ke pihak yang di loby oleh pak doni? ” sahutku. Dan bu Mia pun mengangguk menyetujui.


“ tetapi bukannya dugaan ini masih terlalu awal bu, perlu penyelidikan lebih lanjut?” tanyaku.


“ iya, banyak hal yang perlu pendalaman.. dengan sumber daya kita sekarang, kita tidak akan sanggup melakukannya, hanya pihak berwajib yang mungkin bisa menyelesaikannya” jawab bu Mia.


“ makanya untuk sekarang, aku mencoba mengumpulkan bukti-bukti penting yang cukup kuat, yang bisa kugunakan untuk balik mengancam Pak Doni” lanjut beliau.


“ jadi bu Mia tidak berniat melaporkannya ke Pihak berwajib?” Tanya Jessie lagi.


“ pertama, aku harus mencari aman dulu. Status tersangka atau terpidana tidak menjamin videoku itu terhapus selamanya.” Jawab bu Mia. Tampaknya beliau benar-benar penuh perhitungan dalam hal ini. Tak sekalipun detail kecil dilewatkan olehnya.


“ kedua, yang dihadapi dalam hal ini bukan hanya Pak Doni saja, tetapi juga orang-orang yang bekerja sama dengannya, juga orang-orang yang ada dibelakangnya. yang akupun tak tahu itu siapa. Akupun tak tahu apa yang bisa mereka lakukan padaku atau orang-orang lain yang membantuku, seperti kalian”


“ tetapi, hal baiknya adalah, kalau rencana dari Pak Krisna dan Pak Wira berhasil, aku bahkan tak perlu melakukan rencanaku ini” tambahnya.


Aku dan Jessie hanya mengagguk setuju. Sekali lagi kulihat beliau cukup hebat melakukan analisa atas segala situasi yang ada, dan luar biasanya beliau tetap memikirkan kami dan menghindarkan kami dari resiko-resiko buruk.


“ lalu apa yang bisa kami lakukan sekarang?” Tanyaku pada beliau. Beliau lalu menatap kami berdua dengan serius.


“ kaian yakin mau membantuku? Walaupun aku sangat mempercayai kalian, Aku gak enak melibatkan kalian dalam hal ini” Jawab bu Mia.


“ Jessie, aku tahu kamu ingin mengundurkan diri dalam waktu dekat” Kata Bu Mia, Jessie sepertinya kaget, dia memandang ke arahku dengan wajah bertanya-tanya. karena selama ini hanya aku yang tahu hal itu.


“ Riza, kamu akan segera cuti untuk mengurus pernikahanmu” Lanjut beliau lagi sambil menatapku. Aku hanya mengagguk saja, karena memang dalam beberapa hari aku akan ke Surabaya untuk mengurus keperluan pemeriksaan administrasi nikah dan serangkaian kegiatan di KUA.


“ aku akan sangat merasa bersalah kalau melibatkan kalian dalam hal ini” lanjut beliau sambil meraih tangan Jessie. Jessie pun menyambut tangan beliau.


“ saya mungkin gak bisa membantu banyak bu, tapi ketika diperlukan, saya selalu siap” Kataku.


“ saya juga, saat ini selagi saya ada disini,,saya ingin bisa membantu sebisa saya” jawabku menimpali Jessie.


“ terimakasih ya Jessie, Riza.. aku gak tahu apa aku bisa bertahan tanpa kalian” Kata beliau sambil menatap kami dengan mata berkaca-kaca.


“ baiklah.. kira-kira ini yang dapat kita lakukan dalam waktu dekat” Kata beliau tiba-tiba.


Lalu Aku dan Jessie mendengarkan penjelasan beliau. Pertama-tama, besok atau lusa, akan ada kiriman dari Pak Krisna. Sebuah perangkat yang harus di tempatkan di ruangan pak Doni. Disitulah tugasku, aku harus memasang alat itu di sana . Di tempat yang tersembunyi. Mungkin aku bisa minta bantuan Nita jika diperlukan.


Selain alat itu, bu Mia berencana memasang alat perekam gambar untuk memonitor kegiatan Pak Doni. Karena hampir semua kegiatan pak Doni dilakukan di ruangannya yang tidak terjangkau oleh kamera CCTV.


Kalau ada alat itu kami bisa menganalisa dimana bisa menemukan bukti-bukti yang diperlukan.. Nantinya Aku dan bu Mia akan melakukan pengawasan setiap harinya. Sementara soal alatnya, bu Mia sudah berencana membeli alat yang dibutuhkannya sebuah toko online, dan kemungkinan sekitar 2 hari baru akan datang.


Sedangkan Jessie akan mengamati setiap detil transaksi mencurigakan perusahaan bersama bu Mia. Tugasnya cukup mudah karena bu Mia mempunyai kewenangan untuk meminta data-data transaksi itu untuk kepentingan perpajakan kantor. Dengan bantuan Jessie, tentu pekerjaan beliau akan lebih ringan.


Kurang lebih begitulah rencananya. Jadi sambil menjalankan rencana Pak Krisna dan Pak Wira, kami bisa sekalian mempersiapkan untuk menjalankan rencana bu Mia.


Waktu sudah menunjukkan pulul 12.45 siang, aku dan Jessie akan pamit untuk pergi makan siang. Dan bu Mia juga bersiap untuk makan setelah makanan pesanannya melalui ojek online sudah datang.


Begitu keluar ruangan Bu Mia, aku melihat Regina sudah ada disitu. Aku cukup kaget. karena biasanya dia balik ke kantor pada pukul setengah satu siang.Aku dan Jessie lalu saling memandang. Cukup gawat kalau dia mendengar apa yang kami bicarakan didalam.


“ Regina, lo gak pulang tadi?” Tanyaku.


“ gue pulang kok, barusan aja sampai, ada kerjaan yang harus gue selesain siang ini. ” jawabnya singkat. Nyaris Tak ada gestur mencurigakan darinya.


“ ok kalau gitu, kita makan siang dulu ya! “ Jessie lalu menarik tanganku untuk segera pergi dari ruanganku.


Sesampainya di lift Aku tak sabar membahas soal Regina dengan Jessie. Aku merasa sedikit aneh dengannya. Apalagi aku dan Jessie kemarin melihatnya keluar dari ruangan pak Doni saat sore hari menjelang pulang.


“ Jess, lo pikir si Regina denger gak ya?” Tanyaku pada Jessie.


“ tau deh, bisa jadi dia denger sih, kan masalahnya kita gak tau pasti dia sampai di ruangan tadi jam berapa” jawab Jessie.


“ kan kemarin lo liat juga dia keluar dari ruangan pak Doni? Tanyaku lagi padanya. Dan Jessie hanya mengangguk.


“ rasanya aku masih merasa aneh dengan Regina, kenapa dia bisa ditempatkan di posisi itu” aku mulai memikirkannya kemarin. Kenapa harus Regina yang pindah ke Bagian kami. Padahal untuk posisinya itu, biasanya akan diisi oleh pegawai baru. Regina yang punya pengalaman cukup banyak harusnya tidak tepat mengisi posisi itu.


“ iya, gue rasa gue juga memikirkan hal yang sama, kemungkinan dia ada di posisi itu karena ada tujuan tertentu” kata Jessie.


“ entah benar ada hubungan dengan pak Doni atau gak, gue gak tau” tambahnya lagi.


Sejauh yang aku ingat dan berdasarkan yang kudengar dari cerita orang-orang, awalnya Regina yang saat itu sudah lama menikah tetapi masih belum dikaruniai anak, meminta ijin untuk mengundurkan diri dari perusahaan, agar dapat fokus pada program kehamilannya. Tetapi pengunduran dirinya ditolak, dan dia malah ditarik oleh Pak Doni untuk menempati posisi staf administrasi di Accounting. Dan menjadi orang kepercayaan pak Doni setelahnya. Tak lama kemudian dia bisa hamil, lalu Setelah hamil dan cuti melahirkan kini dia bergabung di bagian kami, entah itu kebetulan atau tidak. Banyak hal yang perlu kami caritahu tentang dia.








Sorenya, setelah jam pulang kantor. Bu Mia tadi ada janji dengan pak Doni. pak Doni awalnya datang kemari, tapi melihat di ruangan ini masih ada banyak orang, akhirnya mereka berdua keluar. Dan Jessie dan Edo tampaknya tadi keluar tak lama setelah itu.


Hanya aku dan Regina yang masih berada di ruangan,kami masih sibuk mengerjakan bahan laporan kami masing-masing. Sesekali aku istirahat untuk bermain game dan juga menelpon pacarku, menanyakan persiapannya disana. Aku bersyukur dia tidak terlalu kerepotan. Pekerjaannya mengajar selesai pada pukul 10 pagi, sehingga setelahnya dia bisa mempersiapkan segala urusan pernikahan kami.


“ gimana persiapan nikahmu za?” Tanya Regina setelah aku selesai menelpon pacarku. Tampaknya dia mendengar percakapanku dengan pacarku tadi.


“ ya, alhamdulillah lancar aja.. kira-kira udah 90 persenan lah” jawabku


“ baguslah.. Semoga lancar ya!” katanya lagi.


“ iya.. mudah-mudahan” jawabku


“ biasanya kalau cewek mau nikah gini banyak banget mikirnya , kalau kamu gimana ?” Tanyanya lagi sambil merapikan barang-barangnya. Tampaknya dia sudah mau pulang kantor.


“ untuk acara akad sama resepsi di Surabaya, gue gak banyak bantuin mikir sih.. hehehe” Jawabku


“ tapi, untuk acara resepsi disini, gue ikut mikir juga, ngurus semuanya sendiri juga” tambahku.


“ bukan itu maksudku.. “ potongnya setelah mendengar jawabanku


“ maksud lo?”


“ ya kalau cewek gitu kadang jadi suka mikir aneh-aneh gitu, , banyak godaan, sampai ragu-ragu mau nikah gitu.. “ Jawab Regina.


Aku hanya tersenyum kecut. Rasanya aku juga merasakan hal yang aneh, Bahkan ada orang yang tiba-tiba menyatakan cintanya padaku beberapa hari yang lalu hehehe. Aku tak tahu apakah pacarku juga merasakan hal yang sama seperti itu atau tidak.


“ kok kamu senyum gitu? Jangan-jangan cowok juga ngerasain juga yang kayak gitu? Hahaha” Tanyanya lagi dengan tertawa.


“ hahaha iya, gue rasa belakangan ini tau-tau banyak banget godaan.” jawabku.


“ emang gitu sih katanya, orang mau nikah itu memancarkan aura bahagia, jadi bisa aja jadi keliatan cantik dan ganteng” katanya sambil mendekat ke kursiku.


“ jadi gue tambah ganteng dong ini wkwkwk” tanyaku sedikit bercanda.


“ iya, kamu udah ganteng dari dulu kali hahahaha” jawabnya sambil duduk di atas meja di dekat meja kerjaku. Aku hanya tertawa mendengar pujiannya.


“ trus, siapa yang godain kamu? Mantan?” Tanyanya lagi. Lucu melihatnya begitu penasaran. Namun aku belum begitu mempercayainya sejauh ini, apalagi setelah melihat dia kemarin. Jadi aku ragu haruskah kuceritakan atau tidak.


“ ya ada deh, wkwkwk kok lo jadi penasaran gitu?” Tanyaku, mencoba mengalihkan pembicaraan.


“ iya, biasanya emang cerita kayak gitu itu menarik diomongin hahahah, lagian daripada aku bosen nunggu dijemput suamiku di bawah” jawabnya.


Aku mencoba menatap matanya, tampaknya dia benar-benar penasaran. Jadi mungkin tak masalah aku menceritakan sedikit kisahku. Tapi Di balik wajah polosnya itu, aku belum bisa membacanya lebih jauh. Makanya aku harus tetap berhati-hati, aku tetap harus merahasiakan detailnya.


“Hehehe.. bukan mantan sih, tapi ada salah satu temen deket gue” kataku padanya. Rasanya cukup aman aku mengatakan itu.


“ oo temen deket? Gimana ceritanya? “ tanynya lagi.


“ sebenarnya kita udah deket dari lama, tapi belakangan dia malah bilang kalau dia suka ke gue. “ jawabku.


“ tapi kamu gak tergoda kan?” Atau Jangan-jangan kamu jadi suka dia wkwkwk” Tanyanya lagi.


. Ini pertanyaan yang selalu kuhindari, dan tak pernah ingin kujawab. Karena baik mengiyakan maupun menyangkalnya, tetap saja ada rasa aneh dihatiku.


“ iya, gue suka juga hehe” jawabku dengan canggung.


“ hahaha dasar cowok, gampang banget tergoda hahahha” katanya sambil tertawa. Untung dia menganggap itu hanya bercanda saja.


“ hahaha” akupun tertawa. Seperti tertawa menertawakan diriku sendiri, karena benar katanya tadi, rasanya begitu gampang sekali aku tergoda.


“ eh udah deh, suami aku udah datang dibawah.. duluan ya za!” Katanya sambil melambaikan tangannya. Dan Kemudian dia berjalan menuju pintu ruangan ini.


“ eh Jessie, kirain kamu sudah pulang?” Kudengar suara Regina. Jessie? Dia ada disitu? Aku segera melihat ke arah pintu, dan kulihat Jessie ada disana sedang berpapasan dengan Regina.


“ gue lupa ada yang ketinggalan” kudengar suara Jessie.


“ yaudah aku pulang duluan ya!” Kata Regina sambil beranjak pergi.


Kemudian Jessie masuk perlahan di ruangan kami. Sekarang tinggal kami berdua. Kami hanya terdiam dan saling menatap satu sama lain.


Apa dia mendengar pembicaraan kami tadi?





Bersambung
 
Terakhir diubah:
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd