Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Office Story 2019

Status
Please reply by conversation.
Goks! Demen bet gue ama jessie

:kangen::kangen::kangen:
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Chapter 16 : What Hidden in the Darkness.


Ilustrasi

Jessie



Regina





Kontrakan Jessie, pukul 19.50, Entah kenapa rasanya hatiku berdebar-debar. Aku sudah berdiri didepan rumah kontrakan Jessie. Namun tak seperti biasanya ketika aku kesini, aku sedikit gugup. Apa banyak berpikir sedari tadi, kenapa tiba-tiba dia ingin menemuiku. setelah sekian lama dia seperti mengabaikanku. Pikirian-pikiran buruk bersliweran di kepalaku selama perjalanan tadi.


Aku sudah mengirim pesan ke Jessie kalau aku sudah sampai. Sambil menunggunya membuka pintu, tak lupa Aku juga ijin ke Mamaku untuk pulang agak malam nanti. Walaupun sekarang Mama dan Papaku lagi ke Bandung menjenguk adikku yang sedang bertugas disana sebagai Dokter Internship.


Tak lama ada pesan masuk ke Handphoneku. Kulihat ternyata bukan dari Jessie atau dari orangtuaku, melainkan dari Firman. Si Hacker muda yang tadi membantuku. Pesannya cukup singkat :


“ Bang Riza, bagi nomornya mbak Nita dong! ;)


Tanpa pikir panjang kukirimkan nomor Nita padanya. Ini anak sepertinya tertarik sama Nita. Kasihan kalau dia memang beneran naksir Nita. Tak lama lagi dia bakal patah hati ditinggal nikah hehehe.


Klek.. Suara pintu rumah dibuka. Kulihat Jessie berdiri disana di balik pintu. Memakai baju tidur, tanktop berwarna hitam dengan motif bunga dan bandana berwarna pink menghiasi kepalanya. Tampak wajahnya pucat dan, tidak sesegar biasanya.


“ masuk aja za!” Katanya.


“ ehm.. iya..” jawabku singkat.


Aku pun masuk kedalam rumah. Rumah ini, rasanya sudah lama aku tidak kesini. Masih sama seperti dulu.


“ Oiya.. sudah makan?” Tanyanya santai. Namun aneh bagiku. Nada suaranya lembut. Jauh dari kesan jutek seperti biasanya dia bicara padaku belakangan ini.


“Belom.. “ jawabku.


“ yaudah. Kalau gitu taruh tas lo disitu.. ikut gue makan” ajaknya. Akupun mengikutinya ke arah dapur. Nampaknya dia baru saja memasak sesuatu. Tampak dari kejauhan, diatas kompormya ada panci dengan asap berkebul-kebul keluar diatasnya. Aku tahu dia bisa masak, dulu pernah dia memasakkan aku ikan Kuah Asam yang enak sekali. Mungkin dia memasak itu juga kali ini. Membayangkannya saja cukup membuat aku ingin meneteskan air liur.


“ makan dulu” katanya sambil menyerahkan Sebuah mangkok besera sendok dan garpu.


“ ok.. thanks” akupun dengan semangat menuju dapur dan melihat apa yang ada di dalam panci itu. Dan boom!. Aku sedikit kecewa, karena Ternyata hanya Indomie kuah. Hancur sudah bayangan-bayangan yang tadi terbangun di dalam pikiranku.


“Sorry gue lagi males masak, makanya bikin mi instan doang hehehe” kata Jessie, Seperti dia bisa membaca pikiranku atau mungkin kekecewaanku memang terlihat jelas di wajahku. Aku mungkin kecewa dengan apa yang ada di dalam panci. Tetapi dalam hati aku senang, melihatnya tersenyum lagi di hadapanku.


“Gak papa kok, apa aja enak kalau udah laper” jawabku sambil tersenyum ke arahnya.


Kami pun mulai makan di meja makannya yang kecil. Walaupun kecewa, nyatanya aku makan cukup lahap. benar memang kalau sudah lapar, makanan apapun terasa enak. Terutama mi Instan asli Indonesia ini.


“ thanks .” Katanya lirih sambil tersenyum.


“ terimakasih buat apa? Harusnya gue yang terimakasih, udah dikasih makan heheheh” kataku sambil menghabiskan sisa makananku.


“ gue terimakasih, lo udah mau datang kesini..” katanya lagi. Aku Cuma mengangguk.


“ kan lo yang nyuruh gue kesini?” Tanyaku kemudian.


“ iya.. “ jawabnya sambil meletakkan sendoknya di dalam mangkuknya.


“ karena si Selena lagi pulang ke Manado, dan gue perlu temen aja hehehe” lanjutnya. Selena adalah teman sekontrakannya yang juga berasal dari Manado, adik kelas SMA Jessie yang bekerja di BUMN lain di Jakarta. Seingatku, Kalau tidak salah dia akan menikah di Manado bulan ini, itulah mungkin alasannya dia pulang ke Manado.


“ entah kenapa gue pengen ada yang nemenin malam ini..” lanjutnya.


“ iya, gue bisa kok temenin lo..” jawabku.


“ oiya.. ehm.. btw, lo sakit apa emang?” Tanyaku mencoba membuka percakapan lain.


“ gue gak enak badan aja.. tapi gausah kuatir, kayaknya gue udah mulai mendingan kok.” Jawabnya.


“ lo gak periksa ke dokter? Apa perlu gue telponin adik gue?” Tanyaku lagi.


“Udah gausah, emang gue masih agak demam, tapi udah mendingan kok..tinggal istirahat cukup, besok gue udah bisa masuk lagi” jawabnya.


Kuperhatikan lagi wajahnya. Kutatap matanya mencoba memastikan apakah dia mengatakan hal yang sebenarnya.


“ baguslah, gue kuatir lo ada apa-apa.. “ kataku padanya.


“ tadinya gue kuatir sama kondisi lo, gue pikir lo mau ngomong sesuatu itu, karena.. lo..” aku takut melanjutkan kalimatku. Setelah suasana canggung seminggu ini, rasanya aku jadi lebih berhati-hati bicara padanya.


“ karena gue kenapa?” Potongnya dengan raut wajah bingung.


“Hhmm.. itu.. gue pikir lo lagi…” aku masih belum berani mengatakannya. Sementara wajah Jessie seperti menebak-nebak apa yang akan aku katakan.


“ maksud lo?” Tanyanya lagi, tampaknya dia tak sabar menunggu perkataanku.


“ ituu.. gue pikir lo lagi ini…” jawabku sambil menunjuk perutku.


“ Hamil? Hahahah.. “ dia tertawa terbahak-bahak.


Memang benar, itulah pikiran-pikiran yang tadi terlintas di pikiranku,, Aku tahu beberapa kali aku menyemprotkan spermaku ke dalam rahimnya ketika awal aku bercinta dengannya dulu. Dan sekali lagi ketika di lombok dulu. Jadi ada kemungkinan dia hamil, dan Kalau dia hamil sekarang, bisa jadi itu adalah benih yang kutanam dulu.


“ nggak za, gue gak hamil…hahaha” katanya sambil terus tertawa. Sementara aku hanya menghembuskan nafas lega.


“ eh.. belum tentu juga deh, gue harus nunggu sekitar seminggu lagi.. kalau gue telat mens bisa jadi gue hamil” lanjutnya. Kembali aku panik, sejujurnya aku tidak banyak tau soal hal seperti itu.


“ hahaha.. kenapa muka lo jadi gitu? Lo takut gue hamil anak lo?” Tanyanya ketika melihat wajahku. Mungkin wajahku saat ini sedang kacau sekali. Aku pun mengangguk pelan menjawab pertanyaannya itu.


“ nggak, kemungkinan sih nggak, lo gak perlu kuatir..” lanjutnya.


“ dasar cowok.. mau enaknya, gak mau tanggung jawab” katanya sambil tersenyum.


“ hehehe.. “ aku hanya dapat membalasnya dengan tawa canggung.


Sudah lama obrolan seperti ini tidak terjadi. Rasanya kami jadi Kembali seperti dulu. Tidak ada beban, tak ada batasan. Sungguh intim.


“ oiya, gue mau nanya dulu..” katanya setelah tawanya mereda. Aku pun kembali memandangi wajahnya yang jadi lebih serius sekarang.!


“ lo tau kan gue denger lo, waktu lo lagi ngobrol sama Regina beberapa hari kemarin” katanya lagi.


“ lo gak lagi becanda kan saat itu?” Tanyanya. Aku cukup lama terdiam, antara mengingat-ngingat obrolanku dengan regina dan mempersiapkan jawabanku.


“Hm.. iya.. gue gak lagi becanda saat itu” Jawabku dengan jujur. Karena aku serius pada saat itu. Kalau ditanya apakah aku suka pada Jessie, tentu iya adalah jawabanku.


Jessie hanya tersenyum mendengar jawabanku, lalu menggeser kursinya dekat denganku.


“ sejujurnya gue seneng denger kata itu, denger lo juga merasakan hal yang sama dengan gue” katanya.


“ walaupun gue juga agak sakit hati dikit, karena kejadian semalam sebelumnya” tambahnya.


Aku jadi bingung, kejadian apa yang terjadi sebelumnya. Kucoba mengingat-ingat lagi, apa yang terjadi sekitar 5 hari yang lalu. Saat itu aku mengantar Jessie pulang, terus mengikuti bu Mia ke Hotel dan.. OMG. Itukah? Dia tahu aku tidur dengan bu Mia?


“Maksud lo?” Tanyaku padanya berpura-pura tidak tahu.


“Gausah pura-pura bego, lo tidur sama bu Mia kan semalam sebelumnya?” katanya sambil menunjuk mukaku dengan garpu.


“ uhuk.. uhukk...” aku tersedak makananku.


“ hahaha.. lo pikir gue gak tau?” Tanyanya sambil menyodorkan segelas air padaku.


“ emang kami ketemu disana, tapi kan bukan berarti kita tidur bareng” jawabku mencoba mengelak.


“ kan kemarin nyokap lo telpon gue kalau lo gak pulang, terus Bu Mia juga gak pulang ke apartemen” jawabnya. Aku lupa kalau dia ditelepon mamaku, dan lupa juga kalau saat itu Jessie tidur di apartemen bu Mia. Rasanya aku tak bisa mengelak.


“ setelah melihat yang kalian lakuin di Lombok, jadi gue pikir lo pasti tidurin bu Mia kalau ada kesempatan lagi” tambahnya lagi.


“ dan gausah ngeles lagi, orang bu Mia mengakui kalau dia tidur dengan Lo paginya hahaha” katanya ini memukul telak semua alasan yang akan kusampaikan.


“ oow.. dia bilang ke lo?” Tanyaku setelah tak ada lagi kesempatan membantahnya. Malu rasanya ketahuan sedang berbohong.


“ iya.. hahahah.. “ jawabnya. Melihat bagaimana di ketawa, rasanya dia tidak terlalu mempermasalahkan apa yang terjadi dulu.


“ dan lo ga masalah dengan itu?” Tanyaku kemudian memastikan.


“ maksud lo?” Dia balik bertanya.


“ lo gak merasakan hal yang aneh? Seperti waktu lo liat gue dan bu Mia di lombok dulu? “ tanyaku. Dan dia hanya tertawa kecil.


“ entahlah za, perasaan gue ini agak rumit” jawabnya santai


“ tapi emang gue sedikit cemburu sih, lo tidur sama orang lain hehehe” Tambahnya lagi.


“ sorry Jess, gue juga gak nyangka kejadiannya bakal seperti itu” kataku. Dan memang itulah yang sebenarnya terjadi, sejujurnya aku hanya mengkhawatirkan bu Mia saja saat itu, dan tak mengharapkan untuk dapat tidur dengan beliau. Toh pada akhirnya aku tak kuasa menahan nafsuku ketika beliau mengajak melakukannya.


“ iya, gue tau kok, bu Mia juga mengatakan hal yang sama” balas Jessie.


“ sejujurnya walaupun cemburu, gue gak bisa berbuat apa-apa juga sih, hahaha” tambahnya.


“ sorry about that too..” kataku.


“ sorry kalau apa yang kita lakuin selama ini malah bikin semuanya jadi rumit” tambahku lagi.


“ lo gak perlu merasa bersalah za, semua bukan salah lo za, ini keputusan gue juga.. Dan lo tahu kan kita lakuin itu pertama kali dulu karena keinginan gue” katanya.


“ gue yang memulainya za, jadi biarin gue yang nanggung rasa bersalah lo” lanjutnya.


“ gak semudah itu Jess!” Kataku.


“ iya gue tau kok, beri sedikit waktu ” jawabnya mencoba meyakinkanku.


“ lalu gimana lo memandang hubungan kita ini?”


“ gue tau hubungan ini salah za, tapi gue gak bisa berbuat apa-apa” jawabnya.


“ selama ini, semakin gue sangkal, perasaan gue malah semakin kuat, jadi daripada gitu mending gue berdamai dengan keadaan itu, gue jalanin aja, nikmati setiap prosesnya, toh perpisahan pasti terjadi, dan gue bakal lebih siap nanti” jawabnya.


“ gue tau gue gak bisa miliki lo nanti, jadi ijinkan gue nikmati momen-momen bersama lo saat ini.. “ lanjutnya sambil memegang tanganku.


“Paling nggak, Sampai nanti lo nikah, dan sampai nanti gue resign.. kira-kira masih ada banyak waktu hihihi” tambahnya lagi.


Sekarang gantian aku yang sedikit bimbang. Seperti aku yang aku katakan pada Nita dulu, aku sebenarnya telah mengambil keputusan. Keputusan yang berbeda dengan yang diambil Jessie. Kalau dia ingin perasaan itu tumbuh, Aku telah memilih untuk mengabaikan perasaan itu. Kalau bisa mengakhiri lebih cepat. Walaupun aku mencintainya juga, namun aku sadar itu salah. Dan rasa bersalah itulah yang paling menguatkan aku untuk mengambil keputusan itu.


Tapi aku belum berani mengungkapkan keputusanku pada Jessie. Aku takut membuatnya kecewa dan menambah buruk hubungan kami berdua. Dan di satu sisi, tentu aku juga ingin terus bersama Jessie.


“ gimana menurut lo?” Tanyanya, ada sedikit harap di matanya. Sementara tangannya menggenggam tanganku lebih erat lagi.


“ kalau itu memang keputusan lo, gue akan ikutin itu..” akhirnya aku menjawab hal itu.


“ thanks za, ” tambahnya sambil mendekatkan bibirnya ke bibirku. Dan mengecupnya pelan. Aku tak bereaksi. cukup kaget. Rasanya seperti ciuman kami yang pertama dulu, Diluar dugaanku. Dan memang rasanya sudah lama sekali kami tidak berciuman.


“ Jess..” bisikku pelan. Sebelum dihentikannya dengan ciuman lain. Hangat dan lembutnya bibirnya membuat Kepekaanku terhadap suasana sekeliling seketika menghilang, karena fokusku kina hanya pada pada bibirnya saja. Sementara tanganku kubiarkan bebas bergerak meraba rambut dan punggungnya. Dia pun melakukan hal yang sama. Kurasakan sungguh intens namun juga memberikan efek menenangkan bagiku.


“ Udah Jess, badan lo masih anger..” kataku padanya mengingatkan, sebelum kami melakukan hal-hal yang lebih panas lagi. Dia masih belum sembuh benar, kurasakan Saat kuraba tubuhnya tadi.


“ iya hehehe” Jawabnya.


“ lo mau tidur sini? Gue bisa telponin mama lo buat minta ijin?” Tanyanya sambil tersenyum.


“ iya deh, ..” jawabku mengiyakan. Aku sudah malas pulang ke rumah jam segini. Dan toh dirumahku juga lagi tidak ada orang. Dan dia pun mengangguk sambil tersenyum.


Segera kubantu dia membereskan sisa-sisa makan malam kami. Sementara Jessie menelpon mamaku. Mereka berdua memang sudah akrab, Jessie pernah datang ke rumahku ketika acara ulang tahunku tahun lalu. Dan Mamaku juga sempat berkunjung ke kontrakan ini bersamaku ketika mendengar ayahnya Jessie meninggal setahun lalu.


Selesai berberes, aku beranjak masuk ke kamarnya. Kamarnya masih seperti dulu ketika aku sering kesini. Rapi dan teratur. Tetapi di salah satu sudutnya, di sebuah meja kecil, tampak tumpukan kertas sedikit berserakan dan Laptop yang sedang terbuka. Akupun penasaran untuk melihatnya.


“ sudah gue ijinin tuh hehehe” katanya begitu menyusulku masuk ke kamarnya.


“ thanks “ aku hanya tersenyum. Setelah hampir seminggu kami saling canggung. Sekarang rasanya kami perlu membiasakan diri lagi.


“ jadi ini yang lo lakuin selama lo sakit?” tanyaku sambil menunjuk ke tumpukan kertas dan coretan tangannya di notesnya. Setelah kuperhatikan, Tumpukan kertas Itu adalah salinan laporan keuangan Perusahaan, salinan Invoice dan Faktur Pajak. Sepertinya dia melakukan tugasnya meneliti setiap transaksi perusahaan selama tahun lalu.


“ nggak juga, baru tadi pagi gue iseng-iseng membaca-baca lagi dan nyocokin setiap transaksi, pembelian maupun penjualan, sekalian gue coba cocokin juga dengan dokumen tax planning perusahaan” jawabnya sambil mendekat.


“ ya sambil berenang minum air sih hahaha, selain bisa bantu bu Mia, gue bisa sekalian selesain kerjaan gue buat Laporan” tambahnya.


“ hahaha, sempat-sempatnya lo mikirin itu?” Tanyaku.


“ ya gue kan gak enak, gak bisa bantuin di kantor, jadi minimal gue lakuin sesuatu disini kan..” jawabnya sambil duduk di kursi depan meja.


“ dan itu sebenarnya yang ingin gue kasih tahukan juga ke lo malam ini” tambahnya lagi.


“ soal apa? “ tanyaku penasaran sambil menyusulnya duduk di kursi sampingnya.


“ lo pernah kerja di Kantor Cabang di Surabaya kan?” Tanyanya


“ iya, gue hampir lima tahun disana.. kenapa emang disana?” Aku balik bertanya.


Memang aku cukup lama disana, begitu lulus kuliah aku mengikuti ujian masuk di perusahaan ini, dan setelah diterima, aku ditempatkan sebagai staff kantor cabang di Surabaya, yang wilayah kerjanya meliputi seluruh Jawa Timur. Cukup lama aku disana, bahkan disanalah aku bertemu dengan calon istriku.


“ tentu lo masih banyak kenal pegawai disana dan beberapa perusahaan rekanan disana” jawabnya.


“ mungkin lo tahu perusahaan ini?” Katanya sambil menunjukkan faktur pajak atas nama PT. YSY Jaya.. Aku menggeleng, seingatku kami tidak pernah bekerja sama dengan perusahaan ini. Namun nama perusahaan itu cukup familiar, entah aku melihatnya dimana.


“ kenapa emangnya dengan perusahaan itu?” Tanyaku penasaran.


“ perusahaan ini di kontrak untuk mengerjakan Sarana penunjang Jaringan irigasi di proyek bendungan kita di Jawa Timur bagian selatan dan pengadaan alat-alat pendukung lainnya. , dan menurut gue ini lah yang disebut bu Mia kemarin, kontrak, progress pekerjaan dan penyelesaiannya tidak jelas.. Tetapi mereka menerima penuh pembayaran dari kita” terangnya sambil menunjuk ke faktur Pajak dan Invoice yang dibuat oleh Perusahaan itu.


Setelah kulihat memang benar, Mereka telah menerima pembayaran secara penuh, dan dibuktikan oleh Invoice dan Faktur Pajak itu. Terima pembayaran penuh, harusnya Tak masalah kalau memang proyek itu dikerjakan dengan benar. Namun tentu akan jadi masalah kalau ternyata secara fisik, tidak ada pengerjaan atau dibangun dengan ala kadarnya.


Dan dari namanya, PT. YSY Jaya ini setahuku bukanlah mitra yang biasa bekerja dengan kami sebagai Subkontraktor. Jadi bisa jadi ini akal-akalan saja, menunjuk perusahaan abal-abal, untuk mengerjakan proyek abal-abal. Dengan demikian, perusahaan rekanan itu tentu untung besar. Dan keuntungan itu dibagi-bagi kepada pihak yang terlibat dalam kecurangan.


“ sudah kamu bandingin dengan, daftar aset perusahaan kita disana?” Tanyaku.


“ sudah, dan nggak ada.” Jawabnya singkat. Karena proyek ini melewati tahun, harusnya ketika proyek itu selesai, ada tambahan aset perusahaan pada tahun buku 2018. Walaupun pada akhirnya tahun 2019 nanti aset itu akan diserahkan kepada penyelenggara tender yaitu Pemerintah, saat proyek Bendungan disana selesai dikerjakan.


“ lagipula biasanya pemerintah akan melakukan tender sendiri untuk proyek-proyek seperti itu. , jadi buat apa perusahaan kita bikin proyek kayak gitu” tambahnya.


“ iya sih, biasanya kan ada Dana Alokasi sendiri dari pemerintah, dan gak mungkin perusahaan kita mau ambil proyek kecil seperti itu” Balasku.


“ itulah makanya, mungkin pas lo ke surabaya nanti, lo bisa cari informasi tentang itu” katanya lagi sambil memeberikan data-data itu padaku.


“ ok.. Gue juga bisa cari informasi dari temen-temen disana nanti” balasku sambil melihat-lihat lagi data yang diberikannya.


“ dan gue disini coba cek laporan keuangan lagi, kayaknya masih banyak yang perlu gue teliti” katanya sambil menunjukkan tumpukan kertas lain di samping meja yang sepertinya belum tersentuh.


“ bisa jadi itu indikasi awal, tapi belum tentu bisa menjerat pak Doni” katanya.


Aku hanya mengangguk, Benar kata Jessie, indikasi seperti itu akan memberatkan pihak Subkontraktor dan penandatangan kontrak saja, tetapi membuktikan keterlibatan pak Doni sungguhlah tidak mudah, kecuali ketika nanti sudah masuk di ranah hukum pidana korupsi.


Ingat soal pak Doni aku jadi ingat apa yang kulakukan tadi . Dan apa yang kutemukan di komputer pak Doni tadi.


“ Jess, gue pinjam laptop lo ya! Ada sesuatu yang gue mau tunjukin” kataku sambil mencoba menyalakan laptop. Dan kemudian lari ke sofa ruang tamu untuk mengambil tasku. Jessie hanya diam saja memandangiku, mungkin penasaran dengan apa yang aku lakukan.


Segera setelah laptop menyala, kuambil flahdisk di Tasku dan kupasang di laptop. Kucari file itu disana, sementara Jessie hanya duduk memperhatikanku.


“ ini gue temuin di komputer pak Doni tadi, kita liat aja dulu” ajakku.


Akupun cukup penasaran dengan video ini. Tadi aku hanya melihat Sekilas saja di bagian awal. Sekarang kesempatan yang paling tepat untuk melihat secara utuh. Setelah semua siap, lalu kuputar video itu.


Video dimulai dengan adegan tiga orang, dua Pria dan satu wanita. Masuk kedalam ruangan yang mirip seperti kamar hotel. berukuran cukup besar, dengan sofa dan meja besar berisi penuh minuman beralkohol. Entah dimana hotel itu, aku belum bisa memastikan.


“ itu kan..?” Jessie yang melihat video itu tampak kaget. Aku bisa memaklumi kekagetannya. Karena akupun juga terkejut saat melihatnya waktu itu.


Wanita di situ adalah Regina, dan dua orang pria disitu adalah Pak Doni dan salah satu tokoh penting di perusahaan ini, Direktur Utama Perusahaan ini, Pak Ardian Prawiro. Pak Ardian ini baru awal tahun ini merayakan ulang tahun ke 63. Walaupun cukup berumur, beliau masih Berpostur tubuh cukup bagus dan proporsional.


“ iya.. lo gak salah liat kok, gue juga gak nyangka inilah yang terjadi di belakang selama ini” jawabku


“ kita liat aja dulu sampai selesai” tambahku.


Para pria di Video itu tampak masih memakai Setelan Jas yang biasa dipakai di kantor, sedangkan Regina masih memakai dress kuning yang biasa dipakai di kantor, dan kalau diperhatikan disitu masih terlihat lebih kurus dari sekarang. Di awal mereka bertiga tampak duduk-duduk menikmati wine dan beberapa minuman beralkohol yang tersedia di meja. berbincang santai entah apa yang dibicarakan, karena suaranya hanya samar-samar terdengar. Hanya suara tawa yang terdengar cukup jelas di telinga kami.


kalau diperhatikan dari sudut pandangnya, video ini tampaknya diambil dari kamera tersembunyi. Karena kalau kuperhatikan, tidak ada orang yang menyadari adanya alat yang merekam mereka, mungkin kecuali pak Doni yang memang duduknya agak jauh dari jangkauan kamera. Dan sesekali hanya tampak tangan dan bahunya saja. Sementara Regina duduk di samping pak Ardian tampak ikut menikmati pembicaraan itu.


Tak lama. Pak Ardian kelihatan sudah mulai terpengaruh oleh alkohol di minumannya tadi. Dia mulai mendekati Regina dan meraba-raba punggung Regina. Menerima perlakuan itu, Regina nampak santai saja, bahkan juga kadang tertawa ketika diraba pak Ardian, mungkin dia juga merasakan pengaruh alkohol. Sementara Pak Doni hanya duduk di kejauhan sambil menikmati minumannya, dan hanya sesekali terdengar suara tawanya.


Dan suasana disitu nampak semaik panas, pak Ardian menarik tubuh Regina dan memangkunya. Sementara Regina tak menolak, dan meranglulkan lengannya di bahu pak Ardian. Mereka berdua saling tertawa saja ketika melakukannya. Dan kemudian tak lama mereka berudua beradu bibir dengan panas. Pak Ardian juga tak ragu meremas-remas payudara Regina yang besar itu.


Tak ada penolakan dari Regina, yang ada hanya desahan-desahan manja yang kami dengar di video ini. Membuat pak Ardian semakin bernafsu menarik lepas baju dress terusan yang dipakai Regina. Hingga tanggallah baju yang dikenakannya, tinggal menyisakan pakaian dalam saja. Regina pun tak mau ketinggalan, turut membantu pak Ardian melepas Jas dan kemejanya. Hingga pak Ardian jadi bertelanjang dada.


Setelah itu dilepaskanlah pengait bra Regina, ditarik bra itu hingga menyembulkan sepasang buah dada nan ranum dan menjadi bulan-bulanan permainan tangan Pak Ardian. Dengan gemas diremas dan dipilin-pilinnya buah dada dan putting Regina yang terlihat indah itu, sementara tangan satunya mencoba menarik celana dalam regina. Sedangkan Regina tak banyak bereaksi , dia sepertinya mencoba menikmati, tubuhnya hanya menggeliat pelan dengan mata terpejam kala mendapat perlakuan tersebut.


Setelahnya Regina telah telanjang bulat, dia berdiri dan gantian membantu Pak Ardian membuka celananya. Setelah keduanya telanjang bulat. Mereka berjalan menuju ranjang king size yang ada di situ, dan Regina direbahkan di Ranjang itu sementara pak Ardian menindih tubuhnya. Dia hanya pasrah ketika Buah dadanya diremas, dijilati dan dihisap oleh mulut Pak Ardian.


“ ahhh.. ahh” hanya suara itu yang terdengar dari video ini.


Setelah puas dengan payudara Regina. Dia melakukan hal yang sama juga dengan vaginanya,pak Ardian dengan rakusnya menguak, menjilati serta menghisap liang surgawi wanita Bali itu.. Tak ada bagian tubuh Regina yang lolos dari jamahan tangan dan mulut sang pimpinan tertinggi perusahaan ini.


Cukup lama dirangsang, tubuh Regina mengejang, tampak dia meremasi payudaranya sendiri dan menggelinjang, dan sedikit berteriak.


“Ahhhhh.. ahhah haah..”


Tampak pak Ardian hanya tertawa puas dan sedikit berbincang pada Pak Doni, tidak jelas pembicaraannya. Dan setelahnya hanya terdengar suara tawa pak Doni. Kemudian pak Ardian bangkit, dan menyorongkan Penisnya yang telah menegak ke depan muka Regina. Sementara Regina yang tampak masih lemas setelah orgasme, menyambut Penis itu dengan antusias, mengocok pelan, menjilati dan mulai memasukkan ke dalam mulutnya.


Namun tak lama Regina mengoral Penis Pak Ardian. Tampak pak Ardian sudah tidak sabar untuk segera menikmati jepitan Vagina Regina. Dia mulai mengosok gosokan penisnya tepat diujung bibir vagina Regina seraya menikmati ekspresi Regina yang sepertinya juga tidak sabar ingin segera disetubuhi.


Sesaat kemudian Regina hanya bisa menggerak-gerakkan kepalanya dengan lemah saat penis itu bergerak maju mundur di vaginanya. Sambil menyodok-nyodok kemaluan Regina , pak Ardian menciumi semua yang ada di depan mukanya. Dada Regina yang besar itu jadi favoritnya, kemudian, leher dan Bibir regina juga tak lupa dijamahi setelahnya.










“Oohh...ahh..oohh....” begitulah lenguhan Regina yang kami dengar kala menahan gempuran dan genjotan Pak Ardian terhadap vaginanya.


Hampir sepuluh menit lamanya Regina digenjot dengan posisi terlentang. Tiba-tiba pria tua itu menghentikan genjotannya. Lalu tubuh Regina yang lemah itupun dibalik olehnya hingga tengkurap. Diangkat bokong bulat dan padat itu hingga menungging keatas. Dengan gemas diusap-usap dan diremasnya bongkahan pantat itu,. Lalu seraya mencengkeram pantat itu, dia menggesek-geseklan penisnya hingga masuk kedalam. Kemudian mulai menyodok-nyodok liang vagina Regina dari belakang.


“Oouhh.. aaakkhh” teriak Regina terdengar jelas di rekaman ini, tatkala hentakan keras penis pria itu menghujam keras dari belakang. Berulang-ulang penis pak Dirut keluar dan masuk dengan cepat kedalam vaginanya.


Hampir 10 menit berlalu, tampak Regina sudah mulai kepayahan. Dan tak lama kemudian tampaknya pak Ardian sudah mencapai orgasmenya. Tampak dia menancapkan penisnya dalam-dalam dan terlihat tubuhnya menegang. Kemudian ambruk menindih punggung Regina. Tampak Pak Doni yang sedari tadi duduk menonton, datang menghampiri keduanya dan membawakan segelas minuman pada pak Ardian. Pak Ardian pun bangkit lalu sedikit berbincang-bincang dengan pak Doni,. Sementara Regina masih tengkurap, tampaknya masih sangat lemah setelah disetubuhi pak Ardian.


Dan tak lama pun Video telah selesai diputar. Aku dan Jessie hanya saling memandang. Tampak Jessie masih belum bisa menyembunyikan keterkejutannya, melihat Pimpinan tertinggi perusahaan ini berhubungan badan dengan rekan seruangan kami.


Menurut keterangan, Video ini dibuat pada awal tahun lalu. Pasa bulan Januari 2018. Jadi saat itu Regina masih menjadi staff accounting.


“ gue gak nyangka Regina seperti itu” Kata Jessie.


“ itulah kenapa gue merasa aneh di dekat dia, gue kuatir dia masih loyal ke pak Doni, dan menjadi mata-mata selama ini” jawabku.


“ bagaimanapun kita harus lebih berhati-hati” tambahku.


“ dan, pak Ardian juga, apakah dia jadi bagian dari ini semua? Apa itu yang terjadi selama ini?” Tanya Jessie padaku. Aku hanya menggeleng pelan saja.


“ untuk itu gue belum berani menyimpulkan Jess” jawabku.


“ trus Video-video lain juga seperti ini? Lo nemuin video bu Mia gak?” Tanya Jessie lagi.


“ Video bu Mia gue gak temuin, sementara yang lain belum sempat gue liat semua” jawabku sambil membuka salah satu video lain yang aku salin ke flashdiskku.


Setelahnya kami melihat satu persatu video itu. Beberapa gaya perekaman video itu sama, menggunakan kamera yang sepertinya disembunyikan. Hanya saja pemerannya berbeda-beda, baik pria maupun wanitanya. Aku tidak banyak mengenal siapa saja tokoh di video-video ini, namun Jessie sepertinya mengenal beberapa wanita yang berperan sebagai pemuas nafsu di video itu.


Dan hal yang cukup aneh adalah, di setiap video yang kami buka, tak tampak keberadaan pak Doni di video-video itu. Tak seperti video pertama yang kami buka tadi.


“ gue pikir ini menjelaskan alasan kenapa pak Doni begitu kuat perusahaan ini” kataku pada Jessie setelah salah satu video selesai kuputar.


“ iya gue berpikir hal yang sama, itu juga jawaban kenapa dia bisa begitu dipercaya oleh Direktur Utama, dan bahkan sering mengambil keputusan penting” balas Jessie.


“pertama, mungkin dia berperan menyediakan wanita untuk memuaskan nafsu para pimpinan perusahaan, maupun mitra perusahaan ini. Kedua dia menggunakan Video ini sebagai senjatanya ketika dia terdesak, begitu sih cara kerjanya menurut pikiran gue” tambah Jessie.


“ iya, gue mikirnya juga gitu” jawabku sambil memutar kembali video terakhir.


“ dan sayangnya hanya di satu video kita menemukan keberadaan pak Doni” kata Jessie sambil menonton video terakhir itu.


“ iya itu memang sayang, tapi minimal kita jadi tahu semua senjata rahasianya tersimpan di komputer itu hehehe” jawabku santai.


“ maksud lo?” Tanyanya dengan heran


“ video-video itu dapat kita manfaatkan untuk kepentingan kita, sementara gue masih mikirin caranya biar dapat keseluruhan video seperti ini” jawabku.


“ dan tentunya pak Doni gak ingin kehilangan senjata rahasianya kan hehehe”


Jessie hanya tersenyum, nampaknya dia memahami apa yang aku pikirkan. Ya memang apa yang kutemukan ini tidak bisa menjerat pak Doni, tapi mungkin dapat memojokkannya dalam pilihan sulit. Tentu kita harus melihatnya nanti setelah rencanaku berjalan.


“ ahh.. ahhh.. ahh” Suara Wanita di video yang diputar ini tiba-tiba menganggu percakapan kami.


Aku hanya saling pandang dengan Jessie, jujur saja tubuhku sudah merasa panas dingin melihat adegan-adegan itu tadi. Melihat tubuh telanjang Regina untuk pertama kali, dan disetubuhi pria lain itu membuatku sedikit terangsang. Apalagi melihat video-video setelahnya yang menampilakan wanita-wanita cantik nan seksi tanpa busana sedang digagahi pria-pria yang tak kukenal ini.


“ lo horny ya za?” Tanya Jessie sambil memandangiku.


“ Iya Jess, hehehe” jawabku.


“ gue juga za” tambahnya lagi dengan muka malu-malu.


sungguh canggung rasanya, kami sudah hampir seminggu lebih saling menjauh, jarang ngobrol dan tentu sudah lama tidak berhubungan intim, dan kini hanya ada aku dan dia disini, sama-sama sangat terangsang setelah melihat itu tadi.


“ yaa.. whatever lah” kataku sambil mendekati Jessie dan memagut bibirnya yang tengah terbuka. Aku tak pedulikan lagi tubuh Jessie yang sedang demam. Aku sudah tak sanggup menahan lagi nafsu yang menggelora di dadaku.


“Ahhh.. Za” desahnya lirih saat menerima ciumanku. Kurasakan Tak ada penolakan darinya. Maka sudah kuputuskan.


“ I Want you Jess..” bisikku sambil menarik tubuhnya ke ranjangnya. Dan selanjutnya apa yang terjadi terjadilah.

——————————————————-

[POV orang ketiga]


Apartemen L, Jakarta Timur, pukul 21.05 WIB. Seorang Pria dan seorang Wanita yang sudah sama-sama berumur sedang memacu birahi, melampiaskan nafsu diatas ranjang, di sebuah kamar apartemen yang cukup mewah ini.


Sang wanita tengkurap dengan pasrah di bawah dengan hanya memakai Bra berwarna hitam. Dia hanya pasrah saja memandangi bayangannya di cermin di depannya, karena tubuhnya telah lemah setelah dia baru saja mengalami orgasme ketiganya . Sedangkan sang Pria, masih dengan penuh semangat mengejar puncak kenikmatannya dengan cara memacu batang penisnya keluar masuk vagina sang wanita itu dengan kecepatan tinggi.




“ ahhh.. ahh.. mass..” suara desahan lemah sang wanita ketika merasakan hentakan penis masuk ke liang kewanitaannya terdengar menggema ke seluruh ruangan kamar itu, berpadu dengan suara hentakan selangkangan sang pria dengan pantat sang wanita yang bulat dan kencang.


“ ooh..” Suara sang pria yang hampir mencapai puncak kenikmatan pun tak mau ketinggalan.


“ ahhhh.. aku mau keluar Sayang..!” Teriak sang pria sambil menarik penisnya keluar dari liang vagina sang wanita, dan terus mengocoknya dengan cepat.


Sang wanita pun sepertinya memahami apa yang harus dilakukannya. Dia segera bangkit dan memposisikan wajahnya di depan batang kejantanan sang pria. Kemudian meraih batang itu untuk di kocoknya. Dengan kocokan yang kuat, tak lama kemudian si batang kejantanan sang pria mulai meledakkan isinya. Memuntahkan sperma ke wajah sang wanita. Dan sebagian kecilnya ke dada dan bra sang wanita.


“Oohh.. “ sang wanita nampaknya kaget dengan banyaknya cairan yang menyemprot di hidung dan bagian atas mulutnya. Tapi dia tak protes, sang wanita itu hanya dapat tersenyum lemah sambil mengelap lelehan sperma yang berlebihan di mukanya yang sebenarnya justru membuat wajahnya terlihat seksi.




Sementara Sang pria tersenyum puas, dia merasa ada kepuasan dan kenikmatan tersendiri ketika menyetubuhi wanita yang memang telah lama menjadi wanita pujaan hatinya itu.Dan Mungkin juga dirinya merasa puas, masih bisa membuat sang wanita itu bertekuk lutut di ranjang.


“ thanks.. “ kata sang pria sambil menyerahkan tissue basah ke sang wanita. Kemudian membelai rambut sang wanita. Sang wanita hanya tersenyum saja membalasnya sambil membersihkan sperma yang menempel di wajah, leher dan sebagian dadanya.


“ kamu bisa tidur disini kalau emang capek, besok aku antar ke kantor” kata sang Pria dengan lembut pada sang wanita.


“ ndak usah mas, , aku istirahat sebentar saja.. nanti aku bisa naik taksi online ke apartemenku” jawab sang wanita sambil berbaring di ranjang, lalu memejamkan matanya.


“ ok.. “ jawab sang Pria sambil beranjak mengambil pakaian di dalam lemari pakaiannya.


Kring.. kring.. kringg.. suara handphone Sang Pria tampak berbunyi saat sang pria memakai pakaiannya. Sang Pria segera melihat Handphonenya, dan ternyata ada telepon dari salah satu anak buahnya. Diapun membawa Handphonenya keluar dari kamar lalu, mengangkat telepon itu.


“ halo.. ada apa menelpon aku malam-malam” tanya sang pria pada anak buahnya di seberang telepon. Kemudian si penelepon berkata dengan panjang lebar, menceritakan sesuatu pada sang Pria.


“ kamu yakin itu? Kenapa nggak kamu kabari aku dari tadi?” Suara sang Pria dengan nada meninggi. Sepertinya dia kaget dengan apa yang disampaikan si penelepon. Tampak kemudian sang Pria sedang berpikir keras, Sementara si penelepon lalu menjelaskan lagi alasannya.


“ baiklah, kamu pikirkan jalan keluarnya.. dan aku perlu ketemu kamu besok sore, seperti biasa!” Kata sang Pria dengan tegas.


“ okee.. leave it to me!” Jawab si penelepon.


Sang Pria pun menutup teleponnya, dan berjalan mengambil sekaleng Bir di dalam kulkasnya. Lalu berjalan masuk ke kamar lagi. Dan memperhatikan sang Wanita cantik yang telah tertidur dengan tenang di ranjangnya.


“ gak pernah kusangka akan ada orang yang berani mencoba melawanku” kata sang Pria itu lirih, sambil menyeringai memainkan kaleng Bir di tangannya.


“ baiklah, kita lihat saja nanti hahaha”


[POV Orang ketiga end]
Bersambung.
 
Terakhir diubah:
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd