Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
Status
Please reply by conversation.

AdrianErcia

Semprot Baru
Daftar
8 Jul 2017
Post
40
Like diterima
2.032
Bimabet
Terima kasih sudah berkunjung ke cerita ini
Berhubung cerita "Kisah kasih para pengajar" terhapus.
Maka Cerita ini adalah penggantinya.
Alur, tokoh, dan ceritanya berbeda namun punya tema yang sama
Selamat membaca dan jangan lupa comment dan likenya bila berkenan



 
-Papan pengumuman-
1. Jangan lupa meninggalkan komentar setelah membaca cerita ini, komentar dan like dari pembaca adalah semangat untuk menulis.

2. Penulis berharap pembaca berperan aktif, silahkan mengirimkan mulustrasi sesuai dengan khayalan pembaca karena penulis tak akan memberikan mulustrasi sendiri.

Terima kasih sudah berkunjung
 
Pelajaran 1. Buka dulu topengmu.

"Pemenangnya adalah... Pak Adimas Pratama" Seru pembawa acara sekaligus ketua OSIS SMAN Sukamulyo. Vina menatap Adimas dengan penuh kebanggaan dan rasa hormat. Sebagai ketua Osis dia sangat mengidolakan guru matematikanya itu. Ia bahkan sering meminta saran karena gurunya itu selalu memberikan solusi yang out of the box tapi tetap masuk akal.

“Hadiah akan langsung diberikan oleh Pak Sugeng, selaku kepala sekolah,”

Adimas berjalan menuju panggung lalu diikuti oleh pPak Sugeng sambil membawa pelakat sebagai bentuk penghargaan sebagai guru teladan tahun ini.

“Selamat ya, nak. Terus jadi contoh buat anak-anak,” kata pak Sugeng Pelan. Ada kebanggaan tersendiri bagi kepala sekolah karena dulu Adimas adalah murid yang pernah dia ajar saat masih menjadi guru matematika.

"Makasih Pak,"

Adimas menerima hadiah itu dengan senyum indah walau sebenarnya penghargaan itu tak terlalu spesial baginya. Ia tak pernah tertarik dengan penghargaan macam itu. Ia jauh lebih tertarik menjalani hidupnya dengan santai, menikmati detik demi detik tanpa ada tekanan untuk selalu terlihat baik di mata orang lain.

"Hanya sekedar informasi saja, bahwa 80% siswa memilih Pak Adimas sebagai guru teladan dan 3 dari 5 juri memberikan nilai hampir sempurna untuk guru kesayangan kita ini,” lanjut Vina untuk menambah gairah acara hari guru itu.

Sorakan selamat datang dari siswi-siswi yang mengidolakan Adimas bahkan anak-anak yang selalu menjadi biang kerok disekolah ikut berteriak menyemangati Adimas. Murid yang cenderung bandel menjadi jinak saat tahu nilai matematika naik setelah di ajar Adimas. Guru ini memang memiliki metode mengajar yang gampang dipahami.

“Selamat ya pak,” Bisik Vina saat Adimas menuju belakang panggung. Jalannya acara sudah diserahkan ke seksi acara sehingga Vina bisa mengobrol dengan Adimas.

“Ya makasih Vina,” jawab Adimas ramah.

“Aku seneng banget bapak yang menang,” senyum Vina tak pernah lepas dari wajah cantiknya.

“Siapa saja yang menang sama saja, satu orang guru gak akan bisa membuat murid jadi lebih pintar,” jawab Adimas bijak.

“Ini yang menyebabkan Vina seneng kalau bapak menang, bapak selalu mengucapkan kata-kata yang membuat Vina kagum,” Puji Vina.

“Pantes saja ya kamu jadi ketua osis, keahlian memujimu tak perlu diragukan lagi. Koalisimu pasti banyak ya,” sindir Adimas.

“Pak, anak-anak osis mau ngadain camping minggu depan tapi Pak Slamet gak bisa ikut karena ada acara keluarga. Bapak mau jadi guru pengawas kami?” tanya Vina. Vina sangat berharap pak Adimas bisa ikut dalam acara itu.

“Kamu bicarakan saja sama Pak Slamet dan pak Kepala sekolah, kalau ada perintah dari Pak Kepsek bapak akan bantu tapi kalau gak ada, bapak bisa apa,” jawab Adimas.

“Tenang pak, pasti Pak Kepsek dengan senang hati memberikan kami izin kalau bapak yang jadi pengawasnya.” Jawab Vina yakin.

“Eh jangan salah, bisa aja loh acara kalian ditolak gara-gara gak ada pak slamet,”

“Lihat aja nanti pak, mau taruhan?” goda Vina.

“Hmmm... sejak kapan nih murid ngajak gurunya taruhan,”

“hehehe mungkin aja bapak mau,”

“Peluang bapak menang kecil, karena bapak percaya kamu bisa membujuk kepala sekolah. Bapak tunggu kabar baiknya ya.” Kata Adimas. Guru itu lalu izin untuk kembali ke ruang guru. Sepanjang jalan para siswa banyak memberi selamat kepada Adimas. Adimas tak terlalu suka menjadi pusat perhatian tapi apa boleh buat, pekerjaannya emang menuntutnya untuk menjadi pengajar yang baik.

***

Sebuah mobil jazz biru terparkir di halaman rumah minimalis milik Adimas. Wajah Adimas yang tadinya cemberut langsung berubah cerah. Rasa capeknya seakan terbayar saat tahu pemilik mobil itu datang menemuinya hari ini.

Adimas bergegas masuk ke dalam rumah. Akhirnya oia menemukan orang yang ia cari di ruang tangah. Ruangan TV sekaligus menempel dengan meja makan dan dapur.

“Kangen,” ucap Adimas manja seraya memeluk Monika dari belakang . Monika sedang sibuk memasak nasi goreng kesukaan Adimas.

“Aku juga kangen,” jawab Monika. “Maaf ya berapa minggu ini tante gak bisa berkunjung,” lanjut Monika.

“Tante, bulan ini hubungan kita sudah hampir setahun” Adimas masih mendekap tubuh monika yang terbilang sangat berisi. Walau kini usianya memasuki 40 tahun namun sebagai istri pejabat daerah ia selalu menjaga penampilannya. Ia juga selalu berpakain ala-ala anak muda kalau sedang tidak dalam urusan kantor. Seperti sekarang ia menggunakan kemeja putih berlengan panjang yang cukup besar sampai menutup seperempat pahanya. Hotpants yang dia gunakan saja tak terlihat oleh kemeja putih yang ia pakai.

“Tante sibuk apa sih?” tanya Adimas. “Kok hilang , chat aku gak terkirim. Aku hampir mencari tante ke rumah,” tanya Adimas penasaran.

“Tante harus nemenin suami tante ke jakarta, ada acara seminggu buat para kepala dinas. Tante gak berani mengaktifkan nomor rahasia kita,” jawab Monika. “Maaf ya sayang,” Monika berbalik lalu memberikan kecupan di kedua pipi Adimas lalu beralih mengecup bibir pemuda itu.

“Kamu mandi dulu gih habis itu ganti baju, tante mau masak dulu,”

Adimas mengangguk, ia lalu beranjak pergi menuju kamarnya untuk mandi dan berganti pakaian.

Tak lama kemudian Adimas kembali ke ruang tengah dengan kaos putih dan celana pendek. Dua piring nasi goreng lengkap dengan telur dan sosis sudah tersaji di depan TV. Monika lalu datang membawa satu toples kerupuk sebagai pelengkap nasi goreng spesial buatannya.

“Ayo segera makan, kamu pasti udah laper kan,” kata Monika. “Oh ya pelakat di ruang tamu itu punya siapa?” tanya monika.

“Hadiah dari sekolah,” jawab Adimas sambil duduk di depan ruang TV dan bersandar di sofa panjang. Ia senang dengan pengaturan ruang TV, baginya ruangan ini tempat ternyaman di rumah itu. Terdapat TV besar dan sebuah meja berkaki pendek di depannya. Ia melapisi lantainya dengan karpet tebal agar nyaman untuk duduk lesahan atau tidur. Lalu ia taruh bantal-bantal lucu dan juga beanbag agar lebih nyaman untuk duduk berlama-lama. Ia menaruh satu sofa bila ia bosen lesehan di lantai walau sebenarnya sofa ini lebih banyak ia gunakan untuk menyandarkan punggungnya saat duduk lesehan di lantai. Namun yang paling spesial dari ruangan itu adalah ruangan itu dia gunakan untuk menghabiskan waktu dengan orang yang paling ia sayang.

“Hadiah? Hadiah apa? Disekolah ada lomba apa?” Monika duduk di samping Adimas.

“Bukan lomba sih, Cuma pemilihan guru teladan,” jawab Adimas.

“Guru teladan? Lalu kamu yang memang,”

Adimas mengangguk, ia tak terlalu peduli dengan plakat itu.

“Tapi kok kamu gak bahagia?”

“Hmm... Ya karena menang gak menang sama aja, gak ada yang spesial,” jawab Adimas.

“Biar spesial tante kasih hadiah ya, mmmuuacccch” Ia mencium pipi kiri Adimas. Adimas langsung menatap ke arah Monika. Ia lalu menyodorkan pipi kanannya.

“Ini juga,” kata Adimas.

“Mmuaach,”

“Ini juga.” Adimas mamjukan bibirnya.

“mmmuauaaccch,”

“Sekarang udah spesial?”

Dimas mengangguk, pipinya memerah seperti anak remaja yang baru diberikan ciuman oleh pacarnya. Ia menyantap nasi gorengnya dengan perasaan senang. Mereka menghabiskan nasi goreng sambil mengobrol santai, persis seperti sepasang muda mudi yang sedang di mabuk asmara. Obrolan sederhana bisa menjadi keseruan sendiri bagi mereka, bahkan mereka membuat lelucon yang hanya dimenegerti oleh mereka berdua. Umur mereka yang terpaut belasan tahu seolah hanya sekadar angka belaka.

“Malam ini tante nginep kan?” tanya Adimas. Mereka sudah selesai makan, piring kotor juga sudah ditaruh di tempat cucian. Kini Mereka duduk berdua sambil bersandar di kaki sofa sambil memeluk bantal lucu mereka masing masing.

“Vina belum tahu aku pulang jadi tante mungkin nginep malam ini. Tante juga kangen sama kamu,” kata Monika.

“Suami tante?”

“Dia pulang dua hari lagi, katanya ada urusan lain. Paling mau main perempuan lagi,” Monika menjawab dengan santai, seolah hal itu sudah biasa terjadi.

“Tante gak marah?”

“Buat apa? Tante sudah lewati masa-masa cemburu seperti itu. Tak ada gunanya, marahpun hanya akan menyiksa tante saja. Untuk urusan cinta tante punya kamu, sekarang kami hanya partner rumah tangga saja. Kami Hidup bersama hanya untuk membesarkan Vina.”

Adimas lalu merebahkan badannya dan tidur dipangkuan Monika. Monika lalu mengelus-elus rambut Adimas. Mungkin Adimas adalah segalanya bagi Monika. Ia bisa menjadi Anak yang manja pada ibunya, Adek yang selalu memuji muji kakaknya, kakak yang melindungi adiknya dan kekasih yang memberikan semua perhatian untuk menunjukan cintanya.

“Tante gak pernah sesayang ini kepada pria, seperti tante sayang kepada kamu,” kata Monika. Posisi Adimas sedang tidur menatap ke atas, kearah wajah Monika. Yang sejak tadi menatapnya penuh kasih sayang.

“Tante beruntung karena Adimas akan 10 kali sayang dari rasa yang tante punya ke Adimas,” Adimas meraih tangan Monika lalu menciumnya.

“Tante gak tahu sejak kapan hubungan kita jadi seserius ini, padahal dulu aku bertemu denganmu hanya untuk urusan seks tapi kini kita lebih banyak menghabiskan waktu mengobrol berdua seperti ini. Mungkin harusnya cinta seperti ini,” Monika menyusap-usap wajah tampan Adimas. Adimas adalah Pemuda yang masih Fresh, pintar, guru yang baik, anak yang berbakti dan punya masa depan yang bagus. Haruskah ia menjalani hidup seperti ini. Monika khawatir dirinya malah akan merusak masa depan Adimas. “Namun pada saatnya nanti kamu harus menikah dengan orang lain sayang, dengan wanita yang baik, dengan wanita yang mencintaimu. Kamu gak akan bahagia bila harus tetap begini,” lanjut Monika.

“Hidup seperti inipun gak masalah buat aku, aku bahagia walau tante gak selamanya bisa bersama aku. Bertemu seperti ini saja sudah membuat aku bahagia,” kata Adimas.

“Kamu terlalu baik sayang, sebentar lagi tante udah menua. 10 tahun lagi umur tante setengah abad sedangkan kamu masih muda. Tante bukan ingin mengakhiri hubungan ini tapi sebaiknya kamu bisa menikah seperti orang pada umumnya. Tapi kita mungkin tetap bisa bersama”

Adimas terdiam. Ia berfikir mungkin tante monika benar, menikah akan mengurangi kecurigaan orang lain. Ia juga masih bisa tetap bertemu dengan tante Monika. Selama ini yang membuat dirinya terlihat normal karena Adimas melakukan seperti apa yang dilakukan orang lain. Hidup menjadi orang baik.

“Kamu mengerti kan maksud tante,”

“Tapi tidak dalam waktu dekat ini kan tante, aku masih ingin mencintai tante seutuhnya dulu,” jawab Adimas.

“baiklah tapi ingat kamu juga harus menjalani hidupmu denga normal,” nasihat Monika. “Bagaimana Vina disekolah?” tanya Monika.

“Persis sepert ibunya, dia aktif, pintar, ketua osis ideal.” Jawab Adimas.

“Untunglah, walau aku dan suamiku sibuk dia tetap tumbuh jadi pribadi yang baik,”

***​
 
Terakhir diubah:
“Pantes saja ya kamu jadi ketua osis, keahlian memujimu tak perlu diragukan lagi. Koalisimu pasti banyak ya,” sindir Adrian.

“Pak, anak-anak osis mau ngadain camping minggu depan tapi Pak Slamet gak bisa ikut karena ada acara keluarga. Bapak mau jadi guru pengawas kami?” tanya Vina. Vina sangat berharap pak Adimas bisa ikut dalam acara itu.


Maaf nih gurunya Adrian atau Adimas
rada bingung saya.
 
“Pantes saja ya kamu jadi ketua osis, keahlian memujimu tak perlu diragukan lagi. Koalisimu pasti banyak ya,” sindir Adrian.

“Pak, anak-anak osis mau ngadain camping minggu depan tapi Pak Slamet gak bisa ikut karena ada acara keluarga. Bapak mau jadi guru pengawas kami?” tanya Vina. Vina sangat berharap pak Adimas bisa ikut dalam acara itu.


Maaf nih gurunya Adrian atau Adimas
rada bingung saya.

Maaf gan, masih kebawa cerita sebelumnya
 
Bimabet
Kebeneran terus yg sebelumnya udah update belon
Kisah kasih para pengajar diganti sama ini gan...
Dulu dihapus karena kesel hehehehe ... udah nulis 5 episode biar tiap 2 kali seminggu update eh ilang kehapus temen..... Mau ditulis lagi rasanya "PEDIH"...... Jadi hapus aja daripada kebawa kesel terus,,,#pendedam hehe... #curhat
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd